Anda di halaman 1dari 2

Akuntansi PPh diatur pada PSAK 6.

Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia:


1. SAK (Standar Akuntansi Keuangan): dibuat oleh IAPI (Institut Akuntan Publik
Indonesia). Mandatory wajib perusahaan yang sudah Tbk. dan terdaftar di BEI.
2. SAK ETAP (Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik)
3. SAK EMKM (Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah)
4. SAK Syariah
5. SAK Pemerintah
Penghasilan dari Kegiatan Usaha (Manufaktur, Jasa, dan Dagang)
Menurut UU PPh, Laba merupakan objek pajak.
Laba adalah selisih antara revenue dan expense. (Income Statement/Comprehensive Income)
Rekonsiliasi (Pencocokan) menghasilkan:
1. Koreksi Fiskal Positif (Koreksi yang menyebabkan Laba Fiskal bertambah. Hal ini
disebabkan tidak diakuinya beban komersial oleh Fiskal. Contoh beban natura, yaitu
beras, gula, dan fasilitas untuk karyawan, seperti rumah dan mobil yang disediakan
oleh perusahaan.) Laba Fiskal > Laba Akuntansi
2. Koreksi Fiskal Negatif (Koreksi yang menyebabkan laba fiskal berkurang. Hal ini
disebabkan oleh: a) diakuinya beban komersial oleh Fiskal lebih besar, seperti beban
depresiasi dan amortisasi dan (b) tidak diakuinya pendapatan komersial oleh Fiskal
karena sudah dikenakan PPh Final, seperti 4 ayat 2.) Laba Usaha > Laba Fiskal
Akibat koreksi fiskal: Jumlah Laba Komersial berdasarkan SAK menjadi berbeda
dengan Laba Fiskal. Maka, perbedaan tersebut dikelompokkan menjadi:
a. Beda Waktu (Time Differences): perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan beban
antara akuntansi dan pajak karena masalah waktu. Di mana akuntansi sudah
mengakui, tetapi pajak belum dan sebaliknya.
b. Beda Tetap (Permanent Differences): perbedaan pengakuan pendapatan dan beban
antara akuntansi dan pajak yang selamanya berbeda di mana akuntansi sudah
mengakui, tetapi pajak tidak mengakui.
Yang menimbulkan Pajak Tangguhan (PSAK 46) adalah beda waktu.
a. Aktiva Pajak Tangguhan (Deferred Tax Assets): kalau koreksi beda waktunya positif.
b. Kewajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liability): kalau koreksi beda waktunya
negatif. Beban Pajak Menurut Akuntansi > Beban Pajak Menurut Perpajakan
Pengelompokkan Aktiva Tetap Menurut Pajak:
a. Aktiva Bangunan hanya menggunakan Metode Garis Lurus.
● Permanen (20 th.)
● Tidak Permanen (10 th.)
b. Aktiva Selain Bangunan boleh menggunakan Metode Garis Lurus atau Metode Saldo
Menurun.
● Kelompok 1 (4 th.)
● Kelompok 2 (8 th.)
● Kelompok 3 (16 th.)
● Kelompok 4 (20 th.)
Metode Depresiasi Menurut Pajak:
a. Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)
b. Metode Saldo Menurun (Double-Declining Method)
Pencatatan dan Penyajian
Yang sekarang berlaku adalah 22% .

Contoh:
1. Laba sebelum pajak tahun 2008 Rp 900 jt. Koreksi Fiskal atas laba tsb.:
a. Pendapatan bunga deposito Rp 60 jt
b. Beban jamuan tanpa daftar nominatif Rp 40 jt
c. Penyusutan fiskal lebih kecil Rp 15 jt daripada penyusutan komersial.
Angsuran PPh 25 Rp 20 jt per bulan.
Pertanyaan:
a. PKP
b. PPh Kurang/Lebih Bayar
c. Aset/Kewajiban Pajak Tangguhan
d. Jurnal dan Penyajiannya

Anda mungkin juga menyukai