SKRIPSI
Oleh:
FERDINANDUS MANTU
NIM. 2012 240 340
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini merupakan hasil karya saya sendiri
dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya dalam skripsi tidak terdapat
karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Materai 6000
Ferdinandus Mantu
M OTTO DAN PERSEMBAHAN
Orang tua, Bapak Venansius Jemantur dan mama Maria Goreti Sinar, yang
tanpa ada akhir telah mencurahkan seluruh kasih sayangnya dengan tulus
Incen, adik Ancik, adik Ino, adik Risto, adik Alfrix, adik Obet, adik Tevo,
adik Ando, adik Ifin, adik Stefa, adik Opick, adik Epick, adik Apick, teman
Rifan, teman Eben, teman Poick, teman Sandick, teman Cepik dan masih
imut-imut fajar yang selalu membuat saya tersenyum dan bahagia di saat
pulang kos.
Kekasih hati Ellak Timan sebagai tanda cinta kasihku, surya persembahkan
karya kecil ini buatmu. Terima kasih atas kasih sayang, perhatian, dan
menyelesaikan tugas akhir ini, semoga engkau pilihan terbaik buatku dan
masa depanku.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
ini dengan lancar tanpa halangan yang berarti. Dalam keksempatan ini penulis
1. Ketua Yayasan dan Rektor Universitas Flores beserta staf yang telah banyak
2. Dekan dan Ketua Prodi Pendidikan Sejarah beserta staf dan para dosen
pendidikan sejarah yang teah banyak membantu dan memberikan bekal ilmu.
Camat, Kepala Desa, dan warga masyarakat Desa Galang yang telah
berjalan lancar.
5. Bapak, ibu dan adik-adik yang senantiasa memberikan doa, motivasi dan
atas bantuan yang selama ini diberikan kepada penulis, Amin. Penulis menyadari
bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan kerendahan hati
penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat kepada semua
Ferdinandus Mantu
ABSTRAK
Halaman
JUDUL...............................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN.............................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN..............................................................................iii
PERNYATAAN KEASLIAN...........................................................................iv
MOTTO.............................................................................................................v
PERSEMBAHAN..............................................................................................vi
KATA PENGANTAR.......................................................................................vii
ABSTRAK.........................................................................................................viii
DAFTAR ISI......................................................................................................ix
GLOSARIUM....................................................................................................x
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................xi
DAFTAR TABEL..............................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..........................................................................1
B. Identifikasi Masalah................................................................................6
C. Rumusan Masalah...................................................................................6
D. Tujuan Penelitian....................................................................................7
E. Manfaat Penelitian..................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................54
LAMPIRAN.......................................................................................................56
GLOSARIUM
Tradisi Kebiasaan
Buddhayah Budi,akal,pikiran
Culture Budaya
Praaksara Masa sebelum mengenal tulisan
Tombo turuk Cerita lisan
Traditio Tradisi
Naming Julukan
Sthana Istana, gua
Megalithikum Jaman batu besar/batu tua
Daung Nama orang
Mitos Cerita masa lalu
Weto Nama kampung
Tabib Dukun
Rimba Lebat
Telaga Danau, waduk
Galang Nama desa
Kualitatif Suatu metode dalam menyusun
tulisan skripsi
Informan Orang yang kita wawancara, sasaran
Demografi Ilmu tentang susunan, susunan
Kelelawar Nama binatang
Ronggot Marga,suku
Empo Nenek moyang
Wae wau Nama kebun
Buruk rupa Jelek
Compang Tempat simpan sesajian
Sketsa Peta
DAFTAR SINGKATAN
Halaman
Halaman
Lampiran 1 Pedoman Wawancara....................................................................57
Lampiran 2 : Hasil Wawancara........................................................................58
Lampiran 3 : Daftar Informan ..........................................................................61
Lampiran 4 : Dokumentasi...............................................................................62
Lampiran 5: Dokumetasi Hasil Wawancara.....................................................65
Lampiran 6: Surat-Surat...................................................................................67
Lampiran 7: Peta Desa......................................................................................
Lampiran 8: Struktur Gendang Desa Galang....................................................
BAB I
PENDAHULUAN
bersifat dinamis dan bergerak. Pusat perkisaran sejarah lokal akan lebih
yang memuaskan tentang apa sejarah lokal , namun demikian disini bisa
dikatakan sebagai suatu bentuk penulisan sejarah dalam lingkup yang terbatas
dengan unsur wilayah. Menurut Taufik Abdullah sejarah lokal adalah suatu
menyangkut aspek geografis yang berupa tempat tinggal suku bangsa, suatu
sansekerta buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi, yang
dalam bahasa Indonesia adalah budi atau akal atau pikiran. Kebudayaan
menyesuaikan pikiran dan sikap individu dengan sistem norma, adat, dan
adalah individu menyesuaikan diri dengan individu lain (Winarno, 2012: 34).
jenis protozoa hidup bersama makhluk sel sejenis dalam suatu kelompok
banyak jenis protozoa hidup bersama makhluk sel sejenis dalam satu
Hydractinia itu, ada suatu pembagian kerja yang nyata antara subkelompok
suhu yang terlampau tinggi atau terlampau rendah, untuk mendeteksi adanya
bahan yang dapat dimakan, adanya lingkungan yang cocok untuk reproduksi
masa lalunya dilakukan melalui tradisi lisan. Tradisi lisan merupakan tradisi
yang terkait dengan kebiasaan atau adat istiadat menggunakan bahasa lisan
lain. Tradisi lisan dapat diartikan sebagai proses dan dapat pula sebagai
masa lalu melalui bahasa lisan. Sebagai produk, tradisi lisan terbentuk karena
Manggarai. Kisah rekaan ini memiliki setting, tokoh- tokoh pelaku, peristiwa
dan maksud sebagai isi kisah dengan harapan akan ada kelanjutannya ketika
Manggarai. Istana ular merupakan istana yang berbentuk dari batu yang
berlubang seperti liang atau gua yang di dalamnya dipenuhi dengan berbagai
macam ular. Menurut masyarakat Kampung Weto Desa Galang, bahwa ular
terlarang.
DisebutIstana Ular, karena model istana ular terbentuk dari batu yang
memberi nama Istana Ular. Menurut penduduk lokal, Istana Ular adalah
rumah bagi bagi banyak Piton dengan berbagai ukuran, bahkan dalam gua ini
ada ular yang sangat besar dan kulitnya sangat tebal. Dalam istana ular
adapula binatang lain yang hidup di dalam gua tersebut, misalnya kelelawar.
Sekitar gua juga ada begitu banyak binatang jenis lainnya, misalnya babi
hutan dan rusa. Di pintu Gua ada dua ekor ular hijau yang menurut
masyarakat di kampung Weto desa Galang adalah dua ekor ular hijau itu
mengetahui seluk beluk gua. Tanpa seijin orang pintar pasti akan mengalami
musibah. Untuk masuk ke dalam gua, ada berbagai macam persyaratan yaitu
satu butir telur ayam untuk dijadikan tumbal untuk meminta ijin kepada
agar lebih bagus dari sekarang. kaum tua di Desa Galang harus memiliki
Weto Desa Galang jangan lupa dengan bentuk tradisi lisan istana ular
pada saat ini juga di desa galang, istana ular masih terlihat sangat jelas
sebagai modal dan aset untuk masyarakat setempat, cerita patung yang ada di
B. Identifikasi Masalah
Istana Ular.
Istana Ular.
C. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah :Bagaimanakah bentuk tradisi lisan Istana Ular di Desa
lain :Untuk mengetahui tradisi lisan istana ular di Desa Galang Kecamatan
1. Manfaat teoritis
Manggarai Barat.
2. Manfaat Praktis
a. Golongan Muda
b. Masyarakat
ular.
c. Pemerintah Daerah
d. Peneliti
A. Defenisi-defenisi Teori
1. Tradisi
Istilah tradisi berasal dari kata Latin traditio (dari tradere) yang
kata ‘tradisi’ memiliki arti makna dalam berbagai bidang. Dalam bidang
yang di masyarakat.
2. Lisan
kata ‘lisan’ dalam kaitan dengan tradisi lisan (oral tradition) berarti
riddles). Selain itu ada sanjak rakyat (folk rhymes), syair rakyat (folk
poetry), dan berbagai macam cerita rakyat (folk narratives) seperti mite,
legenda dan dongeng. Bentuk terkahir adalah nyayian rakyat (folk song)
mendengarkan secara lisan tentang suku atau tempat yang mereka diami.
3. Tradisi lisan
tradisi lisan yang terlihat dalam legenda, folklor, kisah atau mitos. Tradisi
dengan kata-kata dari satu generasi ke generasi yang lain dan seterusnya
2009; 7).
4. Istana
sthana. Kata lain untuk istana adalah “Mahligai”. Istana adalah sebuah
bangunan besar atau mewah yang biasa dialami oleh keluarga kerajaan,
juga dipakai untuk merujuk kepada gedung besar yang merupakan pusat
suatu lembaga di Jawa dan sekitar tempat tinggal raja disebut ulah
rumah bagi Piton atau berbagai jenis ular yang di kampung Weto
tradisi lisan istana ular merupakan batu yang berlubang besar model gua
Dalam tradisi lisan istana ular, istilah istana biasa disebut juga
Gua. Gua adalah lubang alami di bawah tanah yang dapat dimasuki oleh
yang aman bagi manusia purba. Hal ini dapat dibuktikan dengan
Fidianto. 2014).
5. Ular
zaman Jurassic (174, 1-163, 5 juta tahun yang lalu). Fosil ular tertua yang
Inggris Selatan sekitar 167 tahun yang lalu. Ular merupakan salah satu
daerah padang salju atau kutub. Ular juga tidak bisa ditemui di daerah
hampir tak pernah menginjak tanah. Banyak jenis yang lain hidup melata
bawah tumpukan batuan. Ada juga ular yang hidup di sungai, rawa-rawa,
hewan lebih kecil dari tubuhnya. Ular pohon dan ular darat memangsa
(Beeyanbot. 2015).
mengkonsumsi mangsa tiga kali lebih besar dari diameter kepala mereka.
Hal ini dikarenakan rahang mereka lebih rendah dan dapat terpisah dari
rahang atas. Selain itu ular memiliki gigi menghadap kebelakang yang
Matanya selalu terbuka dan dilapisi selaput tipis sehingga mudah melihat
pandangannya. Ular hanya dapat melihat dengan jelas dalam jarak dekat.
Indera menjadi andalan ular adalah sisik pada perutnya, yang dapat
Hawa dan Adam sehingga terpedaya dan harus keluar dari taman eden.
mengalahkan ular berkepala lima yang jahat. Dalam salah satu hadits
Rasullah saw. Pun ada anjuran untuk membunuh ular hitam yang masuk/
memperkuat kajian dalam penelitian ini juga digunakan rujukan dari hasil
kisah tentang ular dan daung, dimana kisah ini menceritakan, dahulu kala di
sebuah gunung di Bengkulu hiduplah seorang wanita tua dengan tiga orang
mereka dicukupi dengan ladangnya yang sempit. Satu hari janda ini jatuh
sakit yang sangat keras, kata tabib yang ada di daerah itu bahwa kalian harus
Konon ular tersebut memangsa siapa saja yang mencoba mendaki puncak
gunung itu.
Kedua orang dari ketiga anak janda itu menolak pergi ke puncak itu.
Putri yang bungsu dari ketiga anak janda itu berani didir pergi puncak gunung
gung itu ia lihat sebuah gua besar, di gua itu tinggal ular dan daung ini. Si
bungsu belum masuk ke gua itu, tiba-tiba ia mendengar suara gemuruh dari
gaib guna memasak obat untuk ibuku yang sedang sakit. Tanpa diduga, ular
itu menjawab dengan ramah, “ bara itu akan kuberikan bila engkau menjadi
istriku!”.
Setelah ia bawa pulang bara gaib itu ia kembali ke puncak gunung untuk
menepati janjinya pada ular itu, pada malam harinya si bungsu ini terkejut,
ular tersebut berubah menjadi seorang pria tampan yang mengaku bernama
kedudukan menjadi raja di istana. Ibunya dan kedua kakaknya kaget ketika
suami sibungsu adalah seorang pria yang tampan dan gagah berani, karena
ibunya dengan kedua kakaknya tiba pada malam hari diatas puncak itu.
Kedua kakak sibungsupun merasa cemburu dan timbullah niat jahat mereka.
Mereka membakar kulit ular itu dan mengusir adiknya. Mereka mengira sang
ular itu maka kutukan si ular itupun berakhir. Maka si bungsu jadi istrinya
asal mula ular, dalam mitos ular dan daung terdapat di puncak gunung yang
Persamaan yang lain juga terletak pada kehidupan yang penuh dengan
yang sangat sempit yang setiap hari membanting tulang mengerjakan ladang.
Sama halnya dengan kisah lisan istana ular Di Weto Desa Galang Kecamatan
penduduk dan tinggal di sebuah gua yang jauh dari penduduk dan
yakni ditemukan bahwa ular dan daung seorang pangeran yang dikutuk oleh
sakit, anaknya pergi memanggil tabib yang ada di daerah itu, sijanda sembuh
diberikan obat khusus yaitu beberapa daun di hutan yang dimasak dengan
bara gaib dari puncak gunung. Dengan keberaniaan si bungsu akhirnya janda
itu sembuh. Sedangkan dalam penelitian ini kedua manusia itu mati di gua
istana ular dan berubah menjadi patung, sekarang ular itu berkembang hingga
janda membakar kulit ular, mereka mengira dengan membakar kulit itu maka
di Weto Manggarai Barat dengan mengganti kulit ular masa lalu sehingga
Ular Putih Di Cina, menceritakan bahwa di Cina Dahulu terdapat seekor ular
putih dan ular hijau, dua ekor ular ini hidup di gunung Er-Mei. . Ular putih
menjelma menjadi seorang gadis yang sangat cantik jelita ,ia bernama Bai Su
Zhen. Ular hijau menjelma menjadi seorang gadis pelayan yang cantik,ia
bernama Xiao Qing. Ular ini ditinggalkan oleh keluarga mereka. Suatu hari
dua ekor ini jalan-jalan ke sebuah danau yang ada di bawah lereng gunung
Er-Mei ini, kebetulan danau ini sangat luas dan panjang, di danau ini
masyarakat sering jalan-jalan dengan perahu sambil bernyanyi, pada saat
seorang pangeran muda jalan di danau dengan sebuah perahu miliknya tiba-
tiba melihat dua perempuan cantik, dan ternyata kedua gadis ini adalah dua
ekor ular yang menjelma menjadi gadis cantik yang menawan. Pangeran ini
jatuh cinta dengan ular putih dan pangeran ini menjadikan ular itu sebagai
anak.
Galang, dengan penelitian Heriwratno (2003: 44) bahwa gua istana ular sama-
istana ular dalam penelitian adalah sama-sama ditinggal oleh orang tua.
ini,yakni : legenda ular putih melahirkan seorang anak manusia yang sehat
dan dirawat baik-baik dan tidak diizinkan untuk keluar rumah, sedangkan
anak ular.
ular putih yang diteliti oleh Herwiratno (2003: 44) bahwa dua ekor ular
menjelmakan dirinya menjadi dua orang gadis yang cantik jelita, sedangkan
kisah sejarah lisan tentang istana ular di Weto Desa Galang adalah hasil
dahulu di hutan lereng gunung Lawu hidup sepasang suami istri, kyai pasir
dan Nyai Pasir namanya mereka tinggal di sebuah pondok sederhana yang
bahagia. Mereka merasa aman dan tentram walau ada di hutan. Keduanya
Suatu hari, Kyai Pasir pergi ke ladangnya yang terletak di tepi hutan.
Hari itu dia menemukan sebuah telur yang besar, dia kaget melihat telur itu.
Tanpa pikir panjang dia rebus itu telur lalu makan, tidak lama setelah itu
kyia Pasirpun menjadi seekor naga yang besar. Begitupun kejadian sama
dengan Nyai Pasir, Nyai pasirpun menjadi seekor Naga. Kedua naga itu
cekung, cekungan itupun menjadi sebuah telaga, telaga itu dinamakan Telaga
Pasir.
dengan tradisi lisan istana ular. Dalam penelitian Mudra (2008: 14) Kyai pasir
dan Nyai Pasir tinggal di Hutan dan kehidupan Kyai Pasir dengan Nyai Pasir
tradisi lisan istana ular juga satu pasangan yang tinggal di Gua yang ada di
hutan.
Perbedaannya, Kyai Pasir dan Nyai Pasir menjadi ular gara-gara
makan telur yang aneh. Sementara dalam tradisi lisan istana ular adalah ular
METODE PENELITIAN
A. JenisPenelitian
berbagai metode yang ada. Dari segi pengertian ini, para penulis masih tetap
1987: 5).
1. Setting Penelitian
2. Waktu Penelitian
dengan para informandi Desa Galang yang berlangsung Bulan Mei dan
bulan Juni Tahun 2016, Jadwal penelitian secara rinci dapat dilihat pada
C. Subjek Penelitian
Sesuai dengan fokus penelitian ini, maka yang menjadi subyek dalam
penelitian ini adalah para informan, baik itu informan kunci maupun
Barat.Informan kunci dalam penelitian ini adalah tua-tua adat satu orang dan
istana ulardan memiliki wawasan luas dan juga mengetahui tradisi lisan istana
adalah data yang diperoleh berupa kata-kata atau ungkapan yang diperoleh di
sumber data primer dan sumber data sekunder.Data primer adalah data yang
penelitian ini yakni pendekatan kualitatif, maka isntrumen utama yang mejadi
bagian berikut :
1. Observasi
(Da Silva, 2011: 17) Teknik observasi adalah suatu teknik yang
tuturan adat dan cara berjalan masuk ke istana ular. Melalui teknik ini,
3. Dokumentasi
yang memuat pendapat para ahli, dalil atau saksi yang terkait dengan
penelitian yang mau diteliti oleh peneliti (Da Silva, 2011: 17)..
F. Keabsahan Data
pertimbangan, terutama dalam bata atau jangka waktu penelitian. Dari sisi
menghasilkan seuatu yang ideal. Akan tetapi, hal ini tidak berarti bahwa
maupun penafsir yang masing-masing memiliki tolak ukur dan sudut pandang
ataupun perspektif yang berbeda-beda (Maryaeni 2005:27-28). Untuk itu
Observasi
Wawancara Dokumentasi
kegiatan penelitian ini agar lebih bermakna, maka data tersebut harus
1. Pengumpulan Data
(field notes) catatan lapangan tersebut berisi apa yang dikemukakan oleh
penyederhanaan data. Hal ini perlu dilakukan karena data dari masing-
akan memberikan gambaran yang lebih tajam tentang apa yang sedang
diteliti.
gambar, matriks, grafik, bagan, tema serta tulisan yang disusun secara
sistematis untuk dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang
diamati dengan cara mencari makna dari data-data yang ada, membuat
mendukung verifikasi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Desa Galang
Desa galang berdiri pada tahun 1997, merupakan pemekaran
pada waktu itu di pimpin oleh Rofinus Raden, dan pada tahun 1999-2003
Desa Galang menjadi desa definitip kemudian pada tahun tersebut tetap
pergantian pemimpin atau kepala desa melalui demokrasi dan dari tahun
Jehanun, dan tahun 2009 sampai dengan 2015 dipimpin oleh anak
Kecamatan Welak dengan ketinggian 0,47 s/d 0,50 mil dari permukaan
laut, kondisi alam yang terdiri dari lembah, dan perbukitan dengan curah
hujan rata-rata pertahun antara 4-5 bulan hujan. Suhu rata-rata 25 c s/d30c.
Penduduk Desa Galang pada tahun 2016 berjumlah 1.952 jiwa terdiri
dari laki-laki 932 dan perempuan berjumlah 1.020 dengan jumlah kepala
keluarga 460 kk. Dengan RTM 200 kk, dengan penyebaran penduduk 70
2016 berjumlah :
b) Pendidikan.
2. Tamat SMP/Sederajat 60 25 85
3. Tamat SLTA/sederajat 30 2 32
4. Tamat D-2/sederajat - 2 2
5. Tamat D-3/sederajat 2 1 3
6. Sarjana S-1/sederajat 6 2 8
Total 1.952
d) Agama
e) Cacat Fisik
Tabel 4.4 Jumlah Cacat fisik Desa Galang
b) Keadaan Ekonomi
1. Orbitasi/Jarak Desa
1. Dusun Pau
2. Dusun Galang
3. Dusun Sokong
4. Dusun Weto
4. Luas Wilayah Desa Galang
Luas wilayah Desa Galang adalah 132 m 2 dengan penggunaanya
sebagai berikut :
Galang mengambil air dari hidran umum, PAH, sumur gali, dan air
b) Potensi Wisata
Terdapat lokasi/tempat Wisata Istana Ular serta wisata
untuk perorangan.
b) Lembaga Adat
Keberadaan lembaga adat di Desa Galang tidak dibentuk
c) LembagaKeamanan
Jumlah anggota Linmas Desa Galang sebanyak 9 orang,
tradisi atau kisah sejarah lisan tentang istana ular, disebut istana ular karena
ular di dalam gua atau istana sangat banyak jenisnya, misalnya ular hijau, dan
berbagai jenis ular lainnya. Adapun binatang lain yang ada di dalam gua ular
ini, misalnya : kelelawar dan katak. Untuk masuk kedalam gua ular ini ada
suatu upacara kecil yaitu : setiap orang yang berkunjung ke gua wajib satu
orang yang sebagai penunjuk jalan masuk membawa sebutir telur ayam
kampung, karena telur ini merupakan simbol atau memberi makan terhadap
semua binatang yang ada di dalam gua. Masyarakat kampung Weto Desa
upacara ini ditutur oleh keturunan suku Ronggot yaitu Bapak Ferdinandus
”Empo....ho salang mai dami leso ho’o bo ga, mai kudut la’at
ite. mai dami kole empo porong neka babang agu langat lite,
ami anak dite empo, tadang koes sangge ata da’at one mai ami
lite, jadi mai dami toe mu’u kanang empo, ho’o kin tuak
kamping ite lami. Mai dami kole empo kudut lelo loke dite.
Hitu kanang tegi dami empo...toe kudut mai ba da’at latang ite
dami empo...”
Artinya : Nenek, tujuan kami datang ke gua ini guna untuk melihat
kulitmu yang bagus dan menawan, kami bukan hanya datang untuk melihat
saja tidak lupa kami membawa makanan untuk kamu. Kami datang bukan
untuk membuatmu marah nenek.
Berdasarkan ungkapan diatas bahwa masyarakat kampung Weto
percaya ular-ular tersebut adalah nenek moyang suku Ronggot .
Menurut Bapak Dominikus Tau (tua gendang) (wawancara 30 Mei
2016) seorang informan mengatakan bahwa :
”sejarah lisan istana ular awalnya adalah dua orang anak
pergi menjaga kebun, sampai di kebun mereka melakukan
perkawinan terlarang, dikatakan terlarang karena mereka
melakukan perkawinan sedarah atau perkawinan saudara
saudari kandung, hasil perkawinan mereka menetas
berbagai macam ular besar dan panjang. Akhirnya sekarang
sudah banyak jenis ular di istana ular kampung Weto Desa
Galang”.
yang ada di gua ular, karena menurutnya dahulunya ular-ular itu manusia,
buktinya ada fosil jenis kelamin manusia laki-laki dan jenis kelamin manusia
perempuan.
Data di atas bisa ditarik kesimpulan bahwa tradisi lisan istana ular
kejadian yang terjadi pada suku Ronggot yang terjadi pada masa lampau,
dimana kisah ini menceritakan “awal mulanya ada dua orang anak dari suku
Ronggot pergi menjaga kebun di Wae Wau. Dua orang anak ini, satu laki-laki
terlarang. Setelah di ketahui orangtua dari kedua anak ini langsung di usir dari
Suatu malam orangtua dari kedua anak ini bermimpi, dalam mimpinya
“ Bapak... kalau mau cari kami, cari saja di Wae Wau. Langsung keesokan
harinya orangtua dari kedua anak ini pergi ke Wae Wau, ternyata sampai di
Wae Wau bukan lagi kedua anaknya di dalam gua, tetapi dua ekor ular,
satunya ular jantan satunya ular betina, mulai dari situlah sehingga sekarang
Pernah terjadi pada tahun 2007 yang terjadi pada orang asing
namanya Mr. John mengatakan raja dari semua ular yang ada di dunia ini
ada warna merah yang lajunya sangat cepat di awan, maka itu sang raja ular
sedang mengelilingi dunia melihat ular-ular lainnya yang ada di seluruh bumi.
C. Pembahasan
Uraian yang telah dipaparkan pada bagian sebelumnya, maka dapat
terkutuk oleh Tuhan yang maha kuasa. Tradisi lisan istana ular diwariskan
nyatanya. Penelitian ini didukung oleh gagasan Jan Harold Brunvard dalam
saja, secara tradisional dalam versi yang berbeda, baik dalam bentuk lisan
maupun cantoh yang disertai dengan gerak isyarat atau alat pembantu
pengingat (mnemonic device)”. Pernah terjadi pada masa lalu suku Ronggot,
bahwa dahulu pernah terjadi perkawinan terlarang yang terjadi ketika dahulu
ada dua orang anak dari keturunan ronggot pergi menjaga kebun di Wae
Wau.
Perkawinan terlarang terjadi ketika dua orang anak dari sebuah keluarga suku
orangtua dari kedua anak ini, maka orangtua mengusir mereka, bahkan
gua di kebun Wae wau. Di dalam gua kedua anak ini dikutuk menjadi dua
ekor ular yang berjenis kelamin satu ular jantan satunya ular betina. Maka,
mulai dari sini seluruh masyarakat desa Galang percaya bahwa dari dua ekor
ular inilah yang sekarang sudah banyak ular di gua ular ini, sehingga
Desa Galang terhadap tradisi lisan istana ular karena kejadian yang benar-
benar terjadi pada suku Ronggot yang berada di Desa Galang. Tradisi lisan
istana ular merupakan istana ular yang dipercaya oleh masyarakat desa
Galang adalah empo atau nenek moyang suku Ronggot yang ada di desa
Galang. Segala sesuatu yang ada bersifat mitos oleh manusia sebagai tempat
yang berbudaya, dengan adanya tradisi lisan istana ular mengingat akan
keturunan suku Ronggot tidak boleh memukul ular atau memakan ular yang
dalam memahami tradisi lisan istana ularserta nilai budaya tradisi ini juga
Cikaputrian. Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang putri raja yang
dikarunia wajah yang sangat menawan. Amat cantik jelita rupa wajahnya.
Namun tidak seperti wajahnya yang cantik, tabiat perilaku sang putri sangat
buruk dan tidak terpuji. Marasa dirinya merupakan putri Raja, sang Putri
sangat manja. Segala keinginannya harus dituruti. Jika tidak dituruti ia akan
merajuk dan marah-marah. Sang Putri juga dikenal sebagai orang yang sangat
pemalas. Satu sifat buruk lain dari Sang Putri adalah kesombongannya. Sang
Putri merasa dia adalah perempuan sempurna, selain putri seorang raja dia
Entah darimana asal si perempuan tua karena mendadak dia muncul dekat
danau. Sepertinya dia ingin mandi atau mencuci muka di danau itu.Sang Putri
itu dan tendang perempuan tua itu. Si perempuan tua tetap terdiam. Bibirnya
tetap terdiam dan juga tidak beranjak pergi, Sang Putri kembali menghardik
dengan kasar.” Perempuan dekil, lekas engkau pergi menjauh dari danau ini!
Pergi! Air danau yang jernih ini akan kotor terkena tubuhmu yang dekil dan
bau!”
sekali mulutmu! Apakah engkau tidak tau saat ini tengah berhadapan dengan
siapa?”“Aku tahu. Aku tengah berhadapan dengan seorang Putri Raja.” Jawab
si perempuan tua.” Namun apakah karena engkau Putri raja lantas engkau
bertambah marah.” Aku Putri raja, aku bebas berbuat apapun yang aku suka,
rupa.”“Engkau memang putri raja, namun tidak seharusnya seorang putri raja
seorang manusia adanya. Ucapan kasar lagi sombongmu itu tidak layak
keluar dari mulut seorang manusia. Ucapanmu sungguh berbisa dan hanya
menghantam tubuh sang Putri. Seketika tubuh sang Putri terpental dan
kembali lagi seperti semula. Dengan air mata yang terus mengucur, ular hitam
itu memasuki danau. Karena dia sangat malu dengan wujudnya saat ini, dia
berubah wujud menjadi ular hitam berbisa diketahui oleh pada penduduk
sekitar danau. Mereka lantas menamakan danau itu dengan nama Cikaputrian
cermin utama pada kehidupan manusia. Dalam tradisi lisan istana ular
menceritakan bagaimana kisah kedua orang dari satu keluarga suku Ronggot
membuat kesalahan atau melanggar hukum adat Desa Galang atau melanggar
tahun 2016.
Dalam cerita Cikaputrian adalah Putri raja yang sangat cantik dan
Pencipta, karena sang puteri menghina orang yang tidak bersalah. Dimana
seorang perempuan tua yang ingin mandi di danau dekat kerajaan dicaci maki
oleh sang putri yang sombong dan angkuh. Hingga akhirnya sang putri
dikutuk menjadi seekor ular yang berbisa. Untuk itu kesombongan tidak akan
Kabupaten Manggarai Barat merupakan salah satu kisah masa lampau yang
benar-benar terjadi yang sampai saat ini masih ada proses perkembangannya.
Kisah ini menceritakan satu kejadian yang melanggar aturan adat Manggarai,
Perkawinan terlarang terjadi ketika dua orang anak dari sebuah keluarga suku
orangtua dari kedua anak ini, maka orangtua mengusir mereka, bahkan
anak ini melarikan diri dari Desa Galang. Akhirnya mereka tinggal di sebuah
gua di kebun Wae wau. Di dalam gua kedua anak ini dikutuk menjadi dua
ekor ular yang berjenis kelamin satu ular jantan satunya ular betina.
B. Implikasi Penelitian
Galang mempunyai hubungan masa lalu pada suku Ronggot, ternyata istana
ular mempunyai sejarah yang melanggar aturan adat dalam tradisi Manggarai,
perkawinan yang terlarang, dimana kisah ini menceritakan dua orang manusia
moral kepada keturunan suku Ronggot tidak di izinkan untuk membunuh ular
yang ada di istana ular, karena ular yang ada di istana ular adalah nenek
tertulis. Maka dalam mengatasi jangan sampai tradisi lisan istana ular hilang
atau kisahnya hilang jejak, perlu di tuliskan menjadi dokumen tertulis. dalam
menjaga istana ular agar tetap eksis harus merawat dan menjaga dengan baik
dan benar.
C. Saran
atau kisah lisan yang benar-benar terjadi pada suku Ronggot yang ada di Desa
tergantung kepada interprestasi peneliti tentang tradisi lisan istana ular yang
fakta dari informan yang berbeda dan dari hasil penelitian lainnya. Sedangkan
mengurus fasilitas di istana ular, seperti jalan raya ke lokasi penelitian, listrik,
dan fasilitas lainnya untuk membangun istana ular. Warga masyarakat Desa
generasi selanjutnya.
b. Bagi tua adat, diharapkan agar bisa memberikan kesempatan kepada
Deki Kanisius Tebo. (2011). Tradisi lisan orang manggarai. Jakarta: Parrhesia
Institute Jakarta
Pedoman Wawancara
Gambar II : Fosil jenis Kelamin Gambar III: Fosil Jenis Kelamin Laki-
Perempuan Laki
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Diambil Tanggal: 07 Juni 2016 Diambil Tanggal: 07 Juni 2016
Gambar V : Ular yang ada di dalam Istana Ular Gambar VI : Ular di Pintu Istana Ular
(Sumber : Dokumentasi Pribadi) (Sumber : Dokumentasi Desa
Diambil Tanggal: 07 Juni 2016 Galang)
Diambil Tanggal: 08 Juni 2016
Surat-Surat
Tua Gendang
1. Dominikus Tau
2. Tadeus Ganggut
Keterangan: