Anda di halaman 1dari 14

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by JURNAL SIPIL STATIK
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

UJI LAIK FUNGSI JALAN SECARA TEKNIS PADA RUAS


JALAN AIRMADIDI – KAIRAGI
Kevin Filindo Tawalujan
Theo K. Sendow, Mecky R. E. Manoppo
Fakultas Teknik Jurusan Sipil Universitas Sam Ratulangi Manado
email: ftawalujan@gmail.com

ABSTRAK
Ruas Jalan Airmadidi – Kairagi merupakan jalan arteri primer dan salah satu prasarana
transportasi yang memegang peran penting dalam hal mendukung pertumbuhan guna
meningkatkan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis tingkat kelayakan fungsi jalan serta perbaikan yang diperlukan agar jalan
menjadi laik menurut Uji Laik Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan Peraturan Menteri PU
Nomor 11/PRT/M/2010. Uji laik fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi
persyaratan teknis kelaikan jalan untuk memberikan keselamatan bagi penggunanya, dan
persyaratan administratif yang memberikan kepastian hukum bagi penyelenggara jalan dan
pengguna jalan, sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan untuk umum. Analisis uji laik
fungsi teknis jalan dilakukan dengan mengevaluasi dan monitoring kondisi lapangan secara
visual terhadap standar teknis untuk setiap komponen teknis, meliputi: teknis geometrik
jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis
pemanfaatan ruang bagian-bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa
lalu lintas, dan teknis perlengkapan jalan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pada
ruas jalan Airmadidi – Kairagi untuk STA 0+000 – STA 11+968 dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS), yang artinya jalan tersebut memenuhi sebagian persyaratan teknis laik fungsi
jalan namun masih mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan sehingga laik
dioperasikan untuk umum dengan syarat harus dilakukan Perbaikan teknis pada ruas jalan
tersebut, seperti perbaikan serta pemeliharaan rutin terhadap setiap komponen pengujian
yang dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat (LS).

Kata kunci: Uji Laik Fungsi, Perbaikan, Standar Teknis, Ruas Jalan Airmadidi – Kairagi

PENDAHULUAN secara teknis sehingga dapat memberikan


jaminan keselamatan dan keamanan bagi
Latar Belakang pengguna jalan, Pasal ini juga menyebutkan
Jalan merupakan infrastruktur yang bahwa suatu ruas jalan umum dinyatakan
dapat mendorong maupun mendukung suatu laik fungsi secara teknis apabila memenuhi
daerah dan disekitarnya dalam hal persyaratan dari aspek teknis struktur
mendukung pertumbuhan guna meningkat- perkerasan jalan, teknis struktur bangunan
kan kegiatan ekonomi, sosial, dan budaya. pelengkap jalan, teknis geometrik jalan,
jalan sebagai prasarana transportasi teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan,
mempunyai peran yang sangat penting, peran teknis penyelenggaraan manajemen dan
jalan dan perlengkapan jalan sebagai rekayasa lalu lintas, dan teknis perlengkapan
prasarana tranportasi harus mendukung jalan.
keselamatan dan kenyamanan bagi para Pada ruas jalan Airmadidi-Kairagi
pengguna jalan yang ingin berpergian jarak dengan Panjang 11,968 km telah ditetapkan
jauh maupun dekat. menurut statusnya sebagai jalan nasional
Mengacu pada Peraturan Menteri dengan nomor ruas 003 berdasarkan
Pekerjaan Umum RI nomor 11/PRT/M/2010 keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik Perumahan Rakyat RI nomor
Fungsi Jalan menyebutkan bahwa jalan 290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas
umum dapat beroperasi setelah ditetapkan Jalan. Ruas jalan ini merupakan salah satu
memenuhi persyaratan laik fungsi jalan jalan yang menghubungkan pusat kegiatan

607
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

nasional antar kota manado dan kota bitung Peraturan Menteri PU Nomor
serta daerah-daerah disekitarnya yang 11/PRT/M/2010.
mempunyai bangunan penting dengan
berbagai aktifitas sosial dan ekonomi seperti Manfaat Penelitian
pabrik, sekolah, kantor, toko, gudang, dan Manfaat dari analisis yang dilakukan
hotel. adalah untuk mendapatkan hasil kelaikan
Berdasarkan peraturan perundang- fungsi suatu ruas jalan yang dapat digunakan
undangan terkait laik fungsi jalan pada sebagai dasar bagi penyelenggara jalan di
Undang-undang No. 38 tahun 2004, Undang- Indonesia dan penyelenggara jalan di
undang No. 22 tahun 2009 tentang lalu lintas Provinsi Sulawesi Utara untuk menciptakan
dan angkutan jalan, dan peraturan penyelenggaraan jalan yang aman, selamat,
pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun tertib, lancar dan terpadu.
2006 tentang jalan bahwa pengoperasian
jalan umum dilakukan setelah dinyatakan Batasan Masalah
memenuhi persyaratan laik fungsi secara Untuk memperjelas permasalahan dan
teknis sesuai dengan pedoman yang mempermudah analisa, maka perlu
ditetapkan oleh menteri. digunakan batasan-batasan masalah sebagai
Penelitian ini merupakan penelitian berikut :
untuk mengevaluasi maupun monitoring 1. Pengambilan data lapangan dilakukan
secara langsung untuk melihat kondisi fisik pada ruas jalan nomor 003 Airmadidi -
jalan setelah itu dibandingkan terhadap Kairagi di Provinsi Sulawesi Utara
standar teknisnya menurut Peraturan Menteri sepanjang 11,968 km dengan mengguna-
Pekerjaan Umum RI nomor 11/PRT/M/2010 kan metode pembagian segmen.
tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik 2. Pengambilan data di lapangan dilakukan
Fungsi Jalan sehingga dapat diketahui dengan menggunakan alat GPS (Global
apakah jalan tersebut laik atau tidak. Positioning System), alat ukur panjang
dorong, alat ukur panjang gulung dengan
Rumusan Masalah panjang 50 (lima puluh) meter, serta alat
Berdasarkan latar belakang masalah dokumentasi.
yang telah diuraikan di atas, maka dapat 3. Berdasarkan peraturan Menteri PU
dirumuskan masalahnya sebagai berikut : Nomor 11/PRT/M/2010, Faktor-faktor
1. Faktor apa saja yang mempengaruhi teknis yang dianalisis yaitu:
kelaikan teknis suatu jalan? a. Teknis geometrik jalan;
2. Persyaratan teknis apa saja yang harus b. Teknis struktur perkerasan jalan;
dipenuhi agar suatu jalan dikatakan laik c. Teknis struktur bangunan pelengkap
fungsi secara teknis? jalan;
3. Bagaimana menentukan perbaikan yang d. Teknis pemanfaatan bagian-bagian
diperlukan agar jalan menjadi laik jalan;
menurut Uji Laik Fungsi Jalan e. Teknis penyelenggaraan manajemen
berdasarkan Peraturan Menteri PU dan rekayasa lalu lintas
Nomor 11/PRT/M/2010? f. Teknis perlengkapan jalan

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : TINJAUAN PUSTAKA
1. Menganalisis tingkat kelayakan fungsi
jalan dengan peranan arteri primer untuk Pengertian Jalan
ruas jalan nasional pada ruas jalan Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 34
Airmadidi – Kairagi dengan nomor ruas Tahun 2006, jalan adalah prasarana
003 pada segmen STA 0+000 – STA transportasi darat yang meliputi segala
11+968. bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap
2. Menganalisa perbaikan yang diperlukan dan perlengkapannya yang diperuntukkan
agar jalan menjadi laik menurut Uji Laik bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan
Fungsi Jalan (ULFJ) berdasarkan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah atau air, serta di atas

608
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan fungsi jalan adalah kondisi suatu ruas jalan
lori dan jalan kabel. yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan
jalan untuk memberikan keselamatan bagi
penggunanya, dan persyaratan administratif
Klasifikasi Jalan yang memberikan kepastian hukum bagi
1. Klasifikasi menurut fungsi jalan yaitu penyelenggara jalan dan pengguna jalan,
terbagi atas: sehingga jalan tersebut dapat dioperasikan
a. Jalan arteri untuk umum.
b. Jalan kolektor Tata cara dan persyaratan laik fungsi
c. Jalan lokal jalan disusun dengan tujuan:
d. Jalan lingkungan a. Mewujudkan tertib penyelenggaraan
2. Klasifikasi menurut kelas jalan dan jalan yang meliputi pengaturan,
ketentuannya serta kaitannya dengan pembinaan, pembangunan, dan
klasifikasi menurut fungsi jalan dapat pengawasan jalan; dan
dilihat dalam tabel 1. b. Tersedianya jalan yang memenuhi
ketentuan keselamatan, kelancaran,
Tabel 1. Klasifikasi menurut Kelas Jalan ekonomis, dan ramah lingkungan.

Lingkup tata cara dan persyaratan laik


fungsi jalan meliputi:
a. Persyaratan dalam uji laik fungsi jalan :
Persyaratan teknis laik fungsi jalan
meliputi:
1. Teknis geometrik jalan;
2. Teknis struktur perkerasan jalan;
3. Teknis struktur bangunan pelengkap
jalan;
4. Teknis pemanfaatan bagian-bagian
jalan;
5. Teknis penyelenggaraan manajemen
dan rekayasa lalu lintas meliputi
(Sumber : UU/22/2019 LLAJ Pasal 19) pemenuhan terhadap kebutuhan alat-
alat manajemen dan rekayasa lalu
3. Klasifikasi menurut medan jalan lintas yang mewujudkan petunjuk,
a. Medan jalan diklasifikasikan berdasar- perintah, dan larangan dalam berlalu-
kan kondisi sebagian besar kemiringan lintas; dan
medan yang diukur tegak lurus kontur. 6. Teknis perlengkapan jalan meliputi
b. Klasifikasi menurut medan jalan untuk pemenuhan terhadap spesifikasi teknis
perencanaan geometrik dapat dilihat konstruksi alat-alat manajemen dan
pada tabel 2. rekayasa lalu lintas;
Persyaratan administrasi laik fungsi jalan
Tabel 2. Golongan Medan meliputi pemenuhan kelengkapan
dokumen-dokumen jalan yang terdiri
atas:
1. Dokumen-dokumen penetapan petun-
juk, perintah, dan larangan dalam
(Sumber: Teknik Perencanaan Geometrik Jalan pengaturan lalu lintas bagi semua
Antar Kota 1997). perlengkapan jalan;
2. Dokumen penetapan status jalan;
3. Dokumen penetapan kelas jalan;
Laik Fungsi Jalan dan Uji Laik Fungsi 4. Dokumen penetapan kepemilikan
Jalan tanah;
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan 5. Dokumen penetapan leger jalan; dan
Umum Nomor 11/PRT/M/2010 tentang Tata 6. Dokumen Analisis Mengenai Dampak
Cara dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan, laik Lingkungan (AMDAL).

609
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

b. Kategori laik fungsi jalan


Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat d. Penetapan laik fungsi jalan :
dinyatakan oleh 1 dari 3 kategori berikut: Jalan Nasional
1. Menteri menyelenggarakan Evaluasi
1. Kategori Laik Fungsi (LF) Laik Fungsi Jalan pada jalan nasional.
Adalah kondisi suatu ruas jalan, baik 2. Setiap ruas jalan nasional harus
jalan baru maupun jalan yang sudah memenuhi persyaratan teknis dan
dioperasikan, yang memenuhi semua administrasi laik fungsi jalan, serta
persyaratan teknis dan administrasi mengupayakan pemenuhan kelaikan
sehingga laik untuk dioperasikan fungsi.
kepada umum. 3. Kelaikan fungsi ruas jalan nasional
2. Kategori Laik Fungsi Bersyarat (LS) ditetapkan Menteri dengan
Adalah kondisi suatu ruas jalan yang menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi
memenuhi sebagian persyaratan teknis Jalan, berdasarkan berita acara
tetapi masih mampu memberikan Evaluasi Laik Fungsi Jalan,
keselamatan bagi pengguna jalan menggunakan format dari Menteri
dan/atau memiliki paling tidak Pekerjaan Umum.
dokumen penetapan status jalan. Jalan Provinsi :
3. Kategori Tidak Laik Fungsi (TL) 1. Gubernur menyelenggarakan Evaluasi
Adalah kondisi suatu ruas jalan yang Laik Fungsi Jalan pada jalan provinsi.
sebagian komponen jalannya tidak 2. Setiap ruas jalan provinsi harus
memenuhi persyaratan teknis memenuhi persyaratan teknis dan
sebagaimana disyaratkan dan/atau administrasi laik fungsi jalan, serta
tidak memiliki dokumen jalan sama mengupayakan pemenuhan kelaikan
sekali. Ruas jalan yang berkategori fungsi.
tidak laik fungsi dilarang dioperasikan 3. Kelaikan fungsi ruas jalan provinsi
untuk umum. ditetapkan Gubernur dengan
c. Tim uji laik fungsi menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi
Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri dari: Jalan, berdasarkan berita acara
1. Seorang ketua merangkap anggota Evaluasi Laik Fungsi Jalan,
berasal dari unsur penyelenggara menggunakan format dari Menteri
jalan; Pekerjaan Umum.
2. Seorang sekretaris merangkap Jalan Kabupaten/Kota
anggota; dan 1. Bupati/Walikota menyelenggarakan
3. Paling sedikit 3 anggota. Evaluasi Laik Fungsi Jalan pada jalan
kabupaten/kota.
Tugas dan fungsi Tim Uji Laik 2. Setiap ruas jalan kabupaten/kota harus
Fungsi Jalan meliputi : memenuhi persyaratan teknis dan
1. Melaksanakan Uji Laik Fungsi Jalan administrasi laik fungsi jalan, serta
berdasarkan Surat Pengangkatan Tim mengupayakan pemenuhan kelaikan
Uji Laik Fungsi Jalan, Surat Perintah fungsi.
Pengujian yang menetapkan ruas-ruas 3. Kelaikan fungsi ruas jalan
jalan yang harus diuji, waktu kabupaten/kota ditetapkan Gubernur
pelaksanaan, dan biaya pelaksanaan dengan menerbitkan Sertifikat Laik
uji laik fungsi jalan yang ditetapkan Fungsi Jalan, atas usulan
oleh penyelenggara jalan; Bupati/Walikota berdasarkan berita
2. Menyusun berita acara hasil Uji dan acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan,
Evaluasi Laik Fungsi Jalan yang berisi menggunakan format dari Menteri
rekomendasi kelaikan dan upaya Pekerjaan Umum.
perbaikan yang harus dilakukan,
dengan menggunakan format dari e. Tata cara uji laik fungsi
Menteri Pekerjaan Umum; dan Menurut Peraturan Menteri
3. Melaporkan berita acara Uji dan Pekerjaan Umum Nomor 11/PRT/M/2010
Evaluasi Laik Fungsi Jalan kepada tentang Tata Cara dan Persyaratan Laik
penyelenggara jalan. Fungsi Jalan, pelaksanaan uji meliputi

610
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan Persyaratan Teknis Uji Laik Fungsi Jalan
dokumen penyelenggaraan jalan. Teknis Geometrik Jalan
Pemeriksaan fisik jalan adalah menguji Komponen ini meliputi pengujian
pemenuhan persyaratan teknis laik fungsi terhadap potongan melintang badan
jalan pada suatu ruas jalan. Pemeriksaan jalan, alinemen horizontal, alinemen
dokumen penyelenggaraan jalan adalah vertikal dan koordinasi alinemen
menguji jalan sebagaimana laik fungsi horizontal dan vertikal. Fokus penilaian
jalan pada suatu ruas jalan. dilakukan terhadap unsur keberfungsian
dan dimensi terhadap aspek
f. Pembiayaan keselamatan jalan. Bagian jalan yang
1. Pembiayaan untuk pelaksanaan LFJ dinilai meliputi lajur lalu lintas, bahu
Umum meliputi pembiayaan untuk jalan, median, selokan samping,
melakukan Evaluasi LFJ dan pem- ambang pengaman, alat pengamana
biayaan untuk pencapaian pemenuhan lalu lintas, bagian lurus jalan, bagian
terhadap persyaratan Laik Fungsi tikungan, akses persil, lajur pendakian,
Jalan. lengkung vertikal, dll. Tujuan dari
2. Pembiayaan untuk evaluasi dan pen- perencanaan geometrik jalan adalah
capaian LFJ ruas-ruas jalan Nasional menghasilkan infrastruktur yang aman dan
dibebankan kepada Anggaran efisien terhadap pelayanan arus lalu lintas
Pendapatan dan Belanja Negara. dan memaksimalkan rasio tingkat
3. Pembiayaan untuk evaluasi dan penggunaan/biaya pelaksanaan.
pencapaian laik fungsi ruas-ruas jalan Dalam perencanaan geometrik jalan
provinsi dibebankan kepada Anggaran terdapat 3 tujuan utama, yaitu :
Pendapatan dan Belanja Daerah 1. Memberikan Keamanan dan
provinsi. kenyamanan, seperti jarak pandang,
4. Pembiayaan untuk evaluasi dan ruang yang cukup bagi manuver
pencapaian LFJ ruas-ruas jalan kendaraan dan koefisien gesek
kabupaten/kota dibebankan kepada permukaan jalan yang cukup.
Anggaran Pendapatan dan Belanja 2. Menjamin suatu perencanaan yang
Daerah Kabupaten/Kota. ekonomis.
3. Memberikan suatu keseragaman
g. Pengawasan. geometrik jalan sehubung dengan
1. Evaluasi kelaikan fungsi jalan dan jenis medan.
pencapaian kelaikan fungsi jalan
diawasi oleh penyelenggaran jalan Teknis Struktur Perkerasan Jalan
sesuai dengan kewenangannya, secara Komponen ini meliputi pengujian
berkala berdasarkan hasil pengawasan terhadap jenis perkerasan jalan, kondisi
fungsi dan manfaat; perkerasan jalan, dan kekuatan
2. Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan konstruksi jalan. Fokus penilaian
Kabupaten dan Kota dilaporkan oleh dilakukan terhadap keberfungsian
pemerintah daerah Kabupaten/Kota struktur dan kekuatan konstruksi jalan
kepada pemerintah daerah provinsi yang meliputi kesesuaian struktur
pada setiap akhir tahun anggaran; perkerasan jalan dengan kelas fungsi
3. Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan jalan, karataan jalan, lubang pada
Provinsi, Kabupaten, dan Kota jalan, drainase permukaan, dll. Untuk
dilaporkan oleh pemerintah daerah jalan eksisting ataupun jalan baru,
provinsi kepada pemerintah pada komponen A.2 Struktur Pekererasan
setiap akhir tahun anggaran; Jalan tidak bisa berkategori LT.
4. Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan Perkerasan jalan berfungsi memberikan
Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/ pelayanan kepada sarana transportasi dan
Kota dipublikasikan kepada umum selama masa pelayananya diharapkan tidak
oleh pemerintah pada setiap akhir terjadi kerusakan yang berarti. Secara umum
tahun anggaran melalui media perkerasan jalan mempunyai persyaratan
publikasi nasional. yaitu kuat, awet, kedap air, rata, tidak licin,
murah dan mudah dikerjakan. Dalam

611
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

penentuan kondisi perkerasan jalan 1. Saluran tepi jalan


diperlukan data IRI (International Roughness 2. Gorong-gorong
Index), untuk mendapatkan nilai IRI 3. Dinding penahan tanah.
menggunakan alat NAASRA atau sensor Fasilitas lalu lintas dan pengguna jalan
laser surface scanner. Namun alat tersebut meliputi:
masih jarang di Indonesia, sehingga data RCI 1. Jembatan/terowongan
(Road Condition Index) yang didapatkan penyeberangan pejalan kaki
secara visual banyak digunakan untuk 2. Pulau jalan
mendapatkan nilai IRI. Untuk penentuan 3. Tempat parkir dibadan jalan
nilai RCI digunakan acuan dari Peraturan 4. Teluk bus yang dilengkapi halte.
Menteri Pekerjaan Umum
nomor.13/PRT/M/2011 tentang Tata Cara Untuk komponen selokan samping pada
Pemeliharaan dan Penilikan Jalan. formulir A.1, penilaian dilakukan
terhadap keberfungsian terhadap aspek
Tabel 3. Penentuan nilai RCI keselamatan jalan, sedangkan untuk
komponen saluran tepi jalan pada
formulir A.3, penilaian dilakukan
terhadap keberfungsian dalam
mengalirkan air.

Teknis Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan


Komponen ini meliputi pengujian
terhadap ruang manfaat jalan (rumaja),
ruang milik jalan (rumija), dan ruang
pengawasan jalan (ruwasja). Fokus
penilaian dilakukan terhadap keber-
fungsian dan dimensi yang meliputi
lebar, tinggi, kedalaman, serta peman-
faatannya. Berikut adalah ukuran ruang
jalan untuk tipe jalan raya:
1. Ruang manfaat jalan; lebar 31m,
tinggi 5 m, kedalaman 1,5m
2. Ruang milik jalan; lebar 25 m
3. Ruang pengawasan jalan; lebar 15m

Teknis Penyelenggara Manajemen Dan


Rekayasa Lalu Lintas
Komponen ini meliputi pengujian
terhadap perlengkapan jalan dalam men-
dukung pengaturan lalu lintas. Fokus
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
penilaian dilakukan terhadap keberfungsian
Nomor.13/PRT/M/2011
perlengkapan yang meliputi keberfungsian
Teknis Struktur Bangunan Pelengkap marka, rambu, separator, pulau jalan, trotoar,
Jalan APILL, serta tempat penyeberangan jalan.
Fokus penilaian ini dilakukan ter-
hadap keberfungsian struktur bangunan Teknis Bangunan Perlengkapan Jalan
pelengkap jalan terhadap jalur lalu- Komponen ini mencakup pengujian
lintas, pendukung konstruksi jalan, dan terhadap spesifikasi perlengkapan jalan
fasilitas lalu lintas dan pengguna jalan. dalam mendukung pengaturan lalu lintas.
Jalur lalu lintas meliputi: Meskipun komponen yang diuji sama dengan
1. Jembatan komponen A5, fokus penilaian dilakukan
2. Lintas atas/bawah terhadap dimensi dan kondisinya. Komponen
3. Jalan laying A6 ini dibagi menjadi 2, yaitu komponen
4. Terowongan. A6.a yang meliputi penilaian terhadap
Pendukung konstruksi jalan meliputi: bentuk dan ukuran perlengkapan jalan yang

612
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

terkait langsung dengan pengguna jalan


(marka, rambu, separator, trotoar dsb) dan
komponen A6.b yang meliputi penilaian
terhadap bentuk dan ukuran perlengkapan
jalan yang tidak terkait langsung dengan
pengguna jalan (patok pengarah, patok
kilometer, pagar jalan, dsb).

Metodologi Penelitian

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pada ruas jalan nomor
003 Airmadidi - Kairagidi Provinsi Sulawesi
Utara untuk STA 0+000 sampai STA
11+968 sepanjang 11,968 km dengan
membagi menjadi 8 segmen yang ditentukan
berdasarkan keseragaman nilai RCI (Road
Condition Index) secara visual, yaitu :
 Segmen 1 sepanjang km dari STA
0+000 – STA 0 +550
 Segmen 2 sepanjang km dari STA
0+550 – STA 1 +050
 Segmen 3 sepanjang km dari STA
1+050 – STA 3 +600
 Segmen 4 sepanjang km dari STA
3+600 – STA 4 +400
 Segmen 5 sepanjang km dari STA
4+400 – STA 5 +450
 Segmen 6 sepanjang km dari STA Gambar 2. Diagram Alir
5+450 – STA 6 +850
 Segmen 7 sepanjang km dari STA Pengumpulan Data
6+850 – STA 10 +450 1. Data Primer
 Segmen 8 sepanjang km dari STA Data primer adalah sumber data
10+450 – STA 11 +968 penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asalnya ataupun berdasarkan
pengamatan langsung di lapangan, dengan
demikian pengambilan data tersebut bisa
dilakukan dengan observasi ataupun
pengujian untuk mendapatkan data yang real.
pengambilan data dilakukan dengan cara
pengukuran dan pengamatan tiap segmen
berpedoman pada format uji laik fungsi dari
Direktorat Jenderal Bina Marga sesuai
dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
nomor.11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara
dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Sumber : Google Earth, 2020 2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data
Diagram Alir penelitian yang diperoleh melalui media
Secara garis besar penelitian ini akan perantara atau secara tidak langsung yang
dilaksanakan seperti pada Gambar 2 bagan berupa arsip atau catatan, dan seringkali juga
alir berikut: pengambilan data sekunder ini bisa di dapat
pada pihak instansi tertentu atau hasil

613
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

wawancara dari pihak–pihak yang terkait. perkerasan jalan terdapat penilaian kerataan
Adapun data–data tersebut antara lain : jalan, kedalaman lubang, lebar retak,
1. Peta lokasi, kedalaman alur dan tekstur perkerasan.
2. Lalu lintas harian rata - rata (LHR), dan Contoh data struktur perkerasan jalan berupa
juga nilai IRI (International Roughness Index)
3. Peraturan menteri pekerjaan umum yang dikorelasikan dari data RCI (Road
nomor.11/PRT/M/2010. Condition Index) secara visual yang diambil
rata-ratanya dari beberapa surveyor:

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 5. Data RCI dan IRI struktur perkerasan
jalan
Hasil Penelitian
1. Data Primer
- Data Geometrik Jalan
Data geometrik jalan dalam penelitian ini
berupa potongan melintang badan jalan,
alinyemen horizontal dan alinyemen vertikal.
Pada potongan melintang badan jalan
terdapat penilaian terhadap kondisi lajur lalu
lintas, bahu jalan, selokan samping, dan alat-
alat pengaman lalu lintas. Di dalam
Sumber: Data hasil survey lapangan 2019
alinyemen horizontal terdapat penilaian
panjang bagian jalan yang lurus, jarak
pandang, lingkungan jalan, radius tikungan,
dan jumlah persimpangan. Di dalam
alinyemen vertikal terdapat penilaian
kelandaian memanjang, jarak pandang dan
lingkungan jalan. Berikut ini hasil penelitian
struktur geometrik jalan:

Tabel 4. Data geometrik jalan


Gambar 3. Data hasil penilaian kondisi jalan RCI
dan IRI

- Data Struktur Bangunan Pelengkap


Jalan
Data struktur bangunan pelengkap jalan
dalam penelitian ini berupa penilaian
terhadap kondisi jembatan, gorong-gorong,
tempat parkir, tembok penahan tanah,
saluran tepi jalan. Pengambilan data struktur
bangunan pelengkap jalan seperti:
1. Pengukuran lebar perkerasan, bahu dan
trotoar jembatan
2. Kemampuan gorong-gorong dan saluran
tepi jalan menampung air
3. Keberadaan tempat parkir
Sumber: Data hasil survey lapangan 2019 4. Kondisi tembok penahan tanah
- Data Pemanfaatan Bagian-Bagian Jalan
- Data Struktur Perkerasan Jalan Data pemanfaatan bagian-bagian jalan dalam
Data struktur perkerasan jalan dalam penelitian ini berupa ruang manfaat jalan
penelitian ini berupa jenis perkerasan jalan, (RUMAJA), ruang milik jalan (RUMIJA)
kondisi perkerasan jalan dan kekuatan dan ruang pengawasan jalan (RUWASJA).
konstruksi jalan. Di dalam kondisi

614
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

Contoh pengambilan data pemanfaatan


bagian-bagian jalan adalah analisa
penggunaan RUMAJA dan RUMIJA selain
untuk kebutuhan jalan.

Tabel 6. Data pemanfaatan bagian-bagian jalan

Gambar 4. Data lalu-lintas harian rata-rata


(LHR)
Sumber: Balai pelaksanaan jalan nasional XV

Analisa Data
a. Analisa Tingkat Kelaikan Fungsi Jalan
Secara Teknis.
Dari hasil identifikasi awal ruas jalan
Sumber: Data hasil survey lapangan 2019 yang menjadi lokasi penelitian yaitu ruas
jalan Airmadidi-Kairagi dengan nomor
- Data penyelenggaraan manajemen dan ruas 003 untuk segmen 0+000 – 11+968
rekayasa lalu lintas menurut fungsinya sebagai jalan arteri
Data penyelenggaraan manajemen dan primer dan sebagai penyedia prasarana
rekayasa lalu lintas dalam penelitian ini jalan adalah jalan raya.
berupa marka jalan, rambu lalu lintas, trotoar 1. Analisa hasil uji lapangan geometrik
dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL). jalan:
Data penyelenggaraan manajemen dan  Segmen 1: Potongan melintang badan
rekayasa lalu lintas adalah analisa jalan, alinyemen horizontal, dan
keberadaan marka jalan dan rambu lalu lintas Alinyemen vertikal dikategorikan Laik
di ruas jalan tersebut. Fungsi Bersyarat (LS).
 Segmen 2: Potongan melintang badan
- Data perlengkapan jalan jalan dikategorikan Laik Fungsi
Data perlengkapan jalan dalam penelitian ini Bersyarat (LS). Alinyemen horizontal
terbagi atas 2 yaitu yang terkait secara dikategorikan Laik Fungsi (LF)
langsung dengan pengguna jalan dan tidak  Segmen 3, 4, 5, 6, 7: Potongan
terkait langsung dengan pengguna jalan. melintang badan jalan, dan alinyemen
Untuk teknis perlengkapan jalan yang terkait horizontal dikategorikan Laik Fungsi
langsung dengan pengguna jalan berupa Bersyarat (LS).
marka jalan, rambu lalu lintas dan trotoar. 2. Analisa hasil uji lapangan struktur
Untuk teknis perlengkapan jalan yang tidak perkerasan jalan
terkait langsung dengan pengguna jalan Dalam penentuan tingkat kelaikan
berupa patok kilometer. Data perlengkapan kondisi perkerasan jalan diperlukan
jalan adalah analisa kondisi marka jalan dan data IRI (International Roughness
rambu lalu lintas, dan keberadaan patok Index), untuk mendapatkan nilai IRI
pengarah di ruas jalan tersebut. menggunakan alat NAASRA atau
sensor laser surface scanner. Namun
2. Data Sekunder peneliti tidak menggunakan alat
Data sekunder yang diperlukan dalam tersebut, peneliti menggunakan data
penelitian ini berupa peta lokasi dan lalu RCI (Road Condition Index) yang
lintas harian rata-rata (LHR). Berikut ini didapatkan secara visual dan akan
merupakan data lalu lintas harian rata-rata menggunakan korelasi antara IRI dan
(LHR) yang didapatkan dari Balai RCI untuk mendapatkan nilai IRI yang
Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) XV: dibutuhkan. Korelasi RCI dan IRI:
10*Exp(-0,501*IRI1,220920).

615
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

Berikut adalah hasil Analisa uji Bersyarat (LS). Marka jalan


lapangan struktur perkerasan jalan: dikategorikan Laik Fungsi (LF)
 Segmen 1, 2 ,3 ,4, 5, 6, 7, 8: Jenis  Segmen 6: Marka jalan, rambu lalu
perkerasan jalan dikategorikan Laik lintas, trotoar, dan tempat
Fungsi (LF). kondisi perkerasan jalan, penyeberangan dikategorikan Laik
dan kekuatan konstruksi jalan Fungsi Bersyarat (LS)
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat  Segmen 7: Rambu lalu lintas, trotoar,
(LS) dan tempat penyeberangan
3. Analisa hasil uji lapangan struktur dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat
bangunan pelengkap jalan (LS). Marka jalan dan Alat Pemberi
 Segmen 1: Jembatan lintas atas, lintas Isyarat Lalu-Lintas (APILL)
bawah, tempat parkir, saluran tepi dikategorikan Laik Fungsi (LF)
jalan dikategorikan Laik Fungsi  Segmen 8: Marka jalan, rambu lalu
Bersyarat (LS). Tembok penahan lintas, pulau jalan, trotoar, Alat
tanah dikategorikan Laik Fungsi (LF) Pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL)
 Segmen 2, 3, 4, 5, 8: Saluran tepi jalan dan tempat penyeberangan dikategori-
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat kan Laik Fungsi Bersyarat (LS)
(LS) 6.1 Analisa hasil uji lapangan perlengkapan
 Segmen 6 dan 7: Jembatan lintas atas, jalan yang terkait langsung dengan
lintas bawah, saluran tepi jalan pengguna jalan
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat  Segmen 1: Trotoar dikategorikan Laik
(LS). Fungsi Bersyarat (LS). Marka jalan,
4. Analisa hasil uji lapangan pemanfaatan rambu lalu lintas, dan fasilitas
ruang bagian-bagian jalan pendukung lalu lintas & angkutan
 Segmen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8: Ruang jalan dikategorikan Laik Fungsi (LF)
manfaat jalan (RUMAJA), ruang milik  Segmen 2: Marka jalan, rambu lalu
jalan (RUMIJA), dan ruang lintas, dan Alat Pemberi Isyarat Lalu-
pengawasan jalan (RUWASJA) Lintas (APILL) dikategorikan Laik
dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat Fungsi Bersyarat (LS)
(LS)  Segmen 3: Marka jalan, rambu lalu
5. Analisa hasil uji lapangan penyeleng- lintas, trotoar, Alat Pemberi Isyarat
garaan manajemen dan rekayasa lalu Lalu-Lintas (APILL), dan fasilitas
lintas pendukung lalu lintas & angkutan
 Segmen 1: Alat Pemberi Isyarat Lalu- jalan dikategorikan Laik Fungsi
Lintas (APILL) dikategorikan Laik Bersyarat (LS)
Fungsi Bersyarat (LS). Marka jalan,  Segmen 4: Marka jalan dan rambu lalu
rambu lalu lintas, trotoar dikategorikan lintas dikategorikan Laik Fungsi
Laik Fungsi (LF) Bersyarat (LS)
 Segmen 2: Marka jalan dan rambu lalu  Segmen 5: Rambu lalu lintas dan
lintas dikategorikan Laik Fungsi trotoar dikategorikan Laik Fungsi
Bersyarat (LS). Alat Pemberi Isyarat Bersyarat (LS). Marka jalan
Lalu-Lintas (APILL) dikategorikan dikategorikan Laik Fungsi (LF)
Laik Fungsi (LF)  Segmen 6: Marka jalan, rambu lalu
 Segmen 3: Marka jalan, rambu lalu lintas dan trotoar dikategorikan Laik
lintas, trotoar, dan tempat penyebe- Fungsi Bersyarat (LS)
rangan dikategorikan Laik Fungsi  Segmen 7: Rambu lalu lintas, trotoar
Bersyarat (LS). Alat Pemberi Isyarat dan Alat Pemberi Isyarat Lalu-Lintas
Lalu-Lintas (APILL) dikategorikan (APILL) dikategorikan Laik Fungsi
Laik Fungsi (LF) Bersyarat (LS). Marka jalan
 Segmen 4: Marka jalan dan rambu lalu dikategorikan Laik Fungsi (LF)
lintas dikategorikan Laik Fungsi  Segmen 8: Marka jalan, rambu lalu
Bersyarat (LS) lintas, trotoar, pulau jalan dan Alat
 Segmen 5: Rambu lalu lintas dan Pemberi Isyarat Lalu-Lintas (APILL)
trotoar dikategorikan Laik Fungsi

616
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

dikategorikan Laik Fungsi Bersyarat pada sisi sebelah luar bahu dimulai
(LS) dari awal sampai akhir tikungan
6.2 Analisa hasil uji lapangan perlengkapan  Segmen 7:
jalan yang tidak terkait langsung dengan - Dilakukan manajemen lalulintas di
pengguna jalan setiap tikungan, pemasangan cermin
 Segmen 1: Pagar jalan, fasilitas cembung, dan pemasangan rambu
perlengkapan keamanan bagi peng- pengurangan kecepatan atau perbaikan
guna jalan dikategorikan Laik Fungsi radius tikungan jika diperlukan.
(LF) 2. Perbaikan teknis struktur perkerasan jalan
 Segmen 3: Patok kilometer dikategori-  Segmen 1, 2, 3, 5:
kan Laik Fungsi Bersyarat (LS) - Perlu dilakukan perbaikan dan
 Segmen 6: Patok pengarah dikategori- pemeliharaan rutin pada permukaan
kan Laik Fungsi Bersyarat (LS) perkerasan jalan yang mengalami
b. Analisa Perbaikan yang diperlukan agar kerusakan struktural.
menjadi Laik Fungsi (LF). - Perlu konsisten dalam pemeliharaan
Dari hasil analisa tingkat kelaikan fungsi jalan khususnya, mengoptimalkan air
jalan ruas jalan Airmadidi-Kairagi di yang menuju saluran samping
dapatkan rekomendasi yang dapat termasuk pembersih sampah.
memperbaiki hasil analisa uji laik fungsi  Segmen 4, 6, 7, 8 :
jalan. - Perlu dilakukan perbaikan dan
1. Perbaikan teknis geometrik jalan pemeliharaan rutin pada permukaan
 Segmen 1, 3, 4, 5, 6, 7, 8: perkerasan jalan yang mengalami
- Dilakukan manajemen lalulintas kerusakan struktural.
dibagian tikungan dan pemasangan - Perlu konsisten dalam pemeliharaan
rambu pengurangan kecepatan. jalan khususnya, mengoptimalkan air
yang menuju saluran samping
- Perlu dipasang rambu peringatan dan
termasuk pembersih sampah.
batas kecepatan pada sisi jalan
3. Perbaikan teknis struktur bangunan
sebelum atau pada bagian jalan yang
pelengkap jalan
berbahaya dengan jarak minimum
50m  Segmen 1:
- Perlu dilakukan pelebaran trotoar
- Fasilitas seperti rambu batas kecepatan
sesuai dengan PTJ pada bagian
perlu dipasang agar menjamin
jembatan.
kemanan dan keselamatan dari
- Perlu melakukan pengecekan dan
pengemudi.
pembersihan pada jembatan secara
 Segmen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8:
berkala.
- Melakukan pelebaran untuk - Direkomendasikan untuk tidak ada
menyeragamkan lebar lajur lalulintas, parkir disepanjang jalan, dan
namun tetap mempertimbangkan memasang rambu larangan parkir.
ruang milik jalan yang tersedia
 Segmen 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8:
- Dilakukan perbaikan pada bahu jalan - Diperlukan pelebaran saluran dikiri
sesuai standar PTJ seperti pembebasan dan kanan pada beberapa titik agar
lahan untuk menyeragamkan lebar dimensi selokan bisa seragam di
bahu. sepanjang ruas jalan.
- Diperlukan pelebaran saluran dikiri  Segmen 5:
dan kanan pada beberapa titik agar - Diperlukan pelebaran saluran dikiri
dimensi selokan bisa seragam di dan kanan pada beberapa titik agar
sepanjang ruas jalan. dimensi selokan bisa seragam di
- Perlu dilakukan pemeliharaan rutin sepanjang ruas jalan dan mampu
seperti perawatan, perbaikan, dan menampung debit air hujan.
pembersihan saluran drainase dari  Segmen 1, 6, 7:
material material yang menutupi - Disarankan untuk mengadakan
 Segmen 6, 7: fasilitas pemeliharaan agar dapat
- Perlu memperbaiki dan menambahkan membantu pemeliharaan rutin pada
rambu peringatan yang ditempatkan

617
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

jembatan untuk meningkatkan - Perlu dilakukan pemasangan kembali


keamanan. rambu yang rusak atau terhalang oleh
 Segmen 7: pohon.
- Disarankan untuk memasang trotoar  Segmen 2, 8:
pada bagian jembatan terlebih khusus - Perlu dilakukan pengecekan,
pada lingkungan yang banyak perawatan, dan perbaikan pada setiap
penduduk. APILL yang sudah tidak berfungsi
4. Perbaikan teknis pemanfaatan ruang agar dapat menjamin keselamatan bagi
bagian-bagian jalan pengguna jalan.
 Segmen 1, 4, 5, 6, 7, 8:  Segmen 3, 4, 6, 8:
- Perlu dilakukan pembebasan lahan - Diperlukan marka seperti garis
untuk mendapatkan ruang pada bagian pengarah atau garis stop pada bagian
jalan yang belum memenuhi syarat persimpangan.
PTJ  Segmen 3, 5, 7, 8:
- Diperlukan koordinasi dengan instansi - Perlu dibangun trotoar bagi pengguna
terkait pemerintah kota dan sosialisasi jalan, apalagi pada lingkungan
kepada masyarakat setempat dalam pemukiman/komersial yang mempu-
melakukan pembebasan lahan nyai tempat-tempat dimana volume
tersebut. pejalan kaki yang banyak.
 Segmen 2, 3: - Perlu dilakukan perbaikan pada trotoar
- Daerah RUMAJA perlu dilakukan yang mengalami kerusakan
penertiban terhadap pembangunan/ disepanjang ruas jalan.
penempatan iklan, dan media  Segmen 3, 6:
informasi - Perlu dipasang rambu penyeberangan
- Diperlukan koordinasi dengan instansi pada tempat penyeberangan yang
terkait pemerintah kota dan sosialisasi masih minim rambu, serta melakukan
kepada masyarakat setempat dalam pembenahan seperti pemeliharaan dan
melakukan pembebasan lahan pengecatan ulang pada zebra cross.
tersebut. - Perlu dipasang rambu serta fasilitas
 Segmen 2, 3, 5, 8: lainnya yang dapat melindungi pejalan
- Daerah RUMIJA perlu dilakukan kaki pada tempat yang rawan
penertiban terhadap pembangunan/ kecelakaan
penempatan iklan, dan media  Segmen 7, 8:
informasi. - Perlu memberikan larangan atau
5. Perbaikan teknis penyelenggaraan sosialisasi bagi masyarakat yang
manajemen dan rekayasa lalu lintas menyalahgunakan fasilitas bagi
 Segmen 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8: pejalan kaki.
- Perlu ditambahkan rambu peringatan - Perlu melakukan pengecatan dan
pada daerah-daerah yang berbahaya pemeliharaan yang rutin pada setiap
khususnya pada bagian tikungan dan rambu lalu-lintas yang ada.
persimpangan, seperti; rambu dilarang - Perlu dipasang rambu serta fasilitas
parkir, dan batas kecepatan lainnya yang dapat melindungi pejalan
 Segmen 1, 3, 6, 7: kaki pada tempat yang rawan
- Diperlukan APILL pada ruas jalan kecelakaan
yang berbahaya dan dengan kecepatan  Segmen 8:
diatas 40km/jam. - Perlu melakukan pengecatan garis
 Segmen 2, 3, 4, 6, 8: marka garis peringatan maupun garis
- Marka pembagi lajur perlu dibenahi pengarah pada bagian pulau jalan agar
seperti dilakukan pemeliharaan dan lebih berkeselamatan.
pengecatan kembali sehingga lebih - Perlu dipasang rambu lalu-lintas
berkeselamatan. berupa peringatan atau pengarah
 Segmen 2, 3, 5, 6, 7, 8: tikungan.
- pada tiang lampu dipasang tombol
yang dapat dicapat orang yang

618
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

menggunakan kursi roda, dengan  Segmen 6:


menggunakan persyaratan teknis jalan - Perlu melakukan perbaikan serta
6.1 Perbaikan teknis perlengkapan jalan yang pengecatan ulang pada patok pengarah
terkait langsung dengan pengguna jalan yang sudah tidak berfungsi.
 Segmen 1, 3, 5, 6, 7, 8:
- Perlu dilakukan pelebaran trotoar
sesuai dengan PTJ pada bagian PENUTUP
pemukiman/komersial sesuai PTJ.
- Perlu dibuat bagian yang landai pada Kesimpulan
trotoar untuk menjamin keselamatan Berdasarkan dari hasil penelitian yang
bagi penyandang cacat telah dilakukan, maka dapat disimpulan,
 Segmen 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8: yaitu:
- Perlu dilakukan pengecatan kembali 1. Ruas Jalan Airmadidi-Kairagi segmen
sehingga lebih berkeselamatan. STA 0+000 – STA 11+968 dalam
- Perlu dilakukan pemasangan kembali penelitian ini dikategorikan Laik Fungsi
rambu yang rusak atau terhalang oleh Bersyarat (LS), dimana jalan tersebut
pohon sehingga pengendara mudah memenuhi sebagian persyaratan teknis
untuk mengetahui informasi pada jalan laik fungsi jalan berdasarkan Peraturan
tersebut. Menteri Pekerjaan Umum
 Segmen 2, 3, 7, 8: nomor.11/PRT/M/2010, tetapi masih
- Perlu dilakukan pengecekan, dapat memberikan keselamatan bagi
perawatan, dan perbaikan pada setiap pengguna jalan sehingga laik
APILL yang sudah tidak berfungsi dioperasikan untuk umum dan harus
agar dapat menjamin keselamatan bagi dilakukan perbaikan teknis sesuai dengan
pengguna jalan. rekomendasi yang diberikan.
 Segmen 2: 2. Perbaikan teknis pada ruas jalan tersebut
- Perlu dilakukan perbaikan dan sangat diperlukan seperti perbaikan serta
perawatan pada fasilitas tempat pemeliharaan rutin terhadap setiap
pemberhentian bus, dan tidak sekedar komponen pengujian yang dikategorikan
menjadi tempat pemasangan media Laik Fungsi Bersyarat (LS).
informasi seperti spanduk dan lain-
lain. Saran
 Segmen 6: Penelitian yang dilakukan ini dapat
- Melakukan pemasangan kembali dan menjadi salah satu referensi untuk
perbaikan pada tiang serta pondasi melakukan penelitian uji laik fungsi jalan
rambu lalu-lintas yang terjatuh agar lainnya. Namun penelitian ini belum
dapat terlihat bagi pengguna jalan. mencakup penyelesaian masalah secara
- Melakukan peninggian pada bagian menyeluruh karena banyaknya kendala yang
trotoar menggunakan barrier curb dihadapi oleh penulis. Oleh karena itu,
dengan tinggi yang sesuai dengan PTJ. penulis menyampaikan saran sebagai berikut:
 Segmen 8: 1. Perlu dilakukan survei traffic counting
- Perlu dipasang marka seperti garis secara langsung sehingga data lalu lintas
peringatan, garis pendekat dan harian rata-rata yang didapatkan menjadi
chevron agar dapat memberikan data primer yang lebih aktual berdasarkan
keselamatan pada pengguna jalan. situasi pada saat pengambilan data di
6.2 Perbaikan teknis perlengkapan jalan yang lapangan
tidak terkait langsung dengan pengguna 2. Penggunaan atau pemanfaatan teknologi
jalan seperti Hawkeye 2000 untuk
 Segmen 3: mempermudah surveyor serta
- Perlu pemasangan patok KM peningkatan kualitas data hasil Uji Laik
disepanjang koridor jalan pada setiap Fungsi Jalan.
jarak 1 kilometer.

619
Jurnal Sipil Statik Vol.8 No.4 Juli 2020 (607-620) ISSN: 2337-6732

DAFTAR PUSTAKA

Bina Marga. 2012. Panduan Teknis Pelaksanaan Laik Fungsi Jalan. Direktorat Jenderal Bina
Marga. Jakarta.

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI), Jakarta.

Direktorat Jendral Bina Marga, 1997. Teknik Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota,
Jakarta.

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor: 11/PRT/M/2010 tentang Tata Cara dan
Persyaratan Laik Fungsi Jalan. 2010. Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, Jakarta.

Republik Indonesia, 2004. Undang-Undang Republik Indonesia No. 38 tahun 2004 tentang
Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Republik Indonesia, 2009. Undang–Undang Republik Indonesia No. 22 tahun 2009 tentang
Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan, Sekretariat Negara Republik Indonesia.

Republik Indonesia, 2015. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
290/KPTS/M/2015 tentang Penetapan Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan
Nasional, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

620

Anda mungkin juga menyukai