Anda di halaman 1dari 182

MODUL SHORT COURSE

Oleh :
Ir. Iman Satyarno, M.E., Ph.D.
Purbolaras Nawangalam, S.T., M.Eng.

LABORATORIUM KOMPUTASI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2009
DAFTAR ISI

BAB I Rangka Batang (Truss) 2D / 3D .................................. 1


Analisis Statik ............................................................... 1
Analisis Dinamik (Response Spectrum) ........................ 25

BAB II Rangka Portal (Frame) 2D / 3D ................................... 32


Analisis Statik ............................................................... 32
Analisis Dinamik (Response Spectrum) ........................ 51
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 64

BAB III Elemen Cangkang (Shell) 3D ..................................... 72


Analisis Statik ............................................................... 72
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 85

BAB IV Elemen Tegangan Bidang (Plane Stress) 2D ............ 94


Analisis Statik ............................................................... 94
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 105

BAB V Elemen Regangan Bidang (Plane Strain) 2D ............ 114


Analisis Statik ............................................................... 114
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 127

Lampiran ..................................................................... 136


Desain Rangka Baja ..................................................... 136
Desain Portal Beton ...................................................... 142
Analisis Pushover ......................................................... 146
DAFTAR ISI

BAB I Rangka Batang (Truss) 2D / 3D .................................. 1


Analisis Statik ............................................................... 1
Analisis Dinamik (Response Spectrum) ........................ 25

BAB II Rangka Portal (Frame) 2D / 3D ................................... 32


Analisis Statik ............................................................... 32
Analisis Dinamik (Response Spectrum) ........................ 51
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 64

BAB III Elemen Cangkang (Shell) 3D ..................................... 72


Analisis Statik ............................................................... 72
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 85

BAB IV Elemen Tegangan Bidang (Plane Stress) 2D ............ 94


Analisis Statik ............................................................... 94
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 105

BAB V Elemen Regangan Bidang (Plane Strain) 2D ............ 114


Analisis Statik ............................................................... 114
Analisis Dinamik (Time History) .................................... 127
PENDAHULUAN
SEKILAS MENGENAI SAP2000

Seri Program SAP merupakan salah satu program analisis dan perancangan struktur yang
telah dipakai secara luas di seluruh dunia, di mana program ini adalah hasil penelitian dan
pengembangan oleh tim dari University of California, Berkeley di bawah pimpinan Prof.
Edward L. Wilson selama lebih dari 25 tahun.
Peluncuran program pertama kali sejak tahun 1970, dengan versi awal merupakan program
berbasis teks (DOS). Input dimasukkan lewat teks dengan format tertentu yang kemudian
dianalisis dan bisa ditampilkan hasilnya ataupun dilakukan pemeriksaan model struktur baik
dalam bentuk teks maupun grafis, walau demikian perubahan terhadap model tetap harus
dilakukan pada teks input data, tidak langsung pada tampilan grafisnya.
Setelah versi SAP90, mulai dipasarkan versi SAP2000 yang sudah berbasis grafis dan
beroperasi dalam sistem Windows. Dengan sistem yang sudah berbasis grafis ini maka
proses pembuatan model, pemeriksaan, tampilan hasil sampai pada perancangan dapat
dilakukan secara interaktif langsung terhadap gambar model di layar, walaupun versi ini juga
bisa menerima input data teks. Kepraktisan tersebut membuat SAP2000 menjadi lebih
familier dan user-friendly bagi penggunanya, di samping beberapa fasilitas yang akan
dijelaskan kemudian.

Gambar 1. Tampilan Layar SAP2000

FASILITAS SAP2000

• Model, Analisis & Desain


Untuk kemudahan penggunaan, terutama bagi pengguna yang sudah mahir, selain
membuat model dari awal, SAP2000 telah menyediakan beberapa variasi template (model
siap pakai) jenis (tipe) struktur misalnya simple beam sederhana, truss jembatan 2 dimensi,
tower rangka 3D, portal 2D/3D, portal dengan pengaku, dinding, dan masih banyak lagi,
seperti yang tampak pada Gambar 2. Pengguna selanjutnya tinggal memodifikasi seperlunya
sehingga proses analisis dan desain dapat lebih cepat dilakukan.

Pendahuluan
Gambar 2. Berbagai Jenis PilihanStruktur dalam SAP2000
Dalam SAP2000, proses analisis dan desain dapat dilakukan langsung dalam satu program
yang terintegrasi sehingga memudahkan pekerjaan. Setelah analisis selesai dilakukan dan
didapat hasil yang benar selanjutnya dapat langsung dilakukan desain struktur untuk
memperoleh dimensi profil atau tulangan baja yang mencukupi. Analisis ulang dan redesain
juga dapat dengan cepat dan mudah dilakukan kembali.

Gambar 3. Contoh Hasil Desain Struktur dalam SAP2000

• Tampilan Nyata
Model struktur pada SAP2000 dapat diidealisasikan dalam berbagai macam elemen, antara
lain elemen joint (titik), frame (batang), shell (pelat), sampai pada elemen solid (pias elemen
3 dimensi untuk pemodelan elemen hingga / finite element), sebagai aktualisasi elemen
sebenarnya. Misalnya balok dan kolom pada bangunan bertingkat dimodelkan sebagai
elemen frame, pelat jembatan atau dinding geser sebagai shell, tubuh bendungan dibagi-
bagi dalam pias-pias kecil elemen solid, dan lain-lain.

a) Tampilan Default b) Tampilan Shade Objects


Gambar 4. Hasil Tampilan Fasilitas Extrude View pada SAP2000

Pendahuluan
• Pengolahan Input / Output
Setelah selesai dilakukan analisis dengan sukses maka selanjutnya dapat ditampilkan hasil
analisis secara visual antara lain deformasi (perubahan bentuk / lendutan) serta gaya-gaya
dalam (momen, geser, aksial) pada struktur. Hasil analisis ini dapat juga diketahui nilainya
secara aktual dan interaktif langsung pada tampilan yang ada di layar. Output tersebut juga
bisa ditransfer dalam bentuk laporan seperti tabel ataupun teks, seperti yang akan dijelaskan
lebih lanjut berikutnya. Selain itu, dapat dibuat juga gambar tampilan input/output tanpa
harus memakai program lainnya lewat menu Capture Picture untuk kemudian diolah lebih
lanjut, seperti yang digunakan penulis dalam membuat gambar-gambar dalam buku ini; juga
bahkan rekaman animasi video output tertentu, misal gerakan deformasi atau tahapan
defleksi struktur akibat pembebanan bertahap.

klik kanan
pada joint

Gambar 5. Tampilan Visual Output Deformasi Struktur

Gambar 6. Tampilan Visual Output Gaya Dalam pada Struktur

Gambar 7. Gambar Hasil Capture Layar Tampilan SAP2000

Pendahuluan
Gambar 8. Perekaman Video Hasil Output SAP2000

• Ekspor dan Impor Data


Seperti yang telah dijelaskan, hasil analisis juga dapat ditampilkan dalam bentuk teks
ataupun tabel yang selanjutnya dapat diolah menjadi bahan laporan ataupun untuk hitungan
lebih lanjut. Misalnya hasil analisis dapat ditampilkan dalam bentuk tabel data yang
selanjutnya dapat diekspor ke format Microsoft Excel.

Gambar 9. Fasilitas Ekspor Data SAP2000 ke MS Excel

Fasilitas impor data pun juga tersedia dalam SAP2000. SAP2000 mampu menerima data
dalam bermacam format, misal data teks input SAP90, input model SAP dari versi yang lebih
awal / lama, data Microsoft Excel, bahkan data dari gambar semacam AutoCAD (format
.dxf). Fasilitas pertukaran data antar format program ini akan sangat terasa manfaatnya
terutama pada model-model yang cukup rumit / kompleks.

Gambar 10. Impor Data AutoCAD ke SAP2000

Pendahuluan
PENGENALAN SAP2000
Sebelum memulai menggunakan program SAP2000, akan terlebih dahulu diberikan
pengenalan dan pemahaman mengenai program antara lain layar tampilan, perintah
(command) yang digunakan, sistem koordinat, sumbu global/lokal, derajat kebebasan,
objek atau elemen, pembebanan, dan analisis dalam SAP2000. Berbekal pemahaman
akan program tersebut selanjutnya pengguna dapat memakai program SAP2000 dengan
benar, baik dalam pemasukan input, analisis, maupun interpretasi output / hasil.

 Layar Tampilan SAP2000


1 2

5
7

8 9 10
Gambar 11. Layar Tampilan SAP2000

Keterangan :

A. Menu perintah
B. Tombol (toolbar)
C. Layar (window)
D. Elemen batang (frame)
E. Elemen tumpuan (restraint) dan joint
F. Indikator sumbu global (X-Y-Z)
G. Gridline (garis bantu)
H. Baris status
I. Indikator koordinat kursor
J. Indikator satuan yang digunakan

 Perintah dalam SAP2000

Dalam pemakaian program SAP2000, sebuah perintah (misal untuk menggambar batang
balok/kolom, mengganti jenis tumpuan, input data material / pembebanan, dll.) dapat
dilakukan lewat tiga cara :

Pendahuluan
1. Lewat menu yang ada (File, Edit, Define, dst.) dan sub-menu yang sesuai
2. Menggunakan tombol (toolbar) yang tampil pada layar sesuai perintahnya
3. Dengan shortcut yang biasanya berupa kombinasi tombol keyboard (Ctrl+A, F12, dll.)

Sebagai contoh, untuk memilih semua elemen dalam model yang ada, dapat dilakukan
dengan salah satu dari tiga cara berikut :

1. Lewat menu Select > Select > All


2. Menggunakan tombol (toolbar)
3. Dengan shortcut Ctrl+A

Untuk perintah-perintah yang lain ada yang bisa dilakukan dengan tiga cara tersebut,
namun ada juga perintah yang hanya bisa dilakukan dengan 2 atau 1 cara saja,
tergantung perintahnya. Pada umumnya, semua perintah bisa dilakukan lewat cara no.1
(melalui menu).

C D

Keterangan :

A. Menu perintah
B. Sub-menu perintah (perintah yang digunakan)
C. Gambar toolbar (tombol) yang sesuai
D. Shortcut tombol keyboard yang tersedia

 Sistem Koordinat

Dalam program SAP2000, disediakan 2 sistem koordinat yang bisa dipakai, yaitu :

1. Sistem koordinat Cartesian, berupa bidang ruang datar/kotak sumbu X-Y-Z


2. Sistem koordinat Cylindrical, berupa bidang ruang melingkar/silindris sumbu r-ɵ -Z

Pendahuluan
(a) Cartesian

(b) Cylindrical

Gambar 12. Sistem Koordinat

 Sumbu Global / Lokal

Pada program SAP2000 digunakan dua macam sumbu :

1. Sumbu Global, sebagai acuan pada keseluruhan model, X-Y-Z


2. Sumbu Lokal, acuan pada tiap elemen model (joint, batang, area), 1-2-3 : 1 = merah,
2 = putih, 3 = biru

Gambar 13. Contoh Sumbu Global X-Y-Z (untuk keseluruhan model)

Pendahuluan
Gambar 14. Contoh Sumbu Lokal 1-2-3 (pada tiap elemen)

Baik sumbu global maupun sumbu lokal mengikuti kaidah tangan kanan (right-handed
system) untuk penentuan arah sumbu-sumbunya sbb. :

1. Ibu jari : arah sumbu-X atau sumbu-1


2. Jari telunjuk : arah sumbu-Y atau sumbu-2
3. Jari tengah : arah sumbu-Z atau sumbu-3

 Derajat Kebebasan

Derajat kebebasan (Degree of Freedom, DOF) menyatakan jenis pergerakan pada model
struktur yang memungkinkan. Untuk memahami derajat kebebasan, sebelumnya perlu
diketahui jenis pergerakan yang ada dalam SAP2000, yaitu :

1. Translasi (U), gerakan perpindahan, sejajar dengan sumbu


2. Rotasi (R), gerakan putaran, memutari sumbu yang berkaitan

Sedangkan elemen arah yang ada dalam SAP2000 ada 3 (tiga) yaitu :

1. Arah sumbu - X
2. Arah sumbu - Y
3. Arah sumbu - Z

Untuk gerakan searah sumbu, memiliki nilai positif, sedangkan berlawanan sumbu
memiliki nilai negatif. Perlu diketahui pula, untuk rotasi dan momen juga mengikuti kaidah
tangan kanan, di mana ibu jari menunjuk arah sumbu, dan empat jari lain menunjukkan
arah putaran rotasi / momen.

+ UZ

Z
Z

Y + RZ
+ UY Y Sumbu
+ RY

X + UX Putaran
+ RX X

(a) Translasi (b) Rotasi (c) Arah Putaran

Gambar 15. Derajat Kebebasan

Pendahuluan
 Objek dan Elemen

Elemen dasar yang digunakan untuk pemodelan dalam SAP2000 adalah :

1. Joint (titik nodal), berupa elemen titik / nodal


2. Frame (batang), berupa elemen garis (1D)
3. Area, merupakan elemen luasan (2D)
4. Solid, merupakan elemen ruang (3D)

1
2

Gambar 16. Elemen dalam SAP2000

 Pemilihan Elemen dan Assignment

Dalam memilih elemen (joint, frame, area, solid), SAP2000 menyediakan beberapa cara
berikut :

1. Klik atau pilih langsung pada elemen yang diinginkan


2. Cara windowing (melingkupi elemen yang dimaksud)
3. Lewat menu Select, atau untuk beberapa jenis pilihan tersedia toolbar

Untuk cara no.2 (windowing), elemen yang akan dipilih dilingkupi dengan cara klik kiri
tombol mouse lalu ditahan dan geser (drag) sampai terbentuk kotak garis putus-putus
yang akan melingkupi elemen dimaksud lalu dilepas. Perlu diperhatikan bahwa arah
melingkupi memberikan hasil berbeda :

1. Windowing dari kiri ke kanan akan memilih elemen yang dilingkupi kotak saja
2. Windowing dari kanan ke kiri akan memilih semua elemen yang terkena kotak

Sedangkan untuk cara no.3 (lewat menu Select > Select > ...), dapat dipilih elemen yang
tertentu saja, misal berdasar jenis elemen, tipe penampang, group tertentu, nomor/label
elemen, dll. Untuk beberapa jenis pilihan tertentu, ada toolbar yang tersedia :

1. Untuk memilih seluruh elemen :

2. Untuk memilih elemen terakhir yang telah dipilih sebelumnya :

3. Untuk menghilangkan pilihan : (atau tekan Esc pada keyboard)

Pendahuluan
(a) Kiri ke Kanan (b) Kanan ke Kiri

Gambar 17. Pemilihan Elemen dengan windowing

Selanjutnya untuk proses assignment atau pemberian properties tertentu pada elemen,
misal penggantian tipe penampang, pemasukan beban pada titik nodal atau pada batang,
dll. urutannya adalah :

1. Pemilihan elemen yang dimaksud (dengan metode yang diingikan)


2. Assignment pada elemen yang dimaksud

Dengan demikian, misal untuk mengganti tipe tumpuan nodal, maka yang harus dilakukan
adalah memilih joint yang dimaksud dahulu, kemudian mengganti jenis restraint lewat
menu Assign > Joint > Restraints dan memilih jenis tumpuan yang sesuai.

 Pembebanan

Dalam SAP2000, menyangkut pembebanan, perlu dipahami beberapa istilah berikut :

1. Load Case
Merupakan tipe beban yang akan dimasukkan dan dianalisis dalam model, misalnya
beban mati, beban hidup, beban angin, dll.

2. Function
Input berupa masukan data grafik atau data hubungan fungsi antara beberapa hal,
terutama untuk tipe beban non-statik, misal fungsi grafik akselerogram untuk input
beban gempa time history.

3. Analysis Case
Jenis analisis untuk tipe beban yang telah dimasukkan sebelumnya dalam Load
Case, diantaranya adalah jenis analisis beban statik, analisis response spectrum,
analisis time history, dll.

4. Load Combination
Kombinasi pembebanan dari beberapa tipe beban yang telah didefinisikan
sebelumnya dilakukan pada tahap ini, dengan memberikan faktor pengali yang
sesuai untuk masing-masing tipe beban dan metode kombinasi.

Pendahuluan
 Analisis SAP2000

Dalam melakukan analisis (dan juga tahap desain bila diperlukan), SAP2000 secara
otomatis akan membuat beberapa file yang diperlukan yang jumlahnya bisa sangat
banyak, terutama untuk analisis tingkat lanjut (dinamik / non-linier). Ukuran file baik input
maupun output juga tergantung dari kerumitan model dan analisis yang dilakukan.

File input model SAP2000 adalah berekstensi *.sdb, sedangkan input dalam bentuk teks
bisa dilihat pada file berekstensi *.$2k. Untuk file output SAP2000akan menciptakan
beberapa file tambahan yang akan diperlukan untuk menampilkan output hasil analisis.

Gambar 18. Contoh File Analisis SAP2000

Pendahuluan
I
RANGKA BATANG
(TRUSS)
2D / 3D
1

TRUSS 2D/3D – ANALISIS STATIK

Sebuah jembatan rangka batang bentang 25 m memiliki data struktur seperti berikut ini :

 Denah & ukuran :

5m

Z
5x5m

W W W W W

D,L D,L D,L D,L

W W W W

Beban mati (pelat jembatan + finishing) :


PD = 10 kN

Beban hidup (kendaraan) :


PL = 8 kN

Beban angin :
PW = 5 kN

 Baja profil :
Batang atas : 2L 90x90x9
Batang bawah : 2L 90x90x9
Batang diagonal : 2L 80x80x8
Batang pengaku : L 70x70x7

 Mutu bahan :
Baja profil : BJ-37 ; f y = 240 MPa ; f u = 370 MPa

MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan di atas dengan tinjauan
secara 2 (dua) dimensi untuk salah satu truss.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru :

File > New Model… atau Shortcut : Ctrl+N atau Toolbar :

BAB I - Truss 2D/3D


2

- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Grid Only

Pada kotak dialog berikutnya (Quick Grid Lines) :

Number of Grid Lines :


- X direction : 11
- Y direction : 1
- Z direction : 2

Grid Spacing :
- X direction : 2,5 (desimal dengan titik / koma perhatikan default !)
- Y direction : 1
- Z direction : 5
- Klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


3

2. Mengubah tampilan ke bidang XZ :

View > Set 2D View… atau Shortcut : Ctrl+Shift+F1 atau Toolbar :

- Klik X-Z Plane


- Klik OK

3. Mendefinisikan tipe bahan :

Define > Materials… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Material…


Pada kotak dialog berikutnya (Material Property Data) :
- Beri nama bahan pada isian Material Name
- Material Type pilih Steel
- Pada isian Fy dan Fye isikan 240000 (kN/m2 = 240 MPa)
- Pada isian Fu dan Fue isikan 370000 (kN/m2 = 370 MPa)
- Pada isian Weight per unit Volume isikan 78,5 (kN/m3 , berat jenis baja)
- Pada isian Modulus of Elasticity isikan 2,1e8 (2,1.108 kN/m2 = 2,1.105 MPa)
- Poisson’s Ratio isikan 0.3
- Coeff of Thermal Expansion isikan nol (tidak ada analisis beban temperatur)
- Klik OK
- Klik OK lagi

BAB I - Truss 2D/3D


4

4. Mendefinisikan penampang elemen struktur :

Define > Frame Sections… atau Toolbar :

Pada kotak dialog Frame Properties klik Add New Property…

Pada kotak dialog selanjutnya (Add Frame Section Property) :


- Pilih Steel pada isian Frame Section Property Type (penampang baja)
- Pada tombol di bawahnya klik Double Angle

BAB I - Truss 2D/3D


5

Pada kotak dialog berikutnya (Double Angle Section) :


- Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen balok
- Pilih material yang sesuai pada pilihan Material
- Pertama akan didefinisikan profil 2L80x80x8. Pada isian Dimensions isikan :
t3 = 0.08 (m, tinggi profil = 80 mm)
t2 = 0.168 (m, 2x lebar profil + pelat 8 mm = 2x0,08 + 0,008 )
tf = 0.008 (m, tebal profil bagian sayap = 8 mm)
tw = 0.008 (m, tebal profil bagian badan = 8 mm)
dis = 0.008 (m, tebal pelat penyambung diambil = 8 mm)
- Klik OK

Kembali pada kotak dialog Frame Properties klik Add Copy of Property…

Pada kotak dialog berikutnya (Double Angle Section) :


- Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen balok
- Pilih material yang sesuai pada pilihan Material
- Untuk profil 2L90x90x9, pada isian Dimensions isikan :
t3 = 0.09 (m, tinggi profil = 90 mm)

BAB I - Truss 2D/3D


6

t2 = 0.188 (m, 2x lebar profil + pelat 8 mm = 2x0,09 + 0,008 )


tf = 0.009 (m, tebal profil bagian sayap = 9 mm)
tw = 0.009 (m, tebal profil bagian badan = 9 mm)
dis = 0.008 (m, tebal pelat penyambung diambil = 8 mm)
- Klik OK
- Klik OK lagi

5. Menggambar model struktur :

Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang profil yang
akan digambar pada bagian Section

- Klik pada titik-titik grid bagian atas mulai grid kedua dari kiri sejarak 2 grid teruskan
sampai titik grid kedua dari kanan dengan profil 2L 90x90x9 untuk menggambar
batang atas

- Klik kanan setelah selesai menggambar

- Klik pada titik-titik grid bagian bawah mulai grid paling kiri sejarak 2 grid teruskan
sampai titik grid paling kanan dengan profil 2L 90x90x9 untuk menggambar batang
bawah

- Klik kanan setelah selesai menggambar

- Ganti penampang pada Section, lalu klik pada titik-titik grid bagian sesuai posisinya
dengan profil 2L 80x80x8 untuk menggambar batang diagonal

- Klik tombol Esc pada keyboard setelah selesai menggambar

Profil 2L 90x90x9 Profil 2L 80x80x8

6. Mengganti tipe tumpuan struktur (sendi-rol) :

Klik/pilih pada joint bawah paling kiri

Assign > Joint > Restraints… atau Toolbar :

Pilih tumpuan sendi (tombol kedua dari kiri) lalu klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


7

Klik/pilih pada joint bawah paling kanan

Assign > Joint > Restraints… atau Toolbar :

Pilih tumpuan rol (tombol kedua dari kanan) lalu klik OK

7. Mendefinisikan tipe beban :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan LIVE pada Load Name


- Pilih LIVE pada Type
- Klik tombol Add New Load.
- Isikan lagi WIND pada Load Name
- Pilih WIND pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

8. Mendefinisikan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

BAB I - Truss 2D/3D


8

Klik tombol Add New Combo…

- Pada Response Combination Data pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1.2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1.6 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK

Klik lagi tombol Add New Combo…

- Pada Response Combination Data pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1.2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih WIND pada Case Name
- Isikan 1.3 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK

Klik OK lagi

9. Mengaplikasikan pembebanan pada struktur :

Klik pada joint-joint bawah (tidak termasuk joint tumpuan)

Assign > Joint Loads > Forces… atau Toolbar :

- Pada bagian Loads isikan -10 pada Force Global Z (beban mati 10 kN arah ke
bawah)
- Klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


9

Klik lagi pada joint-joint bawah tadi atau klik tombol

- Pada kotak dialog Joint Forces ganti Load Case Name menjadi LIVE
- Bagian Loads isikan -8 pada Force Global Z (beban hidup 8 kN arah ke bawah)
- Klik OK

Selanjutnya klik pada semua joint selain joint tumpuan

Assign > Joint Loads > Forces… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Joint Forces ganti Load Case Name menjadi WIND
- Bagian Loads isikan 5 pada Force Global X (beban angin 5 kN arah ke kanan) dan
nol pada Force Global Z
- Klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


10

10. Mendefinisikan batang-batang jembatan sebagai elemen truss (ujung sendi) :

Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :

Assign > Frame > Releases/Partial Fixity... atau Toolbar :

Aktifkan kotak Start dan End untuk Moment 33 (Major) pada kotak dialog yang
muncul lalu klik OK.

11. Menentukan tipe analisis struktur (truss 2D) :

Analyze > Set Analysis Options…

- Klik tombol Plane Frame


- Nonaktifkan RY pada Available DOFs
- Klik OK

12. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now

BAB I - Truss 2D/3D


11

Save file ke folder (beri nama file) sebelum analisis dimulai


Klik OK setelah selesai analisis

Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum /setelah analisis.

BAB I - Truss 2D/3D


12

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Non-aktifkan Cubic Curve (karena elemen truss)
- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints…

Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Pada Type pilih Reactions
- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB I - Truss 2D/3D


13

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

BAB I - Truss 2D/3D


14

BAB I - Truss 2D/3D


15

MODEL SAP 3D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan dengan tinjauan secara 3
(tiga) dimensi, di mana model 2D yang sudah dibuat akan dimanfaatkan untuk membuat
model portal secara keseluruhan.

5m

Z
5x5m

Ikatan angin atas

Ikatan angin bawah

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As…

Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


16

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

Catatan :
Setiap selesai melakukan analisis dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock,
untuk mengubah model lakukan perintah yang sama namun analisis harus diulang
lagi nantinya.

3. Melakukan replikasi :

Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :

Ubah dahulu satuan ke kN, m (bila belum sesuai)

Edit > Replicate… atau Shortcut : Ctrl+R atau Toolbar :

Pada Increments isikan dy = 5 (m, jarak antar truss) dan klik OK

4. Menambah garis grid bantu :

Define > Coordinate Systems/Grids… atau :

Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…

Klik tombol Modify/Show System…

Pada kotak dialog berikutnya :


- Pada Bagian Y Grid Data isikan 5 di bawah ordinat yang sudah ada
- Klik OK
- Klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


17

5. Mengubah view ke bidang XY :

View > Set 2D View… atau Shortcut : Ctrl+Shift+F1 atau Toolbar :

- Klik X-Y Plane


- Klik OK

6. Mendefinisikan penampang elemen batang pengaku :

Define > Frame Sections… atau Toolbar :

Pada kotak dialog Frame Properties pilih klik Add New Property…

- Pada kotak dialog selanjutnya pilih Steel pada isian Frame Section Property Type
(penampang baja)
- Pada tombol di bawahnya klik Angle

BAB I - Truss 2D/3D


18

Pada kotak dialog berikutnya (Angle Section) :


- Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen balok
- Pilih material yang sesuai pada pilihan Material
- Untuk profil L70x70x7, pada isian Dimensions isikan :
t3 = 0.07 (m, tinggi profil = 70 mm)
t2 = 0.07 (m, lebar profil = 70 mm)
tf = 0.007 (m, tebal profil bagian sayap = 7 mm)
tw = 0.007 (m, tebal profil bagian badan = 7 mm)
- Klik OK

7. Menggambar batang pengaku (ikatan angin) :

Klik pada tombol atau sampai tertampil bidang Z=5 (puncak jembatan),
lalu untuk memudahkan menentukan lokasi titik sambungan, maka sebaiknya
ditampilkan letak joint.

View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :

BAB I - Truss 2D/3D


19

Pada kotak dialog yang muncul, non-aktfikan pilihan Invisible pada bagian Joints, lalu
klik OK

Draw > Draw Frame/Cable/Tendon

Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang pengaku
L70x70x7 pada Section

- Klik pada titik-titik grid bagian atas sesuai posisinya untuk menggambar batang-
batang pengaku baik yang lurus maupun yang miring

- Klik kanan setelah selesai menggambar atau akan mengganti menggambar batang
lainnya

Klik lagi tombol atau sampai tertampil bidang Z=0 (dasar jembatan)

Draw > Draw Frame/Cable/Tendon atau Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang pengaku
L70x70x7 pada Section

- Klik pada titik-titik grid bagian bawah sesuai posisinya untuk menggambar batang-
batang pengaku baik yang lurus maupun yang miring

- Klik kanan setelah selesai menggambar atau akan mengganti menggambar batang
lainnya

BAB I - Truss 2D/3D


20

8. Mendefinisikan batang-batang pengaku diagonal dengan ujung sendi :

Pilih semua batang ikatan angin (atas dan bawah) diagonal saja (biarkan batang
pengaku yang lurus)

Assign > Frame > Releases/Partial Fixity... atau Toolbar :

Aktifkan kotak Start dan End untuk Moment 22 (Minor) pada kotak dialog yang
muncul lalu klik OK.

9. Menentukan tipe analisis struktur (truss 3D) :

Analyze > Set Analysis Options…

Klik tombol Space Truss dan klik OK

10. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis ; Klik OK setelah selesai analisis

BAB I - Truss 2D/3D


21

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape…

Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat dan klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints…

Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat dan klik OK

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables…

Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat; pada
Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial); dan klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics…

Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics…

Shortcut : Ctrl+G

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

- Entire Screen (Ctrl+Shift+E) : seluruh layar monitor


- SAP2000 Main Window (Ctrl+Shift+M) : layar tampilan SAP2000 saja
- Current Window w/ Titlebar (Ctrl+Shift+W) : layar yang aktif saja dengan Titlebar
- Current Window w/o Titlebar (Ctrl+Shift+O) : layar yang aktif saja tanpa Titlebar
- User Region in Current Window (Ctrl+Shift+U) : daerah capture ditentukan sendiri

BAB I - Truss 2D/3D


22

C. PENGOLAHAN DATA OUTPUT

1. Menampilkan data/tabel hasil analisis :

Display > Show Tables…

Shortcut : Shift+F12

Pada kotak dialog berikutnya :


- Pada ANALYSIS RESULTS pilih tipe output yang akan dilihat (reaksi tumpuan,
gaya batang, dll.); Untuk menampilkan pilihan klik tanda + di depan nama. Untuk
menampilkan Load Case tertentu saja klik tombol Select Analysis Case; pilih Load
Case yang dimaksudkan (tekan Ctrl atau Shift untuk memilih lebih dari satu) lalu klik
OK
- Klik OK

2. Mengubah tampilan tabel data :

Data tabel yang telah ditampilkan dapat dirubah tampilannya (misal ditampilkan data
tertentu saja, dirubah satuannya, dll.). Pada kotak dialog yang muncul setelah
langkah Show Analysis Results Tables, pilih/klik menu Format-Filter-Sort. Pilih menu
Format Table… untuk melakukan perubahan format tampilan data; Filter Table…
untuk melakukan penyaringan data; Sort Table… untuk melakukan pengurutan data.
Pada kotak dialog Modify/Show Database Table Format, bisa dilakukan perubahan
yang diinginkan, dan juga format tersebut dapat disimpan untukdipanggil kembali
nantinya.

BAB I - Truss 2D/3D


23

3. Ekspor tabel data ke file :

Data tabel yang telah ditampilkan dapat dipindah (diekspor) dalam bentuk file teks
ataupun Excell guna diolah lebih lanjut. Pada kotak dialog yang muncul setelah
langkah Show Analysis Results Tables, pada menu File ada beberapa pilihan untuk
mengekspor sebagian atau seluruh tabel data ke teks atau Excell. Untuk
menampilkan tipe output yang diinginkan pilih tipe data yang sesuai pada kotak di
sebelah kanan atas.

BAB I - Truss 2D/3D


24

BAB I - Truss 2D/3D


25

TRUSS 3D – ANALISIS DINAMIK


(RESPONSE SPECTRUM)

Struktur rangka jembatan pada contoh soal model truss 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (respons spectrum).

 Data struktur dan pembebanan gempa :

Gedung terletak pada Wilayah Gempa 3 di atas tanah kategori keras, dengan grafik
Respons Spektrum Gempa Rencana seperti gambar di atas.

 Hitungan input pembebanan gempa :

Grafik Respon Spektrum, Wilayah Gempa 3, jenis tanah sedang (digunakan grafik bagian
tengah).

T = 0,0 detik ; C = 0,14 (g)


T = 0,4 detik ; C = 0,14 (g)
T = 0,6 detik ; C = 0,10 (g)
T > 0,6 detik ; C = 0,10 (g)

Jembatan permanen ; faktor keutamaan (I) diambil nilai 1,0.

Jembatan kelas B ; nilai faktor tipe bangunan (S) sebesar 1,0.

Faktor pengali : g . I . S = 9,81 . 1,0 . 1,0 = 1,154

BAB I - Truss 2D/3D


26

MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur jembatan di atas dengan tinjauan
pembebanan gempa dinamik spektrum respon (modifikasi file lama).

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Cari nama file lama dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

3. Memasukkan data spektrum respon :

Define > Functions > Response Spectrum… atau Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih User Spectrum


- Klik tombol Add New Function...

Pada kotak dialog berikutnya (Response Spectrum Function Definition) :


- Beri nama fungsi pada Function Name
- Pada Define Function isikan pasangan data antara T dan C sbb.: Period diisi nilai T
dan pada Acceleration isikan nilai faktor respon gempa C

T C
0,0 0,14
0,4 0,14
0,6 0,10
1,0 0,10

Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.

BAB I - Truss 2D/3D


27

Setelah selesai memasukkan data klik tombol OK, lalu OK lagi.

4. Mendefinisikan tipe analisis Spektrum Respons :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Response Spectrum
- Pada bagian Loads Apllied : pada Load Name pilih U1 (arah sumbu-X), pada
Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya, pada Scale Factor isikan
9,81, lalu klik Add.
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

BAB I - Truss 2D/3D


28

5. Menentukan massa struktur :

Define > Mass Source… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Pada isian Multiplier isikan nilai 1
- Klik Add
- Pada isian Load pilih LIVE
- Pada isian Multiplier isikan nilai 1 lalu klik Add
- Klik OK

BAB I - Truss 2D/3D


29

6. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pada Response Combination Data pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih RS (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

7. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pilih Case Name MODAL


- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal yang
diperlukan untuk analisis dinamik
- Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

BAB I - Truss 2D/3D


30

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan bentuk mode shape struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih MODAL


- Pada Multivalued Options masukkan mode shape yang ingin dilihat
- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, pada bagian atas layar yang
aktif dapat terlihat waktu getar alami struktur untuk mode tersebut.

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints…

Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Pada Type pilih Reactions
- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables…

Toolbar :

BAB I - Truss 2D/3D


31

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics…

Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics…

Shortcut : Ctrl+G

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

BAB I - Truss 2D/3D


II
RANGKA PORTAL
(FRAME)
2D / 3D
32

FRAME 2D/3D – ANALISIS STATIK

Sebuah bangunan gedung 3 lantai memiliki data-data struktur seperti berikut ini :

 Denah & ukuran :


+ 11.00

3,5
4,5
+ 7.50

3,5
+ 4.00
4,5

_ 0.00
+
Y 4 4 4 Z
4,5 4,5

X Y
DENAH TAMPAK SAMPING

t
 Dimensi elemen struktur :
Balok (h/b) : 40/30 h hc
Kolom (h c /b c ) : 40/40

b bc
 Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa
Baja tulangan : f y = 390 MPa (φ ≥ 12 mm) dan 240 MPa (φ < 12 mm)

Pelimpahan beban dari pelat lantai ke balok-balok untuk masing-masing portal dapat
diuraikan sebagai berikut :

A B A
C w w w 2w 2w 2w

w w w 2w 2w 2w

A B

D
w w 2w 2w
2
w w 2w 2w
2
C
2 0,5 2
C D

BAB II - Frame 2D/3D


33

 Beban luasan :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5 x 24 = 12 kg/m2
2
Spesi (tebal 2 cm) = 2 x 21 = 42 kg/m
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05 x 1600 = 80 kg/m2
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12 x 2400 = 288 kg/m2
QD = 422 kg/m2 (beban mati)
Q L = 250 kg/m2 (beban hidup)

(Sesuai Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah Dan Gedung 1987)

 Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tepi (portal A dan C) :
w D = 422 . 2 = 844 kg/m = 8,44 kN/m (beban mati)
w L = 250 . 2 = 500 kg/m = 5,0 kN/m (beban hidup)

 Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tengah (portal B dan D) :
2.w D = 2 . 844 kg/m = 1688 kg/m = 16,88 kN/m (beban mati)
2.w L = 2 . 500 kg/m = 1000 kg/m = 10,0 kN/m (beban hidup)

MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan secara 2 (dua)
dimensi pada portal tengah (portal B).

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru :

File > New Model… atau Shortcut : Ctrl+N atau Toolbar :

- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol 2D Frame

BAB II - Frame 2D/3D


34

Pada kotak dialog berikutnya (2D Frame) :


- Pada pilihan 2D Frame Type pilih Portal
- Number of Stories : 3
- Number of Bays : 3
- Story Height : 4
- Bay Width : 4
- Klik OK

2. Mengubah ketinggian antar lantai :

Define > Coordinate Systems/Grids… atau :

Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…

Klik tombol Modify/Show System…

Pada kotak dialog berikutnya (Coordinate/Grid System) :


- Pada bagian Z Grid Data kolom Ordinate isikan nilai 7,5 menggantikan nilai 8 (baris
3) dan nilai 11 menggantikan nilai 12 (baris 4)
- Klik option Glue to Grid Lines
- Klik OK
- Klik OK lagi

BAB II - Frame 2D/3D


35

3. Mendefinisikan tipe bahan :

Define > Materials… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Material…


Pada kotak dialog berikutnya (Material Property Data) :
- Beri nama bahan pada isian Material Name
- Material Type pilih Concrete
3
- Pada isian Weight per unit Volume isikan 24 (kN/m , berat jenis beton)
- Poisson’s Ratio isikan 0.2
- Coeff of Thermal Expansion isikan nol (tidak ada analisis beban temperatur)
- Pada isian Modulus of Elasticity isikan 25742960,202 (kN/m2 , E = 4700.√f c ’ MPa)
- Pada isian f’c isikan 30000 (kN/m2 = 30 MPa)
- Klik OK
- Klik OK lagi

Tips & Trik :

Mengisi data dengan satuan yang berbeda dari default secara langsung :
- Pada isian f’c isikan 30mpa dan tekan ENTER

Menggunakan buitl-in calculator untuk melakukan perhitungan :


- Pada isian Modulus of Elasticity tekan SHIFT pada keyboard dan klik dua kali
- Pada Calculator ganti satuan ke N, mm, C dan isikan 4700*sqr(30) lalu klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


36

4. Mendefinisikan penampang elemen struktur :

Define > Frame Sections… atau Toolbar :

Pada kotak dialog Frame Properties klik Add New Property…

- Pada Frame Section Property pilih Concrete


- Klik tombol Rectangular

Pada kotak dialog berikutnya (Rectangular Section) :


- Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen balok
- Pilih material yang sesuai pada pilihan Material
- Pada isian Dimensions isikan t3 = 0.4 (m, h = 40 cm) dan t2 = 0.3 (m, b = 30 cm)
- Klik tombol Reinforcement dan pilih Beam pada Design Type dan isikan 0.05 pada
Concrete Cover to Longitudinal Rebar Center; lalu klik OK (tebal selimut beton)
- Klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


37

Klik Add Copy of Property… pada kotak dialog Frame Properties

Pada kotak dialog berikutnya (Rectangular Section) :


- Beri nama penampang pada Section Name untuk elemen kolom
- Pilih material yang sesuai pada pilihan Material
- Pada isian Dimensions isikan t3 = 0.4 (m, h c = 40 cm) dan t2 = 0.4 (m, b c = 40 cm)
- Klik tombol Reinforcement dan pilih Column pada Design Type dan isikan 0.05
pada Clear Cover for Confinement Bars (tebal selimut beton); lalu klik OK
- Klik OK
- Klik OK

5. Mengganti penampang elemen struktur yang sudah dibuat :

Klik/pilih pada semua elemen balok

Assign > Frame > Frame Sections… atau Toolbar :

Pilih nama elemen balok pada pilihan Properties dan klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


38

Klik/pilih pada semua elemen kolom

Assign > Frame > Frame Sections… atau Toolbar :

Pilih nama elemen kolom pada pilihan Properties dan klik OK

6. Mengganti tipe tumpuan struktur menjadi tumpuan jepit :

Klik/pilih pada semua joint bawah (tumpuan)

Assign > Joint > Restraints… atau Toolbar :

Pilih tumpuan jepit (tombol paling kiri) lalu klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


39

7. Mendefinisikan tipe beban :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan LIVE pada Load Name


- Pilih LIVE pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

8. Mendefinisikan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1,4 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK

Klik lagi tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1,2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1,6 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK

Klik OK lagi

BAB II - Frame 2D/3D


40

9. Mengaplikasikan pembebanan pada struktur :

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3

Assign > Frame Loads > Distributed… atau Toolbar :

- Pada Load Case Name pilih DEAD


- Pada isian Trapezoidal Loads isikan (beban mati merata segitiga pada portal
tengah = 2.w D ) :
o Distance = 0 Load = 0
o Distance = 0,5 Load = 16,88
o Ganti juga Distance = 0,75 Load = 0 menjadi Distance = 1 Load = 0
o klik OK

Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih LIVE


- Pada isian Trapezoidal Loads isikan (beban hidup merata segitiga pada portal
tengah = 2.w L ) :
o Distance = 0,5 Load = 10
o Klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


41

Tips & Trik :

Mengisi data perhitungan secara langsung :


Pada isian Load isikan misalnya 8.44*2 dan tekan ENTER

10. Menentukan tipe analisis struktur (portal 2D) :

Analyze > Set Analysis Options…

- Klik tombol Plane Frame


- Klik OK

11. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pilih MODAL pada Case Name


- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now

Save file ke folder (beri nama file) sebelum analisis dimulai


Klik OK setelah selesai analisis

BAB II - Frame 2D/3D


42

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB II - Frame 2D/3D


43

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

BAB II - Frame 2D/3D


44

MODEL SAP 3D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan secara 3 (tiga)
dimensi, di mana model 2D yang sudah dibuat akan dimanfaatkan untuk membuat model
portal secara keseluruhan.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.

3. Melakukan replikasi portal :

Pilih semua elemen portal 2D yang ada dan ubah dahulu satuan ke kN, m

Edit > Replicate… atau Shortcut : Ctrl+R atau Toolbar :

Pada Increments isikan dy = 4,5 dan klik OK

Pilih kembali semua elemen portal (portal 2D yang asli bukan hasil replicate)

BAB II - Frame 2D/3D


45

Edit > Replicate… atau Shortcut : Ctrl+R atau Toolbar :


Pada Increments isikan dy = -4,5 dan klik OK

4. Menambah garis grid bantu :

Define > Coordinate Systems/Grids… atau :

Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…

Klik tombol Modify/Show System…

Pada kotak dialog berikutnya :


- Pada isian Y Grid Data tambahkan nilai -4,5 dan 4,5 pada kolom Ordinate
- Klik OK
- Klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


46

5. Mengganti beban pada balok tepi portal bidang XZ :

Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju salah satu bidang
portal tepi

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih DEAD


- Pada isian Trapezoidal Loads isikan :
o Distance = 0 Load = 0
o Distance = 0,5 Load = 8,44
o Distance = 1 Load = 0
o Ganti juga Distance = 0,75
o Klik OK

Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih LIVE


- Pada isian Trapezoidal Loads isikan :
o Distance = 0 Load = 0
o Distance = 0,5 Load = 5
o Distance = 1 Load = 0
o Klik OK

Klik lagi tombol atau untuk menuju bidang portal tepi lainnya

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif, lalu masukkan
pembebanan seperti sebelumnya

6. Mengubah view ke bidang YZ :

View > Set 2D View… atau Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada Y-Z Plane isi X = -6 dan klik OK

BAB II - Frame 2D/3D


47

Tips & Trik :

Untuk merubah view ke satu bidang tertentu (misal YZ) dapat juga dilakukan dengan

Toolbar lalu klik atau untuk menuju bidang sebelah mana yang
ditampakkan

7. Menggambar batang balok arah Y :

Draw > Quick Draw Frame/Cable/Tendon atau Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang balok pada
Section

Klik pada grid tempat balok arah Y untuk lantai 2,3 dan atap; tekan ESC setelah
selesai

8. Mengaplikasikan pembebanan pada struktur :

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif (X = -6)

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih DEAD


- Pada isian Trapezoidal Loads :
o Pilih Absolute Distance from End-I
o Isikan untuk Distance = 0 Load = 0
o Distance = 2 Load = 8,44
o Distance = 2,5 Load = 8,44
o Distance = 4,5 Load = 0
o Klik OK

Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif

BAB II - Frame 2D/3D


48

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih LIVE


- Pada isian Trapezoidal Loads :
o Pilih Absolute Distance from End-I
o Isikan untuk Distance = 0 Load = 0
o Distance = 2 Load = 5
o Distance = 2,5 Load = 5
o Distance = 4,5 Load = 0
o Klik OK

9. Melakukan replikasi balok arah Y :

Pilih semua elemen balok lanta 2,3 dan ringbalk (pada bidang X = -6)

Edit > Replicate…

- Pada Increments isikan dx = 4


- Pada Increment Data Number = 3
- Klik OK

10. Mengganti beban pada balok tengah portal bidang YZ :

Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju salah satu bidang
portal tengah (X = -2 dan X = 2)

BAB II - Frame 2D/3D


49

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih DEAD


- Pada isian Trapezoidal Loads :
o Pilih Absolute Distance from End-I
o Isikan untuk Distance = 0 Load = 0
o Distance = 2 Load = 8,44*2 ENTER
o Distance = 2,5 Load = 8,44*2 ENTER
o Distance = 4,5 Load = 0
o Klik OK

Klik/pilih kembali semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif

Assign > Frame Loads > Distributed…

- Pada Load Case Name pilih LIVE


- Pada isian Trapezoidal Loads :
o Pilih Absolute Distance from End-I
o Isikan untuk Distance = 0 Load = 0
o Distance = 2 Load = 5*2 ENTER
o Distance = 2,5 Load = 5*2 ENTER
o Distance = 4,5 Load = 0
o Klik OK

Klik lagi tombol atau untuk menuju bidang portal tengah lainnya

Klik/pilih semua balok lantai 2 dan 3 pada layar 2D yang aktif, lalu masukkan
pembebanan seperti sebelumnya

11. Menentukan tipe analisis struktur (portal 3D) :

Analyze > Set Analysis Options…

- Klik tombol Space Frame


- Klik OK

12. Melakukan analisis :

BAB II - Frame 2D/3D


50

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape…

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints…

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Klik OK

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables…

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics… atau Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics… atau Shortcut : Ctrl+G

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

- Entire Screen (Ctrl+Shift+E) : seluruh layar monitor


- SAP2000 Main Window (Ctrl+Shift+M) : layar tampilan SAP2000 saja
- Current Window w/ Titlebar (Ctrl+Shift+W) : layar yang aktif saja dengan Titlebar
- Current Window w/o Titlebar (Ctrl+Shift+O) : layar yang aktif saja tanpa Titlebar
- User Region in Current Window (Ctrl+Shift+U) : daerah capture ditentukan sendiri

BAB II - Frame 2D/3D


51

FRAME 3D – ANALISIS DINAMIK


(RESPONSE SPECTRUM)

Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (respons spectrum).

 Data struktur dan pembebanan gempa :

Wilayah Gempa 4

1,00

0,85
0,85
C= ( tanah lunak )
T
0,70
0,42
C= ( tanah sedang )
T
C (x 9,81 m/detik )
2

0,60
0,30
C= ( tanah keras )
T

0,34
0,28
0,24

0,00
0,0 0,2 0,5 0,6 1,0 2,0 3,0
T (detik)

Gedung terletak pada Wilayah Gempa 4 (sesuai ketentuan SNI 03-1726-2002) di atas
tanah kategori sedang, dengan grafik Respons Spektrum Gempa Rencana seperti
gambar di atas.

Fungsi gedung sebagai gedung perkantoran (kategori gedung umum), dan sistem gedung
dirancang menggunakan sistem daktilitas penuh.

Pembebanan gempa dihitung sebagai kombinasi dari gempa pada arah sumbu lemah
bangunan (sumbu-Y) sebesar 100% dan tegak lurus (sumbu-X) sebesar 30%.

 Hitungan input pembebanan gempa :

Grafik Respon Spektrum, Wilayah Gempa 4, jenis tanah sedang (digunakan grafik bagian
tengah).

T = 0,0 detik ; C = 0,28 (g)


T = 0,2 detik ; C = 0,70 (g)
T = 0,6 detik ; C = 0,70 (g)
T > 0,6 detik ; C = 0,42/T (g)

Fungsi gedung umum ; faktor keutamaan (I) diambil nilai 1,0.

Sistem daktilitas penuh ; nilai faktor reduksi gempa (R) sebesar 8,5.

Faktor pengali : g . I / R = 9,81 . 1,0 / 8,5 = 1,154

BAB II - Frame 2D/3D


52

Perhitungan berat total gedung (W t ) :

Lantai 2 :

 Beban mati :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5.0,24.12.9 = 12,96 kN
Spesi (tebal 2 cm) = 2.0,21.12.9 = 45,36 kN
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05.16.12.9 = 86,40 kN
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12.24.12.9 = 311,04 kN
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(4/2+3,5/2).24 = 14,40 kN
Dinding = (4/2+3,5/2).2.(12+9).2,50 = 393,75 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD =1080,34 kN
 Beban hidup :
P L = 2,50.12.9 = 270 kN

 Berat total lantai 2 :


P 2 = 1080,34+ 270 = 1350,34 kN

Lantai 3 :

 Beban mati :
Keramik (tebal 0,5 cm) = 0,5.0,24.12.9 = 12,96 kN
Spesi (tebal 2 cm) = 2.0,21.12.9 = 45,36 kN
Pasir (tebal 5 cm) = 0,05.16.12.9 = 86,40 kN
Pelat beton (tebal 12 cm) = 0,12.24.12.9 = 311,04 kN
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(3,5/2+3,5/2).24 = 13,44 kN
Dinding = (3,5/2+3,5/2).2.(12+9).2,50 = 367,50 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD =1053,13 kN
 Beban hidup :
P L = 2,50.12.9 = 270 kN

 Berat total lantai 3 :


P 3 = 1053,13 + 270 = 1323,13 kN

Lantai Atap :

 Beban mati :
Balok (30x40) = 0,3.(0,4-0.12).(12.3+9.4).24 = 196,99 kN
Kolom = 0,4.0,4.(3,5/2).24 = 6,72 kN
Dinding = (3,5/2).2.(12+9).2,50 = 183,75 kN
Plafond = 12.9.0,18 = 19,44 kN
PD = 406,90 kN
 Berat total lantai atap :
P A = 406,90 kN

Berat total :

Wt = 1350,34 + 1323,13 + 406,90


= 3080,37 kN

BAB II - Frame 2D/3D


53

Perhitungan massa translasi per lantai :


M t2 = 1350,34 / 9,81 = 137,649 kN.s2/m
M t3 = 1323,13 / 9,81 = 134,862 kN.s2/m
M tA = 406,90 / 9,81 = 41,4781 kN.s2/m

Perhitungan massa rotasi per lantai :


M r2 = 137,649.(122+92) / 12 = 20750,587 kN.s2m
M r3 = 134,862.(122+92) / 12 = 20330,447 kN.s2m
M rA = 41,4781.(122+92) / 12 = 6252,824 kN.s2m

MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk gedung di atas dengan tinjauan pembebanan
gempa dinamik spektrum respon (modifikasi file lama).

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.

3. Memasukkan data spektrum respon :

Define > Functions > Response Spectrum… atau Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih User Spectrum


- Klik tombol Add New Function...

BAB II - Frame 2D/3D


54

Pada kotak dialog berikutnya (Response Spectrum Function Definition) :


- Beri nama fungsi pada Function Name
- Pada Define Function isikan pasangan data antara T dan C sbb.: Period diisi nilai T
dan pada Acceleration isikan nilai faktor respon gempa C
(Kolom Acceleration diisikan nilai C saja, yang akan dikalikan kemudian dengan
faktor g pada hitungan selanjutnya)

T C
0,0 0,28
0,2 0,70
0,6 0,70
0,7 0,42/0,7 <enter> *
0,8 0,42/0,8 <enter> *
0,9 0,42/0,9 <enter> *
1,0 0,42/1,0 <enter> *
1,1 0,42/1,1 <enter> *
1,2 0,42/1,2 <enter> *
dst dst

* Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.

Setelah selesai memasukkan data klik tombol OK, lalu OK lagi.

BAB II - Frame 2D/3D


55

4. Mendefinisikan tipe analisis Spektrum Respons :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Response Spectrum
- Pada bagian Loads Apllied :
o Pada Load Name pilih U2 (arah sumbu-Y)
o Pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya
o Pada Scale Factor isikan 1,154, lalu klik Add
o Pada Load Name pilih U1 (arah sumbu-Y)
o Pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya
o Pada Scale Factor isikan 1,154*0,3 <enter>
o Klik Add
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

5. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1.2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih RS (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add dan klik OK 2 kali

BAB II - Frame 2D/3D


56

6. Menentukan analisis modal :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

Pilih MODAL pada Cases lalu klik tombol Modify/Show Case...

Pada bagian Number of Modes isian Maximum Number of Modes masukkan nilai 9,
yaitu jumlah derajat kebebasan dikalikan jumlah lantai. Lantai diasumsikan rigid/kaku
sehingga pergerakan semua titik pada lantai dianggap sama, yang akan didefinisikan
berikutya. Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.

BAB II - Frame 2D/3D


57

7. Menambahkan grid sebagai bantuan menempatkan pusat massa :

Define > Coordinate Systems/Grids… atau :

Shortcut : Klik 2 kali pada grid / klik kanan dan pilih Edit Grid Data…

Klik tombol Modify/Show System…


Pada kotak dialog berikutnya (Coordinate/Grid System) :
- Pada isian X Grid Data tambahkan nilai 0 pada kolom Ordinate
- Klik OK
- Klik OK lagi

BAB II - Frame 2D/3D


58

8. Menambahkan titik untuk penempatan pusat massa lantai :

Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).

Draw > Draw Special Joint atau Toolbar :

Klik pada titik tengah denah untuk menambahkan titik / point

Klik tombol atau untuk menuju lantai 3 (Z = 7,5).

Draw > Draw Special Joint

Klik pada titik tengah denah untuk menambahkan titik / point

Klik tombol atau untuk menuju lantai atap (Z = 11).

Draw > Draw Special Joint

Klik pada titik tengah denah untuk menambahkan titik / point

Tekan Esc pada keyboard setelah selesai menambahkan titik / point

9. Mendefinisikan lantai sebagai diafragma (constraint) :

Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).

Pilih semua elemen pada lantai 2 dengan cara windowing denah lantai.

BAB II - Frame 2D/3D


59

Assign > Joint > Constraint...

- Pada Choose Constraint Type for Add pilih Diaphragm


- Klik tombol Add New Constraint...

Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.

BAB II - Frame 2D/3D


60

Klik tombol atau untuk menuju lantai 3 (Z = 7,5).

Pilih semua elemen pada lantai 3 dengan cara windowing denah lantai.

Assign > Joint > Constraint...

Pada kotak dialog pada Choose Constraint Type for Add pilih Diaphragm lalu klik
tombol Add New Constraint...

Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.

Klik tombol atau untuk menuju lantai atap (Z = 11).

Pilih semua elemen pada lantai atap dengan cara windowing denah lantai.

Assign > Joint > Constraint...

Pada kotak dialog pada Choose Constraint Type for Add pilih Diaphragm lalu klik
tombol Add New Constraint...

Pada kotak dialog berikutnya klik Z pada Constraint Axis lalu klik OK 2 kali.

10. Memasukkan data massa lantai :

Klik tombol lalu klik tombol atau untuk menuju lantai 2 (Z = 4).

Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai

Assign > Joint > Masses... atau Toolbar :

BAB II - Frame 2D/3D


61

- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai 2 yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 137,649
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai 2
pada Rotation about 3 nilai 20750,587
- Klik OK

Klik tombol atau untuk menuju lantai 3 (Z = 7,5).

Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai

Assign > Joint > Masses...

- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai 3 yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 134,862
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai 3
pada Rotation about 3 nilai 20330,447
- Klik OK

Klik tombol atau untuk menuju lantai atap (Z = 11).

Klik pada titik tengah denah untuk memilih titik pusat massa lantai

Assign > Joint > Masses...

- Pada Masses in Local Direction isikan pada Direction 1 dan Direction 2 nilai massa
translasi lantai atap yang telah dihitung sebelumnya yaitu sebesar 41,4781
- Sedangkan pada Mom. of Inertia in Local Direction isikan massa rotasi lantai atap
pada Rotation about 3 nilai 6252,824
- Klik OK

11. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan bentuk mode shape struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih MODAL


- Pada Multivalued Options masukkan mode shape yang ingin dilihat
- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, pada bagian atas layar yang
aktif dapat terlihat waktu getar alami struktur untuk mode tersebut.

BAB II - Frame 2D/3D


62

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB II - Frame 2D/3D


63

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics…

Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics…

Shortcut : Ctrl+G

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

BAB II - Frame 2D/3D


64

ANALISIS DINAMIK
(TIME HISTORY)
Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (time history) dengan memakai data rekaman
gempa.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.

3. Memasukkan data rekaman riwayat waktu (time history) :

Define > Functions > Time History…

Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih Function from File


- Klik tombol Add New Function...

Pada kotak dialog selanjutnya klik tombol Browse… lalu cari file data rekaman gempa
misal nama file ELCENTRO (lazimnya di C:\Program Files\Computers and
Structures\Functions, tipe data pilih All Files), pilih dan klik Open.

BAB II - Frame 2D/3D


65

- Setelah file dibuka, klik pada isian Number of Points per Line dan isikan nilai 3 (satu
baris data berisi 3 pasangan data)
- Pada Values are pilih Time and Function Value (data berupa catatan pasangan
data waktu dan nilai percepatan gempa)
- Nama fungsi bisa diubah pada Function Name.

Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.

4. Mendefinisikan tipe analisis time history :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

BAB II - Frame 2D/3D


66

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Time History
- Pada bagian Loads Apllied :
o Pada Load Type pilih Accel (input percepatan) pada Load Name pilih U2 (arah
sumbu-Y, sumbu lemah yang rentan)
o Pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya
o Pada Scale Factor isikan 9,81 (percepatan gravitasi, kN/m2)
o Klik Add
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

5. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1.2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih TH (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

BAB II - Frame 2D/3D


67

6. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban time history


- Pada bagian Multivalued Options pilih Time dan isian bisa diisi sesuai waktu
tahapan analisis (dari 0 detik sampai waktu tertentu)
- Bila telah selesai klik OK.

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu).

BAB II - Frame 2D/3D


68

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB II - Frame 2D/3D


69

3. Menampilkan gaya-gaya batang :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Menampilkan grafik respon struktur :

Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :

Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function

- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Joint
Disps/Forces
- Klik tombol Add Plot Function

BAB II - Frame 2D/3D


70

- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint yang
dimonitor (dalam contoh ini 20)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama

BAB II - Frame 2D/3D


71

- Pada kotak dialog pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih
Joint52
- Klik Add->
- Klik tombol Display

BAB II - Frame 2D/3D


72

Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 20 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.

BAB II - Frame 2D/3D


III
ELEMEN CANGKANG
(SHELL)
3D
72

MODEL SHELL – ANALISIS STATIK

Sebuah tangki penyimpanan minyak memiliki data struktur seperti berikut ini :

 Denah & ukuran :

10

15°

10

Y Z

X X

P1

P2

P3

P4
P

Beban tekanan cairan (P) disederhanakan dalam pias-pias :


P1 = 2 kN/m2
P2 = 5 kN/m2
P3 = 8 kN/m2
P4 = 13 kN/m2

 Mutu bahan :
Baja : BJ-41 ; f y = 250 MPa ; f u = 410 MPa
Tebal dinding : t = 20 mm

BAB III - Shell


73

MODEL SAP
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur tangki penyimpan di atas.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru (bentuk kubah) :

File > New Model… atau Shortcut : Ctrl+N atau Toolbar :

- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Shells

Pada kotak dialog berikutnya (Shells) :


- Shell Type : pilih Spherical Dome
- Num. of Divisions, Angular : 16
- Num. of Divisions, Z : 8
- Radius, R : 10
- Roll Down Angle, T : 30
- Non-aktifkan pilihan Restraints
- Klik OK

BAB III - Shell


74

Setelah bentuk kubah tampil di layar, agar garis grid tidak mengganggu, non-aktifkan
lewat View > Show Grid atau tekan tombol F7.

2. Menggeser letak bentuk kubah ke atas :

Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :

Edit > Move atau Shortcut : Ctrl+M

Pada isian Delta Z isikan 10 lalu klik OK.

3. Menambahkan bentuk silinder :

Edit > Add to Model From Template… atau Shortcut : Ctrl+T

- Klik tombol Shells

- Shell Type : pilih Cylinder


- Num. of Divisions, Z : 4
- Num. of Divisions, Angular : 16
- Cylinder Height : 10
- Radius : 5
- Klik OK

BAB III - Shell


75

4. Mendefinisikan tipe bahan :

Define > Materials… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Material…


Pada kotak dialog berikutnya (Material Property Data) :
- Beri nama bahan pada isian Material Name
- Material Type pilih Steel
2
- Pada isian Fy dan Fye isikan 250000 (kN/m = 250 MPa)
- Pada isian Fu dan Fue isikan 410000 (kN/m2 = 410 MPa)
- Pada isian Weight per unit Volume isikan 78,5 (kN/m3 , berat jenis baja)
- Pada isian Modulus of Elasticity isikan 2,1e8 (2,1.108 kN/m2 = 2,1.105 MPa)
- Poisson’s Ratio isikan 0.3
- Coeff of Thermal Expansion isikan nol (tidak ada analisis beban temperatur)
- Klik OK, lalu klik OK lagi

BAB III - Shell


76

5. Mendefinisikan penampang elemen struktur (plat baja) :

Define > Area Sections… atau Toolbar :

Pada kotak dialog Area Sections klik Add New Section…

Pada kotak dialog berikutnya (Area Section) :


- Beri nama bahan pada isian Section Name
- Type pilih Shell - Thin
- Material Name sesuaikan dengan definisi material sebelumnya
- Pada Thickness isikan 0.02 (m = 20 mm)
- Klik OK
- Klik OK lagi

6. Mengganti tipe elemen struktur yang sudah dibuat :


Klik/pilih pada semua elemen

Assign > Area > Sections… atau Toolbar :

Pilih nama elemen pelat pada pilihan Sections dan klik OK

BAB III - Shell


77

7. Mendefinisikan tipe beban :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan P pada Load Name


- Pilih OTHER pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

8. Mendefinisikan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih P pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

BAB III - Shell


78

9. Mengubah view ke bidang YZ secara 3 dimensi :

View > Set 3D View… atau Shortcut : Shift+F3

Klik pada tombol xz , pada Apperture isikan 0 dan klik OK

10. Mengaplikasikan beban tekanan cairan pada struktur :

Lingkupi pias elemen paling bawah dengan cara windowing

Assign > Area Loads > Surface Pressure (All)…

BAB III - Shell


79

- Pada Load Case Name pilih P


- Pada Face pilih Bottom (bidang yang akan dibebani)
2
- Pada isian Pressure isikan 13 lalu klik OK (beban tekanan 13 kN/m )

Lingkupi pias elemen di elevasi berikutnya dengan cara windowing

Assign > Area Loads > Surface Pressure (All)…

- Pada Load Case Name pilih P


- Pada Face pilih Bottom (bidang yang akan dibebani)
2
- Pada isian Pressure isikan 8 lalu klik OK (beban tekanan 8 kN/m )

Demikian seterusnya untuk elemen pada elevasi-elevasi berikutnya sesuai


pembagian elevasi dan pembebanan masing-masing.

BAB III - Shell


80

Catatan :
arah panah yang ditunjukkan pada model ke arah dalam memang tidak sesuai dengan
arah pembebanan.

11. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now

Save file ke folder (beri nama file) sebelum analisis dimulai


Klik OK setelah selesai analisis

BAB III - Shell


81

Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum memulai analisis.

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat
- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)

BAB III - Shell


82

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

3. Menampilkan gaya dan tegangan pada struktur :

Display > Show Forces/Stress… > Shells… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component Type pilih Forces untuk melihat gaya dan Stresses untuk
menampilkan tegangan
- Pilih tipe gaya yang akan dilihat pada Component (untuk Forces F = gaya, M =
momen, V = gaya geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu elemen untuk menampilkan detailnya.

Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

BAB III - Shell


83

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics… atau Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics… atau Shortcut : Ctrl+G

BAB III - Shell


84

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

- Entire Screen (Ctrl+Shift+E) : seluruh layar monitor


- SAP2000 Main Window (Ctrl+Shift+M) : layar tampilan SAP2000 saja
- Current Window w/ Titlebar (Ctrl+Shift+W) : layar yang aktif saja dengan Titlebar
- Current Window w/o Titlebar (Ctrl+Shift+O) : layar yang aktif saja tanpa Titlebar
- User Region in Current Window (Ctrl+Shift+U) : daerah capture ditentukan sendiri

BAB III - Shell


85

SHELL - ANALISIS DINAMIK


(TIME HISTORY)
Struktur tangki penyimpan pada contoh soal model shell (analisis statik) akan dianalisis
terhadap olakan cairan dengan memanfaatkan analisis time history.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

3. Memasukkan data rekaman riwayat waktu (time history) :

Define > Functions > Time History… atau Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih Sine Function


- Klik tombol Add New Function...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama fungsi pada Function Name
- Pada Parameters : Period isikan nilai 1 (periode = 1 detik), Number of Steps per
Cycle isikan 20 (20 siklus per detik), dan Number of Cycles isikan 5 (jumlah siklus
ada 5 buah).

BAB III - Shell


86

Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah, namun bila
belum tampak klik tombol Display Graph. Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.

4. Mendefinisikan tipe analisis time history :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Time History
- Pada bagian Loads Apllied :
o Pada Load Type pilih Load
o Pada Load Name pilih P (tipe beban tekanan cairan)
o Pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya
o Pada Scale Factor isikan 1
o Klik Add
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

BAB III - Shell


87

5. Menentukan massa struktur :

Define > Mass Source… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK

BAB III - Shell


88

6. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pada Response Combination Data pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1 pada Scale Factor lalu klik Add
- Pilih P pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih TH (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

7. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

BAB III - Shell


89

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban time history


- Pada bagian Multivalued Options pilih Time
- Isian bisa diisi sesuai waktu tahapan analisis (dari 0 detik sampai waktu tertentu).
- Klik OK

Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

3. Menampilkan gaya dan tegangan pada struktur :

Display > Show Forces/Stress… > Shells… atau Toolbar :

BAB III - Shell


90

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component Type pilih Forces untuk melihat gaya dan Stresses untuk
menampilkan tegangan
- Pilih tipe gaya yang akan dilihat pada Component (untuk Forces F = gaya, M =
momen, V = gaya geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu elemen untuk menampilkan detailnya.

Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

4. Menampilkan grafik respon struktur :

Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :

Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function

- Pada Choose Function Type to Add pilih Add Joint Disps/Forces


- Klik tombol Add Plot Function

- Pada Joint ID isikan nomor joint yang dimonitor (dalam contoh ini 25)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama

BAB III - Shell


91

- Pada pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih Joint25
- Klik Add->
- Klik tombol Display (ubah pula Axis Range Override untuk skala garis sumbu bila
perlu).

BAB III - Shell


92

Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 25 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.

Untuk respon lainnya juga dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan
penyesuaian pada pilihan options yang ingin ditampilkan.

Catatan :

Untuk menampilkan data nomor label joint untuk model struktur :

View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :

Pada kotak dialog aktifkan kotak Labels pada kolom Joints lalu klik OK

BAB III - Shell


93

Jika ukuran angka pada tampilan terlalu kecil atau besar, ukuran dapat dirubah lewat
cara berikut :

Options > Preferences… > Dimensions/Tolerances…

Perbesar / perkecil nilai pada isian Minimum Graphic Font Size lalu klik OK untuk
melihat efeknya.

BAB III - Shell


IV
ELEMEN TEGANGAN BIDANG
(PLANE STRESS)
2D
94

MODEL PLANE STRESS – ANALISIS STATIK

Sebuah bangunan gedung 3 lantai memiliki data-data struktur seperti berikut ini
(model sama seperti pada contoh Frame 2D/3D dengan tambahan dinding geser) :

 Denah & ukuran :


P3

Dinding 3,5
4,5 Geser
P2

3,5

4,5 P1

Y 4 4 4 Z
4,5 4,5

X Y
DENAH TAMPAK SAMPING
(portal tepi)

t
 Dimensi elemen struktur :
Balok (h/b) : 35/20 h hc
Kolom (h c /b c ) : 30/30
Dinding geser (t) : 20 cm
b bc

 Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa
Baja tulangan : f y = 390 MPa (φ ≥ 12 mm) dan 240 MPa (φ < 12 mm)

 Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tepi :


w D = 422 . 2 = 844 kg/m = 8,44 kN/m (beban mati)
w L = 250 . 2 = 500 kg/m = 5,0 kN/m (beban hidup)

 Beban merata (segitiga & trapesium) pada balok tengah :


2.w D = 2 . 844 kg/m = 1688 kg/m = 16,88 kN/m (beban mati)
2.w L = 2 . 500 kg/m = 1000 kg/m = 10,0 kN/m (beban hidup)

 Beban gempa horizontal statik (untuk portal tepi arah-Y) :


P 1 = 500 kg
P 2 = 1000 kg
P 3 = 1500 kg

BAB IV - Plane Stress


95

MODEL SAP
Model SAP untuk gedung di atas akan diambil sama dari model untuk bahasan Frame
2D/3D, yang selanjutnya akan dilakukan modifikasi seperlunya berupa penambahan
elemen dinding geser dan beban horizontal statik. Untuk hal-hal lainnya mengacu pada
bahasan Frame 2D/3D.

A. INPUT MODEL

1. Membuka kembali file yang sudah dibuat :

File > Open… atau Shortcut : Ctrl+O atau Toolbar :

- Klik pada nama file gedung frame 2D/3D yang pernah dibuat terdahulu
- Klik Open

2. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12
Beri nama file baru dan klik OK

3. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

Catatan :
Selain setelah membuat file baru dengan Save As, setiap selesai melakukan analisis
dengan sukses model otomatis akan selalu di-lock, untuk mengubah model lakukan
perintah yang sama namun analisis harus diulang lagi nantinya.

4. Mendefinisikan penampang elemen struktur (dinding geser) :

Define > Area Sections… atau Toolbar :


- Pada kotak dialog Area Sections, pilih Plane pada pilihan Select Section Type to
Add
- Klik Add New Section…

BAB IV - Plane Stress


96

Pada kotak dialog berikutnya (Area Section) :


- Beri nama bahan pada isian Section Name
- Pada Type pilih Plane dan pada Type pilih Plane Stress
- Material Name sesuaikan dengan definisi material (beton)
- Pada Thickness isikan 0.2 (m = 20 cm)
- Klik OK
- Klik OK lagi

5. Mengubah view ke bidang YZ (portal tepi) :

View > Set 2D View… atau Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada Y-Z Plane isi X = -6 dan klik OK

6. Mengubah ukuran balok dan kolom :

Define > Frame/Cable Sections… atau Toolbar :

Klik pada nama elemen balok pada Properties lalu klik Modify/Show Property…

BAB IV - Plane Stress


97

- Pada isian Dimensions ganti t3 = 0.35 (m, h = 35 cm) dan t2 = 0.2 (m, b = 20 cm)
- Klik OK

Klik pada nama elemen kolom pada Properties lalu klik Modify/Show Property

- Pada isian Dimensions ganti t3 = 0.3 (m, h = 30 cm) dan t2 = 0.3 (m, b = 30 cm)
- Klik OK lalu OK lagi

7. Menggambar elemen dinding geser :

Draw > Draw Rectangular Area atau Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang area yang
akan digambar pada Property

- Pada bentang pertama (bentang sebelah kiri pada bidang YZ) klik pada joint
pertemuan balok-kolom lalu geser diagonal ke joint lain dan klik lagi untuk
menggambar dinding geser pada satu lantai, ulangi lagi untuk lantai-lantai lainnya.
- Klik tombol Esc pada keyboard setelah selesai menggambar

Pada layar 2D yang aktif, klik tombol atau untuk menuju bidang portal tepi
lainnya pada koordinat X = 6

Gambarkan juga elemen dinding geser pada bentang kedua (bentang sebelah kanan
pada bidang YZ) sesuai dengan gambar denah seperti cara sebelumnya

BAB IV - Plane Stress


98

X=-6 X=6

8. Menambahkan tipe beban :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan E pada Load Name


- Pilih QUAKE pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

9. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name dan isikan 1,2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name dan isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih E pada Case Name dan isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

BAB IV - Plane Stress


99

10. Mengaplikasikan pembebanan pada struktur :

Klik pada joint tepi lantai dua pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya

Assign > Joint Loads > Forces…

X=-6 X=6

- Pada Load Case Name pilih E


- Units sesuaikan satuan (Kgf, m, C)
- Pada Force Global Y isikan 500 (beban gempa arah-Y 500 kg)
- Klik OK

BAB IV - Plane Stress


100

Klik pada joint tepi lantai tiga pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya

Assign > Joint Loads > Forces…

- Pada Load Case Name pilih E


- Units sesuaikan satuan (Kgf, m, C)
- Pada Force Global Y isikan 1000 (beban gempa arah-Y 1000 kg)
- Klik OK

Klik pada joint tepi lantai atap pada portal, lalu klik tombol atau untuk
menuju bidang portal tepi lainnya

Assign > Joint Loads > Forces…

- Pada Load Case Name pilih E


- Units sesuaikan satuan (Kgf, m, C)
- Pada Force Global Y isikan 1500 (beban gempa arah-Y 1500 kg)
- Klik OK

BAB IV - Plane Stress


101

11. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Klik pada layar tampilan 3D

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Klik OK

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)

BAB IV - Plane Stress


102

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB IV - Plane Stress


103

3. Menampilkan gaya-gaya pada batang balok dan kolom :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Menampilkan tegangan dan gaya pada dinding geser :

Display > Show Forces/Stress… > Planes… atau Toolbar :

BAB IV - Plane Stress


104

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe output yang akan dilihat pada Component Type (gaya resultan/tegangan)
- Rincian jenis output pada Component (pilihan pada bagian ini tergantung pada
Componen TYpe)
- Klik OK

Untuk Component Type = Resultant Forces, Component dapat dipilih F (gaya


normal), M (momen), atau V (gaya geser).
Untuk Component Type = Shell Stresses, Component dapat dipilih S (tegangan),
dengan Output Type pada sisi atas/bawah (Top Face/Bottom Face), dan nilai
maksimum atau minimumnya.
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

BAB IV - Plane Stress


105

5. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics… atau Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics… atau Shortcut : Ctrl+G

6. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

BAB IV - Plane Stress


105

PLANE STRESS - ANALISIS DINAMIK


(TIME HISTORY)
Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model plane stress (analisis statik) akan
dianalisis terhadap beban tumbukan dengan memanfaatkan analisis time history.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

3. Memasukkan data rekaman riwayat waktu (time history) :

Define > Functions > Time History… atau Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih User Function


- Klik tombol Add New Function...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama fungsi pada Function Name
- Pada Define Function isikan pasangan data antara T dan F sbb.: Period diisi nilai T
dan pada Value isikan nilai besar beban F

T F (kN)
0,0 0
0,2 500
0,4 500
0,6 0

BAB IV - Plane Stress


106

Setiap selesai mengetikkan satu pasangan data pada kotak isian yang sesuai, klik
tombol Add. Tampilan grafik masukkan dapat langsung terlihat di sebelah bawah,
namun bila belum tampak klik tombol Display Graph.

Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.

4. Menambahkan tipe beban tumbukan :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan P pada Load Name


- Pilih OTHER pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

5. Mendefinisikan tipe analisis time history :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Case...

BAB IV - Plane Stress


107

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Time History
- Pada bagian Loads Apllied :
o Pada Load Type pilih Load
o Pada Load Name pilih P
o Pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan sebelumnya
o Pada Scale Factor isikan 1
o Klik Add
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

6. Menentukan massa struktur :

Define > Mass Source… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Iisian Load pilih LIVE
- isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK

BAB IV - Plane Stress


108

7. Mengaplikasikan pembebanan pada struktur :

Klik pada joint portal tepi seperti pada gambar

Assign > Joint Loads > Forces… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Joint Forces bagian Loads isikan 1 pada Force Global Y (beban
tumbukan arah sumbu lemah gedung)
- Klik OK

8. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih LIVE pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih TH (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add lalu klik OK 2 kali

BAB IV - Plane Stress


109

9. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban time history


- Pada bagian Multivalued Options pilih Time Isian bisa diisi sesuai waktu tahapan
analisis (dari 0 detik sampai waktu tertentu)
- Klik OK

Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

BAB IV - Plane Stress


110

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

3. Menampilkan gaya-gaya pada batang balok dan kolom :

Display > Show Forces/Stress… > Frames/Cables… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- pada Component pilih tipe gaya yang akan dilihat (aksial, torsi, momen, geser)
- Klik OK

Klik kanan pada salah satu batang untuk menampilkan detailnya

4. Menampilkan gaya dan tegangan pada struktur :

Display > Show Forces/Stress… > Planes… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe output yang akan dilihat pada Component Type (gaya resultan/tegangan)
- Rincian jenis output pada Component (pilihan pada bagian ini tergantung pada
Componen TYpe)
- Klik OK

Untuk Component Type = Resultant Forces, Component dapat dipilih F (gaya


normal), M (momen), atau V (gaya geser).
Untuk Component Type = Shell Stresses, Component dapat dipilih S (tegangan),
dengan Output Type pada sisi atas/bawah (Top Face/Bottom Face), dan nilai
maksimum atau minimumnya.
Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

5. Menampilkan grafik respon struktur :

Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :

Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function

- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Joint
Disps/Forces
- Klik tombol Add Plot Function

- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint tempat
tumbukan (dalam contoh ini 43)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama

BAB IV - Plane Stress


111

BAB IV - Plane Stress


112

- Pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih Joint43
- Klik Add->
- Klik tombol Display

Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 43 terhadap waktu. Hasil
juga bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai
klik OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.

Untuk respon lainnya (percepatan, gaya, reaksi, dll.) dan untuk arah lainnya juga
dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan penyesuaian pada pilihan options
yang ingin ditampilkan.

BAB IV - Plane Stress


113

Catatan :
Untuk menampilkan data nomor label joint dengan cepat pada layar tampilan model
struktur klik kanan pada joint yang dimaksud.

BAB IV - Plane Stress


V
ELEMEN REGANGAN BIDANG
(PLANE STRAIN)
2D
114

MODEL PLANE STRAIN – ANALISIS STATIK

Sebuah bendungan memiliki data-data struktur seperti berikut ini :

 Denah & ukuran :


4

10
7,5

Bendungan dimodelkan secara 2 dimensi pada tampang melintang dengan tinjauan


selebar 1 m. Beban tekanan air sebesar P = 100 kN/m.

 Mutu bahan :
Beton : f c ’ = 30 MPa

MODEL SAP 2D
Berikut akan dibuat model SAP2000 untuk struktur bendungan seperti di atas dengan
tinjauan secara 2 (dua) dimensi dengan elemen plane strain.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru :

File > New Model… atau Shortcut : Ctrl+N atau Toolbar :

- Klik pilihan Initialize Model from Defaults with Units; pilih satuan KN, m, C
- Klik tombol Grid Only

BAB V - Plane Strain


115

Pada kotak dialog berikutnya (New Coord/Grid System) :


Number of Grid Lines :
- X direction : 3
- Y direction : 1
- Z direction : 2
Grid Spacing :
- X direction : 4
- Y direction : 1
- Z direction : 10
- Klik OK

2. Mengubah tampilan ke bidang XZ :


View > Set 2D View…
- Klik X-Z Plane
- Klik OK

BAB V - Plane Strain


116

Toolbar :

3. Mendefinisikan tipe bahan :

Define > Materials…

Toolbar :
Klik tombol Add New Material…
Pada kotak dialog berikutnya (Material Property Data) :
- Beri nama bahan pada isian Material Name
- Material Type pilih Concrete
3
- Pada isian Weight per unit Volume isikan 24 (kN/m , berat jenis beton)
- Pada isian Modulus of Elasticity isikan 25742960,202 (kN/m2 , E = 4700.√f c ’ MPa)
- Poisson’s Ratio isikan 0.2
- Coeff of Thermal Expansion isikan nol (tidak ada analisis beban temperatur)
- Pada isian f’c isikan 30000 (kN/m2 = 30 MPa)
- Klik OK
- Klik OK lagi

BAB V - Plane Strain


117

4. Mendefinisikan penampang elemen struktur (beton) :

Define > Area Sections… atau Toolbar :


- Pada kotak dialog Area Sections, pilih Plane pada pilihan Select Section Type to
Add
- Klik Add New Section…

Pada kotak dialog berikutnya (Plane Section Data) :


- Beri nama bahan pada isian Section Name
- Material Name sesuaikan dengan definisi material sebelumnya
- Pada Type pilih Plane Strain
- Pada Thickness isikan 1 (m lebar tinjauan)
- Klik OK
- Klik OK lagi

BAB V - Plane Strain


118

5. Menggambar model struktur :

Draw > Draw Quad Area atau Toolbar :

Pada kotak pilihan yang muncul (Properties of Object) pilih penampang area yang
akan digambar pada Property

- Klik pada titik-titik grid pojok kiri bawah lalu bawa kursor ke pojok kiri atas dan klik,
seterusnya ke kanan dan bawah sampai terbentuk model sesuai gambar, lalu tekan
Enter.
- Klik tombol Esc pada keyboard setelah selesai menggambar

BAB V - Plane Strain


119

6. Membagi area dalam pias-pias tinjauan :

Klik atau pilih elemen area yang baru saja selesai digambarkan

Edit > Edit Areas > Divide Areas… atau Toolbar :

Misal jika elemen dibagi tiap 4 pias maka pada kotak dialog Divide Selected Areas
isikan Along Edge from Point 1 to 2 dengan isian angka 4 dan Along Edge from Point
1 to 3 dengan isian angka 4 juga, lalu klik OK.

BAB V - Plane Strain


120

7. Mengganti tipe tumpuan struktur menjadi tumpuan jepit :

Klik/pilih pada semua joint bawah (tumpuan)

Assign > Joint > Restraints… atau Toolbar :

Pilih tumpuan jepit (tombol paling kiri) pada Fast Restraints lalu klik OK

8. Mendefinisikan tipe beban :

Define > Load Cases… atau Toolbar :

- Pada Loads isikan P pada Load Name


- Pilih OTHER pada Type
- Klik tombol Add New Load
- Klik OK

BAB V - Plane Strain


121

9. Mendefinisikan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih P pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add
- Klik OK 2 kali

10. Mendefinisikan pola pembebanan :

Define > Joint Patterns…

Pada kotak dialog yang muncul ubah nama pada isian lalu klik Change Pattern Name
dan klik OK.

BAB V - Plane Strain


122

Pilih joint-joint paling kiri kecuali joint paling atas dengan diklik atau windowing

Assign > Joint Patterns…

- Pada kotak dialog yang muncul isikan pada Constant C nilai -100/7,5 lalu tekan
enter (akan berubah menjadi -13,333…)
- Pada Constant D nilai 100 yang totalnya akan memberikan distribusi tekanan air
segitiga, lalu klik OK.

100 100
7,5

7,5 m

100
100

-100/7,5

100

BAB V - Plane Strain


123

Pilih semua elemen paling kiri (4 elemen)

Assign > Area Loads > Pore Pressure (Plane, Asolid)…

- Pada Load Case Name pilih P


- Pada bagian Pressure pilih By Joint Pattern dan isikan pada Multiplier nilai 1 lalu
klik OK (beban tekanan)

11. Menentukan tipe analisis struktur (plane strain - 2D) :

Analyze > Set Analysis Options…

Klik tombol Plane Frame dan klik OK

BAB V - Plane Strain


124

12. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case
- Klik Run Now

Save file ke folder (beri nama file) sebelum analisis dimulai


Klik OK setelah selesai analisis

Catatan :
Save juga bisa dilakukan setiap saat sebelum memulai analisis.

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat
- Klik OK

BAB V - Plane Strain


125

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, klik kanan pada joint untuk
mengetahui besaran deformasi translasi dan rotasi pada joint tersebut (ubah juga
satuan di kanan bawah layar bila perlu)

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB V - Plane Strain


126

3. Menampilkan gaya dan tegangan pada struktur :

Display > Show Forces/Stress… > Planes…

Toolbar :
- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe tegangan yang akan dilihat pada Component (S11,S22,S33 = tegangan
lentur , S12 = tegangan geser)
- Klik OK

Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

4. Mencetak gambar di layar ke printer :

File > Print Setup for Graphics… atau Shortcut : Ctrl+P

Klik tombol Setup… tentukan konfigurasi printer/kertas dan klik OK, klik OK

File > Print Graphics… atau Shortcut : Ctrl+G

5. Menyimpan gambar di layar sebagai file :

File > Capture Picture…

Pilih batasan daerah / window yang akan disimpan; beri nama file dan klik Save

BAB V - Plane Strain


127

ANALISIS DINAMIK
(TIME HISTORY)
Struktur bendungan tinjauan 2D pada contoh soal model plane strain (analisis statik) akan
diberikan pembebanan gempa dinamik (time history) dengan memakai data rekaman
gempa.

A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Jika tombol tampil dalam keadaan terkunci, maka lakukan langkah berikut. Jika
tidak (gembok terbuka) langsung ke langkah nomor 3.

Options > Lock Model atau Toolbar :

3. Memasukkan data rekaman riwayat waktu (time history) :

Define > Functions > Time History… atau Toolbar :

- Pada Choose Function Type to Add pilih Function from File


- Klik tombol Add New Function...

Pada kotak dialog selanjutnya klik tombol Browse… lalu cari file data rekaman gempa
misal nama file ELCENTRO, pilih dan klik Open.

BAB V - Plane Strain


128

- Setelah file dibuka, klik pada isian Number of Points per Line dan isikan nilai 3 (satu
baris data berisi 3 pasangan data)
- Pada Values are pilih Time and Function Value (data berupa catatan pasangan
data waktu dan nilai percepatan gempa)
- Nama fungsi bisa diubah pada Function Name

Untuk menampilkan grafik akselerogram gempa yang dipilih klik Dislay Graph.
Setelah selesai klik OK lalu klik OK lagi.

4. Mendefinisikan tipe analisis time history :

Define > Analysis Cases… atau Toolbar :

BAB V - Plane Strain


129

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Case Type pilih Time History
- Pada bagian Loads Apllied : pada Load Type pilih Accel (input percepatan) pada
Load Name pilih U1, pada Function pilih fungsi yang telah didefinisikan
sebelumnya, pada Scale Factor isikan 1, lalu klik Add.
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

5. Menentukan massa struktur :

Define > Mass Source… atau Toolbar :

- Pada kotak dialog pada Mass Definition pilih From Element and Additional Masses
and Loads
- Pada Define Mass Multiplier for Loads isian Load pilih DEAD
- Isian Multiplier nilai 1
- Klik Add
- Klik OK

6. Menambahkan kombinasi pembebanan :

Define > Combinations… atau Toolbar :

BAB V - Plane Strain


130

Klik tombol Add New Combo…

- Pilih DEAD pada Case Name


- Isikan 1.2 pada Scale Factor
- Klik Add
- Pilih P pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Pilih TH (nama fungsi spektrum respons) pada Case Name
- Isikan 1 pada Scale Factor
- Klik Add dan klik OK 2 kali

7. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

- Pada kotak dialog Set Analysis Cases to Run pilih MODAL pada Case Name
- Klik tombol Run/Do Not Run Case untuk mengaktifkan analisis modal untuk analisis
dinamik
- Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape… atau Shortcut : F6 atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban time history


- Pada bagian Multivalued Options pilih Time
- Isian bisa diisi sesuai waktu tahapan analisis (dari 0 detik sampai waktu tertentu).
- Klik OK

BAB V - Plane Strain


131

Pada layar akan tampak bentuk deformasi struktur untuk tahapan waktu yang sesuai.
Untuk melihat deformasi pada waktu lainnya juga bisa dilakukan lewat tombol panah
di bagian kanan bawah layar.

2. Menampilkan reaksi tumpuan :

Display > Show Forces/Stress… > Joints… atau Toolbar :

- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi yang ingin dilihat


- Aktifkan Show as Arrows
- Klik OK

Pada layar setelah tampak reaksi tumpuan, klik kanan pada joint untuk mengetahui
besaran reaksi gaya tumpuan dan momen pada joint tersebut (ubah juga satuan di
kanan bawah layar bila perlu)

BAB V - Plane Strain


132

3. Menampilkan gaya dan tegangan pada struktur :

Display > Show Forces/Stress… > Planes… atau Toolbar :


- Pada Case/Combo Name pilih tipe beban/kombinasi beban yang ingin dilihat
- Pilih tipe tegangan yang akan dilihat pada Component (S11,S22,S33 = tegangan
lentur , S12 = tegangan geser)
- Klik OK

Pada layar akan tertampil output hasil analisis dalam bentuk kontur warna. Besarnya
gaya atau tegangan pada suatu elemen dapat dilihat distribusi nilainya berdasarkan
warna yang sesuai.

4. Menampilkan grafik respon struktur :

Display > Show Plot Function… atau Shortcut : Shift+F11 atau Toolbar :

Pada kotak dialog yang muncul klik tombol Define Plot Function

- Pada kotak dialog Plot Function pada Choose Function Type to Add pilih Add Shell
Forces/Stresses
- Klik tombol Add Plot Function

- Pada kotak dialog Joint Plot Function pada Joint ID isikan nomor joint selain
tumpuan (misal untuk contoh ini 1)
- Pada Vector Type pilih respon yang ingin dilihat (disp=displacement,
Vel=kecepatan, Accel=percepatan, dst.)
- Pada Component pilih komponen arah yang ingin dilihat (X/Y/Z, U=tranlasi,
R=rotasi)
- Klik OK dan OK lagi untuk kembali ke kotak dialog pertama

BAB V - Plane Strain


133

BAB V - Plane Strain


134

- Pada kotak dialog pada bagian Choose Plot Functions kolom List of Functions pilih
Joint1
- Klik Add->
- Klik tombol Display

Pada layar akan tampil grafik respon displacement joint 1 terhadap waktu. Hasil juga
bisa diprint atau ditampilkan dalam bentuk tabel lewat menu File. Setelah selsai klik
OK lalu Done untuk menutup kotak dialog.

Untuk respon lainnya (percepatan, gaya, reaksi, dll.) dan untuk arah lainnya juga
dapat ditampilkan dengan cara serupa dengan penyesuaian pada pilihan options
yang ingin ditampilkan.

BAB V - Plane Strain


135

Catatan :
Untuk menampilkan data nomor label joint untuk model struktur :

View > Set Display Options… atau Shortcut : Ctrl+E atau Toolbar :

Pada kotak dialog aktifkan kotak Labels pada kolom Joints lalu klik OK

BAB V - Plane Strain


LAMPIRAN
DESAIN PROFIL / PENAMPANG

Setelah selesai dilakukan input model, material, penampang, dan pembebanan dan
kemudian analisis struktur untuk mendapatkan respon lendutan dan gaya-gaya batang,
selanjutya dapat dilakukan cek / desain penampang yang digunakan dalam mendukung
beban-beban yang bekerja.

Untuk contoh pertama akan disajikan desain penampang baja dengan contoh dari model
rangka 2D yang pernah dibuat sebelumnya.

A. DESAIN RANGKA BAJA

1. Membuka file lama :

File > Open atau Shortcut : Ctrl+O atau Toolbar :

Cari nama file lama (rangka jembatan 2D) dan klik OK

2. Menentukan peraturan yang digunakan dalam desain :

Options > Preferences… > Steel Frame Design…

Ganti / pilih peraturan pada baris Design Code (misal AASHTO Steel 04) lalu klik OK

3. Menentukan kombinasi yang digunakan dalam desain :

Design > Steel Frame Design > Select Design Combos…

Pada kotak dialog kombinasi yang akan dipakai adalah yang tercantum dalam Design
Combos (kotak sebelah kanan), sedangkan kombinasi yang tersedia adalah pada List of
Combos (kotak sebelah kiri) yang juga bisa ditambahkan ke kotak kanan.

Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kiri ke kanan, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kiri lalu klik Add-> .

136
Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kanan ke kiri, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kanan lalu klik <-Remove.

Jika kombinasi telah sesuai klik OK.

4. Memulai desain otomatis :

Design > Steel Frame Design > Start Design / Check of Structure atau Toolbar :

Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar

5. Menampilkan rasio tegangan :

Design > Steel Frame Design > Display Design Info…

137
Pada kotak dialog pilih pada Design Output pilihan P-M Ratio Colors & Values lalu OK

Pada layar akan tampak warna dan angka. Warna pada batang menunjukkan kisaran
tegangan sesuai warna yang ada di bawah layar, dan angka pada batang menunjukkan
nilai rasio tegangan batang.

Warna merah menunjukkan rasio tegangan yang melebihi tegangan ijin, sedangkan
warna biru bisa merupakan indikasi penampang yang kurang efisien, dan warna lainnya
menunjukkan profil yang aman mendukung beban yang bekerja.

Klik kanan pada salah satu batang untuk ditampilkan detailnya.

138
6. Pemilihan penampang otomatis :

Dalam contoh awal penentuan batang yang dipakai untuk posisi tertentu dilakukan /
ditentukan secara manual, sehingga kemungkinan ada batang yang kurang besar atau
kurang efisien yang harus diganti secara manual jika tidak memenuhi.

SAP2000 memberikan pilihan untuk penentuan profil batang secara otomatis


berdasarkan beberapa profil penampang yang disediakan. Pertama akan didefinisikan
dulu penampang-penampang batang yang akan dipakai kemudian memakai fasilitas
Auto-selection List untuk penentuan penampang otomatis.

File > Save As… atau Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

Define > Frame Sections… atau Toolbar :

Pada kotak dialog Frame Properties klik Add New Property…

Selanjutnya klik tombol Auto Select List

139
Kemudian pada kotak List of Sections pilih semua penampang yang ada lalu klik Add->
sehingga penampang akan berpindah ke kotak kanan (Auto Selections), lalu klik OK, dan
klik OK lagi.

7. Mengganti penampang batang :

Select > Select > All atau Shortcut : Ctrl+A atau Toolbar :

Assign > Frame > Frame Sections… atau Toolbar :

Pilih nama elemen Auto Selection (dalam contoh ini AUTO1) pada pilihan Properties dan
klik OK

140
8. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5) atau Shortcut : F5 atau Toolbar :

Klik Run Now

Klik OK setelah selesai analisis

9. Memulai desain otomatis :

Design > Steel Frame Design > Start Design / Check of Structure atau Toolbar :

Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar (berupa
tipe penampang hasil pilihan otomatis SAP2000)

Catatan :

Selain menggunakan profil / penampang yang sudah ada, dapat pula ditambahkan profil
lain / profil baru seperti waktu mendefinisikan profil baru di awal, lalu ditambahkan pada
profil Auto Select seperti pada langkah no. 5.

141
B. DESAIN PORTAL BETON

Untuk contoh kedua akan disajikan desain penampang beton bertulang dengan contoh dari
model portal 2D yang pernah dibuat sebelumnya.

1. Membuka file lama :

File > Open atau Shortcut : Ctrl+O atau Toolbar :

Cari nama file lama (model portal 2D) dan klik OK

2. Menentukan peraturan yang digunakan dalam desain :

Options > Preferences… > Concrete Frame Design…

Ganti / pilih peraturan pada baris Design Code (misal ACI 318-02) lalu klik OK

3. Menentukan kombinasi yang digunakan dalam desain :


Design > Concrete Frame Design > Select Design Combos…

Pada kotak dialog kombinasi yang akan dipakai adalah yang tercantum dalam Design
Combos (kotak sebelah kanan), sedangkan kombinasi yang tersedia adalah pada List of
Combos (kotak sebelah kiri) yang juga bisa ditambahkan ke kotak kanan.

Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kiri ke kanan, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kiri lalu klik Add-> .

Jika ingin menambahkan kombinasi dari kotak kanan ke kiri, pilih kombinasi yang
dimaksud pada kotak kanan lalu klik <-Remove.

Untuk contoh ini akan digunakan kombinasi seperti yang telah didefinisikan sebelumnya.

142
- Pada kotak kiri (List of Combos) pilih semua kombinasi yang akan diikutkan dalam
desain lalu klik Add->
- Pada kotak kanan (Design Combos) pilih kombinasi yang tidak ingin diikutkan dalam
desain lalu klik <-Remove
- Klik OK

4. Memulai desain otomatis :

Design > Concrete Frame Design > Start Design / Check of Structure

atau Toolbar :

Tunggu sampai SAP2000 selesai melakukan desain dan tertampil hasil di layar

5. Menampilkan kebutuhan penulangan :

Design > Concrete Frame Design > Display Design Info…

143
Pada pilihan Design Output pilih misal Longitudinal Reinforcing untuk tampilan
penulangan lentur / tulangan utama, lalu klik OK

Pada layar akan tampak angka-angka, supaya lebih jelas ubah satuan di kanan bawah
layar ke N, mm sehingga angka tersebut (luas tulangan) adalah dalam mm2.

Klik kanan pada salah satu balok untuk menampilkan detailnya.

Pada kotak informasi yang muncul, angka pada kolom TOP STEEL dan BOTTOM
STEEL adalah luas tulangan pokok/lentur yang dibutuhkan (untuk contoh ini dalam mm2)
masing-masing untuk tulangan atas dan bawah balok.

Sedangkan pada kolom SHEAR STEEL tercantum nilai luas tulangan sengkang / begel
dalam per meter panjang balok yang diperlukan.

144
Klik kanan pada salah satu kolom untuk menampilkan detailnya.

Pada kotak informasi yang muncul, angka pada kolom LONGITUDINAL


REINFORCEMENT adalah luas tulangan pokok/lentur yang dibutuhkan (untuk contoh ini
dalam mm2) pada kolom.

Sedangkan pada kolom MAJOR SHEAR REINFORCEMENT dan MINOR SHEAR


REINFORCEMENT tercantum nilai luas tulangan sengkang / begel dalam per meter
panjang kolom masing-masing pada arah sumbu kuat dan lemah kolom.

Jika pada keterangan nilai tersebut tidak tercantum angka namun tercantum misal OS#2,
maka elemen tersebut tidak mampu mendukung beban (misal perlu perbesaran
penampang).

Selanjutnya bila akan dilakukan penggantian penampang elemen balok maupun kolom,
misal dengan elemen yang lebih besar jika elemen tidak kuat atau elemen yang lebih
kecil jika dirasa boros, caranya sama seperti mengganti penampang balok di awal.

145
ANALISIS PUSHOVER

Bangunan gedung 3 lantai pada contoh soal model portal 2D/3D (analisis statik) akan
dilakukan analisis statik inelastik pushover. Analisis pushover merupakan analisis statis
non-linier dan digunakan pada perancangan gedung berbasis kinerja (performance based
design). Adapun nonlinieritas yang dimaksud di sini meliputi nonlinieritas pada material
atau bahan (material nonlinearity), di mana jika suatu bahan mengalami regangan di luar
batas proporsional, maka hubungan antara tegangan dan regangan tidak lagi linier,
contoh pada sendi-sendi plastis balok.

F5
Pada bangunan diberikan gaya lateral awal
pada tiap lantai (lihat gambar samping) dan
gaya tersebut secara bertahap dinaikkan terus
F4 menerus sampai struktur mencapai keruntuhan,
dengan respon struktur termonitor pada tiap
tahapan pembebanan.
F3
Dari analisis bisa didapatkan grafik hubungan
antara gaya geser dasar dengan simpangan
F2 pada titik berat distribusi gaya lateral seperti
gambar di bawah.

F1 Dari grafik tersebut selanjutnya dapat dianalisis


perilaku dari struktur bangunan gedung (misal
daktilitasnya).

Vb

Vb
0,15 - 0,20 V b
0,75 V b

y u

146
A. INPUT MODEL

1. Memulai membuat file baru dengan dasar file lama :


File > Save As…

Shortcut : F12

Beri nama file baru dan klik OK

2. Membuka kunci model (Lock) :

Options > Lock Model

Toolbar :

3. Mendefinisikan tipe beban :

Define > Load Cases…

Toolbar :

Pada Loads isikan P pada Load Name; pilih LIVE pada OTHER lalu klik tombol Add
New Load dan klik OK

4. Mengubah view ke bidang XY :

View > Set 2D View…

Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada X-Y Plane isi Z = 11 dan klik OK

5. Menampilkan penomoran joint :

View > Set Display Options…

Shortcut : Ctrl+E Toolbar :

Pada kotak dialog yang muncul pada bagian Joints aktifkan kotak Labels, klik OK.

147
Angka-angka yang tampil adalah nomor / label pada joint, perhatikan untuk joint pusat
massa lantai atap pada contoh ini adalah 52. Nomor ini nanti akan menjadi input joint
yang digunakan untuk monitoring displacement analisis pushover.

6. Mendefinisikan tipe analisis statik nonlinier :

Define > Analysis Cases…

Toolbar :

Klik tombol Add New Case...

Pada kotak dialog berikutnya :


- Beri nama analisis pada Analysis Case Name
- Pada Analysis Type pilih Nonlinear
- Pada bagian Loads Apllied : pada Load Name pilih DEAD, pada Scale Factor isikan
1, lalu klik Add. Ulangi pada Load Name pilih LIVE, pada Scale Factor isikan 1, lalu
klik Add.
- Klik OK jika telah selesai

Klik tombol Add New Case...

- Beri nama analisis pada Analysis Case Name


- Pada Analysis Type pilih Nonlinear
- Pada Initial Condition dipilih Continue from State at End of Nonlinear Case dan
pada kotak isian pilih tipe analisis nonlinier statik sebelumnya
- Pada bagian Loads Apllied : pada Load Name pilih P, pada Scale Factor isikan 1,
lalu klik Add.

148
149
- Pada Other Parameters klik tombol Modify/Show… pada bagian Load Application

- Pada kotak dialog berikutnya, untuk Load Application pilih Displacement Control,
untuk Control Displacement pilih Use Monitored Displacement dan isikan nilai 0,5
(target displacement sebesar 0,5 m), dan untuk Monitored Displacement pada DOF
pilih U2 dan nomor joint isikan 52, lalu klik OK.
- Kembali ke kotak dialog Analysis Case Data, pada Other Parameters klik tombol
Modify/Show… pada bagian Result Saved

- Pada kotak dialog berikutnya pilih Multiple States pada Results Saved dan klik OK.
- Kembali ke kotak dialog Analysis Case Data, pada Other Parameters klik tombol
Modify/Show… pada bagian Nonlinear Parameters

150
- Pada kotak dialog berikutnya bisa diubah parameter-parameter nonlinier yang
dibutuhkan jika kurang sesuai, lalu klik OK
- Klik OK lalu OK lagi jika telah selesai

7. Mendefinisikan tipe sendi plastis (hinge) :

Define > Hinge Properties…

Pilih Default-M3 pada Defined Hinge Props lalu klik tombol Define New Property...

Untuk melihat / mengubah properties dari sendi plastis pada balok yang
dimungkinkan terjadi aktifkan kotak Moment M3 pada kolom Hinge Type, non-aktifkan
kotak Default lalu klik Modify/Show

Pada kotak dialog yang muncul bisa disesuaikan nilai-nilai parameter yang
dibutuhkan, jika selesai klik OK lalu klik OK lagi untuk kembali ke kotak dialog Define
Frame Hinge Properties

151
Pilih Default-M3 pada Defined Hinge Props lalu klik tombol Define New Property...

152
Untuk melihat / mengubah properties dari sendi plastis pada balok yang
dimungkinkan terjadi aktifkan kotak P-M2-M3 pada kolom Hinge Type, non-aktifkan
kotak Default lalu klik Modify/Show

Pada kotak dialog yang muncul bisa disesuaikan nilai-nilai parameter yang
dibutuhkan, jika selesai klik OK lalu klik OK lagi untuk kembali ke kotak dialog Define
Frame Hinge Properties dan klik OK untuk menutup kotak dialog

8. Penempatan sendi plastis pada balok :

View > Set 2D View…

Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada X-Y Plane isi Z = 4 dan klik OK

Pilih semua elemen balok lantai 2

Klik tombol menuju ke lantai 3, pilih semua elemen balok lantai 3

Klik tombol menuju ke lantai atap, pilih semua elemen balok lantai atap

Assign > Frame/Cable > Hinges…

Pada kotak dialog yang muncul pada Hinge Property pilih Deafult-M3, pada Relative
Distance isikan 0 lalu klik Add, ulangi pada Relative Distance isikan 1 lalu klik Add
(sendi plastis ada pada ujung-ujung balok). Setelah selesai klik OK.

153
9. Penempatan sendi plastis pada kolom :

View > Set 2D View…

Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada X-Z Plane isi Y = 4,5 dan klik OK

Pilih semua elemen kolom lantai 1 yang tampak di layar

Klik tombol menuju ke portal tengah, pilih semua elemen kolom lantai 1

Klik tombol menuju ke portal tepi, pilih semua elemen kolom lantai 1

Assign > Frame/Cable > Hinges…

Pada kotak dialog yang muncul pada Hinge Property pilih Deafult-PMM, pada
Relative Distance isikan 0 lalu klik Add (sendi plastis ada pada ujung bawah kolom).
Setelah selesai klik OK.

154
10. Pembebanan statik pushover :

View > Set 2D View…

Shortcut : Ctrl+Shift+F1

Klik pada X-Y Plane isi Z = 4 dan klik OK

Pada layar yang aktif pilih semua joint tepi

Assign > Joint Loads > Forces…

Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN, m, C), dan pada Force
Global Y isikan 4, lalu klik OK

155
Klik tombol menuju ke lantai 3, pilih semua joint tepi

Assign > Joint Loads > Forces…

Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN m, C), dan pada Force
Global Y isikan 8, lalu klik OK

Klik tombol menuju ke lantai atap, pilih semua joint tepi

Assign > Joint Loads > Forces…

Pada Load Case Name pilih P, Units sesuaikan satuan (KN m, C), dan pada Force
Global Y isikan 12, lalu klik OK

11. Melakukan analisis :

Analyze > Run Analysis… (F5)

Shortcut : F5 Toolbar :

Klik OK setelah selesai analisis

156
B. DATA OUTPUT

1. Menampilkan deformasi struktur :

Display > Show Deformed Shape…

Shortcut : F6 Toolbar :

Pada Case/Combo Name pilih tipe beban hasil analisis pushover. Pada bagian
Multivalued Options pilih Step dan isian bisa diisi sesuai tahapan analisis (dari step
0/awal sampai keruntuhan struktur). Bila telah selesai klik OK.

Pada layar setelah tampak bentuk deformasi struktur, dapat terlihat tahapan
pembentukan sendi plastis sesuai fase masing-masing. Warna-warna mengacu pada
skala di bawah layar (B-IO-LS-CP dst.) dan grafik di atas.

157
2. Menampilkan grafik pushover :

Display > Show Static Pushover Curve…

Toolbar :

Pada Static Nonlinear Case pilih tipe beban hasil analisis pushover, pada Plot Type
pilih Resultant Base Shear vs Monitored Displacement lalu klik tombol Display.

Untuk menampilkan grafik spektrum kapasitas pada Plot Type pilih Capacity
Spectrum lalu klik tombol Display.

158
Untuk menampilkan tabel hasil analisis pushover, masih pada kotak dialog Pushover
Curve yang tertampil, pada Plot Type pilih Resultant Base Shear vs Monitored
Displacement lalu klik menu File lalu pilih Display Tables.

Pada kotak table yang tampil, dapat dilihat pembentukan sendi plastis pada tiap
tahapan pembebanan. Tabel kemudian dapat diprint atau disimpan dalam bentuk file
teks lewat menu File.

159

Anda mungkin juga menyukai