Anda di halaman 1dari 1

Istilah pelayanan pendidikan anak yang berkebutuhan khusus digunakan dalam upaya menjelaskan

tentan program dan pelayanan yang berlaku dalam penyelenggaraan sistem pendidikan bagi anak-anak
yang mengalami kesulitan keterbatasan dalam mengikuti program pendidikan dengan berbagai alasan
dan membutuhkan bantuan khusus (termasuk keterbatasan fisik dan belajar serta kebutuhan sosial).
Menurut UNESCO (2005), anak yang memerlukan pendidikan khusus adalah anak yang mengalami
kesulitan dalam mengikuti program pembelajaran reguler sebagai akibat dari keterbatasan yang dimiliki
anak atau ketidakberuntungan karena masalah sosial, emosional, dan perilaku. Anak yang demikian
membutuhkan bantuan khusus.

Diceritakan oleh Heward dan Orlasky (1984) bahwa bertahun-tahun yang lalu,makna special dalam
special education sangat erat kaitannya dengan anak cacat dan kata special dimaknai dengan pemisahan
“separate”. Di masa-masa awal, pendidikan khusus ditujukan untuk sekolah terpisah yang dikhususkan
untuk anak yang buta, tuli, ataupun memiliki keterbelakangan mental. Sama halnya dengan upaya
pemisahan anak-anak nakal ataupun anak yang memiliki prestasi belajar yang kurang baik dalam satu
kelas khusus. Tren di dunia pendidikan saat itu adalah untuk mengelompokan anak-anak dengan
masalah yang serupa dalam kelas yang sama.[2]

Sekolah merasa perlu adanya penanganan khusus untuk anak-anak berkebutuhan khusus dengan
memisahkannya di kelas khusus. Umumnya, jumlah anak dalam kelas ini lebih sedikit dari kelas umum.
Mengingat jumlah anaknya lebih sedikit, maka pembelajaran dalam kelas ini menjadi lebih individual
dan khusus. Dengan konsep ini, anak berkebutuhan khusus ditempatkan dalam ruangan yang
memungkinkan anak mendapatkan perlakuan khusus yang diatur dan direncanakan untuk individual.
Aktifitas anak di dalamnya akan memungkinkan mereka untuk meningkatkan kemampuan mereka
dengan lebih baik dibanding di kelasnya sebelumnya.

Tujuannya pada saat itu adalah, bahwa anak-anak berkebutuhan khusus yang dikelompokan dalam
kelas/sekolah yang terpisah dapat mendapatkan penanganan dari guru dan metode penanganan yang
khusus pula. Atas dasar tujuan tersebut, maka menjadi hal yang lumrah untuk memisahkan anak
berkebutuhan khusus dari anak normal di kelas. Namun, tanpa disadari, upaya pemisahan ini memiliki
dampak besar, bukan hanya sesederhana memisahkan anak berkebutuhan khusus dalam kelas/sekolah
yang khusus namun berdampak menjadi upaya pemisahan orang berkebutuhan khusus dari orang-orang
normal dalam lingkungan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai