Anda di halaman 1dari 16

PERHITUNGAN BEBAN GEMPA PADA BANGUNAN GEDUNG

BERDASARKAN STANDAR GEMPA INDONESIA YANG BARU1


Himawan Indarto2

ABSTRAK

Dengan adanya standar gempa Indonesia yang baru yaitu Perencanaan Ketahanan Gempa
Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03-1726-2002), maka standar gempa yang lama yaitu
SNI 03-1726-1989, tidak dapat lagi digunakan untuk perencanaan struktur. Salah satu
perbedaan yang mendasar antara standar gempa yang baru dengan standar yang lama adalah,
digunakannya periode ulang gempa yang berbeda untuk menentukan beban gempa rencana
yang harus diperhitungkan pada struktur bangunan gedung. Seperti diketahui, untuk periode
ulang gempa yang berbeda, maka pengaruh gempa tersebut pada struktur bangunan juga akan
berbeda. Tulisan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai standar gempa yang
baru (SNI Gempa 2002), dan aplikasinya di dalam perencanaan struktur bangunan gedung.
Kata kunci : Beban gempa, waktu getar struktur, SNI Gempa 2002

PENDAHULUAN Reduksi Gempa (R) menurut standar lama


adalah relatif lebih kecil dari pada menurut
Dengan adanya standar gempa Indonesia yang standar yang baru. Misalnya untuk struktur
baru yaitu Perencanaan Ketahanan Gempa yang direncanakan bersifat daktail penuh,
Untuk Struktur Rumah dan Gedung (SNI 03- menurut standar lama besarnya R = 6,
1726-2002), hal ini menekankan tidak sedangkan menurut standar yang baru R = 8,5,
berlakunya lagi standar gempa yang lama yaitu sehingga untuk periode ulang gempa yang
SNI 03-1726-1989. Hal ini penting karena berbeda beban gempa yang harus
menurut standar yang baru ini, Gempa Rencana diperhitungkan menurut standar lama dan
untuk perhitungan beban gempa pada struktur standar baru saling mendekati. Kedua, dengan
bangunan gedung, mempunyai periode ulang definisi jenis tanah yang baru. Banyak jenis
500 tahun, sedangkan menurut standar yang tanah yang menurut standar lama termasuk
lama periode ulang tersebut hanya 200 tahun. jenis tanah lunak, menurut standar baru
Seperti diketahui, semakin panjang periode termasuk jenis tanah sedang, sehingga beban
ulang suatu gempa, akan semakin besar juga gempa yang perlu diperhitungkan lebih saling
pengaruh gempa tersebut pada struktur mendekati lagi. Ketiga, bangunan gedung yang
bangunan. Di samping itu, di dalam standar sudah ada telah menjalani sebagian dari umur
yang baru ini diberikan juga definisi baru rencananya, sehingga dengan risiko yang sama
mengenai jenis tanah yang berbeda dengan terjadinya keruntuhan struktur dalam sisa umur
yang tercantum dalam standar yang lama. rencananya, beban gempa yang harus
Dengan demikian, standar gempa yang lama diperhitungkan menjadi relatif lebih rendah
tidak dapat digunakan lagi untuk perencanaan. dari pada menurut standar yang baru untuk
Meskipun demikian, struktur bangunan gedung bangunan gedung baru.
yang sudah ada yang ketahanan gempanya Meskipun menggunakan periode ulang gempa
telah direncanakan berdasarkan standar lama, yang berbeda, tetapi baik standar gempa yang
ketahanan tersebut pada umumnya masih lama maupun yang baru menggunakan falsafah
cukup memadai. Untuk hal ini dapat perencanaan ketahanan gempa yang sama,
dikemukakan beberapa alasan. Pertama, Faktor yaitu bahwa akibat gempa kuat, struktur

1
PILAR Volume 14, Nomor 1, April 2005 : halaman 42 - 57
2
Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Semarang
42
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

bangunan dapat mengalami kerusakan yang DENAH DAN KONFIGURASI


berat tetapi tidak diperkenankan untuk runtuh, STRUKTUR
hal ini dapat mencegah jatuhnya korban
manusia. Sedangkan akibat gempa ringan Pada contoh perhitungan ini, akan dihitung
sampai gempa sedang, kenyamanan besarnya distribusi gaya gempa yang
penghunian tetap terjamin, kerusakan yang diperkirakan akan bekerja pada suatu struktur
terjadi masih dapat diperbaiki dan pelayanan bengunan gedung perkantoran bertingkat 5
dari fungsi bangunan tetap dapat berjalan. yang dibangun di kota Jogjakarta. Denah
bangunan diperlihatkan pada Gambar 1,
Untuk memberikan gambaran mengenai dimana Lantai 1 sampai dengan Lantai 5
standar gempa yang baru (SNI Gempa 2002), mempunyai denah yang tipikal. Konfigurasi
di bawah ini diberikan contoh perhitungan struktur bangunan pada kedua arah sumbu
beban gempa pada bangunan gedung dengan utama bangunan diperlihatkan pada Gambar 2.
menggunakan metode Analisis Statik Distribusi beban gempa akan dihitung untuk
Ekuivalen. Prosedur perhitungan mengacu masing-masing arah sumbu utama bangunan
pada buku standar Perencanaan Ketahanan (arah-X dan arah-Y).
Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung
(SNI 03-1726-2002).

Y Dinding Pasangan Bata

5m

5m

5m

X
5m 5m 5m 5m

Gambar 1. Denah struktur bangunan gedung


3,6m
3,6m
3,6m

45/45 45/45
30/45
3,6m

30/45
3,6m

5m 5m 5m 5m 5m 5m 5m
Portal arah-X : Portal arah-Y :

Gambar 2. Konfigurasi sistem portal arah X dan portal arah Y

43
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

Ketebalan pelat atap (Lantai 5) 10 cm, dan Berhubung struktur bangunan gedung dengan
tebal pelat Lantai 1 sampai dengan Lantai 4 bentuk beraturan pada arah masing-masing
adalah 12 cm. Ukuran seluruh balok adalah sumbu utamanya berperilaku sebagai struktur
45/30 cm, dan ukuran seluruh kolom adalah 2D, maka waktu getar alami fundamentalnya
45/45 cm. Tinggi antar tingkat 3,6 m, dan di pada arah masing-masing sumbu utamanya
sekeliling dinding luar bangunan, terdapat dapat dihitung dengan rumus Rayleigh yang
pasangan tembok batu bata. Beban hidup yang berlaku untuk struktur 2D. Rumus Rayleigh
bekerja pada pelat atap diperhitungkan sebesar diturunkan dari hukum kekekalan energi pada
100 kg/m2, dan pada pelat lantai sebesar 250 suatu struktur 2D yang melendut pada saat
kg/m2. Berat jenis beton 2400 kg/m3 dan bergetar. Dengan menyamakan energi potensial
modulus elastisitas beton E = 200000 kg/cm2. struktur dengan energi kinetiknya, akan
Karena bangunan gedung termasuk bangunan didapatkan waktu getar alami dari struktur.
bertingkat rendah, dan kota Jogjakarta terletak
Berdasarkan SNI Gempa 2002 Pasal 4.2.1,
pada wilayah kegempaan sedang (terletak di
struktur bangunan gedung beraturan harus
zona 4 pada Peta Wilayah Gempa Indonesia),
memenuhi beberapa persyaratan sbb. :
maka sistem struktur akan direncanakan
- Tinggi struktur gedung diukur dari taraf
menggunakan portal beton bertulang biasa
penjepitan lateral tidak lebih dari 10
yang bersifat.
tingkat atau 40 m.
Pengaruh beban gempa pada bangunan gedung - Denah struktur gedung adalah persegi
dapat dianalisis dengan menggunakan metode panjang tanpa tonjolan dan kalaupun
analisis statik atau analisis dinamik. Untuk mempunyai tonjolan, panjang tonjolan
bangunan gedung dengan bentuk yang tersebut tidak lebih dari 25% dari ukuran
beraturan, pembebanan gempa nominal akibat terbesar denah struktur gedung pada arah
pengaruh Gempa Rencana dapat dianggap tonjolan tersebut
sebagai beban-beban gempa nominal statik - Denah struktur gedung tidak menunjukkan
ekuivalen yang bekerja pada pusat massa coakan sudut dan kalaupun mempunyai
lantai-lantai tingkat. Pengaruh beban gempa coakan sudut, panjang sisi coakan tidak
nominal statik ekuivalen pada bangunan lebih dari 15% dari ukuran terbesar denah
gedung dapat dianalisis dengan metode struktur gedung pada arah sisi coakan
Analisis Statik Ekuivalen. tersebut.
- Sistem struktur gedung tidak menunjukkan
Struktur bangunan gedung dengan bentuk yang
loncatan bidang muka dan kalaupun
beraturan pada umumnya simetris dalam
mempunyai loncatan bidang muka, ukuran
denah, dengan sistem struktur yang terbentuk
dari denah struktur bagian gedung yang
oleh subsistem-subsistem penahan beban
menjulang pada masing-masing arah, tidak
lateral yang arahnya saling tegak lurus dan
kurang dari 75% dari ukuran terbesar
sejajar dengan sumbu-sumbu utama ortogonal
denah struktur bagian gedung sebelah
denah tersebut. Apabila untuk analisis 3D
bawahnya. Dalam hal ini, struktur rumah
sumbu-sumbu koordinat diambil sejajar dengan
atap yang tingginya tidak lebih dari 2
arah sumbu-sumbu utama denah struktur,
tingkat tidak perlu dianggap menyebabkan
kemudian dilakukan analisis getaran bebas,
adanya loncatan bidang muka.
maka pada struktur bangunan gedung beraturan
- Sistem struktur gedung memiliki kekakuan
gerak ragam pertamanya akan dominan dalam
lateral yang beraturan, tanpa adanya
translasi pada arah salah satu sumbu utamanya,
tingkat lunak. Yang dimaksud dengan
sedangkan gerakan ragam keduanya akan
tingkat lunak suatu tingkat, adalah tingkat
dominan dalam translasi pada arah sumbu
dimana kekuatan lateralnya adalah kurang
utama lainnya. Dengan demikian, struktur 3D
dari 70% kekuatan lateral tingkat di
dari bangunan gedung dengan bentuk yang
atasnya atau kurang dari 80% kekuatan
beraturan akan berperilaku sebagai struktur 2D
lateral rata-rata 3 tingkat diatasnya. Dalam
pada masing-masing arah sumbu utamanya.
hal ini, yang dimaksud dengan kekakuan

44
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

lateral suatu tingkat adalah gaya geser yang gedung dengan bentuk yang beraturan. Dengan
bila bekerja di tingkat itu menyebabkan demikian analisisnya dapat dilakukan dengan
satu satuan simpangan antar tingkat. metode analisis statik. Apabila struktur
- Sistem struktur gedung memiliki berat bangunan gedung tidak memenuhi ketentuan-
lantai tingkat yang beraturan, artinya setiap ketentuan yang ditetapkan di atas, maka
lantai tingkat memiliki berat yang tidak tersebut termasuk struktur bangunan gedung
lebih dari 150% dari berat lantai tingkat di dengan bentuk tidak beraturan. Untuk struktur
atasnya atau dibawahnya. bangunan gedung dengan bentuk tidak
- Sistem struktur gedung memiliki unsur- beraturan, pengaruh gempa harus dianalisis
unsur vertikal dari sistem penahan beban secara dinamik. Analisis dinamik struktur
lateral yang menerus, tanpa perpindahan terhadap pengaruh gempa dapat dilakukan
titik beratnya, kecuali bila perpindahan dengan metode Analisis Ragam, dimana pada
tersebut tidak lebih dari setengah ukuran metode ini respons terhadap gempa dinamik
unsur dalam arah perpindahan tersebut. merupakan superposisi dari respons dinamik
- Sistem struktur gedung memiliki lantai sejumlah ragamnya yang berpartisipasi.
tingkat yang menerus, tanpa lubang atau
Dari hasil penyelidikan tanah, susunan lapisan
bukaan yang luasnya lebih dari 50% luas
tanah di bawah bangunan gedung terdiri dari 4
seluruh lantai tingkat. Kalaupun ada lantai
lapisan, dengan karakteristik tanah, seperti
tingkat dengan lubang atau bukaan seperti
pada Gambar 3. Kondisi jenis tanah dapat
itu, jumlahnya tidak boleh melebihi 20%
ditentukan dengan menghitung nilai rata-rata
dari jumlah lantai tingkat seluruhnya.
berbobot kekuatan geser tanah ( S u) dari
Dengan mengacu pada ketentuan-ketentuan di lapisan tanah yang terdapat di bawah
atas dan berdasarkan denah serta konfigurasi bangunan.
bangunan yang ada, gedung perkantoran yang
akan dianalisis merupakan struktur bangunan

Keterangan :
1= 1,76 t/m3
Ø1= 22o c1=0,20 kg/cm2 h1 = 4m : Berat jenis tanah
Ø : Sudut geser tanah
c : Kohesi tanah
2= 1,80 t/m3 h : Tebal lapisan tanah
Ø2 = 20o c2 =0,10 kg/cm2 h2 = 3m

3= 1,80 t/m3
Ø3= 25o c3=0,15kg/cm2 h3 = 4m

4= 1,60 t/m3
Ø4= 18o c4=0,10 kg/cm2 h4 = 3m

Lapisan Tanah Keras

Gambar 3. Karakteristik lapisan tanah di bawah bangunan

45
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

PERHITUNGAN BERAT BANGUNAN FAKTOR KEUTAMAAN STRUKTUR (I)


(WT)
Menurut SNI Gempa 2002 Pasal 4.1.2,
Karena besarnya beban gempa sangat pengaruh Gempa Rencana harus dikalikan
dipengaruhi oleh berat dari struktur bangunan, dengan suatu Faktor Keutamaan (I) menurut
maka perlu dihitung berat dari masing-masing persamaan :
lantai bangunan. Berat dari bangunan dapat
I = I1.I2 ........................................................... (2)
berupa beban mati akibat berat sendiri struktur,
serta beban hidup yang diakibatkan oleh Dimana I1 adalah Faktor Keutamaan untuk
hunian atau penggunaan bangunan. Karena menyesuaikan periode ulang gempa berkaitan
kemungkinan terjadinya gempa bersamaan dengan penyesuaian probabilitas terjadinya
dengan beban hidup yang bekerja penuh pada gempa selama umur rencana dari gedung.
bangunan adalah kecil, maka beban hidup yang Sedangkan I2 adalah Faktor Keutamaan untuk
bekerja dapat direduksi besarnya. Berdasarkan menyesuaikan umur rencana dari gedung
standar pembebanan yang berlaku di Indonesia, tersebut. Faktor-faktor Keutamaan I1, I2 dan I
untuk memperhitungkan pengaruh beban ditetapkan menurut Tabel 1.
gempa pada struktur bangunan gedung, beban Besarnya beban Gempa Rencana yang
hidup yang bekerja dapat dikalikan dengan direncanakan untuk berbagai kategori
faktor reduksi sebesar 0,3. Dari perhitungan bangunan gedung, tergantung pada probabilitas
didapatkan berat lantai 1 sampai dengan lantai terjadinya keruntuhan struktur bangunan
4 adalah 272,22 ton, berat lantai 5 (atap) adalah selama umur rencana yang diharapkan. Karena
196,224 ton, dan berat total dari bangunan gedung perkantoran merupakan bangunan yang
adalah Wt = 1285,104 ton. memiliki fungsi biasa, serta dengan asumsi
probabilitas terjadinya gempa tersebut selama
WAKTU GETAR EMPIRIS STRUKTUR kurun waktu umur rencana gedung adalah
(TE) 10%, maka berlaku I1 = 1,0. Gedung-gedung
dengan jumlah tingkat sampai 10, karena
Karena besarnya beban gempa belum
berbagai alasan dan tujuan pada umumnya
diketahui, maka waktu getar dari struktur
mempunyai umur kurang dari 50 tahun,
belum dapat ditentukan secara pasti. Untuk
sehingga I2 < 1 karena periode ulang gempa
perencanaan awal, waktu getar dari bangunan
tersebut adalah kurang dari 500 tahun. Gedung-
gedung pada arah X (TEx) dan arah Y (TEy)
gedung dengan jumlah tingkat lebih dari 30
dapat ditentukan dengan rumus empiris :
mempunyai masa layan yang panjang,
TEx = TEy = 0,06.H0,75 (dalam detik) ........... (1) sehingga I2 > 1 karena periode ulang gempa
tersebut adalah lebih dari 500 tahun. Pada
Pada rumus di atas, H adalah tinggi bangunan
contoh ini, bangunan perkantoran direncanakan
(dalam meter). Untuk H = 5.3,6 = 18m,
mempunyai umur rencana 50 tahun, dengan
periode getar dari bangunan adalah TEx = TEy =
demikian I2 = 1. Untuk bangunan gedung
0,06.(18)0,75 = 0,524 detik. Waktu getar
perkantoran dari Tabel 1 didapatkan harga I =
struktur yang didapat dari rumus rumus empiris
1.
ini perlu diperiksa terhadap waktu getar
sebenarnya dari struktur yang dihitung dengan
rumus Rayleigh

46
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

Tabel 1. Faktor Keutamaan untuk berbagai kategori gedung dan bangunan


Faktor Keutamaan
Kategori gedung
I1 I2 I
Gedung umum seperti untuk penghunian, perniagaan dan
1,0 1,0 1,0
perkantoran.
Monumen dan bangunan monumental 1,0 1,6 1,6
Gedung penting pasca gempa seperti rumah sakit,
instalasi air bersih, pembangkit tenaga listrik, pusat
1,4 1,0 1,4
penyelamatan dalam keadaan darurat, fasilitas radio dan
televisi
Gedung untuk menyimpan bahan berbahaya seperti gas,
1,6 1,0 1,6
produk minyak bumi, asam, bahan beracun.
Cerobong, tangki di atas menara 1.5 1,0 1,5

FAKTOR REDUKSI GEMPA (R) Tabel 2. Parameter Daktilitas Struktur Gedung

Jika Ve adalah pembebanan maksimum akibat Taraf kinerja struktur gedung P R


Elastis penuh 1,0 1,6
pengaruh Gempa Rencana yang dapat diserap 1,5 2,4
oleh struktur bangunan gedung yang bersifat 2,0 3,2
elastik penuh dalam kondisi di ambang 2,5 4,0
keruntuhan, dan Vn adalah pembebanan Daktail parsial
3,0 4,8
gempa nominal akibat pengaruh Gempa 3,5 5,6
4,0 6,4
Rencana yang harus ditinjau dalam 4,5 7,2
perencanaan struktur bangunan gedung, maka 5,0 8,0
berlaku hubungan sebagai berikut : Daktail penuh 5,3 8,5

Ve
Vn Nilai P di dalam perencanaan struktur dapat
R ..................................................... (3) dipilih menurut kebutuhan, tetapi harganya
tidak boleh diambil lebih besar dari nilai Faktor
R disebut Faktor Reduksi Gempa yang
Daktilitas Maksimum Pm. Pada Tabel 3
besarnya dapat ditentukan menurut persamaan:
ditetapkan nilai Pm dari beberapa jenis sistem
1,6 d R = P f1 d Rm .................................... (4) dan subsistem struktur gedung, berikut nilai Rm
Pada persamaan di atas, f1 adalah Faktor Kuat yang bersangkutan.
Lebih dari beban dan bahan yang terkandung di Struktur bangunan gedung perkantoran di atas
dalam sistem struktur, dan P (mu) adalah direncanakan sebagai Sistem Rangka Pemikul
Faktor Daktilitas Struktur bangunan gedung. Momen. Sistem struktur ini pada dasarnya
dan Rm adalah Faktor Reduksi Gempa memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi
Maksimum yang dapat dikerahkan oleh sistem secara lengkap, dimana beban lateral dipikul
struktur yang bersangkutan. Pada Tabel 2 rangka pemikul momen terutama melalui
dicantumkan nilai R untuk berbagai nilai P mekanisme lentur. Dari Tabel 3, untuk Sistem
yang bersangkutan, dengan ketentuan bahwa Rangka Pemikul Momen Biasa dari beton
nilai P dan R tidak dapat melampaui nilai bertulang harga Pm = 2,1 dan Rm = 3,5.
maksimumnya. Untuk struktur bangunan
gedung yang direncanakan bersifat elastis
penuh pada saat terjadi Gempa Rencana, dari
Tabel 2 didapat harga P = 1 dan R = 1,6.

47
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

Tabel 3. Faktor Daktilitas Maksimum (Pm), Faktor Reduksi Gempa Maksimum (Rm), Faktor Tahanan
Lebih Struktur (f) untuk beberapa jenis sistem struktur gedung

Sistem dan subsistem struktur gedung Uraian sistem pemikul beban gempa Pm Rm f

1. Sistem dinding penumpu (Sistem 1. Dinding geser beton bertulang 2,7 4,5 2,8
struktur yang tidak memiliki rangka 2. Dinding penumpu dengan rangka baja ringan
1,8 2,8 2,2
ruang pemikul beban gravitasi secara dan bresing tarik
lengkap. Dinding penumpu atau sistem 3. Rangka bresing di mana bresingnya memikul
bresing memikul hampir semua beban beban gravitasi
gravitasi. Beban lateral dipikul dinding a. Baja 2,8 4,4 2,2
geser atau rangka bresing) b. Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 &
1,8 2,8 2,2
6)
2. Sistem rangka gedung (Sistem struktur 1. Rangka bresing eksentris baja (RBE) 4,3 7,0 2,8
yang pada dasarnya memiliki rangka 2. Dinding geser beton bertulang 3,3 5,5 2,8
ruang pemikul beban gravitasi secara 3. Rangka bresing biasa
lengkap. Beban lateral dipikul dinding a. Baja 3,6 5,6 2,2
geser atau rangka bresing) b. Beton bertulang (tidak untuk Wilayah 5 &
3,6 5,6 2,2
6)
4. Rangka bresing konsentrik khusus
a. Baja 4,1 6,4 2,2
5. Dinding geser beton bertulang berangkai
4,0 6,5 2,8
daktail
6. Dinding geser beton bertulang kantilever
3,6 6,0 2,8
daktail penuh
7. Dinding geser beton bertulang kantilever
3,3 5,5 2,8
daktail parsial
3. Sistem rangka pemikul momen (Sistem 1. Rangka pemikul momen khusus (SRPMK)
struktur yang pada dasarnya memiliki a. Baja 5,2 8,5 2,8
rangka ruang pemikul beban gravitasi b. Beton bertulang 5,2 8,5 2,8
secara lengkap. Beban lateral dipikul 2. Rangka pemikul momen menengah beton
rangka pemikul momen terutama melalui 3,3 5,5 2,8
(SRPMM)
mekanisme lentur) 3. Rangka pemikul momen biasa (SRPMB)
a. Baja 2,7 4,5 2,8
b. Beton bertulang 2,1 3,5 2,8
4. Rangka batang baja pemikul momen khusus
4,0 6,5 2,8
(SRBPMK)
4. Sistem ganda (Terdiri dari : 1) rangka 1. Dinding geser
ruang yang memikul seluruh beban a. Beton bertulang dengan SRPMK beton
5,2 8,5 2,8
gravitasi; 2) pemikul beban lateral berupa bertulang
dinding geser atau rangka bresing dengan b. Beton bertulang dengan SRPMB saja 2,6 4,2 2,8
rangka pemikul momen. Rangka pemikul c. Beton bertulang dengan SRPMM beton
momen harus direncanakan secara 4,0 6,5 2,8
bertulang
terpisah mampu memikul sekurang- 2. RBE baja
kurangnya 25% dari seluruh beban a. Dengan SRPMK baja 5,2 8,5 2,8
lateral; 3) kedua sistem harus b. Dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
direncanakan untuk memikul secara 3. Rangka bresing biasa
bersama-sama seluruh beban lateral a. Baja dengan SRPMK baja 4,0 6,5 2,8
dengan memperhatikan interaksi/sistem
b. Baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
ganda)
c. Beton bertulang dengan SRPMK beton
4,0 6,5 2,8
bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6)
d. Beton bertulang dengan SRPMM beton
2,6 4,2 2,8
bertulang (tidak untuk Wilayah 5 & 6)
4. Rangka bresing konsentrik khusus
a. Baja dengan SRPMK baja 4,6 7,5 2,8
b. Baja dengan SRPMB baja 2,6 4,2 2,8
5. Sistem struktur gedung kolom
kantilever (Sistem struktur yang Sistem struktur kolom kantilever 1,4 2,2 2
memanfaatkan kolom kantilever untuk

48
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

memikul beban lateral)


6. Sistem interaksi dinding geser dengan Beton bertulang biasa (tidak untuk Wilayah 3, 4,
3,4 5,5 2,8
rangka 5 & 6)
7. Subsistem tunggal (Subsistem struktur 1. Rangka terbuka baja 5,2 8,5 2,8
bidang yang membentuk struktur gedung 2. Rangka terbuka beton bertulang 5,2 8,5 2,8
secara keseluruhan) 3. Rangka terbuka beton bertulang dengan balok
beton pratekan (bergantung pada indeks baja 3,3 5,5 2,8
total)
4. Dinding geser beton bertulang berangkai
4,0 6,5 2,8
daktail penuh
5. Dinding geser beton bertulang kantilever
3,3 5,5 2,8
daktail parsial

JENIS TANAH DASAR Lapis 3 : Su3 = 0,15 + ( 0,00180 . 400 ). tan 25


= 0,486 kg/cm2
Menurut SNI Gempa 2002 Pasal 4.6.3, jenis Lapis 4 : Su4 = 0,10 + ( 0,00160 . 300 ). tan 18
tanah ditetapkan sebagai Tanah Keras, Tanah = 0,256 kg/cm2
Sedang dan Tanah Lunak, apabila untuk
Kekuatan geser niralir rata-rata ( S u) :
lapisan setebal maksimum 30 m paling atas
dipenuhi syarat-syarat yang tercantum dalam S u = ( Su1.h1 + Su2.h2 + Su3.h3 + Su4.h4 ) / (h1 +
Tabel 4. h2 + h3 + h4)
= ( 0,484.400 + 0,296.300 + 0,486.400 +
v s, N , dan S u adalah nilai rata-rata berbobot 0,256.300 )/( 400+300+400+300 )
besaran tersebut dengan tebal lapisan tanah = 553,6/1400 = 0,395 kg/cm2 = 39,5 kPa
sebagai besaran pembobotnya. PI adalah Dari Tabel-4, untuk nilai S u = 39,5 kPa < 50
Indeks Plastisitas tanah lempung. wn adalah kPa, maka jenis tanah ini merupakan tanah
kadar air alami tanah, dan Su adalah kuat geser lunak.
niralir lapisan tanah yang ditinjau. Untuk data
tanah seperti pada Gambar 3, besarnya
FAKTOR RESPON GEMPA ( C )
kekuatan geser tanah (Su) untuk setiap lapisan,
dapat dihitung dengan rumus : Setelah dihitung waktu getar dari struktur
s=c+ h tan Ø .......................................... (5) bangunan pada arah-X (Tx) dan arah-Y (Ty),
maka harga dari Faktor Respon Gempa (C)
Nilai kekuatan geser untuk setiap lapisan tanah dapat ditentukan dari Diagram Respon
dihitung sebagai berikut : Spektrum yang sesuai (Gambar 4). Untuk
Lapis 1 : Su1 = 0,20 + ( 0,00176 . 400 ). tan 22 Wilayah Gempa 4 dan jenis tanah di bawah
= 0,484 kg/cm2 bangunan merupakan tanah lunak, untuk waktu
Lapis 2 : Su2 = 0,10 + ( 0,00180 . 300 ). tan 20 getar TEx = TEy = 0,524 detik, dari Diagram
= 0,296 kg/cm2 Respon Spektrum didapatkan harga C = 0,85.

Tabel 4. Jenis-Jenis Tanah


Kecepatan rambat gelombang Nilai hasil Test Penetrasi Kuat geser niralir rata-
Jenis tanah Standar rata-rata rata
geser rata-rata vs
(m/det) N S u (kPa)
Tanah Keras v s t 350 N t 50 S u t 100
Tanah Sedang 175 d v s < 350 15 d N < 50 50 d S u < 100
v s < 175 N < 15 S u < 50
Tanah Lunak Atau, setiap profil dengan tanah lunak yang tebal total lebih dari 3 m dengan PI > 20, wn
t 40% dan Su < 25 kPa
Tanah Khusus Diperlukan evaluasi khusus di setiap lokasi

49
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

0,85 0,85
C= (tanah lunak)
T
0,70
0,33
C= (tanah sedang)
0,60 T
0,23
C= (tanah keras)
0,34 T
C
0,28

0,24

Wilayah Gempa 4

0 0,2 0,5 0,6 0,75 2,0 3,0


T
Gambar 4. Respon Spektrum untuk Wilayah Gempa 4

BEBAN GESER DASAR NOMINAL


Fi = Wi z i
STATIK EKUIVALEN V .......................................... (7)
n
Beban geser dasar nominal statik ekuivalen ¦ Wi z i
akibat gempa (V) yang bekerja pada i 1
struktur bangunan gedung, dapat Dimana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i,
ditentukan dari rumus: termasuk beban hidup yang sesuai (direduksi),
zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur
CI
V = Wt .......................................... (6) dari taraf penjepitan lateral struktur bangunan,
R dan n adalah nomor lantai tingkat paling atas.
Dengan menggunakan rumus di atas, Jika perbandingan antara tinggi struktur
didapatkan beban geser dasar dalam arah-X gedung dan ukuran denahnya dalam arah
(Vx) dan arah-Y (Vy) adalah : pembebanan gempa sama dengan atau melebihi
0,85 .1 3, maka 0,1V harus dianggap sebagai beban
Vx = Vy = 1285,104 = 682,7 ton
1,6 horisontal terpusat yang bekerja pada pusat
Vx dan Vy harus didistribusikan di sepanjang massa lantai tingkat paling atas, sedangkan
tinggi struktur bangunan gedung menjadi 0,9V sisanya harus dibagikan sepanjang tinggi
beban-beban gempa statik ekuivalen yang struktur gedung menjadi beban-beban gempa
bekerja pada pusat massa lantai-lantai tingkat.. nominal statik ekuivalen.
Besarnya beban statik ekuivalen (Fi) pada Pada arah-X, lebar dari bangunan adalah B =
lantai tingkat ke-i dari bangunan dihitung 20 m, dan tinggi dari bangunan H = 18 m.
dengan rumus : Karena perbandingan antara tinggi dan lebar
dari bangunan : H/B = 18/20 = 0,9 < 3, maka
seluruh beban gempa Vx, distribusikan menjadi

50
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

beban-beban terpusat yang bekerja di setiap dari struktur bangunan dapat dihitung
lantai tingkat di sepanjang tinggi bangunan. berdasarkan analisis struktur secara manual,
atau dengan menggunakan program komputer.
Pada arah-Y, lebar dari bangunan : B = 15 m,
Waktu getar alami fundamental (TR) dari
dan tinggi dari bangunan : H = 18 m. Karena
struktur gedung beraturan dalam arah masing-
perbandingan antara tinggi dan lebar bangunan
masing sumbu utama dapat ditentukan dengan
: H/B = 18/15 = 1,2 < 3, maka seluruh beban
rumus Rayleigh sebagai berikut :
gempa Vy didistribusikan menjadi beban-beban
terpusat yang bekerja di setiap lantai di n
sepanjang tinggi bangunan. ¦ Wi d i 2
TR = 6,3 i 1 ................................... (8)
Distribusi beban gempa di setiap lantai dari
bangunan gedung pada arah-X dan arah-Y, n
g ¦ Fi d i
tergantung dari banyaknya struktur portal yang
ada. Dari denah struktur bangunan, dapat i 1
dilihat bahwa pada arah-X terdapat 4 buah Dimana Wi adalah berat lantai tingkat ke-i,
portal, dan pada arah-Y terdapat 5 buah portal. termasuk beban hidup yang sesuai (direduksi),
Distribusi beban gempa sepanjang tinggi zi adalah ketinggian lantai tingkat ke-i diukur
bangunan pada arah-X (Fix ) dan arah-Y (Fiy) dari taraf penjepitan lateral, Fi adalah beban
ditunjukkan pada Tabel 5. gempa statik ekuivalen pada lantai tingkat ke-i,
di adalah simpangan horisontal lantai tingkat
SIMPANGAN HORISONTAL STRUKTUR ke-i, g adalah percepatan gravitasi yang
ditetapkan sebesar 980 cm/det2., dan n adalah
Akibat beban gempa statik ekuivalen yang nomor lantai tingkat paling atas.
bekerja disepanjang tinggi bangunan, maka
struktur akan mengalami simpangan kearah Waktu getar struktur yang dihitung dengan
horisontal. Besarnya simpangan horisontal rumus empiris (TE) untuk penentuan harga C,
perlu dihitung untuk menentukan waktu getar nilainya tidak boleh menyimpang lebih dari
alami fundamental sebenarnya dari struktur. 20% dari nilai waktu getar alami fundamental
Besarnya simpangan horisontal dari struktur dari struktur yang dihitung dengan rumus
untuk portal arah-X dan portal arah-Y dapat Rayleigh (TR). Jika antara nilai TE dan TR
dihitung dengan bantuan komputer. Dari hasil berbeda lebih dari 20%, maka perlu dilakukan
analisis struktur dengan program komputer analisis ulang.
untuk portal arah-X dan portal arah-Y, Untuk bangunan gedung lima lantai, waktu
didapatkan simpangan horisontal dari struktur getar alami fundamental dari struktur (TR)
seperti pada Gambar 5 dan Gambar 6. dihitung dengan rumus Rayleigh sebagai
berikut :
0,5
WAKTU GETAR ALAMI § W .d 2 W2 .d2 2 W3 .d3 2 W4 .d4 2 W5 .d5 2 · ... (9)
TR 6,3¨ 1 1 ¸
¨ g. F1 .d1 F2 .d2 F3 .d3 F4 .d4 F5 .d5 ¸
FUNDAMENTAL STRUKTUR © ¹

Setelah distribusi beban gempa pada bangunan dimana :


gedung diketahui, maka perlu dilakukan W1 s/d W5 = Berat lantai 1 s/d lantai 5 dari
pemeriksaan terhadap waktu getar sebenarnya bangunan gedung
dari struktur dengan menggunakan Rumus d1 s/d d5 = Simpangan pada lantai 1 s/d 5
Rayleigh. Waktu getar sebenarnya untuk akibat beban gempa horisontal F
setiap arah dari bangunan, dihitung F1 s/d F5 = Beban gempa horizontal yang
berdasarkan besarnya simpangan horisontal bekerja pada lantai 1 s/d lantai 5
yang terjadi pada struktur bangunan akibat g = Percepatan gravitasi = 980
gaya gempa horisontal. Simpangan horisontal cm/dt2

51
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

Tabel 5. Distribusi Beban Gempa Pada Bangunan (Perhitungan I)

Untuk tiap portal Untuk tiap portal


Arah X Arah Y
Lantai zi (m) Wi (ton) Wi.zi Fix = Fiy (ton)
1/4 Fix (ton) 1/5 Fiy (ton)

5 18 196,22 3532 181 45 36


4 14,40 272,22 3920 201 50 40
3 10,8 272,22 2940 151 38 30
2 7,2 272,22 1960 100 25 20
1 3,6 272,22 980 50 13 10
13332

45 ton d5=22 cm

50 ton d4=19,6 cm

38 ton d3=15,8 cm

25 ton
d2=10,3 cm

12 ton d1=4,1 cm

Gambar 5. Simpangan horisontal portal arah-X akibat beban gempa

36 ton
d5=23,1 cm
40 ton
d4=20,7 cm

30 ton
d3=16,5 cm

20 ton
d2=10,7 cm

10 ton
d1=4,3 cm

Gambar 6. Simpangan horisontal portal arah-Y akibat beban gempa

52
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

Perhitungan TR untuk portal arah-X dan arah-Y ditabelkan pada Tabel 6 dan Tabel 7.

Tabel 6. Perhitungan waktu getar alami struktur arah-X (Perhitungan I)


Lantai Wi (ton) di (cm) di2 Fix Wi.di2 Fix.di
5 196,22 22 484 181 94970 3981
4 272,22 19.8 392 201 106721 3976
3 272,22 15.8 250 151 67957 2380
2 272,22 10.3 106 100 28880 1034
1 272,22 4.1 17 50 4576 206
303104 11577
0,5
303104
TRx = 6,3 = 1,03 detik
980.(11577)

Tabel 7. Perhitungan waktu getar alami struktur arah-Y (Perhitungan I)


Lantai Wi (ton) di (cm) di2 Fiy Wi.di2 Fiy.di
5 196,22 23.1 534 181 104705 4180
4 272,22 20.7 428 201 116644 4157
3 272,22 16.5 272 151 74112 2485
2 272,22 10.7 114 100 31166 1074
1 272,22 4.3 18 50 5033 216
331660 12112

0,82, besarnya beban geser dasar nominal


0,5
331660 horisontal akibat gempa yang bekerja pada
TRy = 6,3 = 1,05 detik struktur bangunan gedung adalah :
980.(12112)
CI 0,82 .1
V = Wt = 1285,104 = 658,6
Karena waktu getar alami fundamental dari R 1,6
portal arah-X (TRx = 1,03 detik) dan portal ton
arah-Y (TRy = 1,05 detik) yang dihitung
Beban geser dasar nominal V = 658,6 ton ini
dengan Rumus Rayleigh lebih besar dari
kemudian didistribusikan di sepanjang tinggi
waktu getar struktur bangunan yang didapat
dengan rumus empiris (TE = 0,524detik) struktur bangunan gedung menjadi beban-
beban gempa statik ekuivalen, kemudian
dengan selisih yang lebih dari 20%, maka perlu
dilakukan perhitungan ulang untuk penentuan dilakukan prosedur perhitungan yang sama
seperti pada perhitungan yang pertama.
distribusi beban gempa pada struktur.
Perhitungan kedua untuk untuk mendapatkan
Untuk perhitungan II ini, waktu getar dari
waktu getar alami fundamental dari struktur
struktur bangunan dapat diperkirakan dengan
diperlihatkan pada Tabel 8, Tabel 9, dan Tabel
mengambil harga 1,03 detik. Dari Diagram
Respons Spektrum, didapatkan harga C = 10.
0,85/T = 0,85/1,03 = 0,82. Dengan harga C =

53
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

Tabel 8. Distribusi Beban Gempa Pada Bangunan (Perhitungan II)


Untuk tiap portal Untuk tiap portal
Wi Fix = Fiy Arah X Arah Y
Lantai zi (m) Wi.zi
(ton) (ton)
1/4 Fix (ton) 1/5 Fiy (ton)
5 18 196,22 3532 174 44 35
4 14,40 272,22 3920 194 48 39
3 10,8 272,22 2940 145 36 29
2 7,2 272,22 1960 97 24 19
1 3,6 272,22 980 48 12 10
13332

Tabel 9. Perhitungan waktu getar alami struktur arah-X (Perhitungan II)


Lantai Wi (ton) di (cm) di2 Fix Wi.di2 Fix.di
5 196.22 21.3 454 174 89023 3716
4 272.22 19.1 365 194 99309 3699
3 272.22 15.2 231 145 62894 2208
2 272.22 9.9 98 97 26680 959
1 272.22 4 16 48 4356 194
282261 10775
0,5
282261
TRx = 6,3 = 1,03 detik
980.(10775)

Tabel 10. Perhitungan waktu getar alami struktur arah-Y (Perhitungan II)
Lantai Wi (ton) di (cm) di2 Fiy Wi.di2 Fiy.di
5 196.22 22.4 502 174 98455 3908
4 272.22 20.1 404 194 109980 3892
3 272.22 16 256 145 69688 2324
2 272.22 10.4 108 97 29443 1007
1 272.22 4.1 17 48 4576 198
312143 11330

didapat dari perhitungan II ini sama atau


0,5
312143 mendekati harga TR yang didapat dari
TRy = 6,3 = 1,06 detik perhitungan pada langkah pertama (TRx = 1,03
980.(11330) detik TRy = 1,05 detik), maka besarnya TR dari
struktur bangunan gedung perkantoran adalah
Dari hasil perhitungan II ini di dapatkan waktu TRx = 1,03 detik dan TRy = 1,05 detik.
getar alami struktur arah-X (TRx = 1,03 detik)
dan arah-Y (TRy = 1,06 detik). Karena TR yang

54
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI T < ].n ............................................... (10)


STRUKTUR
Dimana koefisien ] ditetapkan menurut Tabel
Selain harus memenuhi syarat kekuatan, suatu 11.
sistem struktur bangunan gedung harus
Tabel 11. Koefisien ] untuk membatasi waktu
mempunyai kekakuan yang cukup agar tidak
getar struktur
terjadi deformasi yang berlebihan pada saat
terjadi gempa. Oleh karena itu penggunaan Wilayah Gempa ]
struktur bangunan gedung yang terlalu 1 0,20
fleksibel sebaiknya dihindari. Pada Pasal 5.6 di 2 0,19
dalam SNI Gempa 2002 disebutkan bahwa 3 0,18
untuk mencegah penggunaan struktur 4 0,17
bangunan gedung yang terlalu fleksibel, nilai 5 0,16
6 0,15
waktu getar alami fundamental dari struktur
gedung harus dibatasi. Pembatasan waktu
Untuk gedung perkantoran lima lantai (n=5)
getar fundamental dari suatu struktur gedung
dimaksudkan untuk: yang terletak di Wilayah Gempa 4 (]=0,17), T
- untuk mencegah Pengaruh P-Delta yang maksimum dari struktur yang diijinkan adalah :
berlebihan; T = ] n = 0,17.5 = 0,85 detik.
- untuk mencegah simpangan antar-tingkat T dari struktur bangunan gedung perkantoran
yang berlebihan pada taraf pembebanan yang didapat dari perhitungan dengan rumus
gempa yang menyebabkan pelelehan Rayleigh adalah TRx = 1,03 detik > T = 0,85
pertama, yaitu untuk menjamin detik, dan TRy = 1,06 detik > T = 0,85 detik.
kenyamanan penghunian dan membatasi Karena T dari struktur bangunan gedung
kemungkinan terjadinya kerusakan struktur perkantoran lebih besar dari 0,85 detik, maka
akibat pelelehan baja dan peretakan beton struktur bangunan gedung ini sangat fleksibel
yang berlebihan, maupun kerusakan non- baik pada arah-X maupun arah-Y, sehingga
struktural. perlu dilakukan perubahan pada dimensi dari
- untuk mencegah simpangan antar-tingkat elemen-elemen struktur, khususnya dimensi
yang berlebihan pada taraf pembebanan kolom-kolom struktur.
gempa maksimum, yaitu untuk membatasi
kemungkinan terjadinya keruntuhan KINERJA STRUKTUR BANGUNAN
struktur yang menelan korban jiwa GEDUNG
manusia;
- untuk mencegah kekuatan (kapasitas) Pasal 8.1. SNI Gempa 2002 menyatakan
struktur terpasang yang terlalu rendah, bahwa, kinerja batas layan struktur bangunan
mengingat struktur gedung dengan waktu gedung ditentukan oleh simpangan antar-
getar fundamental yang panjang menyerap tingkat (G) akibat pengaruh Gempa Rencana,
beban gempa yang rendah (terlihat dari yang bertujuan untuk membatasi terjadinya
Diagram Spektrum Respons), sehingga pelelehan baja dan peretakan beton yang
gaya internal yang terjadi di dalam unsur- berlebihan, di samping untuk mencegah
unsur struktur menghasilkan kekuatan kerusakan non-struktural dan ketidaknyamanan
terpasang yang rendah. penghuni. Untuk memenuhi persyaratan kinerja
Pembatasan waktu getar alami fundamental batas layan struktur bangunan gedung, dalam
dari struktur bangunan gedung tergantung dari segala hal G yang dihitung dari simpangan
banyaknya jumlah tingkat (n) serta koefisien ] struktur tidak boleh melampaui G1 = 0,03/R kali
untuk Wilayah Gempa dimana struktur tinggi tingkat yang bersangkutan, atau G2 = 30
bangunan gedung tersebut didirikan. mm, bergantung yang mana yang nilainya
Pembatasan waktu getar alami fundamental (T) terkecil. Perhitungan G dari struktur pada arah-
dari struktur bangunan gedung ditentukan X dan arah-Y dicantumkan pada Tabel 12 dan
menurut persamaan : Tabel 13.

55
PILAR Vol. 14 Nomor 1, April 2005: hal. 42 - 57

Tabel 12. Perhitungan simpangan antar tingkat portal arah-X


Tinggi Simpangan Simpangan G2
tingkat antar tingkat G1=0,03/R.h
Lantai struktur (mm)
(mm)
h (mm) di (mm) Gi (mm)
5 3600 220 22 67,5 30
4 3600 198 40 67,5 30
3 3600 158 55 67,5 30
2 3600 103 62 67,5 30
1 3600 41 41 67,5 30
Pondasi 0

Tabel 13. Perhitungan simpangan antar tingkat portal arah-Y


Tinggi Simpangan Simpangan G2
tingkat antar tingkat G1=0,03/R.h
Lantai struktur (mm)
(mm)
h (mm) di (mm) Gi (mm)
5 3600 231 24 67,5 30
4 3600 207 42 67,5 30
3 3600 165 58 67,5 30
2 3600 107 64 67,5 30
1 3600 43 43 67,5 30
Pondasi 0

Dari hasil perhitungan, G untuk lantai 1 sampai disebut sebagai waktu getar alami
dengan lantai 4 untuk arah-X maupun arah-Y fundamental. Untuk struktur bangunan
menunjukkan harga yang lebih besar dari G2 = gedung dengan bentuk tidak beraturan,
30 mm, kecuali untuk lantai 5, yaitu 22 mm pengaruh gempa harus dianalisis secara
(arah-X) dan 24 mm (arah-Y). Dengan dinamik. Analisis dinamik struktur
demikian kinerja dari struktur bangunan terhadap pengaruh gempa dapat dilakukan
perkantoran ini tidak memenuhi ketentuan dengan Metode Analisis Ragam, dimana
seperti yang disyaratkan. pada metode ini respons terhadap gempa
dinamik merupakan superposisi dari
KESIMPULAN respons dinamik sejumlah ragamnya yang
berpartisipasi.
1. Struktur 3D bangunan gedung dengan 2. Untuk struktur bangunan gedung dengan
bentuk yang beraturan akan berperilaku bentuk yang beraturan, analisis distribusi
sebagai struktur 2D pada masing-masing beban gempa pada bangunan gedung dapat
arah sumbu utamanya (arah-X dan arah-Y), dilakukan secara statik dengan
dengan demikian waktu getar alami pada menggunakan Metode Analisis Statik
arah masing-masing sumbu utamanya Ekuivalen. Metode analisisi ini bersifat
dapat dihitung dengan menggunakan trial and error, sehingga untuk
rumus Rayleigh yang berlaku untuk mendapatkan hasil yang akurat diperlukan
struktur 2D. Pada metode ini waktu getar proses perhitungan yang berulang. Pada
alami yang ditinjau hanya untuk ragam contoh perhitungan di atas, dilakukan dua
getar struktur yang pertama saja. Waktu kali proses pengulangan perhitungan untuk
getar ragam pertama dari struktur sering mendapatkan waktu getar alami

56
Perhitungan Beban Gempa pada Bangunan Gedung
Berdasarkan Standar Gempa Indonesia yang Baru
Himawan Indarto

fundamental (T) struktur. Pada arah-X, lebih besar dari T maksimum yang
waktu getar struktur gedung perkantoran disyaratkan yaitu 0,85 detik.
pada perhitungan awal = 0,524 detik, pada ƒ Kecuali lantai 5, simpangan antar
perhitungan I = 1,03 detik, dan pada tingkat yang terjadi pada lantai 1
perhitungan II = 1,03 detik. Dengan sampai dengan lantai 4 akibat beban
demikian T struktur gedung perkantoran gempa, lebih besar dari simpangan
pada arah-X adalah 1,03 detik. Pada arah- antar tingkat maksimum yang
Y, waktu getar struktur pada perhitungan disyaratkan yaitu G = 30 mm.
awal = 0,524 detik, pada perhitungan I =
Dari hasil analisis ini dapat disimpulkan
1,05 detik, dan pada perhitungan II = 1,06
bahwa konfigurasi dari sistem struktur
detik. Pada arah-Y meskipun T struktur
bangunan gedung perkantoran yang
yang didapat dari perhitungan I dan II
direncanakan semula dengan balok dan
belum tepat sama, tapi tidak perlu
kolom berdimensi 45/30 cm dan 45/45 cm,
dilakukan perhitungan ulang. Hal ini
tidak memenuhi persyaratan. Untuk itu
dijelaskan dalam SNI Gempa 2002 bahwa,
konfigurasi struktur perlu dirubah,
jika perbedaan antara nilai T struktur yang
misalnya dengan mengganti dimensi kolom
didapat dari perhitungan tidak lebih dari
yang semula 45/45 cm menjadi 50/50 cm.
20% dari nilai yang didapat dari
Dengan adanya perubahan dimensi dari
perhitungan sebelumnya, maka tidak perlu
kolom-kolom struktur, maka perlu
dilakukan perhitungan ulang. Dengan
dilakukan lagi perhitungan ulang untuk
demikian dapat dianggap bahwa T struktur
menentukan waktu getar alami
gedung perkantoran pada arah-Y adalah
fundamental struktur serta distribusi beban
1,05 detik.
gempa pada disepanjang tinggi bangunan
3. Untuk mendapatkan konfigurasi sistem
gedung.
struktur yang baik dimana struktur
bangunan gedung mempunyai kekakuan
yang cukup serta mempunyai kinerja yang DAFTAR PUSTAKA
baik pada saat terjadi gempa, maka SNI
SNI-03-1726- ³Tatacara Perencanaan
Gempa 2002 menyaratkan pembatasan T
Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah
struktur dan pemeriksaan kinerja struktur
dan Gedung´ Badan Standarisasi
gedung. Dari hasil analisis sistem struktur
Nasional, 2002.
bangunan gedung perkantoran dengan
dimensi balok dan kolom struktur adalah PT. Wiratman & Associates: ´Perencanaan
45/30 cm dan 45/45 cm, didapatkan hasil Struktur Gedung Apartemen Senayan
sbb. : Residence´ -DNDUWD 004.
ƒ T dari struktur pada arah-X (TRx = 1,03
+LPDZDQ , ³%XNX $MDU 5HND\DVD Gempa´
detik) dan arah-Y (TRy = 1,06 detik)
Teknik Sipil Universitas Diponegoro,
Semarang, 2002

57

Anda mungkin juga menyukai