Anda di halaman 1dari 2

Rangkuman materi argentometri

Titrasi argentometri merupakan titrasi pengendapan. Titrasi pengendapan merupakan reaksi titran
dengan titrat membentuk endapan yang sukar larut seperti misalnya ion klorida dititrasi dengan larutan
perak nitrat (AgNO3) membentuk endapan perak klorida (AgCl) berwarna putih. Pengendapan dalam
titrasi pengendapan dipengaruhi oleh pH maupun adanya komplekson. Dasar titrasi argentometri adalah
reaksi pengendapan dimana zat yang hendak ditentukan kadarnya diendapkan oleh larutan baku perak
nitrat (AgNO3) dan indikator kromat.

Prinsip dasar di balik analisis argentometri adalah reaksi antara ion-ion halogenida atau senyawa-
senyawa yang mengandung halogen dengan ion perak (Ag+) dari perak nitrat. Ketika ion halogenida
bereaksi dengan ion perak, terbentuk endapan yang sangat kurang larut dalam air.

Biasanya, pembentukan endapan diukur dengan menggunakan indikator atau penambahan titran yang
dapat menghasilkan perubahan warna ketika reaksi mencapai titik akhir.

Dalam analisis kualitatif, karakteristik endapan yang terbentuk, seperti warna dan kelarutan, dapat
memberikan petunjuk tentang jenis senyawa yang hadir dalam sampel.

Keunggulan metode ini meliputi sifat reaksi yang khas dan endapan yang mudah teramati, serta tingkat
sensitivitas dan ketepatan analisis yang tinggi.

argentometri sering digunakan sebagai metode tambahan untuk memperkuat analisis atau sebagai
metode khusus untuk menentukan senyawa-senyawa tertentu yang melibatkan halogenida atau
senyawa-senyawa yang berhubungan dengan perak.

Contoh yang disebutkan yaitu titrasi penentuan nacl (natrium klorida), ion perak Ag+ dari titran akan
bereaksi dengan ion klorida (Cl-) dari analit membentuk garam AgCI (perak klorida) yang kurang larut
dalam air.

AgCl akan terbentuk sebagai endapan padat berwarna putih yang jelas terlihat. Pada saat titrasi, ketika
reaksi sudah mencapai titik akhir, yaitu ketika semua ion klorida dari analit telah bereaksi dengan ion
perak, maka tidak akan ada lagi endapan yang terbentuk..

Contohnya, dalam titrasi penentuan NaCl dengan perak Namun, perlu diingat bahwa argentometri
memerlukan kontrol pH yang tepat karena reaksi berlangsung pada suasana netral hingga sedikit asam.
Ketepatan analisis juga sangat tergantung pada pemilihan indikator yang sesuai dengan reaksi yang
terjadi. Sebagai indikator, dapat digunakan kalium kromat yang menghasilkan warna merah dengan
adanya kelebihan ion Ag+

Pada penetapan kadar NaCl, kalium kromat ditambahkan ke dalam larutan; setelah semua NaCl
bereaksi, tetesan pertama AgNO3 berlebih menghasilkan endapan perak kromat berwarna merah yang
mengubah warna larutan menjadi coklat merah.
Berdasarkan jenis indikator dan teknik titrasi yang dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan
atas :

1. Metode Mohr

Pada metode ini, endapan perak klorida (AgCl) yang terbentuk akan ditandai dengan menggunakan
indikator eksternal, seperti larutan kalium kromat (K2CrO4) atau larutan kromat (CrO42). Titik akhir
titrasi ditandai dengan perubahan warna dari putih menjadi merah bata. Metode Mohr biasanya
digunakan untuk menitrasi ion halida seperti NaCl, dengan AgNO3 sebagai titran dan K2CrO4-sebagai
indikatorTitik akhir titrasi ditandai dengan adanya perubahan warna suspensi dari kuning menjadi
kuning coklat. Perubahan warna tersebut terjadi karena timbulnya Ag2CrO4.

Selama titrasi Mohr, larutan harus diaduk dengan baik. Bila tidak, maka secara lokal akan terjadi
kelebihan titran yang menyebabkan indikator mengendap sebelum titikekivalen tercapai

2. Metode Volhard

Metode ini memanfaatkan reaksi antara kelebihan ion perak dengan ion klorida yang masih ada dalam
sampel. Endapan perak klorida (AgCl) yang tidak bereaksi akan diindikasikan dengan penambahan
larutan amonium tiocianat (NH4SCN) sebagai indikator. Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan
warna dari putih menjadi merah karena pembentukan ion kompleks AgSCN (perak tiocianat)Metode
Volhard menggunakan NH.SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai
indikator.Konsentrasi indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena titrant bereaksi
dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu saling mempengaruhi.

3. Metode Fajans

Pada metode Fajans, indikator kromat (CrO42) digunakan untuk menunjukkan titik akhir titrasi. Ketika
semua ion klorida bereaksi dengan ion perak, maka indikator kromat ditambahkan untuk membentuk
endapan perak kromat (Ag2CrO4) yang berwarna coklat kemerahan. Perubahan warna ini menandai titik
akhir titrasi.

Anda mungkin juga menyukai