Anda di halaman 1dari 6

TOPIK 5: PERENCANAAN KONSTRUKSI PERKERASAN 2

d. Sambungan
Pada dasarnya terdapat tiga jenis sambungan yang
digunakan dalam konstruksi perkerasan beton bersambung,
yaitu:
 Sambungan susut
 Sambungan pelaksanaan
 Sambungan muai
d1. Sambungan Susut
 Tujuan
Sambungan ini dibuat dalam arah melintang, pada jarak
yang sama dengan panjang pelat yang telah ditentukan.
Sambungan ini diperlukan untuk mengendalikan
tegangan lenting dan retakan pada beton yang baru
dihampar, yang diakibatkan oleh perubahan temperatur
dan kelembaban pelat hingga batas tertentu.
Supaya retakan susut dapat terjadi pada sambungan
susut maka kedalamanan takikan dibuat sama dengan
seperempat tebal pelat.
 Jenis
Pada sambungan yang dibuat dengan memasang
pengisi yang sudah dibentuk seperti self expanding
cork. Bahan ini berfungsi sebagai bahan pengisi
sekaligus sebagai penutup sambungan.
Pada sambungan yang digergaji, penggergajian
dilakukan setelah beton cukup keras. Waktu

1
penggergajian dapat dilakukan antara 8 hingga 20 jam
setelah pengecoran. Lebar penggergajian tidak kurang
dari 3 mm dan tidak lebih dari 5 mm.
 Penyalur Beban
Setiap sambungan susut harus dipasang ruji (dowel)
yang berfungsi sebagai penyalur beban.
Bahan penutup
6-10mm batang polos
Maks = 20mm diminyaki / dicat
¼h h/2
d
h
h/2
Dowel ½ Ld ½ Ld Pelat Beton

Gambar 2. Sambungan Susut Melintang Dengan Dowel

d2. Sambungan Pelaksanaan


 Tujuan
Sambungan pelaksanaan ditempatkan pada perbatasan
antara akhir pengecoran dan awal pengecoran
berikutnya, untuk memisahkan bagian−bagian yang di
cor saat yang berbeda.
 Jenis
Sambungan pelaksanaan dalam arah memanjang
dipasang diantara jalur−jalur perkerasan yang
berbatasan. Sambungan dapat dibuat dengan jalan
menggergaji permukaan (membentuk takikan) yang
kemudian diisi dengan bahan penutup sambungan
(preformed joint sealer).
2
 Penyalur Beban
Sambungan pelaksanaan memanjang dengan bentuk
lidah dan alur harus dilengkapi dengan batang pengikat
(tie bars) yang diprofilkan yang dibuat dari baja U 24 dan
dengan diameter 16 mm, panjang 800 mm dan jarak 750
mm. Sedangkan untuk sambungan pelaksanaan
melintang harus dilengkapi dengan ruji.
6−10mm bahan penutup
h/4
12mm

h d h/3

50 mm
Ld/2 Ld/2

Gambar 3. Sambungan Pelaksanaan Memanjang Dengan


Lidah Alur dan Tie Bar

d3. Sambungan Muai


 Tujuan
Sambungan muai membebaskan tegangan pada
perkerasan beton. Sambungan ini pada pertemuan jalan
baru dengan perkerasan lama, pada persimpangan jalan.
 Jenis
Sambungan muai dibuat dari bahan yang sudah
dibentuk yang tidak merusak dan dapat mengikuti
perubahan bentuk akibat tekanan. Bahan ini dipasang
pada seluruh permukaan sambungan beton dan
dipasangkan hanya setelah salah satu bidang
sambungan mengeras.
3
 Penyalur Beban
Untuk sambungan muai yang memisahkan dua bidang
beton yang berdekatan, harus dipasang ruji sebagai
penyalur beban.

Bahan penutup
Bahan pengisi/ 19mm batang polos
filler diminyaki / dicat
¼
h
h/2
d
h
h/2
½ Ld ½ Ld 50mm 25mm

Gambar 4. Sambungan Muai Dengan Dowel

e. Bahan Penutup Sambungan (Joint Sealing)


 Maksud
Kegunaan penutup celah antara 2 pelat beton yang
berdekatan adalah untuk mencegah masuknya
benda−benda asing yang berbentuk padat (pasir, kerikil
dll).
Bila perkerasan dibangun diatas pondasi bawah atau
tanah dasar yang terbuat dari bahan yang berbutir halus,
maka masuknya air kebawah perkerasan dapat
mengakibatkan pumping. Pumping dapat menyebabkan
hilangnya daya dukung terhadap pelat yang pada
akhirnya akan mengakibatkan keruntuhan struktur
perkerasan. Salah satu cara untuk mencegah pumping

4
adalah dengan menggunakan lapis pondasi yang tahan
pumping (misalnya stabilisasi semen).
 Persyaratan Bahan Penutup Sambungan
Pada waktu perkerasan mengalami pemuaian dan
penyusutan yang diakibatkan perubahan temperatur,
maka sambungan akan membuka dan menutup. Dengan
demikian bahan penutup harus tetap berfungsi. Bahan
penutup harus terbuat dari bahan yang cukup kuat dan
elastis seperti karet, mastic aspal dll, untuk mencegah
masuknya batu−batu yang tajam atau benda-benda
lainnya.
f. Pola Sambungan
Maksud dari perencanaan sambungan perkerasan kaku
adalah untuk menentukan tempat dan jenis sambungan yang
harus disediakan pada suatu panjang jalan yang bentuk
geometriknya sudah ditetapkan. Pada umumnya rencana
denah sambungan tergantung pada cara pelaksanaan
(penghamparan secara manual atau dengan mesin) yang
menentukan lebar pelat.
g. Penulangan
g1. Perkerasan Beton Bersambung Dengan Tulangan
Pada perkerasan beton bersambung dengan tulangan,
tulangan dihentikan 50 sampai 100 mm sebelum
mencapai sambungan.
Untuk tulangan biasa, tumpang tindih yang yang
diperlukan adalah 30 kali diameter atau minimum 480
mm. Tulangan pada perkerasan beton bertulang
bersambung, dipasang pada kedalaman tidak kurang
dari 50 mm tetapi tidak lebih besar dari sepertiga tebal
pelat (diukur dari permukaan pelat).

5
6

Anda mungkin juga menyukai