Anda di halaman 1dari 43

BUKU PANDUAN

PRA CLINIC EXAMINATION STANDARD (PCES)


DENGAN METODE OBJECTIVES STRUCTURED
CLINICAL EXAMINATION (OSCE)

MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VIII


KELAS B (Bulungan)
MEKANISME PELAKSANAAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku Panduan Ujian
Praktik Pra Klinik (Pra Clinical Examination Standar/PCES dengn Metode
Objectives Structired Clinical Examination/OSCE) bagi mahasiswa dan dosen
penguji Praktik Pra Klinik Program Studi Pendidikan Profesi Ners Poltekkes
Kemenkes Kaltim tahap Pendidikan Profesi Ners.

Penyusunan Buku Panduan ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi mahasiswa
dan dosen penguji dalam melaksanakan Ujian Praktik Pra Klinik di
Laboratorium Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan
Kalimantan Timur dalam upaya mencapai tujuan dan visi program studi yaitu
“Menjadi Program Studi Pendidikan Profesi Ners yang unggul bagi
pengembangan Keperawatan Gawat Darurat dan berdaya saing di tingkat
Nasional pada tahun 2024“.

Penyusun menyadari bahwa Buku Panduan Pelaksanaan Ujian Praktik Pra Klinik
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan sehingga bisa
memberikan manfaat dalam proses belajar mengajar di kelas maupun di
laboratorium dan klinik.

Samarinda, Agustus 2023

Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Ners


Poltekkes Kemenkes Kaltim,

Dr. DP Era, S.Kp.,M.Kep., Sp.KMB


NIP. 197712302001122002
PRA CLINIC EXAMINATION STANDARD (PCES) DENGAN METODE
OBJECTIVE STRUCTURES CLINICAL EXAMINATION (OSCE)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VIII
KELAS B (BULUNGAN)
TAHUN 2023/2024

MEKANISME PELAKSANAAN UJIAN PRA KLINIK

1. Pra Clinic Examination Standard (PCES) dengan Metode Objectives


Structured Clinical Examination (OSCE) merupan Ujian Praktik Pra Klinik
yang merupakan Prasyarat memasuki Pendidikan Tahap Profesi Ners.
2. Mahasiswa Profesi Ners Kelas B (Aljen Bulungan) sebanyak 61
mahasiswa yang dibagi dalam Kelompok.
3. Ujian Pra Klinik dilaksanakan selama 2 hari (Dua hari) pada hari Rabu,
tanggal 28 September 2022 secara bergantian sesuai jadwal yang telah
ditentukan.
4. Masing-masing kelompok mahasiswa diujikan pada hari yang berbeda
dan setiap kelompok terdiri dari 15 s.d 16 mahasiswa
5. Jumlah Kompetensi Dasar yang diujikan sejumlah 12 Kompetensi yang
dibagi pada setiap Stase yang terdiri dari 12 Stase Kompetensi
Keterampilan Klinik dan 1 Stase Istirahat dengan mengisi Daftar Hadir
Ujian.
6. Ujian dilaksanakan pukul mulai 08.00 WITA untuk Sesi Pagi dan pukul
13.00 WITA untuk Sesi Siang dengan waktu pelaksanaan masing-
masing stase yaitu 10 menit setiap Kompetensi yang diujikan.
7. Mahaiswa mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum memasuki ruang
ujian dengan menggunakan Jas Lab, menggunakan APD seperti Hand
scoon, Masker Bedah dan Face Shield yang dibawa masing-masing
oleh mahasiswa.
8. Saat Ujian Pra Klinik sedang berlangsung mahasiswa tidak diperkenankan
untuk keluar sampai seluruh Stase selesai dilalui.
9. Mahasiswa akan memasuki ruangan nomor sesuai dengan tempat Stase
yang akan ditempatinya pada awal Stase.
10. Baca dan Pahami instruksi prosedur secara teliti pada setiap Stase dan
lakukan sesuai dengan instruksinya saja.
11. Perhatikan Bunyi Bel sebagai pertanda:
• Bunyi bel tunggal panjang diawal (Teeeeeee……t) menandakan
Ujian dimulai
• Bunyi bel ganda pendek-pendek (Tet….Tet) menandakan
Perpindahan ke Stase berikutnya
• Bunyi bel tunggal panjang diakhir (Teeeee…..t) menandakan Ujian
selesai
11. Setiap mahasiswa Wajib mengisi Daftar Hadir Ujian Praktik Pra Klinik
yang telah disediakan pada Stase Istirahat.
12. Mahasiswa harus selalu memperhatikan Prosedur Kesehatan di Masa
Pandemi Covid-19 dan Wajib mematuhi peraturan ujian.
DAFTAR NAMA PESERTA UJIAN
PRA CLINIC EXAMINATION CLINICAL EXAMINATION (OSCE)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VIII
KELAS B (ALJEN BULUNGAN)
TAHUN 2023/2024

Hari : SENIN - SELASA


Tanggal : 28 s.d 29 Agustus 2023
Waktu : Pukul 08.00 - 16.00 WITA
Tempat : Kampus Universitas Kaltara

Sesi Ujian NO. STASE NAMA MAHASISWA


SENIN, 28 AGUSTUS 2023
SESI 1 PUKUL 08.00 - 12.00 WITA
1 Adhi Purnomo
2 Agus Susanto
3 Ahmad Berowi
4 Ahmad Triyuliadi
5 Aisah Puji Indah
6 Aisyah
7 Annisa Dwi Astrini Putri

I 8
9
Anton Tiku Tondok
Bambang Harleyanto
10 Debi Yuliasi
11 Desy Juwita
12 Dewi Sari
13 Edwar Hopper
14 Eka Wardaningsih
15 Endang Suryani Tahir

SENIN, 28 AGUSTUS 2023


SESI 2 PUKUL 13.00 - 16.00 WITA
1 Enni Liddia
2 Ernawati S
3 Evy Andreas
4 Fatimah
5 Febry Busri Palimbunga
6 Fitriyadi
7 Fuad Akbar Bansir

II 8
9
Hasbi
Hendy Sefrianus
10 Joni Lisa Mawar Astuti
11 Josnata Layuk
12 Juati
13 Kuminah
14 Kurnia Prihatini
15 Lenni Marlina Manik
SELAS, 29 AGUSTUS 2023
SESI 1 PUKUL 08.00 - 12.00 WITA
1 Leonita Widiastuti
2 Marlindawati
3 Mujenah
4 Musa
5 Musdariansyah
6 Nancy Silviana Sampelan
7 Novitasari

I 8
9
Nur Fitriah
Polina Rini
10 Ratna Juwita
11 Riana Sudding
12 Rima Rahmawati
13 Rina Kurniati
14 Rina Nindiana
15 Rita Setyo Rahayu

SELAS, 29 AGUSTUS 2023


SESI 2 PUKUL 13.00 - 16.00 WITA
1 Sandi Putra
2 Santi Kumala Sari
3 Sayid Muhammad Idris
4 Sensuswaty
5 Septi Susilawati Apui
6 Sri Kartini
7 Sri Mulyati

II 8
9
Susilowati
Tri Murti Sanjayani
10 Tripena
11 Try Venakontesa
12 Ummu kulsum
13 Wahyudiani
14 Wiyono Susanto
15 Yerina Anyang
16 Yupiter Ajang

Samarinda, 21 Agustus 2023


KPS Pendidikan Profesi Ners,

Dr.DP.Era, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB
NIP. 197712302001122002
DAFTAR NAMA PENGUJI
PRA CLINIC EXAMINATION STANDARD (PCES) DENGAN
METODE OBJECTIVE STRUCTURES CLINICAL EXAMINATOIN (OSCE)
MAHASISWA PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN VIII
KELAS B (ALJEN BULUNGAN)
TAHUN 2023/2024

No NAMA PENGUJI MATERI KETERAMPILAN


1 Ns. Wiyadi, S. Kep., M. Sc Pemeriksaan Fisik
2 DR. Ns.Ratanto, S.Kep.,M.Kep. Dokumentasi Nursing Care Plan/NCP (3S)
3 Ns Satrio Wiguno,S.Kep Prosedur Pemasangan Naso Gastric Tube (NGT)
4 Dr. Dwi Prihatin Era, S. Kp., M. Kep., Sp.KMB Prosedur Pemasangan Kateter Urine
5 Ns. Nilam Noorma, S. Kep., M. Kes Prosedur Prinsip 12 Benar Pemberian Obat
6 Ns. Andi Lis Arming Gandini, S. Kep., M. Kep Prosedur Pemberian Nebilizer dan Fisioterapi Dada
7 Edy Prasetia,S.Kep.,Ns Prosedur Pemasangan Infus, Transfusi
8 Ns Christin N Tulak,S.Kep Standar Keselamatan Pasien (SKP)
9 H.Faisal S.Kep.,Ns Basic Life Support (BLS)
10 Rina Wahyuningsih,S.Kep.,Ns Prosedur Intervensi Suction
11 Istasari,S.Kep.,Ns Perawatan Luka Moderen
12 Kasmawati,S.Kep.,Ns Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)

Samarinda, 21 Agustus 2023


KPS Pendidikan Profesi Ners,

Dr.DP.Era, S.Kp.,M.Kep.,Sp.KMB
NIP. 197712302001122002
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Kanulasi Vena Perifer (Pemasangan Infus)


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN:
1. PERLU PERBAIKAN: Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar
atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan): Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan): Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah
yang dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi laporan
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

2. Fase Kerja
Persiapan Alat
1. Bak instrument berisi hand scon dan kasa steril
2. Infus set steril
3. Jarum / wingnedle / abocath dengan nomer yang sesuai
4. Korentang dan tempatnya
5. Kom tutup berisi kapas alcohol
6. Standart infus
7. Bidai dan pembalut jika perlu
8. Perlak dan alasnya
9. Pembendung (tourniquet)
10. Plester
11. Gunting verban
12. Bengkok
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
13. Sarung tangan bersih
14. Alcohol 70%
15. Cairan sesuai advis dokter, misal NaCl 0,9%, Dextrose 5%, dll.

3. Cara Kerja
Persiapan Pasien :
1. Memperkenalkan diri
2. Memberitahu dan menjelaskan tujuan tindakan
3. Meminta kesediaan pasien untuk di rawat
4. Atur posisi yang nyaman bagi klien

Persiapan Lingkungan :
1. Ciptakan lingkungan yang tenang dan aman
2. Gunakan sketsel saat melakukan prosedur
3. Membawa alat ke dekat pasien

Pelaksanaan :
1. Mencuci tangan
2. Memakai sarung tangan
3. Membuka daerah yang akan dipasang infus
4. Memasang alas dibawah anggota badan yang akan dipasang infus
5. Membuka set infus dan meletakkannya pada bak instrumen steril
6. Menusukkan jarum set infus ke dalam botol infus kemudian
mengalirkan cairan ke selang infus berakhir di bengkok untuk
mengeluarkan udara dan mengisi selang infus
7. Isi tempat tetesan infus kurang lebih separuhnya
8. Pastikan roller selang infus dalam keadaan menutup (ke arah bawah)
9. Menggantungkan selang infus pada standar infus
10. Buka abocath dari bungkusnya
11. Potong 3 lembar plester
12. Pilih pembuluh darah yang akan dipasang infus, dengan syarat :
pembuluh darah berukuran besar, pembuluh darah tidak bercabang,
pembuluh darah tidak di area persendian
13. Bendung bagian proksimal/atas dari pembuluh darah yang akan
dipasang infus dengan torniquet
14. Minta pasien menggenggamkan tangan, dengn ibu jari pasien di dalam
genggaman
15. Mendesinfeksi daerah yang akan dipasang infus
16. Menusukkan jarum infus ke vena dengan lubang jarum menghadap
keatas. Pastikan darah mengaliri jarum dan abocath. Jika belum teraliri
oleh darah, temukan pembuluh darah sampai darah mengaliri jarum
dan abocath
17. Tourniket dilepas bila darah sudah masuk
18. Lepas jarum sambil meninggalkan abocath di dalam pembuluh darah
19. Tekan pangkal abocath untuk mencegah darah keluar dan masukkan
ujung sela infus set ke abocath
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
20. Fixasi secara menyilang menggunakan plester abocath yang sudah
terpasang
21. Alirkan cairan dari botol ke pembuluh darah dengan membuka roller.
Bila tetesan lancar, jarum masuk di pembuluh darah yang benar
22. Fixasi dengan cara kupu-kupu. Meletakkan plester dengan cara
terbalik di bawah selang infus, kemudian disilangkan
23. Menutup jarum dan tempat tusukan dengan kassa steril dan diplester
24. Mengatur/menghitung jumlah tetesan
25. Mengatur posisi pada anggota tubuh yang diinfus bila perlu diberi
spalk
26. Menuliskan tanggal pemasangan infus pada plester terakhir
27. Merapikan alat dan pasien
28. Melepas sarung tangan dan mencuci tangan

Evaluasi Sikap
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap kondisi terbaru klien
3. Jangan memperburuk kondisi klien

Catatan :

NILAI :

......................................... 20
Penguji,

................................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Memasang Transfusi Darah


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN:
1. PERLU PERBAIKAN: Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan): Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan): Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Tahap Pra Interaksi
1. Mengidentifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Mencuci tangan

2. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam, panggil klien dengan namanya
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

Tahap Kerja
1. Mengukur vital sign 30 menit sebelum pemberian transfusi.
Melapor dokter jika ada peningkatan suhu tubuh.
2. Mengosongkan urine bag
3. Membuka set transfusi, meletakkan klem 2-4 cm di bawah
tabung drip dalam keadaan off / terkunci.
4. Membuka tutup botol cairan infus, melakukan desinfeksi tutup
botol cairan, dan menusukkan set infus ke botol / kantong cairan
dengan benar.
5. Menggantungkan botol cairan infus pada tiang infus, mengisi
tabung drip infus ⅓-½ penuh.
6. Membuka penutup jarum dan membuka klem untuk mengalirkan
cairan sampai ke ujung jarum hingga tidak ada udara dalam
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
selang, mengklem kembali, dan menutup kembali jarum.
7. Memilih jarum intravena / abbocath.
8. Mengatur posisi pasien dan pilih vena.
9. Memasang perlak dan pengalas
10. Membebaskan daerah yang akan diinsersi, meletakkan tourniquet
10-15 cm proksimal tempat insersi.
11. Memakai handschoon
12. Membersihkan kulit dengan kapas alkohol (melingkar dari dalam
ke luar).
13. Mempertahankan vena pada posisi stabil
14. Memegang IV kateter (abbocath) dengan sudut 20-30º, tusuk
vena dengan lubang jarum menghadap ke atas, dan memastikan
IV kateter masuk intavena dengan tanda darah masuk ke
abbocath, kemudian menarik mandrin ± 0.5 cm
15. Memasukkan IV kateter secara perlahan, menarik mandrin, dan
menyambungkan IV kateter dengan selang infuse
16. Melepas tourniquet, kemudian mengalirkan cairan infuse
17. Melakukan fiksasi IV kateter, kemudian memberi desinfektan
daerah tusukan dan menutup dengan kasa
18. Mengklem selang infus, melepaskan selang infus dari flabot
infus dan memindahkan ke kantong darah
19. Menghitung jumlah tetesan sesuai program
20. Mengobservasi vital sign dan reaksi pasien setiap 5 menit
selamaa 15 menit, dan kemudian setiap 15 menit

3. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil / respon klien
2. Mendokumentasikan hasilnya
3. Melakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Mengakhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Mencuci tangan

S i k a p:
1. Hati-hati
2. Sabar dan jangan tergesa-gesa
3. Bersikap sopan dan ramah
1. Teliti dan cermat
Catatan :

..............................., 20
NILAI :
Penguji,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemasangan Kateter Menetap (1 Perawat Tanpa Asisten)


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN:
1. PERLU PERBAIKAN: Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan): Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan): Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi kondisi klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

2. Fase Kerja
Persiapan
1. Kaji kembali alasan pemasangan kateter
2. Jelaskan pada pasien tujuan dan maksud pemasangan kateter
Persiapan Alat
1. Set ganti kateter yang berisi :
a. 1 duk atas steril
b. 1 duk berlubang steril (untuk laki-laki )
c. alas bokong ( untuk wanita )
d. 1 Nierbecken/bengkok steril
e. 1 mangkok steril
f. 4 kapas steril
g. 1 pinset steril
h. 1 pasang sarung tangan steril
2. Kateter folley sesuai dengan ukuran
3. Korentang steril
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
4. Urine bag
5. Xylocain jelly
6. NaCl 0,9 % atau Aquadest steril sebanyak yang dibutuhkan oleh
balon kateter ( 15 – 30 cc )
7. Spuit 10 cc / 20 cc yang steril
8. Jarum No. 12 Steril
9. Perlak
10. Alat tulis
11. Sabun mandi
12. Handuk bawah
13. Gantungan urine bag
14. Alkohol 70 %
15. Kapas bulat
16. Sublimat 1 : 1000

3. Cara Kerja :
1. Tutup tirai dan pintu kamar pasien
2. Perawat mencuci tangan
3. K/p bersihkan daerah perinium dengan sabun dan keringkan
4. Atur posisi untuk pemasangan kateter :
a. Wanita : Dorsal Recumbent
b. Pria : Supine

Persiapan di troli
5. Pasang sarung tangan bersih
6. Buka bak instrumen--- perhatikan cara meletakkan tutup bak instrumen
7. Dengan menggunakan korentang:
a Keluarkan 2 buah kom---tuangkan masing-masing betadine dan air steril
ke dalamnya
b keluarkan duk lubang (pasang ke pasien), hati-hati jangan sampai
menyentuh bagian duk yang harus tetap steril
c keluarkan kassa steril (atur di atas tutup bak instrumen) ---pencet tube
jelly, biarkan isinya menetes ke kassa steril
d keluarkan bengkok---siapkan 1 di troli dan 1 di dekat pasien
e keluarkan spuit 10cc---isi dengan akuades. Siapkan di troli
f keluarkan set kateter folley dari pembungkusnya, letakkan dalam area
steril bak instrumen--- jaga ujung kater agar tidak tersentuh, tidak
keluar area steril. Hanya pegang bagian pangkal saja. Lanjutnkan
dengan tes balon. Perhatikan saran jumlah cairan untuk balon. Setelah
yakin tidak ada kebocoran, keluarkan lagi
8. Membuka daerah meatus
a. Wanita : Buka labia dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari
tangan kiri, lalu sedikit ditarik keatas.
b. Pria : Pegang daerah di bawah glands penis dengan ibu jari dan
telunjuk , preputium ditarik kebawah
9. Membersihkan daerah meatus dengan kapas sublimat dan pinset
a. Wanita : Bersihkan daerah labia luar terakhir bagian meatus, kapas
hanya sekali pakai/usap
b. Pria : Bersihkan dengan arah melingkar dari meatus keluar, minimum
3x
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100

SELANJUTNYA---GUNAKAN SARUNG TANGAN STERIL

10. Lumasi ujung kateter dengan cylocain jelly


a. Wanita : 4 – 5 cm
b. Pria : 15 – 18 cm
11. Memasukkan kateter
a. Wanita : sepanjang 5 – 7 cm sampai urine keluar
b. Pria : sepanjang 18 – 20 cm sampai urine keluar, tegakkan penis
dengan sudut 90 derajat

PERHATIKAN:
a. Jika pada waktu memasukan kateter terasa adanya tahanan jangan
dilanjutkan.
b. Selama pemasangan kateter anjurkan pasien untuk nafas dalam

12. Masukkan lagi kateter sepanjang 2 cm sambil sedikit diputar, jika ada urin
keluar, gunakan bengkok yang didekat pasien untuk menampung, lanjutkan
dengan meng-klem pangkal kateter
13. Isi balon kateter dengan NaCl sebanyak yang ditentukan (15-20cc),
menggunakan spuit tanpa jarum
14. Tarik kateter perlahan-lahan sampai ada tahanan balon—lepas duk lubang,
sambungkan urin bag dengan kateter
15. Fiksasi kateter menggunakan plester: pria ke inguinal area, wanita ke paha
dalam
16. Gantung urine bag dengan posisi lebih rendah daripada vesika urinaria
17. Beri posisi yang nyaman pada pasien
18. Rapikan alat-alat pada tempatnya
19. Perawat mencuci tangan
20. Catat : prosedur pelaksanaan, kondisi perineum dan meatus, waktu,
konsistensi, warna, bau, jumlah urine, reaksi pasien pada catatan perawat

4. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif
2. Tindak lanjut klien
Si k a p:
1. Teliti terhadap sterilitet
2. Peka pada privacy pasien
3. Hati-hati terhadap komplikasi akibat pemasangan kateter

..............................., 20
Penguji,
NILAI :

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemberian Suction


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN:
1. PERLU PERBAIKAN: Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan): Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Tahap pra interaksi:
1. Identifikasi kebutuhan/indikasi pasien
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat

2. Tahap orientasi:
1. Beri salam, panggil klien dengan namanya
2. Jelaskan tujuan dan prosedur tindakan
3. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya
3. Tahap kerja:
1. Posisi klien yang sadar dan mempunyai refleks muntah adalah posisi
semifowler dengan kepala klien diputar ke sisi untuk suction oral dan leher
ekstensi untuk suction nasal, untuk memudahkan kateter masuk dan membantu
mencegah aspirasi.
2. Posisi klien yang tidak sadar adalah lateral, sehingga lidah tidak jatuh dan tidak
menutup pemasukan kateter. Posisi lateral juga mengalirkan sekret dari faring
dan mencegah aspirasi.
3. Tempatkan handuk diatas bantal dibawah dagu klien
4. Beberapa suction mempunyai tiga daerah tekanan: tinggi (120-150 mmHg),
sedang (80-120 mmHg), rendah (0-80 mmHg). Umumnya tekanan 100-120
mmHg untuk orang dewasa, dan 50-75 mmHg untuk anak-anak dan bayi.
5. Buka bak instrumen steril, masukkan NaCl/air steril pada tempatnya
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
6. Pakai sarung tangan steril
7. Ambil kateter dan hubungkan dengan suction
8. Buat ukuran kedalaman, tandai selang dengan jari. Ukuran tepat sepanjang
hidung dan lobang telinga / 13 cm untuk orang dewasa.
9. Basahi ujung kateter dengan air steril/saline, untuk mengurangi hambatan dan
memudahkan pemasukan
10. Suction di tes dan tempatkan jari tangan ke tempat ibu jari, buka cabang Y
connector (control suction) untuk menimbulkan pengisapan
11. Masukkan kateter suction dengan hati-hati (nasopharing ± 5 cm, oropharing ±
10 cm), tanpa menutup kateter suction.
12. Hisap lendir dengan menutup lubang kateter suction, tarik keluar perlahan
sambil memutar (± 5 detik untuk anak-anak, ± 10 detik untuk dewasa).
Penghisapan dilakukan hanya 15 detik.
13. Bilas kateter suction dengan air steril atau NaCl, sambil memberi kesempataan
pasien bernapas.
14. Ulangi penghisapan 3 – 5 kali
15. Dorong klien untuk bernafas dalam dan batuk diantara suction. Nafas dalam
dan batuk membantu mengeluarkan sekret dari trachea dan bronchi ke faring,
yang dapat dijangkau kateter suction.
16. Observasi keadaan umum klien dan status pernapasannya.
17. Observasi sekret tentang jumlah, warna, bau, konsistensi.
18. Jika dibutuhkan pemeriksaan spesimen, tampung dalam tempat sputum
19. Setelah selesai, bersihkan mulut dan hidung
20. Rapikan kateter, sarung tangan, air dan tempat sampah

4. Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

S i k a p:
1. Hati-hati
2. Sikap ramah dan sopan

Catatan :

..............................., 20
NILAI :
Penguji,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemberian Nebulizer


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
4. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
5. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
6. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Tahap pra interaksi:
a. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
b. Menyiapkan obat yang diprogramkan (Seperti:
Ventolin/combivent/bisolvon/NaCl), bahan dan alat (Nebulizer, spuit 3
cc, Masker sungkup, dan stetoskop)

2. Tahap orientasi:
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan (sekaligus
mengontrak waktu)
d. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar (sebelah kanan)

3. Tahap kerja:
a. Menjaga privacy (memasang sampiran)
b. Mencuci tangan
c. Mendengarkan suara nafas menggunakan stetoskop
d. Mengatur posisi pasien dengan posisi semi fowler atau sesuai dengan
keadaan pasien
e. Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat nebulizer).
f. Menghubungkan nebulizer dengan listrik
g. Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan mengecek out flow
apakah timbul uap atau embun.
h. Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan mulut
(posisi) yang tepat.
i. Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam, tahan
sebentar, lalu ekspirasi.
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
j. Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-tanda vital, dan
melakukan auskultasi paru secara berkala selama prosedur.
k. Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan batuk efektif
untuk mengeluarkan sekret.
1. Perhatian :
- Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak meninggalkan
klien).
- Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek samping obat.
- Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman (jangan sampai
jatuh).

Tahap Terminasi
4.
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

S i k a p:
1. Hati-hati
2. Sikap ramah dan sopan

Catatan :

..............................., 20
NILAI :
Penguji,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Pemasangan NGT


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar
atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah
dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi laporan
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

2. Fase Kerja
Persiapan Alat
1. Slang NGT
2. Klem
3. Spuit 10 cc
4. Stetoskop atau gelas berisi air matang
5. Plester & gunting
6. Kain kassa
7. Pelumas (jelly)
8. Perlak atau pengalas
9. Bengkok
10. Sarung tangan

3. Cara Kerja :
1. Mempersiapkan peralatan
2. Mencuci tangan
3. Melakukan pengecekan program terapi
4. Mencuci tangan
5. Menempatkan alat di dekat pasien
6. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
7. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
8. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
9. Menjaga privacy
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
10. Mengatur posisi pasien dalam posisi semi fowler atau fowler (jika tidak ada
kontra indikasi
11. Memakai sarung tangan
12. Membersihkan lubang hidung pasien
13. Memasang pengalas diatas dada
14. Mengukur panjang NGT dan memberi tanda (dari prosessus xipoideus ke
hidung dan belok ke daun telinga)
15. Mengolesi ujung NGT dengan jelly sesuai panjang NGT yang akan di pasang
16. Mengatur pasien pada posisi fleksi kepala, dan masukkan perlahan ujung NGT
melalui hidung (bila pasien sadar menganjurkan pasien untuk menelan ludah
berulang-ulang)
17. Memastikan NGT masuk kedalam lambung dengan cara menginspirasi NGT
dengan spuit atau memasukkan udara 10 cc sambil di auskultasi di region
lambung atau memasukkan kedalam gelas berisi air)
18. Menutup ujung NGT dengan spuit/klem atau disesuaikan dengan tujuan
pemasangan
19. Melakukan fiksasi NGT di depan hidung dan pipi
20. Melakukan evaluasi tindakan
21. Berpamitan dengan klien
22. Membereskan alat-alat
23. Mencuci tangan
24. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan perawatan

Evaluasi Sikap
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap kondisi terbaru klien
3. Jangan memperburuk kondisi klien

4. Tahap terminasi :
1. Evaluasi hasil / respon klien
2. Dokumentasikan hasilnya
3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya
4. Akhiri kegiatan, membereskan alat-alat
5. Cuci tangan

Catatan :

NILAI : ............................................. 20
Penguji,

.....................................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Mengikat Klien (Restrain) Pada Tangan dan Kaki


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar
atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah
dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi kondisi klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

2. Fase Kerja
Persiapan Alat

Persiapan Pasien
Mengatur posisi pasien senyaman mungkin.

Cara Kerja
3. 1. Cuci tangan.
2. Atur ekstremitas pasien dalam posisi anatomis.
3. Lindungi bagian tulang yang menonjol menggunakan kapas atau
bantalan lembut lainnya.
4. Lakukan pengikatan pada pergelangan tangan atau kaki, dan pastikan
bahwa ikatan cukup longgar dengan cara menyisipkan 2 jari di sela-
sela restrain.
5. Buat ikatan/simpul yang nantinya mudah dilepas oleh perawat
(bukan ikatan mati).
6. Ikatkan ujung restraint pada bagian tempat tidur yang
memudahkan pasien untuk menggerakkan tangan dan kakinya, dan
pastikan ikatan tidak dapat dijangkau pasien.
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
7. Lepaskan restraint sekurang-kurangnya tiap 2 jam atau sesuai dengan
aturan rumah sakit dan kebutuhan pasien, serta gerak-gerakkan
pergelangan tangan.
Selama pengikatan, lakukan hal-hal berikut:
a. Periksa tanda-tanda penurunan sirkulasi atau gangguan integritas k
b. Setelah ikatan dilepas, lakukan latihan pergerakan sendi.
c. Observasi tanda-tanda gangguan sensori, yaitu: tidur yang
berlebihan, cemas, panik, dan halusinasi.
8. Cuci tangan dengan prinsip bersih.

4. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif
2. Tindak lanjut klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

S i k a p:
1. Peka terhadap reaksi klien
2. Hati-hati dalam mengatur kecepatan aliran oksigen
3. Bertanggung jawab

Catatan :

..............................., 20
NILAI :
Penguji,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Mencuci Tangan Steril


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar
atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan
benar dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah
dikerjakan dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan
langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi kondisi klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

Fase Kerja
2. Persiapan Alat
1. Bantal
2. Papan pemiring atau penegak (bila dilakukan di rumah)
3. Tissue wajah
4. Segelas air
5. Wadah dari kaca

Persiapan Pasien
1. Pasien sudah dipersiapkan di ruang operasi mayor atau minor.

3. Cara Kerja :
1. Periksa adanya luka pada tangan dan jari.
2. Lepaskan jam tangan atau cincin.
3. Gunakan pakaian bedah, penutup kepala, masker wajah, pelindung mata
jika dipakai.
4. Air dialirkan dengan pengontrol kaki atau siku.
5. Kedua tangan dibasahi dibawah air mengalir, mulai jari-jari sampai atas
siku. Pertahan Kedua tangan dibasahi dibawah air mengalir, mulai jari-
jari sampai atas siku. Pertahankan tangan atas berada setinggi siku
selama prosedur.
6. Sabun antiseptik cair dituangkan dalam telapak tangan (2-4 ml) dengan
siku atau pengontrol kaki.
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
7. Sabun diratakan mulai jari sampai 5 cm diatas siku.
8. Kuku jari bagian dalam dibersihkan dengan menggunakan pembersih
kuku. Buang Kuku jari bagian dalam dibersihkan dengan menggunakan
pembersih kuku. Buang pembersih kuku.
9. Menyikat mulai ujung jari dan kuku 15 kali (selama ½ menit).
10. Jari-jari disikat dengan arah ke bawah selama 10 kali gerakan (kira-kira
1 menit).
11. Telapak dan punggung tangan disikat dengan arah memutar masing-
masing selama 10 gerakan (kira-kira ½ menit).
12. Pergelangan sampai diatas siku dengan arah memutar 10 kali
gerakan (selama 1 menit).
13. Mengulangi prosedur untuk tangan yang lain, buang sikat Mengulangi
prosedur untuk tangan yang lain, buang sikat Mengulangi prosedur
untuk tangan yang lain, buang sikat
14. Membersihkan tangan dengan air mengalir, mulai ujung jari sampai atas
siku, dengan tangan tetap berada diatas siku untuk masing-masing
tangan.
15. Matikan aliran air dengan menggunakan pengontrol kakiatau siku.
16. Keringkan tangan dengan handuk steril mulai jari-jari kearah siku
17. Ulangi untuk tangan yang lain.

4. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif
2. Tindak lanjut klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

S i k a p:
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap reaksi klien
3. Jangan membuat klien kelelahan

Catatan :

NILAI : ..............................., 20
Pembimbing,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Memakai Masker


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Persiapan Alat
1. Bantal
2. Papan pemiring atau penegak (bila dilakukan di rumah)
3. Tissue wajah
4. Segelas air
5. Wadah dari kaca

2. Cara Kerja :
1. Mencuci tangan
2. Memberi tahu pasien maksud perawat memakai masker
3. Memasang masker menutupi hidung dan mulut, kemudian
mengikat tali-talinya, tali bagian atas diikat ke belakang kepala
melewati bagian atas telinga sedangkan tali bagian bawah diikat di
belakang leher.
4. Menanggalkan masker, dengan melepaskan ikatan tali-talinya
kemudian masker dilipat dengan bagian luar di dalam.
5. Masker direndam dalam larutan lysol (masker disposible langsung
dibuang).
6. Hal-hal yang harus diperhatikan:
a. Masker hanya dipakai satu kali, kemudian dicuci atau dibuang.
Jika masker sudah lembab berarti tidak efektif lagi dan harus
diganti.
b. Jangan menggulung masker di leher dan kemudian dipakai
lagi.
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
c. Tidak memakai masker keluar lingkungan pasien.
d. Mencuci tangan.

S i k a p:
3. 1. Hati-hati, cermat dan teliti.

Catatan :

NILAI : ..............................., 20
Penguji,

.....................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Memakai Skort


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
1
1. Fase Orientasi
1. Salam terapeutik
2. Evaluasi / validasi kondisi klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat

2. Fase Kerja
Persiapan Alat :
Skort sesuai ukuran, bertali, bersih.
Persiapan pasien :
Posisikan klien dengan nyaman.

3. Cara Kerja :
1. Mencuci tangan.
2. Memakai skort.
3. Melepas skort dengan bagian dalam di luar, kemudian langsung
dimasukan ke dalam kantong cucian.
4. Mencuci tangan.

4. Fase Terminasi
1. Evaluasi respon klien :
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif
2. Tindak lanjut klien
3. Kontrak : topik / waktu / tempat
Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
1
S i k a p:
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap reaksi klien
3. Jangan membuat klien kelelahan

Catatan :

NILAI :
..............................., 20
Penguji,

.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Memakai Sarung Tangan Steril


Lahan Praktik : ………………………………………………….
Tanggal : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau
dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar
dan berurutan tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau
mengingatkan hal-hal kecil yang tidak terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan
dengan benar, tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang
dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala
No Prosedur/Langkah Klinik Penilaian
80 - 100
1. Persiapan Alat
1. Sarung tangan
2. Piala ginjal yang berisi larutan desinfektan.

2. Cara Kerja :
1. Mencuci tangan.
2. Mengambil sarung tangan hingga lipatan jari-jari terlepas.
3. Memasukkan jari-jari tangan sesuai dengan jari-jari sarung tangan.
4. Lakukan juga tangan yang lain sama seperti atas.
5. Membuka sarung tangan, kemudian dimasukkan ke piala ginjal yang berisi
larutan desinfektan.
6. Membereskan peralatan.
7. Mencuci tangan.

S i k a p:
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap reaksi klien
3. Menunjukkan sikap sopan dan ramah.
4. Memperhatikan body mechanism.

NILAI : ..............................., 20
Penguji,
.......................................
NIP.
STANDAR OPERATIONAL PROSEDUR

Jenis Keterampilan : Bantuan Hidup Dasar (BHD)


Nama Mahasiswa : ………………………………………………….
Tanggal Ujian : ………………………………………………….

PENILAIAN :
1. PERLU PERBAIKAN : Langkah atau tugas tidak dikerjakan dengan benar atau dihilangkan.
2. MAMPU (bisa diterima dengan bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar dan berurutan
tetapi kurang tepat atau pembimbing perlu membantu atau mengingatkan hal-hal kecil yang tidak
terlalu berarti.
3. MAHIR (dilakukan secara mandiri tanpa bimbingan) : Langkah dikerjakan dengan benar,
tepat tanpa ragu-ragu atau tanpa perlu bantuan dan langkah yang dilakukan sesuai dengan urutan.

Skala Penilaian
No Prosedur/Langkah Klinik 1 2 3
1. Persiapan Alat
1. Handscoon
2. Bag Valp Mask (BPM)
Cara Kerja
• Tahap PraInteraksi
Menyiapkan alat
2. • Tahap Orientasi
Menilai kondisi pasien
• Tahap Kerja
1. Mengamankan diri, pasien dan lingkungan
2. Cek respon korban (memanggil, menepuk/ menggoyang tubuh,
memberi rangsang nyeri pada ujung kuku jempolnya)
3. Memanggil bantuan dengan suara lantang/ mengaktifkan Emergency
Medical System (EMS) dengan menyebutkan nama, lokasi, jumlah
korban, kondisi korban, nomor yang bisa dihubungi
4. Mengecek nadi carotis kurang dari 10 detik

JIKA NADI TERABA, NAPAS TIDAK ADA


5. Membebaskan jalan napas dengan teknik yang benar
6. Memberikan bantuan napas dengan tepat dan benar (Penempatan
masker BVM)
7. Rescue Breathing :
- Dewasa : 1 nafas setiap 5-6 detik atau sekitar 10-12 nafas/menit
- Pada anak dan infant berikan satu nafas setiap 3-5 detik atau
sekitar 12-20 nafas/menit
- Pemberian satu kali nafas dengan waktu 1 detik sampai dengan
dada terlihat mengembang
- Mengecek nadi setiap 2 menit

JIKA NADI TIDAK TERABA


8. Segera memulai kompresi dada 30 kali
9. Posisi kaki penolong adalah sejajar dengan bahu klien
10. Posisi tangan :
- Dewasa : Menggunakan dua tangan dan letakkan salah satu tumit
telapak tangan pada ½ sternum, diantara 2 putting susu dan
telapak tangan lainnya di atas tangan pertama
Skala Penilaian
No Prosedur/Langkah Klinik 1 2 3
- Anak-anak : gunakan satu tangan
- Bayi : Satu penolong (dua jari ditengah dada), dua penolong dua
ibu jari, tangan melingkat
11. Posisi tangan penolong dalam melakukan RJP adalah tegak lurus
12. Kedalaman tekanan saat kompresi dada :
- Dewasa : sepertiga AP (5-6 cm)
- Anak-anak : 5 cm
- Bayi : 4 cm
13. Kecepatan kompresi dada 100-120x/menit
14. Pemberian kompresi berirama teratur dan memberikan kesempatan
dada untuk recoil sempurna
15. Membuka jalan nafas dengan teknik yang tepat dan aman
16. Pemberian bantuan nafas 2x setelah kompresi 30x, 1 napas tiap 6 detik
3. (10-12x/mnt menggunakan BVM)
17. Memberikan ventilasi dan kompresi selama 2 menit
18. Menilai nadi carotis kurang dari 10 detik

JIKA NADI TERABA, NAPAS ADA


19. Berikan recovery position
4. Catatan Perbandingan Kompresi : Ventilasi :
- Dewasa : 1 atau 2 penolong, 30 : 2
- Anak-Anak dan Bayi : 1 penolong 30 : 2, 2 penolong, 15 : 2

• Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
2. Merapikan pasien, alat dan lingkungan
3. Mencuci tangan

S i k a p:
1. Hati-hati, cermat dan teliti
2. Peka terhadap reaksi klien
1. Jangan membuat klien kelelahan

Catatan :

..............................., 20
NILAI :
Penguji,

.......................................
NIP.
POLITEKNIK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
KESEHATAN
PRINSIP 12 BENAR PEMBERIAN OBAT
KEMENKES
KALTIM
No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
Dokumen 1/3 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. Wolter Monginsidi


No. 38 Samarinda

Pengertian Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan
dan kontrasepsi, untuk manusia (UU No. 36 Thn 2009).
Pemberian Obat yaitu suatu tindakan yang bertujuan untuk menghasilkan reaksi terapi
atau reaksi pengobatan guna untuk mengurangi hingga menyembuhkan penyakit yang
di derita oleh klien atau pasien.

Tujuan 1. Untuk mengetahui Pentingnya obat dalam keperawatan


2. Untuk mengetahui Standar reaksi obat
3. Untuk mengetahui Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
4. Untuk mengetahui Masalah dalam pemberian obat dan intervensi dalam
keperawatan
5. Untuk mengetahui Perhitungan obat
6. Untuk mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui
oral,sublingual dan bukal
7. Untuk mengetahui Menyiapakan obat dari ampul dan vial
8. Untuk mengetahui Konsep dan teknik dan obat melalui intra vascular
(IV),intara cellular (IC),Subcutan (SC), intramuscular (IM).
9. Untuk mengetahui Konsep dan teknik pemberian obat secara tropical
10. Untuk mengetahui Konsep dan teknik cara pemberian obat melalui
Anus/vagina.
11. Untuk mengetahui Konsep dan teknik melalui wadah cairan intravena.
12. Untuk mengaplikasikan Prinsip 12 Benar dalam Pemberian Obat
13. Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat, tidak sekedar
memberikan pil untuk diminum (oral) atau injeksi obat melalui pembuluh darah
(parenteral), namun juga mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat
tersebut.
14. Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat penting dimiliki
oleh perawat.
15. Perawat memiliki peran yang utama dalam meningkatkan dan mempertahankan
kesehatan klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika membutuhkan
pengobatan.
16. Perawat berusaha membantu klien dalam membangun pengertian yang benar
dan jelas tentang pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan
dan turut serta bertanggungjawab dalam pengambilan keputusa tentang
pengobatan bersama dengan tenaga kesehatan lain.

Indikasi

Kontra Indikasi

Alat dan Bahan

Prosedur A. Tahap pra interaksi


1. Melakukan verifikasi data sebelumnya
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
POLITEKNIK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
KESEHATAN
PRINSIP 12 BENAR PEMBERIAN OBAT
KEMENKES
KALTIM
No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
Dokumen 1/3 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. Wolter Monginsidi


No. 38 Samarinda

B. Tahap orientasi
1. Memberikan salam kepada pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan pasien

C. Tahap kerja
Perawat dalam memberikan obat juga harus memperhatikan resep obat yang
diberikan harus tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan
selalu menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:

1. Benar Pengkajian

Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.

2. Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien

Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan kesehatan pada


pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan dengan obat seperti
manfaat obat secara umum, penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi obat
dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek
samping dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya.

3. Benar Informed Concern/Hak Klien Untuk Menolak

Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus memberikan
Inform consent dalam pemberian obat.

4. Benar Pasien

Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang diprogramkan dengan
cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan mencocokkan nama, nomor register,
alamat dan program pengobatan pada pasien. Klien berhak untuk mengetahui alasan
obat Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat Membedakan klien dengan
dua nama yang sama.

5. Benar Obat

Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan


kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari tempat
penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat mengembalikan ketempat
penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama dagang yang
asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk
menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika pasien meragukan obatnya,
perawat harus memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat untuk apa
obat itu diberikan. Ini membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya.

6. Benar Dosis

Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis harus


diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair harus dilengkapi alat
tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk membelah tablet dan lain-lain
sehingga perhitungan obat benar untuk diberikan kepada pasien.

Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien Dosis yang diberikan dalam
batas yang direkomendasikan untuk obat yang bersangkutan
POLITEKNIK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
KESEHATAN
PRINSIP 12 BENAR PEMBERIAN OBAT
KEMENKES
KALTIM
No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
Dokumen 1/3 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. Wolter Monginsidi


No. 38 Samarinda

Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang akan
diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut: tersedianya obat dan
dosis obat yang diresepkan/diminta, pertimbangan berat badan klien
(mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh
perawat lain Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu

7. Benar Waktu

Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang dprogramkan, karena
berhubungan dengan kerja obat yang dapat menimbulkan efek terapi dari obat.

Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan


Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari. Misalnya seperti dua
kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan 6 kali sehari sehingga kadar obat
dalam plasma tubuh dapat dipertimbangkan
Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat yang mempunyai
waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan untuk obat yang memiliki waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu tertentu
Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah makan atau
bersama makanan
Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat mengiritasi
mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah dijadwalkan
untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang merupakan kontraindikasi
pemeriksaan obat

8. Benar Rute (Cara Pemberian)

Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang menentukan
pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon
yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja yang diinginkan. Obat
dapat diberikan peroral, sublingual, parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai, karena
ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut
(sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti disamping, enteron
berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna, yaitu
melalui vena (perset / perinfus).
Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa. Misalnya salep,
losion, krim, spray, tetes mata.
Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang akan
mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak
sadar/kejang (stesolid supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat
disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran nafas memiliki
epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian
obat secara lokal pada salurannya.

9. Benar Reaksi Terhadap Makanan

Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu harus
diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh kadar yang
diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya
ada obat yang harus diminum setelah makan misalnya indometasin.
POLITEKNIK STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL (SPO)
KESEHATAN
PRINSIP 12 BENAR PEMBERIAN OBAT
KEMENKES
KALTIM
No. Halaman Ditetapkan Oleh Direktur
Dokumen 1/3 Poltekkes Kemenkes Kaltim

Jl. Wolter Monginsidi


No. 38 Samarinda

10. Benar Reaksi Dengan Obat Lain

Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan omeprazol


penggunaan pada penyakit kronis.

11. Benar Evaluasi

Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah pemberiannya.

12. Benar Dokumentasi

Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan oleh siapa
obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar prosedur yang berlaku di
rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan serta respon klien terhadap pengobatan.

D. Tahap terminasi
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Melakukan kontrak untuk tindakan selanjutnya
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan alat
5. Mencuci tangan
6. Mencatat dalam lembar keperawatan

Unit Terkait Instalasi Farmasi, Bidang Keperawatan, Dokter.


FORMAT PENILAIAN OSCE
PERAWATAN LUKA

Nama Mahasiswa :..........................................


Tanggal/Waktu : ..........................................

KOMPONEN Ya Tdk

PERSIAPAN ALAT :
1. Sarung tangan bersih
2. Sarung tangan steril
3. Set alat ganti balutaan yang steril dalam bak instrument
4. Baskom + air hangat
5. Sabun antiseptik
6. Kassa steril dalam tempatnya
7. Alkohol 70%
8. Dressing/balutan yang diperlukan (sesuai kondisi luka)
9. Larutan Nacl 0,9%
10. Plester/hipavix
11. Gunting vervan
12. Bengkok
13. Perlak
14. RM pasien dan bolpen

PELAKSANAAN :
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Melakukan identifikasi pasien dengan menanyakan nama dan tanggal lahir
serta mencocokkan dengan gelang identitas pasien
3. Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang hal-hal yang akan dilakukan
4. Cuci tangan
5. Dekatkan troly kedekat pasien
6. Tutup ruangan / tirai tempat tidur / pasang skerem disekitar pasien
7. Bantu pasien pada posisi yang nyaman
8. Buka set alat dan siapkan peralatan
9. Pasang perlak dibawah luka
10. Pasang sarung tangan bersih, buka balutan lama dengan gunting verban
(jika memakai verban gulung). Pada luka kanker, basahi dahulu balutan
lama dengan larutan Nacl 0,9% sampai balutan terlepas sendiri (untuk
menghindari terjadinya perdarahan) lalu buang ke bengkok
11. Cuci luka dengan sabun antiseptik dan air hangat. Gosok lika sambil di
pencet-pencet hingga pus keluar (pengecualian bagi luka kanker, jangan
digosok, perlakukan luka dengan lembut). Setelah luka bersih, bilas dengan
cara mengguyurkan dengan air hangat.
12. Keringkan luka dengan kassa
13. Ganti sarung tangan lama dengan sarung tangan steril
14. Kaji luka mengenai letak luka, stadium luka, warna dasar luka, hitam
(nekrotik), kuning (slough) merah (granulasi), pink (epitalisasi)
15. Rawat luka sesuai hasil pengkajian yang dilakukan :
a. Jika luka masih hitam dan keras, maka perlu melunakkan luka terlebih
dahulu, jangan emaksakan untuk melakukan nekrotomy karena akan
menyakiti pasien

Format Penilaian OSCE Prodi Ners Poltekkes Kemenkes Kaltim Page 15


b. Jika luka banyak mengandung pus dan berwarna kuning (slough), maka
perlu mengeluarkan pus dan necrotomy jaringan tersebut
c. Jika luka sudah berwarna merah (granulasi) maka harus diperhatikan
jangan sampai hipergranulasi
d. Jika luka berwarna pink (epitalisasi), maka harus diperhatikan tepi luka
harus menyatu dengan dasar luka
16. Setelah selesai di rawat, bilas luka sekali lagi dengan Nacl kemudian
keringkan luka dengan kassa.
17. Pilih bantuan dressing yang sesuai dengan konsisi luka :
a. Jika luka masih hitam dan keras pilih dressing yang dapat berfungsi
sebagai autolitik debridement atau melembabkan luka
b. jika luka mengandung banyak eksudat, pilih dressing yang berdaya
serap tinggi
c. Jika luka mengandung eksudat sedikit pilih dressing yang berdaya serap
sedang dan jangan terlalu lembab
d. Jika luka kering dan epitalisasi pilih dressing yang tidak terlalu lembab
18. Tutup luka dengan hipavik secara keseluruhan (oclusive)
19. Rapikan pasien dan evaluasi tindakan
20. Bereskan alat
21. Buka sarung tangan
22. Petugas mencuci tangan
23. Tawarkan bantuan
24. Akhiri dengan salam
25. Dokumentasikan tindakan dan kondisi luka

Penilaian: (Jumlah nilai ) x 100 NILAI =


33

..................,..................................20...........
Penguji

(…………………………………………)

Format Penilaian OSCE Prodi Ners Poltekkes Kemenkes Kaltim Page 16


STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN FISIK

FASE PRAINTERAKSI YA TIDAK


1 Persiapan Alat :
• Meteran
• Timbangan badan
• Penlight / senter
• Stetoskop
• Penekan lidah / spatel
• Refleks Hammer
• Bengkok
• Spekulum hidung
• Kasa steril di dalam tempatya
Sarung tangan bersih
2 Persiapan lingkungan :
Jaga privasi klien
FASE ORIENTASI
3 Beri salam dan perkenalan
4 Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang akan di
lakukan
5 Berikan kesempatan kepada pasien atau keluarga untuk bertanya sebelum
tindakan di mulai
FASE KERJA
6 Cuci tangan
7 Memakai sarung tangan bersih
8 Atur posisi pasien yang tepat untuk pemeriksaan
9 Kaji kesan atau penampilan umum dan perilaku pasien, antara lain :
a. Tingkat kesadaran
b. Nilai GCS
c. Ekspresi wajah
Sikap (kooperatif)
10 Ukur tinggi dan berat badan pasien
11 Pemeriksaan kepala
a. Inspeksi : bentuk, benjolan, lesi, kesimetrisan, rambut (warna,
distribusi, ketombe, kutu)
b. Palpasi : benjolan nodul, deformitas (fraktur)
12 Pemeriksaan mata
Inspeksi : kesimetrisan, lingkaran hitam di sekitar mata, edema, warnah
konjungtiva dan sklera, sekret, refleks pupil, alis, serta arah pertumbuhan bulu
mata
Pemeriksaan visus ( ketajaman penglihatan) : dengan menggunakan snelen
chard
13 Pemeriksaan hidung dan sinus
a. Inspeksi : bentuk, mukosa, sekret, deviasi, tulang, polip, dan
pembengkakan
Palpasi : sinus maksilaris, frontalis, etmoidalis, dan spenoidalis.
14 Pemeriksaan mulut
a. Inspeksi : mukosa (warana), gigi (kelengkapan, karies, karang, infeksi),
gusi (warna, peradangan), palatum, lidah (warna, lesi, tonus,
perdarahan), tonsil (warna, sekret, pembengkakan)
Palpasi : bibir, lidah, nodul dan massa
15 Pemeriksaan telinga
a. Inspeksi :
• Daun telinga : kesimetrisan, warna, dan ukuran
• Lubang telinga : serumen, kebersihan, dan nodul
b. Auskultasi : dengan berbisik
16 Pemeriksaan leher
a. Inspeksi : pembengkakan, pembesaran vena, lesi, lubang abnormal
b. Palpasi : posisi trakhea, pembesaran kelenjar getah bening
17 Pemeriksaan payudara
a. Inspeksi : kesimetrisan kedua payudara, lesi, puting, areola, sekret
Palpasi : massa, kelenjar getah bening
18 Pemeriksaan toraks
a. Inspeksi : bentuk dada, kesimetrisan, pengembangan dinding dada,
pernapasan, (jenis irama kedalaman)
b. Palpasi : suhu, pengembangan paru, vokal premitus
c. Perkusi : seluruh lapang paru
d. Auskultasi : suara napas (normal atau tidak normal)
19 Pemeriksaan jantung
a. Palpasi : nadi
b. Perkusi : posisi jantung
c. Auskultasi : irama dan suara jantung
20 Pemeriksaan abdomen
a. Inspeksi : kesimetrisan, pembesaran dan pelebaran pembuluh darah,
vena umbilikus
b. Palpasi : semua kuadran, turgor kulit massa
c. Perkusi : ukuran hepar, asites, nyeri lepas, nyeri tekan.
d. Auskultasi : bising usus
21 Pemeriksaan genetalia
a. Inspeksi :
• Pada wanita : kebersihan, klitoris, labia mayora, dan labia minora,
cairan yang keluar, nodul, lesi
• Pada pria : kebersihan, testis, nodul, lesi, cairan yang keluar,
peradangan.
b.Palpasi : massa
22 Pemeriksaan anus
a. Inspeksi : kulit, pembesaran pembuluh darah, polip sekresi.
b. Palpasi : massa, sfingter ani.
23 Pemeriksaan ekstremitas
a. Inspeksi : pergerakan sendi, lesi, massa, dan tonus otot, warnah kulit.
b. Palpasi : suhu, edema
24 Perbaiki posisi pasien
25 Bereskan peralatan
26 cuci tangan
27 Dokumentasi
TAHAP TERMINASI
28 Beri re Inforcement kepada klien
29 Kaji evaluasi respon pasien
30 Menyampaikan rencana tindak lanjut dengan pasien
31 Membuat kontrak yang akan datang: waktu, tempat, topic
32 Mengakhiri kegiatan dengna berpamitan
SIKAP
33 Melakukan tindakan dengan sistematis
34 Komunikatif dengan klien
35 Percaya diri

..............................., 20
NILAI:
Penguji,

.......................................

Anda mungkin juga menyukai