Anda di halaman 1dari 2

Nama : Retno Wulandari

NPM : 202001500389
Kelas : R2D
Mata Kuliah : Pengembangan Profesi Konseling
Dosen Pengampu : Sabrina Dachmiati, M.Pd., Kons.

Tugas mencari kasus terkait dengan tugas pokok dan rambu-rambu kegiatan pelayanan BK yang
terjadi di lingkungan masyarakat.

Contoh kasus :
Penyimpangan sosial adalah perilaku dari para warga masyarakat yang dianggap tidak sesuai
dengan kebiasaan, atau norma sosial yang berlaku. Terdapat beberapa jenis penyimpangan sosial,
salah satunya jenis dari penyimpangan sosial yaitu kenakalan remaja, seperti kasus tawuran antar
pelajar. Kasus tawuran pelajar sejak tahun 1990-an sudah marak terjadi. Maka dari itu, sekolah
menggunakan pengendalian sosial baik bersifat preventif maupun represif dalam upaya
mencegah kembali terjadinya tawuran. Subjek dari penelitian ini adalah SMAN 70 Jakarta
dengan SMAN 6 Jakarta. Penelitian menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan observasi, wawancara, dan penelaahan dokumen atau literatur. Hasil dari
penelitian menunjukkan pengendalian sosial yang dilakukan oleh kedua pihak sekolah yaitu
penggabungan pelaksanaan kegiatan MPLS, mengadakan kegiatan berkemah bersama siswa
kedua pihak sekolah tersebut, melaksanakan kegiatan pembinaan, hingga yang bersifat represif
yaitu dengan mengeluarkan siswa dari sekolah. Upaya khusus dilakukan oleh kedua pihak
sekolah baik dengan membuat ikrar perjanjian perdamaian, hingga kerjasama dengan orangtua
siswa, pihak kepolisian, hingga KPAI. Hasilnya, apa yang dilakukan oleh sekolah berjalan
efektif dan diharapkan berlanjut terus.

Kesimpulan :
Dari kasus diatas terdapat penyimpangan antara SMAN 70 Jakarta dan SMAN 6 Jakarta yaitu
jika terdapat tawuran lagi, maka pihak sekolah akan mengeluarkan siswa tersebut. Disini, guru
BK berperan sebagai penengah murid. Guru BK mengumpulkan data-data akibat tawuran itu lalu
menginterogasi penyebab masalah yang terjadi. Guru BK pun memanggil wali murid, murid-
murid yang bersangkutan, dan wali kelas. Setelah itu, guru BK memberikan pengarahan-
pengarahan dan masukan agar tidak ada tawuran lagi antar sekolah itu. Siswa-siswa diberi
peringatan jika mengulangi kesalahannya lagi, maka siswa itu akan dikeluarkan dari sekolah.
Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
1. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin
2. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri
3. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi ling- kungan
sekolah, keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan
4. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya
5. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan
6. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi
kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Sumber :
http://repository.unpad.ac.id/frontdoor/index/index/docId/13849

Anda mungkin juga menyukai