Oleh :
Ir. Iman Satyarno, M.E., Ph.D.
Purbolaras Nawangalam, S.T., M.Eng.
LABORATORIUM KOMPUTASI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2009
DAFTAR ISI
Seri Program SAP merupakan salah satu program analisis dan perancangan struktur yang
telah dipakai secara luas di seluruh dunia, di mana program ini adalah hasil penelitian dan
pengembangan oleh tim dari University of California, Berkeley di bawah pimpinan Prof.
Edward L. Wilson selama lebih dari 25 tahun.
Peluncuran program pertama kali sejak tahun 1970, dengan versi awal merupakan program
berbasis teks (DOS). Input dimasukkan lewat teks dengan format tertentu yang kemudian
dianalisis dan bisa ditampilkan hasilnya ataupun dilakukan pemeriksaan model struktur baik
dalam bentuk teks maupun grafis, walau demikian perubahan terhadap model tetap harus
dilakukan pada teks input data, tidak langsung pada tampilan grafisnya.
Setelah versi SAP90, mulai dipasarkan versi SAP2000 yang sudah berbasis grafis dan
beroperasi dalam sistem Windows. Dengan sistem yang sudah berbasis grafis ini maka
proses pembuatan model, pemeriksaan, tampilan hasil sampai pada perancangan dapat
dilakukan secara interaktif langsung terhadap gambar model di layar, walaupun versi ini juga
bisa menerima input data teks. Kepraktisan tersebut membuat SAP2000 menjadi lebih
familier dan user-friendly bagi penggunanya, di samping beberapa fasilitas yang akan
dijelaskan kemudian.
FASILITAS SAP2000
Pendahuluan
Gambar 2. Berbagai Jenis PilihanStruktur dalam SAP2000
Dalam SAP2000, proses analisis dan desain dapat dilakukan langsung dalam satu program
yang terintegrasi sehingga memudahkan pekerjaan. Setelah analisis selesai dilakukan dan
didapat hasil yang benar selanjutnya dapat langsung dilakukan desain struktur untuk
memperoleh dimensi profil atau tulangan baja yang mencukupi. Analisis ulang dan redesain
juga dapat dengan cepat dan mudah dilakukan kembali.
• Tampilan Nyata
Model struktur pada SAP2000 dapat diidealisasikan dalam berbagai macam elemen, antara
lain elemen joint (titik), frame (batang), shell (pelat), sampai pada elemen solid (pias elemen
3 dimensi untuk pemodelan elemen hingga / finite element), sebagai aktualisasi elemen
sebenarnya. Misalnya balok dan kolom pada bangunan bertingkat dimodelkan sebagai
elemen frame, pelat jembatan atau dinding geser sebagai shell, tubuh bendungan dibagi-
bagi dalam pias-pias kecil elemen solid, dan lain-lain.
Pendahuluan
• Pengolahan Input / Output
Setelah selesai dilakukan analisis dengan sukses maka selanjutnya dapat ditampilkan hasil
analisis secara visual antara lain deformasi (perubahan bentuk / lendutan) serta gaya-gaya
dalam (momen, geser, aksial) pada struktur. Hasil analisis ini dapat juga diketahui nilainya
secara aktual dan interaktif langsung pada tampilan yang ada di layar. Output tersebut juga
bisa ditransfer dalam bentuk laporan seperti tabel ataupun teks, seperti yang akan dijelaskan
lebih lanjut berikutnya. Selain itu, dapat dibuat juga gambar tampilan input/output tanpa
harus memakai program lainnya lewat menu Capture Picture untuk kemudian diolah lebih
lanjut, seperti yang digunakan penulis dalam membuat gambar-gambar dalam buku ini; juga
bahkan rekaman animasi video output tertentu, misal gerakan deformasi atau tahapan
defleksi struktur akibat pembebanan bertahap.
klik kanan
pada joint
Pendahuluan
Gambar 8. Perekaman Video Hasil Output SAP2000
Fasilitas impor data pun juga tersedia dalam SAP2000. SAP2000 mampu menerima data
dalam bermacam format, misal data teks input SAP90, input model SAP dari versi yang lebih
awal / lama, data Microsoft Excel, bahkan data dari gambar semacam AutoCAD (format
.dxf). Fasilitas pertukaran data antar format program ini akan sangat terasa manfaatnya
terutama pada model-model yang cukup rumit / kompleks.
Pendahuluan
PENGENALAN SAP2000
Sebelum memulai menggunakan program SAP2000, akan terlebih dahulu diberikan
pengenalan dan pemahaman mengenai program antara lain layar tampilan, perintah
(command) yang digunakan, sistem koordinat, sumbu global/lokal, derajat kebebasan,
objek atau elemen, pembebanan, dan analisis dalam SAP2000. Berbekal pemahaman
akan program tersebut selanjutnya pengguna dapat memakai program SAP2000 dengan
benar, baik dalam pemasukan input, analisis, maupun interpretasi output / hasil.
5
7
8 9 10
Gambar 11. Layar Tampilan SAP2000
Keterangan :
A. Menu perintah
B. Tombol (toolbar)
C. Layar (window)
D. Elemen batang (frame)
E. Elemen tumpuan (restraint) dan joint
F. Indikator sumbu global (X-Y-Z)
G. Gridline (garis bantu)
H. Baris status
I. Indikator koordinat kursor
J. Indikator satuan yang digunakan
Dalam pemakaian program SAP2000, sebuah perintah (misal untuk menggambar batang
balok/kolom, mengganti jenis tumpuan, input data material / pembebanan, dll.) dapat
dilakukan lewat tiga cara :
Pendahuluan
1. Lewat menu yang ada (File, Edit, Define, dst.) dan sub-menu yang sesuai
2. Menggunakan tombol (toolbar) yang tampil pada layar sesuai perintahnya
3. Dengan shortcut yang biasanya berupa kombinasi tombol keyboard (Ctrl+A, F12, dll.)
Sebagai contoh, untuk memilih semua elemen dalam model yang ada, dapat dilakukan
dengan salah satu dari tiga cara berikut :
Untuk perintah-perintah yang lain ada yang bisa dilakukan dengan tiga cara tersebut,
namun ada juga perintah yang hanya bisa dilakukan dengan 2 atau 1 cara saja,
tergantung perintahnya. Pada umumnya, semua perintah bisa dilakukan lewat cara no.1
(melalui menu).
C D
Keterangan :
A. Menu perintah
B. Sub-menu perintah (perintah yang digunakan)
C. Gambar toolbar (tombol) yang sesuai
D. Shortcut tombol keyboard yang tersedia
Sistem Koordinat
Dalam program SAP2000, disediakan 2 sistem koordinat yang bisa dipakai, yaitu :
Pendahuluan
(a) Cartesian
(b) Cylindrical
Pendahuluan
Gambar 14. Contoh Sumbu Lokal 1-2-3 (pada tiap elemen)
Baik sumbu global maupun sumbu lokal mengikuti kaidah tangan kanan (right-handed
system) untuk penentuan arah sumbu-sumbunya sbb. :
Derajat Kebebasan
Derajat kebebasan (Degree of Freedom, DOF) menyatakan jenis pergerakan pada model
struktur yang memungkinkan. Untuk memahami derajat kebebasan, sebelumnya perlu
diketahui jenis pergerakan yang ada dalam SAP2000, yaitu :
Sedangkan elemen arah yang ada dalam SAP2000 ada 3 (tiga) yaitu :
1. Arah sumbu - X
2. Arah sumbu - Y
3. Arah sumbu - Z
Untuk gerakan searah sumbu, memiliki nilai positif, sedangkan berlawanan sumbu
memiliki nilai negatif. Perlu diketahui pula, untuk rotasi dan momen juga mengikuti kaidah
tangan kanan, di mana ibu jari menunjuk arah sumbu, dan empat jari lain menunjukkan
arah putaran rotasi / momen.
+ UZ
Z
Z
Y + RZ
+ UY Y Sumbu
+ RY
X + UX Putaran
+ RX X
Pendahuluan
Objek dan Elemen
1
2
Dalam memilih elemen (joint, frame, area, solid), SAP2000 menyediakan beberapa cara
berikut :
Untuk cara no.2 (windowing), elemen yang akan dipilih dilingkupi dengan cara klik kiri
tombol mouse lalu ditahan dan geser (drag) sampai terbentuk kotak garis putus-putus
yang akan melingkupi elemen dimaksud lalu dilepas. Perlu diperhatikan bahwa arah
melingkupi memberikan hasil berbeda :
1. Windowing dari kiri ke kanan akan memilih elemen yang dilingkupi kotak saja
2. Windowing dari kanan ke kiri akan memilih semua elemen yang terkena kotak
Sedangkan untuk cara no.3 (lewat menu Select > Select > ...), dapat dipilih elemen yang
tertentu saja, misal berdasar jenis elemen, tipe penampang, group tertentu, nomor/label
elemen, dll. Untuk beberapa jenis pilihan tertentu, ada toolbar yang tersedia :
Pendahuluan
(a) Kiri ke Kanan (b) Kanan ke Kiri
Selanjutnya untuk proses assignment atau pemberian properties tertentu pada elemen,
misal penggantian tipe penampang, pemasukan beban pada titik nodal atau pada batang,
dll. urutannya adalah :
Dengan demikian, misal untuk mengganti tipe tumpuan nodal, maka yang harus dilakukan
adalah memilih joint yang dimaksud dahulu, kemudian mengganti jenis restraint lewat
menu Assign > Joint > Restraints dan memilih jenis tumpuan yang sesuai.
Pembebanan
1. Load Case
Merupakan tipe beban yang akan dimasukkan dan dianalisis dalam model, misalnya
beban mati, beban hidup, beban angin, dll.
2. Function
Input berupa masukan data grafik atau data hubungan fungsi antara beberapa hal,
terutama untuk tipe beban non-statik, misal fungsi grafik akselerogram untuk input
beban gempa time history.
3. Analysis Case
Jenis analisis untuk tipe beban yang telah dimasukkan sebelumnya dalam Load
Case, diantaranya adalah jenis analisis beban statik, analisis response spectrum,
analisis time history, dll.
4. Load Combination
Kombinasi pembebanan dari beberapa tipe beban yang telah didefinisikan
sebelumnya dilakukan pada tahap ini, dengan memberikan faktor pengali yang
sesuai untuk masing-masing tipe beban dan metode kombinasi.
Pendahuluan
Analisis SAP2000
Dalam melakukan analisis (dan juga tahap desain bila diperlukan), SAP2000 secara
otomatis akan membuat beberapa file yang diperlukan yang jumlahnya bisa sangat
banyak, terutama untuk analisis tingkat lanjut (dinamik / non-linier). Ukuran file baik input
maupun output juga tergantung dari kerumitan model dan analisis yang dilakukan.
File input model SAP2000 adalah berekstensi *.sdb, sedangkan input dalam bentuk teks
bisa dilihat pada file berekstensi *.$2k. Untuk file output SAP2000akan menciptakan
beberapa file tambahan yang akan diperlukan untuk menampilkan output hasil analisis.
Pendahuluan
I
RANGKA BATANG
(TRUSS)
2D / 3D
1
Sebuah jembatan rangka batang bentang 25 m memiliki data struktur seperti berikut ini :
5m
Z
5x5m
W W W W W
W W W W
Beban angin :
PW = 5 kN
Baja profil :
Batang atas : 2L 90x90x9
Batang bawah : 2L 90x90x9
Batang diagonal : 2L 80x80x8
Batang pengaku : L 70x70x7
Mutu bahan :
Baja profil : BJ-37 ; f y = 240 MPa ; f u = 370 MPa
MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan di atas dengan tinjauan
secara 2 (dua) dimensi untuk salah satu truss.
A. INPUT MODEL
- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Grid Only
Grid Spacing :
- X direction : 2,5 (desimal dengan titik / koma perhatikan default !)
- Y direction : 1
- Z direction : 5
- Klik OK
Kembali pada kotak dialog Frame Properties klik Add Copy of Property…
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang profil yang
akan digambar pada bagian Section
- Klik pada titik-titik grid bagian atas mulai grid kedua dari kiri sejarak 2 grid teruskan
sampai titik grid kedua dari kanan dengan profil 2L 90x90x9 untuk menggambar
batang atas
- Klik pada titik-titik grid bagian bawah mulai grid paling kiri sejarak 2 grid teruskan
sampai titik grid paling kanan dengan profil 2L 90x90x9 untuk menggambar batang
bawah
- Ganti penampang pada Section, lalu klik pada titik-titik grid bagian sesuai posisinya
dengan profil 2L 80x80x8 untuk menggambar batang diagonal
Klik OK lagi
- Pada bagian Loads isikan -10 pada Force Global Z (beban mati 10 kN arah ke
bawah)
- Klik OK
- Pada kotak dialog Joint Forces ganti Load Case Name menjadi LIVE
- Bagian Loads isikan -8 pada Force Global Z (beban hidup 8 kN arah ke bawah)
- Klik OK
- Pada kotak dialog Joint Forces ganti Load Case Name menjadi WIND
- Bagian Loads isikan 5 pada Force Global X (beban angin 5 kN arah ke kanan) dan
nol pada Force Global Z
- Klik OK
Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :
Aktifkan kotak Start dan End untuk Moment 33 (Major) pada kotak dialog yang
muncul lalu klik OK.
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now
Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum /setelah analisis.
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)
Toolbar :
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial)
- Klik OK
MODEL SAP 3D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan dengan tinjauan secara 3
(tiga) dimensi, di mana model 2D yang sudah dibuat akan dimanfaatkan untuk membuat
model portal secara keseluruhan.
5m
Z
5x5m
A. INPUT MODEL
Shortcut : F12
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Catatan :
Setiap selesai melakukan analisis dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock,
untuk mengubah model lakukan perintah yang sama namun analisis harus diulang
lagi nantinya.
3. Melakukan replikasi :
Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :
Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…
Pada kotak dialog Frame Properties pilih klik Add New Property…
- Pada kotak dialog selanjutnya pilih Steel pada isian Frame Section Property Type
(penampang baja)
- Pada tombol di bawahnya klik Angle
Klik pada tombol atau sampai tertampil bidang Z=5 (puncak jembatan),
lalu untuk memudahkan menentukan lokasi titik sambungan, maka sebaiknya
ditampilkan letak joint.
View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :
Pada kotak dialog yang muncul, non-aktfikan pilihan Invisible pada bagian Joints, lalu
klik OK
Toolbar :
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang pengaku
L70x70x7 pada Section
- Klik pada titik-titik grid bagian atas sesuai posisinya untuk menggambar batang-
batang pengaku baik yang lurus maupun yang miring
- Klik kanan setelah selesai menggambar atau akan mengganti menggambar batang
lainnya
Klik lagi tombol atau sampai tertampil bidang Z=0 (dasar jembatan)
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang pengaku
L70x70x7 pada Section
- Klik pada titik-titik grid bagian bawah sesuai posisinya untuk menggambar batang-
batang pengaku baik yang lurus maupun yang miring
- Klik kanan setelah selesai menggambar atau akan mengganti menggambar batang
lainnya
Pilih semua batang ikatan angin (atas dan bawah) diagonal saja (biarkan batang
pengaku yang lurus)
Aktifkan kotak Start dan End untuk Moment 22 (Minor) pada kotak dialog yang
muncul lalu klik OK.
B. DATA OUTPUT
Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat dan klik OK
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut
Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat dan klik OK
Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat; pada
Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial); dan klik OK
Shortcut : Ctrl+P
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Shortcut : Ctrl+G
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
Shortcut : Shift+F12
Data tabel yang telah ditampilkan dapat dirubah tampilannya (misal ditampilkan data
tertentu saja, dirubah satuannya, dll.). Pada kotak dialog yang muncul setelah
langkah Show Analysis Results Tables, pilih/klik menu Format-Filter-Sort. Pilih menu
Format Table… untuk melakukan perubahan format tampilan data; Filter Table…
untuk melakukan penyaringan data; Sort Table… untuk melakukan pengurutan data.
Pada kotak dialog Modify/Show Database Table Format, bisa dilakukan perubahan
yang diinginkan, dan juga format tersebut dapat disimpan untukdipanggil kembali
nantinya.
Data tabel yang telah ditampilkan dapat dipindah (diekspor) dalam bentuk file teks
ataupun Excell guna diolah lebih lanjut. Pada kotak dialog yang muncul setelah
langkah Show Analysis Results Tables, pada menu File ada beberapa pilihan untuk
mengekspor sebagian atau seluruh tabel data ke teks atau Excell. Untuk
menampilkan tipe output yang diinginkan pilih tipe data yang sesuai pada kotak di
sebelah kanan atas.
Struktur rangka jembatan pada contoh soal model truss 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (respons spectrum).
Gedung terletak pada Wilayah Gempa 3 di atas tanah kategori keras, dengan grafik
Respons Spektrum Gempa Rencana seperti gambar di atas.
Grafik Respon Spektrum, Wilayah Gempa 3, jenis tanah sedang (digunakan grafik bagian
tengah).
MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan di atas dengan tinjauan
pembebanan gempa dinamik spektrum respon (modifikasi file lama).
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
T C
0,0 0,14
0,4 0,14
0,6 0,10
1,0 0,10
Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.
- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Pada isian Multiplier isikan nilai 1
- Klik Add
- Pada isian Load pilih LIVE
- Pada isian Multiplier isikan nilai 1 lalu klik Add
- Klik OK
7. Melakukan analisis :
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, pada bagian atas layar yang
aktif dapat terlihat waktu getar alami struktur untuk mode tersebut.
Toolbar :
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Toolbar :
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK
Shortcut : Ctrl+P
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Shortcut : Ctrl+G
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
Sebuah bangunan gedung 3 lantai memiliki data-data struktur seperti berikut ini :
3,5
4,5
+ 7.50
3,5
+ 4.00
4,5
_ 0.00
+
Y 4 4 4 Z
4,5 4,5
X Y
DENAH TAMPAK SAMPING
t
Dimensi elemen struktur :
Balok (h/b) : 40/30 h hc
Kolom (h c /b c ) : 40/40
b bc
Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa
Baja tulangan : f y = 390 MPa (φ ≥ 12 mm) dan 240 MPa (φ < 12 mm)
Pelimpahan beban dari pelat lantai ke balok-balok untuk masing-masing portal dapat
diuraikan sebagai berikut :
A B A
C w w w 2w 2w 2w
w w w 2w 2w 2w
A B
D
w w 2w 2w
2
w w 2w 2w
2
C
2 0,5 2
C D
Beban luasan :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5 x 24 = 12 kg/m2
2
Spesi (tebal 2 cm) = 2 x 21 = 42 kg/m
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05 x 1600 = 80 kg/m2
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
QD = 422 kg/m2 (beban mati)
Q L = 250 kg/m2 (beban hidup)
Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tepi (portal A dan C) :
w D = 422 . 2 = 844 kg/m = 8,44 kN/m (beban mati)
w L = 250 . 2 = 500 kg/m = 5,0 kN/m (beban hidup)
Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tengah (portal B dan D) :
2.w D = 2 . 844 kg/m = 1688 kg/m = 16,88 kN/m (beban mati)
2.w L = 2 . 500 kg/m = 1000 kg/m = 10,0 kN/m (beban hidup)
MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan secara 2 (dua)
dimensi pada portal tengah (portal B).
A. INPUT MODEL
- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol 2D Frame
Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…
Mengisi data dengan satuan yang berbeda dari default secara langsung :
- Pada isian f’c isikan 30mpa dan tekan ENTER
Klik OK lagi
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
MODEL SAP 3D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan secara 3 (tiga)
dimensi, di mana model 2D yang sudah dibuat akan dimanfaatkan untuk membuat model
portal secara keseluruhan.
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.
Pilih semua elemen portal 2D yang ada dan ubah dahulu satuan ke kN, m
Pilih kembali semua elemen portal (portal 2D yang asli bukan hasil replicate)
Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…
Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju salah satu bidang
portal tepi
Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif
Klik lagi tombol atau untuk menuju bidang portal tepi lainnya
Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif, lalu masukkan
pembebanan seperti sebelumnya
Untuk merubah view ke satu bidang tertentu (misal YZ) dapat juga dilakukan dengan
Toolbar lalu klik atau untuk menuju bidang sebelah mana yang
ditampakkan
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang balok pada
Section
Klik pada grid tempat balok arah Y untuk lantai 2,3 dan atap; tekan ESC setelah
selesai
Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif (X = -6)
Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif
Pilih semua elemen balok lanta 2,3 dan ringbalk (pada bidang X = -6)
Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju salah satu bidang
portal tengah (X = -2 dan X = 2)
Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif
Klik lagi tombol atau untuk menuju bidang portal tengah lainnya
Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif, lalu masukkan
pembebanan seperti sebelumnya
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser
- Klik OK
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (respons spectrum).
Wilayah Gempa 4
1,00
0,85
0,85
C= ( tanah lunak )
T
0,70
0,42
C= ( tanah sedang )
T
C (x 9,81 m/detik )
2
0,60
0,30
C= ( tanah keras )
T
0,34
0,28
0,24
0,00
0,0 0,2 0,5 0,6 1,0 2,0 3,0
T (detik)
Gedung terletak pada Wilayah Gempa 4 (sesuai ketentuan SNI 03-1726-2002) di atas
tanah kategori sedang, dengan grafik Respons Spektrum Gempa Rencana seperti
gambar di atas.
Fungsi gedung sebagai gedung perkantoran (kategori gedung umum), dan sistem gedung
dirancang menggunakan sistem daktilitas penuh.
Pembebanan gempa dihitung sebagai kombinasi dari gempa pada arah sumbu lemah
bangunan (sumbu-Y) sebesar 100% dan tegak lurus (sumbu-X) sebesar 30%.
Grafik Respon Spektrum, Wilayah Gempa 4, jenis tanah sedang (digunakan grafik bagian
tengah).
Sistem daktilitas penuh ; nilai faktor reduksi gempa (R) sebesar 8,5.
Lantai 2 :
Beban mati :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5.0,24.12.9 = 12,96 kN
Spesi (tebal 2 cm) = 2.0,21.12.9 = 45,36 kN
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05.16.12.9 = 86,40 kN
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12.24.12.9 = 311,04 kN
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(4/2+3,5/2).24 = 14,40 kN
Dinding = (4/2+3,5/2).2.(12+9).2,50 = 393,75 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD =1080,34 kN
Beban hidup :
P L = 2,50.12.9 = 270 kN
Lantai 3 :
Beban mati :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5.0,24.12.9 = 12,96 kN
Spesi (tebal 2 cm) = 2.0,21.12.9 = 45,36 kN
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05.16.12.9 = 86,40 kN
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12.24.12.9 = 311,04 kN
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(3,5/2+3,5/2).24 = 13,44 kN
Dinding = (3,5/2+3,5/2).2.(12+9).2,50 = 367,50 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD =1053,13 kN
Beban hidup :
P L = 2,50.12.9 = 270 kN
Lantai Atap :
Beban mati :
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(3,5/2).24 = 6,72 kN
Dinding = (3,5/2).2.(12+9).2,50 = 183,75 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD = 406,90 kN
Berat total lantai atap :
P A = 406,90 kN
Berat total :
MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan pembebanan
gempa dinamik spektrum respon (modifikasi file lama).
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.
T C
0,0 0,28
0,2 0,70
0,6 0,70
0,7 0,42/0,7 <enter> *
0,8 0,42/0,8 <enter> *
0,9 0,42/0,9 <enter> *
1,0 0,42/1,0 <enter> *
1,1 0,42/1,1 <enter> *
1,2 0,42/1,2 <enter> *
dst dst
* Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.
Pada bagian Number of Modes isian Maximum Number of Modes masukkan nilai 9,
yaitu jumlah derajat kebebasan dikalikan jumlah lantai. Lantai diasumsikan rigid/kaku
sehingga pergerakan semua titik pada lantai dianggap sama, yang akan didefinisikan
berikutya. Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.
Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…
Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).
Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).
Pilih semua elemen pada lantai 2 dengan cara windowing denah lantai.
Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.
Pilih semua elemen pada lantai 3 dengan cara windowing denah lantai.
Pada kotak dialog pada Choose Constraint Type for Add pilih Diaphragm lalu klik
tombol Add New Constraint...
Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.
Pilih semua elemen pada lantai atap dengan cara windowing denah lantai.
Pada kotak dialog pada Choose Constraint Type for Add pilih Diaphragm lalu klik
tombol Add New Constraint...
Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.
Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).
Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai
- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai 2 yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 137,649
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai 2
pada Rotation about 3 nilai 20750,587
- Klik OK
Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai
- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai 3 yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 134,862
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai 3
pada Rotation about 3 nilai 20330,447
- Klik OK
Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai
- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai atap yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 41,4781
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai atap
pada Rotation about 3 nilai 6252,824
- Klik OK
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, pada bagian atas layar yang
aktif dapat terlihat waktu getar alami struktur untuk mode tersebut.
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Shortcut : Ctrl+P
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Shortcut : Ctrl+G
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
ANALISIS DINAMIK
(TIME HISTORY)
Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (time history) dengan memakai data rekaman
gempa.
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.
Toolbar :
Pada kotak dialog selanjutnya klik tombol Browse… lalu cari file data rekaman gempa
misal nama file ELCENTRO (lazimnya di C:\Program Files\Computers and
Structures\Functions, tipe data pilih All Files), pilih dan klik Open.
- Setelah file dibuka, klik pada isian Number of Points per Line dan isikan nilai 3 (satu
baris data berisi 3 pasangan data)
- Pada Values are pilih Time and Function Value (data berupa catatan pasangan
data waktu dan nilai percepatan gempa)
- Nama fungsi bisa diubah pada Function Name.
Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.
6. Melakukan analisis :
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu).
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :
Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function
- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Joint
Disps/Forces
- Klik tombol Add Plot Function
- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint yang
dimonitor (dalam contoh ini 20)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama
- Pada kotak dialog pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih
Joint52
- Klik Add->
- Klik tombol Display
Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 20 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.
Sebuah tangki penyimpanan minyak memiliki data struktur seperti berikut ini :
10
15°
10
Y Z
X X
P1
P2
P3
P4
P
Mutu bahan :
Baja : BJ-41 ; f y = 250 MPa ; f u = 410 MPa
Tebal dinding : t = 20 mm
MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur tangki penyimpan di atas.
A. INPUT MODEL
- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Shells
Setelah bentuk kubah tampil di layar, agar garis grid tidak mengganggu, non-aktifkan
lewat View > Show Grid atau tekan tombol F7.
Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :
Catatan :
arah panah yang ditunjukkan pada model ke arah dalam memang tidak sesuai dengan
arah pembebanan.
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now
Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum memulai analisis.
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah, namun bila
belum tampak klik tombol Display Graph. Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.
- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK
7. Melakukan analisis :
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now
B. DATA OUTPUT
Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component Type pilih Forces untuk melihat gaya dan Stresses untuk
menampilkan tegangan
- Pilih tipe gaya yang akan dilihat pada Component (untuk Forces F = gaya, M =
momen, V = gaya geser)
- Klik OK
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.
Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :
Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function
- Pada Joint ID isikan nomor joint yang dimonitor (dalam contoh ini 25)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama
- Pada pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih Joint25
- Klik Add->
- Klik tombol Display (ubah pula Axis Range Override untuk skala garis sumbu bila
perlu).
Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 25 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.
Untuk respon lainnya juga dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan
penyesuaian pada pilihan options yang ingin ditampilkan.
Catatan :
View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :
Pada kotak dialog aktifkan kotak Labels pada kolom Joints lalu klik OK
Jika ukuran angka pada tampilan terlalu kecil atau besar, ukuran dapat dirubah lewat
cara berikut :
Perbesar / perkecil nilai pada isian Minimum Graphic Font Size lalu klik OK untuk
melihat efeknya.
Sebuah bangunan gedung 3 lantai memiliki data-data struktur seperti berikut ini
(model sama seperti pada contoh Frame 2D/3D dengan tambahan dinding geser) :
Dinding 3,5
4,5 Geser
P2
3,5
4,5 P1
Y 4 4 4 Z
4,5 4,5
X Y
DENAH TAMPAK SAMPING
(portal tepi)
t
Dimensi elemen struktur :
Balok (h/b) : 35/20 h hc
Kolom (h c /b c ) : 30/30
Dinding geser (t) : 20 cm
b bc
Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa
Baja tulangan : f y = 390 MPa (φ ≥ 12 mm) dan 240 MPa (φ < 12 mm)
MODEL SAP
Model SAP untuk gedung di atas akan diambil sama dari model untuk bahasan Frame
2D/3D, yang selanjutnya akan dilakukan modifikasi seperlunya berupa penambahan
elemen dinding geser dan beban horizontal statik. Untuk hal-hal lainnya mengacu pada
bahasan Frame 2D/3D.
A. INPUT MODEL
- Klik pada nama file gedung frame 2D/3D yang pernah dibuat terdahulu
- Klik Open
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.
Klik pada nama elemen balok pada Properties lalu klik Modify/Show Property…
- Pada isian Dimensions ganti t3 = 0.35 (m, h = 35 cm) dan t2 = 0.2 (m, b = 20 cm)
- Klik OK
Klik pada nama elemen kolom pada Properties lalu klik Modify/Show Property
- Pada isian Dimensions ganti t3 = 0.3 (m, h = 30 cm) dan t2 = 0.3 (m, b = 30 cm)
- Klik OK lalu OK lagi
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang area yang
akan digambar pada Property
- Pada bentang pertama (bentang sebelah kiri pada bidang YZ) klik pada joint
pertemuan balok-kolom lalu geser diagonal ke joint lain dan klik lagi untuk
menggambar dinding geser pada satu lantai, ulangi lagi untuk lantai-lantai lainnya.
- Klik tombol Esc pada keyboard setelah selesai menggambar
Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju bidang portal tepi
lainnya pada koordinat X = 6
Gambarkan juga elemen dinding geser pada bentang kedua (bentang sebelah kanan
pada bidang YZ) sesuai dengan gambar denah seperti cara sebelumnya
X=-6 X=6
- Pilih DEAD pada Case Name dan isikan 1,2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name dan isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih E pada Case Name dan isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali
Klik pada joint tepi lantai dua pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya
X=-6 X=6
Klik pada joint tepi lantai tiga pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya
Klik pada joint tepi lantai atap pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe output yang akan dilihat pada Component Type (gaya resultan/tegangan)
- Rincian jenis output pada Component (pilihan pada bagian ini tergantung pada
Componen TYpe)
- Klik OK
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
T F (kN)
0,0 0
0,2 500
0,4 500
0,6 0
Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.
Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.
- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Iisian Load pilih LIVE
- isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK
- Pada kotak dialog Joint Forces bagian Loads isikan 1 pada Force Global Y (beban
tumbukan arah sumbu lemah gedung)
- Klik OK
9. Melakukan analisis :
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now
B. DATA OUTPUT
Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :
Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function
- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Joint
Disps/Forces
- Klik tombol Add Plot Function
- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint tempat
tumbukan (dalam contoh ini 43)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama
- Pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih Joint43
- Klik Add->
- Klik tombol Display
Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 43 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.
Untuk respon lainnya (percepatan, gaya, reaksi, dll.) dan untuk arah lainnya juga
dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan penyesuaian pada pilihan options
yang ingin ditampilkan.
Catatan :
Untuk menampilkan data nomor label joint dengan cepat pada layar tampilan model
struktur klik kanan pada joint yang dimaksud.
10
7,5
Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa
MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur bendungan seperti di atas dengan
tinjauan secara 2 (dua) dimensi dengan elemen plane strain.
A. INPUT MODEL
- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Grid Only
Toolbar :
Toolbar :
Klik tombol Add New Material…
Pada kotak dialog berikutnya (Material Property Data) :
- Beri nama bahan pada isian Material Name
- Material Type pilih Concrete
3
- Pada isian Weight per unit Volume isikan 24 (kN/m , berat jenis beton)
- Pada isian Modulus of Elasticity isikan 25742960,202 (kN/m2 , E = 4700.√f c ’ MPa)
- Poisson’s Ratio isikan 0.2
- Coeff of Thermal Expansion isikan nol (tidak ada analisis beban temperatur)
- Pada isian f’c isikan 30000 (kN/m2 = 30 MPa)
- Klik OK
- Klik OK lagi
Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang area yang
akan digambar pada Property
- Klik pada titik-titik grid pojok kiri bawah lalu bawa kursor ke pojok kiri atas dan klik,
seterusnya ke kanan dan bawah sampai terbentuk model sesuai gambar, lalu tekan
Enter.
- Klik tombol Esc pada keyboard setelah selesai menggambar
Klik atau pilih elemen area yang baru saja selesai digambarkan
Misal jika elemen dibagi tiap 4 pias maka pada kotak dialog Divide Selected Areas
isikan Along Edge from Point 1 to 2 dengan isian angka 4 dan Along Edge from Point
1 to 3 dengan isian angka 4 juga, lalu klik OK.
Pilih tumpuan jepit (tombol paling kiri) pada Fast Restraints lalu klik OK
Pada kotak dialog yang muncul ubah nama pada isian lalu klik Change Pattern Name
dan klik OK.
Pilih joint-joint paling kiri kecuali joint paling atas dengan diklik atau windowing
- Pada kotak dialog yang muncul isikan pada Constant C nilai -100/7,5 lalu tekan
enter (akan berubah menjadi -13,333…)
- Pada Constant D nilai 100 yang totalnya akan memberikan distribusi tekanan air
segitiga, lalu klik OK.
100 100
7,5
7,5 m
100
100
-100/7,5
100
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now
Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum memulai analisis.
B. DATA OUTPUT
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Toolbar :
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe tegangan yang akan dilihat pada Component (S11,S22,S33 = tegangan
lentur , S12 = tegangan geser)
- Klik OK
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.
Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK
Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save
ANALISIS DINAMIK
(TIME HISTORY)
Struktur bendungan tinjauan 2D pada contoh soal model plane strain (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (time history) dengan memakai data rekaman
gempa.
A. INPUT MODEL
Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.
Pada kotak dialog selanjutnya klik tombol Browse… lalu cari file data rekaman gempa
misal nama file ELCENTRO, pilih dan klik Open.
- Setelah file dibuka, klik pada isian Number of Points per Line dan isikan nilai 3 (satu
baris data berisi 3 pasangan data)
- Pada Values are pilih Time and Function Value (data berupa catatan pasangan
data waktu dan nilai percepatan gempa)
- Nama fungsi bisa diubah pada Function Name
Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.
- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK
7. Melakukan analisis :
- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now
B. DATA OUTPUT
Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.
Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.
Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :
Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function
- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Shell
Forces/Stresses
- Klik tombol Add Plot Function
- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint selain
tumpuan (misal untuk contoh ini 1)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama
- Pada kotak dialog pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih
Joint1
- Klik Add->
- Klik tombol Display
Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 1 terhadap waktu. Hasil juga
bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai klik
OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.
Untuk respon lainnya (percepatan, gaya, reaksi, dll.) dan untuk arah lainnya juga
dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan penyesuaian pada pilihan options
yang ingin ditampilkan.
Catatan :
Untuk menampilkan data nomor label joint untuk model struktur :
View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :
Pada kotak dialog aktifkan kotak Labels pada kolom Joints lalu klik OK
Setelah selesai dilakukan input model, material, penampang, dan pembebanan dan
kemudian analisis struktur untuk mendapatkan respon lendutan dan gaya-gaya batang,
selanjutya dapat dilakukan cek / desain penampang yang digunakan dalam mendukung
beban-beban yang bekerja.
Untuk contoh pertama akan disajikan desain penampang baja dengan contoh dari model
rangka 2D yang pernah dibuat sebelumnya.
Ganti / pilih peraturan pada baris Design Code (misal AASHTO Steel 04) lalu klik OK
Pada kotak dialog kombinasi yang akan dipakai adalah yang tercantum dalam Design
Combos (kotak sebelah kanan), sedangkan kombinasi yang tersedia adalah pada List of
Combos (kotak sebelah kiri) yang juga bisa ditambahkan ke kotak kanan.
Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kiri ke kanan, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kiri lalu klik Add-> .
136
Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kanan ke kiri, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kanan lalu klik <-Remove.
Design > Steel Frame Design > Start Design / Check of Structure atau Toolbar :
Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar
137
Pada kotak dialog pilih pada Design Output pilihan P-M Ratio Colors & Values lalu OK
Pada layar akan tampak warna dan angka. Warna pada batang menunjukkan kisaran
tegangan sesuai warna yang ada di bawah layar, dan angka pada batang menunjukkan
nilai rasio tegangan batang.
Warna merah menunjukkan rasio tegangan yang melebihi tegangan ijin, sedangkan
warna biru bisa merupakan indikasi penampang yang kurang efisien, dan warna lainnya
menunjukkan profil yang aman mendukung beban yang bekerja.
138
6. Pemilihan penampang otomatis :
Dalam contoh awal penentuan batang yang dipakai untuk posisi tertentu dilakukan /
ditentukan secara manual, sehingga kemungkinan ada batang yang kurang besar atau
kurang efisien yang harus diganti secara manual jika tidak memenuhi.
139
Kemudian pada kotak List of Sections pilih semua penampang yang ada lalu klik Add->
sehingga penampang akan berpindah ke kotak kanan (Auto Selections), lalu klik OK, dan
klik OK lagi.
Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :
Pilih nama elemen Auto Selection (dalam contoh ini AUTO1) pada pilihan Properties dan
klik OK
140
8. Melakukan analisis :
Design > Steel Frame Design > Start Design / Check of Structure atau Toolbar :
Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar (berupa
tipe penampang hasil pilihan otomatis SAP2000)
Catatan :
Selain menggunakan profil / penampang yang sudah ada, dapat pula ditambahkan profil
lain / profil baru seperti waktu mendefinisikan profil baru di awal, lalu ditambahkan pada
profil Auto Select seperti pada langkah no. 5.
141
B. DESAIN PORTAL BETON
Untuk contoh kedua akan disajikan desain penampang beton bertulang dengan contoh dari
model portal 2D yang pernah dibuat sebelumnya.
Ganti / pilih peraturan pada baris Design Code (misal ACI 318-02) lalu klik OK
Pada kotak dialog kombinasi yang akan dipakai adalah yang tercantum dalam Design
Combos (kotak sebelah kanan), sedangkan kombinasi yang tersedia adalah pada List of
Combos (kotak sebelah kiri) yang juga bisa ditambahkan ke kotak kanan.
Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kiri ke kanan, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kiri lalu klik Add-> .
Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kanan ke kiri, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kanan lalu klik <-Remove.
Untuk contoh ini akan digunakan kombinasi seperti yang telah didefinisikan sebelumnya.
142
- Pada kotak kiri (List of Combos) pilih semua kombinasi yang akan diikutkan dalam
desain lalu klik Add->
- Pada kotak kanan (Design Combos) pilih kombinasi yang tidak ingin diikutkan dalam
desain lalu klik <-Remove
- Klik OK
Design > Concrete Frame Design > Start Design / Check of Structure
atau Toolbar :
Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar
143
Pada pilihan Design Output pilih misal Longitudinal Reinforcing untuk tampilan
penulangan lentur / tulangan utama, lalu klik OK
Pada layar akan tampak angka-angka, supaya lebih jelas ubah satuan di kanan bawah
layar ke N, mm sehingga angka tersebut (luas tulangan) adalah dalam mm2.
Pada kotak informasi yang muncul, angka pada kolom TOP STEEL dan BOTTOM
STEEL adalah luas tulangan pokok/lentur yang dibutuhkan (untuk contoh ini dalam mm2)
masing-masing untuk tulangan atas dan bawah balok.
Sedangkan pada kolom SHEAR STEEL tercantum nilai luas tulangan sengkang / begel
dalam per meter panjang balok yang diperlukan.
144
Klik kanan pada salah satu kolom untuk menampilkan detailnya.
Jika pada keterangan nilai tersebut tidak tercantum angka namun tercantum misal OS#2,
maka elemen tersebut tidak mampu mendukung beban (misal perlu perbesaran
penampang).
Selanjutnya bila akan dilakukan penggantian penampang elemen balok maupun kolom,
misal dengan elemen yang lebih besar jika elemen tidak kuat atau elemen yang lebih
kecil jika dirasa boros, caranya sama seperti mengganti penampang balok di awal.
145
ANALISIS PUSHOVER
Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
dilakukan analisis statik inelastik pushover. Analisis pushover merupakan analisis statis
non-linier dan digunakan pada perancangan gedung berbasis kinerja (performance based
design). Adapun nonlinieritas yang dimaksud di sini meliputi nonlinieritas pada material
atau bahan (material nonlinearity), di mana jika suatu bahan mengalami regangan di luar
batas proporsional, maka hubungan antara tegangan dan regangan tidak lagi linier,
contoh pada sendi-sendi plastis balok.
F5
Pada bangunan diberikan gaya lateral awal
pada tiap lantai (lihat gambar samping) dan
gaya tersebut secara bertahap dinaikkan terus
F4 menerus sampai struktur mencapai keruntuhan,
dengan respon struktur termonitor pada tiap
tahapan pembebanan.
F3
Dari analisis bisa didapatkan grafik hubungan
antara gaya geser dasar dengan simpangan
F2 pada titik berat distribusi gaya lateral seperti
gambar di bawah.
Vb
Vb
0,15 - 0,20 V b
0,75 V b
y u
146
A. INPUT MODEL
Shortcut : F12
Toolbar :
Toolbar :
Pada Loads isikan P pada Load Name; pilih LIVE pada OTHER lalu klik tombol Add
New Load dan klik OK
Shortcut : Ctrl+Shift+F1
Pada kotak dialog yang muncul pada bagian Joints aktifkan kotak Labels, klik OK.
147
Angka-angka yang tampil adalah nomor / label pada joint, perhatikan untuk joint pusat
massa lantai atap pada contoh ini adalah 52. Nomor ini nanti akan menjadi input joint
yang digunakan untuk monitoring displacement analisis pushover.
Toolbar :
148
149
- Pada Other Parameters klik tombol Modify/Show… pada bagian Load Application
- Pada kotak dialog berikutnya, untuk Load Application pilih Displacement Control,
untuk Control Displacement pilih Use Monitored Displacement dan isikan nilai 0,5
(target displacement sebesar 0,5 m), dan untuk Monitored Displacement pada DOF
pilih U2 dan nomor joint isikan 52, lalu klik OK.
- Kembali ke kotak dialog Analysis Case Data, pada Other Parameters klik tombol
Modify/Show… pada bagian Result Saved
- Pada kotak dialog berikutnya pilih Multiple States pada Results Saved dan klik OK.
- Kembali ke kotak dialog Analysis Case Data, pada Other Parameters klik tombol
Modify/Show… pada bagian Nonlinear Parameters
150
- Pada kotak dialog berikutnya bisa diubah parameter-parameter nonlinier yang
dibutuhkan jika kurang sesuai, lalu klik OK
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai
Pilih Default-M3 pada Defined Hinge Props lalu klik tombol Define New Property...
Untuk melihat / mengubah properties dari sendi plastis pada balok yang
dimungkinkan terjadi aktifkan kotak Moment M3 pada kolom Hinge Type, non-aktifkan
kotak Default lalu klik Modify/Show
Pada kotak dialog yang muncul bisa disesuaikan nilai-nilai parameter yang
dibutuhkan, jika selesai klik OK lalu klik OK lagi untuk kembali ke kotak dialog Define
Frame Hinge Properties
151
Pilih Default-M3 pada Defined Hinge Props lalu klik tombol Define New Property...
152
Untuk melihat / mengubah properties dari sendi plastis pada balok yang
dimungkinkan terjadi aktifkan kotak P-M2-M3 pada kolom Hinge Type, non-aktifkan
kotak Default lalu klik Modify/Show
Pada kotak dialog yang muncul bisa disesuaikan nilai-nilai parameter yang
dibutuhkan, jika selesai klik OK lalu klik OK lagi untuk kembali ke kotak dialog Define
Frame Hinge Properties dan klik OK untuk menutup kotak dialog
Shortcut : Ctrl+Shift+F1
Klik tombol menuju ke lantai atap, pilih semua elemen balok lantai atap
Pada kotak dialog yang muncul pada Hinge Property pilih Deafult-M3, pada Relative
Distance isikan 0 lalu klik Add, ulangi pada Relative Distance isikan 1 lalu klik Add
(sendi plastis ada pada ujung-ujung balok). Setelah selesai klik OK.
153
9. Penempatan sendi plastis pada kolom :
Shortcut : Ctrl+Shift+F1
Klik tombol menuju ke portal tengah, pilih semua elemen kolom lantai 1
Klik tombol menuju ke portal tepi, pilih semua elemen kolom lantai 1
Pada kotak dialog yang muncul pada Hinge Property pilih Deafult-PMM, pada
Relative Distance isikan 0 lalu klik Add (sendi plastis ada pada ujung bawah kolom).
Setelah selesai klik OK.
154
10. Pembebanan statik pushover :
Shortcut : Ctrl+Shift+F1
Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN, m, C), dan pada Force
Global Y isikan 4, lalu klik OK
155
Klik tombol menuju ke lantai 3, pilih semua joint tepi
Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN m, C), dan pada Force
Global Y isikan 8, lalu klik OK
Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN m, C), dan pada Force
Global Y isikan 12, lalu klik OK
Shortcut : F5 Toolbar :
156
B. DATA OUTPUT
Shortcut : F6 Toolbar :
Pada Case/Combo Name pilih tipe beban hasil analisis pushover. Pada bagian
Multivalued Options pilih Step dan isian bisa diisi sesuai tahapan analisis (dari step
0/awal sampai keruntuhan struktur). Bila telah selesai klik OK.
Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, dapat terlihat tahapan
pembentukan sendi plastis sesuai fase masing-masing. Warna-warna mengacu pada
skala di bawah layar (B-IO-LS-CP dst.) dan grafik di atas.
157
2. Menampilkan grafik pushover :
Toolbar :
Pada Static Nonlinear Case pilih tipe beban hasil analisis pushover, pada Plot Type
pilih Resultant Base Shear vs Monitored Displacement lalu klik tombol Display.
Untuk menampilkan grafik spektrum kapasitas pada Plot Type pilih Capacity
Spectrum lalu klik tombol Display.
158
Untuk menampilkan tabel hasil analisis pushover, masih pada kotak dialog Pushover
Curve yang tertampil, pada Plot Type pilih Resultant Base Shear vs Monitored
Displacement lalu klik menu File lalu pilih Display Tables.
Pada kotak table yang tampil, dapat dilihat pembentukan sendi plastis pada tiap
tahapan pembebanan. Tabel kemudian dapat diprint atau disimpan dalam bentuk file
teks lewat menu File.
159