1. tanah dasar/subgrade
Nilai Daya dukung Tanah Dasar dengan nilai CBR senilai 6% dinyatakan dengan Modulus Reaksi Tanah
Dasar (k)
Pelaksanaan :
Lean concrete atau beton kurus dengan kekuatan 1 MPa atau juga sebagai beton mutu kelas E sebagai
lapis pondasi bawah dengan tujuan sebagai material pernghambat (blocking) masuknya air tanah dasar
ke bawah perkerasan jalan.
Pelaksanaan :
Cek elevasi dasar LC kemudian pasang cetakan/bekisting samping dengan tebal 10cm
Lakukan pengecoran dengan menuangkan beton mutu E sambil diratakan sesuai elevasi LC
dengan toleransi kesalahan +-5 cm.
Dilakukan curing, dengan penyemprotan air selama masa perawatan.
3. bond breaker
Letaknya di atas lapis pondasi bawah (LC) fungsinya mencegah kelekatan antara plat beton dengan lapis
pondasi bawah.
Dibuat dari plastik tipis, Agar proses shrinkade beton rigid tidak terganggu lapisan dibawahnya,
gangguan yang biasanya berupa friction.
Pelaksanaan :
1. Pengecoran :
Supply beton bisa menggunakan dump truck atau mixer (disarankan dump truck)
Disarankan jangka waktu sejak beton dibuat sampai dihampar max 45 menit (beton normal),
agar kesinambungan beton yg dihampar masih di bawah durasi ikatan awal
Berkesinambungan supply (sblm terjadi ikatan awal)
Disarankan tinggi jatuh adukan beton 0,9 – 1,5 meter
Menghindari penguapan yang terlalu cepat
Tidak boleh disemprotkan air di atas beton
Penghamparan, perataan serta pemadatan beton dilakukan dengan concrete paver. Kalibrasi
alat harus sangat diperhatikan dan dilakukan control kecepatan penghamparan.
Slump beton 3-4cm sampai lokasi.
Vibrator paver digeser maksimal ke tepi.
Finishing kerataan dengan jidar setelah selesai finish tepi tahap 1
3. Curing/Perawatan
Pada keadaan kering, berangin atau kondisi cuaca yg tidak menguntungkan dapat menghasilkan retak
plastis shringkage.
Curing beton awal dilakukan dengan curing compound pada permukaan beton. Kemudian curing kedua
dilakukan dengan menggunkan getekstil basah yang disiram selama 3 hari sekali selama 7 hari.
Dilakukan cutting pada beton 12 jam setelah dicor dengan kedalaman 75 mm (1/4 tebal pelat beton)
dengan jarak 5 m
Setelah permukaan rigid dipotong celah hasil cutting diisi dengan joint sealent yang merupakan
thermoplactic untuk mencegah masuknya kotoran dan terjadinya pumping.