FAKULTAS HUKUM
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya dan karunianya kita
semua dapat meyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari makalah Ini
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
dosen mata kuliah Hukum Konstitusi yang telah memberikan tugas kepada kami. Adapun
maksud dan tujuan pembuatan makalah ini selain untuk menyelesaikan tugas juga untuk
menambah wawasan kita semua tentang hukum konstitusi. Kami memahami bahwa
makalah ini jauh dari kata sempurna. Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kita semua.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….
BAB II
PEMBAHASAN …………………………………………………………………………..
BAB III
PENUTUP ………………………………………………………………………………….
A. KSIMPULAN ……………………………………………………………………...
B. SARAN……………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemilu dalam negara demokrasi Indonesia merupakan suatu proses pergantian
kekuasaan secara damai yang dilakukan secara berkala sesuai dengan prinsip-prinsip
yang digariskan konstitusi. Prinsip-prinsip dalam pemilihan umum yang sesuai
dengan konstitusi antara lain prinsip kehidupan ketatanegaraan yang berkedaulatan
rakyat (demokrasi) ditandai bahwa setiap warga negara berhak ikut aktif dalam setiap
proses pengambilan keputusan kenegaraan.
Sebuah negara berbentuk republik memiliki sistem pemerintahan yang tidak pernah
lepas dari pengawasan rakyatnya. Demokrasi ialah sebuah bentuk pemerintahan yang
terbentuk karena kemauan rakyat dan bertujuan untuk memenuhi kepentingan rakyat
itu sendiri. Demokrasi merupakan sebuah proses, artinya sebuah republik tidak akan
berhenti di satu bentuk pemerintahan selama rakyat negara tersebut memiliki
kemauan yang terus berubah. Ada kalanya rakyat menginginkan pengawasan yang
superketat terhadap pemerintah, tetapi ada pula saatnya rakyat bosan dengan para
wakilnya yang terus bertingkah karena kekuasaan yang seakan-akan tak ada batasnya.
Berbeda dengan monarki yang menjadikan garis keturunan sebagai landasan untuk
memilih pemimpin, pada republik demokrasi diterapkan asas kesamaan di mana
setiap orang yang memiliki kemampuan untuk memimpin dapat menjadi pemimpin
apabila ia disukai oleh sebagian besar rakyat. Pemerintah telah membuat sebuah
perjanjian dengan rakyatnya yang ia sebut dengan istilah kontrak sosial. Dalam
sebuah republik demokrasi, kontrak sosial atau perjanjian masyarakat ini diwujudkan
dalam sebuah pemilihan umum. Melalui pemilihan umum, rakyat dapat memilih siapa
yang menjadi wakilnya dalam proses penyaluran aspirasi, yang selanjutnya
menentukan masa depan sebuah negara.
2. Rumusan Masalah
A.) Contoh Kasus Perselisihan Hasil Pemilu
B.) Tahapan Sidang Perselisihan Hasil Pemilu
BAB II
PEMBAHASAN
Pasca-pemungutan dan penghitungan hasil suara ulang pemilihan Bupati dan Wakil
Bupati Boven Digoel yang dilakukan oleh KPU, Pasangan Calon Nomor Urut 3
Martinus Wagi dan Isak Bangri kembali mengajukan permohonan Perselisihan Hasil
Pemilihan (PHP) ke Mahkamah Konstitusi (MK). Dalam sidang Perkara Nomor
147/PHP.BUP-XIX/2021 yang digelar pada Jumat (13/8/2021) secara daring,
pemohon yang diwakili kuasa hukumnya Baharudin Farawoman menyampaikan
keberatan atas hasil PSU Boven Digoel Tahun 2020 yang ditetapkan oleh KPU
Boven Digoel (Termohon).
Pemohon menilai perolehan suara yang memenangkan Pasangan Calon Nomor Urut 1
Hengky Yaluwo dan Lexi Romel Wagiu tidak sah. Hal tersebut disebabkan karena
Termohon tidak mengoordinasikan, menyelenggarakan, dan mengendalikan tahapan
penyelenggaraan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boven Digoel khususnya Distrik
Jair sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pemeriksaan Kelengkapan
Perbaiakan permohonan
Registrasi
Pemeriksaan pendahuluan I
Pemeriksaan pendahuluan II
Permeriksaan persidangan
A. Kesimpulan
Dalam perkara Perselisihan hasil pemilu diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
perkara ini ada kecurangan dan pelanggaran dilakukan secara terstruktur,
sistematis, dan masif yang dilakukan oleh Termohon selama proses
penyelenggaraan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Boven Digoel Tahun 2020
sampai dengan Pemungutan Suara Ulang (PSU) pasca-putusan MK,” ujar
Baharudin dalam sidang yang dipimpin oleh Wakil Ketua MK Aswanto. Menurut
Baharudin, penetapan daftar pemilih tetap Kabupaten Boven Digoel tertanggal 16
Oktober 2020 di Distrik Jair dengan jumlah terbanyak yakni 11.993 orang dari
total daftar pemilih tetap sebesar 36.882 orang. “Dimana pada pelaksaannya
pemungutan suara pada 17 Juli 2021 yang menggunakan hak pilihnya hanya
sebesar 2.538 orang dan yang tidak menggunakan hak pilih sebesar 9.455 orang.
Oleh karena itu, Termohon telah melanggar hak konstitusional warga negara
dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 yang mengatur bahwa penduduk
yang telah terdaftar dalam pemilih tetap diberi surat suara pemberitahuan sebagai
pemilih oleh PPS. Menurutnya, DPT harus ditetapkan paling lambat 30 hari
sebelum tanggal pemungutan suara pemilihan
B. Saran
Dalam menyelenggarakan pemilihan Bupati Boven diogel , KPU perlu melakukan
suatu pengkajian yang mendalam dan menyeluruh terhadap peraturan KPU dan
Keputusan KPU Boven Diogel yang demokrasi dan partisipatif . Agar hasil
pemilihan buoati doven diogel kedepan tidak digugat oleh pasangan calon yang
kalah ke MK maka dalam pelaksanaan tahapan pemilu, anggota KPU Boven
Diogel dan Jajaran tetap memegang teguh nilai nilai demokrasi dan asas
penyelenggaraan pemilu yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://tracking.mkri.id/index.php?
page=web.TrackPerkaraPilkada&id=147%2FPHP.BUP-XIX%2F2021
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=17465&menu=2