Anda di halaman 1dari 56

ANALISIS DAMPAK KEBERADAAN GRABFOOD TERHADAP PENINGKATAN

PENJUALAN USAHA KULINER DIKECAMATAN CILEDUG KABUPATEN


CIREBON

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bisnis merupakan aktivitas kerja dari kehidupan manusia. Aktivitas bisnis dapat

terjadi dikalangan masyarakat dalam berbagai strata sosial dimanapun dan kapanpun.

Bisnis itu sendiri merupakan bagian dari sebuah pilihan profesi yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan hidup manusia. Semakin maju peradaban manusia maka

kecendrungan akan semakin maju pula bisnis yang dilakukan, terlebih di era globalisasi

yang dipacu oleh kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi dan informasi seperti sekarang

ini (djafkar, 2020).

Seperti Pada era teknologi sekarang ini, banyak sekali teknologi yang semakin

canggih sehingga perkembangan teknologi semakin pesat dengan adanya teknologi ini

jasa layanan pesan antar sangat populer di kalangan masyarakat.Jasa layanan pesan antar

adalah sistem pendukung untuk memudahkan konsumen untuk memesan makanan

melalui aplikasi ojek online dari usaha mikro kecil dan menengah ke lokasi yang

ditentukan oleh konsumen untuk memesan sehingga bisa menghemat waktu dan bisa

memberikan kepraktisan saat membeli makanan dan minuman. Layanan pesan antar

makanan semakin digemari masyarakat dan bahkan menjadi tren di masa pandemi. Hal

ini dibuktikan dengan hasil riset dari McKinsey 2020 dalam Santoso, A. V. (2020) yang
menyatakan bahwa penggunaan jasa pesan-antar makanan meningkat sebesar 34%

selama pandemi virus corona (Setyowati, 2021).

Kementrian perindustrian menyebutkan dalam catatan sepanjang tahun 2018

bahwa sektor kuliner mampu tumbuh sebesar 7,91 persen atau melampaui pertumbuhan

ekonomi nasional di angka 5,17 persen.2 Usaha kuliner meningkatkan nilai investasi

nasional hingga Rp56,60 triliun. Sektor kuliner menjadi kontributor terbesar hingga 26,67

persen, capaian nilai ekspornya sebesar USD29,91 miliar. Ini menunjukan bahwa kuliner

Indonesia dapat menjadi salah satu penggerak ekonomi masyarakat. Disisi lain, selama

dua dasawarsa terakhir perekonomian dunia telah mengalami revolusi dengan hadirnya

apa yang disebut dengan Don Tappscots sebagai digital economy atau ekonomi digital.

Ekonomi digital yang sepenuhnya disokong langsung oleh Internet sekaligus mengubah

pola berbelanja masyarakat begitu juga dengan masyarakat Indonesia. Berdasarkan

survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) terlihat

pada Gambar 1.1 berikut:

Gambar. Peningkatan Presentase Pengguna Internet di Indonesia. (Sumber: Data


APJII 2022)
Penetrasi pengguna internet terbanyak dilihat berdasarkan pekerjaan bahwa

wirausaha besar, guru, pedagang online shop yang menduduki peringkat tertinggi diikuti

oleh jasa konsultan dan mahasiswa yang paling sering menggunakan internet. Ini

membuktikan bahwa masyarakat Indonesia sedang berada di masa transformasi ke era

digital.

Dalam hal ini, pelaku usaha Kuliner dikecamatan ciledug kabupaten Cirebon

memberikan fasilitas di masa pandemi ini seperti layanan pesan antar makanan

merupakan layanan pengantaran makanan yang dapat kita lalui di masa pandemi supaya

para deliver ojek online bisa membantu usaha kuliner di ciledug berjalan dengan

lancar untuk mengantarkan makanan dari usaha kuliner ke lokasi yang ditentukan

oleh konsumen supaya konsumen kami merasa senang makanan tersebut sudah

diantar oleh GrabFood dari lokasi kuliner di Jakartadengan sistem mengantarkan

makanan melalui GrabFood, kuliner dikecamatan ciledug kabupaten Cirebon dapat

menyediakan layanan pesan antar dengan lebih mudah.

Penelitian yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik bahwa kehadiran layanan

seperti Go Food dan Grab Food turut meningkatkan pertumbuhan ekonomi terlihat

berdasarkan pertumbuhan PDRB per kapita kabupaten Cirebon tahun 2017-2021 table

1.1 berikut :

Tahun PDRB per kapita (Rp) Perubahan (%)


2017 19.410.878 7.10
2018 20.907.548 7.71
2019 22.505.942 7.65
2020 21.869.054 -2.83
2021 22.833.142 4.41
Tabel 1.1 Data PDRB perkapita tahun 2017-2021 (Sumber: BPS Kab. Cirebon 2021

Berdasarkan table diatas diketahui Grabfood masuknya grabfood ke Indonesia

khususnya dikabupaten Cirebon pada tahun 2017 meningkatkan perekonomian dari 7.10
% menuju 7.71%. akan tetapi terjadi penurunan drastis pada masa pandemi sampai -

2.83%.

Grabfood merupakan sebuah fitur layanan favorit dari Grab Indonesia. Grab

hanya melayani restoran yang sudah bekerjasama dengan Grab dan terdaftar pada

aplikasi. Sehingga lebih aman dan terpercaya. Nadia (2017) memaparkan Grabfood

adalah layanan pesan antar makanan yang dapat diakses dengan menggunakan aplikasi

Grab. Dengan menggunakan smartphone dan membuka fitur Grabfood di dalam aplikasi

Grab, konsumen bisa memesan makanan dari restoran yang sudah bekerja sama dengan

Grab. Makanan akan dipesan dan diantar langsung oleh Grab. Singkatnya, layanan ini

sangat mirip dengan layanan delivery order dari sebuahh restoran bagi pengusaha kuliner

terutama usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang memiliki budget terbatas

untuk mengembangkan layanan delivery order, Grabfood bisa menjadi solusi alternatif

yang sangat membantu. Pengusaha UMKM bisa memiliki layanan delivery order tanpa

harus menyiapkan armada. Dengan begitu, pengusaha tidak perlu menggaji SDM untuk

delivery.

Penelitian terdahulu menurut Suryadi & Ilyas (2018), Rachmawati A.

A(2021)“Jasa pesan antar makanan secara daring adalah solusi alternatif untuk

memenuhi kebutuhan konsumen saat ini, sehingga perusahaan penyedia jasa pesan

antar makanan secara daring harus senantiasa mengembangkan layanannya sesuai

dengan kebutuhan masyarakat Indonesia dan terus berupaya menyelaraskan

perkembangan bisnisnya.” Sedangkan menurut Ambarwati (2019) dalam Nurvitasari, E.,

& Dwijayanti, R. (2021) “Semakin tinggi kepercayaan seseorang terhadap layanan

Grab khususnya fitur layanan GrabFood akan meningkatkan penggunaan, karena


tidak akan menimbulkan kekhawatiran dan kecurigaan penggunakepada layanan Grab

Food.” Sementara menurut Katadata (2019) dalam Rachmawati, A. A(2021)“Terjadi

perlambatan pertumbuhan komponen makanan dan minuman selain restoran, yang

semula 5,36% pada 2017 menjadi 4,81% secara tahunan pada 2018, sedangkan

komponen transportasi-komunikasi tumbuh dari 5,04% menjadi 6,14%, sehingga

membuktikan bahwa adanya peralihan pola konsums rumah tangga, ketika makanan jadi

dapat diperoleh lewat berbagai aplikasi online.

Penelitian (Cahyani, 2018) terkait “Dampak bisnis kuliner melalui Go Food bagi

pertumbuhan ekonomi di Kota Semarang”. Penelitian yang dilakukan menggunakan

metode penelitian kualitatif dengan menggunakan informan kunci sebanyak 4 pelaku

bisnis. Dari hasil survey yang didapatkan para pelaku bisnis kuliner online menyatakan

bahwa omzet penjualan setelah bergabung dengan layanan Go Food meningkat

dibandingkan dengan sebelum bergabung dengan layanan Go Food. Hal ini dikarenakan

Go Food mempromosikan makanan yang diproduksinya. Selain itu penelitian ini

menemukan fakta bahwa sector perdaga ngan dalam hal ini adalah makanan dan

minumam menyumbang kenaikan PDRB yang pada akhirnya meningkatkan pertumbuhan

ekonomi. Penelitian (Indraswari & Kusuma, 2018), melakukan penelitian terkait “Analisa

pemanfaatan aplikasi Go Food bagi pendapatan pemilik usaha rumah makan di

Kelurahan Sawojajar Kota Malang.” Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis regresi linier berganda dan uji beda. Dari hasil penelitain diketahui bahwa harga,

jumlah order dan lama jam operasional secara serentak berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pendapatan dan ditemukan hasil bahwa terdapat perbedaan pendapatan sesudah

dan sebelum menggunakan aplikasi Go Food.


Berdasarkan uraian serta penelitian yang telah dilakukan beberapa peneliti maka

peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS DAMPAK

KEBERADAAN GRABFOOD TERHADAP PENINGKATAN PENJUALAN USAHA

KULINER DIKECAMATAN CILEDUG KABUPATEN CIREBON” untuk mengetahui

pengaruh Grabfood pada usaha kuliner didaerah Cirebon.

1.2 Rasional penelitian Penelitian

Alasan rasional peneliti melakukan penelitian ini adalah adanya perubahan etnis

penjualan yang meningkatkan lonjakan ekonomi dikalangan usaha kuliner. Pengurangan

biaya antar jemput serta teknologi informasi yang dapat dijangkau area jauh oleh para

pelanggan menjadikan para usaha kuliner di area cibeduk kabupaten Cirebon memi;liki

kesempatan luas dalam mendapatkan lebih banyaik laba sert6a meningkatkan

perekonomian usaha. Hal ini perlu dianalisa lebih lanjut untuk mengetahui seberapa luas

dampak penjualan online melalui grabfood dikalangan usaha kuliner di kecamatan

ciledug kabupaten Cirebon.

1.3 Kebaharuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk dapat mngetahui dampak yang ditimbulkan oleh

hadirnya Grabfood dikalangan masyarakat. Penggunaan grabfood sangat mempermudah

para konsumn juga penjual dalam melakukan transaksi jual beli, akan tetapi beberapa

masalah yang timbul seperti kesalahan pemesanan, kekeliruan pengantar, serta layanan

dari driver yang membuat berubahnya kualitas produk dimata konsumen dikarenakan

tidak adanya pertemuan secara langsung antara konsumen dan penjual.


Beberapa penjual membuat foto dan dari makanan yang menarik di aplikasi

Grabfood sehingga meningkatkan minat pembeli , namun hasil nyata produk tidak sesuai

dengan gambar yang disajikan. Selain itu, kondisi makanan dalam pengantaran driver

tidak jarang mengalami keruakan seperti merusak plating serta bentuk akibat tidak hati-

hati selama perjalanan. Bintang rendah pun diberikan pada penjual akibat hasil akhir

yang didapat konsumen tidak memuaskan.

Sehingga penjualan produk menjadi berkurang dan pendapatan semakin rendah.

Oleh karena itu perlu diadakan analisis untuk melakukan penilaian dampak yang

dihasilkan oleh aplikasi Grabfood dari segi penjualan usaha kuliner di Kecamatan

Ciledug yang notaben nya masyarakat memberikan kepercayaan pada driver untuk

menyampaikan produk dalam kondisi yang baik.

1.4 Rumusan Masalah

Adapaun Rumusan Masalah yang ada pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana perkembangan keberadaan Grabfood dikalangan usaha kuliner

diKecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon?

2. Bagaimana tingkat penjualan usaha kuliner dikecamatan Ciledug Kabupaten

Cirebon?

1.5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui perkembangan keberadaan Grabfood dikalangan usaha kuliner

diKecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon?

2. Mengetahui perbandingan hasil jualan setelah dan sebelum adanya Grabfood

dikalangan usaha kuliner diKecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.


1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penyusunan skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana antara bab yang

satu dengan bab lainnya merupakan satu komponen yang saling terkait.

Sistematika penulisan dari tiap-tiap bab adalah sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan

Bab ini bertujuan untuk memberikan informasi kepada para pembaca, dimana pada bab

ini harus memuat latar belakang (masalah), rumusan masalah, tujuan penelitian,

kontribusi penelitian, dan sistematika pembahasan.

Bab II : Kajian Pustaka

Pada bagian bab ini dikemukakan teori-teori yang mendasari analisis data yang diambil

dari beberapa literatur pustaka dan hasil penelitian terdahulu mengenai mengenai

interpersonal conflict, Profesionalisme dan Kinerja Pegawai serta telaah penelitian

sebelumnya, perumusan hipotesis, dan model penelitian.

Bab III : Metoda Penelitian

Metode penelitian pada bab ini akan menguraikan mengenai populasi dan sampel, data

penelitian, definisi operasional variabel, metoda analisis data, dan pengujian hipotesis.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

Bab ini mengemukakan mengenai hasil dan pembahasan dari penelitian yang telah

dilakukan dengan menggunakan alat analisis SPSS, sehingga diharapkan dapat mencapai

tujuan penelitian.

Bab V : Penutup
Bab ini merupakan bagian akhir dari penyusunan skripsi, dimana dalam bab ini meliputi

kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Ecomerce

2.1.1 Pengertian Ecomerce

Ecomerce pada saat ini memiliki peranan penting dalam kemajuan perekonomian

Indonesia oleh kerena itu penting untuk mengetahui perkembangan ecommerce di

Indonesia. Hal ini merupakan suatu bentuk kemudahan dalam aktivitas perekenomian

warga yang terbentuk dari awal keterbatasan yaitu Covid-19.

Definisi E-commerce menurut (Laudon & Loudon, 2018) Ecommerce merupakan


suatu proses membeli dan menjual produk produk secara elektronik oleh konsumen dan
dari perusahaan ke perusahaan dengan komputer sebagai perantara transaksi bisnis.
Menurut (David Baum, 2018 : 36-34) E-commerce adalah seperangkat teknologi,
aplikasi, dan proses bisnis dinamis yang menghubungkan perusahaan, konsumen, dan
komunitas melalui transaksi elektronik dan pertukaran barang, jasa, dan informasi
elektronik. Menurut Wong (2019) e-commerce adalah proses jual beli dan memasarkan
barang serta jasa melalui sistem elektronik, seperti radio, televisi dan jaringan komputer
atau internet.
Maka dapat disimpulkan bahwa e-commerce merupakan kumpulan dinamis antara
teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan dan konsumen
serta komunitas tertentu dimana pertukaran barang antara pengecer dan konsumen dari
berbagai komoditi dalam skala luas dan suatu transaksi elektronik, dan dalam proses
pengiriman barang dari pengecer menggunakan transportasi dari suatu wilayah ke
wilayah lain hingga sampai ke tangan konsumen dan hubungan yang terjadi adalah
hubungan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.
2.1.2 Perkembangan Ecomerce

E-commerce atau bisa disebut Perdagangan elektronik adalah penyebaran,


pembelian, penjualan, pemasaran barang dan jasa melalui internet atau jaringan
komputer. Seluruh komponen yang ada dalam perdagangan diaplikasikan ke dalam e-
commerce seperti customer service, layanan produk, cara pembayaran dan cara promosi.
Perkembangan internet yang semakin maju merupakan salah satu faktor pendorong
berkembangnya e-commerce. Internet merupakan salah satu jaringan global yang
menghubungkan jaringan komputer diseluruh dunia, sehingga memungkinkan terjalinnya
komunikasi dan interaksi antar satu perusahaan dengan konsumen. saat ini,
perkembangan e-commerce berkembang sangat cepat. Hal tersebut dapat dilihat dari
pengguna Internet pada tahun 2016 adalah 160 juta jiwa dan 9,3% diantaranya
dimanfaatkan untuk perdagangan. Tentu hal tersebut merupakan hal yang sangat
menjanjikan bagi online shop. Namun, hal ini masih menimbulkan berbagai pro dan
kontra bagi berbagai pihak (Wong,2019).
Selain itu perkembangan E-commerce di Indonesia memiliki peringkat yang
tinggi daripada negara Malaysia, singapura serta Philipina, sebesar 45% E-commerce
berkembang di Indonesia sedangkan malaysia hanya 18% perkembangannya. Selain
daripada itu, pendapatan yang di hasilkan dari E-commerce ini sebesar 130 T. Dan di
tahun 2020 diperkirakan akan meningkat duakali lipat dari tahun 2015 lalu. Bagi
perusahaan e-commerce, tentu akan menghemat pengeluaran perusahaan. Karena, mereka
tidak melakukan promosi melalui brosur, melaikan melalui internet. Yang berikutnya
adalah, Memperluas pasar hingga mencakup pasar nasional dan pasar global, sehingga
perusahaan bisa menjangkau lebih banyak pelanggan, memilih pemasok terbaik, dan
menjalin relasi dengan mitra bisnis yang dinilai paling cocok. Semua orang dapat
mengakses Internet, walaupun berbasis di Indonesia, namun dapat diakses dari negara
manapun. Di sisi lain, e-commerce juga akan mempersulit perusahaan. Karena, banyak
perusahaan yang kesulitan dalam hal merekrut pegawai yang mempunyai skill
mengoperasikan teknologi (Silalahi, Handayani, & Munajat, 2017).
Bagi konsumen, e-commerce menimbulkan banyak dampak. Yang pertama,
transaksi yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Transaksi di Internet tak ada
batasannya, karena akan terus berjalan selama 24 jam. Konsumen dapat melakukan ini
dimana saja, sehingga itu akan menghemat waktu. Selanjutnya, konsumen memiliki
banyak pilihan. E-commerce memungkinkan konsumen untuk memilih banyak produk
hanya dengan melihat di internet. Diantara banyaknya keuntungan dari e-commerce,
tentu adapun kekurangannya. Yang pertama, banyak konsumen yang tertipu saat
melakukan transaksi. Karena banyaknya oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan e-
commerce dengan tidak benar. Sedangkan, kalau belanja di toko konvensional, hal
tersebut sangan minim terjadi. Lalu berikutnya, konsumen banyak yang mengeluhkan
masalah pengiriman barang. Banyak dari konsumen yang menerima barang kurang lebih
1 minggu setelah transaksi, yang membuat konsumen resah menunggu barang mereka.
Konsumen juga masih takut ada pencuri kartu kredit, rahasia informasi personal mereka
menjadi terbuka, dan kinerja jaringan yang kurang baik.
Bagi masyarakat luas, dampak yang paling terasa adalah mengurangi
pengangguran. Dengan banyaknya perusahaan e-commerce yang beroperasi, maka
semakin banyak pula tenaga kerja yang mereka butuhkan, sehingga membuka lapangan
kerja baru bagi masyarakat luas. Dampak berikutnya adalah menigkatkan kreatifitas,
karena UMKM akan berlomba-lomba untuk menciptakan barang yang inovatif agar dapat
dijual melalui internet. Dampak lainnya adalah, masyarakat akan mengurangi
kemampuan berinteraksi sosial. Karena, mereka melakukan transaksi tanpa adanya
interaksi dengan pedagang sebelumnya.
Berdasarkan penjelasan perkembangan menurut para ahli maka dapat disimpulkan
e-commerce sangat antusias untuk masuk ke Indonesia, hal tersebut dapat dilihat dengan
banyaknya e-commerce yang telah masuk di Indonesia. Namun, ada beberapa kendala
atau hambatan yang mereka temukan di Indonesia. Pertama, koneksi Internet di
Indonesia. Tidak semua masyarakat dapat mengakses internet, sehingga tidak semua
dapat melakukan transaksi melalui e-commerce. Lalu, standarisasi perushaan logistik
pengiriman dalam bisnis e-commerce.
2.1.3 Jenis – Jenis Ecomerce

Dalam penggunaan yang berbeda-beda ecommerce mulai dikembangkan dengan berbagai

jenis oleh sebab itu para pengguna dapat dengan mudah membedakan jenis mana yang akan

digunakan.

E-commerce dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan karakteristiknya yaitu:

1. Business to Business (B2B)

B2B e-commerce meliputi semua transaksi elektronik barang atau jasa yang
dilakukan antar perusahaan. Produsen dan pedagang tradisional biasanya
menggunakan jenis e-commerce ini. Umumnya e-commerce dengan jenis ini
dilakukan dengan menggunakan EDI (Electronic Data Interchange) dan email
dalam proses pembelian barang dan jasa, informasi dan konsultasi, atau
pengiriman dan permintaan proposal bisnis. Utomo, Y. B (2019) Business to
Business memiliki karakteristik:
a. Trading partners yang sudah saling mengetahui dan antara mereka sudah

terjalin hubungan yang berlangsung cukup lama. Informasi yang dimiliki hanya

ditukar dengan partner tersebut.

b. Pertukaran data dilakukan secara berulang-ulang dan berkala dengan format

data yang telah disepakati bersama.

c. Salah satu pelaku tidak harus menunggu rekan mereka lainnya untuk

mengirimkan data.

d. Model yang umum digunakan adalah peer to peer, di mana processing

intelligence dapat didistribusikan di kedua pelaku bisnis.

2. Business to consumer (B2C)

B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. Hal ini
sesuai dengan bagian ritel dari ecommerce yang biasa dioperasikan oleh
perdagangan ritel tradisional. Jenis ini bisa lebih mudah dan dinamis, namun juga
lebih menyebar secara tak merata atau bahkan bisa terhenti. Ambarwati, D.
(2019). Business to consumer memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Terbuka untuk umum dimana informasi dapat disebarkan untuk umum juga.

b. Servis yang digunakan juga untuk umum sehingga dapat digunakan oleh

banyak orang.

c. Servis yang digunakan berdasarkan permintaan, sehingga produsen harus

mampu merespon dengan baik permintaan konsumen.

d. Sistem pendekatan adalah client-server.

3. Consumers-to-Consumers (C2C)

C2C merupakan jenis e-commerce yang meliputi semua transaksi elektronik


barang atau jasa antar konsumen. Umumnya transaksi ini dilakukan melalui pihak
ketiga yang menyediakan platform online untuk melakukan transaksi tersebut.
Contohnya adalah ketika ada perorangan yang melakukan penjualan di classified
ads (misalnya,www.classified2000.com) dan menjual properti rumah hunian,
mobil, dan sebagainya. Mengiklankan jasa pribadi di internet serta menjual
pengetahuan dan keahlian merupakan contoh lain C2C. sejumlah situs pelelangan
memungkinkan perorangan untuk memasukkan item-item agar disertakan dalam
pelelangan. Akhirnya, banyak perseorangan yang menggunakan intranet dan
jaringan organisasi untuk mengiklankan item-item yang akan dijual atau juga
menawarkan aneka jasa. Dalam hal ini terdapat 2 (dua) indikator utama bagi
sebuah website marketplace:
a. Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan

b. Bisa digunakan oleh penjual individual

Dimana kegiatan yang berlangsung harus menggunakan fasilitas transaksi online


seperti rekening pihak ketiga untuk menjamin keamanan transaksi. Penjual hanya
akan menerima uang pembayaran setelah barang diterima oleh pembeli. Selama
barang tersebut belum diterima oleh pembeli, maka penjual tidak dapat
mencairkan hasil penjualan dan jika produk gagal sampai ketangan pembeli maka
uang yang telah dibayarkan akan dikembalikan ke pembeli.
4. Consumer-to-Business (C2B)

C2B adalah jenis e-commerce dengan pembalikan utuh dari transaksi pertukaran
atau jual beli barang secara tradisional. Jenis e-commerce ini sangat umum dalam
proyek dengan dasar multi sumber daya. Customer to Busines adalah model bisnis
dimana konsumen (individu) menciptakan nilai, dan perusahaan mengkonsumsi
nilai ini. Sebagai contoh, ketika konsumen menulis review, atau ketika konsumen
memberikan ide yang berguna untuk pengembangan produk baru, maka individu
ini adalah yang menciptakan nilai bagi perusahaan, jika perusahaan tersebut
mengadopsi input nya. Sebagai contoh, Priceline.com merupakan situs yang
memungkinkan seseorang menjual barang kepada perusahaan. Dalam hal ini,
internet dapat digunakan sebagai sarana negosiasi.

Berdasarkan penjelasan dari beberapa ahli disimpulkan bahwa pembuatan

berbagai jenis ecommerce merupakan bentuk dari kepedulian terhadap setiap

aktivitas pengguna sehingga setiap pengguna mengetahui jenis apa yang akan

mereka gunakan dikaenakan disetiap jenis ecommerce memiliki bentuk, fungsi

dan manfaat yang khusus.

2.1.4 Grab masuk kedalam Ecomerce terbesar keberapa

Grab merupakan system yang menggunakan dasar penjualan jasa secara online

sehingga termasuk dalam system ecommerce yang dimana memiliki pengaruh terhadap

perkembangannya. Hal ini dapat diketahui dari adanya transaksi dala salah satu fiturnya

yaitu OVO.

Nilai kapitalisasi pasar aplikasi pengiriman makanan (food delivery) Grab


tercatat anjlok menurut laporan Companies Market Cap. Nilainya turun menjadi
US$10,69 miliar Rabu 27 April 2022. Padahal, kapitalisasi Grab pada akhir 2021 lalu
sempat mencapai US$26,67 miliar. Ini artinya, kapitalisasi pasar Grab merosot hingga
60% jika dibandingkan periode tersebut. Penurunan kapitalisasi pasar Grab dikarenakan
pendapatan anjlok pada akhir tahun lalu. Grab mencatatkan pendapatannya turun 44%
dari tahun ke tahun (year on year/yoy) menjadi US$122 juta pada kuartal akhir tahun
lalu. Alhasil, kerugiannya membengkak menjadi US$1,1 miliar.
Namun, decacorn asal Singapura itu mengatakan bahwa pendapatannya turun

karena perusahaan berinvestasi terlebih dahulu untuk meningkatkan jumlah pengemudi.

Ini guna mendukung pemulihan yang kuat dalam permintaan mobilitas.

Meski demikian, kapitalisasi pasar Grab masih menempati peringkat ke-2


sebagai perusahaan pengiriman makanan dengan kapitalisasi pasar tertinggi global.
Peringkat teratas diduduki oleh aplikasi asal Amerika Serikat, DoorDash dengan
kapitalisasi pasar sebesar US$29,35 miliar. Aplikasi asal Jerman, Delivery Hero,
menempati peringkat ketiga dengan kapitalisasi pasar US$8,33 miliar. Berikutnya,
aplikasi asal India, Zomato, memiliki kapitalisasi pasar sebesar US$7,83 miliar. Berikut
10 perusahaan pengiriman makanan dengan kapitalisasi pasar terbesar per 27 April
2022 menurut Companies Market Cap.
1. DoorDash – US$29,35 miliar
2. Grab Holdings – US$10,69 miliar
3. Delivery Hero – US$8,33 miliar
4. Zomato – US$7,83 miliar
5. HelloFresh – US$6,08 miliar
6. Just Eat Takeway – US$5,72 miliar
7. Jubiliant FoodWorks – US 4,60 miliar
8. Olo – US$1,68 miliar (Cindy,2022)

Berdasarkan penjelasan pendapatan dan perkembangan Grab didunia ecommerce

maka dapat disimpulkan bahwa Grab memiliki pernanan yang pentig Dallam ecommerce

di Indonesia. Hal ini terlihat bahwa Grab masih menempati posisi ke 2 dalam pesan antar

makanan secara online.

2.1.5 Manfaat Ecomerce

Dalam penggunaan ecommerce fungsi dari system pasti memiliki manfaat sehingga

system ini berkelanjutkan oleh karena pada subab ini akan dibahas untuk mengetahui

manfaat ecommerce.

Manfaat dalam menggunakan E-commerce dalam suatu perusahaan sebagai sistem


transaksi adalah:
a. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar)
b. Menurunkan biaya operasional (operating cost)
c. Meningkatkan customer loyalty
d. Melebarkan jangkauan (global reach)
e. Meningkatkan supply management
Manfaat E-commerce bagi konsumen adalah:
a. E-commerce memungkinkan pelanggan untuk berbelanja atau melakukan transaksi
selama 24 jam sehari sepanjang tahun dari hampir setiap lokasi
b. E-commerce memberikan lebih banyak pilihan kepada pelanggan, mereka bisa
memilih berbagai produk dari banyak vendor.
c. E-commerce menyediakan produk dan jasa yang tidak mahal kepada pelanggan
dengan cara mengunjungi banyak tempat dan melakukan perbandingan secara cepat.
d. Pelanggan bisa menerima informasi yang relevan secara detil dalam hitungan detik,
bukan lagi hari atau minggu\
Manfaat E-commerce bagi masyarakat adalah:
a. E-commerce memungkinkan orang untuk bekerja didalam rumah dan tidak harus
keluar rumah untuk berbelanja. Ini berakibat menurunkan arus kepadatan lalu lintas
dijalan serta mengurangi polusi udara.
b. E-commerce memungkinkan orang di negara-negara dunia ketiga dan wilayah
pedesaan untuk menikmati aneka produk dan jasa yang akan susah mereka dapatkan
tanpa e-commerce.

Berdasarakan penerangan para ahli maka dapat disimpulan bahwa ecommerce

memiliki manfaat yang besar dalam pertumbuhan ekonomi serta aktivitas

perekonomian masyarakat. Hal ini dapat terlihat dari kemudahan yang dihasilkan.

2.2 Transportasi Online

2.2.1 Pengertian Transportasi Online

Transportasi online di era sekarang memiliki peranan pemting dalam kehidupan

masyarakat. Bahakan telah berkembang memasuki masyarakat kecamatan ciledug.

Masyarakat ciledug telah mengenal transportasi online yang mempengaruhi

perekonomian masyarakat shingga pada penelitian ini mengkaji mengenai definisi

transportasi online.

Transportasi online adalah transportasi berbasis pelaksanaan atau seringkali


disebut dengan aplikasi yang berhubungan langsung dengan internet atau transportasi
yang didukung oleh teknologi komunikasi melalui smartphone yang merupakan
penggabungan dari segi jasa transportasi dan teknologi komunikasi (Damayanti, 2017).
Beberapa perusahaan pelayanan jasa transportasi online seperti Uber, Lyft, Cabify, Ola
dan Didi Chuxing sudah berkembang dan beroperasi di berbagai kota seluruh dunia.
Transportasi online dimulai oleh aplikasi Uber di Amerika Serikat pada tahun 2019 dan
kini telah melayani lebih dari 10 milyar perjalanan. Di China, aplikasi Didi Chuxing
diluncurkan pada tahun 2012 dan saat ini sudah memiliki sekitar 450 juta pengguna, 21
juta pengemudi serta telah melakukan lebih dari 30 juta perjalanan per hari pada 400 kota
di China. Hal itu yang menjadikan Didi Chuxing sebagai perusahaan pelayanan jasa
transportasi online terbesar di dunia dalam hal perjalanan harian (Tirachini, 2019).

Di Negara Republik Indonesia, Gojek adalah perusahaan pelayanan jasa


transportasi online pertama yang diluncurkan pada tahun 2019 dan pada tahun 2018 telah
melayani lebih dari 4 miliar perjalanan pada 50 kota di Indonesia dengan jumlah
pengemudi mencapai lebih dari satu juta pengemudi (Gojek, 2019). Setelah Gojek
terdapat beberapa aplikasi lainnya seperti Uber dan Grab, namun seiring berkembangnya
waktu pada tahun 2018 Grab mengakuisisi Uber. Grab didirikan pada tahun 2012 dan
telah mencapai 2 miliar jumlah perjalanan di 20 kota yang tersebar di tujuh negara (Grab,
2018). Transportasi online di Indonesia menyediakan pelayanan dengan mobil dan
sepeda motor, jenis pelayanannya pun berkembang dari hanya jasa transportasi menjadi
jasa antar makanan, jasa antar barang hingga jasa membersihkan rumah.

Transportasi online adalah perusahan transportasi yang menggunakan aplikasi


sebagai penghubung antara driver dan pengguna yang sangat mempermudah pemesanan,
selain itu juga tarif perjalanan sudah langsung bisa dilihat pada aplikasi. Layanan
transportasi online sudah banyak yang tahu dan dapat diterima dengan baik di negara-
negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Namun, apa sebenarnya
layanan transportasi online? Beberapa studi telah digunakan beberapa sebutan ”naik
berbagi” untuk menentukan layanan transportasi online. Ini disebut berbagi perjalanan
karena mobil / kendaraan yang digunakan dimiliki oleh individu (mobil pribadi) yang
kemudian 'berbagi' dengan yang lain (pelanggan) ketika memberikan layanan. Berbagi
perjalanan adalah layanan sesuai permintaan yang menghubungkan penumpang dan
pemilik kendaraan (driver) secara real time menggunakan teknologi seluler. Layanan
transportasi online atau berbagi tumpangan kini menjadi sarana umum bagi orang untuk
memenuhi kebutuhan perjalanan mereka (Silalahi, Handayani, & Munajat, 2017).

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa transportasi online

merupakan ojek sepeda motor yang dapat dipesan menggunakan teknologi internet

dengan memanfaatkan aplikasi pada telepon genggam. Hal ini dapat mempermudah

pengguna jasa untuk memanggil pengemudi ojek online atau transportasi online.

Adpaun kelebihan dari transportasi online ini adalah

(1) Hemat waktu dan tenaga, (2) Bisa dibayar non tunai, (3) Semakin sering
digunakan maka semakin sering juga mendapatkan diskon, (4) transportasi online punya
program loyalitas pelanggan, dan (5) Armada lebih banyak dan kekurangan dari
transportasi online adalah (1) Jaringan sering bermasalah, (2) Kurangnya pemahaman
pengendara terhadap keselamatan berkendara, (3) Hati-hati data pribadi tersebar (Surya,
2017).

Manfaat transportasi online bagi masyarakat adalah (1) Transportasi online


harganya terjangkau, (2) Transportasi online itu memudahkan penggunanya, (3) Tidak
akan takut jika tersesat atau lama mencari alamat baru, (4) Keamanan pasti terjamin,
karena gerak gerik pengendara bisa terlihat melalui aplikasi, (5) Transportasi online pasti
memberi kenyamanan, (6) Dapat membeli apapun tanpa harus keluar rumah dan (7)
Keuntungan besarpun bisa dirasakan oleh driver transportasi online (Amperanews.com,
2017).

Berdasarkan kelebihan dan manfaat maka disimpulkan bahwa transportasi online

memilki Dampak positif ke masyarakat sebagai berikut : (1) Mempermudah warga dan
(2) Lapangan kerja dan dampak negatif ke masyarakat adalah pendapatan ojek pengkolan

berkurang (Jurnanews.com, 2017).

2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan Transportasi Online

Transportasi online seringkali disebut dengan aplikasi sebagai penghubung antara

driver dan pengguna yang sangat mempermudah pemesanan. Pada kesempatan ini

peneliti akan menjelaskan tentang kelebihan dan kekurangan pada tranportasi online.

Kelebihan dari transportasi online ini adalah

a. Hemat waktu dan tenaga,

b. Bisa dibayar non tunai,

c. Semakin sering digunakan maka semakin sering juga mendapatkan diskon,

d. transportasi online punya program loyalitas pelanggan,

e. Armada lebih banyak . Khafidhoh, U. (2022).

Kekurangan dari transportasi online adalah

a. Jaringan sering bermasalah

b. Kurangnya pemahaman pengendara terhadap keselamatan berkendara , Amelia, L.

(2020).

Dapat disimpulkan kelebihan dan kekurangan transportasi online yaitu berpengaruh pada

jaringaninternet yang kadang sering terjadi kendala.

2.2.3 Manfaat Transportasi Online

Manfaat transportasi online bagi masyarakat adalah

a. Transportasi online harganya terjangkau,

b. Transportasi online itu memudahkan penggunanya

c. Tidak akan takut jika tersesat atau lama mencari alamat baru,
d. Keamanan pasti terjamin, karena gerak gerik pengendara bisa terlihat melalui aplikasi,

e. Transportasi online pasti memberi kenyamanan,

f. Dapat membeli apapun tanpa harus keluar rumah

g. Keuntungan besarpun bisa dirasakan oleh driver transportasi online

(Amperanews.com, 2017).

2.3 Grab Food

2.3.1 Pengertian Grab Food

Grabfood merupakan salah satu layanan aplikasi online yang menyedia layanan

pesan antar. Layanan ini mebantu para pemilik usaha kuliner dalam mempromokan usaha

mereka serta menunjang kemudahan mereka dalam berjualan dikarenakan produk bisa

sampai ke pembeli tanpa harus datang ke took atau kedai. Oleh karena itu peneliti

mengkaji Definisi serta penjelasan teori Grabfood sebagai berikut.

Perusahaan Grab adalah perusahaan teknologi yang mengeluarkan pelaksanaan


aplikasinya saja. Untuk kendaraan tetap milik mitra yang sudah bergabung di PT. Grab
Indonesia. Para pengemudi disini sudah terseleksi, berlisensi dan telah melewati pelatihan
keselamatan atau training online oleh perusahaan Grab melalui handphone masing-
masing calon mitra. Sehingga mitra yang memenuhi syarat yang dapat menjadi anggota
driver online di PT. Grab Indonesia. Jika dinyatakan lolos, mitra akan mendapat
username dan password yang dikirim melalui email untuk masuk ke akun driver dan
dapat digunakan. Perusahaan aplikasi penyedia jasa transportasi online PT. Grab
Indonesia telah beroperasi di beberapa kota di Indonesia salah satunya di kota Madiun.
Grab menyediakan dua fitur layanan yaitu Grabcar dan Grabbike. Di dalam aplikasi
Grabbike ada beberapa fitur layanan diantaranya Grabexpress dan Grab food
(Fanora,2019).

Layanan Grab Food adalah sebuah fitur penyedia jasa transportasi online.
Layanan Grabfood yang pertama kali diluncurkan pada 2016 kini telah berkembang
hingga ke enam negara: Indonesia, Singapura, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Di Indonesia, Grabfood telah hadir di 178 kota. Tahun 2018, volume pengirimannya telah
tumbuh hampir 10 kali lipat dalam periode Desember 2017-Desember 2018, dan jumlah
merchant tumbuh delapan kali lipat. Bahkan, Grabfood berhasil mencatatkan berbagai
pencapaian dalam tempo yang singkat, termasuk menjadi aplikasi pesan-antar makanan
tercepat nomor satu berdasarkan survei yang dilakukan Kantar, perusahaan riset pihak
ketiga (Fanora,2019).
Data terbaru dari perusahaan riset pasar pihak ketiga lainnya, Nielsen,
menunjukkan, tiga dari empat responden di Jakarta mengatakan bahwa pengiriman yang
cepat adalah dengan alas an telah digunakannya pelayanan transpotasi online atau
Grabfood. Secara regional, Grabfood berhasil merangkum berbagai pencapaian dalam
tempo yang singkat, dibandingkan pemain lain yang telah beroperasi lebih dulu. Sebagai
wujud komitmen pelayanan, Grabfood memperkenalkan sistem pesan-antar terintegrasi
Grabfood yang ditujukan untuk meningkatkan pengalaman, baik bagi pelanggan, mitra
pengemudi, maupun mitra merchant. Melalui sistem terintegrasi ini, pesanan dari
pelanggan akan langsung diterima sistem pemesanan merchant dan aplikasi mitra
pengemudi pada waktu yang sama. Dengan sistem ini, pelanggan akan menerima pesanan
mereka dengan cepat, dan mitra pengemudi bisa menyelesaikan lebih banyak pesanan
(Fanora,2019).

Layanan Grabfood ada dua jenis resto yang dapat di pilih konsumen yaitu resto
pilihan dan resto biasa. Untuk yang resto pilihan ini cara pembayarannya menggunakan
Grabpay, sehingga bisa dikatakan lebih aman untuk driver dan bisa terhindar dari
pembatalan sepihak dari 40 konsumen atau dari orderan fiktif. Sedangkan untuk resto
biasa ini sangat rawan dengan pembatalan sepihak dari konsumen atau order fiktif karena
cara pembayarannya itu dengan sistem tunai atau cash.

GrabFood menjaga kualitas makanan, dengan memperkenalkan Tas Grabfood


bagi pengemudi, yang dilengkapi lapisan luar anti terhadap air dan lapisan dalam termal
untuk menjaga suhu makanan. Partisi pembagi ruang juga disediakan untuk meletakkan
hingga delapan minuman dalam posisi tegak. Tersedia juga tempat penyimpanan bukti
pembelian dan sabuk pengaman agar lebih stabil saat membawa pesanan pelanggan.
Baru-baru ini Grab juga meluncurkan fitur inovatif Langganan Paket Hemat yang
memungkinkan pelanggan berlangganan paket promo dengan harga tetap yang akan
diperpanjang secara otomatis di setiap siklus penagihan. Karakteristik ini banyak
menawarkan paket berlangganan yang lebih hemat kepada pengguna dengan vocher
Grabfood yang bisa dipakai untuk melakukan pesanan makanan apa saja, tanpa minimum
order, serta dapat digunakan sepanjang periode berlangganan. Paket berlangganan ini
terbagi menjadi tiga paket, yaitu Paket 75.000, Paket 125.000, dan Paket 250.000, yang
berlaku untuk sebulan setelah pelanggan membeli paket di Jakarta, Bandung, Surabaya,
Medan, Makassar, Bali, Semarang, Yogyakarta, Manado, Palembang, dan Lampung
(Fanora,2019).

Dari berberapa narasumber diatas dapat disimpulkan bahwa GrabFood adalah


layanan pesan antar makanan menggunakan jasa Grab. Pemesanan cukup membuka
aplikasi Grab lalu memilih layanan GrabFood. Kegunaan GrabFood membantu dan
memudahkan pelanggan dalam melakukan pembelian makanan dan minuman dengan
jasa pesan dan antar sehingga pelanggan tidak perlu pergi ketempat makan untuk
membeli makanan atau minuman dan tentunya tidak menyita banyak waktu pelanggan
untuk mendapatkan pesanan yang diinginkan.

2.3.2 Metode Pembayaran dan Tarif Grab Food


Transaksi grabfood dilakukan secara online, artinya antara penjual dan pembeli
tidak melakukan tatap muka secara langsung. Pertama-tama, konsumen akan melakukan
transaksi di aplikasi yang sudah di sediakan oleh PT. Grab. Aplikasi akan mempermudah
konsumen dalam memilih dan menentukan makanan yang akan di pesan serta restoran
yang menyediakan makanan tersebut. Selanjutnya, secara otomatis pesanan yang
dilakukan oleh konsumen ini akan masuk dalam daftar pesanan driver yang dekat dengan
restoran tempat konsumen melakukan pesanan. Driver ini merupakan mitra dari PT.
Grab. Pihak driver kemudian akan melakukan pembelian pesanan makanan kepada
restoran (merchant) yang dituju oleh konsumen. Hana, H. (2019).

2.3.3 Cara Memesan Grab Food

Fitur Grab-Food merupakan fitur yang melayani atau layanan yang memudahkan

customer untuk memesan makanan.

Berikut cara mengoperasikan aplikasi Grab untuk fitur GrabFood :

a) Customer memesan makanan tertentu dengan fitur Grab-Food aplikasi Grab di


smartphone.

1) Buka aplikasi Grab yang telah diinstalasi dari Google Play Store atau App Store.
2) Pilih layanan Food dengan ikon bergambar makanan.
3) Masukkan alamat pengantaran makanan yang akan dipesan.
4) Pilih makanan yang hendak dipesan, Anda dapat memilih berdasarkan
rekomendasi yang diberikan atau mencari jenis makanan di kolom yang telah
disediakan di atas.
5) Setelah menemukan menu yang diinginkan, maka klik tombol (+) untuk
menambahkan makanan pada chart.
6) Pilih View Basket untuk melanjutkan proses pemesanan makanan.
7) Periksa alamat pengantaran, menu makanan yang dipesan, hingga jumlah yang
harus dibayarkan, Anda bisa menambahkan pesan jika ingin menambah informasi
yang lebih lengkap.
8) Jika sudah lengkap, pilih Place Order untuk mulai pencarian pengemudi. Setelah
itu, Anda cukup menunggu hingga makanan tiba. Tumpuan, A. (2020).

b) Driver Grab menerima pesanan tersebut kemudian membelikanya diwarung sesuai


permintaan customer.
c) Driver Grab menalangi atau meninjami customer terlebih dahulu untuk membeli
pesanan customer.
d) Driver Grab mengantarkan pesanan tersebut pada customer. Customer membayar
biaya makanan dan ongkos kirim sebagai uang ganti makanan dan biaya ongkos kirim
atas jasa driver Grab. Tumpuan, A. (2020).
Jadi grabfood adalah suatu aplikasi yang mempermudah konsumen untuk melakukan
pemesanan makanan, minuman dll.
2.3.4 Kelebihan dan Kekurangan Grab Food

Aplikasi grabfood sangat mempermudah konsumen dalam melakukan pembelian suatu

barang secara online. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menjabarkan tentang

kelebihan dan kekurangan grabfood.

Kelebihan dari Grabfood yaitu:

a. Mudah

Dengan memakai aplikasi Grab yang bisa dipakai di smartphone tidak perlu lagi untuk

keluar rumah mencari makanan. Cukup dengan memanfaatkan GrabFood, akan bisa

menikmati makanan yang diinginkan.

b. Cepat

Lewat seorang driver yang siap mengantar pesanan customer memakai sepeda motor

yang tentunya semakin cepat pesanan sampai di tangan customer.

c. Menghemat waktu

GrabFood akan membantu customer mendapatkan makanan sehingga waktu bisa


dipakai untuk hal yang lain
d. Biaya terjangkau

Biaya yang dikeluarkan customer juga sangat terjangkau mulai dari Rp 4.000,00

tergantung dengan jarak tempuh dan harga makanan. Oleh sebab itu Grabfood

menampilkan lokasi restaurant atau tempat makan terdekat di sekitar customer.

e. Pilihan yang lengkap

Di dalam Grabfood sudah dilengkapi informasi tentang nama restoran favorit, jarak
tempuh, pilihan kuliner yang ingin customer beli, harga makanan, serta informasi buka
atau tidaknya.
f. Ada voucher grabfood

Dengan adanya voucher semakin memudahkan para customer, sebab voucher tersebut
bisa dipakai untuk memesan makanan, sehingga bisa memotong biaya pesan antar dan
biaya makanannya itu sendiri, Wahyuni, S. (2020)

Selain banyak kelebihan Grabfood juga memiliki kekurangan. Berikut ini adalah
kekurangan dari Grabfood yaitu :
a. restoran belum banyak
Restoran atau tempat makan yang bekerjasama dengan aplikasi Grab masih sedikit,
sehingga tidak jarang yang dicari tidak ada di GrabFood.
b. promo yang ditawarkan masih kurang banyak
Promo-promo yang ditawarkan masih sangat sedikit, hal ini mungkin karena kurang
banyaknya kerja sama dengan pihak lain.
Dari penjeasan diatas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kekurangan grabfood
sangat berpengaruh terhadap pelayanan yang ditawarkan oleh pihak grabfood itu sendiri.
2.4 Dampak Keberadaan Grabfood
2.4.1 Pengertian Dampak Keberadaan Grab Food
Dalam penelitian lebih mengkaji mengenai hubungan Grabfood dengan para

pengusaha kuliner dikecamatan ciledug sehingga pada penelitian ini mengkaji dampak

Grabfood terhadap usaha kuliner.

Fanora Qumala dalam penelitiannya yang berjudul “Tinjauan Hukum Islam


Terhadap Praktik Layanan Grabfood (Study Kasus Di Grab Madiun)”. Penelitian tersebut
memfokuskan dengan rumusan masalah: Pertama, bagaimana tinjauan hukum Islam
terhadap pembatalan sepihak oleh konsumen pengguna jasa Grabfood (studi kasus di
Grab Madiun). Kedua, bagaimana tinjauan hukum Islam terhadap bentuk penyelesaian
sengketa pembatalan sepihak oleh konsumen pengguna layanan jasa Grabfood (studi
kasus di Grab Madiun). Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian
lapangan (field research) dengan metode pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
adalah analisis data deduktif (dari umum-khusus) Adapun hasil dari penelitian ini bahwa.
Dampak keberadaan layanan GrabFood dalam meningkatkan pendapatan rumah makan
di Kota Parepare bahwa keberadaan layanan GrabFood jelas membawa dampak positif
kepada pelaku usaha Rumah Makan yang bergabung ke dalam aplikasi dan menjadi
mitra. Dari 10 pengusaha Rumah Makan yang bergabung ke dalam pelaksanaan aplikasi
beberapa telah mengatakan atas kepuasan mereka semenjak bekerja sama dengan aplikasi
selain memberi dampak dalam meningkatkan pendapatan, dan mempromosikan produk
yang dijual tanpa mengeluarkan budget, mempermudah transaksi, bahkan ada salah satu
pemilik Rumah Makan yang mengalami peningkatan pendapatan dua kali lipat dari
sebelumnya . Akan tetapi 2 dari 10 Rumah Makan tidak mengalami peningkatan
pendapatan semenjak bekerjasama dengan layanan GrabFood.

Yeti Octavia dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Kualitas Pelayanan


Jasa Kurir GrabFood Terhadap Kepuasan Pelanggan Pada Karyawan Puskesmas Basuki
Rahmad di Kota Bengkulu”. Berdasarkan hasil penelitian dan uji statistic yang digunakan
mengenai pengaruh kualitas pelayanan jasa kurir GrabFood terhadap kepuasan pelanggan
pada karyawan Puskesmas Basuki Rahmad Kota Bengkulu, dapat dipahami beberapa hal.
Pertama, dari hasil yang diperoleh didapatkan bahwa kualitas pelayanan jasa kuri
GrabFood berpengaruh terhadap kepusan pelanggan. hal ini ditunjukan oleh hasil uji t
diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dan uji f sebesar 0.00 < 0,05, yang artinya
hipotesis diterima. Kedua, berdasarkan hasil uji koefisien determinasi diperoleh nilai
sebesar 0,619 sama dengan 61,9%. Artinya dapat katakana dengan kesimpulan bahwa
kualitas pelayanan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan adalah sebesar 61,9
%, yangh artinya dalam mempengaruhi kepuasan pelanggan kualitas peyananan
berpengaruh dan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi.

Sedangkan pada penelitian ini menjelaskan dampak layanan Grabfood terhadap


meningkatnya pendapatan rumah makan di Kota Parepare ditinjau dari perspektif
ekonomi Islam. Adapun hasil dari 10 pengusaha Rumah Makan yang bergabung ke
dalam aplikasi rata-rata mengatakan atas kepuasan mereka terhadap kerja sama ke dalam
aplikasi selain memberi dampak dalam meningkatkan pendapatan, dan memasarkankan
produk yang dijual tanpa mengeluarkan budget, mempermudah transaksi, bahkan ada
salah satu pemilik Rumah Makan yang mengalami peningkatan pendapatan dua kali lipat
dari sebelumnya. Akan tetapi 2 dari 10 Rumah Makan tidak mengalami peningkatan
pendapatan semenjak bekerjasama dengan layanan GrabFood.

Berdasarkan keterangan peneliti diberbagai daerah tersebut dapat disimpulkan

bahwa sekitar 80% usaha kuliner yang bekerja sama dengan layanan grabfood mengalami

peningkatan pendapatan sehingga layanan grabfood memiliki pengaruh positif terhadap

usaha kuliner di Indonesia.

2.4.2 Manfaat Adanya Grabfood


Grabfood memiliki fitur layanan yang cukup lengkap, mulai dari rekomendasi makanan
hingga promo menarik yang diberikan.
Fitur yang terdapat pada layanan Grabfood meliputi:
a. Slide promo
b. Rekomendasi berdasarkan kategori
c. Rekomendasi makanan dari area terdekat
d. Fast delivery
e. Mtode pembayaran yang mudah
f. Cara pemesanan yang sangat mudah
g. Promo gratis
h. Tidak perlu menyiapkan jasa kurir Damayanti, S. A. S. (2017).
Jadi keuntungan atau manfaat dari memesan makanan melalui layanan Grabfood
membuat customer tidak perlu repot-repot datang ke restoran yang dituju dan sekaligus
menghemat pengeluaran ongkos transportasi. Namun, dibalik kemudahan melakukan
pemesanan, terdapat harga jual makanan yang tanpa disadari lebih mahal dibandingkan
harga membeli langsung di restoran.

2.4.3 Kelebihan dan kekurangan GrabFood


Grabfood adalah sarana yang sangat diperlukan dikalangan masyarakat dan sangat
berpengaruh terhadap keuntungan usaha kuliner terutama di Indonesia khusunya di
Kecamatan Ciledug.
Dengan melakukan kerja sama dengan Grab atau Gojek. Beberapa keuntungan
bisa didapatkan. Karena sistem pemesanan makanan yang ditawarkan keduanya sangat
baik. hanya dengan modal kecil saja sudah bisa menjalankan bisnis kuliner. Selain bisa
menguntungkan secara finansial. Pengusaha kuliner pun bisa mendapatkan keuntungan
lainnya. Jika sebelumnya pengusaha kesulitan dalam memasarkan produk kini hal
tersebut bisa diatasi Adi, N. B. (2020). Berikut beberapa keuntungan bergabung dengan
Grab Food:
a. Ongkos Lebih Murah Bagi sebagian masyarakat sangat memperhitungkan berapa
biaya atau ongkos untuk antar makanan ke para pengguna atau pelanggan. Dengan
mendaftarkan restoran atau usaha kuliner ke Grab Food atau Go Food, masalah
tersebut telah teratasi. Karena, pembayaran bisa dilakukan dengan menggunakan Go
Pay dan OVO sehingga biaya yang dikeluarkan lebih murah.
b. Meningkatkan Popularitas Sebuah popularitas restoran atau produk itu penting,
dengan terdaftar pada aplikasi Go Food atau Grab Food, pengusaha kuliner bisa
meningkatkan popularitas restoran atau brand dengan peluang yang telah disediakan
oleh aplikasi ini. Sehingga restoran atau produk yang disediakan langsung bisa
dilihat pengguna yang otomatis akan meningkatkan eksposur produk.
c. Menjangkau Kosumen Lebih Luas Hal yang sering menjadi hambatan dalam
mengembangkan bisnis kuliner atau produk makanan itu biasanya karena terbatas
jangkauan. Namun, hal tersebut tidak menjadi suatu hambatan. Sebab jika pengusaha
kuliner mitra dengan aplikator Grab Food atau Go Food akan secara otomatis dibantu
menjangkau para konsumen secara luas. Karena ada ratusan ribu driver yang siap
mengantar makanan dan minuman ke pelanggan.
d. Meningkatkan Hasil Penjualan Jika restoran, cafe atau jenis usaha kuliner lainnya
sudah berjalan cukup lama, tentu saja akan banyak pelanggan khusus dan bisa lebih
banyak menjangkau pelanggan dengan bergabung ke dalam Grab Food dan Go Food,
pangsa pasar semakin meluas dan mudah dalam memesan tentu meningkatkan
penjualan
e. Membantu Meningkatkan UKM Kuliner Tidak hanya bisa membantu usaha
Waralaba besar, layanan pesan antar dari aplikasi online dalam hal ini Grab Food dan
Go Food bisa membantu mempromosikan makanan hasil karya pelaku UKM.
Warung makan biasa yang ada di pinggir jalan pun bisa sukses bersama Grab Food
dan Go Food Cahayani, M. (2021).
Dari uraian diatas maka Kelebihan dan kekurangan GrabFood adalah sarana transportasi
oline yang mempermudah konsumen dalam mendapatkan suatu pelayanan tanpa harus
keluar rumah, namun dibalik adanya kelebihan tersebut terkadang grabfood juga
megalami kendala seperti gangguan pada jaringan.

2.5 Peningkatan Penjualan


2.5.1 Pengertian Peningkatan Penjualan
Peningkatan penjualan merupakan suatu tujuan dalam usaha kuloiner karna

dengan adanya peningkatatan penjualan maka para pemilik usaha kuliner mampu

mendapatkan laba lebih banyak dan branding lebih luas.

Menurut Reeve, Warren, dan Durhac pengertian dari penjualan adalah total yang
dikenakan kepada pelanggan untuk barang dagangan yang dijual, termasuk penjualan
tunai dan kredit.Menurut Basu Swastha DH (2017 : 403) penjualan adalah interaksi
antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki,
menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi
pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk
menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut
harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

Upaya perusahaan dalam menjual barangnya menentukan keberhasilan dalam


mencari keuntungan, apabila perusahaan tidak dapat menjual maka perusahaan akan
mengalami katidak untungan. Menurut Basu Swastha DH (2017 : 404) tujuan umum
penjualan dalam perusahaan yaitu :
1. Mencapai volume penjualan
2. Mendapatkan laba tertentu
3. Menunjang pertumbuhan perusahaan

Menurut Efendi Pakpahan (2019) faktor yang sangat penting dalam


mempengaruhi volume penjualan adalah saluran distribusi yang bertujuan untuk melihat
peluang pasar apakah dapat memberikan laba yang maksimun. Secara umum mata rantai
saluran distribusi yang semakin luas akan menimbulkan biaya yang lebih besar, tetapi
semakin luasnya saluran distribusi maka produk perusahaan akan semakin dikenal oleh
mayarakat luas dan mendorong naiknya angka penjualan yang akhirnya berdampak pada
peningkatan volume penjualan.

Dari uraian diatas disimpulkan secara umum bahwa arti dari penjualan adalah

kegiatan jual beli dijalankan oleh dua belah pihak atau lebih dengan alat pembayaran

yang sah.

2.5.2 Faktor – faktor keberhasilan peningkatan penjualan / indicator


Keberhasilan peningkatan penjualan sangatlah penting terhadap kemajuan ekonomi
masyarakat, khususnya masyarakat di Kecamatan Ciledug, karrena hal itu penelitian ini
akan menerangkat tentang keberhasilan peningkatan penjualan.
ada beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan penjualan di Grab Food
a. Harga Jual Dalam Peningkatan penjualan tentunya harga sangat diperhitungkan,
beberapa pelaku usaha menyatakan ada perbedaan harga ketika konsumen membeli
langsung di toko yaitu dengan harga Rp.15.000 sedangkan pembelian melalui grab
food dan go food harga naik menjadi Rp.20.000 dengan nominal harga yang
bertambah akan membuat pendapatan meningkat.
b. Produk yang Ditawarkan Dari beberapa responden yang berhasil diwawancarai banyak
sekali produkproduk yang ditawarkan dan menjadi andalan dari berbagai pelaku usaha
contohnya: ayam geprek panglima, ayam penyet sukro, bubur ayam, bakso spesial.
c. Mutu atau Kualitas Dari hasil observasi kualitas produkproduk yang ditawarkan oleh
pengusaha kuliner di Kecamatan Sukarami terbilang cukup bagus dan higienis.
d. Promosi Pelaku usaha sangat diuntungkan dengan keberadaan grab food dan go food
karena dari pihak grab dan gojek sudah menyediakan promo-promo yang menarik
sehingga para pelaku usaha dapat dengan mudah menerapkan promo yang sedang
diberlakukan oleh pihak grab dan gojek direstonya.
e. Faktor Lingkungan Tak Terkendali Dalam faktor lingkungan tak terkendali sebagai
contoh persaingan bisnis, usaha ayam geprek banyak pesaingnya pesaingnya. Hasil
dari observasi penulis mengamati ayam geprek panglima dimana harga yang terbilang
mahal namun dengan promo potongan harga yang menarik membuat usaha ayam
geprek panglima bisa menyaingi usaha ayam geprek yang lain.
f. Faktor Lingkungan Terkendali Faktor lingkungan terkendali yang mempengaruhi
pemasaran termasuk penjualan yang berada di dalam perusahaan.
Menurut Basu Swastha faktor-faktor yang mempengaruhi penjualan antara lain adalah
sebagai berikut:
1) Kondisi dan kemampuan penjual
Penjual harus dapat meyakinkan kepada pembelinya agar berhasil mencapai sasaran
penjualan yang diharapkan. Untuk itu penjual harus memahami beberapa hal yaitu
jenis dan karakteristik barang yang ditawarkan, harga produk dan syarat penjualan.
2) Kondisi pasar
Pasar sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa keberhasilan peningkatan penjualan sangat
dipengaruhi oleh harga jual, produk yang ditawarkan, faktor lingkungan serta promosi
pelaku usaha.
2.5.3 manfaat peningkatan penjualan
Penjualan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dalam Negeri khususnya di
Kecamatana ciledug, oleh karena itu pada peneitian ini akan menerangkan beberapa
manfaat peningkatan penjualan.
Berikut ini adalah beberapa manfaat promosi untuk meningkatkan penjualan yaitu :
a. membangun branding usaha
b. Meningkatkan Awareness Tentang Produk Baru
c. Menciptakan Komunikasi dengan Pelanggan
d. Membentuk Karakter yang Berbeda dengan Brand Lain
e. Dapat Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Ferdian, A. (2021).

2.6 Usaha Kuliner

2.6.1 Pengertian Usaha Kuliner

Usaha kuliner sangat berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat kecamatan

ciledug oleh sebab itu pada penelitian ini menjelaskan bebrapa definisi mengenai usaha

kuliner.

Kuliner merupakan suatu produk pengolahan makan dan minuman. Sebutan


kuliner berasal dari unsur serapan bahasa Inggris yaitu culinary yang artinya
berhubungan dengan kegiatan masak memasak. Kuliner merupakan bagian yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Kuliner saat ini merupakan bagian dari
industri kreatif yang sudah memiliki pasar yang luas di Indonesia. Kuliner sendiri
terkadang dijadikan sebuah alat untuk mengukur status sosial seseorang. Selain itu
kuliner dapat bercerita mengenai sejarah peradapan sebuah tempat yang dapat menjadi
daya tarik bagi para wisatawan. Kuliner khas daerah juga dapat menjadi sebuah identitas
sebuah kota, suku ataupun bangsa (Sari, 2018).

Usaha kuliner adalah suatu aktifitas perbelanjaan makanan dan minuman yang
dilakukan oleh individu atau sekelompok orang dengan perencanaan yang teroraganisir
agar bisa mendapatkan laba dengan cara memproduksi dan menjual barang atau jasa
untuk mencukupi apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Untuk memulai usaha dalam
sektor kuliner tidak diperlukan biaya atau modal yang besar. Oleh karena ini usaha
kuliner ini menjadi peluang bagi banyak pelaku UMKM. Usaha kuliner terus mengalami
perkembangan dikarenakan dalam usaha kuliner selalu ada ide dan inovasi terbaru. Ideide
dan inovasi dalam usaha kuliner ini biasanya disebut sebagai tren kuliner. Keberadaan
tren kuliner ini dapat menjadi daya tarik bagi banyak masyarakat luas untuk mencoba
menu-menu dengan resep dan inovasi yang baru (Hidayatullah et al., 2018). Berdasarkan

Pelaku dalam usaha kecil atau yang menengah pada bidang kuliner yaitu adalah
salah satu kelompok usaha yang dapat bertahan di tengah perubahan dan tidak mengenal
masa serta tidak pernah mati, sehingga usaha ini pun selalu ada, di setiap tempat dan
strata masyarakat. Makanan dan minuman masih menjadi keperluan utama, dengan
bentuk skala usaha besar maupun kecil. Dengan mengamati situasi dan kondisi serta fakta
yang ada maka usaha kuliner merupakan usaha yang sangat menjanjikan dan akan
memberikan keuntungan maksimal (Amrullah, dkk, 2016). Kesulitan yang dihadapi oleh
para pelaku usaha kuliner kecil menengah di tengah pandemic Covid-19, antaralain bahan
baku yang berkurang atau tidak mencukupi kebutuhan, menurunnya penjualan,
terhambatnya produksi dan distribusi, kesulitan permodalan serta kurangnya kemampuan
dan pengetahuan tentang teknologi informasi (Fitriyani, dkk, 2020).
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Usaha kuliner adalah usaha

yang bekerja di bidang makanan dan minuman. Usaha yang menyediakan makanan dan

minuman dalam bentuk apa pun, tetap masuk dalam jenis usaha kuliner.

2.6.2 Kekurangan dan Kelebihan Usaha Kuliner

Dalam dunia usaha tentunya setiap usaha memiliki kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Berikut ini adalah kelebihan dan kelemahan pada usaha kuliner:
1. Kelebihan Usaha Kuliner
b. Ada begitu banyak pilihan kuliner yang dapat dipilih untuk memulai usaha.
c. Tidak memerlukan modal yang besar.
d. Dapat melakukan inovasi produk dengan mudah dengan mengikuti tren makanan
yang ada.
e. Makanan dan minuman adalah kebutuhan pokok manusia

2. Kekurangan Usaha Kuliner


a. Makanan dan minuman memiliki masa kadaluarsa yang pendek. Sehingga
seringkali terjadi makanan dan minuman yang tidak habis dijual dalam satu hari
akan terbuang sebab bila dijual keesokan hari akan mengurangi rasa dan
kesegaran pada makanan dan minuman tersebut.
b. Nilai bahan pokok atau bahan utama yang sering kali terjadi perubahan kadang
kala membuat pelaku usaha kuliner bertanya - tanya dalam menentukan
keuntungan.
c. Tidak semua orang mempunyai cita rasa yang sesuai dengan produk yang kita jual
(Hidayatullah et al., 2018).
Berdasarkan penjelasan oleh Hidayatullah maka didaptkan kesimpulan bahwa

usaha kuliner memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dalam

menjalankan usaha tersebut.

2.6.3 Macam – Macam Usaha Kuliner

Di Indonesia kuliner menjadi acuan utama para pengunjung dari luar negeri atau bahkan

dari dalam negeri sendiri. Oleh karena itu pada penelitian ini menjabarkan macama –

macam usaha kuliner yang ada di Indonesia.

Makanan Indonesia memiliki susunan menu yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk,

sayur, buah-buahan, sambal, sedap sedapan, dan minuman, bahkan berbagai jenis jajanan
pinggir jalan sebagai makanan ringan. Pada prinsipnya makanan Indonesia dapat

dikelompokkan sebagai berikut:

1. Hidangan pokok (nasi dan penggantinya)

Makanan pokok adalah makanan utama yang biasa dihidangkan dalam jumlah banyak.
Makanan pokok pada masakan Indonesia adalah nasi. Nasi sebagai bahan makanan
pokok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia, menempatkan pertanian padi di
posisi utama dalam kebudayaan Indonesia dan membentuk bentang alam yang
menghasilkan beras sebagai bahan dasar banyak jenis makanan dari yang gurih hingga
manis. Pada umumnya, beras dimakan dalam bentuk nasi biasa yang bercita-rasa tawar
dengan sedikit sayur-mayur dan lauk-pauk teman nasi disisinya sebagai sumber
protein dan sumber gizi lainnya. Beras juga dapat dijadikan ketupat (beras dikukus
dalam anyaman daun kelapa), lontong (beras dikukus dalam kemasan daun pisang),
intip (kerupuk beras), jajanan, bihun, mi, arak beras, dan nasi goreng, nasi kuning, nasi
jagung dan nasi gurih (sega uduk). Pada abad ke-16, bangsa Eropa yang mengunjungi
kepulauan Indonesia memandang nasi sebagai makanan bergengsi yang disajikan oleh
kaum aristokrat dan ningrat saat upacara dan perayaan pesta. Bahan makanan pokok
lainnya adalah jagung (di kawasan kering seperti Madura dan Nusa Tenggara), sagu
(di kawasan Indonesia Timur), singkong (dikeringkan dan disebut tiwul sebagai
alternatif makanan pokok di kawasan gersang Jawa seperti Gunung Kidul dan
Wonogiri), ketela serta umbi-umbian (khususnya pada musim paceklik).
2. Hidangan lauk pauk

Lauk-pauk adalah suatu hidangan yang merupakan pelengkap nasi yang dapat berasal
dari bahan hewani dan produknya, tumbuh-tumbuhan, atau kombinasi bahan hewan
dan tumbuhan yang biasanya dimasak dengan bumbu tertentu. Teknik pengolahan lauk
pauk diantaranya dengan cara digoreng, dikukus, dibakar, kombinasi dari beberapa
teknik dan dengan teknik ganda. Teknik penyajian lauk pauk dapat dengan per porsi
atau secara prasmanan. Bahan makanan sumber protein hewani yang banyak
digunakan dalam masakan Indonesia adalah telur, daging, unggas, ikan, hasil laut dan
lain- lain. Sedangkan bahan makanan nabati yang banyak digunakan dalam lauk pauk
Indonesia yaitu tempe, tahu, oncom dan kacang kacangan.
3. Hidangan sayuran

Sayur adalah suatu hidangan berkuah, yang dapat dimakan dengan atau tanpa nasi.
Sayur biasanya berisi kuah dan bahan pokok sayuran atau dapat pula ditambahkan
dengan bahan lain seperti bahan hewani atau tumbuh-tumbuhan. Bahan yang
digunakan dalam masakan sayur dapat berupa air, kaldu, atau santan. Bumbu yang
digunakan bisa bervariasi tergantung rasa yang diinginkan, karena bumbu yang
digunakan tiap daerah berbeda-beda. Hidangan sayur dapat diklasifikasikan sebagai
berikut :
a. Sayur berkuah banyak
Sayur yang berkuah banyak contohnya sayur asem, sayur lodeh, sayur bening,

sayur sop, soto dan lain-lain

b. Sayur berkuah sedikit (tumis)

Sayur yang ditumis adalah sayur yang bumbunya ditumis dahulu dengan minyak

dan menggunakan sedikit kuah. Contoh masakan sayur yang ditumis antara lain

oseng-oseng, tumis kangkung, orak-arik, cap-cay dan lain-lain.

c. Sayur tanpa kuah

Sayur tanpa kuah adalah jenis sayur yang dihidangkan tanpa atau dengan melalui

proses pengolahan. Sayuran ini bisa disajikan dalam keadaan mentah bersama

sambal atau bumbu sehingga menambah rasa dari sayuran tersebut. Sambal yang

digunakan dapat berupa bumbu kelapa, bumbu kacang atau bumbu cabe. Contoh

sayur mentah antara lain terancam, urapan, gado-gado dan lain-lain.

4. Buah – buahan

Pasar di Indonesia penuh dengan berbagai jenis buah tropis. Buah adalah bagian
penting dalam pola makan Indonesia, baik dimakan langsung, dijadikan kudapan
manis (seperti es buah), disajikan menjadi masakan gurih atau pedas seperti rujak dan
pisang goreng, diproses menjadi keripik seperti keripik nangka dan keripik pisang.
Banyak jenis buah-buahan seperti manggis, rambutan, nangka, durian, dan pisang
yang merupakan tanaman asli Indonesia. Pisang dan kelapa sangat penting, tidak
hanya untuk masakan Indonesia, tetapi untuk berbagai keperluan seperti bahan
bangunan untuk dinding atau atap, minyak, alas makan, kemasan, dan lain-lain
5. Sambal

Sambal adalah hidangan yang tidak berdiri sendiri, tetapi harus dimakan dengan bahan

lain, terutama lalap. Sambal juga dapat digunakan sebagai penambah rasa dan

melengkapi hidangan lain. Sambal dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu sambal

mentah dan matang. Sambal mentah contohnya sambal bawang, terasi, dan colo-colo,

sedangkan sambal matang contohnya sambal tomat, sambal teri dan sambal kacang.
6. Makanan ringan atau kudapan

Kudapan atau disebut juga sedap-sedapan adalah makanan kecil yang biasa
dihidangkan bersama minuman, baik untuk keperluan sehari-hari maupun untuk
kesempatan khusus. Kue khas Indonesia sering disebut sebagai jajan pasar. Indonesia
memiliki kekayaan berbagai macam kudapan dan kue, baik gurih maupun manis. Kue
populer diantaranya risoles, pastel, lumpia, lemper, lontong, tahu isi, lapis legit, getuk,
bakpia, bika ambon, lupis, lemang, timpan, klepon, onde-onde, nagasari, soes, dan
bolu kukus. Jenis jajanan sangat variatif dan sampai sekarang masih dilestarikan yaitu
jajanan yang fungsinya selain dikonsumsi sendiri, dijual, pelengkap makanan sesaji
untuk acara ritual (kenduri) ataupun acara tertentu, antara lain: bubur kacang ijo, bubur
sumsum, bubur grendul, putu bumbung (berbahan tepung beras), klepon (berbahan
tepung ketan), cenil (berbahan tepung ketan), tiwul (berbahan gaplek/singkong
kering), gatot (berbahan jagung), sawut (berbahan singkong), lopis (berbahan tepung
ketan), bledos (berbahan singkong), getuk (berbahan singkong), orog-orog (berbahan
tepung ketan), lemet (berbahan singkong), menjes (tempe kacang yang digoreng), tahu
isi (tahu berisi ragu sayuran) dan weci (tepung beras beragu sayuran). Adapula
makanan ikon untuk oleh-oleh seperti kripik tempe, kripik buah, buah-buahan khas
sebagai buah tangan.
7. Minuman

Minuman yang biasanya menjadi bagian dari kuliner tradisional adalah minuman
sehari-hari seperti kopi, teh, wedang jahe, juga minuman penyegar dan jamu sebagai
obat. Minuman Indonesia menurut jenisnya dibedakan menjadi dua yaitu minuman
panas dan dingin. Minuman panas ada dua macam yaitu minuman panas tidak berisi
(teh, kopi, coklat, jeruk) dan minuman panas berisi (bajigur, wedang ronde, sekoteng
dan wedang ublek). Sedangkan, minuman dingin juga ada dua macam yaitu minuman
dingin tidak berisi (es sirup, es limun, es beras kencur) dan minuman dingin berisi
(dawet, es campur, es buah) Oktovianti, N. (2017).
Maka dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa macam macam usaha kuliner

adalah makanan pokok, lauk pauk, sayur, buah-buahan, sambal, sedap sedapan, dan

minuman, bahkan berbagai jenis jajanan pinggir jalan sebagai makanan ringan.

2.6.4 Faktor Keberhasilan Usaha Kuliner

Berikut ini adalah beberapa faktor yang menentukan keberhasilan usaha makanan atau

usaha kuliner.

a. Kulaitas makanan

Hal ini berkaitan dengan rasa dan bahan baku makanan. Selain enak, makanan yang

disajikan juga harus aman dikonsumsi bagi kesehatan tempat


b. Tempat

Selain rasa usaha kuliner juga memerlukan tempat yang strategis dan mudah dijangkau

oleh konsumen.

c. Promosi

Selain lewat internet, brosur, papan iklan, ada cara promosi lain yang lebih jitu.

Promosi dari mulut ke mulut lebih jitu menarik pasar. Karenanya, pebisnis kuliner

perlu menjaga kualitas makanan dan pelayanan. Masyarakat cenderung lebih

memercayai kualitas yang diakui oleh pelanggannya.

d. Persepsi

Hal ini berkaitan dengan simbol atau ciri yang digunakan dalam eksterior dan interior,

kemasan makanan, dan pelayanan terhadap konsumen. Cara ini akan memudahkan

orang mengingat dan datang kembali.

e. Standar operational procedur (SOP)

SOP mencakup faktor pelayanan, menu dan penyajian (Oktovianti, N. (2017).


Dari penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menentukan keberhasilan
usaha makanan atau usaha kuliner adalah kualitas rasa makanan, tempat yang strategis,
promosi atau pemasaran yang mampu membuka minat konsumen, persepsi serta
standar operational procedur yang baik.

2.7 Dimensi Penelitian


Dimensi adalah sejumlah komponen dalam variabel yang satu sama lain saling
terkait dan membentuk serta menjadi bagian dari satukesatuan utuh dari suatu variable.
Pada penelitian ini variable penelitian yang ada berupa penjualan usaha kuliner,
pendapatan, serta Layanan Grabfood.Ketiga variable ini berhubungungan salah satunya
pengaruih layanan grabfood terhadap pendapatan masyarakat terlihat pada penelitian
Saiqa (2020) pada penelitian ini adalah terdapat pengaruh signifikan positif terhadap
tingkat pendapatan, jumlah transaksi, dan biaya operasional mitra UMKM dengan adanya
layanan GrabFood. Hasil kajian juga memberikan saran kepada pemerintah agar
mengeluarkan regulasi resmi terkait layanan transportasi online agar dapat bermanfaat
lebih maksimal bagi perekonomian daerah maupun nasional. Pada dimensi pengaruh
grabfood terhadap penjualan dimana pada aplikasi diberikan layanan untuk para pemilik
usaha kuliner dalam mempromosikan produk dan juga memberikan layanan vocher untuk
menarik minat sehingga dapat meningkatkan penjualan.
Pada dimensi pengaruh penjualan terhadap pendapatan dapat dilihat bahwa

semakin banyak penjualan yang diperoleh makan laba seakin tinggi dan pendapatan

usaha kuliner pun semakin meningkat Khafidhoh, U. (2022).

Pada pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa dimensi penelitian adalah

sejumlah komponen dalam variable yang satu sama lain saling terkait pengaruh penjualan

terhadap pendapatan.

2.8 Kerangka Berfikir

Kondisi Usaha Kuliner Hadirnya Grabfood dikalangan


diIndonesia sebelum
adanya transportasi Online usaha kuliner

Penigkatan penjualan dan pendapatan


dikalangan usahawan kuliner
Penggunaan berkelanjutan dikalangan
usahawan kuliner
2.9 Penelitian yang Relevan
Tabel 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan
No Tahun dan
Perbedaan dan
. Judul Penelitian Nama Metode Penelitian Hasil Penelitian
Persamaan
Penelitian
1. Analisis Dampak Wahyuni, Sry Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan bahwa Penelitian
Keberadaan Go Food Dan (2020) menggunakan metode keberadaan Go Food dan Grab Food menggunakan Gofood
Grab Food Terhadap penelitian kualitatif sangat membantu pengusaha kuliner dan Grabfood sebagai
Peningkatan Penjualan karena untuk dalam bentuk pemasaran dan variable sedangkan
Usaha Kuliner (Studi memperoleh data sesuai meningkatkan penjualan. Para pelaku pada penelitian penulis
Kasus: Pelaku Usaha dengan realita. bisnis kuliner menyatakan bahwa ada hanya menggunakan
Kuliner Di Kelurahan Sei Populasi Sampel peningkatan dalam penjualan setelah grabfood

Kera Hilir II Kecamatan penelitian ini bergabung dengan layanan Go Food

Medan Perjuangan Kota menggunakan 7 dan Grab Food. Penelitian ini memiliki
Medan) pelaku usaha kuliner di tempat penelitian yang
Kelurahan Sei Kera berbeda
Hilir II.
2. Pemanfaatan E-Commerce Tengku Alvi Metode analisis yang Hasil yang diperoleh menunjukkan Penelitian terfokus
Dalam Peningkatan Syahri Mahzura digunakan adalah bahwa pemanfaatan e-commerce pada ecomesrce
Penjualan Pada Buger Sei (2020) paired sample t-test dalam meningkatkan penjualan Penelitian sama sama
Putih Kota Medan yaitu untuk melihat adalah peningkatan keuntungan, menganalisa
perbedaan data yang peningkatan hubungan mitra, dikenal peningkatan penjualan
sama, namun masyarakat luas, sistem pengendalian
diperlakukan berbeda internal yang lebih baik dan
yaitu pendapatan, kemampuan manajemen keuangan
Populasi Sampel yang lebih baik untuk berinvestasi
penelitian ini dalam aset seperti emas dan tanah. .
menggunakan 250 Namun disisi lain terdapat dampak
warga kota medan negatif dari penggunaan E-commerce
yang lahir ditahu dalam meningkatkan penjualan yaitu
2018-2001 batalnya pesanan dari pelanggan,
kurangnya pengetahuan teknologi
dalam menggunakan mesin EDC
(Electronic Data Capture), tidak
tersedianya tempat parkir yang luas,
kendala jaringan pada mesin EDC
dan peluang pesanan fiktif.
3. Peranan Aplikasi Go Food Adiguna Penelitian ini . Salah satu dari aplikasi daring Penelitian terfokus
Terhadap Perkembangan Tumpuan merupakan library tersebut adalah Go-Food. Layanan pada Gofood
Bisnis Kuliner (2020) research yang Go-Food merupakan sebuah fitur Penelitian ini sama-
bertujuan untuk layanan pesan antar makanan yang sama menganalisa
mengetahui dampak dikembangkan oleh aplikasi GoJek penjualan usaha
keberadaan aplikasi pada bulan Maret 2015. Data kuliner
Go-Food terhadap dikumpulkan dari beberapa jurnal
perkembangan bisnis ilmiah yang relevan dengan topik ini.
kuliner rumah makan.
Populasi sampoel pada
penelitian adalah
menggunakan 16 unit
data sector industry
makanan.
4. Eksistensi UMKM Makana Nurdianto Metode analisis yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbedaan penelitian
Pada Era Jasa Pengiriman Baskoro Adi digunakan adalah terdapat perbedaan yang signifikan ini dilakukan didaerah
Makanan Berbasis Online (2020) paired sample t-test pada UMKM makanan di Tangerang Tanggrang selatan
(0GO FOOD/GRAB yaitu untuk melihat Selatan antara sebelum dan sesudah Persamaan penelitian
FOOD) Di Wilayah perbedaan data yang adanya layanan pesan-antar makanan ini yaitu sama sama
Tangerang Selatan sama, namun online (Go Food/Grab Food) menganalisa aplikasi
diperlakukan berbeda online pada penjualan
yaitu pendapatan, total makanan/
penjualan dan jumlah
pelanggan sebelum
berkembangnya
layanan pesan antar
makanan online (Go
Food/Grab Food )
penggunaan semakin
besar dengan
pendapatan, total
penjualan dan jumlah
pelanggan dipengaruhi
oleh masifnya
penggunaan layanan
pesan-antar makanan
online (Go Food/Grab
Food).
Sampel yang diambil
dalam penelitian ini
berjumlah 30 sampel
yang menjadi objek
penelitian adalah
UMKM makanan yang
telah bermitra dengan
Go Food maupun Grab
Food yang berada di
Kota Tangerang
Selatan.
5. Strategi Layanan Jasa Umi Khafidhoh Penelitian ini Dari hasil penelitian dapat ditarik Perbedaan pada
Grabfood Dalam (2022) menggunakan metode kesimpulan saat ini GrabFood sudah penelitian ini adalah
Meningkatkan Minat Jual penelitian kualitatif berkembang pesat di seluruh terletak pada variable
Beli Makanan karena untuk Indonesia. Dan strategi yang dilakukan minat jual beli
memperoleh data sesuai dari perusahaan GrabFood sendiri atau masyarakat
dengan realita. dari driver juga sudah memenuhi Persamaan penelitian
Penelitian ini kebutuhan para konsumen yang ini adalah meneliti
menggunakan sampel memang pada akhir-akhir ini mereka
perkembangan
uraian data selalu membutuhkan jasa untuk
Grabfood
perkembangan dari bertransaksi terutama dalam urusan
sekitar 57 sumber. jual beli makanan.
6. Analisis layanan go-food Agus Dwi Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan bahwa Persamaan Penelitian
dalam meningkatkan Cahya, menggunakan metode layanan go-food memiliki pengaruh ini adalah sama-sama
penjualan pada kuliner di Mahdanito F. B, pendekatan kuantitatif dan signifikan terhadap peningkatan menggunakan sebuah
yogyakarta Dimas Martha, dengan teknik penjualan kuliner di yogyakarta. fitur food delivery
Singgih pengambilan sampel pesan antar.
Prasetianto menggunakan
(2021) probability sampling
Sampel yang
digunakan adalah 40
responden
7. Dampak Layanan Online Dewi Meliana Metode analisis yang Hasil penelitian pendapatan usaha terdapat perbedaan
Food Delivery Terhadap Sari*, Anisa digunakan dalam kuliner menggunakan layanan online antara pendapatan
Pendapatan Usaha Kuliner Pratiwi, Aulia penelitian ini adalah food delivery sebesar Rp pengusaha makanan
Di Bandar Lampung Pada Ismiyani analisis pendapatan 14.600.105,7 lebih tinggi pengguna layanan
Masa Pandemi Covid-19 Mubariqoh, M dan Uji Independent dibandingkan dengan pendapatan online food delivery
Gusti Andika, T-Test untuk usaha kuliner bukan pengguna dan bukan pengguna
Silvia Ayu mengetahui besarnya layanan online food delivery layanan online food
Nuraini, Annisa perbedaan pendapatan sebesar Rp 7.265.263,267. Hasil dari delivery
Fitri (2021) usaha kuliner nilai uji t yang menunjukkan bahwa
pengguna layanan nilai t hitung 2,398 ≥ t tabel 2,00172
online food delivery dan nilai sig (2-tailed) 0,02 < 𝛼
dengan usaha kuliner 0,05,
bukan pengguna
layanan online food
delivery
Sampel merupakan 4
pelaku bisnis usaha
kuliner.

8. Dampak Bisnis Kuliner Rahoyo Rahoyo Penelitian ini hasil survey yang didapatkan para Perbedaannya adalah
Melalui Go Food Bagi (2019) menggunkan metode pelaku bisnis kuliner online Layanan Go-Food
Pertumbuhan Ekonomi Di penelitian kualitatif menyatakan bahwa omzet penjualan meningkat
Kota Semarang dengan menggunakan setelah bergabung dengan Layanan dibandingkan dengan
informan kunci Go-Food meningkat dibandingkan sebelum bergabung
sebanyak 4 pelaku dengan sebelum bergabung dengan dengan Layanan Go-
bisnis kuliner online Layanan Go-Food Food, hal ini
dikarenakan Go-Food
mempromosikan
makanan yang di
prosuksinya.
9. Dampak Go Food Terhadap Muhammad Penelitian ini Hasil penelitian menunjukan bahwa Beberapa pemilik
Peningkatan Penjualan Hasbi Ash menggunakan dengan adanya aplikasi Go Food bisnis kuliner
Bisnis Shiddiqi (2021) metode penelitian yang digunakan oleh pengusaha menyatakan bahwa
Kuliner kualitatif deskriptif. bisnis kuliner tidak dapat dengan bergabung
Pengumpulan data membantudalam meningkatkan dengan layanan Go
dilakukan melalui omset penjualan bagi beberapa Food tidak
wawancara dengan 15 pemilik bisnis kuliner memberikan dampak
pemilik usaha kuliner yang signifikan
dikecamatan Medan terdapat hasil
Area. penjualan, dikarenakan
beberapa alasan seperti
ongkos kirim yang
mahal, keterlambatan
driver menjemput
makanan sehingga
terlambat sampai ke
konsumen dan faktor
eksternal seperti
adanya pendemi Virus
corona
10. Analisis Pengaruh Athiya Penelitian ini Hasil dari penelitian ini bahwa aplikasi online food
Penggunaan Aplikasi Go- Rakhmawati menggunakan data terdapat dampak pendapatan, jumlah delivery seperti Grab
Food Terhadap Pendapatan (2019) kualitatif . Penelitian pelanggan dan keuntungan yang dan Gojek juga
Rumah Makan (Pengguna kualitatif adalah didapatkan dan dibandingkan dari berperan dalam
Aplikasi Go-Food) penelitian yang sebelum bergabung dengan aplikasi mengarahkan produk
bertujuan untuk Go-Food dengan setelah bergabung UMKM langsung pada
mendeskripsikan atau dengan aplikasi Go-Food. konsumen
menganalisis suatu
peristiwa aktifitas
sosail secara individu
maupun kelompok dan
di olah dengan
menggunakan SPSS
16
11. Protection Motivation Jan Mei Soona Sebuah studi cross- Sebanyak 1180 tanggapan diterima di Perbedaan penelitian
Theory and consumers’ Iwan Vananyb sectional online mana 1129 di antaranya valid. Gender terfokus pada
food safety behaviour in Ikarastika dilakukan di Indonesia diidentifikasi sebagai prediktor keamanan delivery
response to COVID-19 Rahayu Abdul dan Malaysia untuk signifikan di semua perilaku keamanan food di masa pandemic
Wahabc menentukan motivasi pangan selama COVID-19.

Norrakiah protektif untuk terlibat Kemanjuran respons dan efikasi diri persamaan penelitian

Abdullah Sanid dalam tiga belanja merupakan prediktor signifikan untuk ini terdapat pada
makanan dan praktik perilaku belanja makanan sementara
Ruhil Hayati variable makanan siap
kebersihan seperti i) keparahan yang dirasakan secara
Hamdane Mohd antar
Perilaku belanja signifikan memprediksi praktik
Hafiz
makanan yang aman; ii) kebersihan tangan setelah berbelanja.
Jamaludinc
Kebersihan tangan dan Usia, frekuensi menyiapkan makanan
(2022)
menghindari dan berbelanja, keparahan yang
kontaminasi silang; dan dirasakan, kerentanan yang dirasakan,
iii) Penggunaan layanan kemanjuran respons, dan kemanjuran
pengiriman makanan diri adalah prediktor signifikan untuk
online. Analisis data penggunaan layanan pengiriman
menggunakan statistik makanan online.
deskriptif, korelasi
Spearman rho dan
regresi logistik biner.
Sampel nggunakan
1180 responden
12. Digital coupon promotion Yuqing Jiangab Pada penelitian ini, Dalam penelitian ini, peneliti Pada penelitian
and platform selection in Fan Liub penelitian ini membahas mengembangkan model teori memeliki perbedaan
the presence of delivery Andrew Lim dua model: model dasar permainan untuk menguji interaksi tyaitu membahas
effort (2021) dan model antara pilihan saluran distribusi mengenai distribusi
diperpanjang. Dalam pengecer fisik dan promosi kupon. pesan antar makanan
model dasar, kami Dalam operasi normal, pengecer lebih dan layanan promosi
menguji keputusan suka membayar biaya yang lebih
pemilihan platform rendah ke platform pihak ketiga, tetapi
persamaannya adalah
dengan kami menemukan, secara berlawanan,
menggunakan variable
membandingkan bahwa ketika melakukan promosi
keuntungan penjual
keuntungan penjualan kupon digital, pengecer dapat lebih
makanan.
pengecer dan upaya baik membayar biaya partisipasi yang
pengiriman dalam mode lebih tinggi ke platform pihak ketiga.
SO dan TO. Dalam Kami juga mengidentifikasi kondisi di
model yang diperluas, mana pengecer lebih memilih platform
kami menemukan pihak ketiga daripada platform yang
promosi kupon yang dioperasikan sendiri dengan dan tanpa
optimal dengan promosi kupon. Selanjutnya, kami
membandingkan menunjukkan bahwa promosi kupon
keuntungan penjualan digital dan upaya pengiriman
pengecer di bawah meningkatkan keuntungan pengecer
mode SC dan TC. Kami dengan membedakan harga di antara
mengeksplorasi lebih konsumen dengan utilitas pembelian
lanjut model dalam yang berbeda.
mode TC dengan
mengasumsikan
platform pihak ketiga
menanggung sebagian
dari jumlah nilai kupon
digital.
Sampel menggunakan
25 konsumen dalam 4
usaha kuliner
13. Supply chain resilience Mohd Helmi Penelitian ini Tinjauan ini memberikan wawasan Perbedaan penelitian
reactive strategies for food Aliaf menggunakan analisis praktis yang penting untuk membantu ini adalah terfokus
SMEs in coping to COVID- Norhidayah data yang terfokus pada manajer FSME memperoleh pada variable masa
19 crisis Suleimanb literatur tentang pemahaman yang lebih dalam tentang pandemic
Norlin Khalida ketahanan dalam jenis efek gangguan pada rantai pasokan
Kim Hua Tanc rantai pasokan lain dan makanan. Penting bagi manajer untuk persamaan penelitian
terletak dalam konteks memahami konteks rantai pasokan ini
Ming- menngunakan
pengaturan makanan. khusus makanan untuk mendapatkan
LangTsengade variable food delivery
Faktor-faktor tersebut alokasi sumber daya yang lebih baik
Mukesh Kumar
dipantau atau yang dilakukan dengan cara yang
(2021)
dikendalikan untuk paling tepat dan tepat waktu untuk
berkontribusi pada meminimalkan kerentanan.
ketahanan FSME
Sampel mennguunakan
4 literatur dan 1 data
sampel perusahaan .
14. Influence of service PipatpongFakfar Data dilakukan dengan Hasil menunjukkan bahwa pengalaman Perbedaan penelitian
attributes of food delivery eD.HTM (2021) 1.406 pengguna FDA pengiriman, kemudahan penggunaan, ini adalah
application on customers' yang telah ulasan, penunggang makanan, dan menggunakan variable
satisfaction and their berpengalaman atribut FDA yang menghemat waktu distribusi pelayanan
behavioural responses: The memesan makanan memiliki pengaruh kuat dan positif

IPMA approach melalui aplikasi seluler terhadap kepuasan pengguna, yang, sedangkan persamaan
di Thailand pada gilirannya, memengaruhi respons penelitian iniadalah
perilaku (yaitu, advokasi dan niat
meneliti efek pesan
untuk menggunakan kembali aplikasi).
antar makanan.
Analisis mendalam melalui IPMA
mengungkapkan berbagai atribut yang
menjadi perhatian food riders, review
dan penghematan waktu harus menjadi
perhatian praktisi terkait.
15. Exploring the impacts of Maya Safiraa Penelitian ini secara Hasil empiris kami yang berfokus pada Perbedaan penelitian
online food delivery service Makoto empiris mengeksplorasi aglomerasi fasilitas dengan skala ini adalah
on facility distribution: A Chikaraishi dampak MSTPs pada spasial yang berbeda menunjukkan menggunakan variable
case of Jakarta, Indonesia (2022) distribusi pedagang bahwa, sementara pedagang makanan distribusi pelayanan
makanan di Jakarta di tempat lebih diaglomerasi pada
dengan skala metropolitan, pedagang makanan sedangkan persamaan
mengidentifikasi online lebih diaglomerasi pada skala
penelitian iniadalah
perbedaan distribusi lingkungan, mungkin karena
meneliti efek pesan
pedagang makanan kebutuhan untuk menarik pengemudi
antar makanan.
dine-in dan online. MSTP untuk menjaga tingkat layanan
Sampel menggunakan pengiriman. Kami juga menemukan
12 pedangang dijakarta. bahwa pedagang makanan online
cenderung diaglomerasi di pusat dan
pinggiran kota.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan sifatnya penelitian ini merupakan penelitian “deskriptif kualitatif”

yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif yang berwujud uraian

dengan kalimat tertulis yang memusatkan pada fenomena yang sedang terjadi pada saat

penelitian dilakukan sesuai apa adanya pada waktu itu. Penelitian berpusat pada

pandangan yang mungkin berbeda sesuai keunikan dan kepentingan pada masing-masing

orang lain. Metode kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat

postpositivisme digunakan untuk hasil penelitian yang lebih menekankan makna dari

pada generalisasi. Penelitian kualitatif umumnya bersifat deskriftif dan cenderung

menggunakan analisis dengan pendekatan induktif, dilakukan dengan situasi yang wajar

dan data dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif (Hana, 2019).

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dan jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (field research) yaitu suatu penelitian yang

dilakukan dilingkungan masyarakat tertentu, baik di lembaga-lembaga organisasi

masyarakat (social) 1 , maupun lembaga pemerintah. Dalam penelitian ini penulis

melakukan penelitian dengan berkunjung langsung ke Kecamatan Ciledug, salah satu

nama kecamatan dikabupaten cirebon sebagai tempat yang dijadikan penelitian..


3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

…………………..

3.3 Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah orang yang dimintai untuk memberikan

keterangan tentang suatu fakta atau pendapat. Penelitian deskriptif kualitatif adalah

metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam

tentang realitas sosial dan berbagai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi

Subjek penelitian sehingga tergambarkan ciri, karakter, sifat, dan model fenomena

tersebut. Subjek merupakan suatu bahasan yang sering dilihat pada suatu penelitian.

Manusia, benda, ataupun lembaga (organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti adalah

suatu yang didalam dirinya melekat atau terkandung dalam objek penelitian. Dalam

penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah pelaku usaha kuliner yang bergabung

dengan Grab di Kecamatan Ciledug, salah satu nama kecamatan dikabupaten Cirebon.

3.4 Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan oleh peneliti meliputi data primer

dan data sekunder.

1. Data Primer Data primer adalah data teoritis yang orisinil, dan sumber data primer

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari tempat yang

menjadi objek penelitian guna untuk mendapatkan informasi secara langsung

mengenai dampak keberadaan Food terhadap peningkatan penjualan usaha kuliner


yaitu dengan wawancara secara langsung ke pemilik atau pengusaha kuliner di

Kecamatan Ciledug, salah satu nama kecamatan dikabupaten Cirebon.

2. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang didapatkan dari literatur baik berupa

buku, karya ilmiah, kitab dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul

penelitian. Peneliti menggunakan data sekunder ini untuk memperkuat penemuan

dan melengkapi informasi yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung

dengan pelaku usaha kuliner diKecamatan Ciledug, salah satu nama kecamatan

dikabupaten Cirebon.

3.5 Teknik Pengambilan dan Pengolahan Data

1. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, pengumpulan data akan menggunakan beberapa metode,

yaitu: (Prapti, Rr & Rahyono, 2018)

a. Observasi

Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan

dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang ada pada objek

penelitian. Pengumpulan data dengan observasi langsung atau dengan pengamatan

langsung yaitu dengan cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada

pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut. Observasi dilakukan dengan

mengamati pelaksanaan penjualan kuliner diKecamatan Ciledug, salah satu nama

kecamatan dikabupaten Cirebon.


b. Wawancara

Wawancara adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan sesuatu

kepada seseorang responden, caranya adalah dengan bercakap-cakap secara tatap

muka.6 Wawancara dilakukan guna menggali informasi secara langsung kepada

pihak yang bersangkutan yaitu pemilik pengusaha kuliner diKecamatan Ciledug,

salah satu nama kecamatan dikabupaten Cirebon.

c. Studi Pustaka

Yaitu penelitian ini didasarkan pada bahan-bahan dari buku bacaan dengan

mengumpulkan data berupa teori-teori yang bersumber dari literatur, artikel, majalah,

jurnal, website dan buku-buku yang berhubungan langsung dengan penelitian

tersebut.

Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan teknik wawancara. Wawancara

dilakukan dengan mengumpulkan beberapa pertanyaan yang akan diajukan pada

narasumber yang akhirnya jawaban narasumber menjadi data yang kemudian diolah

peneliti menjadi hasil analisa.

2. Metode Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan dengan lengkap selanjutnya adalah penulis akan

mengolah data sesuai dengan permasalahannya. Data tersebut diolah dengan

menggunakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data


deskriptif berupa kata-kata tertulis yaitu dengan menggunakan metode sebagai berikut:

(Alvin,2021)

a) Collecting data adalah proses pengumpulan pertanyaan-pertanyaan informan yang

memiliki tema yang sama dan berindikasi memberi jawaban atas pertanyaan

penulisan berupa data-data para responden.

b) Editing data adalah proses pembersihan data, artinya memeriksa kembali jawaban

dari para responden tersebut apakah jawaban para responden tersebut sudah betul.

Dalam proses ini data yang diperoleh baik melalui hasil observasi maupun

wawancara akan dicek kembali. Membaca keseluruhan jawaban dari responden dan

menentukan apa yang menjadi fokus dari responden untuk mengetahui tema jawaban

secara umum.

c) Coditing data yaitu mengklarifikasi dengan cara menyeleksi hasil jawaban yang

diberikan oleh responden sesuai dengan pertanyaan yang diajukan penulis.

Pada penelitian ini pengolahan dilakukan dengan teknik collecting dimana

informasi-informasi dari narasumber diolah dengan menggunakan analisa data yang

kemudian menjadikan informasi tersebut suatu kesimpulan yang menjawab rumusan

masalah.

3.6 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat ukur atau pedoman yang digunakan

untuk mengumpulkan data penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti berperan

sebagai key instrument sehingga keterlibatan peneliti secara aktif dilapangan untuk
memperoleh data (Alhamid,2019). Maka, peneliti harus menghayati dan memahami

kondisi sosial dilapangan. Instrumen pengumpulan data terdiri dari beberapa bentuk

yaitu, instrumen tes, instrumen interview, instrumen observasi/pengamatan, dan

instrumen dokumentasi.

Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah Tes Interview yang dilakukan

dengan beberapa pertanyaan terhadap beberapa pemilik usaha kuliner yang bekerja sama

dengan Grabfood, pengguna layanan Grabfood sebagai konsumen, dan para driver

pengantar Grabfood.

Adapaun instrument pertanyaan pada penelitian ini adalah sebgai berikut :

Tabel 3.1 Data Instrumen pertanyaan

No. Pertanyaan untuk Penjual

1. Menurut bapak/ibu bagaimana hasil penjualan setelah adanya Grabfood ?

2. Apa kendala penjualan menggunakan Grabfood selama ini?

3. Bagaimana sikap driver terhadap para penjual dikecamatan ciledug?

4. Apakah ada pembeli diluar kecamatan ciledug?

5. Apa harapan selanjutnya untuk perkembangan Grabfood?

No. Pertanyaan untuk Pembeli

1. Menurut bapak/ibu bagaimana kesan pembelian produk setelah adanya Grabfood ?

2. Apa kendala pembelian produk kuliner nmenggunakan Grabfood selama ini?

3. Bagaimana sikap driver terhadap para pembeli produk kuliner dikecamatan ciledug?

4. Apakah ada penjual yang berasal dari luar kecamatan ciledug yang konsumen pesan?
5. Apa harapan selanjutnya untuk perkembangan Grabfood?

No. Pertanyaan untuk Driver

1. Menurut bapak/ibu seberapa banyak pesanan makanan yang dating setiap hari?

2. Apakah ada peningkatan pesanan makan setiap harinya?

Bagaimana perkembangan usaha kuliner yang bekerja sama dengan dikecamatan

3. ciledug?

4. Apakah ada penjual atau pembeli yang berasal dari luar kecamatan ciledug?

5. Apa harapan selanjutnya untuk perkembangan Grabfood dikecamatan ciledug?


DAFTAR PUSTAKA

Adi, N. B. (2020). Eksistensi UMKM makana pada era jasa pengiriman makanan berbasis
online (0GO FOOD/GRAB FOOD) di wilayah Tangerang selatan (Bachelor's thesis,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis uin jakarta).
Alhamid, Thalha. (2019). INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA KUALITATIF.
10.31227/osf.io/e56xs
ATMAJA, G. W., & SURYA, M. (2017). PENGEMBANGAN LAYANAN TRANSPORTASI
PUBLIK RAMAH DIFABEL SEBAGAI SALAH SATU PENERAPAN KONSEP
YOGYAKARTA SMART CITY (Doctoral dissertation, UAJY).
Basu Swastha,DH dan Irwan. 2017. Manajemen pemasaran Modern.Yogyakarta: Liberty.
Cahayani, M. (2021). Analisis Keberadaan Go Food Dan Grab Food Terhadap Peningkatan
Penjualan Usaha Kuliner Di Kelurahan Kekalik Jaya Kota Mataram. JPEK (Jurnal
Pendidikan Ekonomi dan Kewirausahaan), 5(1), 90-103.
Damayanti, S. A. S. (2017). Transportasi Berbasis Aplikasi Online: Go-Jek Sebagai Sarana
Transportasi Masyarakat Kota Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).
DJAFAR, Y. (2020). KULINER NASI KUCING DI KOTA GORONTALO (studi tentang
pedagang kuliner Di Jl. Ahmad Yani Ipilo Kota Timur Kota
Gorontalo). Skripsi, 1(281415084).
Evasari, A. D., Utomo, Y. B., & Ambarwati, D. (2019). Pelatihan Dan Pemanfaatan E-
Commerce Sebagai Media Pemasaran Produk UMKM Di Desa Tales Kecamatan
Ngadiluwih Kabupaten Kediri. Cendekia: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 1(2), 75-84.
Fanora, T. S., Adnan, A., & Fauzi, F. (2019). KENDALA MAHASISWA PRAKTIK
PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNSYIAH DI SD NEGERI 29 BANDA ACEH. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 4(1).
Ferdian, A. (2021). ANALISIS PENINGKATAN PENJUALAN SHI-DA MELALUI PEMASARAN
DIGITAL (Doctoral dissertation, Universitas Katholik Soegijapranata Semarang).
Fitriani, E., Fatimah, S., Mardiah, D., Selinaswati, S., Hidayat, M., & Amelia, L. (2020).
Pengemasan (Packaging) Rakik Bada Lado Hijau Upaya Peningkatan Pemasaran dan
Pelestarian Kuliner Minangkabau. ABDI: Jurnal Pengabdian Dan Pemberdayaan
Masyarakat, 2(2), 130-135.
Hana, H. (2019). Analisis strategi pemasaran menggunakan grabfood dalam meningkatkan
volume penjualan: studi kasus Warung Makan di Kota Mataram (Doctoral dissertation,
UIN Mataram).
Hidayatullah, S., Waris, A., & Devianti, R. C. (2018). Perilaku generasi milenial dalam
menggunakan aplikasi Go-food. Jurnal Manajemen dan kewirausahaan, 6(2), 240-249.
Indraswari, A., & Kusuma, H. (2018). Analisa Pemanfaatan Aplikasi Go-Food Bagi Pendapatan
Pemilik Usaha Rumah Makan Di Kelurahan Sawojajar Kota Malang. Jurnal Ilmu
Ekonomi JIE, 2(1), 63-73.
Khafidhoh, U. (2022). STRATEGI LAYANAN JASA GRABFOOD DALAM
MENINGKATKAN MINAT JUAL BELI MAKANAN. Jurnal Sahmiyya, 1(1), 61-69.
Mahzura, T. A. S. (2020). Pemanfaatan E-Commerce dalam Peningkatan Penjualan pada Buger
Sei Putih Kota Medan. Jurnal ekonomi bisnis manajemen prima, 2(1), 65-80.
Oktovianti, N. (2017). PENGARUH ELEMEN ELECTRONIC WORD OF MOUTH DAN
SOURCES DALAM MEMBENTUK SIKAP DAN MINAT BELI PADA PENGGUNA
APLIKASI KULINER (Doctoral dissertation, PPM Manajemen).
Rahmawati, C. R. (2021). Persaingan Usaha Tidak Sehat Angkutan Umum Berbasis Online
Yang Dilakukan Grab Dan Go-Jek (Analisis Keputusan Menteri Perhubungan Ri
Nomor Kp 348 Tahun 2019) (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS AIRLANGGA).
Rakhmanita, A. (2021). Usaha Kuliner Berskala Mikro dan Kecil di Desa Gunung Sindur
Kabupaten Bogor: Kondisi Pasca Covid-19. Jurnal Perspektif, 19(1), 41-47.
Santoso, A. V. (2020). Analisis pengaruh digital marketing terhadap repeat purchase dengan
customer engagement dan customer experience sebagai variabel intervening pada
layanan pesan-antar makanan GoFood di Surabaya. Jurnal Strategi Pemasaran, 7(2),
12.
Sari, N. (2018). Pengembangan ekonomi kreatif bidang kuliner khas Daerah Jambi. Jurnal Sains
Sosio Humaniora, 2(1), 51-60.
Silalahi, S. L. B., Handayani, P. W., & Munajat, Q. (2017). Service quality analysis for online
transportation services: Case study of GO-JEK. Procedia Computer Science, 124, 487-
495.
Suryadi, D. F., & Ilyas, M. I. F. (2018, December). Adopsi online food delivery service bagi
wirausaha pemula di kota Makassar (Studi kasus pada Big Bananas). In Seminar
Nasional Hasil Penelitian & Pengabdian Kepada Masyarakat (SNP2M).
Tirachini, A., & Antoniou, C. (2020). The economics of automated public transport: Effects on
operator cost, travel time, fare and subsidy. Economics of Transportation, 21, 100151.
Tumpuan, A. (2020). Peranan Aplikasi Go Food Terhadap Perkembangan Bisnis
Kuliner. TOURISM: Jurnal Travel, Hospitality, Culture, Destination, and MICE, 3(1),
26-30.
Wahyuni, S. (2020). Analisis Dampak Keberadaan Go Food dan Grab Food Terhadap
Peningkatan Penjualan Usaha Kuliner (Studi Kasus: Pelaku Usaha Kuliner di
Kelurahan Sei Kera Hilir II Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan) (Doctoral
dissertation, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).
.

Anda mungkin juga menyukai