Sediaan semisolid (semipadat) adalah sediaan setengah
padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep tidak boleh berbau tengik Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok (FI ed IV). Dalam bentuk sediaan ini terdapat beberapa basis yang digunakan. Pemilihan basis harus : 1. Stabil (selama pemakaian harus bebas dari inkompatibilitas, tidak terpengaruh oleh suhu dan kelembaban kamar). Lia
2. Lunak (jadi semua zat yang ada dalam salep harus
dalam keadaan halus, dan seluruh produk harus lunak dan homogen). 3. Mudah dipakai atau mudah dioleskan. 4. Dapat terdistribusi merata. jenis-jenis sediaan semipadat salep Menurut FI III, salep merupakan sediaan setengah padat yang mudaj dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Menurut Fornas, salep adalah sediaan berupa massa lembek, mudah dioleskan, umumnya berlemak dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar untuk melindungi atau melemaskan kulit dan tidak berbau tengik. Menurut Ansel (2011), salep merupakan sediaan semisolid untuk aplikasi eksternal pada kulit atau membran mukosa. Salep tidak boleh berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain, kadar obat dalam bahan salep yang mengandung obat keras atau narkotika adalah 10%. pasta Berdasarkan FI edisi V, pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit. Pasta mengandung proporsi zat padat lenih banyak (25-50%) dibandingkan salep. Pasta juga didefinisikan sebagai suatu sediaan yang mengandung serbuk sebanyak 50% tersebar di basis lemak. pasta Berdasarkan FI edisi V, pasta adalah sediaan semipadat yang mengandung satu atau lebih bahan obat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit. Pasta mengandung proporsi zat padat lenih banyak (25-50%) dibandingkan salep. Pasta juga didefinisikan sebagai suatu sediaan yang mengandung serbuk sebanyak 50% tersebar di basis lemak. gel Gel adalah suatu sediaan semipadat yang lebih halus, umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa sistem dispersi yang terbuat dari senyawa organik submikroskopis atau senyawa organik makromolekul yang tersuspensi atau terjerat oleh cairan, memiliki penampakan transparan sampai opak. gel Gel adalah suatu sediaan semipadat yang lebih halus, umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, digunakan terutama pada membran mukosa sebagai pelicin atau basis. Gel adalah sediaan bermassa lembek, berupa sistem dispersi yang terbuat dari senyawa organik submikroskopis atau senyawa organik makromolekul yang tersuspensi atau terjerat oleh cairan, memiliki penampakan transparan sampai opak. Berdasarkan karakteristik tiga dimensi dari partikel, gel dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : 1. Zat padat yang terdispersi Gel tipe 1 ini sangat sulit atau bahkan tidak mengalir meskipun telah diberi tekanan karena ketidakmampuan tekanan untuk mengatasi (memecah) ikatan Kovalen. 2. Polimer hidrofilik Pada gel tipe 2 ini, antara rantai polimer adalah reversibel dan difasilitasi oleh ikatan yang lebih lemah, seperti ikatan hidrogen, ikatan ionik, ikatan van der waals, dan ikatan hidrogen. krim Krim adalah sediaan semipadat yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit, dan dapat dicuci dengan air. Berdasarkan fasenya, krim terdiri dari dua jenis yaitu : 1. Krim minyak dalam air (M/A) Krim M/A adalah krim yang memiliki droplet minyak yang terdispersi dalam air. 2. Krim air dalam minyak (A/M) Krim A/M adalah krim yang terdiri dari droplet air yang terdispersi dalam fase minyak. Jika diaplikasikan pada kulit, biasanya tidak bercampur dengan eksudat kulit. Jenis-jenis basis salep Basis Hidrokarbon Basis ini sering juga disebut sebagai basis salep berlemak, yang berfungsi untuk memperpanjang kontak obat dengan kulit dan berfungsi sebagai penutup. Basis hidrokar ini sukar dicuci, tidak mengering, tidak tampak berubah dalam waktu lama, dan digunakan terutama sebagai emolien. Contoh basis sep hidrokarbon adalah vaselin putih (vaselin album), vaselin kuning (vaselin flavum), campuran vaselin dengan malam putih atau malam kuning, paraffin encer,dan paraffin padat. Basis Hidrokarbon Basis ini sering juga disebut sebagai basis salep berlemak, yang berfungsi untuk memperpanjang kontak obat dengan kulit dan berfungsi sebagai penutup. Basis hidrokar ini sukar dicuci, tidak mengering, tidak tampak berubah dalam waktu lama, dan digunakan terutama sebagai emolien. Contoh basis sep hidrokarbon adalah vaselin putih (vaselin album), vaselin kuning (vaselin flavum), campuran vaselin dengan malam putih atau malam kuning, paraffin encer,dan paraffin padat. Basis Absorpsi Basis ini juga berfungsi sebagai emolien. Basis absorpsi dibagi menjadi 2 kelompk, yaitu : 1. Basis salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak, contohnya parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat. 2. Emulsi air dalam minyak yang dapar bercampur dengan sejumlah larutan air tambahan, contohnya lanolin. Basis yang larut dalam air Basis ini sering disebut dengan gel, dan basis salep ini jiga memiliki keuntungan yang sama dengan basis salep yang dapat dicuci dengan air. Contoh basis salep yang dapat larut dalam air adalah PEG ( Poly Ethilen Glycol), tragakan, dan PGA (Pulvis Gummi Arabicum). Pemilihan basis sediaan semipadat Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan basis sediaan semipadat adalah sebagai berikut : 1. Khasiat yang diinginkan 2. Sifat bahan obat yang dicampurkan 3. Ketersediaan hayati, dan 4.Stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan basis sediaan semipadat adalah sebagai berikut : 1. Khasiat yang diinginkan 2. Sifat bahan obat yang dicampurkan 3. Ketersediaan hayati, dan 4.Stabilitas dan ketahanan sediaan jadi. Salep dan krim merupakan sediaan semipadat yang ditunjukan untuk penggunaan topikal dibagian luar tubuh. Tidak jarang dokter memberikan resep obat semipadat ini yang mengandung lebih dari satur zat aktif. Penggabungan zat-zat tersebut ke dalam basis tidak selalu dapat dilakukan secara langsung sehingga dibutuhkan zar tambahan lain untuk menjamin terbentuknya campuran yang homogen antara partikel zat zat dan basis, diantaranya : 1. Wetting agent : bekerja dengan menggantikan udara yang terjebak diantara partikel serbuk sehingga memungkinkan pelarut untuk masuk diantara serbuk dan membasahi serbuk tersebut, contohnya alkohol.
2. Levigating agent : bekerja dengan membasahi serbuk
sehingga memudahkan serbuk yanh telah terbasahi untuk bercampur dengan basis, contohnya minyak mineral, gliserin.
3. Suspending agent : bekerja sebagai thickning agent dengan
memberikan struktur pada suspensi sehingga memungkinkan partikel mudah terdispersi, contohnga tragakan dan CMC. Metode pembuatan semipadat Pada proses pembuatan sediaan semipadat tahapan yang paling penting untuk diperhatikan adalah pencampuran. Pencampuran dapat didefinisikan sebagai proses dua atau lebih komponen dalam kondisi campuran terpisah atau kasar diperlukan sedemikian rupa sehingga setiap partikel dari salah satu bahan terletak sedekat mungkin dengan partikel bahan atau komponen lain. Tujuan pencampuran adalah : 1. Untuk memastikan bahwa ada keseragaman bentuk antara bahan tercampur yang dapat ditentukan dengan mengambil sampel dari nagian terbesar bahan dan menganalisis, yang harus mewakili komposisi dari keseluruhan campuran. 2. Untuk memulai atau meningkatkan reaksi fisika atau kimia seperti difusi, disolusi, dan lain- lain. Dalam semua jenis campuran, pencampuran dicapai dengan menetapkan satu atau lebih dari mekanisme berikut : 1. Convective mixing (perpindahan sekelompok partikel dalam jumlah besar terjadi dari satu bagian powder bed ke bagian yang lain). 2. Shear mixing ( selama shear mixing gaya geser terbentuk dalam massa bahan dengan menggunakan agitator arm atau blast of air) 3. Diffusive mixing (selama diffusive mixing bahan-bahan miring sehingga gaya gravitasi menyebabkan lapisan atas tergelincir dan difusi partikel individu berlangsung di atas permukaan yang baru dikembangkan) Pengujian sediaan semipadat Pengujian fisika untuk sediaan semipadat terdiri atas : 1. Organoleptis (pengujian ini meliputi uji pengamatan secara visual terhadap sediaan, seperti tekstur, warna, bau dan homogenitas) Uji homogenitas bertujuan untuk memastikan pengujian bahwa sediaan merupakan campuran yang homogen. fisika 2. Viskositas (pengukuran viskositas sediaan semipadat dilakukan dengan menggunakan alat viskometer Brookfield. Nilai viskositas didapatkan dengan mengambil viskositas pada ukuran spindel dan kecepatan putar (rpm) tertentu. 3. Konsistensi (bertujuan untuk mengetahui murah atau tidaknya sediaan dikeluarkan dari wadahnya serta kemudahan sediaan untuk dioleskan di kulit. Alat yang digunakan adalah penetrometer kerucut. Penetrometer adalah suatu alat yang digunakan untuk menentukan konsistensi sediaan semipadat baik di bidang farmasi maupun non farmasi). 4. Daya sebar (Evaluasi daya sebar bertujuan untuk mengetahui kemampuan penyebaran sediaan padat kulit. Alat yang digunakan adalah parallel-plate extensometer). 5. Uji extrudability (uji yg dilakukan untuk mengukur apakah sediaan semipadat dapat dengan mudah dikeluarkan dari tube). 6. Isi minimum (Pengujian ini dilakukan untuk sediaan semipadat dengan bonot tidak lebih dari 150 g). 7. Uji daya penetrasi ( Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui kecepatan difusi zat aktif ke dalam kulit atau membran biologis lain, juga untuk mengetahui kecepatan pelepasan zat aktif ini dari matriks formula). 1. Uji pH (untuk mengukur pH sediaan semipadat, sediaan harus dilarutkan terlebih dahulu di dalam pelarut. Untuk sediaan krim dan gel dapat dilarutkan di dalam air, sementara untuk sediaan salep dilarutkan di campuran air dan amil alkohol). pengujian 2. Uji batas logam berat (Untuk menunjukkan bahwa cemaran logam berat tidak melebihi kimia batas yang tertera pada masing-masing monografi zat, dinyatakan dalam (0%) bonot timbal dalam zat uji). 3. Inversi fase (Uji ini dapat dilakukan dengan beberapa metode, antara lain : a). Uji pengenceran b). Uji kelarutan zat warna c). Uji konduktivitas d). Uji fluoresensi e). Uni arah creaming (Pemisahn antara 2 fase). f). Uji kertas minyak g). Filter paper/CoCl2 4. Penetapan kadar (untuk mengetahui kadar zat aktif pada sediaan dan meyakinkan kadar zat aktif yang terkandung pada sediaan yang beredar sesuai dengan kadar yang dikehendaki). 1. Uji batas mikroba (untuk memperkirakan jumlah mikroba aerob viabel di dalam sediaan semipadat, mulai dari bahan baku hingga sediaan jadi). 2. Uji iritasi kulit (untuk mengevaluasi efek iritasi dari formulasi pada kulit hewan). pengujian 3. Uji potensi antibiotik (untuk memberikan jaminan kualitas dan mutu antibiotik yang biologi digunakan dalam pengobatan memenuhi syarat yang telah ditentukan). Terdapat 2 metode dalam uji ini, yaitu : > Metode turbidimetri (tabung) : Membandingkan hambatan pertumbuhan mikroorganisme dalam media cair yang mengandung larutan antibiotik. Terima kasih!