Anda di halaman 1dari 66

BAB IV

ANALISIS STRUKTUR

4.1 Perencanaan Plat Lantai


Perhitungan untuk plat lantai diberikan contoh untuk masing-masing
tipe plat, yaitu : plat satu arah dan plat dua arah. Plat yang dihitung dipilih
berdasarkan syarat untuk menentukan apakah plat itu termasuk satu arah
atau dua arah.

4.1.1 Plat Dua Arah

Gambar 4.1. Plat Dua Arah


Data Plat :
Dimensi balok utama : 800 x 500 mm2
Dimensi balok anak : 700 x 400 mm2
Mutu Baja (Fy) : 420 MPa

33
34

F’c : 25 MPa

Ecb  Ecp  4700 25  23500

Ecb 1 / 12bh 3 23500x1 / 12 x500 x8003


1    32
Ecp 1 / 12bL3 23500x1 / 12 x1000x2003

E cb 1 / 12bh 3 23500x1 / 12 x 400 x700 3


1    17,15
E cp 1 / 12bL3 23500x1 / 12 x1000 x 200 3

31   2
 fm   28,2875  2
4
Ketebalan minimum plat :
 Fy 
Ln 0,8  
 1500 
h min   134,90 mm
36  9 
Maka ditentukan ketebalan untuk plat sebesar 200 mm.
Perhitungan pembebanan plat dua arah :
kN
Berat sendiri : 0,2 x 24  4,8
m2
kN
Berat ubin : 0,03x 24  0,72
m2
kN
Berat spasi : 0,02 x 21  0,42
m2
kN
Beban mati (dead load) : 5,94
m2
kN
Beban hidup (live load) : 4,79 (Fungsi ruangan sebagai ruang publik)
m2
kN
Wu  1,2 DL  1,6 LL  1,2 x 4,92  1,6 x 4,79  14,792
m2
Ly 6500
  1,71  2 (Plat 2 arah)
Lx 3800
35

Menghitung momen yang terjadi pada plat :


Tabel 4.1. Momen Maksimum pada Plat Dua Arah
Persamaan Hasil
Mlx ( kNm ) 0,001xWuxLx 2 xX 7,48

Mly ( kNm ) 0,001xWuxLy 2 xY 7,96

Mtx ( kNm )  0,001xWuxLx 2 xX -15,88

Mty ( kNm )  0,001xWuxLy 2 xY -32,67

Gambar 4.2 Penampang Melintang Plat


dx  200  20  1 / 2 x10  175 mm
dy  200  20  1 / 2 x10  10  165 mm

Tulangan arah X
Mux  15,88kNm

15,88 x10 6
Rn perlu   0,57 MPa
0,9 x1000 x175 2

0,85 xF ' c  2 xRn 


 perlu  1  1  
Fy  0,85 xF ' c 

0,85 x 25  2 x0,57 
 perlu  1  1    0,001375
420   0,85x 25 

 min  0,0022
As perlu  0,0022x1000x175  385 mm2
36

Astul 78,53
S x1000  x1000  203,97
As perlu 385

Digunakan P10 - 200 mm untuk arah X

Tulangan arah Y
Muy  32,67kNm

32,67 x10 6
Rn perlu   1,34MPa
0,9 x1000 x165 2

0,85 xF ' c  2 xRn 


 perlu  1  1  
Fy  0,85 xF ' c 

0,85 x 25  2 x1,34 
 perlu  1  1    0,00329
420  0,85 x 25 

 min  0,0022
As perlu  0,00329x1000x165  643,5 mm2

Atul 78,53
S x1000  x1000  122,035
As perlu 643,5

Digunakan P10 – 100 mm untuk arah Y


37

4.1.2 Plat Satu Arah

Gambar 4.3. Plat Satu Arah

Data Plat :
Dimensi balok utama : 800 x 500 mm2
Dimensi balok anak : 700 x 400 mm2
Mutu Baja (Fy) : 420 MPa
F’c : 25 MPa

Ecb  Ecp  4700 25  23500 Mpa

Ecb 1 / 12bh 3 23500x1 / 12 x500 x8003


1    32
Ecp 1 / 12bL3 23500x1 / 12 x1000x2003

E cb 1 / 12bh 3 23500 x1 / 12 x 400 x 700 3


1    17,15
E cp 1 / 12bL3 23500 x1 / 12 x1000 x 200 3

3 1   2
 fm   28,2875  2
4
38

 Fy 
Ln 0,8  
 1500 
h min   155,30 mm
36  9
Maka ditentukan tebal plat sebesar 200 mm.
Perhitungan pembebanan plat
kN
Berat sendiri = 0,20 x 24  4,8
m2
kN
Berat ubin = 0,03x 24  0,72
m2
kN
Berat spasi = 0,02 x 21  0,42
m2
kN
Dead Load = 5,94
m2
kN
Live Load = 4,79
m2
kN
Wu  1,2 DL  1,6 LL  1,2 x5,94  1,6 x 4,79  14,792
m2
Ly 8000
  2,11  2 (Plat 1 arah)
Lx 3800
Menghitung momen yang terjadi pada plat :
Tabel 4.2. Momen Maksimum pada Plat Satu Arah
Persamaan Hasil
Mlx ( kNm ) 0,001xWuxLx 2 xX 8,03

Mly ( kNm ) 0,001xWuxLy 2 xY 9,55

Mtx ( kNm )  0,001xWuxLx 2 xX -16,26

Mty ( kNm )  0,001xWuxLy 2 xY -49,5


dx  200  20  1 / 2 x10  175 mm
dy  200  20  1 / 2 x10  10  165 mm
39

Tulangan Arah-X
Mux  16,26kNm

16,26 x10 6
Rn perlu   0,59 MPa
0,9 x1000 x175 2

0,85 xF ' c  2 xRn 


 perlu  1  1  
Fy   0,85 xF ' c 

0,85 x 25  2 x0,59 
 perlu  1  1    0,00142
400  0,85x 25 

 min  0,0022
As perlu  0,0022x1000x175  385 mm2

Astul 78,53
S x1000  x1000  203,97 mm
As perlu 385

Digunakan P10 – 200 mm untuk Arah-X

4.2 Perencanaan Tangga


Data perencanaan tangga :
Tinggi antar lantai : 4,5 m
Antrede (An) : 300 mm
Optrede (Op) : 170 mm
Fy : 420 MPa
F’c : 25 MPa
Tebal plat : 150 mm
L : 3400 mm
Bordes : 1700 mm
Syarat kenyamanan tangga :
600  (20Op  An)  650
600  (20 x170  300)  650
600  640  650
(Memenuhi syarat)
40

Jumlah anak tangga :


h 
ntg   lt  1
 Op 
 4500 
ntg    1  25,47  26
 170 
Lebar tangga :
1 
L   xntg  1 An
2 
1 
L   x26  1300  3600
2 
Op 170
tan     0,567
An 300
  29,539 

Pembebanan pada pelat tangga

0,15 kN
Berat pelat tangga = x 24  4,137 2
cos 29,538 m
1 kN
Berat anak tangga = x170x 24  2,04 2
2 m
kN
Berat spasi = 0,02 x 21  0,42
m2
kN
Berat railing = 1
m2
kN
Dead Load = 7,597
m2
kN
Live Load = 4,79
m2
Pembebanan pada bordes
kN
Berat bordes = 0,15 x 24  3,6
m2
kN
Berat spasi = 0,02 x 21  0,42
m2
kN
Berat railing = 1
m2
41

kN
Dead Load = 5,02
m2
kN
Live Load = 4,79
m2
Analisis menggunakan SAP2000

Gambar 4.4. Akibat beban mati

Gambar 4.5. Akibat beban hidup


42

Tabel 4.3. Gaya pada Tangga Akibat Beban Mati


Momen (kNm) Gaya Geser (kN)
Lapangan 13,65 23,80
Tumpuan 15,48 16,43

Tabel 4.4. Gaya pada Tangga Akibat Beban Hidup


Momen (kNm) Gaya Geser (kN)
Lapangan 5.79 10.21
Tumpuan 6.72 8.02

Tabel 4.5. Momen dan Geser Maksimum


Persamaan Kombinasi Hasil
M1 (kNm) 1,4 DL 19,11
M2 (kNm) 1,2DL  1,6 LL 25,644
V1 (kN) 1,4 DL 33,32
V2 (kN) 1,2DL  1,6 LL 54,848

Digunakan Mu = 25,644 kNm dan Vu = 54,848 kN


Dengan tulangan baja D16
 1 
d  150  (20  x16   122 mm
 2 
Mu 25,644 x10 6
Rn    1,91 MPa
0,9 Ld 2 0,9 x1000 x122 2

0,85F ' c  2 Rn 
 perlu  x1  1  
Fy  0,85 xF ' c 

0,85 x 25  2 x1,91 
 perlu  x1  1    0,005
400  0,85 x 25 

0,85F ' c
 max  0,429 x
Fy
0,85 x 25 x0,85
 max  0,429x  0,0193
400
43

 perlu   max

As perlu   perlu xbxh

As perlu  0,005x1000x150  750 mm2

1000xA 1000x(1 4 xx16 2 )


Spasi    268,08
As perlu 750
mm
Digunakan S = 200 mm

As 

1000x 1 4 xx162 
 1005,3
200 mm2
As  As perlu

Sehingga digunakan D16 – 200 mm

Cek Tulangan Geser


1
Vc  x F ' c xbxd
6
1
Vc  x 25 x1000x122  101,67
6 kN
Vc  0,75xVc
Vc  0,75x101,67  76,25 kN

 Vc  Vu

Perencanaan tulangan susut


As perlu   perlu xbxh

As perlu  0,002x1000x150  300


mm2
1000 xA
Spasi 
As perlu

Spasi 

1000x 0,25xx16 2 
 261,79 mm
300
Digunakan P10-250 mm
Rencana tulangan di tumpuan
44

Tabel 4.6. Momen dan Geser Maksimum


Persamaan Kombinasi Hasil
M1 (kNm) 1,4 DL 21,672
M2 (kNm) 1,2DL  1,6 LL 29,328
V1 (kN) 1,4 DL 23,002
V2 (kN) 1,2DL  1,6 LL 32,548

Digunakan Mu = 29,328 kNm dan Vu = 32,548 kN


Tulangan baja D16
 1 
d  150  (20  x16   122
 2  mm
Mu 29,328 x10 6
Rn    2,19
0,9 Ld 2 0,9 x1000 x122 2 MPa

0,85F ' c  2 Rn 
 perlu  x1  1  

Fy  0,85 xF ' c 

0,85 x 25  2 x 2,19 
 perlu  x1  1    0,0058

400  0,85 x 25 
0,85F ' c
 max  0,429 x
Fy
0,85 x 25 x0,85
 max  0,429x  0,0193
400
 perlu   max

As perlu   perlu xbxh

As perlu  0,0058x1000x150  870


mm2
1000xA 1000x(1 4 xx16 2 )
Spasi    231,10
As perlu 870
mm
Digunakan S = 200 mm

As 

1000x 1 4 xx162 
 1005,3
200 mm2
45

As  As perlu

Sehingga digunakan tulangan D16 – 200 mm


Dirangkum penggunaan tulangan pada tangga sebagai berikut:
Tulangan di lapangan : D16 – 200 mm
Tulangan di tumpuan : D16 – 200 mm

4.3 Analisis Gempa


4.3.1 Menentukan Kelas Situs (Site Class)
Bangunan Hotel Malioboro Suite Yogyakarta ini dibangun di daerah
kota Yogyakarta, tetapi dikarenakan tidak adanya data tanah yang dimiliki
oleh penulis maka dianggap bahwa jenis tanah yang digunakan untuk
perancangan adalah tanah lunak.

4.3.2 Menentukan SDS dan SD1


Nilai dari SDS dan SD1 bisa ditentukan dengan bantuan aplikasi desain
spektra Indonesia. Lokasi gedung berada di Kota Yogyakarta dengan jenis
tanah lunak. Diperoleh nilai SDS = 0,707 dan SD1 = 0,696.

4.3.3 Kategori Resiko dan Faktor Keutamaan


Bangunan yang direncanakan berfungsi sebagai hotel, dan dari tabel 1 dan
tabel 2 SNI 1726 : 2012 gedung termasuk kategori resiko II dan nilai faktor
keutamaan gempa (Ie) = 1,0.

Gambar 4.6. Kategori Resiko


46

Gambar 4.7. Faktor Keutamaan

4.3.4 Kategori Desain Seismik (KDS)


KDS ditentukan dengan nilai SDS dan SD1 serta Kategori Resiko.
Penentuan KDS adalah sebagai berikut:
1. Menurut tabel 6 pada SNI 1726 : 2012, nilai kategori desain seismik
yang diambil berdasarkan nilai SDS = 0,707 dan kategori resiko II
adalah D.
2. Menurut tabel 7 pada SNI 1726 : 2012, nilai kategori desain seismik
yang diambil berdasarkan nilai SD1 =0,696 dan kategori resiko II
adalah D.
Dari kedua nilai kategori desain seismik yang didapat, digunakan
kategori desain seismik yang terbesar dampaknya. Maka diambil
Kategori desain seismik D dalam perancangan.

4.3.5 Kombinasi Sistem Perangkai


Sistem penahan gaya gempa yang digunakan adalah Dinding Geser
Beton Bertulang Khusus dengan KDS D maka didapat nilai dari tabel 9 SNI
1726 : 2012.
R .= 7
Ωo = 2,5
Cd = 5,5

4.3.6 Desain Respons Spektrum


Desain respons spectrum dapat diperoleh dengan banuan Aplikasi
Spektra Indonesia dengan lokasi bangunan di Kota Yogyakarta dan jenis
tanah lunak. Dari hasil hitungan sesuai dengan SNI 1726 : 2012, respons
percepatan dapat dilihat pada Tabel. 4.7.
47

Tabel 4.7. Respons Spektrum Desain


No. T SA (g)
(Detik)
1 0 0,283
2 0,197 0,707
3 0,984 0,707
4 1,084 0,588
5 1,184 0,542
6 1,284 0,503
7 1,384 0,469
8 1,484 0,439
9 1,584 0,413
10 1,684 0,39
11 1,784 0,369
12 1,884 0,351
13 1,984 0,334
14 2,084 0,319
15 2,184 0,305
16 2,284 0,292
17 2,384 0,28
18 2,484 0,269
19 2,584 0,259
20 2,684 0,25
21 2,784 0,241
22 2,884 0,233
23 2,984 0,226
24 3,084 0,219
25 3,184 0,212
26 3,284 0,206
27 3,384 0,2
28 3,484 0,194
48

Tabel 4.7. Respons Spektrum Desain (Lanjutan)


29 3,584 0,189
30 3,684 0,184
31 3,784 0,179
32 3,884 0,175
33 4 0,174

0,8

0,7

0,6

0,5
SA (g)

0,4

0,3

0,2

0,1

0
0 1 2 3 4 5
T (detik)

Gambar 4.8. Respons Spektrum Desain


4.3.7 Periode Fundamental Struktur
Dalam menghitung periode fundamental struktur, Ta adalah batas
bawah dan CuTa adalah batas atas.
H = 38,15 m
Ct = 0,0488
X = 0,75
Cu = 1,4
Ta = Ct.hx
= 0,0488.38,150,75
= 0,749 detik
CuTa = 1,4 . 0,749
= 1,049 detik
Tx = 0,749 detik
49

Ty = 0,877 detik
Berdasarkan perhitungan diatas, maka digunakan Tx = 0,749 detik
dan Ty = 0,877 detik.

4.3.8 Koefisien Respons Seismik


C s  S DS / R / I e 
Batas atas :
C s  S D1 /T R / I e 
Batas Bawah :
C s min  0,044 S DS I e

C s min  0,01

C s min  0,5S1 / R / I e  (hanya untuk S1 ≥ 0,6g)

Cs = 0,1010476
Cs max = 0,1348917 (Arah-X)
Cs max = 0,114681 (Arah-Y)
Cs min = 0,0311227
Cs min = 0,01
Dari hasil perhitungan diatas maka didapatkan untuk Csx = 0,1010476 dan Csy
= 0,1010476.

4.3.9 Base Shear Gempa


Base shear gempa statik dapat dihitung dalam persamaan (3-19).
Dimana berat efektif struktur (W) diperoleh dari analisis ETABS dan
digunakan Csx dan Cxy seperti yang telah dihitung sebelumnya.
W = 119424,13 KN
Csx = 0,1010476
Csy = 0,1010476
Vx = Vy = Cs . W
= 0,1010476 . 119424,13
= 12067,524 KN
50

Kemudian dihitung juga base shear dengan menggunakan analisis


ETABS. Dari analisis ETABS didapatkan hasil pada tabel 4.8. dan tabel 4.9.
Tabel 4.8. Base Shear Time Period Program Calculated
Load FX FY
Case/Combo KN KN
Ex 1 -12042,326 0
Ex 2 -12042,326 0
Ex 3 -12042,326 0
Ey 1 0 -12042,326
Ey 2 2,47E-06 -12042,326
Ey 3 -2,48E-06 -12042,326

Tabel 4.9. Base Shear Time Period User Defined


Load FX FY
Case/Combo KN KN
Ex 1 -12042,326 0
Ex 2 -12042,326 0
Ex 3 -12042,326 0
Ey 1 0 -12042,326
Ey 2 2,47E-06 -12042,326
Ey 3 -2,48E-06 -12042,326

Dari 3 hitungan base shear statik yang didapat diatas, dibandingkan


untuk memastikan kebenaran hitungan.

Tabel 4.10. Perbandingan Base Shear Statik


No Metode Vx (KN) Vy (KN)
1 Perhitungan Manual 12067,524 12067,524
2 ASCE 7-10 Time Period User Defined 12042,326 12042,326
3 ASCE 7-10 Time Period Program
12042,326 12042,326
Calculated
51

Menurut pasal 7.9.4.1 SNI 1726 : 2012, jika kombinasi respons


untuk geser dasar ragam (Vt) lebih kecil 85 persen dari geser dasar yang
dihitung (V) menggunakan prosedur gaya lateral ekivalen, maka gaya harus
V
dikalikan dengan 0,85
Vt
Tabel 4.11. Perbandingan Base Shear Statik dan Dinamik
Vx Statik 12042,326 Vx Statik (85%) 10235,9773
Vy Statik 12042,326 Vy Statik (85%) 10235,9773
Vx Dinamik *
Vx Dinamik 8353,7741 10235,9773
SF
Vy Dinamik *
Vy Dinamik 8405,729 10235,9773
SF

Menurut perbandingan pada tabel 4.11. gaya geser pada arah-x


maupun arah-y belum memenuhi persyaratan sehingga harus dikalikan scale
factor.
12042,326
Scale Factor arah-x = 0,85
8353,7741
= 1,23
12042,326
Scale Factor arah-y = 0,85
8405,729
= 1,22

4.3.10 Gaya Geser Tiap Lantai


Gaya geser tiap lantai diambil dari hasil analisis ETABS dengan cara
pilih menu Display – Story Response Plot – Display type : Story Shears. Output
hasil analisis ETABS ditampilkan dalam Tabel 4.12. dan gaya geser dinamik
terkoreksi dalam tabel 4.13.
52

Tabel 4.12. Gaya Geser Statik dan Dinamik Tiap Lantai

Statik Dinamik
Story Vx Vy Vrx Vry
(KN) (KN) (KN) (KN)
Atap 106,9662 110,4011 78,6364 79,2606
Lantai 10 1493,211 1538,039 1084,339 1102,077
Lantai 9 3313,186 3401,663 2361,199 2394,299
Lantai 8 4927,149 5044,471 3471,103 3513,113
Lantai 7 6360,234 6493,385 4448,606 4494,636
Lantai 6 7612,977 7750,458 5303,806 5350,844
Lantai 5 8694,822 8826,788 6047,194 6093,31
Lantai 4 9641,98 9759,827 6707,339 6752,585
Lantai 3 10695,34 10785,35 7460,143 7503,781
Lantai 2 11408,66 11465,7 7965,577 8013,687
Lantai 1 11843,87 11867,11 8238,823 8290,924
Basement 1 12042,33 12042,33 8353,774 8405,729
Basement 2 0 0 0 0

Tabel 4.13. Gaya Geser Dinamik Terkoreksi

Tabel Gaya Geser Dinamik Terkoreksi


Vrx Vry
Story SF X SF Y
(KN) (KN)
Atap 96,35 96,52
Lantai 10 1328,65 1342,04
Lantai 9 2893,20 2915,63
Lantai 8 4253,18 4278,05
1,23 1,22
Lantai 7 5450,93 5473,29
Lantai 6 6498,82 6515,93
Lantai 5 7409,70 7420,06
Lantai 4 8218,58 8222,88
53

Tabel 4.13. Gaya Geser Dinamik Terkoreksi (Lanjutan)

Lantai 3 9141,00 9137,64


Lantai 2 9760,31 9758,57
Lantai 1 1,23 1,22 10095,13 10096,18
Basement 1 10235,98 10235,98
Basement 2 0,00 0,00

4.3.11 Gaya Gempa Lateral Desain


Gaya gempa lateral desain tiap lantai didapat dari gaya geser tiap
lantai desain hasil analisis sebelumnya. Gaya gempa pada suatu lantai
merupakan selisih dari gaya geser antar lantai tersebut, sehingga nilainya
masing-masing dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14. Gaya Gempa Desain

Gaya Geser Desain F, Gempa Desain


Story Vx Vy Fx Fy
(KN) (KN) (KN) (KN)
Atap 96,35 96,52 96,35 96,52
Lantai 10 1328,65 1342,04 1232,30 1245,52
Lantai 9 2893,20 2915,63 1564,55 1573,59
Lantai 8 4253,18 4278,05 1359,98 1362,42
Lantai 7 5450,93 5473,29 1197,75 1195,24
Lantai 6 6498,82 6515,93 1047,89 1042,64
Lantai 5 7409,70 7420,06 910,88 904,13
Lantai 4 8218,58 8222,88 808,88 802,82
Lantai 3 9141,00 9137,64 922,42 914,76
Lantai 2 9760,31 9758,57 619,31 620,93
Lantai 1 10095,13 10096,18 334,81 337,60
Basement 1 10235,98 10235,98 140,85 139,80
Basement 2 0,00 0,00 0,00 0,00
54

4.3.12 Partisipasi Massa


Dalam analisis harus menyertakan jumlah ragam yang cukup untuk
mendapatkan partisipasi massa terkombinasi minimal 90% dari massa
aktual dalam masing-masing arah (SNI 1726-2012 pasal 7.9.1). dari hasil
pemodelan, partisipasi massa telah terpenuhi pada mode ke-8. Dalam tabel
4.15 ditampilkan hasil rangkuman dari ETABS.
Tabel 4.15. Partisipasi Massa

Period
Mode Sum UX Sum UY
sec
1 0,867 0,0162 0,6807

2 0,739 0,6937 0,6979

3 0,692 0,7041 0,7004

4 0,265 0,7091 0,8359

5 0,228 0,8126 0,8423

6 0,217 0,8419 0,8429

7 0,131 0,8445 0,9039

8 0,114 0,9044 0,9065

9 0,11 0,9083 0,907

10 0,087 0,9097 0,9509

11 0,077 0,9523 0,9519

12 0,075 0,9549 0,9519

13 0,07 0,956 0,9521

14 0,061 0,9562 0,9692

15 0,056 0,9704 0,9695

16 0,052 0,9718 0,9695


55

Tabel 4.15. Partisipasi Massa (Lanjutan)

17 0,051 0,9733 0,97

18 0,048 0,9734 0,9704

19 0,046 0,9734 0,9818

20 0,045 0,9734 0,9818

21 0,044 0,9813 0,9818

22 0,039 0,9825 0,983

23 0,038 0,9826 0,9836

24 0,037 0,9827 0,9836

25 0,037 0,9829 0,9878

26 0,036 0,9846 0,9878

27 0,036 0,9848 0,9879

28 0,035 0,9856 0,9884

29 0,032 0,9867 0,9906

30 0,031 0,9884 0,992

4.3.13 Simpangan Antar Lantai


Kontrol simpangan antar lantai dilakukan pengecekan batas
simpangan antar lantai yang diatur dalam SNI 1726 : 2012 pasal 7.8.6 dan
7.12.1. Nilai a = 0,02 hsx, diambil sesuai Tabel 16 SNI 1726 : 2012 dengan
kategori resiko II. Sedangkan nilai  diambil sebesar 1,0. Hitungan
simpangan antar lantai dapat dilihat pada tabel 4.16 untuk arah-x dan tabel
4.17 untuk arah-y.
56

Tabel 4.16. Simpangan Arah-X

Hsx e  a ijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
ATAP 1300 26,367 145,02 3,44 26 OK
LANTAI 10 3200 25,741 141,58 7,35 64 OK
LANTAI 9 3050 24,404 134,22 9,41 61 OK
LANTAI 8 3100 22,693 124,81 11,03 62 OK
LANTAI 7 3100 20,687 113,78 12,39 62 OK
LANTAI 6 3100 18,435 101,39 13,59 62 OK
LANTAI 5 3100 15,964 87,80 14,35 62 OK
LANTAI 4 3100 13,355 73,45 15,05 62 OK
LANTAI 3 4200 10,618 58,40 21,65 84 OK
LANTAI 2 4500 6,681 36,75 21,35 90 OK
LANTAI 1 3200 2,799 15,39 9,63 64 OK
BASEMENT 1 3200 1,048 5,76 5,76 64 OK
BASEMENT 2 0 0 0 0 0 OK

Tabel 4.17. Simpangan Arah-Y

Hsx e  a ijin
Story Ket
(mm) (mm) (mm) (mm) (mm)
ATAP 1300 32,911 181,0105 22,132 26 OK
LANTAI 10 3200 36,935 203,1425 14,729 64 OK
LANTAI 9 3050 34,257 188,4135 15,169 61 OK
LANTAI 8 3100 31,499 173,2445 17,358 62 OK
LANTAI 7 3100 28,343 155,8865 19,1235 62 OK
LANTAI 6 3100 24,866 136,763 20,5425 62 OK
LANTAI 5 3100 21,131 116,2205 20,988 62 OK
LANTAI 4 3100 17,315 95,2325 20,372 62 OK
LANTAI 3 4200 13,611 74,8605 28,0005 84 OK
LANTAI 2 4500 8,52 46,86 26,191 90 OK
57

Tabel 4.17. Simpangan Arah-Y (Lanjutan)

LANTAI 1 3200 3,758 20,669 12,727 64 OK


BASEMENT 1 3200 1,444 7,942 7,942 64 OK
BASEMENT 2 0 0 0 0 0 OK

4.3.14 Berat Efektif Bangunan


Berat efektif bangunan dapat diperoleh dari hasil analisis ETABS
yang ditampilkan dalam tabel 4.18.
Tabel 4.18. Berat Efektif Bangunan

Story Berat (KN)


Basement 1 14246,45
Lantai 1 13459,69
Lantai 2 13448,72
Lantai 3 13790,39
Lantai 4 9988,62
Lantai 5 9554,71
Lantai 6 9496,34
Lantai 7 9496,34
Lantai 8 9484,44
Lantai 9 9422,79
Lantai 10 6561,07
Atap 474,57
Total 119424,13

4.3.15 Kontrol P-Delta


Kestabilan akibat efek P-Delta diatur dalam pasal 7.8.7. SNI 1726 :
2012. Hasil perhitungan P-Delta akan ditampilkan pada Tabel 4.19 untuk
arah-X dan Tabel 4.20 untuk arah-Y.
58

Tabel 4.19. Koefisien Kestabilan Arah-X

Hsx a P Vx
Story  max Cek
(mm) (mm) (KN) (KN)
Atap 1300 3,44 796,1515 96,35 0,003979 0,090909 STABIL
Lantai 10 3200 7,35 11260,9578 1328,65 0,003541 0,090909 STABIL
Lantai 9 3050 9,41 29166,6863 2893,20 0,005655 0,090909 STABIL
Lantai 8 3100 11,03 47145,9888 4253,18 0,007173 0,090909 STABIL
Lantai 7 3100 12,39 64335,0225 5450,93 0,008574 0,090909 STABIL
Lantai 6 3100 13,59 81524,0563 6498,82 0,009999 0,090909 STABIL
Lantai 5 3100 14,35 98870,7701 7409,70 0,01123 0,090909 STABIL
Lantai 4 3100 15,05 116844,234 8218,58 0,012552 0,090909 STABIL
Lantai 3 4200 21,65 141455,408 9141,00 0,014506 0,090909 STABIL
Lantai 2 4500 21,35 165951,454 9760,31 0,014668 0,090909 STABIL
Lantai 1 3200 9,63 192050,849 10095,13 0,01041 0,090909 STABIL
Basement 1 3200 5,76 219079,499 10235,98 0,007009 0,090909 STABIL
Basement 2 0 0,00 0 0,00 0 0 STABIL

Tabel 4.20. Koefisien Kestabilan Arah-Y

Hsx a P Vy
Story  max Cek
(mm) (mm) (KN) (KN)
Atap 1300 22,13 796,1515 96,52 0,025533 0,090909 STABIL
Lantai 10 3200 14,73 11260,9578 1342,04 0,007022 0,090909 STABIL
Lantai 9 3050 15,17 29166,6863 2915,63 0,009046 0,090909 STABIL
Lantai 8 3100 17,36 47145,9888 4278,05 0,01122 0,090909 STABIL
Lantai 7 3100 19,12 64335,0225 5473,29 0,013184 0,090909 STABIL
Lantai 6 3100 20,54 81524,0563 6515,93 0,015074 0,090909 STABIL
Lantai 5 3100 20,99 98870,7701 7420,06 0,016402 0,090909 STABIL
Lantai 4 3100 20,37 116844,234 8222,88 0,016978 0,090909 STABIL
Lantai 3 4200 28,00 141455,408 9137,64 0,018765 0,090909 STABIL
Lantai 2 4500 26,19 165951,454 9758,57 0,017996 0,090909 STABIL
59

Tabel 4.20. Koefisien Kestabilan Arah-Y (Lanjutan)

Lantai 1 3200 12,73 192050,849 10096,18 0,013755 0,090909 STABIL


Basement
3200 7,94 219079,499 10235,98 0,009658 0,090909 STABIL
1
Basement
0 0,00 0 0,00 0 0 STABIL
2

4.4 Perencanaan Balok


Untuk perencanaan balok yang ditinjau adalah balok induk yang
berada dalam portal As A-A. untuk contoh perhitungan hanya disertakan
satu contoh saja yaitu perencanaan balok induk ukuran 800 x 500 mm2 di
lantai 1. Data balok induk dilantai 1 adalah :
Mutu beton (F’c) : 25 MPa
1 : 0,85
Mutu tulangan utama (Fy) : 420 MPa
Diameter tulangan utama : 25 mm
Mutu tulangan polos (Fys) : 240 MPa
Diameter tulangan polos : 10 mm
Bentang total (l) : 8,0 meter
Bentang bersih (ln) : 7,2 meter
Lebar balok (b) : 500 mm
Tinggi balok (h) : 800 mm
Selimut beton : 40 mm

4.4.1 Tulangan Longitudinal


Untuk mendapatkan beban momen ultimate dan gaya geser ultimate
yang terjadi pada balok digunakan bantuan menggunakan ETABS dengan
mengambil momen terbesar dari 18 Load Combination. Momen ultimate
dan gaya geser ultimate yang terjadi disajikan dalam tabel 4.21.
60

Tabel 4.21. Output momen dan gaya geser balok


Posisi Momen Mu (KNm) Vu (KN)
Negatif 473,598
Tumpuan
Positif 347,5704
160,3616
Negatif 189,4147
Lapangan
Positif 193,7972

Perhitungan Rasio Tulangan


d = 800 – 40 – 10 – (0,5.25)
d = 737,5 mm
 maks  0,025 (SNI 2847 : 2013 Pasal 21.5.2.1)
1,4
 min 
fy

 min  0,0034

Perhitungan tulangan tumpuan atas


Mu
Rn 
.b.d 2
473,598x106
Rn 
0,9.500.737,5 2
Rn  1,935

0,85. f ' c  2.R n 


 perlu  1  1  
fy  0,85. f ' c 
 

0,85.25  2.1,935 
 perlu  1  1  
420   0,85.25 

 perlu  0,004838409

Digunakan   0,004838409

Asperlu  .b.d

Asperlu  0,0048.500.737,5

Asperlu  1784,1634 mm2


61

Jumlah tulangan yang diperlukan (n)


1784,1634
n
0,25. .252
n  3,6  4 buah
Aaktual  1964,2857 mm2
Jarak Antar Tulangan :
500  2.40  2.10  4.25
x
4 1
x  100 mm > 25 mm (OK)
Cek momen nominal balok
As . f y
a
0,85. f 'c .b
1964,2857.420
a
0,85.25.500
a  77,65 mm
a
c
1
77,65
c  91,353 mm
0,85
d c
t  .0,003
c
737,5  91,353
t  .0,003
91,353
 t  0,021
Karena ԑt > 0,005, maka penampang plat merupakan terkendali tarik dengan
Φ = 0,9 sesuai dengan ketentuan SNI 2847 : 2013 pasal 10.3.4
 a
M n  As . f y . d  
 2

 77,65 
M n  1964,2857.420 737,5  
 2 
M n  576,407 KNm
62

M n  0,9.576,407  518,766 KNm > Mu = 473,598 (OK)


Perhitungan tulangan tumpuan bawah
Sesuai dengan SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.2.2, untuk momen
ultimate positif pada daerah tumpuan harus tidak kurang dari setengah
momen ultimate negative pada daerah tumpuan tersebut.
 
M u  0,5.M u

M u  236,8 KNm

Berdasarkan analisis ETABS, M u   347 ,5704 KNm

Maka digunakan M u   347 ,5704 KNm

Mu
Rn 
.b.d 2
347,5704x106
Rn 
0,9.500.737,5 2
Rn  1,42

0,85. f ' c  2.R n 


 perlu  1  1  
fy  0,85. f ' c 
 

0,85.25  2.1,42 
 perlu  1  1  
420  0,85.25 

 perlu  0,003502

Digunakan   0,003502

Asperlu  .b.d

Asperlu  0,003502.500.737,5

Asperlu  1291,477 mm2

Jumlah tulangan yang diperlukan (n)


1291,477
n
0,25. .25 2
n  2,62  3 buah
Aaktual  1473,214 mm2
63

Jarak Antar Tulangan :


500  2.40  2.10  3.25
x
3 1
x  162,5 mm > 25 mm (OK)

Cek momen nominal balok


As . f y
a
0,85. f 'c .b
1473,214.420
a
0,85.25.500
a  58,235 mm
a
c
1
58,235
c  68,511 mm
0,85
d c
t  .0,003
c
737,5  68,511
t  .0,003
68,511
 t  0,029
Karena ԑt > 0,005, maka penampang plat merupakan terkendali tarik dengan
Φ = 0,9 sesuai dengan ketentuan SNI 2847 : 2013 pasal 10.3.4
 a
M n  As . f y . d  
 2

 58,235 
M n  1473,214.420 737,5  
 2 
M n  438,311 KNm

M n  0,9.438,311  394,48 KNm > Mu = 347,5704 (OK)


64

Perhitungan tulangan lapangan atas dan lapangan bawah


Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.2.2, bahwa kekuatan
momen ultimate yang terjadi pada daerah lapangan tidak boleh kurang dari
seperempat momen ultimate yang terjadi pada daerah tumpuan balok
tersebut.

M u lap  0,25.M u

M u lap  118,4 KNm

Berdasarkan hasil analisis ETABS



M u lap  189,4147 KNm

M u lap  193,7972 KNm

Maka digunakan M u lap  193,7972

Mu
Rn 
.b.d 2
193,7972x106
Rn 
0,9.500.737,5 2
Rn  0,791

0,85. f ' c  2.R n 


 perlu  1  1  
fy  0,85. f ' c 
 

0,85.25  2.0,791 
 perlu  1  1  
420  0,85.25 

 perlu  0,001921

Digunakan   0,0034

Asperlu  .b.d

Asperlu  0,0034.500.737,5

Asperlu  1229,167 mm2

Jumlah tulangan yang diperlukan (n)


1229,167
n
0,25. .252
65

n  2,5  3 buah
Aaktual  1473,214 mm2

Jarak Antar Tulangan :


500  2.40  2.10  3.25
x
3 1
x  162,5 mm > 25 mm (OK)
Cek momen nominal balok
As . f y
a
0,85. f 'c .b
1473,214.420
a
0,85.25.500
a  58,235 mm
a
c
1
58,235
c  68,511 mm
0,85
d c
t  .0,003
c
737,5  68,511
t  .0,003
68,511
 t  0,029
Karena ԑt > 0,005, maka penampang plat merupakan terkendali tarik dengan
Φ = 0,9 sesuai dengan ketentuan SNI 2847 : 2013 pasal 10.3.4
 a
M n  As . f y . d  
 2

 58,235 
M n  1473,214.420 737,5  
 2 
M n  438,311 KNm

M n  0,9.438,311  394,48 KNm > Mu = 193,7972 (OK)


66

Gambar 4.9. Desain gaya geser untuk balok ujung di rangka

4.4.2 Tulangan Transversal


SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.4 menyebutkan, bahwa gaya geser
rencana akibat beban gempa harus ditentukan dengan mengasumsikan
tegangan tarik tulangan longitudinal pada ujung-ujung balok memiliki
tegangan lentur minimal sebesar 1,25fy dan faktor reduksi sebesar 1.
67

Perhitungan Momen Probable akibat gempa


Akibat Gempa arah kiri, berdasarkan kekuatan balok tumpuan atas dengan
tulangan 4 D25.

 As 1,25. f y 
a pr 
0,85. f 'c .b

 1964,2851,25.420
a pr 
0,85.25.500

a pr  97,06 mm

M pr  As 1,25. f y  d  
  a
 2

 97,06 
M pr  1964,2851,25.420 737,5 


 2 

M pr  729,836 KNm

Akibat Gempa arah kanan, berdasarkan kekuatan balok tumpuan bawah


dengan tulangan 3 D25.

 As 1,25. f y 
a pr 
0,85. f 'c .b

 1473,2141,25.420
a pr 
0,85.25.500

a pr  72,794 mm

M pr  As 1,25. f y  d  
  a
 2

 72,794 
M pr  1473,2141,25.420 737,5 


 2 

M pr  542,26 KNm

Kemudian dihitung gaya geser akibat gempa dengan menbandingkan


momen probable total dengan panjang bersih balok.
 
M pr  M pr
VE 
ln
68

729,83  542,26
VE 
7,2
VE  176,68 KN
Untuk Vg didapat dari analisis ETABS menggunakan Load Combination
1,2D + 1L
Didapat Vg = 77,2354 KN.
Perhitungan Gaya Geser Rencana
Ve  VE  Vg

Didapat Ve1 dan Ve2 sebagai berikut :


Ve1  99,45 KN dan Ve 2  253,91 KN
Maka dari itu digunakan Vu = 253,91 KN. Karena Ve2 lebih besar dari VETABS.

Menurut SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.4.2, nilai Vc harus diabaikan apabila 2
syarat berikut terpenuhi :
1. VE > 0,5.Vu
0,5.Vu = 126,9577 KN < VE = 176,68 KN (Tidak Terpenuhi)
Ag . f 'c
2. Pu 
20
0 < 500 KN (Terpenuhi)

Maka Vc  0 dan harus ikut diperhitungkan dalam menentukan kebutuhan


sengkang.
Penulangan gaya geser pada daerah sendi plastis atau tumpuan
Dihitung gaya geser sejauh d untuk dibandingkan dengan Vu dan dipilih V
yang paling besar.
d = 737,5 mm
untuk mendapatkan Ve sejauh d digunakan interpolasi.
Ve = 217,72 KN.
Karena V sejauh d < Vu. maka untuk Vu tetap digunakan 253,91 KN.
Vu
Vs 

69

253,91
Vs   338,553 KN
0,75

Kuat geser yang disediakan sengkang tidak perlu melebihi :

Vs maks  0,66. f 'c .b.d

Vs maks  0,66. 25 .500.737 ,5

V s maks  1229,16 KN
Digunakan sengkang tulangan P-10 dengan 3 kaki.
Av = 3.0,25..102
Av = 235,714 mm2
Av f y d
s
Vs
s  123,234 mm
SNI 2847 : 2013 pasal 21.5.3.2 menyebutkan bahwa spasi sengkang tertutup
tidak boleh melebihi 3 persyaratan berikut, diambil yang terkecil :
d
1.  184,375 mm
4
2. 6.Dlongitudinal = 150 mm
3. 150 mm

Maka digunakan 3P10 – 50 mm untuk daerah sendi plastis

Tulangan Geser diluar sendi plastis atau di daerah lapangan

Gaya geser rencana untuk daerah diluar sendi plastis diambil sebesar
2h. sehingga perlu dilakukan interpolasi untuk mendapatkan gaya geser
rencana.

Setelah dilakukan interpolasi didapatkan Vu = 175,391 KN

Vc  0,17.. f 'c b.d

Vc  0,17.1,0 25 500 .737 ,5

Vc  307,2917 KN
70

Vu
Vs   Vc

175,391
Vs   307,2917
0,75

V s  79,5828 KN

Dalam perhitungan gaya geser rencana, ternyata nilai Vc > Vu /  maka


untuk tulangan sengkang pada daerah diluar sendi plastis dapat diambil
menyesuaikan syarat saja.

Berdasarkan pasal 21.3.4.3 SNI 2847 : 2013 diluar sendi plastis tidak boleh
melebihi :

d
1.  368,75 mm
2

Digunakan tulangan sengkang 2P10 – 100 mm untuk daerah diluar sendi


plastis.

4.5 Strong Column Weak Beam


Persyaratan mekanisme Strong Column Weak Beam (Kolom Kuat
Balok Lemah) adalah :

M nc  1,2 M nb berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.2.2

M nc  jumlah kekuatan lentur nominal kolom yang merangka ke dalam

joint, yang dievaluasi di muka-muka joint. Kekuatan ;entur kolom harus


dihitung untuk gaya aksial terfaktor, konsisten dengan arah gaya-gaya
lateral yang ditinjau, yang menghasilkan kekuatan lentur terendah.

M nb  jumlah kekuatan lentur nominal balok yang merangka ke dalam

joint, yang dievalyasi di muka-muka joint. Pada konstruksi balok-T,


bilamana slab dalam kondisi tarik akibat momen-momen di muka joint,
tulangan slab dalam lebar slab efektif yang didefinisikan dalam 8. 12 harus
71

diasumsikan menyumbang kepada Mnb jika tulangan slab disalurkan pada


penampang krisis untuk lentur.

Dalam perhitungan ini ditinjau kolom yang berada di lantai 1.


Dengan data kolom sebagai berikut :
Lebar (b) : 600 mm
Tinggi (h) : 1000 mm
F’c : 35 MPa
Fy : 420 MPa
Data balok atas dan Bawah :
Lebar (b) : 500 mm
Tinggi (h) : 800 mm
F’c : 25 MPa
Fy : 420 MPa

Gambar 4.10. Kolom K2 lantai 1


72

Momen Nominal Balok, dihitung dari balok kiri dan kanan dari bagian
kolom atas dengan tulangan 4 D25 dan 3 D25.
Mpr kiri + Mpr kanan = Mn- + Mn+
= 729,8369 + 542,2593 = 1272,096 KNm

Momen Nominal Kolom :


Pu kolom ≥ 0,1.f’c.Ag
Pu kolom ≥ 0,1 x 35 x 600 x 1000 x 10-3
Pu kolom ≥ 2100 KN
Momen nominal kolom atas dan bawah harus dicek terhadap beban
aksial maksimum dan beban aksial minimum.
Kombinasi beban aksial maksimum :
U 3  1,2  0,2S DS DL  1,0LL  E x  0,3E y

U 4  1,2  0,2S DS DL  1,0LL  E x  0,3E y

Kombinasi beban aksial minimum :


U 11  0,9  0,2S DS DL  E x  0,3E y

U 11  0,9  0,2S DS DL  E x  0,3E y

Hasil analisis ETABS untuk kolom atas :


Pu max = -6972,55 KN; Mx = -145,3904 KNm; My = 2,5586 KNm
Pu min = -2892,67 KN; Mx = -88,8179 KNm; My = -56,9421 KNm
Dengan bantuan aplikasi PCACOL, bisa dimuncul diagram interaksi kolom.
Data Pu, Mx, dan My diplot kedalam diagram interaksi tersebut.
73

Pu max

Pu min

Gambar 4.11. Diagram Interaksi Kolom Atas

Dari diagram interaksi tersebut dapat ditentukan Mn kolom atas


dengan mengambil tahanan lentur yang terkecil.

Mn kolom atas = 855 KNm

Hasil analisis ETABS untuk kolom bawah :

Pu max = -7090,78 KN; Mx = -230,0586 KNm; My = -8,2394 KNm


Pu min = -3057,29 KN; Mx = -142,4763 KNm; My = 65,6908 KNm
74

Pu max

Pu min

Gambar 4.12. Diagram Interaksi Kolom Bawah

Mn kolom bawah = 840,6 KNm

Cek syarat Kolom Kuat Balok Lemah :

M nc  1,2 M nb

855  840,6  1,21272,096


1695,6  1526,5154 (OK)

Syarat terpenuhi maka struktur dapat dianggap sebagai Kolom Kuat Balok
Lemah.
75

4.6 Perencanaan Kolom


Dalam laporan tugas akhir ini disertakan satu contoh perhitungan
untuk perencanaan kolom. Dipilih kolom section K2 Basement 1 pada
ETABS dengan data kolom sebagai berikut :
Lebar (b) : 600 mm
Tinggi (h) : 1000 mm
Selimut beton : 40 mm
F’c : 35 MPa
Fy : 420 MPa
Fyt : 420 MPa

Gambar 4.13. Tampak Atas Kolom K2 Basement 1


76

4.6.1 Pemeriksaan Kelangsingan Kolom


Pemeriksaan Tipe Portal
Arah-X
P = 9412,855 KN
V = 298,7283 KN
 = 9,6305 mm

Q
P u e

Vu .l

9412,855.9,6305
Q
298,7283.2400
Q  0,126  0,05 (maka struktur bergoyang)

Arah-Y
P = 9412,855 KN
V = 214,4835 KN
 = 12,727 mm

Q
P u e

Vu .l

9412,855.12,727
Q
214,4835.2400
Q  0,232  0,05 (maka struktur bergoyang)

Pemeriksaan Kelangsingan Kolom Arah-X


Kekangan Atas
1. Kolom Tinjau
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k tinjau  0,7.
12
600.1000 3
I k tinjau  0,7.
12
I k tinjau  3,5 x1014 mm4
77

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k tinjau  27805,575.3,5 x1014

E.I k tinjau  9,732x1014

2. Kolom Atas
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k atas  0,7.
12
600.1000 3
I k atas  0,7.
12
I k  atas  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k  atas  27805,575.3,5 x1014

E.I k  atas  9,732 x1014

3. Balok Atas Kolom Tinjau


Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 800 mm
b.h 3
I b atas  0,35.
12
500.800 3
I b atas  0,35.
12
I batas  7x109 mm4

E  4700 25
E  23500 Mpa
E.I b  atas  23500.7 x10 9

E.I b  atas  1,754 x1014


78

4. Faktor Kekangan Atas Kolom


E.I k tinjau E.I k atas

I k tinjau I k atas
 atas 
E.I batas E.I batas

I b atas I batas

9,732 x1014 9,732 x1014



3,5 x1010 3,5 x1010
 atas   1,18
1,754 x1014 1,754 x1014

7 x109 7.10 9

Kekangan Bawah
1. Kolom Tinjau
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k tinjau  0,7.
12
600.1000 3
I k tinjau  0,7.
12
I k tinjau  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k tinjau  27805,575.3,5 x1014

E.I k tinjau  9,732x1014

2. Kolom Bawah
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k bawah  0,7.
12
600.1000 3
I k bawah  0,7.
12
I k bawah  3,5 x1014 mm4
79

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k bawah  27805,575.3,5 x1014

E.I k bawah  9,732 x1014


3. Balok Bawah Kolom Tinjau
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 800 mm
b.h 3
I b bawah  0,35.
12
500.800 3
I b bawah  0,35.
12
I b bawah  7x10 9 mm4

E  4700 25
E  23500 Mpa
E.I b bawah  23500.7 x10 9

E.I b bawah  1,754 x1014

4. Faktor Kekangan Atas Kolom


E.I k tinjau E.I k bawah

I k tinjau I k bawah
 bawah 
E.I bbawah E.I bbawah

I bbawah I bbawah

9,732 x1014 9,732 x1014



3,5 x1010 3,5 x1010
 bawah   1,18
1,754 x1014 1,754 x1014

7 x109 7.109

Setelah nilai faktor kekangan atas dan kekangan bawah diperoleh,


nilai tersebut diplot ke grafik faktor K dalam SNI 2847 : 2013 pasal
10.10.7.2.
80

Gambar 4.14. Faktor Panjang Efektif (SNI 2847 : 2013)


Dari hasil plottingan didapatkan nilai k = 1,35. Kemudian analisis
dilanjutkan sesuai pasal 10.10.1 SNI 2847 : 2013 dimana kolom yang
ditinjau merupakan komponen struktur tekan yang tidak di-bresing.
K .ln
 22 (ln=2,4m)
r
1,35.2400
 22
0,3.600
18  22 (Kelangsingan kolom diabaikan)
81

Pemeriksaan Kelangsingan Kolom Arah-Y


Kekangan Atas
1. Kolom Tinjau
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k tinjau  0,7.
12
600.1000 3
I k tinjau  0,7.
12
I k tinjau  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k tinjau  27805,575.3,5 x1014

E.I k tinjau  9,732x1014

2. Kolom Atas
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k atas  0,7.
12
600.1000 3
I k atas  0,7.
12
I k  atas  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k  atas  27805,575.3,5 x1014

E.I k  atas  9,732 x1014


3. Balok Atas Kolom Tinjau
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 800 mm
82

b.h 3
I b atas  0,35.
12
500.800 3
I b atas  0,35.
12
I batas  7x109 mm4

E  4700 25
E  23500 Mpa
E.I b  atas  23500.7 x10 9

E.I b  atas  1,754 x1014

4. Faktor Kekangan Atas Kolom


E.I k tinjau E.I k atas

I k tinjau I k atas
 atas 
E.I batas E.I batas

I b atas I batas

9,732 x1014 9,732 x1014



3,5 x1010 3,5 x1010
 atas   1,18
1,754 x1014 1,754 x1014

7 x109 7.10 9

Kekangan Bawah
1. Kolom Tinjau
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k tinjau  0,7.
12
600.1000 3
I k tinjau  0,7.
12
I k tinjau  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k tinjau  27805,575.3,5 x1014


83

E.I k tinjau  9,732x1014

2. Kolom Bawah
Lebar kolom (b) = 600 mm
Tinggi kolom (h) = 1000 mm
b.h 3
I k bawah  0,7.
12
600.1000 3
I k bawah  0,7.
12
I k bawah  3,5 x1014 mm4

E  4700 35
E  27805 ,575 Mpa

E.I k bawah  27805,575.3,5 x1014

E.I k bawah  9,732 x1014


3. Balok Bawah Kolom Tinjau
Lebar balok (b) = 500 mm
Tinggi balok (h) = 800 mm
b.h 3
I b bawah  0,35.
12
500.800 3
I b bawah  0,35.
12
I b bawah  7x10 9 mm4

E  4700 25
E  23500 Mpa
E.I b bawah  23500.7 x10 9

E.I b bawah  1,754 x1014

4. Faktor Kekangan Atas Kolom


E.I k tinjau E.I k bawah

I k tinjau I k bawah
 bawah 
E.I bbawah E.I bbawah

I bbawah I bbawah
84

9,732 x1014 9,732 x1014



3,5 x1010 3,5 x1010
 bawah   1,18
1,754 x1014 1,754 x1014

7 x109 7.109

Setelah nilai faktor kekangan atas dan kekangan bawah diperoleh,


nilai tersebut diplot ke grafik faktor K dalam SNI 2847 : 2013 pasal
10.10.7.2.

Gambar 4.15. Faktor Panjang Efektif (SNI 2847 : 2013)


Dari hasil plottingan didapatkan nilai k = 1,35. Kemudian analisis
dilanjutkan sesuai pasal 10.10.1 SNI 2847 : 2013 dimana kolom yang
ditinjau merupakan komponen struktur tekan yang tidak di-bresing.
K .ln
 22 (ln=2,4m)
r
1,35.2400
 22
0,3.1000
10,8  22 (Kelangsingan kolom diabaikan)
85

4.6.2 Penulangan Longitudinal


Perhitungan tulangan longitudinal kolom dibantu dengan aplikasi
PCACOL untuk mempermudah perhitungan. Dalam asumsi awal ditentukan
tulangan yang digunakan untuk arah-X adalah 6 D25 dan untuk arah-Y
adalah 6 D25.
Dari analisi ETABS didapatkan gaya yang terjadi pada kolom sebagai
berikut :
Pu = 9412,85 KN; Mx = 372,974 KNm; My = 667,745; Vu = 298,7897 KN
Dengan data diatas kemudian dilanjutkan dengan plotting
menggunakan PCACOL dan didapatkan diagram seperti pada Gambar 4.16.

Pu

Gambar 4.16. Diagram Interaksi Kolom K2 Basement 1

Dapat dilihat pada gambar 4.16. bahwa Mux dan Muy masih terletak
didalam diagram interaksi maka dapat dianggap bahwa kolom aman.
86

4.6.3 Penulangan Transversal


Penulangan geser pada kolom menurut SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4
terdiri dari dua bagian yaitu di daerah lo dan di luar daerah lo. Panjang lo
dapat ditentukan dari persyaratan berikut, diambil yang terbesar :
1. Tinggi elemen kolom = 1000 mm
1 1
2. l n  .3200  533,34 mm
6 6
3. 450 mm
Maka panjang daerah lo diambil sebesar 1000 mm dari ujung kolom.

Design tulangan geser


Tulangan geser di sepanjang lo
Sesuai SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4.3, spasi tulangan geser
maksimum sepanjang lo diambil yang terkecil dari:
1. Seperempat dimensi terkecil komponen struktur
0,25.600 = 150 mm
2. 6.Dlongitudinal = 150 mm
3. So, dimana So tidak boleh melebihi 150 mm dan tidak kurang dari
100 mm.
b  2d
hx 
2
600  2.65,5
hx   234,5 mm
2
 350  hx 
S o  100   
 3 
 350  234,5 
S o  100     138,5 mm
 3 
Maka diambil nilai spasi tulangan geser maksimum yaitu S = 100 mm
87

Luas Tulangan Minimum


Jumlah tulangan transversal sepanjang lo ditentukan berdasarkan
syarat SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.4.4 untuk tulangan sengkang persegi.
Nilai luas penampang total tulangan tidak boleh kurang dari Ash1 dan Ash2.
Data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
S = 100 mm
Bc = 520 mm
Hc = 920 mm
Ach = 478400 mm2
Ag = 600000 mm2
F’c = 35 MPa
Fyt = 420 MPa

Tinjau Portal Arah X daerah sepanjang lo


Luas tulangan geser yang dibutuhkan berdasarkan tinjauan portal
arah-x adalah sebagai berikut:

s.bc . f 'c  Ag  
Ash _ x1  0,3    1
f yt A
 ch  
Ash _ x1  330,4347826 mm2

s.bc . f 'c
Ash _ x 2  0,09
f yt

Ash _ x 2  390 mm2

Digunakan luasan yang terbesar, yaitu Ash_x = 390 mm2


Jumlah kaki tulangan ditentukan sebagai berikut:
Ash _ x
nb 
Ab
Digunakan tulangan transversal D13
390
nb   2,93  3
0,25. .132
Maka digunakan 3D13 – 100 mm
Aaktual  398,357 mm2
88

Tinjau Portal Arah Y daerah sepanjang lo


Luas tulangan geser yang dibutuhkan berdasarkan tinjauan portal
arah-x adalah sebagai berikut:

s.hc . f 'c  Ag  
Ash _ y1  0,3    1
f yt   Ach  
Ash _ y1  584,6153846 mm2

s.hc . f ' c
Ash _ y 2  0,09
f yt

Ash _ y 2  690 mm2

Digunakan luasan yang terbesar, yaitu Ash_y = 690 mm2


Jumlah kaki tulangan ditentukan sebagai berikut:
Ash _ y
nb 
Ab
Digunakan tulangan transversal D13
690
nb   5,19  6
0,25. .13 2
Maka digunakan 6D13 – 100 mm
Aaktual  796,714 mm2
Tulangan Geser di Luar Daerah lo
Spasi tulangan geser di luar lo ditentukan berdasarkan SNI 2847 :
2013 pasal 21.6.4.5. nilai spasi tidak boleh lebih besar nilai terkecil dari:
1. 6.Dlongitudinal = 150 mm
2. 150 mm

Maka ditentukan spasi maksimal tulangan geser di luar lo adalah sebesar 150
mm.

Kebutuhan Tulangan Geser untuk Menahan Gempa

Tulangan geser di sepanjang daerah lo


89

4 D25 4 D25

3 D25 3 D25

Gambar 4.17. Potongan melintang K2 Basement 1

Tinjau Portal Arah X di Sepanjang Daerah lo

Gaya geser ultimate arah-x yang terjadi pada kolom yang ditinjau dapat
diambil dari analisis ETABS yaitu:

Vux  40,5878 KN

Vux _ max  298,7283 KN

Mn tumpuan atas = 729,84 KNm

Mn tumpuan bawah = 542,23 KNm

M nb atas  1272 ,07 KNm

Faktor distribusi momen, DF = 0,5

DF  M nb atas
Ve 
lu

Ve  198,76 KN < Vux _ max  298,728 KN


90

Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.5.1, Ve tidak boleh kurang


dari geser terfaktor yang ditentukan oleh analisis struktur. Dalam hal ini, Ve
adalah gaya geser akibat gempa.

Ve pakai = 298,7283 KN

Selanjutnya dilakukan pengecekan. Vc dapat dianggap = 0 apabila Vc


lebih besar dari 0,5Vu dan gaya aksial terfaktor pada kolom tidak melampaui
0,05.Ag.f’c.

Pu = 9412,8546 KN

0,05Ag.f’c = 1050 KN < Pu

Maka, nilai Vc dihitung:

f 'c
Vc  b.d
6

dx = 934,5 mm

Vc  552,857 KN

Cek apakah dibutuhkan tulangan geser tambahan:

Tulangan geser dibutuhkan apabila Vn > 0,5Vc

Vu
Vn 

Vn = 398,3044 KN

0,5Vc = 276,428 KN

Cek apakah cukup dipasang tulangan geser minimum:

Tulangan geser dibutuhkan jika Vn > Vc + (1/3)b.d

1
Vc  b.d  739,757 KN > Vn = 398,304
3

Maka disimpulkan bahwa tidak dibutuhkan tulangan tambahan, cukup


menggunakan tulangan geser minimum.
91

Tulangan yang dipakai adalah 3 D13-100 mm

Tinjau Portal Arah Y di Sepanjang Daerah lo

Gaya geser ultimate arah-y yang terjadi pada kolom yang ditinjau dapat
diambil dari analisis ETABS yaitu:

Vuy  211,9567 KN

V y _ max  214,4835 KN

Mn tumpuan atas = 729,84 KNm (tulangan 4 D25)

Mn tumpuan bawah = 542,23 KNm (tulangan 3 D25)

M nb atas  1272 ,07 KNm

Faktor distribusi momen, DF = 0,5

DF  M nb atas
Ve 
lu

Ve  198,76 KN < Vux _ max  214,4835 KN

Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.6.5.1, Ve tidak boleh kurang


dari geser terfaktor yang ditentukan oleh analisis struktur. Dalam hal ini, Ve
adalah gaya geser akibat gempa.

Ve pakai = 214,4835 KN

Selanjutnya dilakukan pengecekan. Vc dapat dianggap = 0 apabila Vc


lebih besar dari 0,5Vu dan gaya aksial terfaktor pada kolom tidak melampaui
0,05.Ag.f’c.

Pu = 9412,8546 KN

0,05Ag.f’c = 1050 KN < Pu

Maka, nilai Vc dihitung:


92

f 'c
Vc  b.d
6

dy = 534,5 mm

Vc  552,857 KN

Cek apakah dibutuhkan tulangan geser tambahan:

Tulangan geser dibutuhkan apabila Vn > 0,5Vc

Vu
Vn 

Vn = 285,978 KN

0,5Vc = 276,428 KN

Cek apakah cukup dipasang tulangan geser minimum:

Tulangan geser dibutuhkan jika Vn > Vc + (1/3)b.d

1
Vc  b.d  705,19 KN > Vn = 285,978
3

Maka disimpulkan bahwa tidak dibutuhkan tulangan tambahan, cukup


menggunakan tulangan geser minimum.

Tulangan yang dipakai adalah 6 D13-100 mm

Tulangan Geser di Luar Daerah lo

Sumbangan kekuatan beton untuk menahan geser dihitung


berdasarkan gaya tekan aksial terkecil dari semua kombinasi pembebanan
(Nu).

Nu = 3342,8156 KN

Tinjau portal arah x untuk daerah di luar lo

Vu = 298,7283 KN

Vn = 398,3044 KN
93

 N 
Vc  0,171  u .. f 'c bw d x
 14 A 
 g 

dx = 934,5 mm

Vc  788,327 KN > Vn = 398,304 KN

Karena Vc > Vn , maka untuk bentang kolom di luar lo tidak perlu


penambahan tulangan geser.

Tulangan digunakan 2D13-150 mm

Tinjau portal arah y untuk daerah di luar lo

Vu = 214,4835 KN

Vn = 285,978 KN

 N 
Vc  0,171  u .. f 'c bw d y
 14 A 
 g 

dy = 534,5 mm

Vc  751,49 KN > Vn = 285,978 KN

Karena Vc > Vn , maka untuk bentang kolom di luar lo tidak perlu


penambahan tulangan geser.

Digunakan tulangan 2D13-150 mm

Rekapitulasi dari tulangan geser untuk Kolom jenis K2 pada Basement 1


disajikan dalam tabel 5.22.

Tabel 4.22. Rekapitulasi Tulangan Transversal Kolom

Arah Daerah Tulangan


X Di dalam lo 3D13 – 100 mm
Y Di dalam lo 6D13 – 100 mm
X Di luar lo 2D13 – 150 mm
Y Di luar lo 2D13 – 150 mm
94

4.7 Analisis Shear Wall

P1

Gambar 4.18. Shear wall

4.7.1 Data Shear Wall P1


Shear wall yang ditinjau dalam perhitungan perencanaan shear wall
ini adalah shear wall shear wall pada lantai 1. Data dari perencanaan shear
wall ini adalah:
F’c = 25 MPa
Fy = 420 MPa
Fys = 240 MPa
 = 0,85

Lebar = 300 mm

Panjang = 3500 mm

Tinggi = 3200 mm
95

Untuk output gaya pada dinding geser dilihat dari hasil analisis
menggunakan ETABS sebagaimana berikut :

Pu Maks Pu Min Mu Maks Mu Min Vu


(KN) (KN) (KNm) (KNm) (KN)
-1472,25 -5945,9187 3505,244 -599,9757 -1064,0943

4.7.2 Kebutuhan Baja Tulangan Vertikal dan Horizontal


Lapis Tulangan
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.9.2.2, baja tulangan vertikal
dan horizontal masing-masing harus dipasang dua lapis apabila gaya geser
bidang terfaktor yang bekerja melebihi 0,17. Acv . . f 'c

Acv = 300 x 3500


= 1050000 mm2
Untuk beton normal  = 1, maka perhitungannya sebagai berikut:

0,17. Acv . . f 'c

0,17.1050000.1. 25
892,5 KN < 1064,094 KN (Vu)
Diperlukan dua lapis tulangan.
Perhitungan tulangan longitudinal
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.9.2.1. rasio tulangan longitudinal
minimum (min) adalah 0,0025 dan spasi maksimum tulangan adalah 450
mm.
Dengan bantuan aplikasi PCACOL, dilakukan analisis terhadap shear
wall dengan menggunakan  = 0,01 dan diameter tulangan longituninal-nya
adalah 25 mm. setelah dimasukkan gaya yang terjadi pada shear wall maka
dapat dilihat diagram interaksi dari shear wall.
96

Pu maks

Pu min

Gambar 4.19. Diagram Interaksi Shear Wall


Karena gaya yang terjadi pada shear wall masih terletak didalam diagram
interaksi, maka perhitungan dilanjutkan dengan menghitung jumlah
tulangan yang dibutuhkan.
  0,01
Ast   .b.h
Ast = 0,01.300.3500
Ast = 10500 mm2

Jumlah tulangan:
Ast
n
0,25. .D 2
10500
n  21,38  24 buah
0,25. .25 2
Maka digunakan tulangan 24 D25.

Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 10.9.1. Nilai Ast harus memenuhi
persamaan berikut:
1% Ag  Ast  8% Ag

10500  11785,71  84000 (Syarat terpenuhi)


97

Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 7.6.3 besar spasi antar tulangan sejajar
tidak boleh kurang dari 40 mm.
3500  2.40  2.16  12.25
x
12  1
x  280  40 (jarak antar spasi terpenuhi)

Perhitungan tulangan transversal


Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 21.9.4.1, kuat geser nominal dinding
geser dihitung dengan persamaan:

Vn  Acv  c . . f 'c   t . f y 
Dengan persamaan:
hw 3,2
  0,914286  1,5 , maka untuk nilai  c = 0,25
lw 3,5
Rasio tulangan transversal:
0,25. .D 2

b.h
0,25. .252
 = 0,00046769 < 0,0025 (SNI 2847 : 2013 pasal 21.9.2)
300.3500
Kuat Geser nominal:
Berdasarkan SNI 2847 : 2013 pasal 9.4.4 kuat geser nominal dinding tidak
boleh melebihi kuat geser nominal maksimum dinding sebagai berikut:
Vn  0,83. Acv . f 'c

Vn  0,83.300.3500 . 25

= 4357,5 KN
Av . f ys .d 0,25. .162.240.237,5
s   6423,654 mm
Vn 4357,5
Untuk tulangan geser digunakan D16 – 150 mm
Kebutuhan Boundary Element
Berdasarkan FEMA P-1051 pasal 10.5.3.3 boundary element dibutuhkan
ketika tegangan tekan maksimum yang bekerja melebihi 0,2 f’c dan tidak
dibutuhkan apabila tegangan maksimumnya kurang dari 0,15 f’c.
98

Pu M u
  0,2 f ' c
Ag I

0,00566  5 (0,2.f’c)
0,00566 < 3,75 (0,15.f’c)
Maka disimpulkan bahwa shear wall tidak memerlukan boundary element.

Anda mungkin juga menyukai