Anda di halaman 1dari 2

GEMBALA YANG BERBISNIS

ETIKA KRISTEN II

KELOMPOK 11

ANGGOTA : SARGIUS SALAU

HENNY NOVENDA KRISNAWATI

NARASI KASUS

Di zaman sekarang ini, tidak jarang kita melihat gembala yang memiliki hidup yang
mapan, Banyak gembala yang sudah memiliki barang-barang mewah mulai dari rumah,
mobil, dan aksessoris. Tentu saja yang menunjang kemapanan para gembala ini tidak
hanya diperoleh dengan gaji dari pelayanan saja, tapi juga karena adanya in come
(pemasukan) yang diperoleh gembala secara eksternal dari pelayanan di Gereja dan
inilah yang disebut bisnis berupa seperti asset yaitu kebun, rumah walet, jualan dsb.

IDENTIFIKASI MASALAH

Di kisahkan di sebuah dusun bernama Tanjung Manis, ada seorang gembala yang sudah
tua bahkan umur pensiun, tapi tetap berusaha untuk berbisnis dengan membuat rumah
walet dan kebun sawit, lantas apakah ini merupakan hal yang patut dilakukan gembala
tersebut atau tidak? Jawabannya akan kita temukan dalam ulasan berikut.

ANALISIS KASUS

a. Definisi
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau
jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata, kata bisnis berasalah dari bahasa inggris yaitu “business”, dari kata
dasar “busy” yang berarti “sibuk” dalam konteks individu, komunitas maupun
masyarakat.
b. Dasar Alkitab
2 Tesalonika 3:7-9 “sebab kamu sendiri tahu, bagaimana kamu harus mengikuti
teladan kami, karena kami tidak lalai bekerja di antar kamu, dan tidak makan
roti orang dengan percuma, tetapi kami berusaha dan berjerih payah siang dan
malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun di antar kamu. Bukan karna
kami tidak berhak untuk itu, melainkan karna kami mau menjadikan diri kami
teladan bagi kamu, supaya kamu ikut”
WAWANCARA

Hasil wawancara kami dari seorang hamba Tuhan yang tidak ingin disebutkan namanya
berkata bahwa : “Gembala boleh berbisnis jika memiliki motivasi yang benar, tujuan
bisnis bukanlah karena gembala ingin kaya. Namun karena beberapa alasan yang tepat
yang membuat gembala harus mencari penghasilan tambahan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi gembala”

KEPUTUSAN ETIK

Menurut kami, Gembala sangat boleh berbisnis karena banyak manfaatnya,


mulai dari hasilnya yang bisa digunakan untuk membantu jemaat maupun menyediakan
lapangan kerja bagi jemaat, tidak bergantung pada gaji yang diberikan jemaat, bahkan
sampai kepada mempersiapkan masa pensiun nanti agar tetap ada penghasilan.

Adapun ayat yang sudah kami kutip menjelaskan secara detail bahwa seorang
hamba Tuhan itu perlu bekerja keras dan salah satunya adalah dengan berbisnis, bahkan
kalau bisa gembala tidak perlu menerima gaji dari gereja karena sudah dicukupkan
dengan penghasilan dari bisnis yang dikerjakan, lebih dari itu, gembala menjadi teladan
bagi jemaat untuk berusaha dan tidak bermalas-malasan.

SARAN-SARAN

Gembala boleh berbisnis dengan catatan berikut :

1. Jangan sampai bisnis mendominasi sehingga pelayanan menjadi terbengkalai.


2. Jangan sampai gembala menjadi sombong dengan kekayaannya, melainkan tetap
rendah hati dan membantu jemaat dengan harta yang ia miliki.
3. jangan sampai gembala hanya berorientasi kepada uang.
4. Jangan sampai gembala menjadi hamba uang.

Anda mungkin juga menyukai