Kerajaan Majapahit Didirikan tahun 1294 oleh Raden Wijaya yang bergelar
Kertarajasa Jayawardana yang merupakan keturunan Ken Arok raja Singosari.
Penyebab kemunduran:
1
Majapahit kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk dan Gajah Mada
meletusnya Perang Paragreg tahun 1401-1406 merupakan perang saudara
memperebutkan kekuasaan daerah bawahan mulai melepaskan diri.
Peninggalan kerajaan Majapahit:
1. Bangunan: Candi Panataran, Sawentar, Tiga Wangi, Muara Takus
Kitab: Negara Kertagama oleh Mpu Prapanca, Sitosoma oleh Mpu Tantular
yang memuat slogan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Paraton Kidung Sundayana dan Sorandaka R Wijaya Mendapat Wangsit
Mendirikan Kerajaan Majapahit.
3. Dua pohon beringin di pintu masuk Pendopo Agung di Trowulan, Mojokerto.
Dua pohon beringin itu ditanam pada 22 Desemebr 1973 oleh Pangdam
Widjojo Soejono dan Gubernur Moehammad Noer.
4. Di belakang bangunan Pendopo Agung yang memampang foto para Pangdam
Brawijaya, terdapat bangunan mungil yang dikelilingi kuburan umum.
Bangunan bernama Petilasan Panggung itu diyakini Petilasan Raden Wijaya
dan tempat Patih Gajah Mada mengumandangkan Sumpah Palapa.
Begitu memasuki bangunan Petilasan Panggung, yang memiliki pendopo mini
sebagai latarnya, tampak beberapa bebatuan yang dibentuk layaknya kuburan,
dinding di sekitar kuburan itu diselimuti kelambu putih transparan yang
mampu menambah kesakralan tempat itu.
Pada waktu tertentu khususnya bertepatan dengan malam jumat legi, banyak
orang datang untuk berdoa dan mengharapkan berkah. orang berdatangan
2
untuk berdoa, agar tujuannya tercapai kata Sajadu yang menyatakan pekerjaan
menjaga Petilasan Panggung sudah dilakukan turun-temurun sejak leluhurnya.
Kemudian pada 1964, dilakukan pemugaran pertama kali oleh Ibu Sudarijah
atau yang dikenal dengan Ibu Dar Moeriar dari Surabaya. Baru pada tahun 1995
dilakukan pemugaran kembali oleh Pangdam Brawijaya yang saat itu dijabat oleh
Utomo.
Dikisahkan Sajadu pula, Petilasan Panggung ini sempat dinyatakan tertutup bagi
umum pada tahun 1985 hingga 1995. Baru setelah itu dibuka lagi untuk umum,
sejak dinyatakan dibuka lagi, pintu depan tidak lagi tertutup dan siangpun boleh
masuk.
Keruntuhan Majapahit
Tersebutlah kisah, Adipati Terung meminta Sultan Bintara alias Raden Patah
yang masih kapernah kakaknya, untuk menghadap Prabu Brawijaya. Tapi
Sultan Demak itu tidak mau karena ayahnya dianggap masih kafir.Brawijaya
adalah raja Majapahit, kerajaan Hindu yang pernah jaya ditanah Jawa. Bahkan
kemudian Raden Patah lalu mengumpulkan para bupati pesisir seperti Tuban,
Madura dan Surabaya serta para Sunan untuk bersama-sama menyerbu
Majapahit yang kafir itu.
Prajurit Islam dikerahkan mengepung ibu kota kerajaan, karena segan berperang
dengan puteranya sendiri, Prabu Brawijaya meloloskan diri dari istana bersama
pengikut yang masih setia. Sehingga ketika Raden Patah dan rombongannya
(termasuk para Sunan) tiba, istana itu kosong. Atas nasihat Sunan Ampel, untuk
menawarkan segala pengaruh raja kafir, diangkatlah Sunan Gresik jadi raja
Majapahit selama 40 hari. Sesudah itu baru diserahkan kepada Sultan Bintara
untuk diboyong ke Demak.
Cerita ini masih dibumbui lagi, yaitu setelah Majapahit jatuh, Adipati Terung
ditugasi mengusung paseban raja Majapahit ke Demak untuk kemudian
dijadikan serambi masjid. Adipati Bintara itu kemudian bergelar Senapati
Jinbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidina Panatagama.
Cerita mengenai serbuan tentara Majapahit itu dapat ditemui dalam BABAD
TANAH JAWI. Tapi cerita senada juga terdapat dalam Serat Kanda.
Disebutkan, Adipati Bintara bersama pengikutnya memberontak pada Prabu
Brawijaya. Bala tentara Majapahit dipimpin oleh Mahapatih Gajah Mada, Adipati
Terung dan Andayaningrat (Bupati Pengging). Karena takut kepada Syekh Lemah
Abang, gurunya, Kebo Kenanga (Putra Bupati Pengging) membelot ikut musuh.
Sementara itu Kebo Kanigara saudaranya tetap setia kepada Sang Prabu
Brawijaya.
keluarganya diiringi Patih gajah Mada. Itu terjadi tahun 1399 Saka atau 1477
Masehi. Setelah dinobatkan menjadi Sultan Demak bergelar Panembahan
Jinbun, adipati Bintara mengutus Lembu Peteng dan jaran panoleh ke
sengguruh meminta sang Prabu masuk agama Islam. tapi beliau tetap menolak.
Akhirnya Sengguruh diserbu dan Prabu Brawijaya lari kepulau Bali.
Cerita versi BABAD TANAH JAWI dan SERAT KANDA itulah yang selama ini
populer dikalangan masyarakat Jawa, bahkan pernah juga diajarkan disebagian
sekolah dasar dimasa lalu. Secara garis besar, cerita itu boleh dibilang
menunjukkan kemenangan Islam. Padahal sebenarnya sebaliknya, bisa memberi
kesan yang merugikan, sebab seakan-akan Islam berkembang di Jawa dengan
kekerasan dan darah. Padahal kenyataannya tidak begitu.
Selain fakta lain banyak menungkap bahwa masuknya Islam dan berkembang
ditanah Jawa dengan jalan damai. Juga fakta keruntuhan Majapahit juga
menunjukkan bukan disebabkan serbuan tentara Islam demak.
Prof. Dr. Slamet Muljana dalam bukunya Pemugaran Persada Sejarah Leluhur
Majapahit secara panjang lebar membantah isi cerita itu berdasarkan buktibukti sejarah. Dikatakan Babad Tanah Jawi dan Serat Kanda yang ditulis abad
XVII dijaman Mataram itu tanpa konsultasi sumber sejarah yang dapat
dipercaya. Sumber sejarah itu antara lain beberapa prasasti dan karya sejarah
tentang Majapahit, seperti Negara Kertagama dan Pararaton. Karena itu tidak
mengherankan jika uraiannya tentang Majapahit banyak yang cacat.
Saat itu Tuban, Gresik, Surabaya dan Madura serta beberapa kota lain dipesisir
utara Jawa berada dalam wilayah kerajaan Kediri, sehingga tidak mungkin
seperti diceritakan dalam Babad Jawa, Raden Patah mengumpulkan para bupati
itu untuk menggempur Majapahit.
Setelah Kediri jatuh (Bukan Majapahit !) diserang Demak, bukan lari kepulau
Bali seperti disebutkan dalam uraian Serat Kanda, melainkan ke Panarukan,
Situbondo setelah dari Sengguruh, Malang. Bisa saja sebagian lari ke Bali
sehingga sampai sekarang penduduk Bali berkebudayaaan Hindu, tetapi itu
bukan pelarian raja terakhir Majapahit seperti disebutkan Babad itu. Lebih
jelasnya lagi raden Patah bukanlah putra Raja Majapahit terakhir seperti
disebutkan dalam Buku Babad dan Serat Kanda itu, demikian Dr. Slamet
Muljana.
Sejarawan Mr. Moh. Yamin dalam bukunya Gajah Mada juga menyebutkan
bahwa runtuhnya Brawijaya V raja Majapahit terakhir, akibat serangan
7
Ranawijaya dari kerajaan Keling, jadi bukan serangan dari Demak. Uraian
tentang keterlibatan Mahapatih Gajah Mada memimpin pasukan Majapahit
ketika diserang Demak 1478 itu sudah bertentangan dengan sejarah.
Soalnya Gajah Mada sudah meninggal tahun 1364 Masehi atau 1286 Saka.
1400 Masehi saudagar Islam dari Gujarat dan Parsi sudah bermukim di pantai
utara Jawa.
Salah satu bukti bahwa sejak jaman Majapahit sudah ada pemukiman Muslim
diibu kota, adalah situs Kuna Makam Troloyo, Kecamatan Trowulan, Mojokerto,
JATIM. Makam-makam Islam disitus Troloyo Desa Sentonorejo itu beragam
angka tahunnya, mulai dari tahun 1369 (abad XIV Masehi) hingga tahun 1611
(abad XVII Masehi).
Nisan-nisan makam petilasan di Troloyo ini penuh tulisan Arab hingga mirip
prasati. Lafalnya diambil dari bacaan Doa, kalimah Thayibah dan petikan ayatayat AlQuran dengan bentuk huruf sedikit kaku. Tampaknya pembuatnya
seorang mualaf dalam Islam. Isinya pun bukan bersifat data kelahiran dan
kematian tokoh yang dimakamkan, melainkan lebih banyak bersifat dakwah
antara lain kutipan Surat Ar-Rahman ayat 26-27.
P.J. Veth adalah sarjana Belanda yang pertama kali meneliti dan menulis makam
Troloyo dalam buku JAVA II tahun 1873.
L.C. Damais peneliti dari Prancis yang mengikutinya menyebutkan angka tahun
pada nisan mulai abad XIV hingga XVI. Soeyono Wisnoewhardono, Staf Suaka
Peninggalan Sejarah dan Purbakala di Trowulan mengatakan, nisan-nisan itu
membuktikan ketika kerajaan Majapahit masih berdiri, orang-orang Islam sudah
9
Dari fakta dan situs sejarah itu, tampak bukti otentik tentang betapa tidak
benarnya bahwa Islam dikembangkan dengan peperangan. Justru beberapa situs
kesejarahan lain membuktikan Islam sangat toleran terhadap agama lain
(termasuk Hindu) saat Islam sudah berkembang pesat ditanah Jawa.
Dikompleks Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur misalnya, berdiri tegak Candi
Siwa Budha dengan angka tahun 1400 Saka (1478 masehi) yang kini letaknya
berada dibelakang kantor Pemda tuban. Padahal, saat itu sudah berdiri pondok
pesantren asuhan Sunan Bonang. Pondok pesantren dan candi yang berdekatan
letaknya ini dilestarikan dalam sebuah maket kecil dari kayu tua yang kini
tersimpan di Museum Kambang Putih, Tuban.
Di Kudus, Jawa Tengah, ketika Sunan Kudus Jafar Sodiq menyebarkan ajaran
Islam disana, ia melarang umat Islam menyembelih sapi untuk dimakan. Walau
daging sapi halal menurut Islam tetapi dilarang menyembelihnya untuk
10
11
Mada.
Namun pada masa pemerintahan Hayam Wuruk pada tahun 1350-1389, berkalikali sang patih Gajah Mada yang juga panglima ahli perang di masa itu harus
menguras energi untuk memadamkan pemberontakan di beberapa daerah.
Pemberontakan Ronggolawe sampai serangan kerajaan Dhaha, Kediri.
Kerajaan Majapahit yang pernah mengalami masa keemasan dan kejayaan harus
runtuh terpecah-pecah setelah kehilangan tokoh besar seperti Hayam Wuruk
dan Gajah Mada.
12
1. Sumber asing tertulis pertama dari Barat berasal dari catatan Tome Pires.
Dia menyebutkan tentang bagaimana kemampuan pelayaran dan
perdagangan yang dilakukan oleh orang-orang Makassar. Dalam buku
Islamisasi kerajaan Gowa, Prof. DR. Ahmad M. Swang, M.A ( 2005; 72) Tome
Pires dalam perjalanannya dari Malaka ke Laut Jawa pada tahun 1513 telah
menemukan orang-orang Makassar sebagai pelaut ulung. Keterangan ini
dianggap keterangan tertulis Barat yang tertua. Pires menyebutkan: Orangorang Makassar telah berdagang sampai ke Malaka, Jawa, Borneo, Negeri
Siam dan juga semua tempat yang terdapat antara Pahang dan Siam, dalam
Prof. DR. Ahmad M. Swang, M.A ( 2005; 72) Sumber berita dari catatan
Tome Pires mungkin lebih menitik beratkan kepada sebuah kerajaan di
Sulawesi belum resmi memeluk agama Islam, karena secara resmi kedua raja
dari Gowa dan Tallo memeluk agama Islam pada tanggal 22 September 1605
M. Negeri tersebut kaya akan beras putih dan juga bahan-bahan makanan
lainnya, banyak daging dan juga banyak kapur barus hitam. Mereka
memasok barang dagangan dari luar, antara lain jenis pakaian dari Cambay,
Bengal, dan Keling. Mengingat jaringan perdagangan dari Cina sudah lama,
barang-barang berupa keramik juga diimpor dan hal itu dapat dibuktikan
dengan banyaknya temuan keramik dari masa Dinasti Sung dan Ming dari
daerah Sulawesi Selatan.
2. Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal
dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi
13
10. Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar adalah
nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan taraf
kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk
menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar memiliki
kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan hidupnya, tetapi
dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma adat yang mereka
17
Daeng Limpo, Kadi Gowa (1948), dan Andi Baso,Pabbicarabutta Gowa (1962)
sangat sulit mengidentifikasi bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua
Kerajaan Gowa ini.
13. Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno yang dipakai sejak abad XVII
sampai dengan abad XIX Masehi. Letaknya di RK 4 LingkunganTallo,
Kecamatan Tallo, Kota Madya Ujung pandang. Lokasi makam terletak di
pinggir barat muara sungai Tallo atau pada sudut timur laut dalam wilayah
benteng Tallo. Berdasarkan basil penggalian (excavation) yang dilakukan oleh
Suaka Peninggalan sejarah dan Purbakala (1976-1982) ditemukan gejala
bahwa komplek makam berstruktur tumpang-tindih. Sejumlah makam
terletak di atas pondasi bangunan, dan kadang-kadang ditemukan fondasi di
atas bangunanmakam. Kompleks makam raja-raja Tallo ini sebagian
ditempatkan di dalam bangunan kubah, jirat semu dan sebagian tanpa
bangunan pelindung: Jirat semu dibuat dan balokbalok ham pasir.
Bangunan kubah yang berasal dari kuran waktu yang lebih kemudian dibuat
dari batu bata. Penempatan balok batu pasir itu semula tanpa
mempergunakanperekat. Perekat digunakan Proyek Pemugaran. Bentuk
bangunan jirat dan kubah pada kompleks ini kurang lebih serupa dengan
bangunan jirat dan kubah dari kompleks makam Tamalate, Aru Pallaka,
danKatangka. Pada kompleks ini bentuk makam dominan berciri abad
XIIMasehi.
Sejarah awal
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal dengan
nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi pusat kerajaan
Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene, Saumata, Bissei, Sero
19
dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun paksaan, komunitas
lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa. Cerita dari pendahulu di
Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri Istana Gowa, tetapi tradisi
Makassar lain menyebutkan empat orang yang mendahului datangnya
Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru dan saudaranya
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar dan
paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari kerajaan ini
berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan pesisir barat
Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di bawah Kabupaten Gowa dan
beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini memiliki raja yang paling
terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu melakukan peperangan yang
dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669) terhadap VOC yang dibantu
oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh satu wangsa Suku Bugis dengan
rajanya Arung Palakka. Perang Makassar bukanlah perang antarsuku karena
pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan Bugis; demikian pula pihak BelandaBone memiliki sekutu orang Makassar. Perang Makassar adalah perang terbesar
VOC yang pernah dilakukannya di abad ke-17.
Letak kerajaan
Kerajaan Gowa dan Tallo lebih dikenal dengan sebutan Kerajaan Makassar.
Kerajaan ini terletak di daerah Sulawesi Selatan. Makassar sebenarnya adalah
ibukota Gowa yang dulu disebut sebagai Ujungpandang. Secara geografis
20
Sulawesi Selatan memiliki posisi yang penting, karena dekat dengan jalur
pelayaran perdagangan Nusantara. Bahkan daerah Makassar menjadi pusat
persinggahan para pedagang, baik yang berasal dari Indonesia bagian timur
maupun para pedagang yang berasal dari daerah Indonesia bagian barat. Dengan
letak seperti ini mengakibatkan Kerajaan Makassar berkembang menjadi
kerajaan besar dan berkuasa atas jalur perdagangan Nusantara.
Sultan Hasanuddin
Sultan Hasanuddin (lahir di Makassar, Sulawesi Selatan, 12
Januari 1631 meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 12 Juni 1670 pada
umur 39 tahun) adalah Raja Gowa ke-16 dan pahlawan nasional Indonesia yang
terlahir dengan nama I Mallombasi Muhamma Bakir Daeng Mattawang Karaeng
Bonto Mangepe. Setelah memeluk agama Islam, ia mendapat tambahan
gelar Sultan Hasanuddin Tumenanga Ri Balla Pangkana, hanya saja lebih dikenal
dengan Sultan Hasanuddin saja. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes
van Het Oosten oleh Belandayang artinya Ayam Jantan/Jago dari Benua Timur. Ia
dimakamkan di Katangka, Makassar.
21
Kehidupan Politik
Penyebaran Islam di Sulawesi Selatan dilakukan oleh Datuk Robandang/Dato Ri
Bandang dari Sumatera, sehingga pada abad 17 agama Islam berkembang pesat
di Sulawesi Selatan, bahkan raja Makasar pun memeluk agama Islam. Raja
Makasar yang pertama memeluk agama Islam adalah Sultan Alaudin. Sejak
pemerintahan Sultan Alaudin kerajaan Makasar berkembang sebagai kerajaan
maritim dan berkembang pesat pada masa pemerintahan raja Muhammad Said
(1639 1653).
Selanjutnya kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 1669). Pada masa pemerintahannya
Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai
daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang
keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng,
dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.
Daerah kekuasaan Makasar luas, seluruh jalur perdagangan di Indonesia Timur
dapat dikuasainya. Sultan Hasannudin terkenal sebagai raja yang sangat anti
kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan monopoli
yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu hubungan
antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon terhalangi
oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul
pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan
terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri
pasukannya untuk memporak-porandakan pasukan Belanda di Maluku.
Akibatnya kedudukan Belanda semakin terdesak. Atas keberanian Sultan
Hasannudin tersebut maka Belanda memberikan julukan padanya sebagai Ayam
Jantan dari Timur. Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan
Makasar yaitu dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan
22
kerajaan Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang
merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka
bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.
Akibat persekutuan tersebut akhirnya Belanda dapat menguasai ibukota
kerajaan Makasar. Dan secara terpaksa kerajaan Makasar harus mengakui
kekalahannya dan menandatangai perjanjian Bongaya tahun 1667 yang isinya
tentu sangat merugikan kerajaan Makasar.
Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang sebagai pusat
perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang oleh beberapa faktor :
letak yang strategis,
memiliki pelabuhan yang baik
jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan banyak
pedagang-pedagang
23
24
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan bendabenda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka terkenal sebagai
pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang Makasar dikenal dengan
nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo merupakan kebanggaan rakyat
Makasar dan terkenal sampai mancanegara.
25
Masjid Katangka
Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M. Sejak berdirinya telah mengalami
beberapa kali pemugaran. Pemugaran itu berturut-turut dilakukan oleh Sultan
Mahmud (1818), Kadi Ibrahim (1921), Haji Mansur Daeng Limpo, Kadi Gowa
(1948), dan Andi Baso, Pabbicarabutta Gowa (1962) sangat sulit mengidentifikasi
bagian paling awal (asli) bangunan mesjid tertua Kerajaan Gowa ini.
yang
subur
serta
daerah-daerah
yang
dapat
menunjang
anti kepada dominasi asing. Oleh karena itu ia menentang kehadiran dan
monopoli yang dipaksakan oleh VOC yang telah berkuasa di Ambon. Untuk itu
hubungan antara Batavia (pusat kekuasaan VOC di Hindia Timur) dan Ambon
terhalangi oleh adanya kerajaan Makasar. Dengan kondisi tersebut maka timbul
pertentangan antara Sultan Hasannudin dengan VOC, bahkan menyebabkan
terjadinya peperangan. Peperangan tersebut terjadi di daerah Maluku.
Dalam peperangan melawan VOC, Sultan Hasannudin memimpin sendiri
pasukannya
untuk
memporak-porandakan
pasukan
Belanda
di
Maluku.
Untuk
menghadapi
pasukannya
secara
perlawanan
rakyat
besar-besaran.
Makasar,
Akhirnya
Belanda
Belanda
mengerahkan
dapat
menguasai
29