Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH SWEDISH MASSAGE TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH

PADA PASIEN HT DI RS RS AN-NISA TANGERANG TAHUN 2020

Tri Widyaningrum
STIKes YATSI Tangerang, Banten, Indonesia
Email: triwidya571@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Tanggal diterima: 2 September Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah
2020 persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
Tanggal revisi: 10 September tekanan diastolik diatas 90 mmHg. Perubahan yang terjadi
2020 salah satunya adalah tekanan darah meninggi diakibatkan
Tanggal yang diterima: 25 oleh meningkatnya resistansi dari pembuluh darah
September 2020 perifer, sistolik normal kurang lebih 170 mmHg dan
Kata kunci: diastolik normal kurang lebih 90 mmHg. Swedish
Tekanan darah; Hipertensi; Massage untuk menurunkan tekanan darah pada pasien
Swedish massage hipertensi Swedish massage merupakan suatu tehnik
massage yang berfokus pada relaksasi dan meningkatkan
sirkulasi darah dengan melibatkan otot. penggunaan
massage oleh perawat memiliki potensi secara signifikan
meningkatkan status kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh Swedish massage terhadap
penurunan tekanan darah pada pasien hipertensi di ruang
rawat inap RS An-Nisa Tangerang Tahun 2020. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi
eksperimental design : one group pre test and post test
design. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 60
responden. Tehnik yang digunakan untuk pengambilan data
adalah accidental sampling. Hasil penelitian : Berdasarkan
uji t-paired bahwa p-value < 0,05 maka dapat dinyatakan
Ho ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh antara
Swedish massage terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di ruang rawat inap RS An-Nisa
Tangerang Tahun 2020. Kesimpulan : ada pengaruh
Swedish massage terhadap penurunan tekanan darah pada
pasien hipertensi di ruang rawat inap RS An-Nisa
Tangerang Tahun 2020.
Pendahuluan menderita stroke (Riskesdas, 2016). Data
Hipertensi dapat didefinisikan Dinas Kesehatan Banten, jumlah penderita
sebagai tekanan darah persisten dimana hipertensi mencapai 31,7 persen, stroke (8,3
tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan persen), penyakit jantung (7,2 persen),
tekanan diastolik diatas 90 mmHg. penyakit sendi (30,3 persen), asma (3,5
Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia persen), diabetes mellitus (5,7 persen),
(WHO) memperlihatkan yang menderita tumor (4,3 persen), dan cedera akibat
hipertensi mencapai 50% sedangkan yang kecelakaan lalu lintas darat (4,0 persen).
diketahui dan mendapatkan pengobatan Seseorang didiagnosa hipertensi jika
hanya 25% dan 12,5% yang terobati dengan tekanan darah lebih dari 140/100 MmHg.
baik. Prevalensi hipertensi di Indonesia Sedangkan tekanan darah merupakan
tercatat mencapai 31,7% dari populasi pada tekanan yang diberikan oleh darah terhadap
usia 18 tahun keatas dan dari jumlah dinding pembuluh darah arteri dengan
tersebut 60% penderita hipertensi akan satuan milimeter mercury (MmHg) dan

243
Tri Widyaningrum

direkam dalam dua angka yaitu tekanan Ukuran katup jantung tampak bertambah.
sistole dan diastole. Tekanan darah sistole Pada orang muda katup antrioventrikular
adalah tekanan darah pada saat jantung lebih luas dari katup semilunar. Dengan
memompa darah kedalam pembuluh nadi bertambahnya usia terdapat penambahan
(saat jantung berdenyut). Sedangkan circumferensi katup, katup aorta paling
tekanan darah diastole adalah tekanan darah cepat sehingga pada usia lanjut menyamai
pada saat jantung mengembang dan katup mitral, juga menyebabkan penebalan
menyedot darah kembali (pembuluh nadi katup mitral dan aorta.
mengempis kosong) (Intarti & Khoriah, Perubahan ini disebabkan degenerasi
2018). jaringan kalogen, pengecilan ukuran,
Penyebab hipertensi pada lansia penimbunan lemak dan kalsifikasi.
antara lain akibat kekakuan pada arteri, Kalsifikasi sering terjadi pada anulus katup
stres pada lansia dan riwayat hipertensi. mitral yang sering ditemukan pada wanita.
Stres merupakan gangguan jiwa non Perubahan pada katup aorta terjadi pada
spesifik yang merupakan faktor pemicu daun atau cincin katup. Katup menjadi
terjadinya suatu penyakit Mardiana, Y. & kaku dan terdengar bising sistolik ejeksi.
Zelfino, 2014). Lansia akan mengalami Tekanan darah meninggi diakibatkan
perubahan fisik sesuai dengan tingkatan oleh meningkatnya resistansi dari
umur. Adapun perubahan-perubahan fisik pembuluh darah perifer, sistolik normal
menurut (Nugroho, Zuiderwijk, Janssen, & kurang lebih 170 mmHg dan diastolik
de Jong, 2015). salah satunya adalah normal kurang lebih 90 mmHg.
perubahan yang terjadi pada sistem Hipertensi pada lansia di Amerika
kardiovaskular. Elastisitas dinding aorta mempunyai prevalensi yang tinggi pada
menurun dengan bertambahnya usia. usia 65 tahun didapatkan 60-80% atau
Disertai dengan bertambahnya kaliber sekitar lima puluh juta warga lansia
aorta. Perubahan ini terjadi akibat adanya Amerika mempunyai prevalensi tinggi
perubahan pada dinding media aorta dan untuk hipertensi (Robinson et al., 2016).
bukan merupakan akibat dari perubahan Menurut (Depkes, 2016). pada golongan
intima karena aterosklerosis. Perubahan umur 55-64 tahun, penderita hipertensi
aorta ini menjadi sebab apa yang disebut pada pria dan wanita sama banyak. Dari
isolated aortic incompetence dan beberapa penelitian tingginya prevalensi
terdengarnya bising pada apex cordis. hipertensi sejalan dengan bertambahnya
Penambahan usia tidak umur. Berdasarkan penelitian yang
menyebabkan jantung mengecil (atrofi) dilakukan di 6 kota besar seperti Jakarta,
seperti organ tubuh lain, tetapi malahan Padang, Bandung, Yogyakarta, Denpasar,
terjadi hipertropi. Pada umur 30-90 tahun dan Makasar terhadap usia lanjut (55-85),
massa jantung bertambah (± 1gram/tahun didapatkan prevalensi hipertensi sebesar
pada laki-laki dan ± 1,5 gram/tahun pada 52,5% ( Sarasaty, 2017).
wanita). Pada daun dan cincin katup aorta Hipertensi dapat berakibat fatal
perubahan utama terdiri dari berkurangnya apabila tidak mendapatkan
jumlah inti sel dari jaringan fibrosa stroma penatalaksanaan yang tepat.
katup, penumpukan lipid, degenerasi Penatalaksanaan hipertensi tidak selalu
kolagen dan kalsifikasi jaringan fibrosa menggunakan obat- obatan. Beberapa
katup tersebut. Daun katup menjadi kaku, penelitian menunjukkan bahwa pendekatan
perubahan ini menyebabkan terdengarnya nonfarmakologis dapat dilakukan pada
bising sistolik ejeksi pada usia lanjut. pasien hipertensi yaitu meliputi : teknik-

244
Pengaruh Swedish Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah

teknik penurunan berat badan, pembatasan Association mengintegrasikan terapi


alkohol, natrium, dan tembakau, olahraga komplementer seperti massage dalam
atau latihan yang berefek meningkatkan intervensi keperawatan agar bermanfaat
lipoprotein berdensitas tinggi, relaksasi bagi pasien (Willison, Jacobs, & Van
yang merupakan intervensi wajib yang Doorn, 2016).
harus dilakukan pada setiap terapi Swedish Massage Therapy
hipertensi dan massage (Rizal Muttaqin, (SMT) merupakan suatu metode
2016). pemijatan yang dilakukan pada
Teknik penyembuhan hipertensi permukaan seluruh tubuh. Penelitian
dapat melalui dua jenis yaitu pengobatan
yang dilakukan oleh 0DKDG 6XSD¶DW
medis dan pengobatan tradisional. Masing-
Idrus, & Forsyth, 2013). menunjukkan
masing jenis pengobatan memiliki dampak
yang berbeda. Penggunaan pengobatan
bahwa SMT efektif dalam penurunan
medis dalam jangka waktu yang lama tekanan darah pada ibu dengan
dapat menimbulkan kerusakan hati dan hipertensi. Pada tekanan darah sistole
ginjal yang berdampak pada komplikasi. terjadi penurunan sebesar 12 mmhg dan
Oleh sebab itu, masyarakat kini beralih penurunan diastole sebesar 5 mmhg.
pada pengobatan tradisional. Macam dan Data yang diperoleh peneliti dari
jenis pengobatan tradisional bervariasi Rumah Sakit An-Nisa Tangerang
meliputi: konsumsi jamu atau sering Oktober sampai dengan Desember
disebut obat herbal, pengobatan melalui didapatkan jumlah penderita hipertensi
musik, yoga, relaksasi, imagery, pijat
yang berobat dan dirawat di RS An-
refleksi, pijat tengkuk (neck massage), dan
Nisa sejumlah 210 pasien (Helling,
hipnotherapi (Intarti & Khoriah, 2018).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Wahyudi, & Hasanudin, 2019). Data
(Olney, 2015). mendapatkan hasil bahwa tersebut memperlihatkan bahwa begitu
massage dapat menurunkan tekanan darah besar dan membuat discharge planning
sistolik dan diastolik pada pasien dalam catatan ringkas pasien pulang.
hipertensi. Salah satu massage yang bisa prevalensi pasien hipertensi yang masih
dilakukan adalah Swedish massage yaitu memerlukan penatalaksanaan yang
massage dengan bentuk klasik tehnik pijat tepat. Hipertensi terjadi karena adanya
barat dengan metode melakukan peningkatan kecepatan denyut jantung
manipulasi jaringan lunak dengan lima dan volume sekuncup akibat susunan
gerakan antaralain effleurage, petrisage,
saraf simpati sehingga terjadi
friction, tapotement dan vibration.
peningkatan kontraktilitas serat-serat
Penelitian Koq (2010) yang menggunakan
Swedish massage dengan tekanan ringan
otot jantung dengan cara vasokontriksi
hingga sedang dan dilakukan 4 kali selama selektif pada organ perifer.
seminggu dihasilkan rata-rata tekanan Jika hal ini terjadi secara terus
darah menurun setelah dilakukan massage. menerus otot jantung akan menebal
Swedish massage sebagai bentuk terapi (hipertropi) dan mengakibatkan fungsi
modalitas sering digunakan orang-orang jantung sebagai pompa menjadi
dengan penyakit kronis, oleh karena itu terganggu (Rizal Muttaqin, 2016).
dapat digunakan perawat dalam kerangka Studi pendahuluan yang
perawatan tersier dalam mencapai yang dilakukan oleh peneliti terhadap 4
holistik, Holistic America Nurse

245
Tri Widyaningrum

pasien dengan diagnosa Hipertensi di Tabel 1


rawat inap RS Annisa, telah dilakukan Variabel Mean Median Min Max
pemeriksaan tekanan darah dan rata Umur 52,77 52,00 45 68
rata pasien memiliki tekanan darah
160/80MMhg yang artinya tergolong 1. Berdasarkan tabel 1 distribusi
tinggi, pada saat ditanya upaya untuk frekuensi umur dari 60 responden,
menurukan tekanan darah selama didapatkan hasil nilai mean usia
dirumah rata rata pasien mengatakan adalah 52,77, nilai median adalah
hanya meminum obat dari dokter dan 52, nilai minimal adalah 45 dan
tidak melakukan terapi apapun nilai maksimal adalah 68.
dirumah. Peneliti menanyakan tentang
terapi a Swedish Massage dan 4 orang Tabel 2
Variabel Mean Median Modus Min Max
pasien mengatakan tidak tahu sama
TD Sistolik
sekali tentang terapi tersebut. Sebelum 169,83 169,00 162 150 190
Melihat fenomena ini maka Dilakukan
Swedish Massage
peneliti tertarik untuk menggunakan TD Sistolik 153,97 155,50 152 130 180
penatalaksanaan nonfarmakologis yaitu Sesudah
terapi relaksasi Swedish Massage untuk Dilakukan
Swedish Massage
menurunkan tekanan darah pada pasien
hipertensi, dikarenakan terapi relaksasi 2. Berdasarkan tabel 2 distribusi
tersebut merupakan cara yang mudah, frekuensi TD sistolik dari 60
sederhana dan murah. Teknik ini dapat responden, didapatkan hasil nilai
dilakukan oleh perawat dan dapat mean TD sistolik sebelum
diajarkan kepada keluarga pasien dilakukan swedish massage adalah
169,83 dan nilai mean TD sistolik
Metode Penelitian sesudah dilakukan swedish massage
Rancangan penelitian quasi adalah 153,97. nilai median TD
sistolik.
eksperimental design: one group pre test
and post test. Populasi pada penelitian ini Tabel 3
berjumlah 60 orang. Teknik sampling yang Variabel Mean Median Modus Min Max
TD Diastolik
digunakan dalam penelitian ini adalah Sebelum 93,42 92,00 90 85 115
accidental sampling. Instrument atau alat Dilakukan
Swedish
pengumpulan data yang di gunakan pada Massage
TD Diastolik 83,52 82,00 80 76 92
penelitian ini adalah tensi meter/ Sesudah
Sphygnomanometer , stetoskop dan lembar Dilakukan
Swedish
observasi untuk mencatat TD. Analisa data Massage

yang digunakan adalah Uji Beda Dua


3. Berdasarkan tabel 3 distribusi
Mean Dependen (Paired test). frekuensi TD diastolik dari 60
Hasil Penelitian responden, didapatkan hasil nilai
A. Univariat mean TD diastolik sebelum

246
Pengaruh Swedish Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah

dilakukan swedish massage adalah sesudah dilakukan swedish massage


93,42 dan nilai mean TD diastolik adalah 153,97. Terlihat nilai mean
sesudah dilakukan swedish massage perbedaan antara pengukuran pertama
adalah 83,52. nilai median TD dan kedua adalah 15,86. Dari hasil uji
diastolik sebelum dilakukan statistik di dapatkan nilai P Value
swedish massage adalah 92 dan yaitu 0,007 maka dapat disimpulkan
nilai median TD diastolik sesudah ada pengaruh antara Swedish
dilakukan swedish massage adalah massage terhadap penurunan tekanan
82. darah sistolik pada pasien hipertensi.
B. Bivariat Hasil hasil nilai mean TD
1. Hasil nilai mean TD sistolik diastolik sebelum dilakukan swedish
sebelum dilakukan swedish massage adalah 93,42 dan nilai mean
massage adalah 169,83 dan nilai TD diastolik sesudah dilakukan
mean TD sistolik sesudah swedish massage adalah 83,52.
dilakukan swedish massage adalah Terlihat nilai mean perbedaan antara
153,97. Terlihat nilai mean pengukuran pertama dan kedua
perbedaan antara pengukuran adalah 9,9. Dari hasil uji statistik di
pertama dan kedua adalah 15,86. dapatkan nilai P Value yaitu 0,012
Dari hasil uji statistik di dapatkan maka dapat disimpulkan ada
nilai P Value yaitu 0,007 maka pengaruh antara pengaruh Swedish
dapat disimpulkan ada pengaruh massage terhadap penurunan tekanan
antara Swedish massage terhadap darah Diastolik pada pasien
penurunan tekanan darah sistolik hipertensi.
pada pasien hipertensi. Hasil penelitian ini sesuai
2. Hasil hasil nilai mean TD diastolik dengan penelitian yang dilakukan
sebelum dilakukan swedish oleh (Puspita, 2013). yang
massage adalah 93,42 dan nilai menunjukan hasil bahwa Dari hasil
mean TD diastolik sesudah penelitian ini dapat diketahui bahwa
dilakukan swedish massage adalah rata-rata tekanan darah sistolik pre
83,52. Terlihat nilai mean massage I sebesar 155.00 mm Hg,
perbedaan antara pengukuran lalu pre massage II menurun menjadi
pertama dan kedua adalah 9,9. Dari 152.50 mmHg,
hasil uji statistik di dapatkan nilai P Sedangkan rata-rata tekanan
Value yaitu 0,012 maka dapat darah diastolik pre massage I
disimpulkan ada pengaruh antara sebesar 91.88 mmHg, lalu pre
pengaruh Swedish massage massage II menurun menjadi
terhadap penurunan tekanan darah
91.88 mmHg, lalu pre massage III
Diastolik pada pasien hipertensi.
menurun menjadi 90.00 mmHg,
Pembahasan
lalu pre massage IV naik menjadi
1. Pengaruh Swedish massage terhadap 91.25 mmHg
penurunan tekanan darah sistolik dan Penelitian ini didukung oleh
diastolik pada pasien hipertensi Hasil penelitian sebelumnya yang
nilai mean TD sistolik sebelum dilakukan oleh (Yuwono, Khoiriyati,
dilakukan swedish massage adalah & Sari, 2016) dihasilkan adanya
169,83 dan nilai mean TD sistolik penurunan tekanan darah sistolik

247
Tri Widyaningrum

setelah dilakukan pijatan pada penelitian yang dilakukan oleh


punggung pada orang usia lanjut. (Octaviani & Kartasasmita, 2018)
Penelitian serupa dilakukan oleh yang mneyatakan bahwa
(Yuwono et al., 2016) yang menunjukkan bahwa nilai p value
memberikan massage pada sebesar 0.001<0.05. Hal ini
punggung, ektremitas, kening dan menunjukkan bahwa terdapat
kepala selama 45 menit dapat secara efektifitas Swedish Massage Therapy
signifikan menurunkan tekanan (SMT) pada ibu lansia sebagai upaya
sistolik. penatalaksanaan hipertensi di
Penelitian dan literatur yang ada Posyandu Lansia.
menyebutkan perubahan tekanan SMT sangat bermanfaat bagi
darah, merupakan hasil dari proses penanganan hipertensi karena
relaksasi yang disebabkan dari tindakan tersebut dapat mengatasi
pemberian pijat. (Cowen, Sanglard, penyebab langsung terjadinya
Howard, Rogers, & Perlin, 2015) hipertensi. Penyebab naiknya tekanan
menyatakan bahwa pijatan dapat darah bisa karena kekakuan pada
menyebabkan vasodilatasi pembuluh dinding arteri, volume darah
darah dikarenakan adanya penurunan meningkat, atau viscositas darah
sistem kerja saraf simpatis dan meningkat. Pembuluh darah yang
meningkatkan kerja saraf rileks akan menyebabkan terjadinya
parasimpatis sehingga pijatan dapat vasodilatasi pada pembuluh darah
menurunkan vasokontriksi pembuluh sehingga mengakibatkan tekanan
darah. Selain itu pijatan akan darah akan turun (Arif Muttaqin,
menstimulasi untuk pelepasan 2009).
histamin dimana berperan dalam Hal ini didukung oleh penelitian
vasodilatasi pembuluh darah. Hal ini yang dilakukan oleh Afrila dkk
didukung oleh sifat pembuluh darah menyebutkan bahwa terapi slow
yang memiliki kemampuan meregang stroke back massage yang
dan mempengaruhi tekanan sistolik dikombinasikan dengan tindakan
dan diastolik (Sherwood, 2011). akupresur dapat menurunkan tekanan
Pada penelitian ini pengukuran darah. Kombinasi kedua tindakan
tekanan darah dilakukan 10 menit tersebut dapat memberikan
setelah massage. Hal ini didasari pada ketenangan pada pasien hipertensi
penelitian Koq (2010) yang berupa rasa rileks pada pasien dan
melakukan pengukuran tekanan darah mengurahi sakit kepala sehingga
10 menit setelah dilakukan massage. berdampak pada peningkatan kualitas
Namun (Bell, 2013) melaporkan tidur pasien. Masase di area tersebut
waktu pembuluh darah meningkatkan dapat merangsang sistem saraf
sirkulasi darah pada tubuh yaitu 20 superfisial yang akan menghambat
menit dan efek berlangsung selama sistem saraf simpatis sehingga
40 menit. Hal ini menjelaskan bahwa tekanan darah lebih stabil dan aliran
untuk melihat efek pemberian darah. Hal ini berakibat
massage terhadap aliran darah meningkatnya asupan nutrisi dan
dilakukan antara 10 ± 20 menit oksigen ke dalam sel (Afrila, Iskarni,
setelah massage. & Purwaningsih, 2015).
Penelitian ini juga sesuai dengan Pemijatan tidak hanya

248
Pengaruh Swedish Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah

melancarkan peredaran darah, namun pemberian terapi bekam dan terapi


juga melancarkan aliran getah bening. pijat refleksi terhadap tekanan darah
Rangsangan yang ditimbulkan pada penderita hipertensi. Penelitian
terhadap reseptor saraf juga ini dilakukan oleh Rohatami dkk
mengakibatkan pembuluh darah tahun 2015 dengan hasil terapi bakam
melebar secara refleks sehingga dan terapi pijat refleksi terbukti baik
melancarkan aliran darah yang sangat digunakan untuk terapi alternatif
berpengaruh bagi kesehatan dalam mengontrol tekanan darah agar
(Hadibroto & Alam, 2006). tetap stabil bagi penderita hipertensi
Hasil penelitian yang dilakukan (Rohatami, Maliya, & Ambarwati,
Irmawan Andri (Nugroho et al., 2015)
2015) menyimpulkan bahwa pijat Terapi pijat refleksi merupakan
refleksi kaki bisa menurunkan terapi pijat yang sudah terkenal di
tekanan darah pada tekanan sistolik negara Indonesia. Terapi pijat refleksi
dan diastolik pada hasil perhitungan dan Terapi Swedish Massage (SMT)
menggunakan perhitungan Mann bertujuan sama yaitu untuk membuat
Whitney U ± Test. Teknik pemijatan pasien lebih rileks dan nyaman. Rasa
berdampak terhadap lancarnya relaksasi yang dihasilkan oleh
sirkulasi aliran darah, stimulasi taktil di jaringan tubuh
menyeimbangkan aliran energi di berdampak pada penurunan produksi
dalam tubuh serta mengendurkan kortisol yang diakibatkan oleh
ketegangan otot. Meskipun teknik peningkatan sekresi corticotropin dari
pemijatan tidak akan berdampak HPA. Setelah tubuh rileks maka otak
banyak pada penderita hipertensi mengeluarkan serotonin yang
berat, tetapi beberapa penelitian telah berperan dalam perubahan fisiologis
membuktikan bahwa massase dapat pada tubuh yaitu menyebabkan
menurunkan tekanan darah pada dilatasi pembuluh darah kapiler dan
penderita hipertensi ringan dan arteriol sehingga mikrosirkulasi
sedang (Dalimartha, 2008). pembuluh darah membaik. Efek
Massage kaki menimbulkan membaiknya mikrosirkulasi
relaksasi yang dalam sehingga pembuluh darah yaitu terjadi
meringankan kelelahan jasmani dan relaksasi pada otot-otot yang kaku
rohani dikarenakan sistem saraf serta akibat vasodilatasi pada
simpatis mengalami penurunan pembuluh darah akan menurunkan
aktivitas yang akhirnya tekanan darah secara stabil (Guyton
mengakibatkan turunnya tekanan & Bays, 2007).
darah (Kaplan & Norton, 2006) Penelitian terbaru yang
Massagse merupakan teknik integrasi mendukung penelitian adalah
sensori yang mempengaruhi aktivitas penelitian yang dilakukan oleh
sistem saraf otonom. Apabila (Arianto, Iriani, & Arthur, 2019).
seseorang mempersepsikan sentuhan Penelitian tersebut bertujuan untuk
sebagai stimulus rileks maka akan membuktikan bahwa terapi pijat
muncul respon relaksasi (Potter, refleksi telapak kaki terhadap
Perry, Hall, & Stockert, 2009). perubahan tekanan darah pada
Penelitian lain yang mendukung penderita hipertensi. Uji statistik yang
hasil penelitian yaitu efektifitas digunakan adalah uji Wilcoxon

249
Tri Widyaningrum

dengan asil nilai signifikansi 0.001 neonatal septic shock. Critical Care
yang artinya pijat refleksi telapak Medicine, 45(6), 1061±1093.
kaki berpengaruh terhadap
Depkes, R. I. (2016). Peraturan pemerintah
perubahan tekanan darah pada
Republik Indonesia nomor 72 tahun
penderita hipertensi (Bangun, 2016 tentang standar pelayanan
Tandiono, & Arianto, 2018). kefarmasian di rumah sakit.
Departemen Kesehatan RI: Jakarta.
BIBILIOGRAFI
Afrila, Nel, Iskarni, Paus, & Purwaningsih, Guyton, John R., & Bays, Harold E. (2007).
Endah. (2015). Main Article Content. Safety considerations with niacin
therapy. The American Journal of
Arianto, Agung, Iriani, Tuti, & Arthur, Cardiology, 99(6), S22±S31.
Riyan. (2019). Hubungan Komunikasi
Instruksional Dengan Hasil Belajar Hadibroto, Iwan, & Alam, Syamsir. (2006).
Ilmu Ukur Tanah Di Smk Negeri 1 Seluk Beluk Pengobatan Alternatif
Jakarta. Jurnal Pensil: Pendidikan dan Komplementer. Jakarta: PT
Teknik Sipil, 8(1), 31±39. Bhuana Ilmu Populer.

Bangun, Hakim, Tandiono, Steven, & Helling, Lydia Salvina, Wahyudi, Endang,
Arianto, Anayanti. (2018). Preparation & Hasanudin, Hasanudin. (2019).
and evaluation of chitosan- Siremis: Sistem Informasi Rekam
tripolyphosphate nanoparticles Medis Puskesmas Kecamatan
suspension as an antibacterial agent. Matraman Jakarta. Intensif: Jurnal
Journal of Applied Pharmaceutical Ilmiah Penelitian Dan Penerapan
Science, 8(12), 147±156. Teknologi Sistem Informasi, 3(2),
116±129.
Bell, Ronald Percy. (2013). The proton in
chemistry. Springer Science & Intarti, Wiwit Desi, & Khoriah, Siti Nur.
Business Media. (2018). Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pemanfaatan
Cowen, Leah E., Sanglard, Dominique, Posyandu Lansia. Journal of Health
Howard, Susan J., Rogers, P. David, Studies, 2(1), 110±122.
& Perlin, David S. (2015).
Mechanisms of antifungal drug Kaplan, Robert S., & Norton, David P.
resistance. Cold Spring Harbor (2006). Alignment: Using the
Perspectives in Medicine, 5(7), balanced scorecard to create
a019752. corporate synergies. Harvard
Business Press.
Dalimartha, Setiawan. (2008). Atlas
tumbuhan obat Indonesia (Vol. 2). 0DKDG )DUDK 'LDQD 6XSD¶DW $EX 6DKPDK
Niaga Swadaya. M., Idrus, Sevia Mahdaliza, &
Forsyth, David. (2013). Analyses Of
Davis, Alan L., Carcillo, Joseph A., Aneja, Semiconductor Optical Amplifier
Rajesh K., Deymann, Andreas J., Lin, (SOA) Four-Wave Mixing (FWM)
John C., Nguyen, Trung C., For Future All-Optical Wavelength
Okhuysen-Cawley, Regina S., Relvas, Conversion. Optik, 124(1), 1±3.
Monica S., Rozenfeld, Ranna A., &
Skippen, Peter W. (2017). American Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan
College of Critical Care Medicine Keperawatan Dgn Gangguan Sistem
clinical practice parameters for Kardiovaskular. Penerbit Salemba.
hemodynamic support of pediatric and Muttaqin, Rizal. (2016). Kemandirian Dan
Pemberdayaan Ekonomi Berbasis

250
Pengaruh Swedish Massage Terhadap Penurunan Tekanan Darah

Pesantren (Studi Atas Peran Pondok Pemberian Terapi Bekam Dan Terapi
Pesantren Al-Ittifaq Kecamatan Pijat Refleksi Terhadap Tekanan
Rancabali Kabupaten Bandung Darah Pada Penderita Hipertensi.
Terhadap Kemandirian Eknomi Santri Universitas Muhammadiyah
Dan Pemberdayaan Ekonomi Surakarta.
Masyarakat Sekitarnya). JESI (Jurnal
Ekonomi Syariah Indonesia), 1(2), Seke, Prisilia Alva, Bidjuni, Hendro, &
65±94. Lolong, Jill. (2016). Hubungan
Kejadian Stres Dengan Penyakit
Nugroho, Rininta Putri, Zuiderwijk, Hipertensi Pada Lansia Di Balai
Anneke, Janssen, Marijn, & de Jong, Penyantunan Lanjut Usia Senjah
Martin. (2015). A comparison of Cerah Kecamatan Mapanget Kota
national open data policies: Lessons Manado. Jurnal Keperawatan, 4(2).
learned. Transforming Government:
People, Process and Policy. Sherwood, Dennis. (2011). Seeing the
IRUHVW IRU WKH WUHHV D PDQDJHU¶V JXLGH
Octaviani, Cecilia, & Kartasasmita, Sandi. to applying systems thinking. Nicholas
(2018). Pengaruh Konsep Diri Brealey International.
Terhadap Perilaku Konsumtif
Pembelian Produk Kosmetik Pada Willison, Hugh J., Jacobs, Bart C., & Van
Wanita Dewasa Awal. Jurnal Muara Doorn, Pieter A. (2016). Guillain-
Ilmu Sosial, Humaniora, Dan Seni, barre syndrome. The Lancet,
1(2), 126±133. 388(10045), 717±727.

Olney, James. (2015). Tell me Africa: An Yuwono, Podo, Khoiriyati, Azizah, & Sari,
approach to African literature. Novita Kurnia. (2016). Pengaruh
Princeton University Press. Terapi Pijat Refleksi Kaki Terhadap
Ankle Brachial Index (Abi) Pada
Potter, Patricia A., Perry, Anne Griffin Ed, Pasien Diabetes Melitus Tipe 2.
Hall, Amy Ed, & Stockert, Patricia A. MOTORIK Jurnal Ilmu Kesehatan,
(2009). Fundamentals of nursing. 10(20).
Elsevier mosby.

Puspita, Dinta. (2013). Faktor-Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kelelahan Mata
Pada Operator Sistem Informasi
Akademik Terpadu (SIAT) Program
Studi Di Universitas Negeri Gorontalo
Tahun 2013. Skripsi, 1(811409048).

Robinson, James E., Hastie, Kathryn M.,


Cross, Robert W., Yenni, Rachael E.,
Elliott, Deborah H., Rouelle, Julie A.,
Kannadka, Chandrika B., Smira,
Ashley A., Garry, Courtney E., &
Bradley, Benjamin T. (2016). Most
Neutralizing Human Monoclonal
Antibodies Target Novel Epitopes
Requiring Both Lassa Virus
Glycoprotein Subunits. Nature
Communications, 7(1), 1±14.
Rohatami, Oktarina, Maliya, Arina, &
Ambarwati, Rina. (2015). Efektivitas

251

Anda mungkin juga menyukai