ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi dan mendeskripsikan pelaksanaan sanksi
dalam mengatasi tawuran pelajar di SMK Kartika 1-2 Padang. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif yang mengambil lokasi di SMK Kartika 1-2 Padang. Alasan penulis
memilih lokasi tersebut karena pelaksanan sanksi sanksi dalam mengatasi tawuran belum
berjalan secara optimal. Penetapan informan dilakukan dengan puposive sampling. Teknik
pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa pelaksanan sanksi dalam mengatasi tawuran pelajar di SMK
Kartika 1-2 Padang meliputi 3 tahap diantaranya teguran. Teguran merupakan memberitahu
dan memperingati seseorang dalam hal ini memperingati seorang pelajar bahwa tindakannya
adalah tindakan yang salah dan diharapkan tidak akan mengulanggi lagi yang dilakukan oleh
pihak sekolah SMK Kartika 1-2 Padang dalam mengatasi tawuran pelajar. Kedua, melakukan
pemanggilan bagi pelajar yang melukan tawuran pelajar merupakan surat panggilan yang
disampaikan oleh pihak sekolah SMK Kartika 1-2 Padang. Ketiga mengeluarkan siswa dari
sekolah sebagai salah satu wujud dari nilai norma yang ada. Tujuan agar pelaksanan sanksi
dalam mengatasi tawuran akan berjalan dengan baik.
Kata Kunci: sanksi, tawuran, pelajar
ABSTRACT
This research aims to identify and describe the implementation of sanctions in dealing
with student brawls at SMK Kartika 1-2 Padang. This study uses a descriptive method that
takes place in SMK Kartika 1-2 Padang. The reason the author chose the location is because
the implementation of sanctions in dealing with brawls has not run optimally. Determination
of the informant was done by purposive sampling. Data collection techniques carried out by
observation, interviews, and documentation. The results showed that the implementation of
sanctions in dealing with student brawls at SMK Kartika 1-2 Padang included 3 stages
including reprimand. Reprimand is to inform and commemorate someone in this case
commemorating a student that his actions are wrong and is expected to not be repeated by the
SMK Kartika 1-2 Padang school in dealing with student brawls. Second is calling students
who fight student brawls is a summons delivered by the SMK Kartika 1-2 Padang school. The
last is expenditures of students from schools is a manifestation of the existing norm values in
398 | Pelaksanaan sanksi..
schools called student discipline in SMK Kartika 1-2 Padang schools. The goal is that the
implementation of sanctions in dealing with brawls will go well.
Keywords : sanction, brawls, student
This work is licensed under the Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License. ©2019
by author.
P a g e |397
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
400
P a g e | 401
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
401
402 | Pelaksanaan sanksi..
402
P a g e | 403
Journal of Civic Education (ISSN: 2622-237X)
Volume 2 No. 5 2019
tertib bukanlah hal yang mutlak, dua tahun delapan bulan, bila
sehingga tetap harus disesuaikan akibat penyerangan atau
dengan situasi dan kondisi yang perkelahian itu ada yang luka-luka
terjadi disekolah. Sekolah membuat berat; b) dengan pidana penjara
beberapa tahap dalam mengurangi paling lama empat tahun bila
tingkat tawuran pelajar yang ada di akibatnya ada yang mati.
SMK Kartika 1-2 Padang. SIMPULAN
Peraturan terkait kenakalan Berdasarkan hasil
remaja terdapat dalam pasal 170 pembahasan dan analisis dalam
dan pasal 358 KUHP berkenaan penelitian ini, diperoleh
dengan peristiwa tawuran kesimpulan bahwa faktor penyebab
(perkelahian beramai-ramai dan tawuran antara lain adalah dendam
menganggu ketertiban/ antar pelajar yang merupakan
meresahkan masyarakat, baik balasan atas perlakuan/tindakan
mengakibatkan terjadinya korban merugikan yang dilakukan oleh
(luka-luka luka berat, mati atau pelajar yang lain. Penyebab
kerusakan barang) maupun yang terjadinya tawuran ada dua yaitu
tidak memakan korban, lebih mencakup faktor internal dan
dikenakan pasal 170 KUHP, yang faktor eksternal. Faktor internal
berbunyi 1) barang siapa dengan meliputi reaksi frustasi negatif serta
terang-terangan dan dengan tenaga gangguan emosional pada remaja.
bersama menggunakan kekerasan Sedangkan faktor eksternal
terhadap orang atau barang, meliputi faktor keluarga yang
diancam dengan pidana penjara kurang memperhatikan anak
paling lama lima tahun enam bulan; maupun lingkungan sekolah tidak
2) yang bersalah diancam : (a) menguntungkan. Di SMK Kartika
dengan pidana penjara paling lama 1-2 Padang juga ditemui beberapa
tujuh tahun, jika ia dengan sengaja anak yang memang secara fisik
menghancurkan barang atau jika dinyatakan sehat namun secara
kekerasan yang digunakan mental atau psikis mereka sedikit
mengakibatkan luka-luka, (b) terganggu karena merasa senang
dengan pidana pejara paling lama apabila dapat melakukan tindakan
sembilan tahun, jika kekerasan tawuran pelajar dan melukai siswa
mengakibatkan luka berat; (c) sekolah lain maupun berlaku atau
dengan pidana penjara paling lama bertindak melecehkan orang
dua belas tahun, jika kekerasan dengan cara verbal meliputi ejekan-
mengakibatkan maut. Berdasarkan ejekan maupun umpatan. Terkait
pasal 358 KUHP, berbunyi a) dengan perkembangan anak,
dengan pidana penjara paling lama seolah-olah orang tua sudah sangat
403
404 | Pelaksanaan sanksi..
404