Anda di halaman 1dari 1

BIOGRAFI KH.

ABDUL HAMID PASURUAN

Kiai Haji Abdul Hamid atau Mbah Hamid juga kondang dipanggil KH Hamid
Pasuruan (lahir di Lasem, 22 November 1914 M/4 Muharram 1333 H) merupakan
seorang ulama, pendakwah, dan pengasuh pondok pesantren yang banyak
mengabdikan diri dalam pengembangan agama Islam di Kota Pasuruan, Jawa Timur.

Masa kecil dan remaja

Meski Pasuruan dinisbatkan dalam namanya, KH Abdul Hamid sebenarnya dilahirkan


di Dukuh Sumurkepel, Desa Sumber Gerang, Lasem, Rembang, Jawa Tengah pada 22
November 1914 M atau bertepatan dengan tanggal 4 Muharram H dengan nama
lahir Abdul Mu'thi. Kedua orang tuanya juga merupakan keluarga ulama/pendakwah
yang disegani masyarakat, ayahnya adalah KH. Abdullah bin KH. Umar sedangkan
ibunya adalah Nyai Raihanah binti KH. Shiddiq. Semasa kecil ia dikenal sebagai anak
nakal yang sering kali membuat jengkel orang-orang Tionghoa di lingkungannya

Semasa kecil ia juga sangat jarang berdiam di rumah. Hobinya adalah bermain sepak bola dan layang-layang setiap
hari, hingga membuat orang tuanya khawatir keselamatan dan kewajiban belajar mengajinya yang sering
terbengkalai meski tak sepenuhnya ditinggalkan.

Pada usia 12 tahun, Abdul Mu'thi muda dikirimkan ayahnya ke Pondok Pesantren Kasingan, Rembang yang saat itu
diasuh oleh Kiai Kholil bin Harun (mertua KH. Bisri Mustofa) dengan maksud belajar sekaligus mengurangi
kenakalannya. Di tempat ini, ia hanya belajar sekitar satu setengah tahun dan kemudian pindah ke Pondok Pesantren
Tremas di Pacitan yang saat itu diasuh oleh KH. Dimyathi

Pada usia 15 tahun (sekitar tahun 1930), Abdul Mu'thi muda diajak kakeknya, KH. Shiddiq menunaikan ibadah haji.

KH Abdul Hamid Menikah

Setelah 12 tahun menuntut ilmu di Pesantren Tremas Pacitan, ia kemudian dipinang oleh paman dari jalur ibunya
yakni KH. Ahmad Qusyairi untuk dijodohkan dengan putrinya yang bernama Nafisah sebagaimana pesan ayahanda
setelah peristiwa berhaji yang lalu. Beliau kemudian menikah pada usia 22 tahun, tanggal 12 September 1940 M / 9
Sya'ban 1359 H, di Masjid Jami' (sekarang Masjid Agung Al-Anwar) Pasuruan.

Tahun 1951 KH. Abdullah bin Yasin yang menjadi pengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan wafat, putranya yang
bernama Kiai Aqib diangkat menjadi pengganti, namun karena masih sangat muda dan masih harus menimba ilmu di
Pesantren Al-Hidayah Lasem, Haji Abdul Hamid kemudian didaulat untuk menjalankan kepemimpinan Pesantren
Salafiyah.

Selain mengajar di pesantren, ia juga kerap diminta warga untuk mengisi pengajian di kampung-kampung, Ia juga
mengadakan pengajian di pelataran rumah pribadinya.

Wafat

Kamis, 23 Desember 1982 KH. Abdul Hamid dilarikan ke RSI Surabaya setelah mendadak jatuh. Hasil pemeriksaan
menunjukkan adanya pembekakan jantung, kondisi ginjal dan liver yang juga parah.

Ia kemudian meninggal dalam usia 70 tahun menurut perhitungan kalender Hijriah pada 9 Rabiul Awwal 1403 H atau
25 Desember 1982. Ia dimakamkan di kompleks pemakaman wali dan ulama Pasuruan di seberang alun-alun
tepatnya di belakang Masjid Agung Al-Anwar Kota Pasuruan bersama puluhan ulama lainnya.

NAMA : JIHAN TALITA ULFA (09)

KELAS : 4C

Anda mungkin juga menyukai