Anda di halaman 1dari 11

Proses Komunikasi pada Jaringan Telepon

Sponsors Link
Kemajuan era teknologi secara langsung dan tidak langsung memberikan kemudahan kepada
manusia dalam melaksanakan aktivitasnya. Kemajuan teknologi terjadi di berbagai bidang baik
bidang pendidikan, sosial, informasi, dan lain lain.
ads

Semakin majunya teknologi dibidang informasi membuat manusia semakin cepat mengetahui
berbagai berita bahkan dari seluruh dunia.

Kemajuan teknologi yang sangat terasa sekarang ini juga terjadi dibidang telekomunikasi. Berbagai
teknologi canggih tercipta untuk membuat manusia agar lebih mudah berkomunikasi dengan yang
lainya bahkan di tempat yang jauh dalam waktu yang singat.

Lambat laun, surat menyurat tergantikan dengan surat elektronik. Teknologi telepon mampu
membuat manusia berbicara secara langsung dengan yang lain tanpa harus bertemu secara
langsung bahkan dengan jarak yang jauh masih bisa dijangkau.

Baca juga : Jenis- jenis komuniksi dalam jaringan

Sejarah Perkembangan Jaringan Telepon


Dahulu, sebelum teknologi telepon ditemukan, manusia menggunakan surat dan telegraf.

Karena pengiriman surat membutuhkan waktu yang lebih lama, sebagian besar orang beralih ke
telegraf. Hal ini membuat kantor – kantor telegraf sibuk pada pertengahan tahun 1800 – an.

Telegraf adalah alat untuk mengirim dan menerima pesan menggunakan kode morse sebagai kode
komunikasi.

Penyampaian pesan dengan telegraf akan cenderung lebih cepat dibandung menggunakan surat.
Manusia semakin berusaha keras agar menyempunakan teknologi komunikasi ini. Percobaan banyak
dilakukan oleh peneliti, termasuk Alexander Graham Bell.

Baca juga : Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Pada tahun 1865, Bell memulai penelitiannya dengan mengukur tinggi dan rendah suatu nada dan
getaran bunyi.

Dari penlitian yang ia lakukan, ia terdorong untuk meneliti lebih jauh tetang bunyi yang bisa dikirim
secara elektronik melalui telegraf. Pada tahun 1875, Bell bersama asistennya yaitu Thomas Watson
mengajukan hak paten dari alat ciptaannya.

Pada tahun 1876, percobaan pertama dilakukan sekaligus mengenalkan telepon pada orang banya.
Uji telepon pertama kali mampu menjangkau jarak 8 mil.

Percobaan terus dilakukan untuk menyempurnakan teknologi tersebut. Higga pada tahun 1915,
pertama kalianya Bell melakukan telepon lintas beua dari New York ke San Fransisco.

Sejak saat itu hingga sekrang, proses komunikasi pada jaringan telepon semakin canggih dan dapat
dinikmati oleh semua orang baik lintas samudra dan juga benua.

Telepon mobile awalnya digunakan sebagai alat bantu perang untuk meningkatkan kualitas radar dan
melakukan bidikan tembakan. Setelah perang selesai, barulah dipasang ratusan telepon pada tahun
1940.
Teknologi ini semakin dikembangkan oleh perusahaan teknologi AT&T. Bahkan AT&T menjadi
laboratorium dengan sistem terbaik didunia. Teknologi jarigan telepon semakin didukung dengan
munculnya komputer dan internet dan pengiriman pesan bergeser menjadi pengiriman data.

Baca juga : Perkembangan Telepon di Era Globalisasi

Cara Kerja Jaringan Telepon sebagai Alat Komunikasi


Telepon adalah salah satu alat komunkasi yang bekerja untuk menyampaikan pesan suara melalui
arus listrik.

Telepon menggunakan transmisi sinyal listrik untuk bisa beroperasi sehingga dapat berkomunikasi
dengan pengguna telepon lain.

Pada umumnya, cara kerja jaringan telekomunikasi dengan mengubah suara menjadi sinyal
komunikasi melalui perangkat telekomunkasi.

Pada dasarnya jaringan telepon dibagi menjadi dua yaitu jaringan tetap dan jaringan bergerak.
Jaringan tetap biasanya menggunakan kabel seperti pada telepon rumah ataupun telepon kantor.

Telepon bergerak tidak menggunakan kabel seperti telepon seluler, radio, dll. Kedua jaringan
membantu manusia dalam berkomunikasi.

1. Telepon Kabel

Proses komunkasi telepon kabel memanfaatkan sistem wireline. Wireline sendiri merupakan media
transmisi dengan perantara kabel untuk menghubungkan antara pengirim dengan penerima.

Penggunaan wireline biasanya karena alasan jarak dekat, namun bisa juga jarak jauh seperti
pesawat telepon.

Jaringan dengan kabel terdiri dari LAN (Local Area Network), MAN (Metropolitan Area Network),
WAN (Wide Are Network), dan internet.

Berikut adalah cara kerja telepon kabel:

1. Suatu alat yang disebut microphone akan menerima suara dari pengirim
2. Gelombang suara yang diterima microphone diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian oleh
perangkat telepon disalurkan
3. Sinyal disalurkan ke pusat telekomunikasi melalui kabel
4. Pusat telekomunikasi meneruskan sinyal tersebut kepada penerima
5. Sinyal yang sampai kepada penerima diubah menjadi gelombang suara oleh speaker

2. Telepon Nirkabel atau Telepon Seluler


Telepon seluler merupakan alat komunikasi yang kerjanya menyerupai telepon konvensional
menggunakan kabel seperti diatas namun dapat dibawa kemana – mana, makanya istilahnya mobile.

Ide tercetusnya telepon genggam pertama kali diutarakan oleh Coooper yang meruakan salah satu
tim divisi motorolla yang ingin ada sebuah alat komunikasi yang mudah dibawa secara fleksibel untuk
bepergian. Pertama kalinya telepon genggam dibuat beratnya masih 2 kilogram.

Dan harganya pada tahun 1983 adalah sekitar 36 juta rupiah. Berbagai tantangan dihadapi oleh
cooper dan tim.
Keberadaan telepon seluler atau ponsel tak luput dari jasa Amos Joel Jr yang merupakan pakar
dalam bidang switching. Berkatnya penggunaan ponsel menjadi nyaman.

Telepon seluler tidak menggunakan sistem wireline, namun menggunakna sistem wireless. Sistem
wireless adalah jaringan nirkabel dimana cara kerjanya tanpa menggunakna kabel untuk
berkomunikasi dengan pengguna yang lain.

Antara pegirim dan peneria harus tercakup dalam Base Transceiver Station (BTS) yang memfasilitasi
antar pengguna telepon seluler secara wireless.

Berikut adalah cara kerja telepon seluler:

1. Microphone menerima suara dari pengirim


2. Gelombang suara yang ditangkap microphone diubah menjadi sinyal listrik yang kemudian
dipancarkan ke BTS terdekat oleh ponsel.
3. BTS menerima sinyal tersebut untuk diteruskan ke pusat telekomunikasi
4. Pusat telekomunikasi meneruskan sinyal ke BTS terdekat untuk diterukan kepada penerima
5. Sinyal yang sampai pada penerima diubah menjadi geombang suara oleh speaker

Berdasarkan penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa proses komunikasi pada jaringan
telepon dengan kabel dan nirkabel memiliki persamaan yaitu sebagai alat komunikasi dan memiliki
ringer serta microphone.

Sedangkan perbedaannya adalah telepon seluler tanpa kabel atau wireless dan telepon kabel
mamakai sistem wireline.

Jika menggunakan telepon seluler harus memakain simcard sedangkan telepon kabel tanpa sim
card. Jaringan telepon bekerja menggunakan transmisi sinyal listrik sehingga dapat berkomunikasi
dengan pengguna lainnya.
Materi Komunikasi Data - Jaringan Telepon

JARINGAN TELEPON
Jaringan telepon di Indonesia pada dasarnya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu jaringan
tetap dan jaringan bergerak. Jaringan tetap dapat dinikmati melalui telepon rumah atau kantor yang
biasanya menggunakan kabel. Jaringan tetap di Indonesia meliputi jaringan telepon lokal, SLI, SLJJ,
dan tertutup. Sedangkan jaringan bergerak meliputi satelit, telepon seluler, dan radio trunking. Kedua
jaringan ini yang dipergunakan di seluruh dunia untuk membantu proses komunikasi.

A. Jaringan Telepon Tetap

Jaringan telepon secara tradisional dibangun sebagai sistem yang berbentuk hirarki. Pelanggan dihubungkan ke suatu
switch atau sentral lokal. Bagian dari jaringanini disebut disebut jaringan akses. Switch pelanggan dihubungkan ke suatu
sentral local utama yang kemudian dihubungkan dengan sentral transit. Sentral transit umumnya dihubungkan dengan
struktur mesh. Koneksi ini antar sentral transit disebut jaringan transit hirarki. Kemudian ada hubungan antara dua sentral
lokal yang berasaldari sentral transit yang berbeda.

Struktur Jaringan Kabel Lokal

Struktur jaringan kabel lokal dimulai dari Rangka Pembagi Utama (RPU) hingga pesawat telepon
pelanggan.

1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/ Main Distribution Frame (MDF)

2. Kabel Primer

3. Rumah Kabel (RK)

4. Kabel Sekunder

5. Kotak Pembagi (KP) / Distribution Point (DP)

6. Saluran Penaggal (Salpa)

7. Kotak Terminal Batas (KTB)

8. Kabel Rumah

9. Soket/Roset

10. Pesawat Telepon

Untuk penjelasannya bisa dibaca di bawah ini.


1. Rangka Pembagi Utama (RPU)/Main Distribution Frame (MDF)

RPU berbentuk blok-blok terminal yang terdapat dalam gedung STO (Sentral TeleponOtomat) atau
Sentral Lokal. RPU/MDF biasanya terletak di bawah ruang sentral telepon untuk gedung STO
bertingkat. Sedangkan, untuk gedung STO tidak bertingkat, MDF diletakkan di samping ruang sentral
telepon. Di bawah MDF terdapat ruang bawha tanah yang dipasang rangka besi (Cable Chamber)
untuk menenmpatkan kabel-kabel primer dari luar gedung sebelum didistribusikan ke MDF.

Fungsi MDF :

a. Tempat Penyambungan Kabel Primer dengan Kabel Sentral

b. Tempat Pengetesan

c. Fleksibelitas Saluran, artinya dapat ditukarpasangkan kabel sentral dengan kabel primer dengan
menggunakan kabel jumper wire.

d. Tempat meletakkan pengaman jaringan.

Bentuk MDF :

Berupa kerangka besi untuk menempatkan blok-blok terminal horizontal dan vertikal.Blok terminal
vertikal terletak di sisi pelanggan pada rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya
kabel primer. Blok terminal vertikal yang ada biasanya memiliki kapasitas 25 pasang urat kabel, 50
pasang urat kabel dan 100 pasang urat kabel. Sementara Blok terminal horizontal terletak pada sisi
sentral di rangka MDF dan berfungsi sebagai tempat diterminasikannya kabel dari sentral (kabel
sentral). Blok terminal vertikal dan blok terminal horizontal dihubungkan dengan dengan
menggunakan kabel jumper wire, yaitu kabel tembaga polietelin.

Berikut contoh pemasangan jumper wire pada MDF :

2. Rumah Kabel (RK)

Rumah Kabel atau RK merupakan sebuah terminal untuk tempat terminasi kabel primer dan
sekunder. Biasanya bentruknya berupa kotak tertutup berwarna abu-abu yang terletak dipinggir jalan.
Di bagian pintu depan terdapat kode untuk RK tersebut. Pengkodeannya adalah dimulai dengan
kode R*** STO ***. Kode R dan STO adalah kode untuk RK pada wilayah tertentu di STO tertentu.

Fungsi RK :

a. Tempat membagi kabel primer menjadi beberapa kabel sekunder. Misalnya kabel primer memiliki
kapasitas 1000 pair kabel, maka akan dibagi ke 5 wilayah sekunder, sehingga setiap kabel sekunder
akan memiliki kapasitas 200 pair.
b. Titik sambung antara kabel primer dengan kabel sekunder

c. Tempat pengetesan saat melokalisir gangguan

d. Tempat mentanahkan lapisan pelindung elektris, yaitu aluminium foil pada kabel.

e. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasanga urat kabel primer dapat ditukarpasangkan dengan kabel
sekunder.

Bahan RK :

Besi atau fiberglass dengan bentuknya bulat lonjong atau kotak persegi dan berwarna abu-abu

Kapasitas RK :

RK kapasitas 800 pair, 1600 pair dan 2400 pair, dimana setiap pair akan mencatu satu pelanggan.
RK kapasitas 2400 pair artinya jumlah pasang primer dan sekunder yang dapat diterminasikan adalah
2400 pair/pasang.

3. Kotak Pembagi (KP)

KP adalah terminal kabel tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal. KP
biasanya terletak di atas tiang, namun ada juga beberapa KP yang terletak di dinding dan bawah
tanah.

Fungsi KP :

a. Tempat penyambungan kabel sekunder dengan slauran penanggal

b. Tempat pengetesan atau melokalisir gangguan

c. Tempat mutasi jaringan yang menuju rumah pelanggan

d. Fleksibelitas saluran, artinya setiap pasang urat kabel sekunder bisa ditukarpasangkan dengan setiap
pasang saluran penaggal.

Jenis KP :

a. KP Tiang

b. KP Dinding

· Dipasang pada dinding sebelah luar untuk mencatu pertokoan/ruko yang letaknya berdampingan

· Gedung bertingkat (HRB/Hight Rise Building) biasanya digunakan mini RPU. Kabel untuk
emnghubungkan RPU sdengan mini RPU afdalah kabel catu langsung.

· Kompleks industri dan pertokoan dipasang pada dinsing sebelah dalam

· Kapasitas sampai dengan 400 pair.


c. KP Bawah Tanah (SPBT/ Saluran Penaggal Bawah Tanah)

Kapasitas KP adalah 10 atau 20 pasang.

4. Kotak Terminal Batas (KTB)

KTB merupakan kotak terminal yang berada pada rumah atau biasanya di dinding rumah. KTB yang
biasanya dipasang adalah berbentuk kotak berwarna abu-abu di temepl di dinding sebagai lanjutan
terminasi dari KP.

Fungsi KTB :

a. Tempat terminasi saluran penanggal dengan kabel rumah

b. Batas tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab pelanggan. Jadi, segala kerusakkan yang
terjadi hingga KTB merupakan tanggung jawab PT. Telkom dan tanggung jawab dari KTB hingga
pesawat telepon adalah tanggung jawab pelanggan. Dalam hal ini kabel rumah juga merupakan
tanggung jawab pelanggan dan PT. Telkom hanya melakukan pemeliharaan rutin hingga KP.

c. Fleksibelitas saluran dan bisa dimodifikasi menjadi sistem PABX.

d. Mempermudah melokalisir gangguan di sisi rumah pelanggan

5. Soket/Roset

Soket/roset merupakn sebuah terminal 1 pair to 1 pair (pada umumnya), namun ada juga yang 1 pair
to beberapa pair, dimana kabel rumah tersebut akan diterminasi di roset dan setelah itu akan
dihubungkan ke pesawat telepon. Beginilah bentuk dari roset itu :

6. Kabel Primer

Kabel primer adalah akbel yang menghubungkan RPU dengan RK pada jaringan catu tidak langsung
atau RPU dengan mini RPU pada jaringan catu langsung.

Kapasitas kabel primer yang digunakan pada awalnya mulai dari 100 pair hingga 2400 pair (foam
skin), namun saat ini kabel primer kapasitas 100 pair sudah tidak digunakan lagi. Jadi kapasitas kabel
primer yang digunakan saat ini adalah mulai dari 400 pair hingga 2400 pair (foam skin).

Pemasangan kabel primer ada 2, yaitu :

1. Sistem tanam langsung

2. Melalui polongan pipa PVC yang dicor beton atau yang sering disebut dengan sistem Duct.
7. Kabel Sekunder

Kabel sekunder merupakan kabel yang menghubungkan antara RK dan KP. Kapasitasnya adalah 10
pair hingga 200 pair urat kabel. Diameter urat kabel yang digunakan adalah mulai dari 0.4 mm, 0.6
mm dan 0.8 mm. Namun, saat ini untuk urat berdiameter 0.4 mm sudah tidak digunakan lagi karena
saat ini diperlukan urat kabel yang bisa voice dan data. Untuk urat kabel berdiameter 0.4 mm
biasanya dikhususkan untuk aplikasi voice, sedangkan urat berdiameter 0.6 mm dapat digunakan
untuk aplikasi voice dan data.

Kabel sekunder yang digunakan adalah kabel multi pair, dimana kabel multi pair ini terdapat dua
jenis, yaitu kabel multi pair tanah dan kabel multi pair udara. Pemasangan kabel sekundernya ada 2
cara, yaitu dengan sistem tanam langsung dan sistem di atas tanah (kabel udara).

8. Kabel Saluran Penanggal

Kabel saluran penanggal berfungsi menghubungkan KP dengan KTB. Kabel yang digunakan adalah
kabel DW (Drop Wire). Jarak kabel Drop Wire terjauh adalah 250 meter.

Ada 2 jenis DW, yaitu :

1. DW dengan penguat

2. DW tanpa penguat

Cara Kerja Jaringan Telepon Kabel

1. Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone.


2. Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik kemudian disalurkan
oleh perangkat telepon.
3. Sinyal tersebut disalurkan melalui kabel ke pusat telekomomunikasi.
4. Dari pusat telekomunikasi, sinyal tersebut diteruskan kepada penerima.
5. Setelah sampai ke penerime, maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi gelombang
suara oleh alat yang disebut speaker.
B. Jaringan Telepon Selular

Telepon selular (ponsel) atau telepon genggam (telgam) atau handphone (HP) atau
disebut pula adalah perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan
dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke
mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon
menggunakan kabel (nirkabel; wireless). Saat ini Indonesia mempunyai dua jaringan telepon
nirkabel yaitu sistem GSM (Global System for Mobile Telecommunications) dan
sistem CDMA (Code Division Multiple Access).

Cara Kerja Jaringan Telepon Seluler

Telepon seluler menggunakan sistem wireless. pengirim dan penerima harus tetap tercakup BTS
(Base Transceiver Station ). BTS adalah peralatan yang memfasilitasi komunikasi secara wireless
antara pengguna telepon seluler. Cara kerja telepon seluler (wireless) antara lain :
1. Suara dari pengirim diterima oleh alat yang disebut microphone.
2. Microphone mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik dan kemudian
dipancarkan oleh pnsel ke BTS terdekat.
3. Sinyal tersebut diterima oleh BTS dan sinyaL tersebut diteruskan ke pusat
telekomunikasi.
4. Dari pusat telekomunikasi sinyal diteruskan kepada BTS terdekat kemudian
diteruskan ke si penerima.
5. Setelah sampai kepada penerima , maka sinyal tersebut diubah lagi menjadi
gelombang suara oleh alat yang disebut speaker

Jaringan Seluler dari Generasi ke Generasi


Generasi 0
Sejarah penemuan telepon seluler tidak lepas dari perkembangan radio. Awal penemuan
telepon seluler dimulai pada tahun 1921 ketika Departemen Kepolisian Detroit Michigan
mencoba menggunakan telepon mobil satu arah. Kemudian, pada tahun 1928 Kepolisian
Detroit mulai menggunakan radio komunikasi satu arah regular pada semua mobil patroli
dengan frekuensi 2 MHz. pada perkembangan selanjutnya, radio komunikasi berkembang
menjadi dua arah dengan ‘’frequency modulated ‘’(FM).

Tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (sekarang Motorola)mengembangkan portable


Handie-talkie SCR536, yang berarti sebuah alat komunikasi di medan perang saat perang
dunia II. Masa ini merupakan generasi 0 telepon seluler atau 0-G, dimana telepon seluler
mulai diperkenalkan.

Setelah mengeluarkan SCR536,kemudian pada tahun 1943 Galvin Manufactory Corporation


mengeluarkan kembali partable FM radio dua arah pertama yang diberi nama SCR300
dengan model backpack untuk tentara U.S. Alat ini memiliki berat sekitar 35 pon dan dapat
bekerja secara efektif dalam jarak operasi 10 sampai 20 mil.

Sistem telepon seluler 0-G masih menggunakan sebuah sistem radio VHF untuk
menghubungkan telepon secara langsung pada PSTN landline. Kelemahan sistem ini
adalah masalah pada jaringan kongesti yang kemudian memunculkan usaha-usaha untuk
mengganti sistem ini.

Generasi 0 diakhiri dengan penemuan konsep modern oleh insinyur-insinyur dari Bell Labs
pada tahun 1947. Mereka menemukan konsep penggunaan telepon hexagonal sebagai
dasar telepon seluler. Namun, konsep ini baru dikembangkan pada 1960-an.

Generasi I
Telepon genggam generasi 1G

Telepon genggam generasi pertama disebut juga 1G. 1-G merupakan telepon genggam
pertama yang sebenarnya. Tahun 1973, Martin Cooper dari Motorola Corp menemukan
telepon seluler pertama dan diperkenalkan kepada public pada 3 April 1973. Telepon seluler
yang ditemukan oleh Cooper memiliki berat 30 ons atau sekitar 800 gram. Penemuan inilah
yang telah mengubah dunia selamanya. Teknologi yang digunakan 1-G masih bersifat
analog dan dikenal dengan istilah AMPS. AMPS menggunakan frekuensi antara 825 Mhz-
894 Mhz dan dioperasikan pada Band 800 Mhz. Karena bersifat analog, maka sistem yang
digunakan masih bersifat regional. Salah satu kekurangan generasi 1-G adalah karena
ukurannya yang terlalu besar untuk dipegang oleh tangan. Ukuran yang besar ini
dikarenakan keperluan tenaga dan performa baterai yang kurang baik. Selain itu generasi 1-
G masih memiliki masalah dengan mobilitas pengguna. Pada saat melakukan panggilan,
mobilitas pengguna terbatas pada jangkauan area telpon genggam.

Generasi II
Telepon genggam tahun 1996

Generasi kedua atau 2-G muncul pada sekitar tahun 1990-an. 2G di Amerika sudah
menggunakan teknologi CDMA, sedangkan di Eropa menggunakan teknologi GSM. GSM
menggunakan frekuensi standar 900 Mhz dan frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi
tersebut, GSM memiliki kapasitas pelanggan yang lebih besar. Pada generasi 2G
sinyal analog sudah diganti dengan sinyal digital.
Penggunaan sinyal digital memperlengkapi telepon genggam dengan pesan suara,
panggilan tunggu, dan SMS. Telepon seluler pada generasi ini juga memiliki ukuran yang
lebih kecil dan lebih ringan karena penggunaan teknologi chip digital. Ukuran yang lebih
kecil juga dikarenakan kebutuhan tenaga baterai yang lebih kecil. Keunggulan dari
generasi 2G adalah ukuran dan berat yang lebih kecil serta sinyal radio yang lebih rendah,
sehingga mengurangi efek radiasi yang membayakan pengguna.

Generasi III

Ponsel 3-G

Generasi ini disebut juga 3G yang memungkinkan operator jaringan untuk memberi
pengguna mereka jangkauan yang lebih luas, termasuk internet sebaik video
call berteknologi tinggi. Dalam 3G terdapat 3 standar untuk dunia telekomunikasi yaitu
Enhance Datarates for GSM Evolution (EDGE), Wideband-CDMA, dan CDMA 2000.
Kelemahan dari generasi 3G ini adalah biaya yang relatif lebih tinggi, dan kurangnya
cakupan jaringan karena masih barunya teknologi ini. Tapi yang menarik pada generasi ini
adalah mulai dimasukkannya sistem operasi pada ponsel sehingga membuat fitur ponsel
semakin lengkap bahkan mendekati fungsi PC. Sistem operasi yang digunakan antara
lain Symbian, Android dan Windows Mobile
Generasi IV
Generasi ini disebut juga Fourth Generation (4G). 4G merupakan sistem ponsel yang
menawarkan pendekatan baru dan solusi infrastruktur yang mengintegrasikan teknologi
nirkabel yang telah ada termasuk wireless broadband (WiBro), 802.16e, CDMA, wireless
LAN, Bluetooth, dan lain-lain. Sistem 4G berdasarkan heterogenitas jaringan IP yang
memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam sistem kapan saja dan di mana
saja. 4G juga memberikan penggunanya kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas baik,
jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai teknologi berbeda. Terakhir,
4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi berbagai aplikasi
multimedia seperti, video conferencing, online game, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai