BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Wireless[2]
Wireless merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung antara
satu dengan lainnya sehingga terbentuk sebuah jaringan komputer dengan
menggunakan media udara atau gelombang sebagai jalur lintas datanya. Pada
dasarnya Wireless dengan LAN merupakan sama-sama jaringan komputer
yang saling terhubung antara satu dengan lainnya, yang membedakan antara
keduanya adalah media jalur lintas data yang digunakan, jika LAN masih
menggunakan kabel sebagai media lintas data, sedangkan Wireless
menggunakan media gelombang radio/udara. Proses komunikasi tanpa kabel
ini dimulai dengan bermunculanya peralatan berbasis gelombang radio, seprti
walkie talkie, remote control, cordless phone, telepon selular, dan peralatan
radio lainnya. Lalu adanya kebutuhan untuk menjadikan komputer sebagai
barang yang mudah dibawa (mobile) dan mudah digabungkan dengan
jaringan yang sudah ada. Hal-hal seperti ini akhirnya mendorong
pengembangan teknologi Wireless untuk jaringan komputer.
2.1.1 Sejarah Wireless[1]
Pada tahun 1997, sebuah lembaga independen bernama IEEE
membuat spesifikasi ataustandar WLAN pertama yang diberi kode
802.11. Peralatan yang sesuai dengan standar 802.11 dapat bekerja
pada frekuensi 2,4GHz, dan kecepatan transfer data
(throughput)teoritismaksimal 2Mbps.Pada bulan Juli 1999, IEEE
kembali mengeluarkan spesifikasibaru bernama 802.11b. Kecepatan
transfer data teoritismaksimal yang dapat dicapai adalah 11 Mbps.
Kecepatan tranfer data sebesar ini sebanding dengan Ethernet
tradisional berdasarkan dari IEEE 802.3 10Mbps. Peralatan yang
menggunakan standar 802.11b juga bekerja pada frekuensi 2,4Ghz.
Salah satu kekurangan peralatan Wireless yang bekerja pada frekuensi
ini adalah kemungkinan terjadinya interferensi dengan cordless phone,
microwave oven, atau peralatan lain yang menggunakan gelombang
radio pada frekuensi sama.
kantor yang lain dan berlainan gedung. Peranti yang umumnya digunakan
untuk jaringan WLAN termasuk di dalamnya adalah PC, Laptop, PDA,
telepon seluler, dan lain sebagainya. Teknologi WLAN ini memiliki
kegunaan yang sangat banyak. Contohnya, pengguna mobile bisa
menggunakan telepon seluler mereka untuk mengakses e-mail.
2.3.3 Femtocell
Perancangan femtocell dilakukan dengan menempatkan BTS kecil
di dalam gedung yang biasa disebut dengan Femtocell Access Point
(FAP).
2.4.2 Antena
Antena merupakan alat untuk mentransformasikan sinyal radio
yang merambat pada sebuah konduktor menjadi gelombang
elektromagnetik yang merambat diudara. Antena memiliki sifat
resonansi, sehingga antena akan beroperasi pada daerah tertentu. Ada
1. Antena omnidirectional
Yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal kesegala
arah dengan daya yang sama. Untuk menghasilkan cakupan area
yang luas, gain dari antena omni directional harus memfokuskan
dayanya secara horizontal (mendatar), dengan mengabaikan pola
emancaran ke atas dan kebawah, sehingga antena dapat diletakkan
ditengah-tengah base station. Dengan demikian keuntungan dari
antena jenis iniadalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih
banyak. Namun, kesulitannya adalah pada pengalokasian frekuensi
untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi.
2. Antena directional
Yaitu antena yang mempunyai pola pemancaran sinyal dengan
satu arah tertentu. Antena ini idealnya digunakan sebagai
penghubung antar gedung atau untuk daerah yang mempunyai
konfigurasi cakupan area yang kecil seperti pada lorong-lorong
yang panjang.
2.5 KondisiLingkungan
Faktor pembeda utama antara jaringan indoor dan jaringan outdoor
adalah pada kondisi propagasi. Secara umum berikut adalah kondisi yang
terjadi pada perancangan indoor.
1. Area yang di-cover cukup sempit
2. Perubahan posisi karena mobilisasi user
3. Penyebab loss diantaranya dinding, furniture, dan manusia
Keterangan :
LFLS= free space loss
LFSL = 20 log f (MHz) + 20 log d (Km) + 32,5
LC = constant loss = 37 dB
nwi= nilai dari jenis penetrated wall (partisi bahan material dinding)
Lwi= wall type loss
Lw1 = L Light Wall
Propogasi LOS adalah redaman yang dihasilkan oleh lintasan lurus yang
merambat di udara bebas, bisa terpengaruh oleh suhu, hujan dan jarak.
Persamaan LOS seperti pada persamaan 2.3 .
FSL = 32,45 + 20 log f (MHz) + 20 log d(km).................................(2.3)
Keterangan :
f = frekuensi (MHz)
d = jarak antara pengirim dengan penerima (km)
2. Perhitungan effective Isotropic Radiated Power (EIRP)
EIRP adalah besarnya daya pancar antenna, persamaan untuk
menghitung EIRP seperti pada persamaan 2.4
EIRP = Ptx + Gtx – Ltx......................................................................(2.4)
Keterangan :
Ptx = daya pancar (dBm)
Gtx = penguatan antena pemancar (dB)
Ltx = rugi – rugi pada pemancar (dB)
3. Signal to Interference Noise Ratio (SINR)
SINR merupakan perbandingan kuat sinyal dengan noise background.
Derau dan interference dapat mempengaruhi kualitas sinyal terima, yang
juga diperngaruhi oleh rugi – rugilintasan. Persamaan untuk menghitung
SINR seperti pada persamaan 2.5
𝑺
𝑺𝑰𝑵𝑹 = (𝑰+𝑵)......................................................................................(2.5)
Keterangan :
S = daya sinyal yang diinginkan
I = daya sinyal yang terinterference dari sel – sel lain
N = Noise background
Tabel 2.3 SINR dan Nilainya[7]
Nominal Keterangan
16 dB - 30 dB Good
1 dB - 15 dB Normal
-10 dB - 0 dB Bad
Keterangan :
PDR AP= Peak Data Rate AP
Tabel 2.5Forecast AP
Data Rate (Mbit/s)
MCS Spatial Modulation Coding 20 MHz Channel
Stream Rate 800 ns GI 400 ns GI
1 1 QPSK ½ 13.00 14.40
4 1 16-QAM ¾ 39.00 43.30
7 1 64 QAM 5/4 65.00 72.20
15 2 64 QAM 5/6 130.00 144.40
25 4 QPSK ½ 26.00 28.90
28 4 16-QAM ¾ 156.00 173.30
...........(2.10)
Keterangan :
LFSL= free spaceloss
LFSL= 20 Log fMhz + 20 Log dKm + 32,5
Keterangan :
LFLS= free space loss
LFS = 20 log fMhz + 20 log d(km)+32,5
LC = constant loss = 37 dB
Nwi= nilaipenetrated wall (partisi bahan material dinding)
Lwi= wall type loss
Lw1= L Light Wall
Lw2= L Heavy Wall
Lf= loss antar lantai yang saling berdekatan.
b= empirical parameter (0,46)
M= Number of wall type
Nf= nilai dari penetrated floors
Gambar2.5Tampilan RPS[7]