Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH SISTEM TELKOMUNIKASI

SISTEM TELEPON

Disusun Oleh :
Ropit Agustino ( 5160711115 )
Afif Nurkhalish Tito ( 5160711126 )
Isnaini Ardi S ( 5160711112 )
Ficki Arvina ( 5160711101 )
Artia Purwanto P ( 5160711118 )
Ahmad Zaki Y ( 5160711103 )
Zaka Afdhalul Ihsan ( 5160711017 )

Fakultas Teknologi Informasi & Elektro


S1-Teknik Elektro
Universitas Teknologi Yogyakarta
2019

1
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh


Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan
makalah sebagai tugas mingguan dari mata kuliah Sistem Telekomunikasi dengan judul “ Sistem
Telepon”.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Yogyakarta, 10 Maret 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
Kata Pengantar.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...............................................................................................................................3

BAB I...........................................................................................................................................4

PENDAHULUAN.......................................................................................................................4

A. LATAR BELAKANG..........................................................................................................4

B. TUJUAN...............................................................................................................................4

BAB II.........................................................................................................................................5

PEMBAHASAN..........................................................................................................................5

A. Pengertian Telephone...........................................................................................................5
B. Prinsip Dasar Telepon...........................................................................................................5
C. Pembentuk Sistem Telepon..................................................................................................6
D. Sistem Pengisyaratan............................................................................................................8
E. Terminology Sistem Telepon................................................................................................9
F. Konsep Penyambungan (Sistem Switching).......................................................................10
G. System Penomoran.............................................................................................................11
BAB III......................................................................................................................................12

PENUTUP.................................................................................................................................12

KESIMPULAN..............................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Komunikasi suara atau pembicaraan jarak jauh pertama kali ditemukan oleh Alexander
Graham Bell pada tahun 1847. Sehingga pada saat itu penyampaian berita melalui jarak yang
jauh di luar jangkauan teriakan biasa bisa dilakukan.
Penemuan Bell merupakan suatu rangkaian penelitan ataupun teori-teori sebelumnya.
Prinsip dasar telepon adalah, gelombang suara diubah menjadi gelombang listrik oleh
mikropon, yang diteruskan melalui kabel dan di penerima diubah kembali menjadi
gelombang suara oleh telepon. Dengan sistem ini pembicaraan dapat dilakukan melalui jarak
yang jauh mencapai 20 km tanpa penguatan. Dengan menggunakan sistem penguat jarak
pembicaraan mencapai ribuan kilometer bahkan kalau menggunakan sistem pengiriman
lewat gelombang radio jarak yang dicapai bisa lebih dari itu.
Kemajuan teknologi semakin berkembang sehingga jarak sudah merupakan masalah lagi.
Percakapan bisa dilakukan secara langsung antar negara dengan biaya yan murah. Bahkan
saat ini informasi yang dipertukarkan tidak hanya suara saja, tetapi juga bisa berupa teks
(fax), gambar dan data.
B. TUJUAN
1. Mengerti telepon
2. Pripsip kerja telepon
3. Pembentukan system telepon
4. System pengisaratan telepon
5.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Telephone
Telephone berasal dari Bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh, dan “phone” yang
berarti suara. Saat ini, pengertian telefoni (telephony), meliputi konversi sinyal-sinyal
suara menjadi sinyal-sinyal listrik frekuensi-audio yang dapat dipancarkan melalui
sebuah sistem transmisi listrik, dan dikonversikan kembali menjadi sinyal-sinyal tekanan
suara pada ujung penerima. Definisi adalah penjelasan secara umum mengenai telepon.
Selanjutnya akan dibahas mengenai sistem yang terdapat dalam sebuah telepon. Sistem
inilah yang akan mendukung kinerja dari sebuah telepon. Rangkaian/sirkuit komunikasi
adalah hal yang dibutuhkan untuk melakukan komunikasi dua tempat. Hal ini dilakukan
dengan menghubungkan saluran langsung dari satu pelanggan ke pelanggan yang lain.
Namun, rangkaian ini menjadi tidak ekonomis dan tidak menguntungkan ketika jumlah
pelanggan mulai banyak. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah dengan
menambah peralatan switching yang diletakkan di tengah-tengah atau di pusat dari
sekumpulan pelanggan. Solusi ini dapat menghubungkan dua pelanggan hanya pada
waktu yang diperlukan. Pada umumnya, sebuah jaringan komunikasi terdiri dari sejumlah
alat penghubung (switch) dan sirkuit-sirkuit pengontrol yang mengerjakan switch
tersebut.

B. Prinsip Dasar Telepon


Sedangkan prinsip dasar telepon Ketika gagang telepon diangkat, posisi telepon
disebutoff hook. Lalu sirkuit terbagi menjadi dua jalur di mana bagian positifnya akan
berfungsi sebagai Tip yang menunjukkan angka nol sedangkan pada bagian negatif akan
berfungsisebagai Ring yang menunjukkan angka -48V DC. Kedua jalur ini yang nantinya
akanmemproses pesan dari sender untuk sampai ke receiver. Agar dapat menghasilkan
suara pada telepon, sinyal elektrik ditransmisikan melalui kabel telepon yang kemudian
diubahmenjadi sinyal yang dapat didengar oleh telepon receiver. Untuk teknologi

5
analog,transmisi sinyal analog yang dikirimkan dari central office (CO) akan diubah
menjaditransmisi digital. Angka-angka sebagai nomer telepon merupakan penggabungan
antaranada-nada dan frekuensi tertentu yang kemudian dinamakan Dual-tone multi-
frequencyDTMF dan memiliki satuan Hertz. Hubungan utama yang ada dalam
sirkuitakan menjadi on hook ketika dibuka, lalu akan muncul getaran. Bunyi yang
muncul ditelepon penerima menandakan telepon telah siap digunakan.

C. Pembentuk Sistem Telepon


Dasar pembentuk system telepon adalah penerima, pengirim, bel, kumparan induksi
dan sebuah magnet untuk telepon magneto dan sebuah pemutar untuk telepon otomatis.
a. Penerima
Penerima telepon dalah sebuah alat untuk memproduksi kembali gelombang suara
dengan sebuah membran getar, yang dioperasikan oleh arus bicara. Arus bicara ini
dikirim oleh pihak yang memanggil.

b. Pengirim
Pengirim adalah pada dasarnya sebuah alat untuk mengubah sebuah gelombang suara
dari pembicaraan menjadi arus listrik. Atau dengan kata lain pengirim merupakan
sebuah transducer yang biasa disebut dengan mikropon.

c. Bel

6
Sebelum dilakukan pembicaraan antar dua telepon, sebuah bel magnet berbunyi untuk
memberitahukan sebuah penggilan. Bel magnet terdiri dari atas sebuah magnet
permanen yang berbentuk U. Satu dari kutubnya dilekatkan pada sepotong besi yang
lembek, sedangkan kumparan digulung seri yang berlawanan. 

d. Kumparan Induksi
Pada sebuah telepon magnet, terdapat sebuah kumparan induksi yang memisahkan
sirkit pengirim dari saluran arus rata untuk membentuk sebuah sirkit lokal yang
memperbesar tegangan bicara yang dikirim. Sedang pada sebuah telepon batere
sentral dan telepon otomatis, sirkit penerimanya dipisahkan untuk membnetuk sebuah
sirkit lokal yang memperbesar tegangan-tegangan bicara ke saluran.

e. Magnet
Sebuah magnit dipakai untuk membangkitkan arus signal bolak-balik ke papan
sambung. Bekerjanya dengan prinsip yang sama seperti generator biasa. Arus
gelombang sinus dibangkitkan dalam sebuah konduktor, yang berputar dengan
kecepatan yang tetap ddalam medan magnet yang sama besarnya.

f. Alat Pemutar (Dial)


Alat pemutar adalah sebuah alat, yang memutuskan arus saluran sesuai dengan
sebuah ketentuan untuk memanggil pihak yang dipanggil memutar nomor dari pihak
yang dipanggil.

7
D. Sistem Pengisyaratan

Dari gmbar di atas dapat dijelaskan


1. Oh-hook : Tenaga baterai dari sentral mumnya adalah bernilai -48 Volt, tidak ada
arus DC apabila diukur dari pesawat pelanggan yang terukur -48volt.
2. Off-hook : jika gagang telpon diangkat maka arus DC akar mengalir kira-kira 20 mA
dan tegangan saluran turun sekitar 6-8Volt . Arus ini tidak boleh terlalu kecil dan
untuk pelanggan yang jaraknya jauh harus diperhitungkan besarnya redaman yang
terjadi
3. Tegangan/ arus isyarat percakapan tidak perlu besar karena speker cukup
ditempelkan di telinga.isyarat tegangan percakapan yang datang dari lawan bicara
hanya sekitar 0,5 – 1 Vrms, dan yang dibangkitkan dari mikrofon adalah sekitar 1-
2V.
4. Tegangan / arus bel untuk membunyikan bel (nada dering) harus besar, sekitar 90
Vrms karena harus mampu menderingkan bel dengan suara yang cukup keras.
Bentuk tegangannya merupakan tegangan AC 20 Hz dengan irama 2 detik ON dan 3
detik OFF

8
E. Terminology Sistem Telepon
Termonologi telepon yaitu,istilah - istilah yang sering digunakan saat melakukan
sambungan telepon jarak jauh maupun lokal.Termonologi telepon terbagi menjadi :.
a. City Calls (Hubungan Lokal)
Yaitu pembicaraan telepon yang dilakukan dari satu tempat ke tempat lain dalam
satu kota.Contohnya,penggunaan telepon umum pada satu tempat ke tempat lain
dengan jarak yang tidak jauh.

b. Long Distance Call (Telepon Jarak Jauh)


Permintaan percakapan telepon ke kota lain dalam satu pulau atau satu negara
(hubungan interlokal).

c. Direct Line
Yaitu percakapan telepon yang dilakukan seseorang tanpa melalui operator
telepon.Misalnya menggunakan telepon genggam atau yang biasa
disebut Handphone.

d. Toll Free Calls


Yaitu percakapan telepon di luar atau dalam negeri dengan sistem pelayanan
otomatis, yang biayanya dibebankan pada orang yang dihubungi.

e. Sambungan Langsung Internasional (SLI)


Yaitu jasa layanan telepon ke luar negeri dari telepon tetap yang dapat diakses
langsung oleh pelanggan, hanya dengan menekan kode akses tanpa bantuan
operator

9
F. Konsep Penyambungan (Sistem Switching)

Dalam bahasan ini akan dijelaskan cara kerja sistem switching antara pelanggan-
pelanggan dan pusat switch. Pada dasarnya sistem switching terbagi atas sistem switching
manual dan sistem switching otomatis.
a. Sistem Switching Manual
Pada sistem switching manual saluran-saluran komunikasi berakhir pada papan
sambung, dimana satu sama lain dapat dihubungkan oleh seorang operator secara
manual. Ada dua macam papan sambung, papan sambung mangneto atau battery
lokal (lokal battery, LB) dan papan sambung battery sentral (common battery, central
battery, CB).
Papan sambung LB dihubungkan melalui sirkuit langganan ke pesawat telepon
pelanggan, pesawat telepon dilengkapi dengan primary cell untuk keperluan
pembicaraan (arus caatu untuk mikropon) dan generator arus bel untuk kepentingan
panggilan ke papan sambung. Papan sambung CB merupakan suatu kemajuan atas
papan sambung LB, mengingat atas mudahnya pelayanan dan pemeliharaannya.
Sistem ini menggunakan storage battery untuk keperluan pembicaraan (arus catu
untuk mikropon) dan hubungan, yang pemasangannya dipusatkan di kantor dimana
papan sambung berada. Papan sambung CB dipergunakan untuk melayani sirkuit-
sirkuit pelanggan, tetapi juga dipergunakan sebagai meja interlokal dan meja
penerangan.

b. System Switching Otomatis


Sistem Otomatis Step by step. Pulsa-pulsa yang dikirim dari roda pilih pesawat
telepon, menggerakkan alat penyambung dan pemilihan dilakukan oleh setiap angka
(digit) yang dikirim secara beruntun mulai dari angka pertama sampai angka terakhir.
Switching otomatis common control. Dalam sistem ini, bagian yang membentuk
saluran hubungan pembicaraan dan bagian yang mengatur atau mengontrol saluran
hubungan pembicaraan terpisah sama sekali dan baagian yang mengontrol saluran
hubungan pembicaraan dipakai secara bersama (common).

10
Jika pihak pemanggil mengangkat handset, maka dengan bekrjanya sirkuit pelanggan
yang mengangkat handset tadi, sirkuit pengontrol (control circuit) akan mencari pihak
pemanggil. Pihak pemanggil akan dihubungkan dengan suatu register. Register akan
mengirimkan nada pilih (dial tone) ke pihak pemanggil sebagiai tanda bahwa dia
boleh meluai metutar roda pilih ( atau mengirm sinyal melalui tombol tekan, push
button).
Apabila register selesai menerima informasi daari pihak pemanggil, control
circuitmencari pihak yang dipanggil dan bila tidak sibuk, menghubungkan pihak
pemanggil dengan pihak yang dipanggil.

G. System Penomoran
Untuk dapat mengadakan suatu hubungan antara dua tempat tertentu melalui
switch, maka diperlukan nomor-nomor pengenal. Diinginkan agar nomor-nomor
pengenal itu sederhana dan mudah. Pada prinsipnya dengan jalan memilih atau memutar
nomor kantor lokal dan nomor pelanggan, permintaan percakapan antara pelanggan-
pelanggan dalam suatu service lokal memerlukan toll discrimiating number (nol), nomor
interlokal, nomor kantor lokal dan nomor pelanggan. Untuk permintaan percakapan
dalam negeri, jumlah angka paling banyak sembilan tidak termasuk toll discriminating
number.
Untuk sistem pernomoran dengan 4 digit, dapat melayani jumlah pelanggan secara
teoritis sebanyak 10.000 dengan nomor-nomor bergerak dari 0000 samapi dengan 9999.
Tetapi biasanya ada angka-angka yang tidak digunakan, yaitu angka yang digunakan
untuk kepentingan-kepentingan lain. Misalnya 0 sebagai angka pertama untuk interlokal,
911 untuk ambulan, 108 untuk informasi dan sebagainya. Sehingga paling tidak
maksimum hanya sekitar 8000 nomor yang digunakan untuk pelanggan.
Pemanggilan Internasional, Pada panggilan ini diperlukan beberapa nomor awal yang
harus diputar untuk sampai ke nomor pelanggan yang dituju. Berikut adalah bagan untuk
pemanggilan internasional :

11
 Akses kode adalah nomor yang harus diputar untuk sampai ke sentral gerbang di
negara yang bersangkutan, yang berarti menandakan bahwa pelanggan
menginginkan sambungan international.
 Tiap-tiap negara mempunyai kode-kode tersendiri. Sedang kode negara
merupakan nomor kode negara tersebut yang bisa terdiri dari satu sampai tiga
angka atas dasar perjanjian international.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN
Telepon adalah salah satu alat komunikasi yang sangat berguna bagi kehidupan kita untuk
bekomunikasi jarak jauh maupun dekat secara cepat sehingga dapat memper singkat waktu, dan
biaya penggunaanya pun cukup murah, tetapi telepon tidak dapat dibawa kemana – mana, tidak
seperti telepon genggam yang dapat dibawa kemana – mana.

DAFTAR PUSTAKA

12

Anda mungkin juga menyukai