Anda di halaman 1dari 8

P a g e |397

Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)


Volume 2 No. 5 2019

Pelaksanaan Sanksi dalam Mengatasi Tawuran Pelajar di


SMK Kartika 1-2 Padang

Mira Laharisa, Henni Muchtar


Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Padang
E-mail: miralaharisa15@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi dan mendeskripsikan pelaksanaan sanksi
dalam mengatasi tawuran pelajar di SMK Kartika 1-2 Padang. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif yang mengambil lokasi di SMK Kartika 1-2 Padang. Alasan penulis
memilih lokasi tersebut karena pelaksanan sanksi sanksi dalam mengatasi tawuran belum
berjalan secara optimal. Penetapan informan dilakukan dengan puposive sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanan sanksi dalam mengatasi tawuran pelajar di SMK
Kartika 1-2 Padang meliputi 3 tahap diantaranya teguran. Teguran merupakan memberitahu
dan memperingati seseorang dalam hal ini memperingati seorang pelajar bahwa tindakannya
adalah tindakan yang salah dan diharapkan tidak akan mengulanggi lagi yang dilakukan oleh
pihak sekolah SMK Kartika 1-2 Padang dalam mengatasi tawuran pelajar. Kedua, melakukan
pemanggilan bagi pelajar yang melukan tawuran pelajar merupakan surat panggilan yang
disampaikan oleh pihak sekolah SMK Kartika 1-2 Padang. Ketiga mengeluarkan siswa dari
sekolah sebagai salah satu wujud dari nilai norma yang ada. Tujuan agar pelaksanan sanksi
dalam mengatasi tawuran akan berjalan dengan baik.
Kata Kunci: sanksi, tawuran, pelajar

ABSTRACT

This research aims to identify and describe the implementation of sanctions in dealing
with student brawls at SMK Kartika 1-2 Padang. This study uses a descriptive method that
takes place in SMK Kartika 1-2 Padang. The reason the author chose the location is because
the implementation of sanctions in dealing with brawls has not run optimally. Determination
of the informant was done by purposive sampling. Data collection techniques carried out by
observation, interviews, and documentation. The results showed that the implementation of
sanctions in dealing with student brawls at SMK Kartika 1-2 Padang included 3 stages
including reprimand. Reprimand is to inform and commemorate someone in this case
commemorating a student that his actions are wrong and is expected to not be repeated by the
SMK Kartika 1-2 Padang school in dealing with student brawls. Second is calling students
who fight student brawls is a summons delivered by the SMK Kartika 1-2 Padang school. The
last is expenditures of students from schools is a manifestation of the existing norm values in
398 | Pelaksanaan sanksi..

schools called student discipline in SMK Kartika 1-2 Padang schools. The goal is that the
implementation of sanctions in dealing with brawls will go well.
Keywords : sanction, brawls, student
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2019
by author.
P a g e |397
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019

PENDAHULUAN Bahasa Indonesia atau KBBI berasal


Pelajar merupakan dari kata “tawur” dan “pelajar”.
bagian dari individu yang Tawur adalah perkelahian secara
merupakan perubahan dari masa beramai-ramai, perkelahian masal,
transisi dari masa anak menuju dan perkelahian yang terjadi secara
masa remaja hingga dewasa. Pada tiba-tiba antara kedua belah pihak
tahap remaja sangat dibutuhkan yang berselisih. Sedangkan
sosialisasi dengan masyarakat tawuran pelajar adalah perkelahian
disekitarnya. Pada tahap ini remaja yang dilakukan oleh sekelompok
bersosialisasi dengan masyarakat orang yang mana perkelahian
akan berdampak negatif maupun tersebut dilakukan oleh orang yang
positif. Menurut Oemar (2004: 99) sedang belajar.
pelajar merupakan salah satu Dampak dari tawuran
komponen dalam pengajaran, pelajar ini merugikan banyak
disamping faktor guru, tujuan dan pihak, terutama bagi sai pelaku.
metode pengajaran. Dengan Pelaku akan mengalami cedera,
demikian pelajar merupakan bahkan tewas dalam tawuran
seseorang yang mengembangkan tersebut. Bukan hanya itu tawuran
pontesi dalam dirinya melalui pelajar tersebut juga berdampak
proses pendidikan dan seperti merusak fasilitas
pembelajaran pada jalur, jenjang infrastruktur yang ada, seperti
dan jenis pendidikan tertentu. ruko, kendaraan, halte bus, dan
Pada saat ini, di berbagai sekolah.
media elektronik sering SMK Kartika 1-2 Padang
memberitakan tentang tawuran merupakan salah satu sekolah yang
pelajar. Maraknya pemberitaan siswanya sering melakukan
tawuran pelajar di berbagai media tawuran. Berikut data tawuran
menyebabkan sekolah dari daerah yang di dapat pada tanggal 5
lain ikut melakukan tawuran Agustus 2019, terjadi peningkatan
pelajar yang disebabkan oleh angka siswa yang tawuran dalam
masalah siswa antar sekolah tiga tahun terakhir. Dari buku
sehingga menyebabkan adu kasus SMK Kartika 1-2 Padang
pendapat hingga tawuran antar diketahui bahwa pada tahun 2016
pelajar. Tawuran pelajar sebanyak 25 pelajar yang
merupakan salah satu perbuatan melakukan tawuran. Kemudian
anak yang dapat dikategorikan pada 2017 sebanyak 32 pelajar yang
sebagai kenakalan remaja atau melakukan tawuran. Sementara
juvenile deliquency. Tawuran pada tahun 2018 sebanyak 40
pelajar menurut Kamus Besar
400 | Pelaksanaan sanksi..

pelajar yang melakukan tawuran. tawuran tersebut. Adapun data


Dari data tersebut dapat dilihat pelajar yang terkena sanksi dalam
bahwa tawuran antar pelajar tidak tiga tahun terakhir juga mengalami
dapat dianggap remeh. Sebab jika peningkatan. Pada tahun 2016
tidak ada penanganan secara serius sebanyak 20 pelajar yang terkena
oleh pihak terkait akan berdampak sanksi dari sekolah, tahun 2017
negatif terhadap kondisi pelajar, sebanyak 30 pelajar dan pada tahun
lingkungan sekolah dan 2018 sebanyak 40 pelajar yang
lingkungan masyarakat. Oleh terkena sanksi. Melihat trend
karena itu, perlu adanya kepastian peningkatan tersebut semestinya
dalam penegakan hukum yang pihak sekolah harus tegas dalam
dilakukan pihak sekolah untuk melaksanakan sanksi di sekolah
menindak lanjuti hukuman apa dalam mengatasi tawuran pelajar di
yang diberikan untuk pelaku SMK Kartika 1-2 Padang.
tawuran pelajar tersebut sehingga Pihak sekolah telah
ada efek jera dari si pelaku.
membuat tata tertib seperti tertulis
Dalam rangka mengurangi dalam buku tata tertib siswa tahun
kasus tawuran pelajar, sebenarnya 2016-2017 di SMK kartika 1-2
pihak sekolah telah memberikan Padang yang diberikan pada saat
sanksi bagi siswa yang terlibat penerimaan siswa baru yang
dalam tawuran tersebut. Adapun mengatur segala bentuk tindakan
sanksi yang diberikan kepada yang diharuskan dilakukan peserta
pelajar berupa surat peringatan didik saat melakukan aktifitas
pertama yakni teguran dari pihak sekolah. Seperti dituliskan dalam
sekolah seperti wali kelas, guru bab V pasal poin ke 5 berhubungan
bimbingan konseling (BK) dan dengan larangan membuat
bapak/ibu wakil kesiswaan. Kedua keonaran/tindakan kriminal di
sanksi berupa surat di atas materai dalam lingkungan sekolah maupun
yang berisi perjanjian untuk tidak diluar lingkungan sekolah yang
mengulangi perbuatannya. Ketiga berpengaruh buruk dan dapat
dengan cara memanggil orang tua mencemarkan nama baik sekolah.
dari siswa yang melakukan Kemudian poin ke 8 yang dapat
tawuran dan ada sebagian pelajar memicu tindakan kekerasan berupa
yang dikeluarkan dari sekolah dan tawuran yang berbunyi larangan
melakukan surat perjanjian membawa senjata tajam, senjata
dihadapan orang tua. Dengan api, atau sejenisnya yang tidak ada
adanya sanksi tersebut maka hubungannya dengan pendidikan.
diharapkan dapat memberikan efek Adapun sanksi terhadap tawuran
jera bagi pelajar yang melakukan belum dilakukan sesuai dengan

400
P a g e | 401
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019

tata tertib sekolah sebagai berikut Sedangkan teknik pengujian


pemberian pembinaan skorsing keabsahan datanya menggunakan
bagi pelajar yang melakukan teknik triangulasi sumber data dan
tawuran dan tidak naik kelas bagi yang terakhir teknik analisis data
pelajar yang melakukan tawuran. dengan cara pengumpulan data,
Penelitian ini penulis reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan.
laksanakan karena ingin melihat
bagaimana pelaksanaan sanksi HASIL DAN PEMBAHASAN
dalam mengatasi tawuran pelajar di Menurut teori yang
SMK Kartika 1-2 Padang. Penulis diutarakan oleh Sidik Pramono
melihat bahwa pelaksanaan sanksi dalam bukunya gank sekolah
dalam mengatasi tawuran pelajar di (2009:4) faktor penyebab tawuran
sekolah tersebut kurang berjalan antara lain adalah dendam antar
dengan baik. Alasan penulis pelajar yang merupakan balasan
memilih SMK Kartika 1-2 Padang atas perlakuan/tindakan
sebagai saran penelitian karena merugikan yang dilakukan oleh
belum pernah dilakukan penelitian pelajar yang lain. Teori ini dapat
mengenai pelaksanaan sanksi dibuktikan kebenarannya bahwa
dalam mengatasi tawuran pelajar di salah satu alasan gank sekolah SMK
SMK Kartika 1-2 Padang. Kartika 1-2 Padang melakukan
METODE PENELITIAN tindakan membela diri/balas
dendam atas perlakuan kurang
Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah enak yang dilakukan oleh pelajar
lain demi menjaga solidaritas antar
penelitian kualitatif dengan metode
teman sekaligus menjunjung tinggi
deskriptif. Lokasi penelitian di
SMK Kartika 1-2 Padang. Informan nama baik sekolah. Menurut
Kartono (2010:110-128), penyebab
penelitian yaitu Kepala Sekolah,
terjadinya tawuran ada dua yaitu
Wakil Kesiswaan, guru, siswa dan
orang tua murid yang melakukan mencakup faktor internal dan
tawuran. Jenis data yang faktor eksternal. Faktor internal
meliputi reaksi frustasi negatif serta
digunakan yaitu Data Primer dan
gangguan emosional pada remaja.
Data Sekunder. Teknik
pengumpulan data meliputi Sedangkan faktor eksternal
observasi, wawancara dan meliputi faktor keluarga yang
dokumentasi dengan kurang memperhatian anak
menggunakan alat pengumpulan maupun lingkungan sekolah tidak
data seperti pedoman wawancara, menguntungkan/ kondusif. Di
handphone serta buku catatan. SMK Kartika 1-2 Padang juga

401
402 | Pelaksanaan sanksi..

ditemui beberapa anak yang juni 2019 peneliti 2019 peneliti


memang secara fisik dinyatakan melihat beberapa siswa yang
sehat namun secara mental/ psikis mengenakan baju tidak rapi dan
mereka sedikit terganggu karena tidak sesuai dengan aturan
merasa senang apabila dapat misalnya tidak memakai sepatu
melakukan tindakan tawuran hitam, tidak mengenakan ikat
pelajar dan melukai siswa sekolah pinggang selain itu juga masih
lain maupun berlaku/ bertindak ditemukan siswa yang berbicara
melecehkan orang dengan cara kotor ketika berada di lingkungan
verbal meliputi ejekan ejekan sekolah.
maupun umpatan.
Ditembok- tembok sekolah
Para orang tua sudah sangat baik di dalam maupun diluar
percaya dengan pola pendidikan sekolah banyak coretan yang
sekolah sehingga kurang dilakukan oleh SMK Kartika 1-2
melakukan kontrol terhadap anak. Padang maupun oknum siswa lain.
Padahal seharusnya orangtua Vandalisme yang berada di luar
mempunyai andil yang cukup sekolah dapat memicu tawuran
besar dalam perilaku anak karena antar pelajar dengan sekolah lain.
sekolahpun apabila anak tidak Karena setiap sekolah mempunyai
diberi pondasi yang kuat pasti akan identitas nama gank sendiri–sendiri
terpengaruh oleh hal-hal negatif. dan apabila dicoret maka itu
Terdapat faktor lain yang dianggap sebagai
menyebabkan terjadinya tindakan pelecehan/penghinaan sekolah
tawuran, namun presentasenya yang bersangkutan.
sangat kecil untuk menjadi pemicu
Dalam rangka
tindakan tawuran antara lain yaitu
mengurangi intensitas tawuran
rebutan pacar dan vandalisme. pelajar di SMK Kartika 1-2 Padang
Dampak tindakan tawuran sekolah telah membuat tata tertib
juga berimbas pada sekolah. Tata tertib sekolah berisi
vadalisme/coret-coretan yang tentang larangan, perintah dan
dilakukan oleh siswa terhadap poin sanksi terhadap setiap
tembok kelas, tembok disekitar pelanggaran siswa. Sekolah selalu
lapangan, pintu kamar mandi memberikan sanksi yang sifatnya
maupun meja dan kursi di dalam mendidik kepada siswa yang
kelas. Hal tersebut terlihat dari melakukan pelanggaran tata tertib
hasil observasi peneliti ketika khususnya tawuran pelajar dengan
mengamati seluruh lingkungan memberikan efek jera. Sebagai
sekolah. Selain itu pada tanggal 28 seorang pendidik tentunya tata

402
P a g e | 403
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019

tertib bukanlah hal yang mutlak, dua tahun delapan bulan, bila
sehingga tetap harus disesuaikan akibat penyerangan atau
dengan situasi dan kondisi yang perkelahian itu ada yang luka-luka
terjadi disekolah. Sekolah membuat berat; b) dengan pidana penjara
beberapa tahap dalam mengurangi paling lama empat tahun bila
tingkat tawuran pelajar yang ada di akibatnya ada yang mati.
SMK Kartika 1-2 Padang. SIMPULAN
Peraturan terkait kenakalan Berdasarkan hasil
remaja terdapat dalam pasal 170 pembahasan dan analisis dalam
dan pasal 358 KUHP berkenaan penelitian ini, diperoleh
dengan peristiwa tawuran kesimpulan bahwa faktor penyebab
(perkelahian beramai-ramai dan tawuran antara lain adalah dendam
menganggu ketertiban/ antar pelajar yang merupakan
meresahkan masyarakat, baik balasan atas perlakuan/tindakan
mengakibatkan terjadinya korban merugikan yang dilakukan oleh
(luka-luka luka berat, mati atau pelajar yang lain. Penyebab
kerusakan barang) maupun yang terjadinya tawuran ada dua yaitu
tidak memakan korban, lebih mencakup faktor internal dan
dikenakan pasal 170 KUHP, yang faktor eksternal. Faktor internal
berbunyi 1) barang siapa dengan meliputi reaksi frustasi negatif serta
terang-terangan dan dengan tenaga gangguan emosional pada remaja.
bersama menggunakan kekerasan Sedangkan faktor eksternal
terhadap orang atau barang, meliputi faktor keluarga yang
diancam dengan pidana penjara kurang memperhatikan anak
paling lama lima tahun enam bulan; maupun lingkungan sekolah tidak
2) yang bersalah diancam : (a) menguntungkan. Di SMK Kartika
dengan pidana penjara paling lama 1-2 Padang juga ditemui beberapa
tujuh tahun, jika ia dengan sengaja anak yang memang secara fisik
menghancurkan barang atau jika dinyatakan sehat namun secara
kekerasan yang digunakan mental atau psikis mereka sedikit
mengakibatkan luka-luka, (b) terganggu karena merasa senang
dengan pidana pejara paling lama apabila dapat melakukan tindakan
sembilan tahun, jika kekerasan tawuran pelajar dan melukai siswa
mengakibatkan luka berat; (c) sekolah lain maupun berlaku atau
dengan pidana penjara paling lama bertindak melecehkan orang
dua belas tahun, jika kekerasan dengan cara verbal meliputi ejekan-
mengakibatkan maut. Berdasarkan ejekan maupun umpatan. Terkait
pasal 358 KUHP, berbunyi a) dengan perkembangan anak,
dengan pidana penjara paling lama seolah-olah orang tua sudah sangat

403
404 | Pelaksanaan sanksi..

percaya dengan pola pendidikan http:// Antaranews.com/ berita


sekolah sehingga kurang 322987/tawuran pelajar
melakukan kontrol terhadap anak. meningkat.
http:// sp .beritasatu.com /
Dalam rangka mengurangi
home/45225 pada tanggal 20 juli
inttensitas tawuran pelajar di SMK
Kartika 1-2 Padang, sekolah telah 2014.
http:// edukasi.compas.com / read
membuat tata tertib sekolah. Tata
/2011/12/23/10210953/. Pada
tertib sekolah berisi tentang
larangan, perintah dan poin sanksi tanggal 27 mei 2014.
terhadap setiap pelanggaran siswa.
Sekolah selalu memberikan sanksi
yang sifatnya mendidik kepada
siswa yang melakukan
pelanggaran tata tertib khususnya
tawuran pelajar dengan
memberikan efek jera. Sebagai
seorang pendidik tentunya tata
tertib bukanlah hal yang mutlak,
sehingga tetap harus disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang
terjadi disekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Oemar, Hamalik. 2008. Kurikulum
Dalam Pembelajaran. Jakarta.
Sinar Grafika
Kartono, Kartini.2010.Patologi Sosial
2 Kenakalan Remaja. Jakarta.
Pt Grafindo.
Kartono, Kartini. 2013. Kenakalan
Remaja. Jakarta. Pt Grafindo.
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2002.
Tentang Perlindungan Anak
Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2012.
Tentang Sistem Peradilan Anak.

404

Anda mungkin juga menyukai