Anda di halaman 1dari 6

Telepon umum

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian
Telepon umum di Indonesia

Telepon umum adalah fasilitas layanan telepon publik dengan cara pelayanan memasukan uang
(pada umumnya koin) atau kartu telepon sebelum melakukan panggilan.

Sejarah[sunting | sunting sumber]


Telepon umum pertama kali ditemukan oleh William Gray tahun 1889 dan dipasang pada sebuah
bank di daerah hart ford Connecticut. Penemuan tersebut berkembang dengan pesat dan pada
tahun 1892 jumlah telepon umum di amerika serikat 81.000 buah.

Pada tahun 1905, telepon umum koin ciptaan Bell dipasang pertama kali secara outdoor pada
Jalan Cincinnati. Telepon umum itu tidak begitu menarik perhatian masyarakat karena
pemakaian telepon secara pribadi kurang bisa dilakukan di tempat publik.

Maka dari itu, pada tahun 1950-an, Bell mendesain kotak telepon (kamar untuk menelepon) dari
kaca dan alumunium yang cukup memuat satu orang di dalamnya. Hal ini merupakan kemajuan
pesat setelah bertahun-tahun lamanya kayu digunakan untuk membuat kotak telepon.

Pada tahun 1910, Western Electic dan Gray Telephone Pay Station Co. menandatangani
kesepakatan untuk Gray agar membuat coin collector (pengumpul koin adalah tempat
memasukkan koin pada telepon umum) pada ciptaan Bell menggunakan hak paten yang dimiliki
oleh Gray dan Western Electric.
Hasil dari perjanjian tersebut adalah diproduksinya pengumpul koin tipe 50A pada tahun 1911.
Pada akhir tahun 1912, 25.000 telepon umum koin dengan pengumpul koin tipe 50A dipesan
untuk kota New York saja. Tipe 50A ini memiliki 3 lubang untuk berbagai macam koin dan terus
menggapai kesuksesan hingga tahun 1954, hingga pada tahun berikutnya, diperkenalkan tipe
baru yang hanya memiliki satu lubang saja yang memiliki fungsi sama dengan ketiga lubang
sebelumnya.

Lokasi[sunting | sunting sumber]


Telepon umum sering kali ditemukan terpasang di area-area publik dan terminal transportasi
seperti bandar udara, stasiun kereta atupun perempatan jalan dengan persetujuan pemberian
tanah keuntungan dari telepon umum di dapat dengan dua cara : perusahaan penyedia faslitas
telepon umum membayar sewa lokasi da mengambil keuntungan sisanya atau pemilik lahan
membayar sewa telepon umum tersebut dan membagikeuntungannya dengan perusahaan yang
bersangkutan. Telepon umum khususnya di stasiun pengisian pembakaran gas di desain agar
para pekerjanya dapat menggunakan telepon umum tanpa harus meninggalkan kendaraan
operasional. Di tinggalkannya telepon umum oleh perusahaan penyedia layanan seluler telah
menyebab banyak pihak merasa dirugikan karena tidak lagi dapat menikmati layanan telepon
yang murah. Pendapatan telepon umum menurun drastis di banyak tempat di karena
menunjaknya penggunaan telepon seluler.

Jenis[sunting | sunting sumber]


Telepon umum koin[sunting | sunting sumber]

Telepon umum koin adalah jenis telepon umum yang menggunakan koin atau uang koin sebagai
alat pembayarannya. Lazimnya, pecahan koin yang digunakan adalah pecahan 200, 500, dan
1000 rupiah. Lama pembicaran yang tersedia bagi pengguna tergantung pda nominal koin yang
dimasukkan. Jika pembicaraan berakhir sebelum tarif mencapai nominal koin dimasukan, maka
telepon umum secara otomatis akan mengeluarkan koin sejumlah sisa kembaliannya. Selama
percakapan berlangsung layar di telepon umum akan menampilkan durasi pembicaraan dan
nominal rupiah yang telah di keluarkan. Pada umumnya layar akan berkedip-kedip menunjukkan
angka 0000 ketika pembicaraan akan segera berakhir dan pengguna harus memasukkan kembali
koin untuk bisa meneruskan pembicaraan.

Telepon umum kartu[sunting | sunting sumber]

Telepon umum kartu ini pada dasarnya merupakan fasilitas yang sama seperti telepon umum
koin. Yang membedakannya adalah media pembayarannya yang berupa kartu (kartu khusus
telepon atau kartu serbaguna). Di dalam kartu tersebut telah diberi sejumlah nilai yang kita
gunakan untuk menelpon dan kita dapat membelinya di gerai yang melayani pembelian kartu
telepon. Telepon umum kartu, di Indonesia khususnya tidak telalu diminati oleh sebagian besar
kalangan masyarakat karena masyarakat Indonesia lebih suka menyimpan koin daripada kartu.

Kelebihan[sunting | sunting sumber]


Mudah ditemukan dimana saja. Berdasarkan fungsinya sebagai fasilitas umum, telepon umum
dapat dengan mudah kita temui di tempat-tempat keramaian selayaknya fasilitas umum
lainnya.Selain itu, telepon umum juga membantu masyarakat yang tidak mempunyai telepon
pribadi karena tidak semua orang di Indonesia memiliki jaringan telepon rumah pribadi. Telepon
umum membantu orang-orang tersebut untuk tetap dapat berkomunikasi dengan menggunakan
telepon umum ditambah biaya yang dikeluarkan untuk melepon relatif lebih murah karena
pecahan koin yang digunakan adalah pecahan-pecahan kecil.

telepon umum juga enjadi tambahan pendapatan bagi perusahaan telepon untuk menjangkau
pengguna telepon yang tidak dapat memasang jalur telepon rumah pribadi, perusahan telepon
dapat menggunakan telepon umum ini untuk mendapatkan tambahan keuntungan

Kekurangan[sunting | sunting sumber]


Tidak bisa dibawa bawa dengan artian adanya telepon seluler yang dapat dibawa ke mana pun,
telepon umum menjadi sarana komunikasi yang kurang menarik karena ia tidak dapat dibawa
dengan mudah. Selain itu, telepon umum juga rentan dari pengrusakan dan rawan terhadap
pengrusakan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengrusakan itu
bisa saja dilakukan oleh oran-orang yang iseng ataupun orang-orang yang memang ingin
mencuri dari telepon umum, khusunya telepon umum koin.

Permasalahan ketidak efisienan dalam penggunaan telepon umum karena tempat telepon umum
yang hanya ada di tempat-tempat keramaian, untuk menggunakan telepon umum pun kita harus
menyediakan media pembayaran yang sesuai dengan telepon umum yang digunakan sehingga
tidak sepraktis penggunaan telepon rumah atau pun telepon seluler. Terlebih telepon umum
hanya bisa di pakai untuk saluran lokal sehingga untuk melakukan panggilan interlokal kita
masih harus menggunakan sarana telepon lainnya.

Penggunaan di luar Indonesia[sunting | sunting sumber]

Telepon umum di Makau, Tiongkok.

Di banyak Negara pengguna telepon umum menjadi fenomena yang lumrah di temui di setiap
sudut kota. Tersebarnya telepon umum secara luas menyebabkan pemerintah di masing-masing
negara guna mengatur perusahaan penyadia telepon umum. Berbeda dengan telepon umum di
Indonesia yang umumnya di monopoli oleh satu perusahaan telekomunikasi, telepon umum di
Amerika serikat dan sebagian besar negara eropa dijalankan oleh beberapa perusahaan. Dengan
demikian terjadi persaingan antar perusahaan dalam bisnis telepon umum karena masing-masing
perusahaan memberikan pelayanan dan tarif yang berbeda di Indonesia.

Selain persaingan antar perusahaan telepon umum, usaha telepon umum di luar pun, layaknya di
Indonesia, mendapatkan tantangan dari perusahaan telepon seluler. Perkembangan telepon
seluler telah banyak memengaruhi jumlah pengguna telepon umum, baik di Indonesia maupun di
luar negeri. Banyak para pengguna telepon umum yang mampu untuk membeli telepon seluler
beralih karena kenyamanan dan portabilitas yang ditawarkan oleh telepon seluler.

Tetapi sekarang ini telepon umum sudah jarang digunakan, Kedudukannya sudah digantikan
dengan handphone atau telepon seluler.

Referensi[sunting | sunting sumber]


 Jones, S., Kovac, R., & Groom F. M. (2009). Introduction to Communication
Technologies:
 A Guide for Non Engineers. Bocaraton, FL: CRC Press.
 Fidler, Roger, 2003, Mediamorfosis, Yogyakarta: Bentang Budaya.
 Miq, Bal. 2009, Makalah Perkembangan Teknologi Komunikasi 7451, Jakarta:
Gramedia.
 Rubin, Rebecca B, 2004, Communication MI Research Measures, London: Palmgreen
Erlbaum Associates Publishers

Anda mungkin juga menyukai