Abstrak I. PENDAHULUAN
Ruas Jalan Tumpaan – Worotican merupakan jalan
A. Latar Belakang
arteri primer dan salah satu prasarana transportasi
Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum
yang memegang peran penting dalam hal mendukung
dan Perumahan Rakyat RI nomor 290/KPTS/M/2015
pertumbuhan guna meningkatkan kegiatan ekonomi,
tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya
sosial, dan budaya. pada ruas jalan Tumpaan –
Sebagai Jalan Nasional, ditetapkan bahwa ruas jalan
Worotican untuk STA 0+000 – STA 16+67 dan telah
nasional nomor 009 Tumpaan – Wrorican di Provinsi
disetujui oleh dosen pemimbing bisa dikecilkan
Sulawesi Utara mempunyai Panjang 16,67 km. pada
menjadi STA 0+000 – STA 10+167 ruas jalan
ruas jalan Tumpaan – Worotican untuk STA 0+000 –
Tumpaan-Kawangkoan. Jadi tujuan penelitian ini
STA 16+670 dan telah disetujui oleh dosen pemimbing
adalah untuk menganalisis tingkat kelayakan fungsi
dikecilkan menjadi STA 0+000 – STA 10+167 karena
jalan serta perbaikan yang diperlukan agar jalan
sepanjang ruas jalan Tumpaan-Kawangkoan bawah
menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ)
kondisi jalannya masih sering ditemui banyak yang
berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor
berlubang dan terkadang terjadi kecelakaan juga, dan
11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah kondisi
ruas jalan bahu jalannya sangat kecil dan kadang terjadi
suatu ruas jalan yang memenuhi persyaratan teknis
kemacetan karena kendaraan berhenti atau parkir
kelaikan jalan untuk memberikan keselamatan bagi
disepanjang jalan tersebut. Jalan Tumpaan –
penggunanya, dan persyaratan administratif yang
Kawangkoan bawah merupakan jalan alternatif akses
memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara
utama yang menghubungkan antara pusat kegiatan
jalan dan pengguna jalan, sehingga jalan tersebut
wilayah (PKW) yang ada di Tumpaan - Amurang dan
dapat dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik
sekitarnya sehingga berdasarkan fungsinya Termasuk
fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengevaluasi dan
dalam jalan arteri primer
monitoring kondisi lapangan secara visual terhadap
Ruas Jalan Tumpaan – Kawangkoan bawah mampu
standar teknis untuk setiap komponen teknis, meliputi:
dilalui kendaraan bermotor dengan MST (Muatan
teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan
Sumbu Terberat) 10 ton dan mampu dilalui kendaraan
jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis
peti kemas sehingga berdasarkan kelas penggunaanya
pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis
termasuk dalam kelas I. Oleh karena itu perlu
penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu lintas,
dilakukan analisis kelaikan fungsi jalan pada ruas jalan
dan teknis perlengkapan jalan. Hasil dari penelitian ini
nomor 009 Tumpaan – Worotican di Provinsi Sulawesi
menunjukkan bahwa pada ruas jalan Tumpaan-
Utara dari Persimpangan Jalan Tumpaan dan Jalan
kawangkoan bawah dan dikategorikan Laik Fungsi
Persimpangan Kawangkoan Bawah sepanjang 10,167
Bersyarat (LS), yang artinya jalan tersebut memenuhi
km untuk dibandingkan terhadap standar teknisnya
sebagian persyaratan teknis laik fungsi jalan namun
sehingga dapat diketahui kelaikannya.
masih mampu memberikan keselamatan bagi
.
pengguna jalan sehingga laik dioperasikan untuk
B. Rumusan Masalah
umum dengan syarat harus dilakukan Perbaikan teknis
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan
pada ruas jalan tersebut, seperti perbaikan serta
masalah dibahas:
pemeliharaan rutin terhadap setiap komponen
• Faktor apa saja yang mempengaruhi kelaikan
pengujian yang dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat
teknik suatu jalan?
(LS).
• Persyaratan teknis apa saja yang harus dipenuhi
Kata kunci - laik fungsi, standar teknis, ruas jalan, agar suatu jalan itu dikatakan laik fungsi?
perbaikan • Bagaimana cara penanganan untuk bagian-bagian
jalan yang belum memenuhi sesuai dengan kriteria
laik fungsi, baik itu laik bersyarat maupun tidak laik
fungsi menurut Peraturan Mentreri Pekerjaan – STA 10+167 pada ruas jalan Tumpaan-
Umum Nomor 11/PRT/M/2010 agar tercipta jalan Kawangkoan bawah.
yang berkeselamatan bagi para pengguna jalan • Menganalisa perbaikan yang diperlukan agar jalan
tersebut. menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ)
berdasarkan Peraturan Menteri PU Nomor
C. Batasan Penelitian 11/PRT/M/2010.
Untuk memperjelas permasalahan dan
memudahkan dalam analisis, maka digunakan batasan- E. Manfaat Penelitian
batasan masalah sebagai berikut: Manfaat dari analisis yang dilakukan adalah untuk
• Pengambilan data lapangan dilakukan pada ruas mendapatkan hasil kelaikan fungsi suatu ruas jalan
jalan nomor 009 003 k Tumpaan-Worotican untuk yang dapat digunakan sebagai dasar bagi
STA 0+000 – STA 16+67 dan dikecilkan menjadi penyelenggara jalan di Indonesia dan penyelenggara
STA 0+000 – STA 10+167 pada ruas jalan jalan di Provinsi Sulawesi Utara untuk menciptakan
Tumpaan-Kawangkoan bawah dengan penyelenggaraan jalan yang aman, selamat, tertib,
menggunakan metode pembagian segmen lancar dan terpadu.
• Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan
menggunakan GPS (Global Positioning System),
alat ukur panjang dorong, alat ukur panjang gulung
dengan panjang 50 (lima puluh) meter, serta alat
dokumentasi. II. METODOLOGI PENELITIAN
• Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Penelitian pada ruas jalan nomor 009 003 K
nomor.11/PRT/M/ 2010 faktor-faktor teknis yang Tumpaan - Worotican Provinsi Sulawesi Utara untuk
dianalisis yaitu : STA 0+000 sampai STA 16+67 sepanjang 16,67 km
a. Teknis struktur perkerasan jalan, dan diperkecil diambil STA 0+000 sampai STA
b. Teknis struktur bangunan pelengkap jalan, 10+167 sepanjang 10,167 km Tumpaan – Kawangkoan
c. Teknis geometrik jalan, Bawah dengan membagi menjadi 5 segmen yang
d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan, ditentukan berdasarkan keseragaman nilai IRI (Road
e. Teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa Condition Index) secara visual, yaitu
lalu lintas, • Segmen 1 sepanjang 2,2 km dari STA 0+000 – STA
2+200
D. Tujuan Penelitian • Segmen 2 sepanjang 2 km dari STA 2+200 – STA
Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk: 4+200 Segmen 3 sepanjang 1,7 km dari STA 4+200
• Menganalisis tingkat kelayakan fungsi jalan dengan – STA 5+900
peranan arteri primeruntuk ruas jalan nasional pada • Segmen 4 sepanjang 1,9 km dari STA 5+900 – STA
ruas jalan Tumpaan – Worotican untuk STA 0+000 7+800
– STA 16+67 dan dikecilkan menjadi STA 0+000 • Segmen 5 sepanjang 2,367 km dari STA 7+800 –
STA 10+167
III. HASIL DAN PEMBAHASAN pengaman lalu lintas. Di dalam alinyemen horizontal
A. Data Primer terdapat penilaian panjang bagian jalan yang lurus
1. Data Geometrik Jalan jarak pandang, lingkungan jalan, radius tikungan, dan
Data geometrik jalan dalam penelitian ini berupa jumlah persimpangan. Di dalam alinyemen vertikal
potongan melintang badan jalan, alinyemen horizontal terdapat penilaian kelandaian memanjang, jarak
dan alinyemen vertukal. Di dalam potongan melintang pandang dan lingkungan jalan. Contoh data geometrik
badan jalan terdapat penilaian terhadap kondisi lajur jalan berupa data lebar jalan, lebar bahu jalan dan lebar
lalu lintas, bahu jalan, selokan samping, dan alat-alat selokan samping dari penelitian ini.
2. Struktur Perkerasan Jalan Kawangkoan bawah dengan nomor ruas 009 003 k
Data struktur perkerasan jalan dalam penelitian ini untuk segmen STA 0+000 – STA 10+667 menurut
berupa jenis perkerasan jalan, kondisi perkerasan jalan fungsinya sebagai jalan arteri primer dan sebagai
dan kekuatan konstruksi jalan. Di dalam kondisi penyedia prasarana jalan adalah jalan raya.
perkerasan jalan terdapat penilaian kerataan jalan, a. Analisa hasil uji lapangan geometrik jalan
kedalaman lubang, lebar retak, kedalaman alur dan • Segmen 1-5: Potongan melintang badan jalan
tekstur perkerasan. Contoh data struktur perkerasan dan alinyemen vertikal bagian lurus
jalan berupa nilai IRI (International Roughness Index) dikategorikan Laik Fungsi (LS). Alinyemen
yang dikorelasikan dari data RCI (Road Condition horizontal dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat
Index) secara visual yang diambil rata-ratanya dari (LS)
beberapa surveyor b. Berikut adalah hasil analisa uji lapangan struktur
perkerasan jalan:
3. Data Struktur Bangunan Pelengkap Jalan • Segmen 1–5: Jenis perkerasan dan kekuatan
Data struktur bangunan pelengkap jalan dalam konstruksi jalan dikategorikan Laik Fungsi
penelitian ini berupa penilaian terhadap kondisi (LF). Kondisi perkerasan jalan dikategorikan
jembatan, gorong-gorong, tempat parkir, tembok Laik Fungsi Bersyarat (LS)
penahan tanah, saluran tepi jalan. Pengambilan data c. Analisa hasil uji lapangan struktur bangunan
struktur bangunan pelengkap jalan seperti: pelengkap jalan
• Pengukuran lebar perkerasan, bahu dan trotoar Berikut adalah hasil analisa uji lapangan struktur
jembatan bangunan pelengkap jalan:
• Kemampuan gorong-gorong dan saluran tepi jalan • Segmen 1–5: Jembatan lintas atas, lintas bawah,
menampung air tempat parkir, saluran tepi jalan dikategorikan
• Keberadaan tempat parkir Laik Fungsi Bersyarat (LS).
• Kondisi tembok penahan tanah d. Analisa hasil uji lapangan pemanfaatan ruang
bagian-bagian jalan
4. Data Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan Berikut adalah hasil analisa uji lapangan
Data pemanfaatan bagian-bagian jalan dalam pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan :
penelitiaan ini berupa ruang manfaat jalan (RUMAJA), • Segmen 1-5: Ruang manfaat jalan (RUMAJA),
ruang milik jalan (RUMIJA) dan ruang pengawasan ruang milik jalan (RUMIJA), dan ruang
jalan (RUWASJA). Contoh pengambilan data pengawasan jalan (RUWASJA) dikategorikan
pengambilan bagian-bagian jalan adalah analisa Laik Fungsi Bersyarat (LS)
penggunaan RUMAJA dan RUMIJA selain untuk e. Analisa hasil uji lapangan penyelenggaraan
kebutuhan jalan. manajemen dan rekayasa lalu lintas
Berikut adalah hasil analisa uji lapangan
5. Data Penyelenggaraan Manajemen dan penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu
Rekayasa Lalu lintas lintas:
Data penyelenggaraan manajemen dan rekayasa • Segmen 1–4: Marka jalan (LF). Rambu lalu
lalu lintas dalam penelitian ini berupa marka jalan, lintas, trotoar, dan tempat penyeberangan
rambu lalu lintas, trotoar dan alat pemberi isyarat lalu dikategorikan Laik Fungsi
lintas (APILL). Data penyelenggaraan manajemen dan • Segmen 5: Marka Jalan (LF). Rambu lalu
rekayasa lalu lintas adalah analisa keberadaan marka lintas, trotoar, dan tempat penyeberangan
jalan dan rambu lalu lintas di ruas jalan tersebut. dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS). Alat
Pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL)
6. Data perlengkapan jalan dikategorikan Laik Fungsi (LS)
Data perlengkapan jalan dalam penelitian ini f. Analisa hasil uji lapangan perlengkapan jalan
terbagi atas 2 yaitu yang terkait secara langsung dengan Berikut adalah hasil analisa uji lapangan
pengguna jalan dan tidak terkait langsung dengan perlengkapan jalan:
pengguna jalan. Untuk teknis perlengkapan jalan yang • Segmen 1: Rambu lalu lintas dan trotoar
terkait langsung dengan pengguna jalan berupa marka dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS).
jalan, rambu lalu lintas dan trotoar. Untuk teknis Marka jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF).
perlengkapan jalan yang tidak terkait langsung dengan • Segmen 2: Rambu lalu lintas dan trotoar
pengguna jalan berupa patok kilometer. Data dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS).
perlengkapan jalan adalah analisa kondisi marka jalan Marka jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF).
dan rambu lalu lintas, dan keberadaan patok pengarah • Segmen 3 - 4: Rambu lalu lintas dan trotoar
di ruas jalan tersebut. dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS).
Marka jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF).
B. Analisa Tingkat Kelaikan Fungsi Jalan • Segmen 5: rambu lalu lintas, trotoar, pulau jalan
Dari hasil identifikasi awal ruas jalan yang menjadi dan Alat Pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL)
lokasi penelitian yaitu ruas jalan nasional Tumpan –
Worotican dan diperkecil diambil jalan Tumpaan –
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS). Berikut adalah rekomendasi perbaikan teknis
Marka jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF) struktur perkerasan jalan:
g. Analisa hasil uji lapangan perlengkapan jalan yang • Segmen 1 - 5
tidak terkait langsung dengan pengguna jalan • Perlu dilakukan perbaikan dan pemeliharaan
• Segmen 1 , 2 dan 5 : Patok kilometer rutin pada permukaan perkerasan jalan yang
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS) mengalami kerusakan struktural
• Perlu konsisten dalam pemeliharaan jalan
C. Analisa Galian Timbunan khususnya, mengoptimalkan air yang
Tinggi galian atau timbunan diperoleh dari selisih menuju saluran samping termasuk
antara Elevasi Tanah Asli dan Elevasi Tanah Rencana. pembersih sampah
Perhitungan volume tanah galian dan timbunan di c. Perbaikan teknis struktur bangunan pelengkap
hitung dengan cara mengambil rata-rata luas kedua jalan.Berikut adalah rekomendasi perbaikan teknis
ujung penampang dari STA 0+000 dan STA 0+050 struktur bangunan pelengkap jalan:
kemudian di kalikan dengan jarak STA. Dari • Segmen 1 -5
perhitungan yang dilakukan di dapat hasil volume • Perlu dilakukan pelebaran trotoar sesuai
galian sebesar 532845,7 m3 dan volume timbunan dengan PTJ pada bagian jembatan
sebesar 86709,05 m3. • Perlu melakukan pengecekan, pemeliharaan
dan pembersihan pada jembatan secara
D. Analisis Perbaikan Yang Diperlukan Agar berkala
Menjadi Laik Fungsi (LF) • Disarankan untuk mengadakan fasilitas
a. Dari hasil analisa tingkat kelaikan fungsi jalan ruas pemeliharaan agar dapat membantu
jalan Batas Tumpaan - Worotican dengan nomor pemeliharaan rutin pada jembatan untuk
ruas 009 003 k untuk segmen STA 0+000 – STA meningkatkan keamanan
10+167 di dapatkan rekomendasi yang dapat
• Direkomendasikan untuk tidak ada parkir
memperbaiki hasil analisa uji laik fungsi
disepanjang jalan, dan memasang rambu
jalanPerbaikan teknis geometrik jalan.
larangan
Berikut adalah rekomendasi perbaikan teknis
• Diperlukan pelebaran saluran kiri dan kanan
geometrik jalan:
pada beberapa titik Diperlukan pelebaran
• Segmen 1 dan 2
saluran kiri dan kanan pada beberapa titik
• Melakukan pelebaran untuk d. Perbaikan teknis pemanfaatan ruang bagian-bagian
menyeragamkan lebar lajur lalulintas, jalan. Berikut adalah rekomendasi perbaikan teknis
namun tetap mempertimbangkan ruang pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan:
milik jalan yang tersedia • Segmen 1 - 5
• Melakukan pembersihan selokan dari
• Daerah RUMAJA perlu dilakukan
sampah dan sedimentasi yang ada
penertiban terhadap pembangunan/
• Dilakukan perbaikan pada bahu jalan sesuai penempatan iklan, dan media informasi
standar PTJ seperti pembebasan lahan untuk
• Daerah RUMIJA perlu dilakukan penertiban
menyeragamkan lebar bahu
terhadap pembangunan/ penempatan iklan,
• Diperlukan pelebaran saluran dikiri dan dan media informasi
kanan pada beberapa titik agar dimensi
• Perlu dilakukan pembebasan lahan untuk
selokan bisa seragam di sepanjang ruas jalan
mendapatkan ruang pada bagian jalan yang
• Perlu dilakukan pemeliharaan rutin seperti belum memenuhi syarat PTJ
perawatan, perbaikan, dan pembersihan
• Diperlukan koordinasi dengan instansi
saluran drainase dari material material yang terkait pemerintah kota dan sosialisasi
menutupi
kepada masyarakat setempat dalam
• Dilakukan manajemen lalulintas di setiap melakukan pembebasan lahan tersebut
tikungan, pemasangan cermin cembung, dan e. Perbaikan teknis penyelenggaraan manajemen dan
pemasangan rambu pengurangan kecepatan rekayasa lalu lintas. Berikut adalah rekomendasi
atau perbaikan radius tikungan jika perbaikan teknis penyelenggaraan manajemen dan
diperlukan. rekayasa lalu lintas:
• Perlu memperbaiki dan menambahkan • Segmen 1, 2, 3 dan 4
rambu peringatan yang ditempatkan pada
• Marka pembagi lajur perlu dibenahi seperti
sisi sebelah luar bahu dimulai dari awal
dilakukan pemeliharaan dan pengecatan
sampai akhir tikungan
kembali sehingga lebih berkeselamatan
• Perlu dipasang rambu peringatan dan batas • Perlu dibenahi seperti dilakukan
kecepatan pada sisi jalan sebelum atau pada
pemeliharaan dan pengecatan kembali
bagian jalan yang berbahaya dengan jarak
sehingga lebih berkeselamatan
minimum 50m
• Perlu ditambahkan rambu peringatan pada
b. Perbaikan Teknis Struktur Perkerasan Jalan
daerah-daerah yang berbahaya dan padat
TABEL 1
Data Geometrik Jalan
TABEL 2
Data Radius Lengkung Rencana
TABEL 3
Data Lalu Lintas Harian