Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS USAHA BUDIDAYA IKAN LELE SISTEM BIOFLOK

Biaya Investasi
Biaya investasi merupakan biaya yang dikeluarkan untuk pengadaan fasilitas untuk
menunjang usaha yang akan dilakukan.

Tabel 1 Biaya investasi budidaya ikan lele sistem bioflok


Harga satuan Harga total
No Komponen Jumlah Satuan
(Rp) (Rp)
Kolam bundar (wiremesh
1 dan terpal) diameter 2 m 10 Unit 1.500.000 15.000.000
dan tinggi 1 m
2 Rumah jaga dan gudang 1 Unit 5.000.000 5.000.000
3 Pompa air 1 Unit 1.400.000 1.400.000
4 Selang 1 Unit 90.000 90.000
5 Serok 10 Unit 25.000 250.000
6 Bak 5 Unit 25.000 125.000
7 Ember 5 Unit 15.000 75.000
8 Timbangan 2 Unit 80.000 160.000
Total 22.100.000

Biaya Penyusutan

Tabel 2 Biaya penyusutan budidaya ikan lele sistem bioflok


No Komponen Jumlah Satuan Harga satuan Harga total
(Rp) (Rp)
1 Kolam dan bangunan 1 Tahun 1.000.000 1.000.000
2 Rumah jaga dan 1 Tahun 1.000.000 1.000.000
gudang
3 Peralatan Unit 2.100.000 2.100.000
Total 4.100.000

Biaya Tetap (TFC)


Biaya tetap merupakan biaya yang selalu dikeluarkan sepanjang tahun dan tidak
dipengaruhi oleh berlangsungnya proses produksi.

Tabel 3 Biaya tetap budidaya ikan lele sistem bioflok


No Komponen Jumlah Satuan Harga satuan Harga total
(Rp) (Rp)
1 Sewa lahan 1 Tahun 1.000.000 1.000.000
2 Perijinan usaha 1 Surat 100.000 100.000
3 Gaji TK 1 Orang 4.800.000 4.800.000
4 Perawatan/ 10 Unit 200.000 2.000.000
pemeliharaan
konstruksi kolam
5 Penyusutan 1 Rp. 4.375.000 4.100.000
Total 12.000.000

Biaya Variabel (TVC)


Biaya variabel merupakan biaya yang dikeluarkan saat berlangsungnya produksi
budidaya ikan lele sistem bioflok.

Tabel 4 Biaya variabel budidaya ikan lele sistem bioflok


Harga satuan Harga total
No Komponen Jumlah Satuan
(Rp) (Rp)
1 Benih 20.000 Ekor 350 7.000.000
2 Pakan 600 Kg 8.200 4.920.000
3 Probiotik 2 L 25.000 50.000
4 Molase 50 L 6.000 300.000
5 Obat-obatan 10 L 10.000 100.000
6 BBM 10 L 10.000 100.000
7 Biaya panen Rp 500.000 500.000
8 Bonus gaji 1 Orang 1.000.000 1.000.000
Total 13.970.000

Biaya Total (TC)


Biaya total adalah biaya total yang dikeluarkan untuk menjalankan produksi
budidaya ikan lele sistem bioflok dalam satu tahun.

TC = Biaya Tetap + Biaya Variabel


= Rp. 9.625.000 + ( 13.970.000 x 4 siklus )
= Rp. 65.505.000

Pendapatan Usaha/Total Revenue (TR)


Pendapatan usaha didapatkan dari penjualan usaha budidaya ikan lele sistem
bioflok. Asumsi rata-rata SR ikan lele yaitu 80% dan 1 kg terdapat 8 ekor ikan lele harga
per kg adalah Rp 22.000. Perhitungan pendapatan sebagai berikut :

Jumlah output = SR × Benih ditebar


= 80% × 2.000
= 1.600 × 10 kolam = 16.000/8 = 2.000

Pendapatan usaha = Harga Output (P) × Jumlah output (Q)


= Rp 22.000 × 2.000
= Rp 44.000.000 /siklus
= Rp 44.000.000 × 4 siklus = Rp 176.000.000/tahun

Keuntungan
Keuntungan adalah hasil yang didapat dari perhitungan penerimaan dikurangi total
biaya. Keuntungan didapat jika selisih dari perhitungan mendapatkan hasil positif.
Keuntungan yang didapat dari budidaya ikan lele sistem bioflok sebagai berikut :

Keuntungan = TR – TC
= Rp. 176.000.000 - Rp. 65.505.000
= Rp. 110.495.000

Revenue Cost Ratio


Revenue Cost Ratio adalah tolak ukur yang digunakan untuk menghitung
pendapatan suatu usaha dalam satu tahun pada biaya yang dipakai dalam kelangsungan
kegiatan produksi. Suatu usaha digolongkan layak jika nilai R/C ratio lebih dari satu. Nilai
R/C ratio yang tinggi menandakan keuntungan usaha yang tinggi. R/C ratio untuk
budidaya ikan lele sistem bioflok sebagai berikut :

TR(Total Revenue )
Revenue Cost Ratio =
TC (Total Cost )
Rp . 176.000 .000
=
Rp . 65.505 .000
= Rp. 2,69

Payback Period
Payback periode merupakan perhitungan untuk mendapatkan hasil berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal usaha. Perhitungan Payback periode
dapat dilihat sebagai berikut:

Investasi
PP = × 1 tahun
Keuntungan
Rp 22.100 .000
= × 1 tahun
Rp . 110.495.000
= 0,200

BEP (Break Even Point)


BEP merupakan tolak ukur untuk menganalisa batas nilai produksi atau kapasitas
produksi suatu usaha untuk mendapat titik impas atau keadaan dimana usaha tidak untung
dan tidak rugi juga. Suatu usaha dikatakan berhasil bila nilai BEP unitnya lebih besar
dibanding unit yang sedang diproduksi. Perhitunan BEP (Rp) dan BEP (Unit) dapat dilihat
sebagai berikut.

Biaya Tetap (TFC )


BEP unit =
P−AVC
Rp .12. 000 .000
= = Rp. 799,200
Rp . 22.000−Rp . 6.985

Biaya Tetap (TFC )


BEP harga = AVC
1−
P
Rp .9.625 .000
= Rp . 799,200 = Rp. 9.984.439
1−
Rp . 22.000

Anda mungkin juga menyukai