Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. h. 103-110.
Moenadjat Y. Luka Bakar. Edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2003.
Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tanggerang : Binarupa Aksara; 2009
1% dari keseluruhan penyakit di dunia adalah luka bakar
Bisono, David S. Kulit. Dalam : Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h. 395-396.
INDONESIA
Studi cross sectional yang dilakukan di RSCM dari tahun 2013-2015
Jumlah 284 Kasus 66 Kasus 201 Kasus
Wardhana A, Basuki A, Prameswara A D H, Rizkita D N, Andarie A, Canintika A F. The epidemiology of burns in Indonesia’s national referral burn center from 2013 to 2015. 2017
PENDAHULUAN
Luka bakar memiliki Luka bakar dapat
karakteristik yang berbeda- menyebabkan berbagai
beda komplikasi
Add Text
Simple PowerPoint
Presentation
Bisono, David S. Kulit. Dalam : Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h. 395-396.
ETIOLOGI
1.THERMAL
PANAS ( API, UAP, AIR PANAS)
DINGIN ( FROST BITE )
2.LISTRIK
3.RADIASI
4.KIMIA ASAM – BASA
Bisono, David S. Kulit. Dalam : Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h. 395-396.
KEDALAMAN LUKA BAKAR
LUKA BAKAR DERAJAT II
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns. Published by: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.2013
TINGKAT KEPARAHAN
• Derajat II > 25%
• Derajat III > 10%
• Derajat III di daerah muka, kaki & tangan
Berat
• Disertai trauma jalan nafas, jaringan lunak luas atau
fraktura
• Luka bakar listrik
• Derajat II 15-25%
Sedang • Derajat III < 10%, kecuali muka, kaki & tangan.
Ringan • Derajat II < 15% pada dewasa dan <10% pada anak.
Ahmadsyah I, Prasetyono TOH. Luka. Dalam: Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2012. h. 103-110.
Reksoprodjo, S. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Tanggerang : Binarupa Aksara; 2009
PATOFISIOLOGI
Respon Lokal Luka Bakar Respon Sistemik
Denaturasi
Protein kulit
Tekanan osmotik
tingkat seluler
Pengeluaran zat
histamin, kinin,
prostaglandin
Jeschke M G. Kamolz L P, Shahrokhi S. Burn Care and Treatment: A Practical Guide. 2013.
Cowin, Strudwick X, Unai M, Bodyanizade D, Madenis, Calikogu E. Hot Topic in Burn Injury. Intech Open. Turkiye. 2018.
MENILAI LUAS LUKA BAKAR
METODE PALMAR
Estimasi luas luka bakar menggunakan luas permukaan
palmar pasien. Luas telapak tangan individu mewakili
1% luas permukaan tubuh.
Bisono, David S. Kulit. Dalam : Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h. 395-396.
MENILAI LUAS LUKA BAKAR
LUND and BROWDER CHART
Untuk estimasi luas luka bakar dengan lebih akurat.
Karena penilaian luka dibagi menjadi bagian terkecil
tubuh.
Lund and Browder Charts (Remote Primary Health Clinic Manuals. Burns. 2014. Available from: https://rphcm.allette.com.au/publication/cpm/Burns.html)
TATALAKSANA EMERGENSI
SECONDARY
PRIMARY SURVEY SURVEY
A = Allergy
M =Medication
P = Past
L = Last
E = Exposure
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns. Published by: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.2013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. 2019
American Burn Association. Advance Burn Life Support. 2018
KRITERIA RAWAT INAP
Luka bakar derajat dua dengan TBSA >20% pada Luka bakar listrik
dewasa dan TBSA >10% pada anak. Luka bakar tersambar petir
Luka bakar derajat tiga dengan TBSA >5-10% Trauma inhalasi
Pasien dengan usia < 10 tahun dan >50 tahun Disertai dengan multipel trauma
dengan luka bakar derajat dua dan tiga Memiliki penyakit komorbid (diabetes, hipertensi,
Luka bakar pada wajah, telinga dan tangan penyakit jantung, imunosupresan, gangguan neurologis)
Luka bakar pada sendi-sendi besar Ibu hamil
Luka bakar pada genitalia dan perineum Kekerasan atau adanya kecurigaan kekerasan pada
Luka bakar kimia anak[
Yasti MD, Senel E, Saydam M, Ozokk G, Coruh A, Yorganci K. Guideline and Treatment Algorithm for burn injuries. Ulus Travma Acil Cerrahi Derg. 2015
LAPORAN KASUS DAN
PEMBAHASAN
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AC • Bedasarkan etiologi scald burn injury atau
Jenis Kelamin: Perempuan luka bakar lepuh .
• Luka bakar lepuh merupakan jenis luka bakar
Umur : 5 tahun
yang paling sering dialami oleh anak-anak.
Alamat : Sambas • luka bakar lepuh sering terjadi pada anak
No RM : 41084 usia 3-5 tahun, berkaitan dengan faktor
kurangnya pengawasan, mobilitas anak
Tanggal Masuk RS : 24 Juni 2020
yang tinggi.
Tanggal Pemeriksaan : 29 Juni 2020
Keluhan Utama:
Pasien rujukan dari Puskesmas
dengan keluhan Luka Bakar pada
dada, perut dan kedua kaki 27
jam SMRS.
Sebagian besar kasus terjadi pada anak yang kurang pengawasan atau orang tua atau orang tua yang
tidak sengaja sedang memegang air panas dan tidak menyadari anak yang sedang bermain disekitarnya
Wardhana A, Basuki A, Prameswara A D H, Rizkita D N, Andarie A, Canintika A F. The epidemiology of burns in Indonesia’s national referral burn center from 2013 to 2015. 2017
FIRST AID
(Efektif dalam 3 jam pertama luka bakar)
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns. Published by: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.2013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. 2019
PRIMARY SURVEY
PRIMARY SURVEY Jika pada pasien ditemukan suara mengorok atau snoring
maka dapat dipastikan terdapat sumbatan pada jalan nafas
• Airway : Clear sehingga jalan napas harus dibersihkan dari benda asing dan
membuka jalan napas dengan manuver chin lift/jaw thrust.
Jika dicurigai terdapat cedera sevikal maka pada pasien perlu
dilakukan pemasangan rigid collar untuk imobilisasi
• Breathing : Nafas spontan, 26 kali/menit, • Tahapan breathing berfungsi untuk menilai tanda-tanda
sesak (-), pergerakan dinding hipoksia, hiperventilasi atau hipoventilasi
dada simetris, spO2 98%. • Pada pasien yang sesak dapat diatasi dengan pemberian
oksigen 15L/menit melalui non-rebreather maskila masih
sesak, dapat diberikan ventilasi menggunakan bag atau
• Nafas spontan, 26 kali/menit, sesak (-), pergerakan bahkan bila perlu intubasi.
dinding dada simetris, spO2 98%.
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns. Published by: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.2013
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. 2019
PRIMARY SURVEY
• Resusitasi cairan pada primary survey luka bakar ditujukan
• Circulation: sebagai tatalaksana terhadap kondisi syok secara umum
seperti kehilangan darah,dll sedangkan pada syok luka
Pemeriksaan: Tekanan Darah: 100/65 mmHg, Nadi 138
bakar resuitasi cairan dimaksudkan untuk mengganti
kali/menit nadi cepat dan lemah, akral dingin, CRT > 2 kehilangan cairan akibat permeabilitas kapiler yang
detik. Dilakukan pengambilan darah untuk cek darah meningkat akibat proses inflamasi.
• Jika ditemukan adanya tanda syok, maka dapat dilakukan
lengkap.
dengan resusitasi cairan bolus dengan Hartmann solutio
Tatalaksana: (cairan RL).
Intruksi dokter bedah: konsultasikan ke dokter anak untuk
pemberian cairan resusitasi. • peningkatan depolarisasi di daerah SA node/miokardium
Instruksi dokter anak: resusitasi cairan IVFD RL 20 cc/jam meningkatan depolarisasi peningkatan frekuensi
denyut jantung -> jumlah darah yang dialirkan meningkat
dan Drip Adrenalin kecepatan 1cc/jam (2,2 ml adrenalin +
perfusi jaringan dapat diperbaikiode/miokardium
21,8 ml D5%)
• Exposure:
Tanda-Tanda luka bakar Grade IIa.
Thorax anterior et abdomen
- Dasar kemerahan,
Tampak luka bakar grade IIa
dengan luas 12%
- Nyeri
- Dapat disertai dengan bulla/tidak
Genitalia
Tampak luka bakar grade IIa
dengan luas 1%
Bisono, David S. Kulit. Dalam : Sjamsuhidajat R, de Jong W, editor. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2010. h. 395-396.
PRIMARY SURVEY
Femoralis Posterior Dextra
Tampak luka bakar grade IIa dan
Luka bakar Grade IIa
grade IIb dengan luas 6%
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Luka Bakar. 2019
TATALAKSANA EMERGENSI
DEWASA
ANAK
4 ml x KgBB x % TBSA
Maintenance
• 100 mL/Kgbb untuk BB 10 kg pertama
D5% 1/4NS
• 50 mL/KgBB untuk BB 10-20Kg
• 20mL/KgBB untuk BB >20 kg
Australia and New Zealand Burn Association. Emergency Management of Severe Burns. Published by: Kolegium Ilmu Bedah Indonesia.2013
SECONDARY
SURVEY
A-Alergy : Pasien tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya
M-Medication :Wound care, O2 3-4 lpm, IVFD guyur 350 ml, Ibuprofen 3x200 mg, Amoxicillin 3x250 mg di Puskesmas
P-Past :batuk berdahak yang sudah dirasakan 3 hari sebelum trauma. Keluhan batuk disertai dengan demam naik
turun. Namu keluhan pilek. Pasien dan keluarga tidak ada riawayat berpergian keluar Sambas.
L-Last :Pasien terakhir makan 3 jam sebelum masuk rumah sakit.
E-Event :Pasien datang ke IGD rujukan dari puskesmas dengan keluhan utama yaitu luka bakar yang muncul
dibadan, paha dan kaki. Keluhan dialami 27 jam sebelum masuk ke rumah sakit. Keluhan luka bakar
didapat sore hari saat sedang bermain dirumah kakeknya. Saat kakek sedang mengangkat panci besar yang
berisi air yang telah masak pasien diminta untuk menghindar. Pasien kemudian berjalan mundur tanpa
menyadari dibelakangnya terdapat panci yang berisi air panas yang telah dimasak 30 menit sebelumnya.
Kemudian pasien jatuh terduduk didalam panci tersebut. Kemudian pasien dibawa ke puskesmas dan
dirawat satu hari dipuskesmas. Kemudian setelah satu hari dirawat pasien dibawa ke RSUD Sambas untuk
penanganan lebih lanjut.
PEMERIKSAAN FISIK
head to toe
ANTERIOR
▰ Inspeksi : simetris, jejas luka bakar (+)
▰ Palpasi : nyeri (-)
▰ Mata : tidak terdapat kelainan ▰ Auskultasi : vesicular (+/+), ronkhi (-/+),
wheezing (-/-)
▰ Telinga : tidak terdapat kelainan
▰ BJ1>BJ2, regular, bising jantung (-)
▰ Hidung : tidak terdapat kelainan
▰ Mulut : tidak terdapat kelainan
▰ Leher : tidak terdapat massa
POSTERIOR
ataupun benjolan ▰ Inspeksi : simetris
▰ Palpasi : nyeri (-)
▰ Auskultasi : vesicular (+/+), ronkhi (-/+),
wheezing (-/-)
▰ BJ1>BJ2, regular, bising jantung (-)
PEMERIKSAAN FISIK
head to toe
▰ Perkusi : Tidak dapat diperiksa Tampak adanya jejas luka bakar pada perineum (+)
GENITALIA EKSTERNA
Tampak adanya jejas luka bakar (+)
▰ Superior : tidak terdapat kelainan
▰ Inferior : Tampak adanya jejas luka bakar, eskar
(-) akral dingin, pucat, CRT <2 detik, pulsasi
a.dorsalis pedis (+)
Laboratorium tgl 24/6/2020
Item Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
NUTRISI
• Hitung Kebutuhan energi total (KET) bedasarkan BSA
Karbohidrat 55-60% dari (KET)
• Protein 20-25% dari (KET)
• Lemak 25% dari energi KEB (dewasa), 35% dari (KET)
WOUND Management
• Wound Dressing
• Surgical technic
Tanggal 29 Juni 2020 pasien dirujuk ke RS Pemangkat untuk
debridement
KRITERIA RUJUK
Luka bakar partial thickness yang Luka bakar pada pasien yang telah memiliki
luasnya >10% dari total body surface kmorbid yang dapat mengganggu proses
area (TBSA) penyembuhan
Luka bakar yang melibatkan wajah, Pasien Luka bakar yang disertai
tangan, kaki, genitalia, perineum, dengan trauma lainnya.
atau sendi besar
Luka bakar derajat tiga pada Pasien anak dengan luka bakar yang di
kelompok usia berapapun rawat di RS dengan Sumberdaya
terbats
Luka bakar listrik, termasuk luka Luka bakar pada pasien yang
bakar akibat sambaran petir membutuhkan intervensi sosial,
emosional dan rehabilitasi
National Health Service. NHS Standard contract for specialised burn care. England.2013.p.5-16
KESIMPULAN
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan
mortalitas tinggi yang memerlukan penatalaksanaan khusus. Luka
bakar memiliki cara perawatan berbeda-beda sesuai dengan
etiologi, derajat dan kedalaman luka bakar dan melibatkan
berbagai multidisiplin ilmu serta membutuhkan biaya yang cukup
besar. Sebagian besar luka bakar pada anak terjadi dirumah
dengan etiologi yang paling luka bakar lepuh karena tersiram air
panas dan kurangnya pengawasan orang tua. Maka dari itu,
pentingnya meningkatkan pengamanan dan pengawasan pada
anak.
TERIMA KASIH