Anda di halaman 1dari 14

PERJANJIAN HIBAH

(Perjanjian)

ANTARA
YAYASAN WWF INDONESIA
Gedung Graha Simatupang Tower 2 Unit C, 7th Floor
Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38
Jakarta Selatan 12540
Indonesia

DAN
[NAMA LEMBAGAYAYASAN PENA BULU]
[Komplek Palapa Blok 3 Jalan Palapa 2 No 4 RT/ RW 011/005
Kelurahan pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu,
Kota Administrasi Jakarta Selatan alamat]

UNTUK

Nama Proyek : Studi AGRO-BIODIVERSITY: Valuasi ekonomi dari


jasa ekosistem – biodiversitas di Perkebunan sawit
berkelanjutan yang dikelola oleh petani swadaya…
Nomor Perjanjian : 491/WWF-ID/LGL-GRA/VI/FY23/2023…
ID Proyek : …ID0PA022-501-SPO
Lokasi Proyek : …Sintang dan Pelalawan
Tanggal Perjanjian : … 5 Juni 2023

Perjanjian Pemberian Dana Hibah (untuk selanjutnya disebut “Perjanjian”) ini dibuat dan
ditandatangani pada hari … Senin tanggal …5 Juni 2023 oleh dan antara:

I. YAYASAN WWF INDONESIA, suatu organisasi nirlaba berbentuk yayasan yang


didirikan menurut dan berdasarkan Akta No. 3 tanggal 11 September 1996, dibuat di
hadapan Koesbiono Sarmanhadi, S.H., M.H., Notaris di Jakarta dan telah didaftarkan di
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 86/Ayay/HKM/1997/PN.JAK.SEL
tanggal 24 Juli 1997, berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di Jakarta, beralamat di Gedung Graha
Simatupang Unit 2C Lt. 7, Jl. Letjen TB Simatupang Kav. 38, Pasar Minggu, Jakarta
Selatan 12540, dalam hal ini diwakili oleh …, Irfan Bakhtiar, bertindak dalam
kapasitasnya sebagai …, Direktur Cllimate and Market TransformationClimate & Market
Trasformation Program Director, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut untuk
dan atas nama YAYASAN WWF INDONESIA, untuk selanjutnya disebut sebagai
“PIHAK PERTAMA”.

Hal 1 / 14
II.
III.
I. YAYASAN PENA BULU, suatu organisasi yang didirikan berdasarkan Akta No. 1
tanggal 22 Oktober 2003, dibuat di hadapan Rita Riana Hutapea, Notaris di Bekasi, yang
telah mendapat pengesahan dari Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi manusa melalui
keputusannya No. 0-435HT.01.0. TH 2004 tanggal 5 Agustus 2004, berdasarkan hukum
dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik Indonesia, berkedudukan di
Jakarta, beralamat di Komplek Palapa Blok 3 Jalan Palapa 2 No 4 RT/ RW 011/005
Kelurahan pasar Minggu Kecamatan Pasar Minggu Kota Administrasi Jakarta Seatan,
dalam hal ini diwakili oleh Eko Kurniawan, bertindak dalam kapasitasnya sebagai
Ketuan dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut berdasarkan AkAKta
Perubahan No.20 tanggal 19 Desember 2022, dan karenanya bertindak untuk dan atas
nama YAYASAN PENA BULU Selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”.
IV. …, suatu … yang didirikan berdasarkan Akta No. … tanggal …, dibuat di hadapan …,
Notaris di … yang telah mendapat pengesahan dari … melalui keputusannya No. … tanggal
…, berdasarkan hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Republik
Indonesia, berkedudukan di …, beralamat di …, dalam hal ini diwakili oleh …, bertindak
dalam kapasitasnya sebagai …, dalam hal ini bertindak dalam jabatannya tersebut
berdasarkan … No. … tanggal … dan karenanya bertindak untuk dan atas nama …, untuk
selanjutnya disebut sebagai “PIHAK KEDUA”.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA selanjutnya secara bersama-sama disebut “PARA
PIHAK” dan masing-masing disebut sebagai “PIHAK”.

PARA PIHAK dalam kedudukan dan jabatannya tersebut secara bersama-sama dengan ini
menyatakan terlebih dahulu sebagai berikut:
1. Bahwa PIHAK PERTAMA adalah organisasi nonprofit dengan badan hukum berbentuk
yayasan yang bergerak di bidang konservasi satwa dan lingkungan hidup dan pelestarian
keanekaragaman hayati untuk kesejahteraan generasi masa kini dan masa mendatang.
2.
3. Bahwa PIHAK KEDUA adalah Yayasan yang bergerak dalam bidang Sosial, Keagamaan dan
Kemanusiaan… yang bergerak dalam bidang ….
4.
5. PARA PIHAK akan bekerja sama dalam hal penelitian yang berlokasi di Kabupaten Sintang
Kalimantan Barat dan Kabupaten Pelalawan Riau ….
6. Bahwa PIHAK PERTAMA akan memberikan dana hibah kepada PIHAK KEDUA untuk
melaksanakan kegiatan sebagaimana diuraikan dan dijelaskan pada rencana kerja dan
anggaran sebagaimana terlampir dalam Lampiran 1 dan 2 Perjanjian ini.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas PARA PIHAK dengan ini setuju dan mengikatkan diri
masing-masing untuk membuat, menandatangani, dan melaksanakan Perjanjian ini dengan
syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut:

A. PROYEK

Hal 2 / 14
1. PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan kegiatan dalam Perjanjian ini seperti dijelaskan
pada rencana kerja atau kerangka acuan kerja pada Lampiran 1.

2. PIHAK KEDUA setuju untuk melaksanakan kegiatan dalam Perjanjian ini dengan biaya
pendanaan yang telah disepakati pada Lampiran 2.

B. PERIODE PEMBERIAN DANA HIBAH

Perjanjian ini berlaku mulai tanggal [*…*][5 Juni 2023] dan akan berakhir pada tanggal [*…*].
[29 Februari 2024].

C. SUMBER DANA

ID Proyek : [*…*][ID0PA022-501-SPO]

D. PEMBAYARAN DANA

1. PIHAK PERTAMA untuk pelaksanaan kegiatan dalam Perjanjian ini akan menyediakan
dana hibah sejumlah Rp[*…*],- ([*…*]) 352.300.000,- ( Tiga ratus Lima Puluh Dua Juta
Tiga Ratus Ribu Rupiah) seperti yang telah disepakati pada Lampiran 2.
2. PARA PIHAK sepakat bahwa jumlah dana hibah yang dibayarkan dapat berubah sewaktu-
waktu apabila terjadi perubahan pelaksaanan perjanjian antara PIHAK PERTAMA dan
donor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaan Perjanjian
ini.

E. MEKANISME PEMBAYARAN DANA

Pembayaran untuk pembiayaan Perjanjian ini dilakukan melalui transfer bank dari rekening bank
PIHAK PERTAMA kepada rekening bank PIHAK KEDUA seperti di bawah ini:

Atas Nama : [Yayasan Pena Bulu *…*]


No. Rek : [070-00-0749904-4*…*]
Bank : [Bank Mandiri*…*]

F. KETENTUAN PEMBAYARAN DANA

Pembayaran akan dilakukan dengan 3 (tiga) termin sebagai berikut:

Hal 3 / 14
1. Termin ke-1: 640% dari total biaya yaitu sejumlah Rp[*211.980.000,…*],- ([Dua ratus
sebelas juta Sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) *…*] Rupiah), dibayarkan paling
lambat [*…*] [20] hari setelah Perjanjian ini ditandatangani kedua belah pihak.

2. Termin ke-2: 40% dari total biaya yaitu sejumlah Rp[141.320.000*…*],- ([Seratus empat
puluh satu juta tiga ratus dua puluh ribu rupiah) *…*] Rupiah), dibayarkan setelah laporan
kegiatan dan laporan keuangan periode Termin ke-1 diterima dan disetujui oleh PIHAK
PERTAMA.

3. Termin ke-3: 20% dari total biaya yaitu sejumlah Rp[*…*],- ([*…*] Rupiah), dibayarkan
setelah laporan kegiatan dan laporan keuangan tahap akhir diterima dan disetujui oleh
PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK PERTAMA akan melakukan pembayaran apabila PIHAK KEDUA telah:


3.1 Menandatangani Perjanjian Dana Hibah ini;
3.2 memberikan rincian bank yang sesuai termasuk metode untuk mengidentifikasi
pendanaan PIHAK PERTAMA baik di rekening bank yang terpisah atau dengan
menggunakan kode Proyek; dan
3.3 setuju untuk mematuhi ketentuan Perjanjian ini, termasuk persyaratan pelaporan.

5. PARA PIHAK sepakat bahwa jadwal pembayaran yang dibayarkan dapat berubah sewaktu-
waktu apabila terjadi perubahan pelaksaanan perjanjian antara PIHAK PERTAMA dan
donor yang mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung pelaksanaan Perjanjian
ini..

G. PERWAKILAN PARA PIHAK

1. YAYASAN WWF INDONESIA (PIHAK PERTAMA)


a. Program Koordinator : [*…*][Angga Prathama Putra]
b. Subgrant Administrator : [*…*][Tarmison]

2. [*…*] (PIHAK KEDUA)


a. Program Koordinator : [*…*][Eko Kurniawan]
b. Subgrant Administrator : [*…*][Evelyn Tampubolon]

Seluruh komunikasi tertulis antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA ditujukan kepada
alamat dan perwakilan dan diharuskan mencantumkan Project name dan Agreement Number.

H. PENGHENTIAN DAN PENGEMBALIAN DANA HIBAH

Hal 4 / 14
1. PIHAK PERTAMA dapat menahan, menunda pembayaran dan atau meminta pengembalian
Dana Hibah apabila PIHAK KEDUA lalai atau gagal mematuhi ketentuan dalam Perjanjian
ini.

2. Apabila Proyek telah berakhir dan masih terdapat sisa Dana Hibah yang belum terserap,
PIHAK KEDUA wajib melakukan refund (pengembalian dana) ke PIHAK PERTAMA
paling lambat 30 (tiga puluh) hari setelah laporan teknis dan laporan keuangan akhir
disetujui.

I. PENYAMPAIAN HASIL

1. PIHAK KEDUA wajib memberikan laporan hasil kegiatan kepada PIHAK PERTAMA
sebagai berikut:

I. Laporan Teknis: Laporan Teknis Kegiatan yang berkaitan dengan Proyek sebagaimana
tertulis dalam rencana kerja paling lambat tanggal:
a. [30 Oktober 2023] untuk Laporan Tahap 1 ([Juni 2023] – [30 Oktober 2023]);
b. [29 Februari 20243] untuk Laporan Tahap 2 ([1 November 2023] – [29 Februari
20243]);
c. [*…*] untuk Laporan Tahap 1 ([*…*] – [*…*]);
d. [*…*] untuk Laporan Tahap 2 ([*…*] – [*…*]); dan
e. [*…*] untuk Laporan Tahap 3 ([*…*] – [*…*]).
Laporan Teknis akan:
a. menggambarkan kegiatan Proyek dan hasil yang dicapai;
b. berisi penilaian kemajuan; dan
c. merujuk pada indikator keberhasilan dan dampak Proyek.

II. Laporan Keuangan: Laporan Keuangan yang berkaitan dengan Proyek sebagaimana
tertulis dalam rencana anggaran paling lambat tanggal:
a. [*…*] [30 Oktober 2023] untuk Laporan Tahap 1 ([*…*] ([Juni 2023] – [*…*]);[30
Oktober 2023]);
b. [*…*] [29 Februari 20243] untuk Laporan Tahap 2 ([*…*] ([1 November 20233] –
[*…*]); [29 Februari 20243]); dan
c. [*…*] untuk Laporan Tahap 3 ([*…*] – [*…*]).
Penyampaian Laporan Keuangan dikirim dengan Format yang sudah disetujui dalam
Perjanjian ini (Lampiran 3).

2. Implementasi keuangan wajib mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) PIHAK


PERTAMA (Lampiran 8) dan ketentuan donor yang berlaku.

J. PEMANTAUAN DAN EVALUASI

1. PIHAK PERTAMA berhak memantau kemajuan Proyek selama Periode Pendanaan dan
berhak untuk:

Hal 5 / 14
a. melakukan Kunjungan Evaluasi, setelah memberikan pemberitahuan yang wajar;
b. menunjuk evaluator eksternal;
c. melakukan audit keuangan melalui auditor internal atau auditor eksternal berdasarkan
ketentuan PIHAK PERTAMA dan ketentuan Donor yang berlaku.

2. Metode dan waktu Kunjungan Evaluasi, dan Evaluasi Proyek, akan ditentukan oleh PIHAK
PERTAMA.

3. PIHAK KEDUA harus menyediakan staf untuk bertemu, menjawab pertanyaan, dan
memberikan informasi manajemen kepada PIHAK PERTAMA atau evaluator yang ditunjuk
oleh PIHAK PERTAMA.

4. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA akan melakukan tinjauan bersama terhadap
Proyek jika PIHAK PERTAMA menganggap perlu untuk memfokuskan kembali hasil-hasil
Proyek. Jika, pada tahap apa pun, output Proyek tidak mencapai tujuan, dampak, dan
pengiriman yang disepakati, PIHAK PERTAMA dapat mengakhiri Proyek dan
menghentikan pemberian Dana Hibah.

K. KETENTUAN UMUM

1. PARA PIHAK wajib menghormati dan mematuhi peraturan perundang-undangan yang


berlaku.

2. PIHAK KEDUA wajib menghormati dan mematuhi standar integritas, profesionalisme, dan
perilaku yang paling tinggi sesuai kode etik profesionalisme sesuai hukum dan norma yang
berlaku di Negara Republik Indonesia termasuk berkomitmen terhadap prinsip-prinsip tidak
ada toleransi atau “Zero Tolerance” atas tindakan kecurangan dan korupsi dengan
menerapkan sistem pengendalian internal sedemikian rupa dan berperan secara proaktif
dalam upaya pencegahan segala tindak korupsi, pencurian, penggelapan, penipuan,
penyelewengan dana, favoritisme, dan nepotisme sesuai kebijakan yang berlaku di
lingkungan PIHAK PERTAMA.

3. PIHAK KEDUA dilarang melakukan pemberian secara langsung atau tidak langsung berupa
suap, hadiah, bantuan, atau bentuk lainnya yang bertentangan dengan kebijakan dan
ketentuan yang berlaku di PIHAK PERTAMA (Lampiran 4, 5, dan 6).

4. PIHAK KEDUA berkomitmen untuk berkontribusi menciptakan budaya keterbukaan,


kepedulian dan kepekaan serta kerangka kerja kesetaraan yang kuat dan saling menghormati
martabat setiap individu dan memiliki tanggung jawab untuk membangun kesadaran
perlindungan di tempat kerja, termasuk di antaranya memastikan upaya pencegahan tidak
terjadinya perundungan, pelecehan, dan pelecehan seksual.

5. PIHAK KEDUA wajib menghormati, melindungi, dan mendukung hak-hak anak sesuai
panduan dan kebijakan yang berlaku di lingkungan PIHAK PERTAMA (Lampiran 7).

Hal 6 / 14
6. PIHAK KEDUA memahami bahwa PIHAK PERTAMA tidak akan menoleransi apabila
PIHAK KEDUA memiliki catatan kriminal termasuk catatan atas pelanggaran hak anak dan
pelecehan seksual. Apabila terbukti bahwa PIHAK KEDUA memiliki catatan pelanggaran
atas hal-hal tersebut di atas, maka PIHAK PERTAMA berhak untuk tidak menerima, tidak
melanjutkan dan tidak bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi akibat tindak pelanggaran
tersebut.

7. PIHAK KEDUA harus memastikan bahwa ia memiliki prosedur yang memadai untuk
memungkinkan identifikasi awal dan manajemen yang efektif dari setiap konflik
kepentingan yang mungkin dimiliki olehnya atau Staf terkait dengan Perjanjian ini. Ketika
PIHAK KEDUA mengidentifikasi konflik kepentingan, PIHAK KEDUA akan memberi
tahu PIHAK PERTAMA mengenai hal ini dan memberikan informasi tentang bagaimana
konflik kepentingan dikelola.

8. PIHAK KEDUA wajib menghormati, mematuhi dan menerapkan kebijakan sosial demi
meningkatkan akuntabilitas agar setiap kegiatan dan interaksi PARA PIHAK dengan
masyarakat adat dan komunitas lokal didasari pada prinsip hak asasi manusia, termasuk:
a. Menghargai dan mempromosikan hak masyarakat adat dan kearifan lokal, termasuk
menjalankan Free, Prior and Informed Consent (FPIC) dalam kegiatan konservasi.
b. Menghormati dan mempromosikan kesetaraan jender dan hak generasi mendatang.
c. Menerapkan pendekatan partisipatif dan inklusif dalam perencanaan, implementasi, dan
pemantauan dengan masyarakat adat dan masyarakat lokal, dan pemangku kepetingan
lainnya.
d. Memperdalam pemahaman dan perencanaan konservasi yang berdasarkan pertimbangan
pemenuhan hak-hak dasar di bidang sosial, ekonomi, dan budaya.
e. Menjaga dan menghormati kepercayaan yang diberikan oleh masyarakat adat dan
masyarakat lokal.
f. Meningkatkan akuntabilitas kebijakan sosialnya agar setiap kegiatan dan interaksi PARA
PIHAK dengan masyarakat adat dan komunitas lokal didasari pada prinsip sosial dan hak
asasi manusia.
g. Menegaskan peranan PARA PIHAK sebagai bagian dari masyarakat sipil dan mitra
setara yang bekerjasama dengan organisasi masyarakat sipil lainnya untuk tujuan
konservasi, tata kelola sumber daya alam yang adil dan pembangunan berkelanjutan.
h. Menghindari konflik selama kerja sama berlaku, baik di antara PARA PIHAK maupun
dengan pihak lain yang terlibat dalam kegiatan kerja sama.

9. PIHAK KEDUA tidak dapat mengalihkan isi Perjanjian ini kepada Pihak lain tanpa
persetujuan tertulis terlebih dahulu dari PIHAK PERTAMA.

L. KERAHASIAAN

1. PARA PIHAK sepakat untuk saling bertukar data dan informasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini dan yang semata-mata hanya digunakan
untuk kepentingan yang berhubungan dengan maksud dan tujuan Perjanjian ini.

Hal 7 / 14
2. PARA PIHAK wajib menjaga dan menyimpan segala informasi, keterangan dan data
lainnya yang diperoleh dalam rangka pelaksanaan Perjanjian ini sebagai rahasia yang tidak
boleh diberitahukan kepada pihak ketiga lainnya atau badan/orang lain yang tidak berhak
dengan maksud atau tujuan apapun selama dan sesudah berlakunya Perjanjian ini, kecuali
ada persetujuan tertulis dari Pemilik Informasi data atau dalam rangka memenuhi ketentuan
perundang-undangan.

3. Kecuali dalam rangka pelaksanaan suatu ketentuan peraturan perundang-undangan yang


berlaku PARA PIHAK sepakat untuk menjaga kerahasiaan seluruh data dan informasi
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini dan tidak akan memberikannya kepada
Pihak manapun tanpa persetujuan tertulis dari Pihak lainnya.

M. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. PARA PIHAK sepakat bahwa untuk setiap penggunaan Hak Kekayaan Intelektual yang
dipegang Pihak lain terkait dengan pelaksanaan Perjanjian ini, masing-masing Pihak WAJIB
mendapatkan persetujuan tertulis Pihak lain dalam penggunaan Hak Kekayaan Intelektual
Pihak lain.

2. PARA PIHAK sepakat untuk tidak menggunakan Hak Kekayaan Intelektual Pihak lain
untuk kegiatan-kegiatan yang berada di luar cakupan Perjanjian ini.

3. Setiap Hak Kekayaan Intelektual yang dipergunakan di dalam Perjanjian ini wajib
dicantumkan keterangan pemegang Hak Kekayaan Intelektual tersebut.

4. Hak Kekayaan Intelektual yang dipegang oleh masing-masing Pihak baik sebelum maupun
setelah terjadinya Perjanjian ini akan tetap menjadi milik masing-masing Pihak.

5. Selama masa Perjanjian dan setelahnya PIHAK KEDUA tidak diperkenankan menggunakan
logo atau merek dagang PIHAK PERTAMA baik secara bersama-sama (co-branding) atau
penggunaan lainnya tanpa sepengetahuan dan izin tertulis dari PIHAK PERTAMA.

N. KEADAAN MEMAKSA ATAU FORCE MAJEURE

1. Apabila terjadi keterlambatan atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban yang tercantum
dalam Perjanjian ini oleh salah satu PIHAK yang disebabkan kejadian di luar kemampuan
PIHAK yang bersangkutan untuk mengatasinya (keadaan memaksa/force majeure) maka
keterlambatan atau kegagalan tersebut tidak dapat dianggap sebagai kelalaian/kesalahan dari
PIHAK yang melakukan keterlambatan atau kegagalan tersebut. PIHAK yang bersangkutan
akan dilindungi atau tidak akan mengalami tuntutan dari PIHAK lainnya.

2. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (force majeure) adalah kejadian-kejadian antara
lain kebakaran besar, gempa bumi, banjir besar, huru-hara yang secara langsung
mengakibatkan terjadinya keterlambatan atau tidak dapat dilaksanakannya kewajiban yang

Hal 8 / 14
tercantum dalam Perjanjian, dan PIHAK yang bersangkutan telah berusaha dengan sebaik-
baiknya untuk mengatasi keadaan memaksa (force majeure) tersebut.

3. Dalam hal terjadi force majeure, maka PIHAK yang mengalami keadaan memaksa (force
majeure) wajib memberitahukan secara tertulis kepada PIHAK lainnya mengenai terjadinya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja terhitung
sejak tanggal terjadinya keadaan memaksa (force majeure). Segera setelah diterimanya
pemberitahuan tertulis tentang adanya force majeure tersebut, PARA PIHAK akan
mengadakan musyawarah untuk menentukan akibat dari force majeure tersebut serta cara
penyelesaiannya.

4. Apabila pemberitahuan adanya keadaan memaksa (force majeure) tidak disampaikan dalam
jangka waktu sebagaimana ditentukan dalam ayat (3) atau tidak disertai dengan alasan atau
tidak dapat dibuktikan maka PIHAK lainnya dalam Perjanjian ini berhak menolak adanya
keadaan memaksa (force majeure) tersebut.

5. Keadaan memaksa (force majeure) sebagaimana dimaksud dalam Pasal ini tidak menghapus
atau menunda kewajiban lain dari masing-masing PIHAK berdasarkan Perjanjian ini yang
tidak terkait langsung dengan keadaan memaksa (force majeure).

O. PELANGGARAN KETENTUAN HIBAH, PERUBAHAN DAN PENGAKHIRAN

1. Penangguhan sementara kinerja


Salah satu Pihak dapat memberi tahu pihak lain tentang peristiwa atau masalah apa pun yang
bukan disebabkan oleh PARA PIHAK maupun dalam kendali PARA PIHAK yang mencegah,
menunda atau kemungkinan akan mencegah atau menunda kinerja kewajibannya berdasarkan
Perjanjian ini. Dalam situasi ini, PARA PIHAK dapat setuju untuk menangguhkan kinerja
kewajiban berdasarkan Perjanjian Hibah ini untuk sementara waktu hingga 30 (tiga puluh) hari
kalender ("Periode Penangguhan Sementara").

2. Perubahan
2.1 Perjanjian ini hanya dapat diubah, diperbaiki, ditambah, atau diperbaharui atas
kesepakatan/persetujuan PARA PIHAK yang dituangkan dalam suatu perubahan
Perjanjian tertulis yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
2.2
2.3 Dalam hal perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan donor mengalami perubahan,
Perjanjian ini dapat diubah oleh PIHAK PERTAMA dengan memberikan pemberitahuan
secara tertulis selambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal efektif perubahan
Perjanjian dan PARA PIHAK sepakat dan setuju untuk mengesampingkan berlakunya
klausul 2.1.
2.1. Dalam hal Perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan donor mengalami perubahan, PARA
PIHAK sepakat dan setuju untuk mengesampingkan berlakunya klausul 2.1 dan Perjanjian ini dapat

Hal 9 / 14
diubah oleh PIHAK PERTAMA dengan memberikan pemberitahuan secara tertulis selambatnya 30
(tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal efektif perubahan Perjanjian.
2.2. Perjanjian ini hanya dapat diubah atau ditambahkan hanya dengan kesepakatan tertulis
PARA PIHAK.
[2.3.] Perjanjian ini dapat diubah jika perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan donor juga
mengalami perubahan.
2.3.[2.4.] Perubahan sebagaimana diatur berdasarkan pasal ini akan dilakukan dengan tata cara
sebagai berikut:
2.4.[2.5.] PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan musyawarah untuk
mufakat terkait dengan perubahan Perjanjian.
[2.6.] PIHAK PERTAMA akan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis paling lambat ….
(…) hari kalender kepada PIHAK KEDUA sebelum tanggal perubahan Perjanjian yang
dikehendaki.
a. Perjanjian ini hanya dapat diubah, diperbaiki, ditambah, atau diperbaharui atas kesepakatan/persetujuan
PARA PIHAK yang dituangkan dalam suatu perubahan Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

3. Pengakhiranhentian
3.1 PIHAK PERTAMA dapat dengan pemberitahuan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA
mengakhiri Perjanjian ini dengan segera jika salah satu dari peristiwa berikut terjadi:
a. PIHAK KEDUA lalai atau tidak melakukan pelaporan sesuai klausul I Perjanjian ini.
b. PIHAK KEDUA menggunakan Dana Hibah untuk tujuan yang tidak sesuai dengan
Perjanjian ini;
c. PIHAK KEDUA, menurut pendapat yang wajar dari PIHAK PERTAMA,
menggunakan Dana Hibah dengan lalai, mencakup tetapi tidak terbatas pada
kegagalan untuk mencegah atau melaporkan penipuan atau korupsi;
d. PIHAK KEDUA memperoleh dana lainnya dari pihak ketiga di luar Perjanjian ini
untuk Kegiatan yang didanai;
e. PIHAK KEDUA melanggar peraturan perundang-undangan;
f. PIHAK PERTAMA menentukan bahwa setiap anggota Manajemen atau karyawan
PIHAK KEDUA:
i. bertindak tidak jujur atau lalai kapan saja selama jangka waktu Perjanjian ini dan
merugikan PIHAK PERTAMA; atau
ii. melakukan tindakan yang merusak nama baik PIHAK PERTAMA baik sengaja
maupun tidak sengaja;
g. PIHAK KEDUA gagal mematuhi syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan dalam
Perjanjian ini dan gagal untuk memperbaiki pelanggaran tersebut dalam waktu tiga
puluh (30) hari setelah menerima pemberitahuan tertulis dari PIHAK PERTAMA
yang merinci kegagalan tersebut.
4. Dalam hal pPerjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan donor mengalami
pengakhiran, Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PIHAK PERTAMA dengan
memberikan pemberitahuan secara tertulis selambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender
sebelum tanggal efektif penghentian Perjanjian kepada PIHAK KEDUA.
5. D

Hal 10 / 14
3.1 Dalam hal Pemerintah Republik Indonesia meminta agar Perjanjian ini dihentikan,
Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PIHAK PERTAMA dengan memberikan pemberitahuan
secara tertulis selambatnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal efektif
penghentian Perjanjian kepada PIHAK KEDUA.
3.2 Pada saat penghentian Perjanjian Hibah ini, PIHAK KEDUA sebagai Penerima Hibah akan
memberikan laporan keuangan dan narasi (termasuk faktur dan kwitansi) dalam waktu 30
(tiga puluh) hari sejak menerima pemberitahuan tertulis tentang pengakhiran hingga
tanggal pengakhiran tersebut.
3.3 Jika PIHAK PERTAMA mengakhiri Perjanjian ini sesuai dengan klausul O.32.32.2 dan
O.3.3.3, PIHAK PERTAMA dapat membayar biaya yang wajar kepada PIHAK KEDUA
sehubungan dengan pekerjaan yang telah dilakukan oleh PIHAK KEDUA yang dilakukan
hingga tanggal pemberitahuan penghentian pertama kali diberikan kepada PIHAK
KEDUA.
3.4 PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk mengesampingkan berlakunya Pasal 1266 dari
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sehubungan dengan pengakhiran Perjanjian ini.
3.5 Dalam hal PIHAK PERTAMA memutuskan Perjanjian ini karena PIHAK KEDUA lalai
atau tidak melaksanakan kewajibannya dalam Perjanjian ini, maka PIHAK KEDUA tidak
dapat melakukan tuntutan dan gugatan Perdata maupun membuat laporan Pidana.
3.6 Perjanjian ini dapat diakhiri oleh PIHAK PERTAMA jika perjanjian antara PIHAK
PERTAMA denganan donor juga mengalami pengakhiran.
3.7 PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian ini dapat diakhiri secara otomatis oleh PIHAK
PERTAMA jika perjanjian antara PIHAK PERTAMA dengan an donor juga berakhir
akibat berlakunya hukum dan/atau peraturan perundang-undangan pemerintah yang
mempengaruhi perjanjian antara PIHAK PERTAMA denganan donor. PIHAK PERTAMA
akan mengirimkan pemberitahuan tertulis kepada PIHAK KEDUA terkait dengan
pengakhiran perjanjian terkait.
3.8 PIHAK KEDUA tidak berhak untuk melakukan pengakhiran Perjanjian secara sepihak.
3.9 Apabila pada saat Perjanjian ini berakhir atau diakhiri masih terdapat kewajiban-kewajiban
yang belum dilaksanakan oleh PIHAK KEDUAARA PIHAK, maka kewajiban-kewajiban
tersebut tetap harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUAPARA PIHAK sesuai tata waktu
yang disepakati oleh PIHAK PERTAMAARA PIHAK.
6. Perubahan atau penghentian sebagaimana diatur berdasarkan pasal ini akan dilakukan
dengan tata cara sebagai berikut:
7. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sepakat untuk melakukan musyawarah untuk
mufakat terkait dengan perubahan atau penghentian Perjanjian.
6.1 PIHAK PERTAMA akan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis paling lambat ….
(…) hari kalender kepada PIHAK KEDUA sebelum tanggal pengakhiran Perjanjian yang
dikehendaki.
6.2 Perjanjian ini hanya dapat diubah, diperbaiki, ditambah, atau diperbaharui atas
kesepakatan/persetujuan PARA PIHAK yang dituangkan dalam suatu perubahan
Perjanjian yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
6.3 Pengakhiran Perjanjian ini akan dinyatakan dalam Perjanjian Pengakhiran antara PIHAK
PERTAMA dan PIHAK KEDUA.
6.4

Hal 11 / 14
P. TANGGUNG JAWAB DAN GANTI RUGI

PIHAK KEDUA setuju untuk memberi ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA atas segala biaya,
klaim, kerusakan atau kerugian yang timbul sebagai akibat kelalaian oleh PIHAK KEDUA atau
karena pelanggaran oleh PIHAK KEDUA terhadap ketentuan apa pun dalam Perjanjian Hibah
ini.

Q. HUKUM YANG BERLAKU DAN PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Perjanjian ini diatur oleh dan harus ditafsirkan serta dilaksanakan berdasarkan hukum yang
berlaku di Negara Republik Indonesia.

2. Dalam hal terjadi perselisihan di antara PARA PIHAK mengenai pelaksanaan Perjanjian ini,
maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya terlebih dahulu secara musyawarah.

3. Jika dalam waktu 30 (tiga puluh) hari penyelesaian sebagaimana dimaksud pada ayat 2 di
atas tidak menghasilkan kesepakatan, maka PARA PIHAK sepakat untuk menyelesaikannya
melalui Pengadilan sesuai ketentuan Hukum Acara Perdata yang yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.

R. KETENTUAN LAIN-LAIN

1. Setiap ketentuan Perjanjian yang bertentangan atau melawan Undang-Undang serta


peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia yang dapat menyebabkan batalnya dan
tidak dapat dilaksanakannya Perjanjian ini akan dihapuskan oleh PARA PIHAK, namun
tanpa mempengaruhi keabsahan ketentuan selebihnya yang tidak melawan hukum dan
tunduk kepada hukum, sehingga Perjanjian ini akan tetap sah dan berkekuatan penuh.
Apabila dipandang perlu, PARA PIHAK akan menyepakati kemudian ketentuan-ketentuan
pengganti dari ketentuan-ketentuan yang tidak berlaku tersebut dengan memperhatikan
ketentuan peraturan yang berlaku.

2. Perjanjian ini, bersama dengan lampiran-lampiran, perubahan-perubahan, penambahan,


pengurangan dan/atau adendum-adendum adalah merupakan satu kesatuan dari Perjanjian
ini yang tidak dapat dipisah-pisahkan serta merupakan satu-satunya perjanjian antara PARA
PIHAK mengenai hal yang disebut dalam Perjanjian ini dan menghapuskan semua
pembicaraan, perjanjian dan kesepakatan lainnya antara PARA PIHAK mengenai hal yang
disebutkan di dalam Perjanjian ini. Tidak ada Pihak yang mengikatkan diri ke dalam
Perjanjian ini berdasarkan pada pernyataan dan jaminan yang tidak dinyatakan secara tegas
di dalam Perjanjian ini.

Hal 12 / 14
3. Mengenai segala hal yang belum ataupun tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini akan diatur
berdasarkan kesepakatan PARA PIHAK dalam suatu adendum atau perjanjian tersendiri
yang merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

4. Hak dan kewajiban yang diatur dalam Perjanjian ini tidak dapat dialihkan kepada pihak lain
tanpa persetujan tertulis dari PARA PIHAK.
5.
6. Perjanjian ini hanya dapat diubah atau ditambahkan hanya dengan kesepakatan tertulis
PARA PIHAK.
7.

8. Seluruh kewajiban PARA PIHAK yang timbul dari pelaksanaan Perjanjian tetap mengikat secara penuh
sampai dengan pemenuhan kewajiban tersebut meskipun jangka waktu Perjanjian telah berakhir.

9. PARA PIHAK sepakat bahwa Perjanjian ini dapat juga ditandatangani secara elektronik
sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik sebagaimana telah diubah dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2016, dan dengan demikian tetap memiliki kekuatan mengikat yang sama dengan
penandatanganan secara langsung oleh masing-masing PIHAK.

Demikianlah, PARA PIHAK atau wakil mereka yang sah telah menandatangani Perjanjian ini, pada
tanggal sebagaimana telah disebutkan pada bagian awal Perjanjian ini, dalam rangkap 2 (dua) dan
masing-masing bermeterai cukup, serta masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama bagi
PARA PIHAK.

PIHAK PERTAMA
PIHAK KEDUA

YAYASAN WWF INDONESIA [*…*][YAYASA PENA


BULU]

[*…*] [*IRFAN BAKHTIAR*] [*…*]


[EKO KURNIAWAN]

[*…*]Climate & Market Trasformation Program Director[DIREKTUR CLIMATE and


MARKET TRANSFORMATION]
K[*…*][etuaKETUA]

Hal 13 / 14
Lampiran:
1. Rencana Kerja atau TOR Proyek
2. Perencanaan Anggaran atau Budget Proyek
3. Format Laporan Keuangan Yayasan WWF Indonesia
4. Kebijakan Zero Tolerance atas Tindakan Kecurangan dan Korupsi Yayasan WWF Indonesia
5. Peraturan Pencegahan dan Investigasi atas Penipuan dan Korupsi Yayasan WWF Indonesia
6. Form Pernyataan dan Kepatuhan atas Peraturan Pencegahan dan Investigasi atas Penipuan
dan Korupsi Yayasan WWF Indonesia
7. Panduan Perlindungan Hak Anak Yayasan WWF Indonesia
8. Standard Operating Procedure (SOP) Yayasan WWF Indonesia

Hal 14 / 14

Anda mungkin juga menyukai