Anda di halaman 1dari 2

CERITA RINGKAS KISAH SARIP TAMBAK OSO

Dusun Tambak Oso dibagi menjadi 2 wilayah yang dibatasi oleh sebuah sungai, wilayah tersebut biasa disebut Wetan kali dan Kulon Kali. Masing-masing wilayah mempunyai Jagoan (orang yang disegani karena kesaktiannya). Wilayah Kulon kali di kuasai oleh seorang jagoan bernama Paidi, dan Wetan kali dikuasai oleh Sarip. Paidi adalah seorang pendekar yang berprofesi sebagai Kusir Dokar yang mempunyai senjata andalan berupa Jagang yang terkenal dengan sebutan Jagang Baceman. Sarip adalah pemuda jagoan dari desa Tambak Oso yang berhati keras, mudah marah, namun sangat menyayangi kaum miskin, terutama kepada ibunya yang seorang janda. Di tengah kemiskinan dan kebodohan, Sarip bertindak sebagai maling budiman yang mencuri di rumah-rumah orang Belanda, saudagar kikir, dan para lintah darat, untuk dibagi-bagikan kepada warga miskin. Sarip selalu menjadi Target Operasi Government Belanda, karena perbuatannya yang dianggap membuat keonaran dan memprovokasi masyarakat untuk menentang kebijakan Belanda. Sarip Memiliki Paman bernama Ridwan seorang Juragan Tambak yang dipasrahi untuk mengelola tambak milik peninggalan ayah Sarip. Karena keserakahan dan kelicikan Paman Sarip sehingga membuat perjajian rahasia dengan Pejabat Belanda yaitu Kapten Hansen. Perjanjian antara Kapten Hansen dan Paman Sarip menjadi sebuah kerugian Sendiri pada Ibu Sarip. Dengan alasan bahwa Tambak itu merupakan Milik Ibu Sarip seharusnya semua pajak ditanggung ibu sarip, padahal Ibu Sarip dalam beberapa bulan terakhir tidak mendapatkan setoran hasil dari Ridwan sebagai Pengelola. Paman Sarip berani melakukan hal ini karena tahu bahwa Sarip sedang tidak berada di Desa tersebut. Dengan perilaku paman Ridwan, Sarip menjadi berang dan berusaha menagih uang yang seharusnya menjadi Hak Ibunya. Paman Sarip berani melakukan hal ini karena selain ada dukungan pejabat Belanda juga ada dukungan dari Jagoan Kulon Kali yaitu Paidi yang bekerja pada Paman Sarip sebagai Kusir dan juga pengawal pribadi. Paidi sendiri bersedia menjadi anak buah Ridwan karena berharap dapat menjadi Suami Saropah anak Juragan Ridwan. Paidi dan Sarip sebenarnya tidak ingin saling mengusik dan bersedia menjadi Jagoan di tiap wilayahnya tetapi karena urusan ini menjadi pertarungan yang menantang bagi mereka. Pertarungan Dua jagoan ini terjadi di Sungai tambak Oso pada malam hari dimana tidak ada penduduk yang mengetahui, tetapi ternyata Senjata jagang Baceman lebih tangguh dari Senjata Sarip yang berupa belati. Sarip pun tewas ditangan Paidi dan dibuang di Sungai Tambak Oso. Pikiran Paidi pun lebih tenang karena merasa Bahwa persaingan yang selama ini terjadi tuntas sudah. Jagoan Wetan dan Kulon Kali sekarang sudah berganti menjadi Jagoan Tambak Oso. Orang yang mengetahui kematiannya selain Paidi adalah mak e Sarip sendiri. Dibagian hilir sungai Sedati, Ibunda Sarip "Mbok e Sarip" tengah mencuci pakaian, entah kenapa pikirannya gundah gulana memikirkan anak keduanya itu. Dia berhenti mencuci karena ada warna merah darah yang mengalir disungai itu, dia berjalan mencari sumber darah tersebut, alangkah terkejutnya dia ketika didapatinya sumber warna merah tersebut adalah mayat anaknya. Spontanitas dia menjerit seraya berteriak " Sariiip durung wayahe Nak.....". Anehnya Sarip bangkit dari kematiannya dan segera berlari menemui ibunya, kemudian menanyakan kepada ibunya tentang hal apa yang terjadi pada dirinya dan kenapa dia tidur disungai. Ibunya pun bercerita,,: rip kowe mau bengi iku wes mati, perkorone opo biyung yo ora weruh Lah kowe bengi wingi lapo,, sarip njawab: aku mari tukaran biyung karo paidi,lah trus aku iki lapoo yo biyung kok urip maneh,, ibu biyung njawab: owalah le -leh mbok yo ra usah tukaran,kowe iku dadi wong sing bener ae,mlaku nang dalan sing lurus

(ibu sarip tidak menceritakan apa yang sedang dialami oleh sarip,) Bahwasannya, ketika Sarip masih dalam kandungan, Ayahnya bertapa di Goa Tapa (daerah Sumber Manjing)selama beberapa waktu, dan ayahnya kembali pada saat anak keduanya telah lahir dengan membawa sebongkah kecil tanah merah "Lemah Abang". Selanjutnya tanah tersebut dibelah dan diberikan pada Sarip dan Ibunya untuk dimakan. Dikatakan oleh ayah Sarip, bahwa Sarip akan dapat bangkit dari kematian apa bila ibunya masih hidup, meskipun ia terbunuh 1000x dalam sehari. Hanya Lurah Tambak Oso yang tidak pernah mempermasalahkan Sarip, karena Sarip menjadi solusi rakyat mengatasi kemiskinan.. Sarip sebenarnya mempunyai tambak, namun karena tidak punya modal tambaknya dibiarkan begitu saja, Ridwan pamannya memanfaatkan tambak tersebut tetapi tidak mau membayar pajak. Hampir tiga tahun hasil diambil tapi pajak dibebankan ke Sarip, bahkan meminjam uang untuk membayar pajakpun tidak diberi,Suatu ketika Asisten Wedana memerintahkan Lurah Gedangan menagih pajak tambak milik Sarip. Awalnya Lurah Gedangan menolak tugas dengan alasan Tambak Oso bukan daearah kekuasannya, namun perintah tetap memerintah. Hasilnya, karena Lurah Gedangan termasuk gila hormat tugas dilaksanakan meskipun harus tewas ditangan Sarip. Suatu hari, sarip mendapati Ibunya sedang dihajar oleh Lurah Gedangan karena ibunya tidak dapat membayar pajak tanah garapan berupa tambak. Melihat hal tersebut Sarip marah dan langsung menghabisi nyawa Lurah Gedangan dengan sebilah pisau dapur yang menjadi senjata andalannya. Pembunuhan terhadap Lurah Gedangan menjadikan Sarip sebagai buronan, Mualim Kakaknya tidak mengijinkan Sarip tinggal dirumahnya takut di dakwa melindungi buronan. Lantas Paidi pun kaget dan ternyata sarip masih hidup setelah mendengar kabar bahwa telah membunuh lurah gedangan,Paidi, pembantu pamannya, merasa iri dan selalu menyebarkan berita sisi buruk Sarip dan merasa dirinya paling pendekar di kampong ikut memburu mencari keberadaan sarip,tiba-tiba bertemu dan terjadi perkelahian yang kedua kalinya Tak ayal lagi Paidi akhirnya mati juga ditangan Sarip dan keinginannya meraih predikat pendekar wetan dan kulon kali pupus Merasa wilayahnya tercemar oleh perbuatan Sarip yang melakukan pembunuhan dua kali, Manteri Polisi memerintahkan agar Sarip ditangkap atau mati Tiba-tiba paman sarip yang serakah dan ingin menguasai harta keluarga ibu sarip,tega berbicara dengan kapten Hansen dan memberitahu kelemahan sarip,dengan menjadikan ibunya sebagai umpan Maka sarip pun datang lantas ibu sarip disandera oleh belanda, lalu ditembak oleh tentara belanda Sarip pun tewas ditembak oleh tentara belanda Keterangan: sarip=lakon +pendekar etan kali mualim= cacake sarip paidi=pendekar kulon kali ridwan=paman sarip :sumber manjing berada di malang,sekarang bernama goa cina Cerita diambil dari kisah rakyat jaman dulu,cerita ini sangat begitu melegenda, hamper seluruh provinsi jawa timur mengerti kisah keberanian dan kebaikan sarip,saya sebagai anak asli Surabaya sangat kagum,simpatik dan terharu atas perjuangannya walaupun harus diending cerita si sarip mati,entah dari mana awal cerita ini ada tapi saya anggap mitos ini ada dan dijadikan pedoman,meski mitos ini hanya sebuah mitos yang melegenda

Anda mungkin juga menyukai