Anda di halaman 1dari 4

KERAJAAN MAJAPAHIT

Kerajaan Majapahit berdiri pada akhir abad ke-13. Kerajaan Hindu-Buddha ini mengalami masa
kejayaan pada abad ke-14. Raja pertama adalah Raden Wijaya.

Dia dinobatkan menjadi raja pada tanggal 15 bulan Kartika tahun 1215 Saka, atau bertepatan dengan
tanggal 10 November 1293.

Reden Wijaya, sang pendiri Kerajaan Majapahit, bergelar Sri Maharaja Kertarajasa Jayawardhana.

Masa pemerintahan Raden Wijaya berlangsung selama 16 tahun, yakni pada 1293 Masehi hingga 1309
Masehi.

KERUNTUHAN KERAJAAN MAJAPAHIT

diperkirakan terjadi pada abad ke-16.

Sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit

Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, melakukan ekskavasi di kawasan petilasan Ratu
Kerajaan Majapahit Tribhuwana Tunggadewi, di Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten
Mojokerto, Jawa Timur.

Sejarah berdirinya Kerajaan Majapahit bermula dari permohonan Raden Jayawijaya kepada Jayakatwang
untuk membuka hutan di daerah Tarik.

Jayakatwang merupakan raja Kerajaan Gelanggelang. Ia adalah sosok yang berpengaruh terhadap
keruntuhan Kerajaan Singasari.

Kertanegara, pemimpin Singasari yang juga mertua Raden Jayawijaya, gugur akibat serbuan tentara
Gelanggelang yang dikirim Jayakatwang. Istana Singasari pun telah diduduki.

Hal tersebut membuat Raden Wijaya bersama istrinya dan sejumlah pasukan yang tersisa, meninggalkan
Singasari untuk menuju Madura. Mereka hendak menemui Adipati Wiraraja.

Wirajaya menyarankan Raden Wijaya agar menyerahkan diri kepada Jayakatwang.

Wirajaya jugalah yang mengusulkan kepada Raden Wijaya untuk membuka hutan di daerah Tarik. Raden
Wijaya menuruti perkataan Wirajaya.

Ketika mengabdi kepada Jayakatwang, Raden Wijaya mengusulkan untuk membuka hutan Tarik sebagai
tempat berburu Raja Jayakatwang.

Hutan itu pun diubah menjadi hunian sekaligus tempat untuk membanguan kekuatan. Tempat tersebut
kemudian dinamakan Majapahit atau Wilwatikta.
Asal-usul penamaan Majapahit adalah saat para pekerja mulai membuka hutan Tarik, banyak ditemukan
[21.09, 19/10/2022] Anis: buah maja (wilwa) dan saat dimakan terasa pahit (tikta).

Raden Wijaya dan Wirajaya akhirnya mampu membangun kekuatan untuk menyerbu Jayakatwang.

Apalagi, kala itu, mereka mendengar kabar kedatangan tentara Tartar dari Mongol.

Pasukan tersebut sebenarnya hendak menyerbu Raja Kertanegara yang telah dibunuh oleh tentara
Jayakatwang.

Oleh Raden Wijaya dan Wirajaya, pasukan Tartar diajak bekerja sama.

Gabungan pasukan itu akhirnya berhasil menjatuhkan Jayakatwang. Kerajaan Gelanggelang pun runtuh.

Raden Wijaya lantas mengambil alih kekuasan dan memimpin wilayah Jawa dari Majapahit.

Sebelum diangkat menjadi Raja Majapahit, Wijaya terlebih dulu mengusir pasukan Tartar.

Masa kejayaan Kerajaan Majapahit

Ukiran sejarah Indonesia yang mengelilingi Monumen Nasional, Jakarta. Di sudut timur laut yang
menggambarkan kemaharajaan kuno Indonesia, di bagian kanan adalah Gajah Mada, Mahapatih
Kerajaan Majapahit.

Puncak Kejayaan

–1364), Majapahit mencapai puncak kejayaannya. Menurut Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII–XV,
daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatra, semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan
Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina.

Masa pemerintahan Hayam Wuruk dianggap masa keemasan kerajaan Majapahit, karena pada masa
pemerintahannya, kedamaian yang lama dinantikan terwujud, jarang terjadi konflik kecuali peristiwa
Pasundan-Bubat (1357M).

Cucu Raden Wijaya ini memerintah pada 1350 M hingga 1389 M. Saat memimpin, ia didampingi Patih
Gajah Mada.

Masa kejayaan Kerajaan Majapahit disebut tak terlepas dari peran Gajah Mada.

Dia diangkat sebagai patih amangku bhumi pada 1336 M atau sewaktu Tribhuwana Tunggadewi
berkuasa.

Saat penobatannya, Gajah Mada bersumpah untuk menyatukan Nusantara di bawah panji Majapahit.
Sumpah itu dinamakan Amukti Palapa atau dikenal dengan Sumpah Palapa.

dalam sumpah itu, Gajah Mada berkeinginan untuk menguasai negara-negara di luar Majapahit.
Negara-negara tersebut yakni Gurun (Lombok), Seran (Seram), Tanjung Pura (Kalimantan), Haru
(Sumatera Utara), Pahang (Malaya), Dompo, Bali, Sunda, Palembang (Sriwijaya) dan Tumasik
(Singapura).

Gajah Mada pun mewujudkan sumpahnya. Wilayah Kerajaan Majapahit menjadi luas, bahkan melebihi
dari yang dicita-citakan.

Kerajaan Majapahit menguasai sebagian besar wilayah Sumatera, Kalimantan, Semenanjung Malaya,
dan wilayah-wilayah kepulauan di timur Jawa.

Negara-negara yang dikuasai Majapahit tercatat dalam Kitab Negarakertagama pupuh 13 dan 14.

"Terbukti, nama-nama negara nusantara yang tercatat dalam pupuh tersebut jauh lebih banyak
daripada yang dinyatakan dalam sumpah Nusantara," sebut Slamet dalam bukunya.

Keruntuhan Kerajaan Majapahit

Candi ngetos merupakan tempat pendharmaan Hayam Wuruk, raja Kerajaan Majapahit.

Kerajaan Majapahit yang kekuatannya begitu hebat, akhirnya mulai mengalami keruntuhan. Kerutuhan
Kerajaan Majapahit terjadi setelah masa Hayam Wuruk.

Salah satu penyebab keruntuhan Kerajaan Majapahit adalah konflik internal.

keruntuhan Kerajaan Majapahit disebabkan adanya Perang Paregreg.

Perang Paregreg melibatkan dua kerabat kerajaan, yaitu Bhre Wirabhumi dan Wikramawardhana.

Nama yang disebut di akhir adalah penguasa singasana Kerajaan Majapahit selepas Hayam Wuruk. Dia
diangkat menjadi raja pada 1389 M.

Wikramawardhana merupakan menantu sekaligus keponakan Hayam Wuruk.

Pengangkatan Wikramawardhana mendapat pertentangan dari Bhre Wirabhumi, putra Hayam Wuruk
dari seorang selir.

Semasa kepimpinan Wikramawardhana, banyak daerah di wilayah kekuasaan Majapahit yang


melepaskan diri tanpa bisa dicegah.

Hal tersebut tambah diperparah dengan terjadinya wabah kelaparan pada 1426 M.

keruntuhan Majapahit juga dipengaruhi oleh menguatnya pengaruh Dinasti Ming dan beberapa daerah
bekas bawahan Kerajaan Majapahit.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

Pintu gerbang istana Bhre Wengker di Situs Kumitir. Jejak arkeologis peninggalan Kerajaan Majapahit itu
berada di Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur.
Jejak peninggalan Kerajaan Majapahit banyak dijumpai di daerah Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa
Timur.

adanya temuan di kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, membuktikan keberadaan Kerajaan
Majapahit di masa lampau.

Dia menyatakan Kerajaan Majapahit bukanlah mitos.

Berdasarkan bukti arkeologis, Majapahit memang ada, bahkan bukan sekadar pernah ada. Majapahit
merupakan negara besar dan memiliki peradaban maju.

Selain itu ditemukan juga Situs Kumitir di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten
Mojokerto.

Kajian arkeolog terhadap Situs Kumitir menyimpulkan bahwa struktur bangunan itu merupakan istana
persinggahan Raja (Bhre) Wengker di Kotaraja Majapahit.

Istana atau puri itu kerap dipakai oleh raja-raja bawahan dan bangsawan Majapahit ketika akan
menemui Raja Majapahit ataupun saat bertugas di Kotaraja Kerajaan Majapahit.

Bukti-bukti peninggalan Kerajaan Majapahit hingga kini masih bisa disaksikan, terutama di wilayah Jawa
Timur.

Kerajaan Majapahit sangat mengandalkan sektor perdagangan maritim sebagai penunjang


perekonomian negaranya. Namun, wilayah Majapahit yang didominasi oleh dataran rendah menjadikan
Majapahit menjadi wilayah penghasil beras terbesar di Nusantara

Kehidupan sosial dan ekonomi : Lokasi yang strategis dan menjadi pusat perdagangan di Jawa,
Majapahit menjadi kerajaan dengan mayoritas penduduk yang bermata pencaharian sebagai pedagang.
Selain itu, adapula penduduk yang bermata pencaharian lain, misalnya pengrajin emas, pengrajin perak,
hingga tukang daging.

Anda mungkin juga menyukai