Anda di halaman 1dari 13

Oleh: Kelompok 4

Pengertian Teratogenesis

Teratogenesis adalah terjadinya


perkembangan tidak normal dari sel
selama kehamilan yang menyebabkan
kerusakan pada embrio sehingga
pembentukan organ-organ berlangsung
tidak sempurna (terjadi cacat lahir).
Gambar.1 berudu katak yang mengalami teratogenesis
A. Mekanisme kerja teratogen dalam tubuh maternal
Teratogenesis pada tubuh maternal terjadi ketika teratogen (zat atau agen yang bisa
menyebabkan cacat pada janin) mempengaruhi tubuh ibu secara langsung. Ini bisa terjadi melalui
berbagai cara, misalnya:

1. Gangguan Metabolik: Teratogen dapat mengubah atau mengganggu metabolisme tubuh ibu,
mempengaruhi suplai nutrisi ke janin atau mengganggu pembentukan organ janin.

2. Paparan Zat Berbahaya: Jika ibu terpapar zat kimia atau obat-obatan tertentu, seperti alkohol,
nikotin, atau obat-obatan terlarang, dapat mengganggu perkembangan normal janin.

3. Infeksi: Beberapa infeksi yang diderita ibu selama kehamilan, seperti rubella atau
toksoplasmosis, dapat menyebabkan teratogenesis pada janin.

4. Radiasi: Paparan radiasi pada tubuh ibu selama kehamilan juga dapat menyebabkan
teratogenik, menyebabkan kerusakan pada sel janin yang berkembang.
Teratogenesis pada tubuh maternal mengganggu
lingkungan internal yang sangat penting bagi
perkembangan janin, baik melalui gangguan langsung
maupun tidak langsung. Itu sebabnya penting bagi ibu
hamil untuk memperhatikan lingkungan dan
kesehatannya serta menghindari faktor risiko yang
dapat menyebabkan teratogenesis.
B. Mekanisme kerja teratogen dalam plasenta
Plasenta berfungsi sebagai penghubung antara ibu dan
janin, memberikan nutrisi dan oksigen ke janin serta
membuang produk limbah dari janin. Mekanisme kerja
teratogen dalam plasenta bisa bervariasi tergantung pada
jenis teratogen dan bagaimana teratogen tersebut
menembus atau mempengaruhi plasenta, cara
mekanismenya bekerja yaitu:
B. Mekanisme kerja teratogen dalam plasenta
Penetrasi Plasenta: Beberapa zat atau obat-obatan tertentu dapat menembus
plasenta dengan mudah karena ukuran atau sifat kimianya, langsung
mempengaruhi perkembangan janin.

Perubahan Lingkungan Kimia: Beberapa zat atau obat-obatan dapat mengubah


lingkungan kimia di sekitar plasenta, menyebabkan perubahan dalam proses
perkembangan janin.

Kerusakan Sel dan DNA: Beberapa teratogen dapat menyebabkan


kerusakan langsung pada sel atau materi genetik di dalam plasenta,
mengganggu pembentukan organ atau sistem penting pada janin.
Selain mekanisme perlindungan pada plasenta tersebut,
diketahui bahwa penggunaan obat pada wanita hamil perlu
diperhatikan. Bagi ibu hamil sebaiknya menghindari paparan
teratogenik yang dapat merugikan perkembangan janin dan
konsultasi dengan profesional kesehatan tentang keamanan
penggunaan obat-obatan atau paparan zat tertentu selama
kehamilan.
Toksisitas pada embrio ditunjukkan dengan adanya
penurunan berat badan embrio yang tidak dapat bertahan hidup.
Dasar perkembangan abnormal diantaranya, malformasi,
pertumbuhan terhambat, penurunan fungsi, dan kematian. Suatu
embrio yang terkena pengaruh toksik senyawa tertentu dapat
mengalami perubahan sitologis yang akhirnya menjadi fetus yang
cacat.
Meet the team

Amelia Febrina Mariatul Kiftiah Ratna

Anda mungkin juga menyukai