BUDAYA
Seni Menjadikan Indah, Ilmu Menjadikan Mudah, Agama Menjadikan Berkah.
Minggu, 26 Agustus 2012
PUTRI TERUNG
RADEN AYU PUTRI SUNDARI CEMPOKOWATI
(RADEN AYU PUTRI PECATTONDO TERUNG)
Dirangkum oleh Sugeng Rianto, S.Pd
B. RADEN AYU PUTRI SUNDARI CEMPOKOWATI yaitu RADEN AYU PUTRI TERUNG
PECATTONDO
a. Raden Kusen yang bergelar Raden Haryo Terung Pecattondo memiliki putri bernama Raden
Ayu Putri Sundari Cempokowati yang juga diberi gelar Raden Ayu Putri Terung Pecattondo.
Gadis berusia 10 tahun ini memiliki jiwa mandiri dibuktikan dengan kebiasaan berjualan bunga
di pasar. Diyakini oleh masyarakat sekitar bahwa pasar kembang tersebut berlokasi di sebelah
utaranya pertigaan monument Garuda Desa Terung Wetan sekarang.
b. Suatu ketika, Raden Haryo Terung Pecattondo (Raden Kusen) diberi tugas agar ke Kadipaten
Blambangan oleh Kesultanan Demak Bintoro untuk mencari pusaka kerajaan yaitu pusaka Dapur
Sangkelat yang hilang dicuri oleh Blambangan. Saat ramandanya berada di Blambangan, Raden
Ayu Putri Sundari Cempokowati tetap berjualan bunga di pasar kembang Terung (kira-kira di
rumah Mbah Matelat, sekarang). Namun sang putri lupa tidak membawa belati (pangot) untuk
mengiris/memotong bunga (daun Pandan). Kebingungan tidak membawa belati, saat menoleh ke
kanan-ke kiri, tiba-tiba sudah berdiri seorang pemuda tampan (konon diyakini adalah R.
Makdum Ibrahim/Kanjeng Sunan Bonang/putra Sunan Ampel) sepertinya hendak membeli
bunga. RAP Sundari Cempokowati menyapa lebih dulu: “Apakah kisanak membawa
pangot/belati? R. Makdum Ibrohim menjawab: “Betul Raden Ayu, saya membawa pangot”.
“Bolehkah saya meminjamnya untuk memotong daun Pandan ini?”, tanya RAP Sundari
Cempokowati kemudian. Si pemuda menjawab: “Silakan, asalkan pangotnya jangan dipangku
(diletakkan di atas paha saat duduk)”. Di saat asyik dan sibuknya memotong-motong bunga,
RAP Sundari lupa pangot/belati tersebut dipangku dan secepat kilat secara gaib hilanglah
pangot/belati tersebut. Secara bersamaan, saat kebingungan dengan lenyapnya pangot secara
tiba-tiba, RAP Sundari mencari si pemuda yang tiba-tiba juga telah menghilang.
c. Selang beberapa bulan, seiring kedatangan ramandanya yaitu Raden Kusen kembali dari
memerangi Prabu Siunglaut dan patihnya Caluring dari Blambangan atas utusan dari kakandanya
yaitu Raden Patah, RAP hamil dan tampak mulai membesar kehamilannya. Betapa terkejut dan
marahnya Raden Kusen melihat kenyataan kehamilan sang putri secara misterius. Kendatipun
sudah dijelaskan ikhwal kejadian saat berjualan bunga lalu lupa tidak membawa belati kemudian
dipinjami pisau oleh pemuda misterius serta RAP Sundari sendiri selama ini tidak pernah
berhubungan dengan lelaki manapun, sang Adipati Terung tetap tidak percaya, serta merta demi
menahan malu bersumpah (Sabdo Pandito Ratu) akan menghukum sang putri dengan hukuman
yang layak yaitu membunuhnya dengan pusaka Korowalang. Dalam hati kecil sang Adipati
meskipun berat, namun karena telah “nibakno sabdo”, pendapat garwo adipati sendiri bahwa
sang putrid tetap suci selama ini, tetap sumpah adipati harus dilaksanakan yaitu hokum bunuh
kepada RAP Sundari Cempokowati.
Demi kesetiaan terhadap prinsip dan ketulusan hati serta kerelaan, juga demi dharma bhakti anak
kepada orang tua, RAP Sundari Cempokowati rela dibunuh dengan permohonan:
a. Hari eksekusi, sang putri memohon di hari Anggoro Kasih (Selasa Kliwon).
b. Jika nanti setelah dieksekusi darahnya berbau wangi dan berwarna putih, pertanda ananda tetap
suci dan tidak bersalah.
c. Karena matinya dengan cara dibunuh ayahandanya sendiri, RAP Sundari Cempokowati
memohon agar jasadnya dibuang saja ke Bengawan Terung.
Konon, tepat saat eksekusi mati di hari Anggoro Kasih, tiba-tiba darahnya berwarna putih dan
berbau harum (wangi). Betapa terkejut/“getun” dan rasa bersalah yang luar biasa menghinggapi
perasaan Adipati Terung melihat kejadian tersebut, yang ternyata sebenarnya RAP Sundari
Cempokowati memang masih suci meskipun hamil secara gaib. Maka, demi memenuhi amanat
sang putri, jasad RAP Sundari Cempokowati segera dilempar ke Bengawan Terung, dan ajaibnya
air bengawan yang semula deras mengalir tiba-tiba terhenti seketika kendati dalam sekejap hal
itu semakin membuktikan bahwa RAP Sundari Cempokowati benar-benar tidak bersalah.
Tempat tepat jasad RAP Sundari Cempokowati yang tiba-tiba “gasik”/surut airnya, kemudian
segera diberi batu nisan oleh para kerabatnya sebagai penanda pusara RAP Sundari
Cempokowati. Tempat itulah yang hingga kini sering dikunjungi peziarah yang mengagumi akan
nilai-nilai keluhuran budi yang diwariskan oleh RAP Sundari Cempokowati.
Setelah kejadian tersebut, Adipati Terung dijuluki Hadipati Pecattondo Terung. Begitu pula RAP
Sundari Cempokowati diberi julukan Raden Ayu Putri Pecattondo Terung. Sebutan Pecattondo
dimaknai : andaikata kehamilan RAP Sundari Cempokowati sampai 9 bulan 10 hari sebagaimana
lazimnya, kelahirannya berwujud apa? Apakah ular naga? Pusaka? Atau Jabang bayi? Maka
setelah dibunuh sulit ditebak atau tondonya PECAT/ONCAT/WURUNG. Alhasil juga diberi
sebutan Raden Ayu Putri Oncat Tondo Wurung. Wallahu a’lam bissawab…
17 komentar:
1.
Wah sejarah yang hilang perlu dicari, Uri uri budaya jawi, dan mengenal akan jati diri...
saya anak krian pak Sugeng Rianto, S.Pd mohon ijin Copas, matur nuwun
Balas
Balasan
1.
2.
Saya pernah dengar cerita tersebut dari kakek dan nenek saya, tapi ga lengkap dan konon
anak laki2 pertama, yg ada hubungan sanak saudara dari ratu oncat, di suruh datang atau
nyekar di makam ratu oncat tondo wurung, karena konon ada yg bilang bahwa anak yg
dikandungnya berjenis kelamin laki2. hubunganya kenapa mesti kesana juga tidak tau dan
saya adalah orang yg pernah ke makam ratu oncat, dan katanya juga, saya ada hubungan
silsilah dari keturunan keluarga ratu oncat. waktu ke sana jg ada buku tamu yg harus di isi,
dan menyebutkan dari garis keturunan siapa. benar atau tidaknya juga saya kurang tau.
Balas
Balasan
1.
2.
Salam kenal Saya ada sedikit cerita tentang apa yang anda ceritakan disini.
Mungkin ada yang cocok. Kalau anda berkenan silahkan hubungi saya.
Terima kasih.
Balas
3.
Kok Putri Campa ibunda Raden Patah pak? Setahu saya, Putri Campa bukan ibunda
Raden Patah, dan meninggal di Trowulan, bukan di Palembang. Versi itu saya baca
sebelumnya (dari Buku Slamet Muljana yang banyak menyadur tulisan Poortman yang
mengambil sumber dari naskah-naskah Klenteng Sam poo Kong Semarang) mengatakan
bahwa putri Cina ibunda Raden Patah adalah putri peranakan pedagang Cina. Wah,
menarik sekali kalau ternyata ada versi lain Pak..
Salam
Balas
4.
6.
7.
saya pernah membaca artikel yang menjelaskan bahwa 2 orang Majapahit yg bernama
Arya Damwr danmasa hidup keduanya terpaut 100 tahunan.
Arya Damar yang pertama adalah Panglima penakluk Malaka itu. Beragama Hindu.
Arya Damar yang kedua keturunan dari Prabu Wikramawardhana Raja kelima Majapahit.
Dijadikan Adipati di Palembang, lalu masuk Islam karena dakwah Sunan Ampel. Dan
merubah namanya menjadi Arya Abdillah. Dan dikatakan beliau inilah Arya Damar yang
dimaksud sebagai Bapak Raden Husen, yang menikahi bekas Permaisuri Prabu
Kertabhumi itu.
Wallohu A'lam...
Balas
8.
Wah bagus sekali ya ternyata dikrian juga ada cerita rakyat yang sangat baik sekali untik
diketahui oleh generasi generasi beriktnya agar tidak melupakan selarah desa kita sendiri
Balas
9.
Assalamualaikum,Pak Sugeng Riyanto cikal bakal desa saya Raden yudo tali grantung
yang konon sakti beliau turunan dari R.Husen Kerajaan Majapahit yang mengembara ke
barat wilayah Purworejo Jateng, yang saya tanyakan nama asli nya siapa ya karena saya
termasuk cucu buyut canggahnya beliau.
Balas
10.
Assalamu'alaikum Pak Sugeng Riyanto..tepangaken kulo rukin kulo sanget remen belajar
sejarah tlatah jawi nuswantoro khususipun sejarah kerajaan2 di nuswantoro.mathur nuwon
sanget kagem bpk sugeng riyanto ingkang sampun maringi pangertos dumateng sedanten
sanak kadang nuswantoro.Salam Rahayu...Bpk Sugeng Riyanto.
Balas
11.
Assalamu'alaikum Pak Sugeng Riyanto..tepangaken kulo rukin kulo sanget remen belajar
sejarah tlatah jawi nuswantoro khususipun sejarah kerajaan2 di nuswantoro.mathur nuwon
sanget kagem bpk sugeng riyanto ingkang sampun maringi pangertos dumateng sedanten
sanak kadang nuswantoro.Salam Rahayu...Bpk Sugeng Riyanto.
Balas
12.
Assalamualaikum, pak Sugeng Riyanto. Tulis cerita rakyat Jawa timur yang lain lagi yaa
pak..
Konten ini sangat bermanfaat sekali pak.
Balas
13.
Arsip Blog
▼ 2012 (4)
▼ Agustus (4)
Guru Era Reformasi
Cerita Rakyat daerah Krian Sidoarjo
Radio Pendidikan Spendaka FM 103,2 MHz
Juara Lomba Seni HUT RI Ke 67 Th 2012
Mengenai Saya
Bonus"Ruju" yg lucu
Sugeng Rianto, S.Pd SMPN 2 Krian Sidoarjo. Tema Tanda Air. Gambar tema oleh molotovcoketail.
Diberdayakan oleh Blogger.