Anda di halaman 1dari 3

BIOGRAFI TOKOH ULAMA PENYEBARAN

ISLAM DI KALIMANTAN

NAMA:m.yusuf maulana

KELAS: X TO C

NAMA ULAMA:pangeran samudra

Pangeran Samudra adalah putra Prabu Barwijaya V, raja terakhir Majapahit dari seorang ibu
selir.

Kesultanan Islam pertama di Jawa itu didirikan oleh Raden Patah,


putera mahkota Prabu Brawijaya V. Sehingga Raden Patah dan
Pangeran Samudra masih memiliki hubungan kekerabatan. Pada
masa itu banyak kerabat kerajaan Majapahit yang mempelajari
Agama Islam.

Demikian pula dengan Pangeran Samudra, ia memutuskan tinggal di


Demak Bintoro untuk mendalami Agama Islam kepada Sunan Kalijogo.
Salah seorang ibu tiri yang juga merupakan salah satu selir raja,
yakni R.Ay Ontrowulan, turut serta mengiringi Pangeran Samudra
belajar Agama Islam di Demak Bintoro.

Beberapa tahun berselang, Sunan Kalijogo mengutus Pangeran


Samudro mengembara ke arah selatan menuju Gunung Lawu. Sang
Pangeran diminta belajar kepada ulama-ulama Islam yang dijumpai
selama perjalanan ke selatan tersebut. Sunan Kalijogo berharap,
ilmu agama yang dimiliki Pangeran Samudra kian lengkap sebagai
bekalnya kelak dalam berdakwah Islam.
yang tercerai berai dan banyak mendiami wilayah sekitar Gunung
Lawu. Salah satunya adalah Kyai Ageng Gugur di desa Pandan, di
lereng Gunung Lawu.

Pangeran Samudra singgah beberapa lama di pesanggrahan Kyai


Ageng Gugur. Setelah memperoleh restu dari Kyai Ageng Gugur, Ia
pun bermaksud pulang kembali ke Demak Bintoro. Pangeran
Samudra telah berkhidmad dan bertekad bulat untuk menyebarkan
agama Islam disepanjang perjalanan pulang. Ia diiringi oleh dua
orang abdi untuk menemani sang Pangeran berdakwah.

Dalam perjalanan dakwahnya Pangeran Samudra tiba di Desa


Jenalas (kini wilayah Gemolong) untuk beristirahat. Di Jenalas,
Pangeran Samudra berjumpa dengan Kyai Kamaliman yang berasal
dari Demak. Kyai Kamaliman berniat bermukim di Jenalas untuk
menyebarkan Agama Islam.

Selanjutnya, Pangeran Samudra kembali melanjutkan perjalanan dan


tiba di padang oro-oro Kabar (sekarang bernama dukuh Kabar, Desa
Bogorame Kecamatan Gemolong). Namun setibanya disana sang
Pangeran jatuh sakit.

Walaupun sakit , Ia tetap beristiqomah meneruskan perjalanan


sambil berdakwah. Ketika sampai di dekat Dukuh Doyong (yang kini
masuk wilayah Kecamatan Miri) kesehatan Pangeran Samudra kian
memburuk. Salah satu abdi pengiring diminta untuk melanjutkan
perjalanan untuk melapor kepada Sultan Demak Bintoro.

Sesampainya di Demak, sang abdi melaporkan kepada Sultan bahwa


kemungkinan Pangeran Samudra tidak dapat sampai ke Demak.
Sultan Demak Bintoro memerintahkan jika Pangeran Samudro
akhirnya wafat agar dimakamnan di sebuah bukit, agak jauh dari
lkasi sang Pangeran mangkat.

Sang abdi, pun diutus kembali menemui Pangeran Samudra, namun


sesampainyadisebuah bukit sebelah barat laut Dukuh Doyong.
Makam tersebur berada di ketinggian sekitar 300 mdpl. Karena
puncak bukit makam tersebut sering diselimuti kabut putih di pagi
hari hingga mirip asap yang keluar dari kukusan penanak nasi maka
dinamakan Gunung Kemukus.

Ditempat terpisah, R.Ay. Ontrowulan yang berada di Demak sangat


bersedih hati mendengar kabar meninggalnya Pangeran Samudra.
Dengan diliputi duka mendalam, sang putri berkehendak pergi ke
Gunung Kemukus. Ia bermaksud untuk bertakziah memberi
penghormatan terakhir kepada Pangeran Samudra.

Sesampainya di Gunung Kemukus, R.Ay Ontrowulan memeluk pusara


Pangeran Samudra dan tak mau melepaskannya beberapa waktu
lamanya. Sampai akhirnya sang putri tersadar dan mengiklhaskan
kepergian Pangeran Samudra menghadap Sang Khalik.

Dalam suasana berduka, R.Ay. Ontrowulan menuju ke sebuah


sendang dan mengambil airnya untuk bersuci. Sang putri lalu
menenangkan batin dan berdoa kepada Allah SWT. Setelah
memperoleh petunjuk, Ia kemudian memutuskan tinggal di Gunung
Kemukus hingga wafatnya.

Mata air tempat bersuci itu sekarang dikenal dengan nama “


Sendang Ontrowulan”. Letaknya di bawah area makam Pangeran
Samudra. Air sendang itu tidak pernah kering walaupun saat musim
kemarau tiba.

Perjalanan Pangeran Samudro dalam bersyiar Islam telah


mewariskan nilai-nilai keteladanan kepada para pengikutnya.
Pangeran Samudro senantiasa mengajak untuk mendekatkan hati,
pikiran, dan perbuatan karena semata-mata demi ridha Allah SWT
dengan dilandasi rasa cinta kepada-Nya.

Anda mungkin juga menyukai