Anda di halaman 1dari 6

Materi I

KALKULUS
BAB INTEGRAL
1.1 PENGERTIAN
Kalkulus adalah alat analisis matematika mengenai perubahan atau Gerakan.
Sebagai metode Baru : Kalkulus dikembangkan pada abad ke-7 oleh Sir Isaac Newton dan
Gottfried Leibniz.
Bagi Leibniz : Kalkulus mula-mula didapatkan dalam usahanya untuk memecahkan masalah-
masalah tertentu dalam ilmu ukur ( Geometri).
Dengan menemukan : tangen ( garis singgung); panjangnya bagian suatu kurva; luas bidang yang
dibatasi suatu kurva atau lebih serta volume suatu benda padat.
Bagi Isaac Newton : Kalkulus mula-mula didapat dalam usaha memecahkan masalah bidang
Fisika dan Anatomi.
Dengan menemukan : Kecepatan benda bergerak; pekerjaan dilakukan dengan gaya; Pusat massa
dari benda.

OPERASI DASAR KALKULUS


Adalah : Differensial dan Integral
Operasi ini berlawanan 1 dengan yang lainnya
Differensial : Dasarnya berkenaan dengan penentuan tingkat perubahan dari suatu fungsi
tertentu.
Integrasi : Pada dasarnya merupakan kebalikannya masalah pencarian suatu fungsi apabila
diketahui tingkat perubahannya.
Integral : anti turunan untuk mencari fungsi asal/ primitive
Notasi Integral : ∫ ❑Hasilnya Eksak/ absolut

Notasi penjumlahan : ∑ ❑Hasilnya berupa pendekatan/approxmasi

Pada semester 1 yaitu mata kuliah matematika 1 , sudah mempelajari bahwa turunan suatu fungsi
F(x) = x2 +2x+ 5 adalah F`(x)= 2x+2 . Masalahnya, apakah hanya fungsi F(x) = x2 +2x+ 5 yang
turunannya 2x+2 ? Jika tidak, dapatkah saudara menentukan fungsi F(x) lain yang mempunyai
turunan yang sama yaitu f(x)= 2x+2
Sebagai Ilustrasi :

F(x) = x2 +2x+ 5, karena turunannya adalah f(x) = 2x + 2


F(x) = x2 +2x-10, karena turunannya adalah f(x) = 2x + 2
F(x) = x2 +2x-12, karena turunannya adalah f(x) = 2x + 2.......dst
Namun coba perhatikan bentuk suku pertama semuanya adalah x2 dan yang membedakan dari
semuanya adalah konstantanya.
Maka :

∫ f ( x ) dx=F (x )+ C.................(1)
Keterangan:

∫ f ( x ) dx : fungsi Integral, Integran


F(x) = fungsi asal
C = Konstanta, C konstanta riil
Definisi 1.1
Jika F adalah anti turunan khusus dari f pada suatu selang I, maka setiap anti turunan dari f pada
I diberikan oleh F(x) + C
Dimana C sebarang konstanta riil dan semua anti turu” Integral f(x) terhadap xnan dari f dapa I
dapat diperoleh dari bentuk di atas dengan memberikan nilai tertentu pada konstanta C, dan
ditulis
Ax{f(x)} = F(x) + C, dibaca “ Anti turunan f (x) terhadap x “ atau

∫ f ( x ) dx=F (x )+ C ,dibaca “ Integral f (x) terhadap x “

1.2 Teorema Dasar Pengintegralan


Apabila n ∈Q (Pangkatnya rasional) maka :
a
∫ ax n dx = n+1 x n+1 +C untuk n ≠−1........(2)
Bukti :
Dengan mendefferensialkan hasil ruas kanan secara langsung, yaitu :

Dx ( n+1a x n +1
)
+C =
a
n+1
( n+ 1 ) x (n +1)−1 +0=ax n
Contoh 1.2.1
Tentukan integral dari fungsi f (x) berikut ini:
1 2+1 1 3
a. ∫ x dx=
2
x +C = x +C ( disini a = 1 dan n = 2)
2+ 1 3
3 2+1 3
b . ∫ 3 x dx=¿
2
x =x +C ¿ , ( disini a = 3 dan n = 2)
2+1
2 3+1 1 4
c. ∫ 2 x dx=
3
x +C= x +C
3+ 1 2
4 4 −4
d. ∫ dx=∫ 4 x dx=
−2 −2+1 −1
x +C=−4 x +C= +C
x
2
−2+1 x
1 1
1 +1 2
e. ∫ √ p dp=∫ p 2 dp=
1
p 2 +C= p3 /2 +C
3
+1
2
Teorema 1.2.2
Jika a konstanta riil, maka ∫ a dx=ax +C
Bukti :
f (x) = a dapat ditulis sebagai f(x) = ax 0 dan dengan menerapkan teorema 1.2.1 diperoleh :
a
∫ a dx=∫ a x 0 dx=¿ 0+1 x 0+1 +C=ax+C ¿
Contoh 1.2.2
2
∫ 2 dx= 0+1 x 0+1 +C=2 x +C
Soal-Soal :
dx
a. ∫ 27 t ; b. ∫ ; c. ∫ z ∫ √5 z dz ; e. ∫ −6 √ p dp
−13 /4 1 /5
dt . 2 dz ; d.
x
dz dp
f. ∫ −6 √ p3 dp . ; g. ∫ 56 t dt ; h. ∫ 3 2 ; i. ∫ √ t dt . ; j .∫
5 /3 5 3

√z p
1 /5

Teorema 1.2.3
Jika a konstanta riil, maka :

∫ a f ( x ) dx =a∫ f ( x ) dx
Teorema ini menyatakan bahwa konstanta pengali dapat keluar dari integral sebagai pengali hasil
integral.
Misalnya : ∫ 3 x dx=3 ∫ x dx . Jika diselesaikan , integral bagian kiri dan bagian kanan hasilnya
4 4

sama.

Teorema 1.2.4
1
∫ x dx=ln x +C Atau ; ∫ a x −1 dx .=a ln|x|+ C
Contoh teorema 1.2.4
a. ∫ 2 x dx=2 ln |x|+C
−1

b. ∫ 3 t dt =3 ln |t|+C
−1

Teorema 1.2.5
Jika Ci konstanta-konstanta dan fi fungsi-fungsi yang didefinisikan pada selang yang sama
dengan i= 1,2,3...,n maka :

∫ {C1 f 1 +C 2 f 2+ …+C n f n } dx=∫ C 1 f 1 dx+∫ C 2 f 2 dx+ …+∫ C n f n dx

( )
n n

∫ ∑ C i f i dx =∑ Ci∫ f i dx
i=1 i=1

Akibatnya:
Untuk n = 2, maka ∫ {C1 f 1 +C 2 f 2 } dx=C 1∫ f 1 dx +C 2∫ f 2 dx
Contoh 1.2.5

a. ∫ ( 3 x +5 ) dx=∫ 3 xdx +∫ 5 dx = ( 32 x +C )+(5 x+ C )= 32 x +5 x +(C +C )


2
1 2
2
1 2

3 2
¿ x + 5 x +C
2
b. ∫ ( 5 x 4 −8 x 3+ 9 x 2 +3 ) dx =∫ 5 x 4 dx −∫ 8 x3 dx +∫ 9 x 2 dx ∫ 3 dx
= x 5−2 x 4 +3 x 3+3 x +C
Soal-soal:
1
a. ∫ ( 2 x 3 +5 x−4 ) dx ; i. ∫ dx
4
x −4
1
b. ∫ ( 2 x 2−5 x +3 ) dx ; j. ∫ 4 2 3
dx
x −x −3 x +5 x−2
c. ∫ ( 1−x ) √ x dx
3
( x +5 x−4)
d. ∫
x2
1
e. ∫ ( √2 x ¿−x +
❑ 7 2
5
)¿
x
3
x
f. ∫ 4
dx
x −4
2
6 x +6
g. ∫ 3 dx
x +3x

Integral Fungsi Trigonometri


Tinjau Turunan Fungsi Trigonometri Integral Teorema 1.2.6

a.
d
¿ a. ∫ cos x dx=sin x +C ∫ sin x dx=−cos x+C
dx
d b.. ∫ Sec x dx=tan x +C
2
∫ Csc 2 x dx=−cot x +C
b. ¿
dx c. ∫ Sec x tan x dx=Sec x +C ∫ Csc x Ctg x dx=−Csc x +C
d
c. ¿
dx

1 1 sin x cos x
=Csec x Sec x =tan x =Ctg x
sin x cos x cos x tan x

Contoh Teorema 1.2.6


1. ∫ ( 3 Sec x tan x−5 Csc 2 x ) dx=3∫ Sec x tan x dx−5 ∫ Csc x dx
2

= 3 Sec x + 5 Cot x + C
2. ∫ ¿ ¿

= ∫ Sec x dx +∫ Csc x dx +∫ 2 dx
2 2

= tan x – cot x + 2x + C
Soal-soal Integral Trigonometri

( )
2
2cot x−3 sin x
a. ∫ dx
sin x

b . ∫(
cos x )
2
sin x−1
dx

Integral Fungsi Eksponensial


Teorema 1.2.7
1. ∫ e dx=e + C
x x

x
a
2. ∫ ax dx= +C ; a > 0 ; a ≠1
lna
Contoh : Teorema 1.2.7
a .∫ e ∫ e x dx=e 2 . e x +C .=e 2+x +C
2+ x 2
dx=e
x
4
b. ∫ 4 x dx= +C
ln 4
x 2+x
5 5
c. ∫ 5 2+x dx=∫ 52 . 5x dx=52∫ 5x dx=52 . +C .= +C
ln 5 ln 5

Anda mungkin juga menyukai