penjelasan label bahan baku Penggunaan obat secara topikal dapat ditujukan untuk berbagai penyakit baik yang berefek topikal maupun sistemik. Sediaan semipadat merupakan s e d i a a n ya n g u m u m n ya d i g u n a k a n s e c a r a t o p i k a l . S e l a i n u n t u k penggunakan secara topikal/pada kulit, sediaan semipadat juga dapat digunakan pada membrane mukosa mata, hidung, vaginal dan rektal. Pada umumnya sediaan semipadat ditujukan untuk pengobatan lokal, walapun dapat pula dipergunakan untuk sistemik dengan bentuk semipadatatau bentuk patch dengan dasar sediaan semipadat. Bentuk sediaan semipadat topikal biasanya dibuat dalam berbagai bentuk seperti krim, gel, salep, atau pasta Keuntungan a. Mudah digunakan dan dapat dengan mudah menyebar pada kulit b. Dapat memberikan sifat pelumasan/emolien c. Secara umum, sediaan semipadat dapat bertahan ditempat aplikasi dan memungkinkan kontak lebih lama dengan kulit d. Sifat hidrofobik dan retensi farmasi e. Zat aktif yang mudah terhidrolisis dapat diformulasi dalam bentuk sediaan semipadat dengan basis berminyak atau krim dengan tipe minyak dalam air. f. Basis berminyak sangat berguna untuk formulasi salep mata g. Basis krim memberikan efek pendinginan pada tempat aplikasi kekurangan a. Sediaan semipadat dengan basis minyak sulit untuk dicuci/dibersihkan b. Sediaan semipadat dengan viskositas yang besar sulit untuk aplikasi dan pelepasan zat aktif yang cenderung lambat c. Pelepasan obat dari sediaan semipadat cenderung lebih kecil karena keterbatasan kelarutan obat dalam basis dan juga faktor viskositas d. Sediaan ointment dan pasta umumnya tidak untuk penggunaan dirambut e. Zat aktif yang mudah terhidrolisis tidak dapat diformulasikan dengan basis berair f. Jumlah zat aktif yang dapat ditambahkan dalam sediaan terbatas Persyaratan Sediaan Semi PAdat Sediaan semipadat yang baik seharusnya memenuhi persyaratan berikut: 1. Stabil Selama pemakaian dan penympanan harus stabil, kerena dipengaruhi oleh factor-faktor seperti suhu, kelembaban dan lain-lain. 2. Lunak Basis harus mempunyai daya menyebar yang baik, namun dapat memenuhi persyaratan yang lain. 3. Mudah dipakai Konsistensi harus tudak terlalu keras dan tidak pula terlalu encer serta dapat melekat pada kulit selama diperlukan Protektif Untuk basis tertentu diperlukan kemampuan melindungi kulit dari pengaruh luar baik berupa sifat asam, basa, debu, sinar matahari dan lain-lain. 5. Basis yang cocok Basis tidak boleh menghambat kerja obat yang dikandungnya, tidak mengiritasi kulit, dan tidak memiliki efek samping yang tidak dikehendaki. Basis harus dapat melepaskan obatnya sehingga obatnya dapat berkhasiat. 6. Homogen Bahan obat harus terbagi homogen agar setiap pemakaian mempunyai khasiat yang sama. Jenis-Jenis Sediaan Semi Padat • Salep Salep adalah sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir. Salep merupakan bentuk sediaan dengan konsistensi semipadata yang berminyak dan pada umumnya tidak mengandung air dan mengandung bahan aktif yang dilarutkan atau didispersikan dalam suatu pembawa. Basis atau pembawa pada salep • Basis hidrokarbon (Oleaginous) • Basis hidrokarbon diesbut juga basis hidrofobik (lipofil). Salep dengan basis ini dapat menyerap air dalam jumlah yang sangat kecil. Dasar yang biasa digunakan untuk formulasi salep dengan basis ini seperti vaselin, paraffin, minyak nabati, lemak hewan, lilin, gliserida sintetis dan polyalkylsiloxanes. Sifat sediaan ini antara lain: emollient, occlusive, nonwater-washable, hidrofobik, dan greasy. • Basis absorbsi (Anhydrous) / Basis type w/o • Basis absorbsi merupakan basis dengan material yang sama seperti basis hidrokarbon, namun telah ditambahkan emulgator ke dalamnya sehingga memiliki kemampuan untuk bercampur/menyerap air atau material hidrofilik. Emulagator yang digunakan dapat berupa surfaktan dengan HLB rendah (2-8). Basis absorbs bersifat hidrofilik, dapat berupa bahan yang anhydrous atau basis hidrous yang mempunyai kemampuan untuk mengabsorbsi air yang ditambahkan. Basis anhydrous yang telah menyerap air dapat membentuk emulsi tipe w/o. Kata absorbsi hanya menunjukkan pada kemampuan basis • dalam menyerap air. Contoh basis absorbsi diantaranya: hydrophilic petrolatum, anhydrous lanolin (adeps lanae) dan aquaphor. Sifat sediaan ini antara lain: emollient, occlusive, absorb water, anhydrous, dan greasy. • Basis tercuci / Basis type o/w • B a s i s t e r c u c i m e r u p a k a n s a l e p ya n g d i b u a t d e n g a n menggunakan emulgator hidrofil. Emulgator yang biasa digunakan adalah emulgator stearate, emulgator komplek, serta surfaktan dengan nilai HLB yang besar (7-12). Contoh basis tercuci yaitu: hydrophilic ointment. Sifat dari sediaan ini antara lain: water washable, nongreasy, can be diluted with water • Basis terlarut • Basis terlarut merupakan basis salep yang terbuat dari polietilen glikol/makrogol/poliglikol yang merupakan produk polimerisasi dari etilenoksida atau produk kondensasi dari etilenglikol. Contoh basis terlarut yaitu: polyethylene glycol ointment. Salep berbasis PEG dibuat dengan pencampuran dan peleburan bersama dua jenis PEG (cair dan padat/semipadat) dengan perbandingan tertentu sehingga akan diperoleh suatu konsistensi yang dikehendaki. Sifat dari sediaan ini antara lain: usually anhydrous, water soluble and washable, nongreasy, nonocclusive dan lipid free. Gel merupakan sistem semipadat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang besar, terpenetrasi oleh suatu cairan. Gel pada umumnya memiliki karakteristik yaitu strukturnya yang kaku. Gel dapat berupa sediaan yang jernih atau b u ram, p o lar, atau no n p o lar, dan hidro alko ho lik te rgantu n g konstituennya. Gel biasanya terdiri dari gom alami (tragacanth, guar, atau xanthan), bahan semisintetis (misal: methylcellulose, carboxymethylcellulose, atau hydroxyethylcellulose), bahan sintetis (misal: carbomer), atau clay (misal : silikat). Viskositas gel pada umumnya sebanding dengan jumlah dan berat molekul bahan pengental yang ditambahkan. Pengelopokan gel lipophilic gels dan hydrophilic gels. Lipophilic gels (oleogel) merupakan gel dengan basis yang terdiri dari parafincair, polietilen atau minyak lemak yang ditambah dengan silika koloid atau sabun sabun aluminium atau seng. Sedangkan hydrophylic gels, basisnya terbuat dari air,gliserol atau propilen glikol, yang ditambah gelling agent seperti amilum, turunan selulosa, carbomer dan magnesium- aluminum silikat. Krim merupakan bentuk emulsi dengan konsistensi semipadata sehingga mempunyai viskositas yang lebih tinggi dibandingkan dengan sediaan likuida. Sediaan krim terdiri dari dua fase yang tidak saling ampur, yaitu fase internal (fase terdispersi) dan fase eksternal (fase pendispersi) yang digabungkan dengan adanya surfaktan. Pada umumnya sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu tipe minyak dalam air terdiri dari tetes- tetes kecil minyak (fase internal) yang terdispersi dalam air (fase eksternal), dan sebaliknya pada krim air dalam minyak Penggunaan surfaktan sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas krim secara termodinamika. Surfaktan pada pembuatan cream Surfaktan yang sering digunakan adalah surfaktan golongan ionic dan anionic, sedangkan surfaktan kationik hanya digunakan dalam kombinasi dengan surfaktan tipe lainnya. Contoh-contoh surfaktan yang sering digunakan antara lain: sodium alkyl sulfat, alkyl ammonium halida, polioksietilen alkyl eter, sorbitan, dan lain-lain. Dalam melakukan pemilihan s u r fa k t a n , fo r m u l a t o r h a r u s m e m p e r h a t i k a n s i f a t a t a u karakteristik bahan aktif dan bahan tambahan lain yang digunakan dalam formula. Krim dengan basis minyak dalam air memiliki sifat yang lebih nyaman dan cenderung disukai oleh masyarakat, karena memberikan konsistensi yang berminyak dan cenderung lengket, akan tetapi banyak bahan aktif yang bersifat hidrofobik yang pelepasannya lebih mudah jika menggunakan basis jenis ini. Krim air dalam minyak sering digunakan untuk memberikan efek emolien pada kulit. Sediaan krim banyak digunakan untuk sediaan obat misalnya untuk obat anti inflamasi, antijamur, anastetik, antibiotik, dan hormon. Sediaan krim juga sering digunakan dalam industri kosmetik, misalnya untuk sediaan pembersih, emolien, tabir surya, antiaging. Bahan Tambahan Sediaan Semi padat Eksipien lain yang diperlukan dalam sediaan semipadat seperti bahan pengemulsi (surfaktan), bahan pengental/thickening agents, preservative/antimikroba, antioksidan, humectant, stifferners (pengeras), powders, sequestering agents, buffer, permeation enhancers, chelating agent, fragrances, skin moisturizers, parfum, dan color. Pemilihan eksipien yang sesuai harus dengan kajian studi yang mendalam (kajian pra formulasi) untuk menjamin bahwa produk ya n g d i k e m b a n g k a n a k a n m e n g h a s i l k a n p r o d u k ya n g berkualitas. Jaminan kualitas harus dilakukan melalui studi pengembangan produk, sehingga eksipien yang dipilih tersebut tidak mempengaruhi stabilitas produk akhir dan ketersediaan bahan aktif dilokasi aksi serta tidak boleh ada ketidakcocokan antara salah satu komponen dalam formula (inkompatibilitas). basis dan komposisi basis merupakan hal yang penting karena akan mempengaruhi kecepatan pelepasan obat dari basisnya yang secara tidak langsung akan mempengaruhi khasiat dari obat yang dikandungnya karena untuk dapat berkhasiat obat harus terlepas terlebih dahulu. Kecepatan pelepasan obat dipengaruhi oleh factor kimia fisika baik dari basis maupun dari bahan obatnya, misalnya: konsentrasi obat, kelarutan obat dalam basis, viskositas massa basis, ukuran partikel bahan obat, formulasi, dan lain-lain. Selain itu basis juga akan mempengaruhi tekstur, kenyamanan dalam pemakaian, kemudahan dalam membersihkan, dan efek emolien yang dihasilkan. sifat sifat basis yang harus dipenuhi 1. Tidak mengiritasi 2. Non-dehydarting 3. Non greasy, non-staining 4. Compatible with medicaments 5. Stable 6. Easily removable with water 7. Able to absorb water and/or other liquid 8. Able to efficiently release medicament (bioavailibility) 9. Do not to alter skin functions 10. Miscible with skin secretions 11. Even phase distribution (homogeneity/phase separation, bleeding) 12. Non-gritty (particle size) 13. Good texture; fell upon application (stiffness, greasiness, tackiness) 14. Non microbial contamination Pembuatan sediaan semi padat Metode pencampuran/incorporation Jika bahan obat larut dalam air/minyak, maka dapat dilarutkan dalam air/minyak. Kemudian larutan tersebut ditambahkan (incorporated) kedalam bahan pembawa (vehicle) bagian per bagian sambil diaduk sampai homogeny. Jika bahan obatnya tidak larut, maka partikel bahan obat harus dihaluskan, dan kemudian disuspensikan ke dalam bahan pembawa. Pencampuran akan lebih baik jika dilakukan dengan pemanasan. Bila zat aktif tidak tahan pemanasan, maka dapat didispersikan setelah basis diturunkan suhunya. Metode peleburan Metode peleburan dilakukan dengan meleburkan/memanaskan basis yang padat. Bagian lain juga harus dipanaskan dengan suhu yang sama (umumnya 70˚C). Pencampuran kedua bagian dilakukan dalam kondisi yang masih panas, terus diaduk sampai dingin. Basis lain yang berbentuk cair dan obat kemudian dicampurkan ke dalam basis sambil didinginkan/diturunkan suhunya secara bertahap dan terus diaduk sampai mencapai suhu kamar. Zat aktif yang tidak tahan panas dan parfum ditambahkan setelah suhu basis diturunkan. Untuk pembuatan gel, secara umum komponen-komponen yang larut dalam air dapat dilarutkan ke dalam air terlebih dahulu dengan pengadukan. Polimer hidrofilik didispersikan ke dalam air dan diaduk perlahan untuk mencegah agregasi. Pengadukan diteruskan sampai semua polimer mengembang. Pengadukan yang cepat akan menyebabkan udara terperangkap dalam struktur gel. Untuk mencegahnya, pengadukan tidak boleh terlalu cepat dan menggunakan mixing vessel yang dilengkapi vakum sehingga udara dapat dikeluarkan Pengemasan sediaan Wadah yang umum digunakan untuk tempat sediaan semipadat adalah tube, baik yang terbuat dari alumunium/seng maupun plastik serta dapat juga dikemas dalam pot. Penggunaan tabung fleksibel dari logam atau plastic yang cocok lebih disukai. Beberapa sediaan semipadat juga diberi tambahan kemasan dengan alat bantu khusus bila sediaan semipadat tersebut akan digunakan melalui rektal, hidung, aural atau penggunaan vagina. Alat bantu/aplikator yangsesuai harus disediakan dalam wadah disesuaikan untuk penghataran produk ke lokasi aplikasi. Wadah harus dilengkapi dengan tutup yang dapat meminimalkan kontaminasi mikroba. Pengujian dan evaluasi produk semi padat Sediaan semipadat perlu dilakukan pengujian untuk menjamin kualitas produk yang dihasilkan. Pengujian meliputi pemerikasaan uji fisik kualitatif (tampilan visual, warna, bau dan tekstur), uji fisik kuantitatif (ukuran partikel, specific gravity), kemampuan proteksi, kontaminasi partikel asing, daya sebar, daya lekat, flavor release, ointment flow characteristic, gel strength, dan viskositas. Pemeriksaan kimia meliputi kadar zat aktif, pH, homogenitas, dan pelepasan obat dari sediaan. Pemeriksaan mikrobiologi meliputi kontaminasi mikrobakteria dan pemeriksaan terhadap mikrobakteria patogen. Selain itu juga perlu dilakukan uji bioavaibilitas.