Anda di halaman 1dari 109

Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 5

MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR


S1 – ARSITEKTUR

Skema Sertifikasi :
RT-012/1/LSP-UG/II/2017

Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

Penyusun :
Rakhmanita

Editor :

Rakhmanita

Depok, 2023
● KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT kami panjatkan, atas berkat dan karuniaNYA, Modul Pelatihan
Sertifikasi Kompetensi Semester Tujuh dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi pada skema Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (SKKNI 2021-196) yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi Arsitektur jenjang S1.

Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) bab. Bab pertama tentang Merancang rancangan skematik
arsitektur, menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur, mencapai sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Dr. Agus Dharma, ST., MT, Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di
perkuliahan.

2. Dr. Agus Suparman, ST., MT., Kepala Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini.

3. Dr. R. Supriyanto, SSi, SKom, MSc., Kepala LSP Universitas Gunadarma beserta staff Lembaga
atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi.

4. Bapak dan Ibu staff serta asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini.

Semoga buku modul ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari seri pelatihan sertifikasi kompetensi
yang dilakukan di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, Desember 2023

Tim Penyusun
● DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur 6
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik arsitektur
melalui evaluasi dan penyelarasan. 11
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi estetika
bangunan. 15
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran dan tujuan
proyek. (denah) analisis/program ruang 17
1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons terhadap
konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site 18
1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi, struktur dan
sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait lain.
Denah/tampak/(potongan) 29
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame 3
dimensi), 3D art/perspektif 38
2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika bangunan
dilakukan dengan perancang bidang terkait lain 39
2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan bangunan
dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan ketersediaannya. Detail
material 40
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya proyek dan
jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek dan pengguna jasa.
41
3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur 44
3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-sketsa
proporsional. (konsep perancanagan) 45
3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui perjanjian
kerja sama. 47
3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku. 50
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur 63
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait. 63

1
4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat intensitas
bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis. 65
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain secara
tertulis. 69
4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait, sesuai
perjanjian kerja sama arsitek. 71
3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak
terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek. 76
5. DAFTAR PUSTAKA 78

● DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI 6
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan
kajian preseden dengan pedoman teori dari IAI dan AIA 14
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang 16
Gambar 4 Analisis Program 17
Gambar 5 Tahapan Sintesis 18
Gambar 6 Salah Satu Analisis Site 26
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan) 27
Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan) 28
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan 30
Gambar 10 Contoh Denah Basement 30
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak 32
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak 33
Gambar 13 Contoh Tampak Tapak 48
Gambar 14 Contoh Perpektif Eksterior 49

2
3 KODE UNIT
JUDUL UNIT
: M.71ARS00.005.2
: Membuat Rancangan Skematik Arsitektur
DESKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini berhubungan dengan kegiatan
eksplorasi dan penilaian secara berulang dan terus
menerus atas berbagai gagasan dan konsepsi untuk
menghasilkan usulan rancangan yang koheren.

Elemen Kompetensi :

1. Merancang rancangan skematik arsitektur


2. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur
3. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur

1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur

Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI

Tahapan dalam proses perancangan menurut Ikatan Arsitek Indonesia pada buku “Pedoman
Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna Jasa” Pasal 36 (IAI,2007, p.24) adalah :
Tahap 1: Tahap Konsep Rancangan
a. Sebelum kegiatan perancangan dimulai, perlu ada kejelasan mengenai semua data dan
informasi dari pengguna jasa yang terkait tentang kebutuhan dan persyaratan
pembangunan agar supaya maksud dan tujuan pembangunan dapat terpenuhi dengan
sempurna.

6
b. Pada tahap ini arsitek melakukan persiapan perancangan yang meliputi pemeriksaan
seluruh data serta informasi yang diterima, membuat analisis dan pengolahan data yang
menghasilkan:

● Program Rancangan yang disusun arsitek berdasarkan pengolahan data primer


maupun sekunder serta informasi lain untuk mencapai batasan tujuan proyek serta
kendala persyaratan/ketentuan pembangunan yang berlaku. Setelah program
rancangan diperiksa dan mendapat persetujuan pengguna jasa, selanjutnya digunakan
sebagai dasar untuk konsep rancangan.

● Konsep Rancangan yang merupakan dasar pemikiran dan pertimbangan-


pertimbangan semua bidang terkait (baik struktur, mekanikal, elektrikal, dan atau
bidang keahlian lain bila diperlukan) yang melandasi perwujudan gagasan rancangan
yang menampung semua aspek, kebutuhan, tujuan, biaya, dan kendala proyek.Setelah
mendapatkan persetujuan dari pengguna jasa konsep ini merupakan dasar
perancangan tahap selanjutnya.

Tahap 2: Tahap Prarancangan / Skematik Desain


Tahap Prarancangan / Skematik Desain menurut “Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek
dengan Pengguna Jasa” Pasal 37 (IAI, 2007, p.25) adalah :
a. Prarancangan
Pada tahap ini berdasarkan Konsep Rancangan yang paling sesuai dan dapat memenuhi
persyaratan program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur
yang diwujudkan dalam gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsional dalam bentuk
diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas
lantai, informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan
pembangunan disajikan dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar. Setelah
diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, arsitek akan melakukan kegiatan
tahap selanjutnya.
Sasaran tahap ini adalah untuk:

● Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program dan
konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek.

● Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan
yang paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.

● Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan serta
pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.

7
● Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap ketentuan
Rencana Tata Kota dalam rangka perizinan.

Tahap 3: Tahap Pengembangan Rancangan


Tahap Pengembangan Rancangan Tahap Prarancangan / Skematik Desain menurut “Pedoman
Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan Pengguna Jasa” Pasal 38 (IAI, 2007, p.26) adalah:
a. Pada tahap Pengembangan Rancangan, arsitek bekerja atas dasar prarancangan yang telah
disetujui oleh pengguna jasa untuk menentukan:

● Sistem konstruksi dan struktur bangunan, sistem mekanikal-elektrikal, serta disiplin


terkait lainnya dengan mempertimbangkan kelayakan dan kelaikannya baik terpisah
maupun secara terpadu.

● Bahan bangunan akan dijelaskan secara garis besar dengan mempertimbangkan nilai
manfaat, ketersediaan bahan, konstruksi, dan nilai ekonomi.

● Perkiraan biaya konstruksi akan disusun berdasarkan sistem bangunan, kesemuanya


disajikan dalam bentuk gambar-gambar, diagram-diagram sistem, dan laporan
tertulis.

● Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa, hasil pengembangan
rancangan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan digunakan oleh arsitek sebagai
dasar untuk memulai tahap selanjutnya.
Sasaran tahap ini adalah:

● Untuk memastikan dan menguraikan ukuran serta wujud karakter bangunan secara
menyeluruh, pasti, dan terpadu.

● Untuk mematangkan konsep rancangan secara keseluruhan, terutama ditinjau dari


keselarasan sistem-sistem yang terkandung di dalamnya baik dari segi kelayakan dan
fungsi, estetika, waktu, dan ekonomi bangunan.

Tahap 4: Tahap Pembuatan Gambar Kerja


Tahap Pembuatan Gambar Kerja menurut “ Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan
Pengguna Jasa” Pasal 39 (IAI, 2007, p.27) adalah pada tahap pembuatan gambar kerja,
berdasarkan hasil pengembangan rancangan yang telah disetujui pengguna jasa, arsitek
menerjemahkan konsep rancangan yang terkandung dalam pengembangan rancangan tersebut
ke dalam gambar-gambar dan uraian-uraian teknis yang terinci sehingga secara tersendiri
maupun secara keseluruhan dapat menjelaskan proses pelaksanaan dan pengawasan konstruksi.
Arsitek menyajikan dokumen pelaksanaan dalam bentuk gambar-gambar kerja dan tulisan

8
spesifikasi dan syarat-syarat teknik pembangunan yang jelas, lengkap dan teratur, serta
perhitungan kuantitas pekerjaan dan perkiraan biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas,
tepat, dan terinci. Setelah diperiksa dan mendapat persetujuan dari pengguna jasa,
Gambar Kerja yang dihasilkan ini dianggap sebagai rancangan akhir dan siap digunakan untuk
proses selanjutnya.
Sasaran tahap ini adalah:

● Untuk memperoleh kejelasan teknik pelaksanaan konstruksi, agar supaya konsep


rancangan yang tergambar dan dimaksud dalam Pengembangan Rancangan dapat
diwujudkan secara fisik dengan mutu yang baik.

● Untuk memperoleh kejelasan kuantitatif, agar supaya biaya dan waktu pelaksanaan
pembangunan dapat dihitung dengan seksama dan dapat dipertanggungjawabkan.

● Untuk melengkapi kejelasan teknis dalam bidang administrasi pelaksanaan


pembangunan dan memenuhi persyaratan yuridis yang terkandung dalam dokumen
pelelangan dan dokumen perjanjian/kontrak kerja konstruksi.

Tahap 5: Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi


Tahap Proses Pengadaan Pelaksana Konstruksi menurut “ Pedoman Hubungan Kerja Antara
Arsitek dengan Pengguna Jasa” Pasal 40 (IAI, 2007, p.28) adalah:
a. Penyiapan Dokumen Pengadaan Pelaksana Konstruksi Pada tahap ini, arsitek mengolah
hasil pembuatan Gambar Kerja ke dalam bentuk format Dokumen Pelelangan yang
dilengkapi dengan tulisan Uraian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat teknis pelaksanaan
pekerjaan-(RKS) serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) termasuk Daftar Volume (Bill of
Quantity/BQ). Sehingga secara tersendiri maupun keseluruhan dapat mendukung proses:

● Pemilihan pelaksana konstruksi

● Penugasan pelaksana konstruksi

● Pengawasan pelaksanaan konstruksi

● Perhitungan besaran luas dan volume serta biaya pelaksanaan pembangunan yang jelas
b. Pada Tahap Pelelangan arsitek membantu pengguna jasa secara menyeluruh atau secara
sebagian dalam:

● Mempersiapkan Dokumen Pelelangan;

● Melakukan prakualifikasi seleksi pelaksana konstruksi;

● Membagikan Dokumen Pelelangan kepada peserta/lelang;

● Memberikan penjelasan teknis dan lingkup pekerjaan;

9
● Menerima penawaran biaya dari pelaksana konstruksi;

● Melakukan penilaian atas penawaran tersebut;

● Memberikan nasihat dan rekomendasi pemilihan Pelaksanaan

● Konstruksi kepada pengguna jasa

● Menyusun Perjanjian Kerja Konstruksi antara Pengguna Jasa dan Pelaksana Konstruksi

Sasaran tahap ini adalah:


Untuk memperoleh penawaran biaya dan waktu konstruksi yang wajar dan memenuhi
persyaratan teknis pelaksanaan pekerjaan sehingga Konstruksi dapat dipertanggungjawabkan
dan dilaksanakan dengan baik dan benar.

Tahap 6 : Tahap Pengawasan Berkala


Tahap Pengawasan Berkala menurut “ Pedoman Hubungan Kerja Antara Arsitek dengan
Pengguna Jasa” Pasal 41 (IAI, 2007, p.29) adalah:
a. Arsitek melakukan peninjauan dan pengawasan secara berkala di lapangan dan
mengadakan pertemuan secara teratur dengan pengguna jasa dan Pelaksana Pengawasan
Terpadu atau MK yang ditunjuk oleh pengguna jasa.
b. Dalam hal ini, arsitek tidak terlibat dalam kegiatan pengawasan harian atau menerus.
c. Penanganan pekerjaan pengawasan berkala dilakukan paling banyak 1 (satu) kali dalam 2
(dua) minggu atau sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam sebulan.
d. Apabila lokasi pembangunan berada di luar kota tempat kediaman arsitek, maka biaya-
biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan perjalanan arsitek ke lokasi pembangunan,
wajib diganti oleh pengguna jasa sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau yang
ditetapkan dan disepakati Bersama sebelumnya.

Sasaran tahap ini adalah:

● Untuk membantu pengguna jasa dalam merumuskan kebijaksanaan dan memberikan


pertimbangan-pertimbangan untuk mendapatkan keputusan tindakan pada waktu
pelaksanaan konstruksi, khususnya masalah-masalah yang erat hubungannya dengan
rancangan yang dibuat oleh arsitek.

● Untuk membantu Pengawas Terpadu atau MK khususnya dalam menanggulangi masalah-


masalah konstruksi yang berhubungan dengan rancangan yang dibuat oleh arsitek.

● Untuk turut memastikan bahwa pelaksanaan konstruksi dilakukan sesuai dengan ketentuan
mutu yang terkandung dalam rancangan yang dibuat oleh arsitek.

10
Untuk parameter evaluasi yang akan digunakan hanya pada tahap skematik desain, Hal itu
dikarenakan sesuai elemen kompetensi pada unit elemen 5 ini yaitu membuat rancangan
skematik arsitektur.

11
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik
arsitektur melalui evaluasi dan penyelarasan.
A. Konsep Rancangan
Konsep adalah sebuah gagasan-gagasan yang memadukan berbagai unsur ke dalam suatu
keseluruhan. Dalam membuat dan merancang sebuah bangunan, hal pertama yang akan lakukan
adalah memikirkan bagaimana konsep bangunan tersebut. Contoh, jika kita ingin membangun
rumah dengan konsep bangunan klasik, Tentunya yang harus kita ketahui dan pikirkan
bagaimana filosofi sebuah bangunan klasik. Kita akan mencari tahu segala hal mengenai
kapasitas sebuah bangunan tersebut. Program dan analisis site memberikan informasi,
pertimbangan dan kondisi yang mempengaruhi keputusan desain dan akan memberikan solusi
untuk persyaratan sebuah kondisi lokasi dan aspirasi manusia. Sistematika dasar konsep
perancangan bangunan terdiri dari berbagai macam variable tertentu maupun tak tentu
disesuaikan dengan prinsip bangunan rencana, yang setiap jenisnya memiliki langkah dan alur
kerja yang berbeda beda. Namun berikut ini adalah langkah kerja suatu konsep pembangunan
secara umum.
Pada tahap ini adalah konsep rancangan yang paling sesuai dan dapat memenuhi persyaratan
program perancangan, arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang diwujudkan
dalam gambar-gambar. Sedangkan nilai fungsionalnya dituangkan dalam bentuk diagram-
diagram. Aspek kualitatif lainnya serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai, informasi
penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan disajikan
dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar.

Konsep perancangan bertujuan untuk :


a. Membantu pengguna jasa dalam memperoleh pengertian yang tepat atas program dan
konsep rancangan yang telah dirumuskan arsitek.
b. Mendapatkan pola dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan yang
paling singkat, serta biaya yang paling ekonomis.
c. Memperoleh kesesuaian pengertian yang lebih tepat atas konsep rancangan serta
pengaruhnya terhadap kelayakan lingkungan.
d. Menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep rancangan terhadap ketentuan rencana
tata kota dalam rangka perizinan.

B. Definisi Evaluasi
Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan,
mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk

12
dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun
program selanjutnya (Widoyoko, 2012:6).
Sedangkan menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan
dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda, 2009). Evaluasi juga merupakan
suatu riset untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat
mengenai objek evaluasi, selanjutnya menilainya dan membandingkannya dengan indikator
evaluasi dan hasilnya dipergunakan untuk mengambil keputusan mengenai objek evaluasi
tersebut (Wirawan, 2012:7).
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah proses sistematis yang
bertujuan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menyajikan informasi yang bermanfaat
yang memiliki tolak ukur, dan hasil dari evaluasi tersebut dapat digunakan untuk membuat
kebijakan.

Evaluasi menurut para ahli

● Wrightstone, dkk ( 1956 )


Pengertian evaluasi adalah penaksiran atau perkiraan terhadap pertumbuhan serta kemajuan
ke arah tujuan atau nilai – nilai yang sudah ditetapkan.

● Sudijono ( 1996 )
Pengertian evaluasi adalah penafsiran atau interupsi yang bersumber pada data yang
kuantitatif, sedang data kuantitatif merupakan hasil dari suatu pengukuran.

● Nurkancana ( 1983 )
Evaluasi adalah suatu kegiatan yang di lakukan yang berkenaan dengan proses untuk
menentukan nilai dari suatu hal.

● Raka Joni ( 1975 )


Evaluasi adalah suatu proses untuk mempertimbangkan sesuatu barang atau objek , hal atau
gejala dengan mempertimbangkan beragam faktor yang kemudian di sebut dengan Value
Judgment.

● John M. Echols dan Hasan Shadily ( 1983 )


Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang berarti penilaian
atau penaksiran.

Tujuan dan Fungsi Evaluasi


Menurut Wirawan (2012: 22-23) ada beberapa tujuan evaluasi di antaranya adalah:
1. Menilai apakah objek evaluasi telah dilaksanakan sesuai rencana.

13
2. Mengukur apakah pelaksanaan objek evaluasi sesuai dengan standar.
3. Evaluasi objek dapat mengidentifikasi dan menentukan kekurangan dari objek evaluasi.
4. Pengembangan pengguna dari objek yang dievaluasi.
5. Mengambil keputusan mengenai objek yang dievaluasi.
6. Akuntabilias.
7. Memberikan saran kepada user.
8. Mengembangkan teori evaluasi dan riset evaluasi.

Dalam tahap Prarancangan / Skematik Desain, proses evaluasi ini dilakukan dengan tujuan,
diantaranya:
1. Untuk menilai apakah objek evaluasi telah dilaksanakan sesuai rencana.
2. Mengukur apakah pelaksanaan objek evaluasi sesuai dengan standar.
3. Evaluasi objek dapat mengidentifikasi dan menentukan kekurangan dari objek evaluasi.
4. Pengembangan pengguna dari objek yang dievaluasi.
5. Mengambil keputusan mengenai objek yang dievaluasi.
6. Akuntabilias.
7. Memberikan saran kepada user.
8. Mengembangkan teori evaluasi dan riset evaluasi.

Dalam proses evaluasi ini yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara standar/teori
dengan preseden, standar/teori dengan studi kasus atau membandingkan standar/teori, preseden
dan studi kasus.
Standar/teori yang digunakan dalam evaluasi tahap prarancangan ini bisa mengacu pada
pedoman yang dikeluarakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
Republik Indonesia (PUPR), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta atau organisasi profesi arsitek.
Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan kajian terhadap masing – masing poin proses
perancangan menurut standar/teori pada tabel analisis. Proses evaluasi dan analisis ini akan
diketahui seberapa besar keseuaian proses perancangan obyek yang dievaluasi dalam perspektif
standar/teori yang digunakan.

14
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan kajian preseden dengan
pedoman teori dari IAI dan AIA

Tabel 1 Contoh Tabel Evaluasi yang dilakukan dengan melakukan kajian terhadap masing – masing poin proses
perancangan menurut standar/teori

No Kategori Kriteria Tolak Kebutuhan Data Metode Proses Yang Analisis Nilai
Ukur Analisis Dilakukan Hasil
Standar Data
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Proses Tahap Skematik Pedoman Data berdasarkan Melakukan Menguraikan Membandingkan Sesuai
Perancangan Skematik Gubahan RTBL penggabungan kesesuaian proses antara
(IAI) Desain Massa mengenai antara konsep antara prarancangan standar/teori
konsep gubahan sesuai standar/toeri yang dengan proses
bangunan proyek tertentu dengan dilakukan yang dilakukan
dari proyek dan hasil fakta terhadap dengan melihat
tertentu koordinasi dg obyek data yang ada
pemberi tugas evaluasi dilapangan
2
Keterangan:
1. Diisi nomor urut
2. Diisi dengan Standar/Teori yang menjadi acuan
3. Tahapan Perancangan dari standar/teori yang menjadi acuan (Tahap Skematik Desain)
4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan
5. Data yang diambil obyek evaluasi
6. Data yang diambil obyek evaluasi
7. Diisi dengan: Melakukan kesesuaian antara standar/toeri dengan fakta
8. Menguraikan proses prarancangan yang dilakukan terhadap obyek evaluasi
9. Membandingkan antara standar/teori dengan proses yang dilakukan dengan melihat data yang ada dilapangan
10. Diisi: sesuai/tidak sesuai (atau menggunakan angka pembobotan dengan aturan yg telah ditetapkan diawal)

15
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi
estetika bangunan.
Bentuk dan wujud adalah area atau massa yang menegaskan objek di dalam ruang. Bentuk dan
wujud mengandung arti ruang; memang mereka tidak dapat terus ada tanpa ruang. Ada
beberapa cara untuk mengategorikan bentuk dan wujud. Bentuk dan wujud dapat dipikir
sebagai salah satu dari dua dimensi atau tiga dimensi. Bentuk dua dimensi mempunyai lebar
dan panjang. Ini juga dapat menciptakan ilusi dari objek tiga dimensi. Wujud tiga dimensi
mempunyai kedalaman dan juga lebar dan panjang.
Bentuk dan wujud dapat juga dijelaskan sebagai salah satu organik atau geometri. Bentuk
organik seperti batu yang diselimuti salju secara tipikal adalah tidak biasa dalam garis besar,
dan sering tidak simetri. Bentuk organik paling sering dipikir sebagai kejadian yang natural.
Bagaimanapun, tidak semua objek yang dibuat adalah geometri; banyak bentuk desain
mempunyai kontur yang tidak biasa. Meskipun kimono ini adalah geometri secara
pembuatannya, desain permukaannya adalah organik dalam bentuk.
Tidak semua objek kejadian alami adalah organik; serpihan salju dan gelembung sabun adalah
diantara banyak bentuk geometri yang ditemukan di alam. Jika kamu tertarik melihat contoh
visual lainnya dari geometri di dalam alam, kamu dapat menikmati melihat pada site ini, yang
mana pola yang ditemukan di alam, dijelajahi.
Bentuk geometri adalah yang cocok untuk dinamai bentuk teratur, seperti bujursangkar, persegi,
lingkaran, kubus, bola, kerucut, dan bentuk teratur lainnya. Arsitektur, seperti pada contoh ini
Frank Llyod Wright, biasanya disusun dari bentuk geometri. Bentuk ini paling sering dipikir
dari seperti dibangun atau dibuat. Jika kamu tertarik di dalam kemungkinan visual dari bentuk
geometri, lihat pada sebuah indeks untuk gambar-gambar dari origami matematika, kamu dapat
berharap dapat melihat pada Web site ini, atau paling tidak pada bentuk dibangkitkan oleh
matematika.
Ada beberapa bagian yang biasanya digunakan untuk menjelaskan bentuk dan wujud di dalam
komposisi; hal ini harus dilakukan dengan penggambaran macam apa yang dimiliki bentuk.
Jika kita dapat menyadari setiap hari objek dan lingkungan, kita mengartikan gambar-gambar
sebagai realistis, atau naturalistis. Bagaimanapun, jika gambar-gambar sulit atau tidak mungkin
untuk diidentifikasi dalam tingkat normal, pengalaman visual sehari-hari, kita mungkin
mengartikan gambar-gambar sebagai sesuatu yang abstrak.
Komposisi selalu berkaitan dengan berbagai hal yang saling terhubung satu sama lain. Dalam
studi ini, untuk mengerti sebuah komposisi ada lima elemen dasar yang perlu menjadi perhatian.
Kelima hubungan elemen-elemen ini, secara diagramatik dapat digambar seperti dibawah ini

16
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang

Kelima elemen ini membangun hubungan yang saling mendukung sebagai sebuah rangkaian
dalam melakukan komposisi. Kelima elemen ini dapat dijelaskan sebagai berikut: (1) Prinsip –
Prinsip berkaitan dengan pedoman dasar perancangan, misalnya keseimbangan dalam
komposisi yang perlu ditampilkan: simetris atau asimetris. (2) Karakter berhubungan dengan
strategi untuk merepresentasikan model komposisi yang diinginkan, misalnya geometri segitiga
menjadi aturan main dalam melakukan komposisi, maka karakter geometri segitiga menjadi
sangat menonjol dari hasil komposisi yang dilakukan. (3) Sifat menyangkut dasar-dasar
geometri yang dilakukan pada komposisi yang ingin dimunculkan, misalnya bentuk-bentuk
ekstrem dan kontras maka sifat noneuclidean menjadi cara berkomposisi yang dilakukan. (4)
Hierarki berkaitan dengan “jumlah” bentuk massa yang ingin dihasilkan, misalnya mendesain
komposisi massa majemuk untuk sebuah kompleks sport club. (5) Semiotika berkaitan dengan
tampilan komposisi massa sebagai sebuah bahasa tanda, misalnya komposisi massa yang lahir
dari ide tentang “ombak,” apakah komposisi ini secara gestalt (denotasi) memberikan bentuk
yang bergelombang dan secara citra (konotasi) memberikan pengalaman yang “terus- menerus
bergerak” seperti gelombang dalam kualitas keruangannya. Kualitas sebuah komposisi selalu
berkaitan dengan kemampuan membangun hubungan yang kuat dari bagian-bagian menjadi
keseluruhan, berbagai pengetahuan tentang cara melakukan komposisi dapat digunakan untuk
membantu menghasilkan komposisi yang berkualitas. Pada saat yang bersamaan, komposisi
yang banyak berhubungan dengan kualitas visual, perlu pula untuk memperhatikan kaidah-
kaidah yang dapat menampilkan nilai keindahan di dalamnya.

17
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran
dan tujuan proyek. (denah) analisis/program ruang
Analisis Program
Waktu yang paling efektif untuk melakukan perubahan adalah selama pemrograman. Ini fase
proyek adalah waktu terbaik bagi pihak yang berkepentingan untuk mempengaruhi hasil
proyek.
Fungsi dinyatakan sebagai nama kamar atau ruang. Mereka juga diidentifikasi sebagai daerah
yang dibutuhkan untuk mengakomodasi fungsi tersebut. Mereka kemudian diterjemahkan ke
dalam bentuk untuk membantu kita membandingkan secara visual ukuran satu sama lain.

Efisiensi Bangunan
Pemrograman adalah kegiatan menentukan "Program", atau seperangkat kebutuhan bahwa
bangunan harus memenuhi. Setiap proyek terdiri dari beberapa daerah "ditugaskan" untuk
fungsi-fungsi tertentu. Daerah ini biasanya dinyatakan dan diidentifikasi oleh buku klien atau
data. (Neufert, Time Saver Standard, dll)

Gambar 4 Analisis Program

Daerah yang belum ditetapkan sangat substansial persen dari luas bangunan.Rasio Efisiensi
gedung bervariasi secara signifikan untuk jenis bangunan yang berbeda. Jika dicatat secara
tidak benar, dapat memiliki dampak negatif yang signifikan pada pembangunan kualitas
proyek. Memperkirakan jumlah besaran ruang yang akan diperlukan untuk memperhitungkan
masing-masing dari fungsi ruang, termasuk:
• Ruang Sirkulasi
• Dinding
• Mechanical and electric rooms
• Kamar untuk beristirahat.

Hubungan
Hubungan antara fungsi diilustrasikan sebagai diagram bubble tanpa mempertimbangkan
ukuran ruang. Tahap kedua adalah untuk menggambarkan hubungan menggunakan ukuran

18
sebenarnya dari fungsi. Tahap ketiga adalah untuk mendistribusikan fungsi di site menurut
diagram bubble mereka yang disebut "Zonasi".
Sintesis
Sintesis mengacu pada kombinasi dari dua atau lebih entitas yang bersama-sama membentuk
sesuatu yang baru. Dalam Desain Arsitektur ini berarti "mensintesis" "kondisi site, persyaratan
program dan prinsip-prinsip bentuk pada entitas di bawah bimbingan dari" konsep. "

Gambar 5 Tahapan Sintesis

1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons
terhadap konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses perencanaan, diantaranya faktor
pengguna, faktor fisik dan faktor eksternal serta kaitannya dengan perancangan.
a. Faktor Manusia:
Faktor manusia menjadi faktor penting terhadap proses perencanaan, mengingat manusia lah
yang akan menjadi pengguna dari hasil perancangan seorang arsitek. Seorang arsitek tidak
sekedar menghasilkan suatu karya yang mengandung nilai estetika, tapi harus dapat melihat
dari sudut pandang manusia sebagai penggunanya. Seorang arsitek harus mampu
memanusiakan manusia dalam setiap karyanya,
Berikut adalah beberapa point yang termasuk ke dalam faktor pengguna:
1) Aktifitas. Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang, baik “ruang luar” maupun
“ruang dalam” akan menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada dasarnya merupakan
gambaran karakteristik kegiatan yang harus dicari oleh perencana. Tujuannya agar dapat
merekomendasikan kepada klien kebutuhan ruang yang paling sesuai bagi kegiatan
tersebut. Bentuk-bentuk aktifitas manusia biasanya juga melibatkan unsur-unsur
pembentuk ruang sebagai media bagi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk kegiatan
tertentu yang dilakukan sebagai “habit” (kebiasaan), biasanya akan meninggalkan “jejak”
pada unsur ruang. “Jejak” tersebut dapat digunakan oleh perencana sebagai peneliti
lapangan untuk mengidentifikasi pola kegiatan yang terjadi pada ruang tersebut.

19
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 5

MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR


S1 – ARSITEKTUR

Skema Sertifikasi :
RT-012/1/LSP-UG/II/2017

Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

Penyusun :
Rakhmanita

Editor :

Rakhmanita

Depok, 2023
● KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT kami panjatkan, atas berkat dan karuniaNYA, Modul Pelatihan
Sertifikasi Kompetensi Semester Tujuh dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi pada skema Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (SKKNI 2021-196) yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi Arsitektur jenjang S1.

Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) bab. Bab pertama tentang Merancang rancangan skematik
arsitektur, menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur, mencapai sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Dr. Agus Dharma, ST., MT, Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di
perkuliahan.

2. Dr. Agus Suparman, ST., MT., Kepala Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini.

3. Dr. R. Supriyanto, SSi, SKom, MSc., Kepala LSP Universitas Gunadarma beserta staff Lembaga
atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi.

4. Bapak dan Ibu staff serta asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini.

Semoga buku modul ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari seri pelatihan sertifikasi kompetensi
yang dilakukan di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, Desember 2023

Tim Penyusun
● DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur 6
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik arsitektur
melalui evaluasi dan penyelarasan. 11
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi estetika
bangunan. 15
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran dan tujuan
proyek. (denah) analisis/program ruang 17
1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons terhadap
konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site 18
1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi, struktur dan
sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait lain.
Denah/tampak/(potongan) 29
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame 3
dimensi), 3D art/perspektif 38
2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika bangunan
dilakukan dengan perancang bidang terkait lain 39
2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan bangunan
dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan ketersediaannya. Detail
material 40
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya proyek dan
jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek dan pengguna jasa.
41
3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur 44
3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-sketsa
proporsional. (konsep perancanagan) 45
3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui perjanjian
kerja sama. 47
3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku. 50
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur 63
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait. 63

1
4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat intensitas
bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis. 65
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain secara
tertulis. 69
4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait, sesuai
perjanjian kerja sama arsitek. 71
3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak
terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek. 76
5. DAFTAR PUSTAKA 78

● DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI 6
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan
kajian preseden dengan pedoman teori dari IAI dan AIA 14
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang 16
Gambar 4 Analisis Program 17
Gambar 5 Tahapan Sintesis 18
Gambar 6 Salah Satu Analisis Site 26
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan) 27
Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan) 28
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan 30
Gambar 10 Contoh Denah Basement 30
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak 32
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak 33
Gambar 13 Contoh Tampak Tapak 48
Gambar 14 Contoh Perpektif Eksterior 49

2
sebenarnya dari fungsi. Tahap ketiga adalah untuk mendistribusikan fungsi di site menurut
diagram bubble mereka yang disebut "Zonasi".
Sintesis
Sintesis mengacu pada kombinasi dari dua atau lebih entitas yang bersama-sama membentuk
sesuatu yang baru. Dalam Desain Arsitektur ini berarti "mensintesis" "kondisi site, persyaratan
program dan prinsip-prinsip bentuk pada entitas di bawah bimbingan dari" konsep. "

Gambar 5 Tahapan Sintesis

1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons
terhadap konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site
Terdapat beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses perencanaan, diantaranya faktor
pengguna, faktor fisik dan faktor eksternal serta kaitannya dengan perancangan.
a. Faktor Manusia:
Faktor manusia menjadi faktor penting terhadap proses perencanaan, mengingat manusia lah
yang akan menjadi pengguna dari hasil perancangan seorang arsitek. Seorang arsitek tidak
sekedar menghasilkan suatu karya yang mengandung nilai estetika, tapi harus dapat melihat
dari sudut pandang manusia sebagai penggunanya. Seorang arsitek harus mampu
memanusiakan manusia dalam setiap karyanya,
Berikut adalah beberapa point yang termasuk ke dalam faktor pengguna:
1) Aktifitas. Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang, baik “ruang luar” maupun
“ruang dalam” akan menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada dasarnya merupakan
gambaran karakteristik kegiatan yang harus dicari oleh perencana. Tujuannya agar dapat
merekomendasikan kepada klien kebutuhan ruang yang paling sesuai bagi kegiatan
tersebut. Bentuk-bentuk aktifitas manusia biasanya juga melibatkan unsur-unsur
pembentuk ruang sebagai media bagi berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk kegiatan
tertentu yang dilakukan sebagai “habit” (kebiasaan), biasanya akan meninggalkan “jejak”
pada unsur ruang. “Jejak” tersebut dapat digunakan oleh perencana sebagai peneliti
lapangan untuk mengidentifikasi pola kegiatan yang terjadi pada ruang tersebut.

19
2) Perilaku. Perilaku selalu berhubungan dengan lingkungan dimana ia berada. Sebagai
contoh perilaku pelaku kegiatan pada “space “ (ruang) akan memberkan gambaran pola
perilaku yang diterjemahkan melalui “peta perilaku” pada space tersebut Dengan peta
perilaku ini akan sangat membantu perencana dalam menterjemahkan setting aktifitas pada
ruang. Perencanaan rancangan fasilitas selalu terkait dengan ruang, sehingga perilaku
merupakan unsur yang cukup besar mempengaruhi perencanaan tersebut
3) Tujuan yang hendak dicapai. Klien sangat berperan didalam memberikan gambaran
tujuan akhir yang ingin dicapai. Tujuan menggambarkan keinginan klien. Untuk fungsi
atau tema bangunan yang sama, tetapi dari 2 (dua) klien yang memilik perbedaan persepsi,
maka akan berpengaruh pada perencanaan dan hasil perencanaannya itu sendiri.
Kementerian pertahanan akan berbeda dengan Kementerian Pariwisata. Jelas disini
pengguna kolektif dengan karakteristik tertentu yang melekat pada label organisasi akan
mempengaruhi perencanaan dan perancangan arsitekturnya
4) Organisasi. Organisasi ialah struktur pengguna kolektif yang nanti akan mempengaruhi
fasilitas. Organisasi memberikan gambaran dari berbagai aspek meliputi hirarki,
kelompok, posisi pengguna, dan kepemimpinan. Sebagai contoh informasi yang berbeda
pada image ruang/bangunan, misal perencanaan fasilitas
5) Karakteristik Kependudukan. Karakteristik kependudukan disuatu wilayah akan
memberikan gambaran tentang struktur penduduk berdasar : usia, pekerjaan, penghasilan,
dan susunan / komposisi keluarga. Gambaran yang terkait dengan masalah spasial
misalnya : tingkat kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk akan memberikan
dukungan informasi kepada perencana dalam kaitan penentuan karakteristik kegiatan dan
perhitungan kapasitas bangunan.
6) Sikap. Sikap merupakan suatu tingkatan afek baik positif maupun negatif terhadap “obyek
sikap”. Jika obyek sikap tersebut adalah “tujuan” yang dirumuskan oleh klien, atau
merupakan “usulan-usulan gagasan” oleh arsitek dalam rangka menterjemahkan keinginan
klien, maka sikap terhadap kedua hal tersebut sangat mempengaruhi seberapa jauh
perencanaan dilakukan. Hal tersebut terjadi karena sikap mempunyai nilai yang gradatif
atau berskala, mulai dari nilai positif sampai dengan nilai negatif. Alat pengukur skala
sikap dikenal dengan sebutan : Skala Likert.
7) Tata nilai atau kepercayaan. Tata nilai atau kepercayaan adalah merupakan unsur yang
sangat mendasar dan merupakan pedoman untuk manusia bagaimana seharusnya
berperilaku termasuk dalam konteks perencanaan rancangan fasilitas. Kedua hal tersebut
(tata nilai dan kepercayaan) akan sangat berpengaruh khususnya dalam perencangan yang
berkaitan aspek filosofis rancangan.

20
b. Faktor Fisik
Faktor fisik, seperti juga faktor pengguna memainkan pengaruh yang penting dalam proses
perencanaan dan perancangan. Aspek lingkungan, lokasi, sumber daya dan teknologi
merupakan beberapa kajian utama terkait faktor fisik. Berikut adalah beberapa diantara kajian
yang termasuk ke dalam faktor fisik.
1) Kualitas Lokasi / Lingkungan. Faktor lokasi sebagai “tempat” rancangan fasilitas berada
dapat dilihat dari berbagai aspek yang terkait di dalamnya, meliputi :

● Keterkaitannya dengan distrik/kawasan secara spasial

● Terdapatnya unsur-unsur spesifik, misal : nilai-nilai lokal / setempat yang memberikan


gambaran identitas yang jelas dari lokasi tersebut

● Bentuk komunitas yang ada (misal : masyarakat petani, pedagang, masyarakat


campuran, dll)

● Kondisi area disekitarnya (misal : daerah pegunungan, daerah perkampungan,


perkotaan, dsb)
Kondisi site bisa digambarkan meliputi berbagai aspek sebagai berikut : - Topografi(
gambaran countour dan relief permukaan site), morfologi (gambaran bentuk batuan),
ekologi(gambaran ekosistem yang ada pada site), hidrologi (gambaran kondisi perilaku
dan potensi sumber daya air), flora (kondisi tanaman yang ada), fauna (kondisi binatang
yang ada) dan infrastruktur (bangunan jalan, jembatan, jaringan listrik, jaringan
distribusi air bersih, dll) - Kompleksitas permasalah aspek fisik pada site akan
berpengaruh pada kompleksitas informasi yang digunakan / diperlukan pada
perencanaan rancangan fasilitasnya

● Aspek lokasi tersebut secara substansial amat berpengaruh terhadap perencanaan


rancangan fasilitasnya. Perbedaan aspek pada lokasi yang berbeda akan memberikan
gambaran perencanaan yang berbeda pula.
2) Kondisi Site. Kondisi site bisa digambarkan meliputi berbagai aspek sebagai berikut :

● Topografi( gambaran countour dan relief permukaan site), morfologi (gambaran bentuk
batuan), ekologi(gambaran ekosistem yang ada pada site), hidrologi (gambaran kondisi
perilaku dan potensi sumber daya air), flora (kondisi tanaman yang ada), fauna (kondisi
binatang yang ada) dan infrastruktur (bangunan jalan, jembatan, jaringan listrik,
jaringan distribusi air bersih, dll)

● Kompleksitas permasalah aspek fisik pada site akan berpengaruh pada kompleksitas
informasi yang digunakan / diperlukan pada perencanaan rancangan fasilitasnya

21
3) Bangunan / Fasilitas yang ada. Kondisi bangunan / fasilitas yang ada meliputi berbagai
aspek informasi, meliputi: typology bangunan, bentuk bangunan, fungsi bangunan, kapasitas
bangunan dan kelengkapan bangunan. Kompleksitas permasalah aspek fisik pada bangunan
akan berpengaruh pada kompleksitas informasi yang digunakan / diperlukan pada
perancangan rancangan fasilitasnya.
4) Pelingkup / cangkang bangunan. Pelingkup / cangkang bangunan merupakan aspek
eksterior yang sangat berpengaruh terhadap citra visual bangunan atau penampilan
visualnya. Aspekaspek informasi fisik yang digunakan dalam perencanaan rancangan
fasilitasnya dapat disebutkan sebagai berikut : Bentuk pelingkup, Dimensi pelingkup,
komposisi bidang dan material pelingkup, serta aspek-aspek estetika yang terkait.
Kadangkadang batas antara aspek fisik (kuantitatif) dan aspek kualitatif sangat tipis, seperti
misalnya : aspek fisik yang menunjukkan “perulangan” pada pelingkup dengan dimensi,
jarak dan susunan yang tertentu (kuantitatif) dikaitkan (dibaca) sebagai aspek kualitatif
dalam bentuk “ rythme” (irama).
5) Struktur. Struktur pada bangunan atau fasilitas, maka informasi perencanaannya dapat
disebutkan sebagai berikut :

● Tingkatan struktur (struktur konvensional) atau struktur yang canggih (advanced).

● Jenis struktur (struktur rangka, struktur ruang, dsb). - Bahan struktur (beton, baja, kayu,
dsb)

● Kemampuan struktur (menahan beban dan daya tahan terhadap kondisi alam).
6) Sistem Bangunan. Sistem bangunan merupakan bagian kelengkapan pendukung
bangunan yang dipasang dengan tujuan agar bangunan dapat dioperasikan secara
optimum. Informasi yang diperlukan dalam perencanaan rancangan fasilitasnya, meliputi
:

● Sistem keteknikan/ teknologi yang digunakan (hitech atau medium tech, dst)

● Sistem komunikasi ( telepon, faxsimille, layar monitor, earphone, handphone, pengeras


suara, morse / kode, dan sebagainya).

● Sistem lighting (pencahayaan buatan / lampu dan alami / matahari)

● Sistem keamanan (pencegahan terhadap bahaya kebakaran, sistem pencegahan


terhadap bahaya gempa dan angin topan, sistem keamanan ruang terhadap bahaya
pencurian, dsb).
7) Perlengkapan / Perabot. Perlengkapan atau perabot merupakan unsur pendukung yang
tidak boleh diabaikan. Informasi yang diperlukan dari aspek fisik pada perencanaan
rancangan fasilitasnya meliputi : perlengkapan yang bersifat fixed element dan non fixed

22
element. Perlengkapan yang fixed merupakan pendukung bangunan yang bersifat unity /
menyatu dengan bentuk, struktur dan ruang pada bangunan. Sedangkan perlengkapan yang
non fixed merupakan perlengkapan yang bersifat “optional” dan “movable”, contoh:

● Perlengkapan yang fixed : built in & mesin / peralatan yang tertanam pada badan
bangunan

● Perlengkapan non fixed : meja,kursi,almari,dsb.


8) Material Bangunan dan Finishing. Bahan bangunan merupakan unsur fisik pembentuk
dan pelapis bangunan. Sedangkan finishing diartikan sebagai pengolahan bahan bangunan
yang bertujuan untuk meningkatkan keindahan, kekuatan dan keawetan rancangan
fasilitasnya, meliputi :

● Bahan bangunan sebagai pembentuk struktur (baja, beton, kayu, batu kali,dsb)

● Bahan bangunan sebagai pelapis (keramik, klinker, kaca, marmer, granit, dsb)

● Finishing bahan bangunan untuk keindahan dan keawetan bisa berupa: penggunaan cat
(kayu, tembok, besi), politur, cat meni, lapisan waterproofing, dsb.
9) Pendukung / service. Pendukung / service merupakan bagian bangunan berupa ruang,
sistem atau alat yang bersifat pendukung operasionalisasi fasilitas. Informasi yang
diperlukan dalam perencanaannya antara lain meliputi:

● Bersifat ruang (tempat parkir, lavatory (tempat penyimpanan / gudang) dan


sebagainya)

● Bersifat alat (IPAL : Instalasi Pengolah Air Limbah, eskalator, lift, dll)

● Bersifat sistem (jaringan drainase, sanitasi, pembuangan limbah, jaringan listrik,


jaringan jalan, dsb).
10) Penggunaan. “Penggunaan” diartikan sebagai tingkat penggunaan dalam kaitan
pemanfaatan fasilitas. Informasi yang diperlukan dalam perencanaannya meliputi :

● Penggunaan yang bersifat terus menerus (kontinyu).

● Penggunaan sesaat (temporer)

● Karakteristik penggunaan, meliputi :


o Campuran (multi use) misal: ruang multifungsi
o Bagian per bagian (separatory use).
11) Setting aktifitas. Setting aktifitas adalah kondisi suatu tempat beraktifitas yang dapat
menunjukkan perilaku beraktifitas pada tempat tersebut, melalui pola tertentu dan
karakteristik tertentu. Perencanaan rancangan fasilitas yang bisa didapat dari setting aktifitas
tersebut adalah:

23
● Identifikasi kegiatan persatuan waktu

● Peta perilaku

● Kondisi area perilaku


Tanda atau jejak yang tampak pada tempat aktifitas akan memudahkan perencanaan di
dalam melakukan identifikasi pola dan karakter kegiatan yang terjadi.
12) Operasionalisasi fasilitas / sirkulasi. Sirkulasi merupakan gambaran pergerakan yang
terjadi didalam ruang (interior) maupun diluar ruang oleh pengguna ruang, sirkulasi juga
memberikan gambaran tentang proses kegiatan yang terjadi dan pola pencapaiannya.
Informasi perencanaan rancangan fasilitas yang diperlukan dalam kaitan sirkulasi ini ialah :

● Jenis sirkulasi (orang, barang dan kendaraan)

● Pola sirkulasi (linier, memusat, radial,dsb).

● Volume sirkulasi (frekuensi sirkulasi).

● Sifat sirkulasi (kontinyu, temporer).


13) Aspek Lingkungan. Merupakan gambaran situasi atau kondisi lingkungan dimana fasilitas
tersebut berada, meliputi: kenyamanan lingkungan, visualisasi lingkungan dan akustik
lingkungan. Informasi perencanaan rancangan fasilitasnya meliputi:

● Kenyamanan lingkungan (udara sejuk, sinar matahari yang terdistribusi secara


optimum, temperatur yang ideal, dsb)

● Visualisasi lingkungan (orientasi lingkungan dalam kaitan view yang menarik, bisa
berupa view alami atau buatan)

● Akustik lingkungan (pola flora yang bersifat barier terhadap kebisingan, pola kontur
dan relief permukaan lahan yang akustik, dll).
14) Pemanfaatan dan Konservasi Energi. Pemanfaatan dan konservasi energi merupakan
paradigma ekologis yang banyak digunakan sebagai kriteria perancangan fasilitas,
khususnya yang berkaitan dengan pendekatan eko-arsitektur, desain yang berkelanjutan
(sustainable development), desain bioklimatik dan sebagainya. Informasi perencanaan
dalam kaitan perancangan fasilitasnya meliputi:

● Gambaran sumber dan jenis energi yang dimanfaatkan

● Teknologi yang digunakan dalam pemanfaatan energi tersebut.

● Kebijakan yang perlu diambil khususnya, yang berkaitan dengan faktor dalam
mengkonservasi energi.

24
15) Daya tahan dan Fleksibilitas. Daya tahan (bangunan) selalu dikaitkan dengan kemampuan
bertahan terhadap beban waktu usia dan faktor alam, sedangkan fleksibilitas (ruang)
merupakan aspek fungsional yang menawarkan berbagai kemungkinan pemanfaatan solusi
yang paling optimum. Informasi perencanaan yang diperlukan meliputi:

● Daya tahan (bangunan)


o Jenis material
o Sistem konstruksi
o Sistem pembebanan
o Sistem pondasi

● Fleksibilitas (ruang)
o Kemampuan ruang untuk berubah
o Fleksibilitas bentuk dan luasan ruang
o Fleksibltas pembatas ruang
o Fleksibilitas fungsi
o Karakteristik kegiatan yang secara fungsional dilakukan di dalam ruang (meliputi
: volume, intensitas, frekuensi, dan proses kegiatan)

c. Faktor Eksternal
Yang dimaksud dengan faktor eksternal adalah setiap faktor yang berada diluar ranah lingkup
arsitek namun memiliki pengaruh terhadap proses perencanaan dan perancangan. Diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Ketentuan Legal. Yang dimaksud dengan ketentuan legal ialah ketentuan yang sudah
mempunyai kekuatan hukum atau diakui eksistensinya dalam perannya sebagai alat
pengendali pembangunan rancangan fasilitas. Yang termasuk dalam ketentuan legal
meliputi:

● Peraturan Pembangunan (ketinggian lantai, sempadan bangunan, sempadan jalan,


building coverage, floor area ratio, karakteristik penampilan / langgam bangunan )

● Standar ( merupakan ketentuan –ketentuan secara kuantitatif sebagai hasil temuan /


riset yang secara scientific diakui keberadaannya, contoh: standar luasan dan kapasitas
ruang, standar bentuk, volume, dan kegiatan dalam ruang, standar perabot / furnitur
yang digunakan, standar keamanan untuk penggunaan fasilitas tertentu

● Peraturan – Peraturan berdasar kebijakan yang diambil disuatu wilayah tertentu, contoh
:
o Untuk pemilikan lahan kering dengan luas tertentu, harus segera dibangun SRAH
( sumur resapan air hujan )

25
o Peraturan tentang Tata Ruang Hijau Perkotaan.
o Peraturan Zoning dan Tata Guna lahan.
o Peraturan yang mengatur penggunaan atau pelarangan penggunaan material
tertentu untuk bangunan pada daerah yang bersifat khusus.
o Peraturan yang mengatur ketinggian lantai bangunan berkaitan dengan lokasi yang
berhubungan dengan keselamatan penerbangan.
o Peraturan yang mengatur pemanfaatan dan sekaligus upaya konservasi energi.
o Peraturan yang berkaitan aspek lingkungan misal : Konservasi DAS, konservasi
SDA, dll
2. Topografi. Faktor topografi (kontur dan relief permukaan lahan) mengkait dengan aspek
tapak / site dimana fasilitas tersebut berada. Hal tersebut berpengaruh terhadap informasi
perencanaan rancangan fasilitas khususnya berkaitan dengan bentuk bangunan, susunan
ruang, struktur bangunan dan sistem fasilitas bangunannya.
3. Iklim. Faktor iklim makro ( regional ) dan iklim mikro ( kawasan ) berupa suhu,
kelembaban, angin dan curah hujan, berpengaruh terhadap informasi perencanaan rancangan
fasilitas khususnya yang berkaitan dengan sistem penghawaan pada bangunan, bidang
bukaan, sistem ruang dan penggunaan material pada selubung bangunan ( facade ).
4. Ekologi. Ekologi yang merupakan gambaran ekosistem suatu wilayah, merupakan hal yang
berpengaruh pada perencanaan rancangan fasilitas khususnya yang berkaitan dengan
pemanfaatan SDA, konservasi sumber daya air, konservasi energi, pemanfaatan bangunan
berdasarkan aspek berkelanjutan, dan sebagainya.
5. Ketersediaan Sumber Daya. Faktor ini merupakan kondisi dilapangan yang berkaitan
dengan area tapak atau lingkungan sekitar tapak yang secara langsung terpengaruh oleh
rancangan fasilitas yang dibuat. Substansi perencanaan rancangan fasilitasnya meliputi
gambaran potensi sumber daya, gambaran sistem bangunan yang sesuai dengan potensi
ketersediaan sumber daya tersebut, strategi pemanfaatan sumber daya dalam kaitan
pemenuhan fungsi fasilitas yang dibangun.
6. Pasokan Energi dan Biaya yang dikeluarkan. Faktor ini berhubungan dengan sistem
pemanfaatan energi pada fasilitas yang dirancang, dimana kaitan substansi perencanaannya
meliputi: a) Gambaran teknologi yang digunakan (konvensional atau advanced/canggih ) b)
Pemanfaatan energi yang murah (misal energi matahari / didaerah tropis), energi angin,
energi dari pemanfaatan sumber daya air, hingga energi alternatif lainnya.
7. Ekonomi , Keuangan dan Anggaran Biaya. Faktor ini merupakan faktor non-arsitektural
yang sangat berpengaruh pada aspek arsitektur. Substansi perencanaan yang perlu diketahui
kaitan dengan faktor ini ialah:

● Kondisi moneter dimana fasilitas tersebut dirancang dan dibangun

26
● Ekonomi bangunan dalam kaitan optimalisasi dan efisiensi penggunaan sumber dana
pembangunan, khususnya terkait dengan biaya pembangunan (konstruksi dan
material), biaya operasional dan biaya perawatan

● Aspek arsitektur yang perlu dipertimbangkan yakni sistem struktur, teknologi


bangunan, penggunaan material dan biaya pembangunan secara keseluruhan.

● Nilai manfaat / kelayakan ekonomi pembangunan


8. Waktu Faktor waktu menyangkut ketersediaan atau jumlah waktu yang diperlukan dalam
kaitan; penggunaan program, perencanaan, perancangan, pembangunan dan operasionalisasi
fasilitas. Substansi perencanaan rancangan fasilitasnya berkaitan dengan:

● Penyusunan schedule / waktu

● Penentuan waktu akhir (deadline)

● Waktu operasional kegiatan mulai perencanaan s/d operasionalisasi fasilitas.

Gambar 6 Salah Satu Analisis Site

Setelah site diidentifikasi dan dianalisis dengan memperhatikan factor manusia, factor fisik dan
factor eksternal selanjutnya perencanaan massa bangunan.
a. Rencana Massa Bangunan (Blockplan)

● Gambar tampak atas yang memperlihatkan blok atau massa bangunan, terlihat atap
bangunan, tidak tergambar secara detail.

27
● Blokplan menjelaskan Kawasan dengan fungsi yang relatif sama dan saling
berhubungan

● Mencantumkan luasan bangunan

● Terdapat informasi tentang KDB rencana, KDH rencana, KLB rencana, sempada
bangunan, sempadan sungai.
1. Notasi Blockplan

● Arah Utara menunjuk sisi atas kertas, atau kalau rancangan tidak menghadap ke Utara,
ada notasi arah Utara sebenarnya.

● Legenda yang menunjukkan nama bangunan dan/atau fitur tapak yang penting.

● Judul Gambar

● Skala angka dan skala batang


Skala Blockplan. 1:1000; 1:500; 1:250 atau 1:200, Pemilihan skala memiliki
fleksibilitas berdasarkan luas area perencanaan
2. Presentasi untuk 1:500

● Bayangan pada semua bangunan yang ada baik bangunan hasil desain maupun
bangunan eksisting.

● Render/arsir material untuk menunjukkan perbedaan material alam (softscape) dan


material rancangan (hardscape). Bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.

● Interval kontur 20cm


3. Presentasi untuk 1:200
Bayangan pada semua bangunan yang ada baik bangunan hasil desain maupun bangunan
eksisting.

● Render/arsir material untuk menunjukkan perbedaan material alam (softscape) dan


material rancangan (hardscape). Bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.

● Pola dan jalur sirkulasi sekunder, tersier, jalur emergensi terlihat

● Interval kontur 8cm

28
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan)
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

b. Rencana Tapak (SitePlan)


Proyeksi tampak atas tapak, yang terlihat adalah atap bangunan dengan elemen‐ elemen tapak.
Termasuk di dalamnya: bangunan rancangan, bangunan eksisting, jalan akses, trotoar, selokan,
pohon, perkerasan, jembatan dan sebagainya
1. Notasi SitePlan

● Arah Utara menunjuk sisi atas kertas, atau kalau rancangan tidak menghadap ke Utara,
ada notasi arah Utara sebenarnya.

● Garis dan angka kontur rekayasa/ kontur desain.

● Notasi arah lalu lintas.

● Legenda yang menunjukkan nama bangunan dan/atau fitur tapak yang penting.

● Judul Gambar

● Skala angka ATAU skala batang

● Notasi Potongan Tapak

● Notasi Tampak Tapak


2. Presentasi 1:500

● Bayangan pada semua bangunan yang ada baik bangunan hasil desain maupun
bangunan eksisting.

29
● Render/arsir material untuk menunjukkan perbedaan material alam (softscape) dan
material rancangan (hardscape). Bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.
3. Presentasi 1:200

● Bayangan pada semua bangunan yang ada baik bangunan hasil desain maupun
bangunan eksisting.

● Render/arsir material untuk menunjukkan perbedaan material alam (softscape) dan


material rancangan (hardscape). Bisa dilakukan sebagian atau seluruhnya.

● Pola dan jalur sirkulasi sekunder, tersier, jalur emergensi terlihat

Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan)


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi,


struktur dan sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait
lain. Denah/tampak/(potongan)
a. Denah
Denah adalah royeksi orthogonal, potongan satu meter di atas lantai setiap bangunan
1. Notasi yang harus ada di denah adalah:

● Peil atau ketinggian permukaan ruang‐ ruang utama dalam satuan cm atau yang
disepakati.

30
● Nama ruangan.

● Informasi material komponen horizontal

● Notasi outline bangunan atau ruang bawah tanah berupa garis putus‐ putus

● Notasi outline proyeksi atap atau lantai di atasnya yang bidangnya lebih besar (misalnya
ada balkon, dans ebagainya) berupa garis putus‐ putus.

● Notasi gambar Potongan dan Notasigambar tampak

● Notasi grid struktur utama: notasi horizontal menggunakan angka, notasu vertical
menggunakan huruf.

● Notasi radius dan arah bukaan pintu

● Notasi tangga dan ramp jika ada

● Notasi proyeksi batas ruang kosong atau void

● Dimensi horizontal dan dimensi vertical

● Arah utara

● Judul gambar

● Skala angka dan skala batang

● Skala gambar denah bangunan


2. Presentasi skala 1:200/1:250

● Dinding terpotong diblok hitam

● Kolom struktur dan kolom praktis diblok hitam

● Kusen tidak tergambar, hanya notasi bukaan dengan satu garis sebagai simbol material
kaca.

● Gambar tangga terdapat notasi naik/turun, lengkap dengan notasi potong.


3. Presentasi skala 1:100

● Dinding terpotong diblok hitam

● Kolom struktur dan kolom praktis diblok hitam

● Kusen tidak tergambar, hanya notasi bukaan dengan satu garis sebagai simbol material
kaca.

● Gambar tangga terdapat notasi naik/turun, lengkap dengan notasi potong.

31
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 10 Contoh Denah Basement


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

32
b. Gambar Tampak Tapak
Gambar Tampak bangunan atau beberapa bangunan dan tapak sekelilingnya. Terlihat
tampak bangunan dan elemen‐ elemen tapak: kontur, Jalan, perkerasan dan drainase,
dinding penahan tanah dan sebagainya. Tujuannya adalah memperlihatkan hubungan
antara tampak bangunan dengan tapak.
a. Notasi Tampak Tapak

● Garis dan angka kontur rekayasa/ kontur desain.

● Notasi yang menunjukkan nama bangunan dan/atau fitur tapak yang penting.

● Judul Gambar

● Skala angka ATAU skala batang


b. Presentasi 1:500

● Outline bangunan lebih tebal dibanding tampak tapak

● Permukaan tanah lebih tebal

● Penggambaran Kusen hanya satu garis

● Bayangan untuk memperlihatkan efek spasial pada tampak bangunan


c. Presentasi 1:200

● Outline bangunan lebih tebal dibanding tampak tapak

● Permukaan tanah lebih tebal dan diberi arsir tekstur tanah

● Penggambaran Kusen lebih dari satu garis

● Bayangan untuk memperlihatkan efek spasial pada tampak bangunan

● Arsir tekstur bahan penutup atap

d. Presentasi 1:100

● Outline bangunan lebih tebal dibanding tampak tapak

● Permukaan tanah lebih tebal dan diberi arsir tekstur tanah

● Penggambaran Kusen lebih dari satu garis

● Bayangan untuk memperlihatkan efek spasial pada tampak bangunan

● Arsir tekstur bahan penutup atap dan objek‐ objek utama.

33
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

c. Tampak Bangunan
Representasi ortogonal dari desain. Menggambarkan sosok desain bangunan lengkap
dengan komposisi spasialnya. Batas gambar tampak setidaknya hingga selokan drainase di
sisi kiri dan kanan bangunan.
a. Notasi gambar tampak

● Judul Gambar

● Skala angka ATAU skala batang


b. Presentasi 1:500

● Render bayangan untuk menggambarkan komposisi spasial.

● Outline bangunan dan permukaan tanah dibuat lebih tebal dari semua garis pada
gambar
c. Presentasi 1:100

● Render bayangan untuk menggambarkan komposisi spasial.

34
● Outline bangunan dan permukaan tanah dibuat lebih tebal dari semua garis pada
gambar ‐igur manusia, pohon, kendaraan untuk menggambarkan skala dan konteks

● Render tekstur material

● Material kaca tidak di‐ render menggunakan skematik tiga garis tetapi dengan
teknik gradasi.

● Kusen digambarkan dengan satu garis


d. Presentasi 1:50

● Render bayangan untuk menggambarkan komposisi spasial.

● Outline bangunan dan permukaan tanah dibuat lebih tebal dari semua garis pada
gambar Figur manusia, pohon, kendaraan untuk menggambarkan skala dan
konteks

● Render tekstur material

● Material kaca tidak di‐ render menggunakan skematik tiga garis tetapi dengan
teknik gradasi.

● Kusen digambarkan dengan garis rangkap.

Tabel 2 Standar Kelengkapan Gambar Tampak

35
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

36
37
Gambar 13Contoh Potongan Tapak (a)
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 14 Contoh Potongan Tapak (b)


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

38
39
Gambar 15 Contoh Potongan Bangunan (a)
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 16 Contoh Potongan Bangunan (b)


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

40
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 5

MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR


S1 – ARSITEKTUR

Skema Sertifikasi :
RT-012/1/LSP-UG/II/2017

Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

Penyusun :
Rakhmanita

Editor :

Rakhmanita

Depok, 2023
● KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT kami panjatkan, atas berkat dan karuniaNYA, Modul Pelatihan
Sertifikasi Kompetensi Semester Tujuh dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi pada skema Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (SKKNI 2021-196) yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi Arsitektur jenjang S1.

Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) bab. Bab pertama tentang Merancang rancangan skematik
arsitektur, menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur, mencapai sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Dr. Agus Dharma, ST., MT, Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di
perkuliahan.

2. Dr. Agus Suparman, ST., MT., Kepala Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini.

3. Dr. R. Supriyanto, SSi, SKom, MSc., Kepala LSP Universitas Gunadarma beserta staff Lembaga
atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi.

4. Bapak dan Ibu staff serta asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini.

Semoga buku modul ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari seri pelatihan sertifikasi kompetensi
yang dilakukan di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, Desember 2023

Tim Penyusun
● DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur 6
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik arsitektur
melalui evaluasi dan penyelarasan. 11
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi estetika
bangunan. 15
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran dan tujuan
proyek. (denah) analisis/program ruang 17
1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons terhadap
konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site 18
1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi, struktur dan
sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait lain.
Denah/tampak/(potongan) 29
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame 3
dimensi), 3D art/perspektif 38
2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika bangunan
dilakukan dengan perancang bidang terkait lain 39
2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan bangunan
dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan ketersediaannya. Detail
material 40
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya proyek dan
jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek dan pengguna jasa.
41
3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur 44
3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-sketsa
proporsional. (konsep perancanagan) 45
3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui perjanjian
kerja sama. 47
3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku. 50
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur 63
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait. 63

1
4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat intensitas
bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis. 65
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain secara
tertulis. 69
4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait, sesuai
perjanjian kerja sama arsitek. 71
3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak
terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek. 76
5. DAFTAR PUSTAKA 78

● DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI 6
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan
kajian preseden dengan pedoman teori dari IAI dan AIA 14
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang 16
Gambar 4 Analisis Program 17
Gambar 5 Tahapan Sintesis 18
Gambar 6 Salah Satu Analisis Site 26
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan) 27
Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan) 28
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan 30
Gambar 10 Contoh Denah Basement 30
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak 32
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak 33
Gambar 13 Contoh Tampak Tapak 48
Gambar 14 Contoh Perpektif Eksterior 49

2
Gambar 15 Contoh Potongan Bangunan (a)
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 16 Contoh Potongan Bangunan (b)


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

40
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame
3 dimensi), 3D art/perspektif
Konfigurasi struktur sangat berpengaruh untuk menentukan suatu perencanaan, apakah struktur
tersebut adalah struktur bangunan beraturan atau tidak beraturan. Untuk gedung dengan struktur
beraturan maka perencana dapat menganalisa struktur tersebut dengan cara statik ekuivalen
sedangkan untuk gedung yang tidak beraturan perencana harus mengalisa dengan metode
analisa dinamis.
Adapun ketentuan-ketentuan untuk menetapkan struktur tersebut merupakan struktur beraturan
atau tidak beraturan seperti yang tercantum dalam SNI 03-1726-2003.
Untuk struktur bangunan gedung beraturan harus memenuhi beberapa persyaratan sbb:

● Tinggi struktur gedung diukur dari taraf penjepitan lateral tidak lebih dari 10 tingkat /40
m.

● Denah struktur gedung adalah persegi panjang tanpa tonjolan dan kalaupun mempunyai
tonjolan, panjang tonjolan tersebut tidak lebih dari 25 % dari ukuran terbesar denah
struktur gedung pada arah tonjolan tersebut.

● Denah struktur gedung tidak menunjukkan coakan sudut dan kalaupun mempunyai coakan
sudut, panjang sisi coakan tidak lebih dari 15 % dari ukuran terbesar denah struktur gedung
pada arah sisi coakan tersebut.

● Sistem struktur gedung tidak menunjukkan loncatan bidang muka dan kalaupun
mempunyai loncatan bidang muka, ukuran dari denah struktur bagian gedung yang
menjulang pada masing-masing arah, tidak kurang dari 75 % dari ukuran terbesar denah
struktur bagian gedung sebelah bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah atap yang
tingginya tidak lebih dari 2 tingkat tidak perlu dianggap menyebabkan adanya loncatan
bidang muka.

● Sistem struktur gedung memiliki kekakuan lateral yang beraturan, tanpa adanya tingkat
lunak. Yang dimaksud dengan tingkat lunak suatu tingkat, dimana kekuatan lateralnya
adalah kurang dari 70 % kekuatan lateral tingkat diatasnya atau kurang dari 80 % kekuatan
lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan lateral
suatu tingkat adalah gaya geser yang bila bekerja di tingkat itu menyebabkan satu satuan
simpangan antar tingkat.

● Sistem struktur gedung memiliki berat lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap lantai
tingkat memiliki berat yang tidak lebih dari 150 % dari berat lantai tingkat diatasnya atau
dibawahnya.

41
● Sistem struktur gedung memiliki unsur-unsur vertical dari sistem penahan beban lateral
yang menerus, tanpa perpindahan titik beratnya, kecuali bila perpindahan tersebut tidak
lebih dari setengah ukuran unsur dalam arah perpindahan tersebut.

● Sistem struktur gedung memiliki lantai tingkat atas yang menerus, tanpa lubang atau
bukaan yang luasnya lebih dari 50 % luas seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada lantai
tingkat dengan lubang atau bukaan seperti itu, jumlahnya tidak boleh melebihi 20 % dari
jumlah lantai tingkat seluruhnya (SNI 03-1726 Pasal 4.2.1, 2003).

2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika


bangunan dilakukan dengan perancang bidang terkait lain
Dalam pembahasan fisika bangunan yang menjadi topik utama adalah kenikmatan fisik atau
Comfort. Maka permasalahan kenikmatan fisik dalam suatu bangunan erat kaitannya dengan
kenikmatan fisik bangunan, yang diantaranya adalah :
a. Sengat dan silau sinar matahari.
b. Kalor dan suhu.
c. Kelembaban dan pergantian hawa-udara
d. Gangguan bunyi.
e. Cahaya terang.
Tubuh manusia kehilangan/mentransfer panas ke lingkungan melalui cara-cara sebagai berikut
:
a. Konduksi yaitu perpindahan panas dari benda yang lebih panas ke benda yang lebih
dingin melalui kontak langsung, tanpa perpindahan partikel yang dapat diamati dengan
jelas.
b. Konveksi adalah perpindahan panas yang disebabkan olek gerakan melingkar partikel-
partikel yang dipanaskan pada cairan atau gas yang disebabkan oleh perbedaan densitas
dan gravitasi. Dengan kata lain tubuh melepaskan panas ke udara sekitar yang lebih
dingin.
c. Radiasi ialah proses dimana energi panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik yang
dikeluarkan oleh tubuh yang hangat dipindahkan melalui ruang perantara, kemudian
diserap oleh tubuh yang lebih dingin.
d. Eveporasi yaitu pelepasan kelembaban tubuh menjadi uap.
Konsep-konsep Fisika Bangunan
a. Iklim makro suatu tapak dipengaruhi oleh:

● Susunan gunung, lembah dan dataran.

● Kehadiran bidang-bidang air luas.

42
● Ketinggian tempat diatas air laut.

● Keluasan pulau dengan keadaan tumbuhan.

● Kelembaban, keadaan awan serta arus angin.

6. Dasar-dasar Fisika Bangunan secara umum


a. Sumber pengaruh alam

● Sinar matahari

● Hujan kelembaban

● Angin Sumber dari Bumi

● Gempa bumi
Contoh untuk Tata Cara Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau Untuk Bangunan Gedung
Baru Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 01/SE/M/2022
dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan


bangunan dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan
ketersediaannya. Detail material
Melakukan pemilihan untuk penggunaan material di bidang arsitekttur, merupakan hal penting
dan tidak mudah. Meskipun desain sudah bagus, tetapi jika material tidak tepat, maka hasilnya
akan tidak sesuai harapan. Masalahnya, bentuk saja belum cukup. Bentuk yang sudah tercipta
dengan baik, perlu disertai dengan penggunaan material yang tepat. Sebab, tanpa material yang
sesuai, bisa jadi bentuk yang tadinya sudah bagus atau indah, berubah menjadi kacau atau tidak
serasi atau bisa juga “merusak pemandangan”. Selanjutnya perkembangan teknologi yang terus
menerus mengalami percepatan, juga menghasilkan berbagai produk material bangunan.
Keanekaragaman produk itu disertai dengan promosi yang gencar dari penjual, seringkali
menimbukan kebingungan, khususnya di pihak konsumen (masyarakat). Kebingungan ini
muncul bukan karena produk yang bermutu rendah, atau desain yang jelek; tetapi justru karena
sangat banyak yang bagus. Jadi konsumen dihadapkan pada pilihan yang sama-sama
menggiurkan.
Suatu karya arsitektur dikatakan berhasil apabila memenuhi 3 aspek yaitu : fungsi struktur,
estetika atau dalam istilah populer : kegunaan, kekuatan, dan keindahan. Dengan adanya 3
persyaratan tersebut, berarti bahwa material-material bangunan yang dipilih atau dipergunakan
pada perwujudan arsitektur, harus memenuhi dan mendukung syaratsyarat yang dimaksud.

43
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya
proyek dan jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek
dan pengguna jasa.
Komponen biaya konstruksi adalah besarnya biaya yang dapat digunakan untuk membiayai
pelaksanaan konstruksi fisik bangunan gedung negara yang dilaksanakan oleh pemborong
secara kontraktual dari hasil pelelangan, penunjukkan langsung, atau pemilihan langsung.
Perencanaan waktu merupakan bagian yang sangat penting dalam proses penyelesaian suatu
proyek. Rencana kerja (time schedule) adalah merupakan pembagian waktu secara rinci dari
masing-masing kegiatan/jenis pekerjaan pada suatu proyek konstruksi, mulai dari pekerjaan
awal sampai dengan pekerjaan akhir (finishing).

2.3.1. Pengertian Rencana Anggaran Biaya


Rencana Anggaran Biaya (RAB) adalah :
Perhitungan banyaknya biaya yang diperlukan untuk bahan dan upah, serta biaya- biaya lain
yang berhubungan dengan pelaksanaan bangunan atau proyek tertentu.
Estimasi biaya konstruksi dikerjakan sebelum pelaksanaan fisik dilakukan dan memerlukan
analisis detail dan kompilasi dokumen penawaran dan lainnya. Keakuratan dalam estimasi
biaya tergantung pada keahlian dan kerajinan estimator dalam mengikuti seluruh proses
pekerjaan dan sesuai dengan infomasi terbaru. Secara umum komponen biaya yang tercantum
dalam estimasi biaya konstruksi meliputi :

● Estimasi biaya langsung (material, labor & peralatan).

● Estimasi biaya tak langsung.

● Biaya tak terduga.

● Keuntungan (profit).
Salah satu metoda yang digunakan untuk melakukan estimasi biaya penawaran konstruksi
adalah menghitung secara detail harga satuan pekerjaan berdasarkan nilai indeks atau koefisien
untuk analisis biaya bahan dan upah kerja. Saat ini para estimator di Indonesia masih banyak
mengacu pada BOW (Burgerlijke Open bare Werken) yang ditetapkan tanggal 28 Pebruari
1921 pada jaman pemerintah Belanda.
Fungsi RAB selain yang disebutkan di atas adalah untuk bahan acuan dasar pelaksanaan
proyek. Mulai dari pemilihan kontraktor yang sesuai, pembelian bahan bangunan hingga

44
pengawasan proyek sehingga dapat berjalan sesuai kesepakatan awal Anda dengan pihak
kontraktor.

2.3.2. Cara Menghitung RAB Rumah


Berikutnya mari kita bahas seputar cara menghitung RAB. Menghitung Rencana Anggaran
Biaya bisa dibilang tidak susah dan tidak gampang. Dalam membuatnya perlu ketelitian
sehingga tidak ada salah perhitungan.
Umumnya cara menghitung RAB rumah atau bangunan terbagi menjadi lima langkah. Berikut
penjelasannya :

2.3.4 Mempersiapkan Gambar Kerja


Gambar kerja yang dibuat oleh arsitek tidak hanya berguna untuk mengurus perizinan atau surat
perjanjian saja. Gambar kerja juga bisa dipakai untuk menentukan berbagai jenis pekerjaan,
spesifikasi dan ukuran material bangunan.
Dengan demikian kita akan lebih mudah untuk menghitung volume pekerjaan maupun
spesifikasi material bangunan. Selain itu jangan lupa untuk mengecek harga material ke toko
bangunan terdekat dan juga rate upah pekerja sesuai lokasi proyek Anda.

2.3.5. Menghitung Volume Pekerjaan


Berikutnya adalah menghitung volume pekerjaan. Hal ini berlaku untuk semua jenis proyek,
termasuk bila Anda sedang mencari cara menghitung RAB pondasi ataupun cara menghitung
RAB jalan aspal.
Rumusnya adalah dengan menghitung banyaknya volume pekerjaan dalam satu satuan, seperti
per m2, m3 atau per unit. Nantinya volume pekerjaan dikalikan dengan harga satuan pekerjaan.
Dengan begitu diperoleh jumlah biaya pekerjaan.

45
2.3.6. Menentukan Harga Satuan Pekerjaan
Cara menghitung RAB saluran drainase, rumah atau bangunan selanjutnya adalah dengan
membuat harga satuan pekerjaan. Untuk hal ini bisa dipisah menjadi harga upah dan material.
Misal, harga satuan pekerjaan per tahun 2017 untuk pekerjaan pengecatan dinding adalah Rp
8.500 per m2. Lalu pekerjaan pemasangan plafon Rp 24.000 per m2 dan pekerjaan rangka atap
Rp 92.000 per m2. Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan ini adalah peningkatan harga
jika pekerjaan belum dimulai. Maka susunlah dengan mempertimbangkan faktor tersebut.

2.3.7. Menghitung Jumlah Biaya Pekerjaan


Langkah selanjutnya adalah dengan mengalikan volume dan harga satuan kerja. Maka akan
diperoleh jumlah biaya dari masing-masing pekerjaan.
Misalnya, untuk pembuatan pondasi batu kali dengan volume 10 m3 ditentukan harga satuan
sebesar Rp 400.000. Maka perhitungannya adalah dengan mengalikan 10 m3 x Rp 400.000 =
Rp 4.000.000.

2.3.8. Rekapitulasi
Cara menghitung RAB yang terakhir adalah dengan membuat rekapitulasi. Rekapitulasi adalah
jumlah total masing-masing sub pekerjaan, mulai dari pekerjaan persiapan, pekerjaan pondasi,
pekerjaan beton dan lain sebagainya. Sub pekerjaan tersebut diuraikan lagi lebih rinci dan setiap
pekerjaan ditotalkan sehingga diperoleh jumlah total biaya pekerjaan.

Rumus Menghitung RAB


Sebenarnya ada cara alternatif untuk menghitung Rencana Anggaran Biaya. Simak rumus
menghitung RAB berikut ini:
RAB Rumah/Bangunan = Luas Bangunan x Harga per m2 Bangunan

46
Contoh:
Anda akan membangun kamar dengan ukuran 6m x 6m. Setelah mencari informasi mengenai
harga untuk membangun bangunan diketahui bahwa dibutuhkan biaya Rp 2.500.000 per m2.
Maka total biaya yang diperlukan:
Luas bangunan = 6 x 6 = 36 m2
RAB bangunan = 36 x 2.500.000 = Rp 90.000.000
Menghitung RAB bangunan dengan rumus di atas memang tergolong sederhana. Akan tetapi
ada kelebihan dan kekurangan yang perlu Anda ketahui.
Kelebihan
Data yang dibutuhkan tidak banyak. Cocok jika Anda ingin menghitung RAB dengan cepat.
Dapat diterapkan oleh orang awam.
Kekurangan
Tingkat ketelitian jauh di bawah sistem analisa harga satuan pekerjaan.
Tidak dapat dijadikan patokan untuk menghitung kebutuhan material dan tenaga bangunan.
Tidak dapat dipakai sebagai dasar perjanjian kontrak kerja proyek konstruksi.
Dari cara menghitung RAB di atas masih bisa dikembangkan lagi menjadi bentuk yang lebih
terperinci atau jelas. Anda juga bisa mencari cara menghitung RAB rabat beton bila proyek
Anda berkaitan dengan material tersebut.

3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur


Hasil karya tahap ini adalah gambaran meyeluruh system bangunan berdasarkan konsep
Rancangan yang telah mendapat persetujuan dari pengguna jasa, yang disajikan dalam bentuk
gambar-gambar dan laporan tertulis, meliputi antara lain:
a. Dokumen Prarancangan merupakan pengembangan dari sketsa gagasan ke tahap
selanjutnya untuk mendapatkan persetujuan rencana dari lembaga yang berwenang dalam
skala 1:500, 1:200, 1:100, dan atau yang memadai untuk kejelasan informasi yang ingin
dicapai antara lain mencakup dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

● Situasi, yang menunjukkan posisi bangunan di dalam tapak terhadap lingkungan


berdasarkan rencana tata kota.

● Rencana tapak, yang menunjukkan hubungan denah bangunan dan tata ruang luar
atau penghijauan di dalam kawasan tapak.

● Denah, yang menggambarkan susunan tata ruang dalam bangunan yang berskala dan
menerangkan pola lantai.

● Tampak Bangunan, yang menunjukkan pandangan keempat sisi atau arah bangunan.

47
● Potongan Bangunan, secara memanjang dan melintang untuk menunjukkan secara
garis besar penampang dan sistem struktur bangunan.
b. Laporan prarancangan yang merupakan laporan teknis yang menjelaskan tentang

● Gagasan rancangan

● Pemilihan sistem struktur bangunan

● Pemilihan sistem instalasi teknik


c. Laporan Prakiraan biaya yang merupakan laporan perhitungan secara kasar biaya
bangunan yang secara lengkap dan menyeluruh.
Secara seluruh gambar dan berkas laporan dijelaskan, diperiksa, dan mendapat persetujuan
pengguna jasa, maka dokumen peralatan ini dapat digunakan sebagai dasar untuk perancangan
tahap selanjutnya.
Contoh untuk dokumen prarancangan dapat dilihat pada lampiran laporan ini.

3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-
sketsa proporsional. (konsep perancanagan)
Desain Skematik terbentuk dari konsep desain yang telah dibuat arsitek berdasarkan kebutuhan
dan keinginan klien. Pada tahap ini, arsitek menyusun pola dan gubahan bentuk arsitektur yang
diwujudkan dalam gambar-gambar. Nilai fungsional bangunan ditampilkan dalam bentuk
diagram-diagram. Aspek kualitatif lainnya, serta aspek kuantitatif seperti perkiraan luas lantai,
informasi penggunaan bahan, sistem konstruksi, biaya, dan waktu pelaksanaan pembangunan
disajikan dalam bentuk laporan tertulis maupun gambar-gambar. Pada intinya, desain skematik
adalah proses yang dilakukan arsitek dengan menyajikan gambar-gambar sketsa bangunan
(baik manual maupun digital) untuk memperlihatkan bahwa arsitek benar-benar telah
memahami arahan dan keinginan klien yang berkaitan dengan fungsi dan estetika bentuk
bangunan.
Tujuan dibuatnya desain skematik ini adalah sebagai bahan diskusi dengan klien untuk
mengetahui apakah sang arsitek telah benar-benar menangkap keinginan klien dan dapat
menerjemahkannya dalam desain bangunan.

48
Gambar 17 Desain Skematik tata ruang dan view Kabin Fallingwater
(Sumber: acidadebranca.tumblr.com)

Desain Skematik dibuat agar klien memperoleh pengertian yang tepat atas program dan konsep
rancangan yang telah dirumuskan arsitek. Dalam desain skematik, arsitek akan menyajikan pola
dan gubahan bentuk rancangan yang tepat, waktu pembangunan yang paling singkat, serta biaya
yang paling ekonomis.

Gambar 18 Konsep desain

Desain skematik juga akan semakin mengintegrasikan konsep desain dengan pengaruh bangunan
terhadap kelayakan lingkungannya, serta menunjukkan keselarasan dan keterpaduan konsep desain
terhadap ketentuan Rencana Tata Kota agar mendapat perizinan pembangunan.

49
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 5

MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR


S1 – ARSITEKTUR

Skema Sertifikasi :
RT-012/1/LSP-UG/II/2017

Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

Penyusun :
Rakhmanita

Editor :

Rakhmanita

Depok, 2023
● KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT kami panjatkan, atas berkat dan karuniaNYA, Modul Pelatihan
Sertifikasi Kompetensi Semester Tujuh dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi pada skema Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (SKKNI 2021-196) yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi Arsitektur jenjang S1.

Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) bab. Bab pertama tentang Merancang rancangan skematik
arsitektur, menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur, mencapai sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Dr. Agus Dharma, ST., MT, Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di
perkuliahan.

2. Dr. Agus Suparman, ST., MT., Kepala Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini.

3. Dr. R. Supriyanto, SSi, SKom, MSc., Kepala LSP Universitas Gunadarma beserta staff Lembaga
atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi.

4. Bapak dan Ibu staff serta asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini.

Semoga buku modul ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari seri pelatihan sertifikasi kompetensi
yang dilakukan di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, Desember 2023

Tim Penyusun
● DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur 6
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik arsitektur
melalui evaluasi dan penyelarasan. 11
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi estetika
bangunan. 15
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran dan tujuan
proyek. (denah) analisis/program ruang 17
1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons terhadap
konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site 18
1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi, struktur dan
sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait lain.
Denah/tampak/(potongan) 29
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame 3
dimensi), 3D art/perspektif 38
2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika bangunan
dilakukan dengan perancang bidang terkait lain 39
2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan bangunan
dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan ketersediaannya. Detail
material 40
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya proyek dan
jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek dan pengguna jasa.
41
3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur 44
3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-sketsa
proporsional. (konsep perancanagan) 45
3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui perjanjian
kerja sama. 47
3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku. 50
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur 63
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait. 63

1
4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat intensitas
bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis. 65
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain secara
tertulis. 69
4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait, sesuai
perjanjian kerja sama arsitek. 71
3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak
terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek. 76
5. DAFTAR PUSTAKA 78

● DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI 6
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan
kajian preseden dengan pedoman teori dari IAI dan AIA 14
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang 16
Gambar 4 Analisis Program 17
Gambar 5 Tahapan Sintesis 18
Gambar 6 Salah Satu Analisis Site 26
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan) 27
Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan) 28
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan 30
Gambar 10 Contoh Denah Basement 30
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak 32
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak 33
Gambar 13 Contoh Tampak Tapak 48
Gambar 14 Contoh Perpektif Eksterior 49

2
Gambar 19 Tautan Konsep desain terhadap kelayakan bangunan

3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui
perjanjian kerja sama.

50
Gambar 20 Contoh Perspektif 3D
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 21 Contoh Tampak Tapak


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

51
Gambar 22 Contoh Perpektif Eksterior
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

Gambar 23 Contoh Perpektif Eksterior


Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

52
Gambar 24 Contoh Interior
Sumber Modul Standar Kelengkapan Arsitektur, (PUPR), 2021

3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran
pembuatan rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku.

53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait.
Secara garis besar Terdapat 3 (tiga) unsur yang terlibat dalam proses perencanaan sampai
dengan pembangunan fasilitas, yakni:

66
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
Universitas Gunadarma

MODUL 5
MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR

S1 – Arsitektur

Skema Sertifikasi :

RT-012/1/LSP-UG/II/2017
Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

2023
UNIVERSITAS GUNADARMA

MODUL 5

MEMBUAT RANCANGAN SKEMATIK ARSITEKTUR


S1 – ARSITEKTUR

Skema Sertifikasi :
RT-012/1/LSP-UG/II/2017

Perencanaan Dan Perancangan Arsitektur

Unit Kompetensi :

M.71ARS00.005.2
Membuat Rancangan Skematik Arsitektur

Penyusun :
Rakhmanita

Editor :

Rakhmanita

Depok, 2023
● KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT kami panjatkan, atas berkat dan karuniaNYA, Modul Pelatihan
Sertifikasi Kompetensi Semester Tujuh dapat kami selesaikan. Modul ini merupakan bagian dari
seri modul pendukung untuk pelatihan sertifikasi kompetensi pada skema Perencanaan dan
Perancangan Arsitektur (SKKNI 2021-196) yang bertujuan memberikan bekal keterampilan bagi
mahasiswa khususnya di program studi Arsitektur jenjang S1.

Modul ini terbagi menjadi 3 (tiga) bab. Bab pertama tentang Merancang rancangan skematik
arsitektur, menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur, mencapai sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada:

1. Dr. Agus Dharma, ST., MT, Ketua Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas arahannya terkait agar modul ini sejalan dengan kurikulum yang diberikan di
perkuliahan.

2. Dr. Agus Suparman, ST., MT., Kepala Lembaga Pengembangan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan atas koordinasinya terkait sarana prasarana dan teknis pelaksanaan kursus
sertifikasi kompetensi agar sesuai dengan kebutuhan yang ada pada modul pelatihan ini.

3. Dr. R. Supriyanto, SSi, SKom, MSc., Kepala LSP Universitas Gunadarma beserta staff Lembaga
atas arahan dan koordinasinya agar modul ini sesuai dengan kebutuhan ujian sertifikasi
kompetensi.

4. Bapak dan Ibu staff serta asisten laboratorium yang membantu penyusunan modul ini.

Semoga buku modul ini dapat bermanfaat sebagai bagian dari seri pelatihan sertifikasi kompetensi
yang dilakukan di program studi Sistem Informasi Universitas Gunadarma. Saran dan kritik dari
pembaca kami harapkan untuk perbaikan modul ini di masa mendatang.

Depok, Desember 2023

Tim Penyusun
● DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3
DAFTAR ISI 1
DAFTAR GAMBAR 2
1. Merancang Rancangan Skematik Arsitektur 6
1.1 Konsep rancangan arsitektur dikembangkan menjadi rancangan skematik arsitektur
melalui evaluasi dan penyelarasan. 11
1.2 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan konsepsi estetika
bangunan. 15
1.3 Evaluasi terhadap susunan dan organisasi ruang dilakukan berdasarkan sasaran dan tujuan
proyek. (denah) analisis/program ruang 17
1.4 Evaluasi terhadap komposisi bentuk dan ruang dilakukan berdasarkan respons terhadap
konteks fisik, lingkungan dan sosial budaya. analisis site 18
1.5 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait sistem konstruksi, struktur dan
sistem teknis lainnya dilakukan dengan perancang bidang terkait lain.
Denah/tampak/(potongan) 29
2. Setelah dilakukan perencanaan konfigurasi struktur (permodelan struktur frame 3
dimensi), 3D art/perspektif 38
2.1 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait konsepsi fisika bangunan
dilakukan dengan perancang bidang terkait lain 39
2.2 Penyelarasan dan atau pengembangan rancangan terkait penggunaan bahan bangunan
dilakukan dengan investigasi lebih lanjut mengenai spesifikasi dan ketersediaannya. Detail
material 40
2.3 Rancangan skematik arsitektur dievaluasi berdasarkan dampaknya pada biaya proyek dan
jadwal waktu pekerjaan sesuai sasaran, tujuan dan kebutuhan proyek dan pengguna jasa.
41
3. Menyusun produk penyajian rancangan skematik arsitektur 44
3.1 Rancangan skematik arsitektur dituangkan ke dalam gambar teknik dan sketsa-sketsa
proporsional. (konsep perancanagan) 45
3.2 Gambar ilustrasi rancangan dan atau maket dibuat sesuai kebutuhan melalui perjanjian
kerja sama. 47
3.3 Jenis dan kedalaman informasi gambar dibuat untuk memenuhi sasaran pembuatan
rancangan skematik arsitektur sesuai dengan standar yang berlaku. 50
4. Mencapai sasaran pembuatan rancangan skematik arsitektur 63
4.1 Rancangan skematik arsitektur dipresentasikan kepada pihak-pihak terkait. 63

1
4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat intensitas
bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis. 65
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain secara
tertulis. 69
4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait, sesuai
perjanjian kerja sama arsitek. 71
3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak
terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek. 76
5. DAFTAR PUSTAKA 78

● DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kajian Ringkas Proses Perancangan Menurut IAI 6
Gambar 2 Contoh proses evaluasi perancangan bangunan yang menggunakan metode teori, dan
kajian preseden dengan pedoman teori dari IAI dan AIA 14
Gambar 3 Gambar komposisi lima elemen dasar dalam komposisi bentuk dan ruang 16
Gambar 4 Analisis Program 17
Gambar 5 Tahapan Sintesis 18
Gambar 6 Salah Satu Analisis Site 26
Gambar 7 Contoh Rencana Massa Bangunan (BlockPlan) 27
Gambar 8 Contoh Rencana Tapak (SitePlan) 28
Gambar 9 Contoh Denah Bangunan 30
Gambar 10 Contoh Denah Basement 30
Gambar 11 Contoh Tampak Tapak 32
Gambar 12 Contoh Tampak Tapak 33
Gambar 13 Contoh Tampak Tapak 48
Gambar 14 Contoh Perpektif Eksterior 49

2
a. Klien
Klien dapat diartikan sebagai pihak yang berkepentingan dengan berdirinya suatu
bangunan arsitektural. Klien merupakan pemberi tugas serta pemilik modal. Klien sendiri
dapat besifat perorangan /individu, kelompok ataupun lembaga / organisasi.
Peran dan fungsi klien secara garis besar terdiri dari dua hal, yakni :

● Menginformasikan kepada arsitek dan tim berbagai gagasan yang berupa tujuan dan
keinginan klien untuk mendapatkan suatu “wadah kegiatan” yang sesuai dengan
tuntutan klien.

● Menginformasikan gambaran hambatan-hambatan/ kendala (handicap) dan juga


keterbatasan-keterbatasan (constraint) yang ada kepada arsitek. Hambatan merupakan
faktor yang harus dihindari seperti : kondisi alam yang tidak memungkinkan fasilitas
tersebut dibangun (misal: daerah bahaya dekat dengan gunung api), atau daerah gempa
daerah banjir, dan sebagainya. Sedangkan faktor pembatas (constraint) merupakan
faktor yang harus dicari dan diketahui sebelum proyek dilaksanakan, agar persiapan &
proses pencarian data bisa lebih efektif dan efisien. Contoh misalnya : ketersediaan
dana yang terbatas, kesenjangan komunikasi, keterbatasan luasan tapak/ lahan, dan
lain-lain.
b. Arsitek
Arsitek merupakan pihak yang diberi tugas oleh klien untuk mewujudkan keinginan atau
tujuan mereka dan dapat bersifat individu ataupun tim. Arsitek mempunyai tugas untuk
menterjemahkan keinginan /gagasan klien melalui : pengetahuan perancangannya (design
know how) dan pengalaman dalam menangani proyek perancangan. Informasi dari klien
lebihberorientasi pada penggunaan “bahasa klien”, sehingga arsitek harus menterjemahkan
ke dalam bahasa arsitektur agar bisa lebih dipahami oleh anggota tim yang lain dan
sekaligus dipahami oleh klien. Terjemahan bahasa arsitektur diperlukan untuk memahami
/menterjemahkan keinginan klien. Tingkat pengalaman sangat berpengaruh pada kualitas
produk “fasilitas”. Tingkat pengalaman juga “memudahkan” arsitek berkomunikasi lebih
lancar dengan klien. Melalui design know how dan pengalaman, arsitek dapat
melaksanakan “design management” sebaikbaiknya, sehingga hasil bisa lebih optimum
memenuhi tuntutan pengguna.
c. Pengembang / Kontraktor / Pelaksana Pembangunan. Pengembang atau kontraktor /
pelaksana pembangunan merupakan unsur yang mengimplementasikan karya desain
sebagai fasilitas yang siap untuk dioperasionalkan / dimanfaatkan oleh pengguna. Secara
fungsional, teknis dan estetis fasilitas yang dibangun oleh kontraktor harus memenuhi
kelayakan pakai. Kontraktor sebagai institusi pembangun yang mempunyai 3 (tiga) sumber
daya berupa : (1). Perangkat teknologi (2). Tenaga ahli dan (3). Tenaga kerja

67
Hubungan antar unsur yang terkait dengan perencanaan

Dalam pembuatan rancangan skematik arsitektur pihak-pihak yang terkait hanyalah Klien dan
Arsitek, ketika pembuatan rancangan skematik ini sudah sesuai maka akan dilanjutkan dengan
pembahasan dengan pihak lain yaitu kontraktor/pengembang.

4.2 Persetujuan rancangan skematik arsitektur mengenai peraturan tentang syarat


intensitas bangunan didapatkan dari pihak terkait secara tertulis.

1. Pemohon. Pemohon dalam hal ini adalah orang atau badan hukum, kelompok orang, atau
perkumpulan yang mengajukan Permohonan Perizinan Perencanaan Bangunan kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan mengisi formulir permohonan informasi lahan.

68
2. PTSP. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah kantor yang melaksanakan seluruh
pelayanan perijinan kepada masyarakat.
3. KRK. Dokumen Informasi tentang persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang
diberlakukan oleh pemerintah kota pada lokasi tertentu, yang memuat informasi:
• Fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan;
• Tinggi maksimum bangunan gedung yang diizinkan;
• Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah permukaan tanah dan Koefisien Tapak
Basement (KTB) yang diizinkan, apabila membangun di bawah permukaan tanah;
• Garis sempadan dan jarak bebas bangunan yang diizinkan;
• KDB maksimum yang diizinkan;
• KLB maksimum yang diizinkan;
• KDH minimum yang diwajibkan;
• KTB maksimum yang diizinkan;
• Jaringan utilitas kota; dan
• Peil Banjir dan batas ketinggian peil lantai dasar maksimum;
• Informasi lahan dari PRK/UDGL bila ada;
• Kontur Tapak;
• Koordinat dan Peta Citra Satelit lahan; dan,
• Keterangan lainnya yang terkait.
4. BKPRD. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) adalah Badan yang bersifat
Ad Hoc di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan memiliki fungsi membantu pelaksanaan tugas
gubernur dan bupati/walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
5. Dokumen Perencanaan Bangunan. Dokumen yang dipersiapkan Pemohon/Arsitek/Tim
Perencana yang merupakan gabungan dari Dokumen GPA dan Lahan Perencanaan Teknis.
6. GPA. Gambar Perencanaan Arsitektur untuk Rekomendasi dan Perizinan adalah Dokumen
gambar arsitektur yang menjelaskan desain bangunan yang memenuhi ketentuan penataan
kota untuk pengajuan rekomendasi dan perizinan di PTSP.
7. Gambar Perencanaan Teknis. Merupakan gambar kerja arsitektur/gambar teknis
bangunan gedung dan kelengkapannya yang mengikuti tahapan pra-rencana,
pengembangan rencana dan penyusunan gambar kerja sesuai pedoman dan standar teknis
penggambaran dan peraturan yang berlaku, yang terdiri atas:
• Gambar rencana arsitektur;
• Gambar rencana struktur;
• Gambar rencana mekanikal/elektrikal;
• Gambar rencana tata ruang luar dan tata ruang-dalam (interior);
• Gambar rencana spesifikasi teknis;
• Gambar rencana anggaran biaya; dan

69
• Perhitungan teknis pendukung.
8. Konsultasi Tata Bangunan. Proses konsultasi pemohon dengan PTSP berupa
pemeriksaan dan pengecekan secara administratif kelengkapan dokumen perencanaan
bangunan untuk proses sidang.
9. Revisi. Pemberitahuan dan pengembalian dokumen kepada Pemohon untuk diperbaiki,
dikarenakan terdapat kekurangan atau ketidak sesuaian dengan standar administratif
maupun penggambaran yang diharuskan terdapat dalam dokumen.
10. Sidang Tata Bangunan. Proses penilaian suatu permohonan izin bangunan oleh PTSP
terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung baik dalam proses
pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun pembongkaran bangunan gedung, untuk
mengeluarkan rekomendasi paling cepat dalam waktu 1 (satu) hari, bila telah sesuai dengan
syarat dan ketentuan. Rekomendasi Teknis dari SKPD terkait diperlukan untuk beberapa
jenis pembangunan kategori sedang dan berat.
11. Pengesahan. Pernyataan hukum dalam bentuk pembubuhan tanda tangan pejabat yang
berwenang, beserta stempel/ cap resmi, yang menyatakan kelayakan dokumen yang
dimaksud dalam persetujuan tertulis dalam Sidang atas pemenuhan seluruh persyaratan
dalam rencana teknis bangunan gedung dan dapat diproses untuk permohonan.

70
71
4.3 Persetujuan rancangan skematik arsitektur didapatkan dari pihak terkait lain
secara tertulis.

1. Pemohon. Pemohon dalam hal ini adalah orang atau badan hukum, kelompok orang, atau
perkumpulan yang mengajukan Permohonan Perizinan Perencanaan Bangunan kepada
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan mengisi formulir permohonan informasi lahan.
2. PTSP. Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) adalah kantor yang melaksanakan seluruh
pelayanan perijinan kepada masyarakat.
3. KRK. Dokumen Informasi tentang persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang diberla
kukan oleh pemerintah kota pada lokasi tertentu, yang memuat informasi:

● Fungsi bangunan gedung yang dapat dibangun pada lokasi bersangkutan;

● Tinggi maksimum bangunan gedung yang diizinkan;

● Jumlah lantai/lapis bangunan gedung di bawah permukaan tanah dan Koefisien Tapak
Basement (KTB) yang diizinkan, apabila membangun di bawah permukaan tanah;

● Garis sempadan dan jarak bebas bangunan yang diizinkan;

● KDB maksimum yang diizinkan;

● KLB maksimum yang diizinkan;

● KDH minimum yang diwajibkan;

● KTB maksimum yang diizinkan;

● Jaringan utilitas kota; dan

● Peil Banjir dan batas ketinggian peil lantai dasar maksimum;

72
● Informasi lahan dari PRK/UDGL bila ada;

● Kontur Tapak;

● Koordinat dan Peta Citra Satelit lahan; dan,

● Keterangan lainnya yang terkait.


4. BKPRD. Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah (BKPRD) adalahvBadan yang bersifat
Ad Hoc di Provinsi dan Kabupaten/Kota dan memiliki fungsi membantu pelaksanaan tugas
gubernur dan bupati/walikota dalam koordinasi penataan ruang di daerah.
5. Dokumen Perencanaan Bangunan. Dokumen yang dipersiapkan Pemohon/Arsitek/Tim
Perencana yang merupakan gabungang dari Dokumen GARP dan Dokumen Perencanaan
Teknis.
6. GARP. Gambar Arsitektur untuk Rekomendasi dan Perizinan adalah Dokumen gambar
arsitektur yang menjelaskan desain bangunan yang memenuhi ketentuan penataan kota
untuk pengajuan rekomendasi dan perizinan di PTSP.
7. Gambar Perencanaan Teknis. Merupakan gambar kerja arsitektur/gambar teknis
bangunan gedung dan kelengkapannya yang mengikuti tahapan pra rencana, pengembangan
rencana dan penyusunan gambar kerja sesuai pedoman dan standar teknis penggambaran
dan peraturan yang berlaku, yang terdiri atas:

● Gambar rencana arsitektur;

● Gambar rencana struktur;

● Gambar rencana mekanikal/elektrikal;

● Gambar rencana tata ruang luar dan tata ruang-dalam (interior);

● Gambar rencana spesifikasi teknis;

● Gambar rencana anggaran biaya; dan

● Perhitungan teknis pendukung.


8. Konsultasi Tata Bangunan. Proses konsultasi pemohon dengan PTSP berupa pemeriksaan
dan pengecekan secara administratif kelengkapan dokumen perencanaan bangunan untuk
proses sidang.
9. Revisi. Pemberitahuan dan pengembalian dokumen kepada Pemohon untuk diperbaiki,
dikarenakan terdapat kekurangan atau ketidak sesuaian dengan standar administratif
maupun penggambaran yang diharuskan terdapat dalam dokumen.
10. Sidang Tata Bangunan. Proses penilaian suatu permohonan izin bangunan oleh PTSP
terkait dengan pemenuhan persyaratan teknis bangunan gedung baik dalam proses
pembangunan, pemanfaatan, pelestarian, maupun pembongkaran bangunan gedung, untuk

73
mengeluarkan rekomendasi paling cepat dalam waktu 1 (satu) hari, bila telah sesuai dengan
syarat dan ketentuan. Rekomendasi Teknis dari SKPD terkait diperlukan untuk beberapa
jenis pembangunan kategori sedang dan berat.
11. Pengesahan. Pernyataan hukum dalam bentuk pembubuhan tanda tangan pejabat yang
berwenang, beserta stempel/ cap resmi, yang menyatakan kelayakan dokumen yang
dimaksud dalam persetujuan tertulis dalam Sidang atas pemenuhan seluruh persyaratan
dalam rencana teknis bangunan gedung dan dapat diproses untuk permohonan.

4.4 Dokumen konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada pihak-pihak terkait,


sesuai perjanjian kerja sama arsitek.
a. Dokumen Prarancangan merupakan pengembangan dari sketsa gagasan ke tahap
selanjutnya untuk mendapatkan persetujuan rencana dari lembaga yang berwenang dalam
skala 1:500, 1:200, 1:100, dan atau yang memadai untuk kejelasan informasi yang ingin
dicapai antara lain mencakup dan menjelaskan hal-hal sebagai berikut:

● Situasi, yang menunjukkan posisi bangunan di dalam tapak terhadap lingkungan


berdasarkan rencana tata kota.

● Rencana tapak, yang menunjukkan hubungan denah bangunan dan tata ruang luar
atau penghijauan di dalam kawasan tapak.

● Denah, yang menggambarkan susunan tata ruang dalam bangunan yang berskala
dan menerangkan pola lantai.

● Tampak Bangunan, yang menunjukkan pandangan keempat sisi atau arah


bangunan.

● Potongan Bangunan, secara memanjang dan melintang untuk menunjukkan secara


garis besar penampang dan sistem struktur bangunan.
b. Secara garis besar unsur-unsur pengelola proyek yang terlibat di dalam sebuah proyek
adalah sebagai berikut:
1) Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
2) Konsultan Perencana
3) Konsultan Pengawas
4) Kontraktor Pelaksana
Keempat unsur tersebut mempunyai fungsi dan peranan masing-masing. Fungsi dan peranan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Pemberi Tugas/Pemilik/Owner
Pemberi tugas atau lebih dikenal dengan istilah bouwheer adalah badan hukum/instansi atau
perseorangan yang berkeinginan mewujudkan suatu proyek dan memberikan pekerjaan

74
bangunan serta membayar biaya pekerjaan bangunan. Adapun tugas dan wewenang dari
owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:
a) Mempunyai ide/gagasan sesuai denagn rencana-rencananya
b) Menyediakan dana dan lahannya
c) Mengambil keputusan terakhir yang mengikat mengenai pembangunan proyek.
d) Menangani dan menandatangani surat perintah kerja dan surat perjanjian dengan pelaksana
proyek.
e) Bersama-sama manajemen konstruksi ikut mengawasi pelaksanaan pekerjaan, berhak
memberi instruksi-instruksi kepada pelaksana proyek secara langsung maupun tidak
langsung (melalui manajemen konstruksi).
f) Mengesahkan semua dokumen pembayaran atas pembayaran yang harus diberikan kepada
pelaksana proyek.
g) Mempunyai wewenang penuh terhadap proyek sehingga berhak menerima/menolak
perubahan-perubahan pekerjaan serta pekerjaan tambah dan pekerjaan kurang.
h) Berhak menolak pekerjaan-pekerjaan bila tidak sesuai dengan gambar rencana, bilamana
perlu mencabut tugas pelaksana proyek tersebut bila dianggap tidak mampu melaksanakan
pekerjaan.
i) Meminta pertanggung jawaban pada semua unsur terkait sebelum masa pemeliharaan
habis bila terjadi kerusakan, sebagaimana ditetapkan bersama.

Sedangkan tanggung jawab owner/pemilik proyek adalah sebagai berikut:


a) Memelihara hubungan kerja secara professional.
b) Membuat keputusan yang tepat sesuai dengan waktunya.
c) Memberikan dana yang dibutuhkan proyek.

2. Konsultan Perencana
Konsultan perencana adalah perseroan atau badan hukum yang bergerak pada jasa konstruksi
bidang perencanaan pekerjaan pembangunan. Konsultan perencana menerima
pendelegasian/penyerahan pekerjaan dari pemilik proyek/owner dengan dua tahapan, yaitu:
a) Rekayasa dan desain awal rekayasa dan desain meletakkan penekanan pada:
1) Konsep arsitektur
2) Pengevaluasian alternatif-alternatif proses teknologi
3) Keputusan-keputusan mengenai ukuran serta kapasitas
4) Tahapan konsep dan kelayakan
5) Aspek fungsional
6) Aspek teknis

75
7) Aspek kinerja bangunan (building performance)
8) Aspek ekonomis

b) Rekayasa dan detail desain/perincian


Melibatkan suatu proses analisis dan perencanaan struktur serta komponennya secara berurutan
sehingga sesuai dengan standar konstruksi, keamanan maupun peraturan-peraturannya.
Kegiatan-kegiatan konsultan perencana dalam melaksanakan rancang bangun meliputi:
1) Perencanaan anggaran dan biaya pekerjaan
2) Gambar-gambar detail, maket desain
3) Rencana kerja dan spesifikasi pelaksanaan pekerjaan

Divisi perencana mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut:


1) Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek pada tahap
perencanaan dan menyusun dokumen proyek.
2) Membuat gambar perencanaan proyek secara keseluruhan yang meliputi gambar
struktur, arsitektur serta mekanikal dan elektrikal sesuai dengan permintaan pemberi
tugas dengan mempertimbangkan segi kekuatan, keindahan dan ekonomis serta
peraturan daerah setempat.
3) Perencana berkewajiban pula untuk mengadakan pengawasan berkala dalam bidang
arsitektur dan struktur.
4) Membuat estimasi/perhitungan biaya pembangunan secara garis besar yang akan
menjadi acuan dalam penentuan biaya selama pelaksanaan pekerjaaan (bila terjadi
perubahan rencana).
5) Bertanggung jawab penuh terhadap hasil perencanaan sehingga perencanaan tersebut
terlaksana.
6) Bertugas menghadapi kontraktor/pelaksana dalam hal memberikan
penjelasan/konsultasi dalam bidang arsitektur, struktur konstruksi serta mekanikal dan
elektrikal.
7) Merencanakan setiap perubahan dari rencana semula.
8) Mempertanggung jawabkan hasil perencanaan kepada pemilik proyek.
9) Mengadakan pengawasan secara berkala untuk melihat kemajuan pekerjaan maupun
untuk membantu mengatasi permasalahan yang terkait dengan perencanaan.
10) Berperan pula sebagai konsultan pengawas dan berhak menegur kontraktor/pelaksana
secara langsung maupun tertulis apabila ternyata pelaksanaan tidak sesuai dengan
bestek.

76
11) Meminta pemeriksaan pekerjaan secara khusus apabila diperlukan untuk menjamin
pelaksanaan sesuai dengan isi dokumen kontrak.
12) Menghadiri maupun menyelenggarakan rapat-rapat koordinasi pengelolaan proyek.
Supaya mendapatkan hasil perencanaan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuannya, maka
perencana harus mempunyai tenaga ahli dari berbagai disiplin ilmu dengan kemampuan dan
pengalaman yang cukup memadai dalam bidangnya masing-masing.

77
3. Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah perusahaan/badan hukum yang ditunjuk oleh owner untuk
melaksanakan pengawasan pekerjaan di lapangan, selama kegiatan pelaksanaan proyek
berlangsung. Tujuannya adalah agar pelaksanaan pekerjaan tidak menyimpang dari gambar
kerja/bestek yang telah ditetapkan.
Adapun tugas-tugas dari konsultan pengawas adalah:
a) Mengawasi dan memeriksa mutu pekerjaan kontraktor agar memenuhi spesifikasi yang
telah ditetapkan,
b) Mengawasi dan menguji kualitas atau mutu bahan bangunan,
c) Menyiapkan dan menghitung kemungkinan terjadinya adanya pekerjaan tambahan atau
pekerjaan yang kurang,
d) Memberi teguran kepada kontraktor jika pelaksanaan pekerjaan di luar dari spesifikasi
gambar-gambar revisi,
e) Memeriksa gambar-gambar revisi,
f) Menyusun laporan harian, mingguan, dan bulanan terhadap hasil pekerjaan yang dilakukan
selama pengawasan.

4. Kontraktor Pelaksana
Kontraktor pelaksana adalah rekanan peserta pelelangan yang berdasarkan hasil penelitian
panitia pelelangan dan pimpinan proyek dianggap paling sesuai untuk melaksanakan pekerjaan
berdasarkan surat penunjukan dari pimpinan proyek. Kontraktor Pelaksana bertugas
mewujudkan ide pemberi tugas ke dalam bentuk tiga dimensi yaitu sesuai dengan gambar kerja
rencana.
Secara garis besar jadwal pelaksanaan dipersiapkan oleh kontraktor sebagai bagian dari
pengajuan penawaran pada waktu pelelangan dengan mempertimbangkan 3 aspek yaitu aspek
perencanaan, aspek analisa dan aspek pemilihan jenis/ cara penjadwalan. Aspek perencanaan
menyangkut penentuan dari:
a) Apa yang harus dikerjakan?
b) Kapan harus dikerjakan?
c) Bagaimana cara mengerjakannya?
d) Siapa yang harus mengerjakan?
e) Berapa biaya yang harus dikeluarkan?

Adapun tugas dan wewenang pelaksana proyek adalah:


a) Melaksanakan tugas yang diberikan dengan mematuhi peraturan dalam dokumen yang
berkaitan dengan penyelenggaraan bangunan.

78
b) Mengadakan konsultasi dengan divisi perencana serta mendapatkan bimbingan maupun
pengarahan dari divisi pengawas mengenai pelaksanaan pekerjaan.
c) Menyusun rencana kerja proyek.
d) Menyiapkan tenaga kerja, peralatan bahan-bahan, dan segala sesuatu yang digunakan
untuk menunjang kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
e) Melaksanakan pekerjaan berdasarkan keahlian dan pengalaman yang dimiliki sesuai
dengan gambar rencana yang dibuat oleh konsultan perencana dan tidak keluar dari
spesifikasi kerja yang telah disetujui.
f) Membuat detail pelaksanaan (shop drawing) dan membuat gambar akhir pekerjaan (as
built drawing).
g) Menjamin keamanan dan keselamatan kerja.
h) Membuat laporan harian, mingguan, dan bulanan.
i) Mengadakan pengujian terhadap hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
j) Mengadakan perbaikan, perubahan, rekonstruksi dan perbaikan terhadap semua kesalahan
selama masa pemeliharaan.
Menyerahkan pekerjaan apabila pekerjaan telah selesai secara keseluruhan kepada owner.

79
Sistem Hubungan Kerja Pelaksana Proyek
Sistem hubungan kerja pelaksana proyek dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Pengawas mempunyai ikatan kontrak.
Konsultan Pengawas bertanggung jawab wajib melaporkan kemajuan hasil pekerjaan
kepada pemberi tugas. Pemberi tugas memberi imbalan berupa fee atas jasa pengawasan
yang dilakukan oleh Konsultan Pengawas.
2. Antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Kontraktor Pelaksana mempunyai ikatan kerja
kontrak. Untuk melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang disarankan oleh Pemilik Proyek,
kontraktor memerlukan biaya sesuai dengan perjanjian dalam kontrak yang telah disetujui
oleh kedua belah pihak. Biaya dapat diberikan oleh Pemberi Tugas dengan sistem
pembayaran sesuai dengan ketentuan yang termuat di dalam kontrak yang telah
ditandatangani.
Terjadi kerja sama berdasarkan hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing unsur
pengelola proyek.
3. Antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana
Hubungan antara Pemilik Proyek dengan Konsultan Perencana mempunyai ikatan kontrak.
Konsultan Perencana bertanggung jawab wajib merencanakan pekerjaan kepada pemberi
tugas. Pemberi tugas memberi imbalan atas jasa pengawasan yang dilakukan oleh Konsultan
Perencana.
4. Antara Konsultan Pengawas dan Kontraktor Pelaksana
Hubungan antara kedua belah pihak mempunyai ikatan kerja peraturan pelaksanaan
pekerjaan. Konsultan Pengawas mempunyai tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
yang dikerjakan oleh Kontraktor, sedangkan Kontraktor dapat mengkonsultasikan masalah-
masalah yang timbul di lapangan dengan Konsultan Pengawas.

3.5 Laporan kerja pembuatan konsep rancangan arsitektur disampaikan kepada


pihak-pihak terkait, sesuai perjanjian kerja sama arsitek.
Laporan prarancangan yang merupakan laporan teknis yang menjelaskan tentang

● Gagasan rancangan.

● Pemilihan sistem struktur bangunan.

● Pemilihan sistem instalasi Teknik.


Laporan Prakiraan biaya yang merupakan laporan perhitungan secara kasar biaya bangunan
yang secara lengkap dan menyeluruh.

80
Soal Latihan
No Kategori Kriteria Tolak Kebutuhan Data Metode Proses Yang Analisis Nilai
Ukur Analisis Dilakukan Hasil
Standar Data
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Proses Tahap Skematik Pedoman Data berdasarkan Melakukan Menguraikan Membandingkan Sesuai
Perancangan Skematik Gubahan RTBL penggabungan kesesuaian proses antara
(IAI) Desain Massa mengenai antara konsep antara prarancangan standar/teori
konsep gubahan sesuai standar/toeri yang dengan proses
bangunan proyek tertentu dengan dilakukan yang dilakukan
dari proyek dan hasil fakta terhadap dengan melihat
tertentu koordinasi dg obyek data yang ada
pemberi tugas evaluasi dilapangan
2
Keterangan:
1. Diisi nomor urut
2. Diisi dengan Standar/Teori yang menjadi acuan
3. Tahapan Perancangan dari standar/teori yang menjadi acuan (Tahap Skematik Desain)
4. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perancangan
5. Data yang diambil obyek evaluasi
6. Data yang diambil obyek evaluasi
7. Diisi dengan: Melakukan kesesuaian antara standar/toeri dengan fakta
8. Menguraikan proses prarancangan yang dilakukan terhadap obyek evaluasi
9. Membandingkan antara standar/teori dengan proses yang dilakukan dengan melihat data yang ada dilapangan
10. Diisi: sesuai/tidak sesuai (atau menggunakan angka pembobotan dengan aturan yg telah ditetapkan diawal)

1. Berdasarkan tugas studio perancangan arsitektur yang anda miliki, buatkanlah evaluasi
terhadap proses analisis site di tugas anda tersebut.
2. Berdasarkan tugas studio perancangan arsitektur yang anda miliki, buatkanlah evaluasi
terhadap proses Program Ruang di tugas anda tersebut.
3. Berdasarkan tugas studio perancangan arsitektur yang anda miliki, buatkanlah evaluasi
terhadap proses Konsep Perancangan di tugas anda tersebut.
4. Berdasarkan tugas studio perancangan arsitektur yang anda miliki, buatkanlah evaluasi
terhadap proses Schematic Desain di tugas anda tersebut.
5. Sebutkan tahapan-tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh arsitek didalam proses
merancang sebuah proyek!
6. Apa yang dimaksud dengan tahapan prarancangan?
7. Produk apa saja yang ditampilkan pada tahapan skematik desain?
8. Apa yang dimaksud dengan RAB?
9. Sebutkan cara menghitung RAB?
10. Apa saja yang harus disiapkan didalam membuat RAB?

82
5. DAFTAR PUSTAKA

Andani A; Sutanto A, 2020: Strategi Komposisi Massa

Modul Standar Kelengkapan Gambar Arsitektur, Kementerian PUPR Direktorat Jenderal Cipta Karya,
Direktorat Bina Teknik Permukiman dan Perumahan, Oktober 2021

Lampiran Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat Nomor 01/Se/M/2022
Tentang Petunjuk Teknis Penilaian Kinerja Bangunan Gedung Hijau
Ratodi, M. 2015; Metode Perancangan Arsitektur Diktat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya

Hatanto, Sidik. 2010; Handout Perkuliahan Mata Kuliah Mata Kuliah Fisika Bangunan; Program Studi
Pendidikan Teknik Arsitektur Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Fakultas Pendidikan Teknologi
Dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia

Indraprastha, A; Faisal B, 2015; Standar Informasi Dalam Gambar Manual, Program Studi Arsitektur
Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan Institut Teknologi Bandung

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/6194/Laporan%20SDA%20Bab%202%20
Ver.1.pdf?sequence=3&isAllowed=y

http://only-05.blogspot.com/2012/05/konfigurasi-struktur-bangunan.html

http://iai.didiharyadi.com/bukumerah/index.html

83

Anda mungkin juga menyukai