Ruang
carburator campuran udara dan pelam pung
elektronik, bensin
disemprotkan bukan Injektor
Dari solenoid
dilengkapi dengan
sebuah pompa
percepatan yang akan
memberikan tambahan
suplai bensin melalui
pump nozzle saat pedal
gas diinjak secara tiba-
tiba.
Akselerasi - Injeksi
• Apabila komputer
mendeteksi adanya ECM
membutuhkan tambahan
tenaga maka pada
karburator dilengkapi dengan
enrichment system (power
system).
Main jet
• Bila kevacuuman turun maka
enrichment valve akan
terbuka untuk memberikan
tambahan bensin ke tabung
percampuran (selain dari Vac uum dari
intake m anifold
• Indirect Injection
Indirect injection system
menyemprotkan bahan bakar
ke intake manifold seperti
yang digunakan pada system
penginjeksian mesin bensin,
bensin disemprotkan tidak
langsung ke dalam ruang
bakar.
2. Berdasarkan Penempatan Injectornya (b)
• Direct Injection
Pada direct injection
system bahan bakar
disemprotkan langsung
ke dalam ruang bakar.
Sistem penginjeksian
langsung ini digunakan di
sistem penginjeksian
mesin diesel.
3. Berdasarkan Deteksi Udara Masuk (a)
INTAKE MANIFOLD
ENGINE INJECTOR
BENSIN
ECM
INTAKE MANIFOLD
ENGINE INJECTOR
ECM
BENSIN
• Pada type ini computer mendapat input jumlah udara masuk dari
sebuah sensor yang ditempatkan sebelum throttle body.
• Kecepatan aliran udara yang masuk akan dideteksi oleh sebuah heat
resistant yang akan berubah-ubah nilai tahanannya sesuai kecepatan
alir udara sehingga komputer akan mengetahui jumlah udara yang
masuk sebagai dasar lamanya penginjeksian bensin.
KONSTRUKSI DASAR EFI
Fuel
Air Filter
Sensor
Fuel Pum p
Throttle Body
Idle Air Control
Fuel Pressure
Engine Revolution
Regulator Air Intake Cham ber
ECM
Udara
ECM Sinyal
Penginjeksian Penginjeksian
Injektor-Injektor Intake Manifold
Kontrol Penginjeksian Dasar
Pom pa Bensin
Putaran Mesin
Silinder-silinder
Bensin
ECM
Putaran mesin
Compensation/Correction
Pembukaan
throttle valve
TPS
Sumber tegangan
Battery
Sinyal start
Start switc h
Konsentrasi
oksigen
Oxygen sensor
Sinyal posisi
P& N
Shift switch (A/T)
Sinyal ON/OFF
A/C amplifier
AIR INTAKE SYSTEM
ISI
• Diagram Aliran Udara Intake Air System
• Intake Air Temperatur
• Mass Air Flow
• Manifold Absolute Pressure
• Throttle Body
• Fast Idle Air Control
• Idle Air Control
• ISAS (Idle Speed Adjusting Screw)
• Intake Manifold Tuning
DIAGRAM ALIRAN UDARA FIAC, ISC & ISAS
1. Air cleaner
2. Air Flow Meter (AFM)
3. Air intake pipe
4. Throttle body
5. Throttle valve
6. Idle Speed Adjusting Screw
7. Air valve
8. ISC solenoid valve
9. Intake manifold
10. Cylinder head
11. Exhaust manifold
12. Air flow when engine cold
13. Air flow when ISC solenoid valve open
14. Fres air
• Pada gambar diatas ditunjukkan bahwa antara fast idle (air valve) saat mesin
dihidupkan kondisi dingin dengan IAC valve (ISC solenoid valve) untuk idle up saat
mesin mendapat beban, dibuat terpisah.
• Disamping 2 saluran by pass di atas, masih ada lagi saluran by pass untuk Idle Speed
Adjusting Screw.
DIAGRAM ALIRAN UDARA ISC & ISAS
1. Air cleaner
2. IAT sensor
3. Air cleaner outlet hose 4. Throttle body
5. Throttle valve
6. ISAS
7. IAC valve
8. Intake manifold
9. Cylinder head
10. Exhaust manifold
11. Air flow
12. MAP sensor
13. Gas filter (jika dilengkapi)
14. Gas filter
• Pada tipe ini fast idle (air valve) dan IAC valve (ISC solenoid valve),
dibuat menyatu, tetapi saluran by pass untuk ISAS masih
dipertahankan.
DIAGRAM ALIRAN UDARA IAC (rotary valve)
1. Air cleaner
2. IAT sensor
3. Air cleaner outlet hose
4. Throttle body
5. Throttle valve
6. IAC valve
7. Intake manifold
8. Cylinder head
9. Exhaust manifold
10. Air flow
11. MAP sensor
12. Engine coolant
• Pada tipe ini konstruksi IAC valve sudah menyatukan 2 komponen, yaitu fast
idle dan idle up. Saluran ISAS sudah dihilangkan.
• Fast idle diaktifkan oleh sebuah thermo wax yang dihubungkan langsung
dengan air pendingin mesin.
• Sedangkan idle up diaktifkan oleh ECM apabila mesin mendapat beban,
misalnya : lampu, deffoger, A/C, dan tekanan minyak power steering.
DIAGRAM ALIRAN UDARA IAC (stepper motor)
1. Air cleaner
2. IAT sensor
3. MAF sensor
4. Resonator
5. Throttle body
6. Throttle valve
7. IAC valve
8. Air cut valve
9. Intake manifold
10. Fuel delivery pipe
DIAGRAM ALIRAN UDARA (tanpa IAC)
• Kompnen utama dari sitem air intake adalah air cleaner (1), selang outlet air cleaner
(2), electric throttle body assembly (3) dan intake manifold (4). Udara (jumlahnya
sesuai dengan membukanya throttle valve (5) dan putaran mesin) disaring oleh air
cleaner, didistribusikan oleh intake manifold, dan akhirnya dialirkan ke dalam setiap
ruang bakar. Electric throttle body assembly untuk idle speed control tidak dilengkapi
dengan IAC valve. Idle speed control bekerjanya oleh throttle actuator (6) yang
membuka/menutup throttle valve
Intake Air Temperature
• Sensor temperatur udara
masuk ini biasa terpasang
pada air cleaner atau
hose antara air cleaner
dengan throttle body.
• Sensor temperatur udara
masuk ini berupa
thermistor dengan bahan
semikonduktor yang
mempunyai sifat semakin
panas temperatur maka
nilai tahanannya semakin
kecil.
Karakteristik Intake Air Temperatur
• Ada 2 kabel pada IAT yang
keduanya dari ECM. ECM akan
High
menyuplai tegangan sebesar 5
volt dan memberi ground untuk
sensor.
• Karena nilai tahanan pada
Resistanc e
sensor bervariasi akibat
perubahan temperatur maka
tegangan yang mengalir dari
ECM juga akan bervariasi.
• Variasi tegangan inilah yang
Low
dijadikan dasar bagi ECM untuk
menentukan temperatur udara
masuk yang tepat sebagai input
bagi ECM untuk menentukan Low High
Temperatur
koreksi jumlah bensin yang
disemprotkan oleh injector.
MAFS (Mass Air Flow Sensor)
•
sig na l
Jumlah ud a ra masuk
menjadi output voltage sensor ke ECM
sebagai dasar untuk menentukan
banyaknya jumlah udara yang masuk
ke intake air chamber.
Measuring Core Type
• Air Flow Meter terdiri dari inti pengukur,
pegas pengembali, potensiometer,
rumah dan lain-lain.
• Dipasang diantara saringan udara dan
intake manifold. Sensor ini mendeteksi
jumlah udara yang masuk ke dalam
mesin dan mengirim informasi itu ke
ECM sebagai sinyal voltase. ECM
menggunakan sinyal ini sebagai salah
satu input ke ECM untuk mengontrol
besaran penginjeksian.
• Measuring core bergerak ke arah
samping sebanding dengan jumlah
udara yang masuk. Pada posisi
tersebut atau jumlah udara yang
masuk dideteksi oleh potensiometer
yang dipasang pada measuring core.
Heat Resistor Type
• Heat resistor mempunyai sifat
dapat berubah-ubah nilai
tahanannya apabila temperatur di
permukaan resistor berubah-
ubah.
• Perubahan temperatur pada
permukaan resistor ini
diakibatkan oleh “gesekan” aliran
udara yang melewati permukaan
heat resistor.
• Variasi tahanan ini akan dirubah
dalam bentuk variasi voltage
yang akan dikirimkan sensor ke
ECM sebagai dasar untuk
menentukan banyaknya udara
yang masuk ke intake air
chamber
Karakteristik MAFS
High
dari 3 kabel, yaitu: input 5
Output voltage
volt (reverence voltage)
dari ECM, ground dan
output dari sensor ke
ECM bervariasi antara 0
Low
~ 5 volt. Low High
(high vacuum) Intake m anifold (low vacuum)
pressure (m mhg)
MAPS – Manifold Absolute Pressure Sensor
Throttle Body
• Merupakan saluran
utama yang dilalui oleh
udara sebelum masuk
ke intake manifold, di
dalam throttle body
terdapat :
– Throttle valve
– TPS (Throttle Position
Sensor)
– IAC (Idle Air Control)
– FIAC (Fast Idle Air
Control)
– ISAS (Idle Speed
Adjusting Screw)
Throttle Valve
• untuk membuka dan menutupnya throttle valve
digerakkan langsung oleh acceleration pedal
(pedal gas).
• Pada beberapa type mobil, gerakan throttle
valve ini sudah digerakkan oleh motor yang
dikontrol oleh sebuah kontrol module.
Electronic Throttle Control
Electronic Throttle Control
• ECM mendeteksi tingkat tertekan pedal akselerator berdasarkan
sinyal tegangan dari APP sensor
• Mendeteksi katup throttle membuka berdasarkan pada tegangan
sinyal TP sensor di electric throttle body assembly dan nilai ini di
bandingkan dengan nilai penghitungan throttle valve membuka
optimum.
• Dalam sistem ini, TP sensor dan APP sensor memiliki 2 sensor
(main dan sub) masing-masing untuk memastikan deteksi kontrol
dan kelainan sangat akurat dan dapat diandalkan.
• Ketika ECM mendeteksi kelainan dalam sistem, ECM menghentikan
kontrol throttle actuator.
• Electric throttle body assembly untuk idle speed control tidak
dilengkapi dengan IAC valve.
• Idle speed control dilakukan oleh throttle actuator dengan
menyesuaikan pembukaan throttle valve.
Motor Throttle Valve
Throttle Position Sensor
High
besarnya.
Output voltage
– Dengan memonitor output voltage
sensor, ECM mendeteksi
pembukaan throttle valve.
Low
Sm all Large
Throttle valve
opening (degree)
Idle Air Control
• IAC berfungsi untuk menambah atau mengurangi jumlah udara yang
masuk ke intake air chamber saat throttle valve tertutup pada kondisi
temperature mesin masih dingin (fast idle) dan saat beban elektrik
difungsikan (idle up).
• Apabila beban listrik difungsikan (lampu, A/C, P/S) maka katup IAC
akan membuka untuk menambah udara yang masuk ke intake air
chamber.
• Dengan bertambahnya udara yang mengalir, maka ECM akan
mendeteksi dan menambah jumlah penginjeksian pada injector.
Demikian juga sebaliknya apabila beban kelistrikan kendaraan tidak
difungsikan maka katup IAC akan menutup sehingga putaran mesin
kembali ke idle.
• Secara konstruksi ada 2 type IAC, yaitu:
– Rotary valve
– Stepping motor
Tipe Idle Air Control
Rotary Valve Stepper Motor
Fast Idle Air Control
Ke Dari
intake manifold Throttle valve saringan udara
• ISAS diletakkan tidak pada saluran udara IAC, akan tetapi melalui
saluran bypass yang berbeda.
• Teknologi ini familiar di kendaraan system Injeksi tahun 90an
Intake Manifold Tuning
• Komponen utama dalam sistim ini adalah filter udara (1), selang outlet
filter udara (2), electric throttle body (3) Intake manifold tuning (IMT)
valve (4) yang mengatur pipa distributor dari intake manifold ke (A)
atau (B)
Sistim IMT (Intake Manifold Tuning)
• Sistim IMT (Intake manifold tuning)
terdiri dari:
– IMT valve (5) fixed pada intake
manifold (1)
– IMT valve actuator (4)
– IMT vacuum solenoid valve (2)
– Vacuum tank (3)
• Vacuum tank terdiri dari one way
check valve (6) untuk menjaga agar
negatif pressure tetap konstan dari
kondisi
• pressure pada intake manifold.
• Vacuum tank memberikan IMT vacuum
solenoid valve actuator tetap stabil
pada semua tingkat kecepatan mesin.
IMT – Intake Manifold Tuning
FUEL DELIVERY SYSTEM
FUEL DELIVERY SYSTEM
• Perbedaan paling mendasar antara system carburator dengan
system injeksi pada suplai system bahan bakar adalah bahwa
pada system injeksi suplai bahan bakar dari tangki bensin ke
ruang bakar dikontrol secara elektronik oleh ECM, sedangkan
pada system carburator suplai bensin dari tangki ke ruang bakar
masih dikontrol oleh kunci kontak dan mengandalkan
kevacuuman setiap silinder.
• Komponen utama dari fuel delivery system adalah :
– Fuel pump
– Fuel filter
– Fuel pressure regulator
– Pulsation dumper
– injector
Fuel Pump
• Hampir semua type mesin
Check valve
injeksi, penempatan
pompa bensin selalu ada Relief valve
Main fuse PC M
(ECM)
Main relay
Fuel pum p
• Apabila kunci kontak di ON kan, maka PCM (ECM) akan menggroundkan main
relay dan fuel pump relay. Apabila selama 3 detik PCM (ECM) tidak menerima
signal dari motor starter dan signal putaran mesin maka PCM (ECM) akan
memutus ground fuel pump relay.
• PCM (ECM) akan selalu menggroundkan relay apabila menerima signal dari motor
starter atau selama menerima signal putaran mesin
Wiring Diagram Fuel Pump Ertiga
Fuel Filter
OUT
IN
Fuel Pressure Regulator
PERMUKAAN
BENTUK KONEKTOR NILAI RESISTAN
LUBANG INJEKTOR
ECM.
Injektor
• Bensin disemprotkan saat katup pada Fuel Filter
Fuel Pum p
Udara Udara
Compensation/Correction
Pembukaan
throttle valve
TPS
Sumber tegangan
Battery
Sinyal start
Start switc h
Konsentrasi
oksigen
Oxygen sensor
Sinyal posisi
P& N
Shift switch (A/T)
Sinyal ON/OFF
A/C amplifier
Sensor & Actuator
Sensor - Sensor Actuator
• Crankshaft Position Sensor • Injector
• Camshaft Position Sensor • Fuel pump relay
• Engine Coolant Temperature • Ignition coil
• Vehicle Speed Sensor • Cooling fan relay
• Knock sensor • Motor throttle valve
• O2 sensor • OCV - Oil Control Valve
• CO Adjusting Resitor • EGR motor / modulator EGR
• Idle Mixture Adjusting • Intake manifold tuning valve
• Intake air temperature sensor • Dll…
• Mass air flow sensor
• Manifold absolute pressure sensor
• Throttle position sensor
• Accelerator Pedal Position sensor
Sensor - Sensor
Crankshaft Position Sensor
• CKP terdiri dari magnit dan coil yang
ditempatkan di bagian bawah timing belt
pulley atau dibelakang V-belt pulley,
saat mesin berputar CKP menghasilkan
pulsa tegangan listrik seperti pada grafik.
• CKP sensor digunakan sebagai sensor
utama untuk mendeteksi putaran mesin,
output signal dari CKP sensor dikirim ke
ECM untuk menentukan besarnya basic
injection volume.
• Selain digunakan untuk mendeteksi
putaran mesin, CKP sensor juga
digunakan sebagai sensor utama sistem
pengapian. Output signal dari CKP
sensor digunakan ECM untuk
menentukan ignition timing.
Camshaft Position Sensor
• CMP sensor terdiri dari komponen electronic
yang terdapat di dalam sensor case dan
tidak dapat distel maupun diperbaiki, sensor
ini mendeteksi posisi piston pada langkah
kompresi, melalui putaran signal rotor yang
diputar langsung oleh camshaft, untuk
mengetahui posisi pembukaan dan
penutupan intake dan exhaust valve.
• Signal digital dari CMP ini, oleh ECM
digunakan untuk memproses kerja dari
sistem EPI bersama-sama dengan signal
dari CKP sensor.
• Pada beberapa type kendaraan, CMP sensor
ini digunakan untuk menghitung putaran
mesin sebagai input dasar penginjeksian
oleh ECM.
• Apabila CMP sensor digunakan untuk
menghitung putaran mesin, maka CMP
sensor juga digunakan sebagai sensor
utama sistem pengapian yang akan
mengirimkan signal putaran mesin ke ECM
untuk mengaktifkan igniter.
Diagram Sirkuit CKP dan CMP Ertiga
ECT – Engine Coolant Temperature
• ECT terbuat dari thermistor, yaitu
sebuah variable resistor yang
dipengaruhi oleh temperatur.
High
• Kerja ECT sama dengan IAT,
hanya fungsi pendeteksiannya
Resistanc e
yang berbeda.
• ECT berfungsi mendeteksi
temperatur air pendingin mesin
sebagai input ECM untuk
Low
mengoreksi besarnya
penginjeksian bensin pada injector. Low High
• ECT juga berfungsi sebagai kontrol Temperatur
akan kecil.
• Pada temperatur tinggi ion oksigen Gas buang
Zirconium element
Platinum
ECM
Low High
voltage voltage
INJEKTOR OXYGEN
SENSOR
Ca mp uran Konsentrasi
terlalu gemuk oksigen berkurang
• Dengan demikian apabila campuran lebih gemuk dari nilai teoritis perbedaan
konsentrasi oksigen antara element sisi udara luar dengan element sisi gas buang
akan besar, sehingga sensor menghasilkan tegangan yang relatif kuat (kira-kira 1 V).
sebaliknya apabila campuran lebih kurus daripada nilai teoritis maka perbedaan
konsentrasi oksigennya kecil sehingga oksigen sensor menghasilkan tegangan yang
relatif lemah (mendekati 0 V)
• Berdasarkan informasi dari oksigen sensor inilah ECM akan mengatur perbandingan
udara dan bensin supaya tetap mendekati nilai teoritis.
Cara Kerja Oksigen Sensor - 2
Signal untuk mengurangi jumlah penginjeksian
ECM
Low High
voltage voltage
INJEKTOR OXYGEN
SENSOR
Ca mp uran Konsentrasi
terlalu gemuk oksigen berkurang
• Apabila oksigen sensor menginformasikan campuran terlalu gemuk, maka ECM akan
secara bertahap mengurangi bensin yang diinjeksikan (mengurangi lebar pulsa
penginjeksian) sehingga campuran menjadi lebih kurus dari nilai teoritis.
• Bila hal ini terjadi maka oksigen sensor akan menginformasikan ke ECM bahwa
campuran lebih kurus daripada nilai teoritis, maka ECM akan menambah bensin yang
diinjeksikan (menambah lebar pulsa penginjeksian), sehingga campuran menjadi
lebih gemuk.
• Demikian siklus ini terjadi secara berulang-ulang. Dengan cara ini ECM akan
menjaga agar perbandingan udara dan bensin selalu mendekati perbandingan teoritis.
Diagram Sirkuit Oksigen Sensor
CO Adjusting Resistor
• Untuk kendaraan yang tidak
dilengkapi dengan oksigen
sensor, maka diperlukan CO
adjuster yang ditempatkan
dibawah dash board, karena
alasan kwalitas bahan bakar,
jumlah udara, maupun
kondisi kerja mesin sehingga
adjuster ini dilengkapi.
Idle Mixture Adjusting
• Selain menggunakan CO adjusting resistor , pada
Vitara dilengkapi dengan idle mixture adjustment
yang fungsinya sama dengan CO adjusting
resistor.
• Apabila pada CO adjusting resistor kita dapat
menyetel kadar CO dengan cara memutar
adjuster, maka pada type ini kita dapat menyetel
kadar CO dengan cara mengganti resistor yang
digunakan.
• Resistor ini diletakkan pada bagian kiri bawah
dashboard.
• Semakin tinggi nilai resistor yang kita gunakan
maka semakin besar kadar CO yang dihasilkan.
• Sebaliknya semakin kecil nilai resistor yang
digunakan maka semakin rendah kadar CO gas
buangnya.
• Resistor yang tersedia ada 6 jenis yaitu: R3, R2,
R1, L1, L2, L3
R : Richer L : Leaner
Diagram Sirkuit IAT Ertiga
Diagram Sirkuit MAF sensor Escudo 2.0
Diagram Sirkuit MAP Ertiga
Diagram Sirkuit TPS Swift
Karakteristik TPS Sensor
Diagram Sirkuit TPS Ertiga
Karakteristik TPS Ertiga (2-output)
Accelerator Pedal Position Sensor
Mode Start
Mode pembersih saat banjir bensin
Mode jalan
Mode akselerasi
Mode deselerasi
Mode pemutus bensin
Mode pemutus bensin selektif
Mode backup/fail safe
Mode koreksi tegangan battery
Mode Start
• Ketika kunci kontak pertama kali di”ON” kan, ECM akan
mengaktifkan relay pompa bensin dengan cara memberi massa
arus pengendali relay selama 2-3 detik, akibatnya pompa bensin
dapat menaikkan tekanan dalam sistem bahan bakar.
• Apabila selama 2-3 detik ECM tidak menerima sinyal start maka
ECM akan memutuskan massa relay, sehingga relay pompa
bensin akan ”OFF”
• Sebelum mesin berputar saat kunci kontak ”ON”, ECM
menerima sinyal untuk pembacaan-pembacaan data sensor
seperti: ECT, IAT, MAP dan TPS untuk menentukan
perbandingan campuran udara bensin yang pertama.
Mode Start
• Selama mesin berputar saat start, ECM mengirim pulsa ke
injektor berdasarkan pulsa refernsi rpm.
• Bila temperatur air pendingin yang lebih rendah, lebar pulsa
lebih panjang dan terjadilah pengayaan perbandingan campuran
udara dan bensin.
• Jika temperatur air pendingin naik, lebar pulsa menjadi lebih
pendek dan perbandingan campuran udara dan bensin menjadi
lebih kurus.
Mode Start
• Pada waktu start perbandingan udara dan bensin
ditentukan oleh ECM berkisar dari 1,5 : 1 pada 36o C
sampai 14,7 : 1 pada 94o C.
• Mode start normal injektor menyemprotkan bensin
mengikuti prosedur di atas selama throttle valve tertutup
penuh.
• Jika throttle valve dibuka, walaupun kecil, perbandingan
campuran udara dan bensin akan berubah
Mode Start
ECT
IGNITION
SENSOR
INJEKTOR
ECM
IAT
SENSOR
MAP/MAF
SENSOR
TP
SENSOR
CKP (RPM)
• Pada saat ECM menerima signal start dan signal putaran mesin
kurang dari 500 rpm, maka ECM akan mengaktifkan semua injektor
supaya mesin mudah dihidupkan.
Mode Start
• Pada generasi awal EFI penyemprotan dilakukan 2 kali dalam satu siklus
motor 4 tak selama mesin starting.
• Pada generasi selanjutnya penyemprotan dilakukan selama 4 kali dalam
satu siklus motor 4 tak.
• Pada generasi akhir penginjeksian semua injektor hanya dilakukan selama
sekali dalam satu siklus, selebihnya injektor bekerja secara sendiri-sendiri
(sequential injection)
Mode Pembersih Saat Banjir Bensin
• Jika mesin menjadi banjir bensin,
pengemudi dapat menekan pedal
gas sebesar 80% atau lebih besar
untuk mengaktifkan Mode
Pembersih Saat Banjir. Agar lebih
yakin untuk mengaktifkan mode ini
maka kita dapat menekan penuh IGNITION
pedal gas ke lantai (throttle valve
akan terbuka penuh )
• Pada saat throttle valve terbuka ECM INJEKTOR
penuh dan putaran mesin kurang
dari 600 rpm (ECM menerima sinyal
start) maka ECM akan memberikan
pulsa injektor dengan perbandingan
20:1 atau bahkan memungkinkan
pula beberapa saat ECM akan TP
menghentikan penyemprotan SENSOR
secara total dengan jalan ECM CKP (RPM)
akan memutus sinyal ke semua
injektor.
Mode Jalan
ECM IAT
SENSOR
– sensor air pendingin mesin telah
mengirimkan sinyalnya ke ECM dan
suhu kerja mesin telah tercapai MAP/MAF
SENSOR
– lamanya waktu setelah start sudah TP
SENSOR
tercapai, besaran waktu ini telah CKP (RPM)
disimpan dalam memori ECM
sedemikian rupa dan disesuaikan
dengan keadaan operasional mesin
saat itu.
Closed Loop
mempertahankan perbandingan
campuran udara dan bensin untuk
mendekati rasio ideal 14,7:1, agar MAP/MAF
SENSOR
katalitik konverter dapat bekerja O2S TP
SENSOR
secara effisien. CKP (RPM)
Mode Jalan
Modeacceler
a tionS
E 416
Mode ac c eleration SE 416
• Ketika throttle valve dibuka secara tiba-tiba, maka akan terjadi perubahan yang
cepat pada sudut throttle valve, dan menyebabkan penambahan secara
simultan tekanan dalam Manifold Absolute Pressure (MAP).
• Penyemprotan bensin harus ditingkatkan untuk mengimbangi udara yang
berlebih juga untuk merespon perubahan tiba-tiba sinyal TPS dan
MAPS/MAFS, ECM mengatur pulsa injektor yang lebih panjang atau
memungkinkan untuk mengaktifkan semua injektor agar campuran tidak
menjadi kurus.
Mode Deselerasi (Decceleration Enleanment
Mode)
•
(COP)
ECM bekerja melalui mode ini jika ada COMPUTER
OPERATION
CIRCUIT
(FBC) MAPS
• Ketika idle switch ON, posisi ignition timing ditentukan oleh basic ignition
advance berdasarkan putaran mesin, compensation advance temperatur
mesin dan compensation advance untuk menstabilkan putaran idle.
• Ketika idle switch off, posisi ignition timing ditentukan oleh basic ignition
advance temperatur mesin.
– Compensation advance untuk temperatur mesin penambahan signal
berdasarkan sensor dari temperatur mesin, compensation akan
bertambah besar jika temperatur mesin masih dingin.
– Compensation advance untuk menstabilkan putaran idle compensation
ini berfungsi untuk mempertahankan putaran idle seperti yang diprogram
oleh ECM dengan terus menerus mengoreksi waktu pengapian.
3. Mengontrol waktu aliran listrik
• ECM
• CKP
• CMP
• Knock Sensor
• Ignition Timing Adjusting Resistor
• Ignition Coil
• Busi
Sistem Pengapian 1 Coil
8
5
9
4
6
13
10
11
3
7
12
14 15 16 17 18 19
+ -
1
1. Battery 8. Distributor 15. MAPS
2. Main fuese box 9. Rotor distributor 16. VSS
3. Ignition switc h 10. Signal rotor 17. Test switc h term inal
4. Main relay 11. CMPS 18. TPS (idle switc h)
5. Ignition c oil 12. Busi 19. P/N position switc h
6. Igniter (power unit) 13. Noise suppressor
7. ECM 14. ECTS
Sistem Pengapian 2 Coil
Sistem Pengapian 4 Coil
Emission Control System
ISI
• Atmosfer
• Emisi
• Sumber emisi pada kendaraan
• Jenis - jenis emisi
• Emisi yang keluar di semua kondisi kerja mesin
• Sistem control emisi
Atmosfer
CO %
CO pada campuran yang kurus akan 4
tetapi pada kenyataannya CO juga
3
dapat dihasilkan pada campuran yang
2
kurus karena pembakaran tidak merata Theoretic al
1 Air fuel ratio
karena distribusi bensin yang tidak
merata di dalam ruang bakar, juga 0 11
Rich
12 13 14 15
AIR FUEL RATIO
16 17 18
Lean
karena temperature di sekeliling silinder
rendah sehingga api tidak dapat
mencapai daerah ini pada ruang bakar.
Gas Carbon Monoksida - 2
CO %
• Di bawah ini ditunjukkan perubahan 4
konsentrasi terhadap perubahan 3
perbandingan udara dan bensin.
2
Campuran yang semakin kurus akan Theoretic al
1 Air fuel ratio
menghasilkan CO yang semakin
rendah. 0 11 12 13 14 15 16 17 18
Rich AIR FUEL RATIO Lean
Gas Hydrocarbon - 1
800
HC (ppm )
oksidasi, akibatnya adalah
pembakaran tidak sempurna bahkan 400
0 11 12 13 14 15 16 17 18
Rich AIR FUEL RATIO Lean
Gas Hydrocarbon - 2
• Bensin yang tidak terbakar ini keluar
dari ruang bakar dalam bentuk HC. HC
800
bersumber dari :
– Bensin yang tidak terbakar akibat 600
HC (ppm )
overlap katup
– Gas sisa di dinding silinder dan
400
NOx (ppm )
menghasilkan panas yang maksimal. 2000
• Bila temperature tidak naik sampai diatas
1800o C, kemudian nitrogen dan oksigen 1000
dibuang ketika langkah buang tanpa Theoretic al
Air fuel ratio
NOx (ppm )
• Konsentrasi Nox paling besar dihasilkan 2000
pada perbandingan udara dan bensin 16:1,
perbandingan di atas atau di bawah nilai 1000
tersaebut akan menghasilkan Nox yang lebih Theoretic al
Air fuel ratio
l ra tio
Air fue
Ric h
C O+ HC
• Saat engine brake, throttle valve akan menutup rapat sehingga meningkatkan
kevacuuman di ruang bakar dan intake manifold.
• Kevacuuman ini akan menurunkan kecepatan rambat api, dan menyebabkan
api padam sebelum merambat ke seluruh ruang bakar.
• Kondisi ini akan meningkatkan produksi HC di gas buang.
• Selain itu dengan berkurangnya oksigen yang masuk maka campuran akan
menjadi gemuk yang dapat meningkatkan kadar CO pada gas buang.
• Dengan tidak adanya (berkurangnya) pembakaran, maka temperature ruang
bakar akan turun sehingga produksi NOx juga akan rendah.
Beban Berat
Air fu
el
11-1 ra tio
3: 1
C O+
HC +
NO x
Katup
Large
katup PCV pada beban berat sangat kecil,
BLOW-BY GAS
walaupun jumlah gas yang dihasilkan cukup
besar.
• Oleh karena itu apabila jumlah blow-by gas
diluar kemampuan katup PCV untuk
Small
mengalirkan ke intake manifold, maka blow-
Weak VACUUM Strong
by gas juga disalurkan dari saringan udara (flow load) (idling)
• NOx + CO N2 + CO2
• O2 + CO CO2
• O2 + HC H2O + CO2
• Agar type converter ini bekerja dengan baik maka syarat mutlak yang harus
dipenuhi adalah perbandingan udara dan bensin harus sedekat mungkin
dengan nilai teoritis (14,7:1). Bila ini tercapai maka akan didapat purification
rate yang tinggi sekali untuk ketiga pollutant, seperti pada grafik di bawah ini.
Three-Way Catalyst (TWC)
• Untuk mendapatkan nilai NO X
High
perbandingan udara dan bensin
seakurat mungkin untuk
mendekati nilai teoritis, maka
PURIFICATION RATE
pada type converter ini selalu
dilengkapi dengan oksigen sensor.
• Oksigen sensor akan menghitung
HC
nilai perbandingan udara dan
bensin dari kandungan oksigen
pada gas buang, untuk memberi Theoritical
input ke ECM yang akan air-fuel
Low
Operational
ratio
CO range of
mengoreksi secara terus menerus converter
dibahas sebelumnya.