Anda di halaman 1dari 20

SPESIFIKASI TEKNIS

BIDANG JALAN

A. PEKERJAAN PENDAHULUAN

1. MOBILISASI

Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan persiapan yang
diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan pekerjaan proyek,ini juga akan
mencakup Demobilisasi setelah penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.

Penyedia/penyedia harus mengerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari kebutuhan tenaga
pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Sejauh mungkin Penyedia /Penyedia berdasarkan Petunjuk direksi teknik harus menggunakan
rute(jalur) tertentu dan menggunakan kendaraan kendaraan yang ukuran nya sesuai dengan kelas
jalan tersebut serta membatasi muatannya untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang
digunakan untuk tujuan pengangkutan ke tempat proyek.

Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju ke lapangan pekerjaan harus dilaksanakan pada waktu lalu
lintas sepi,dan truk truk angkutan yang bermuatan harus ditutup dengan terpal

Cakupan dari mobilisasi Peralatan ini meliputi :

a). Alat berat


b). Peralatan perlatan kerja
c). Pembutan gudang /Kantor
d). Pembutan Papan Nama Proyek
e). Dan lain sebagainya.

2. PENYIAPAN LAPANGAN

Penyedia harus menguasai lapangan dalam melaksanakan kegiatan kegiatan pengelolaan dan
pelaksanaan pekerjaan dalam daerah proyek.

Penyedia/Penyedia harus menyediakan material material sesuai dengan item item pekerjaan.

3. PELAKSANAAN PEKERJAAN

Untuk menjamin kualitas ,ukuran ukuran dan kinerja pekerjaan yang benar Penyedia harus
menyediakan staf teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana ditentukan,Staf teknik tersebut jika
dan bila mana diminta harus mengatur pekerjaan lapangan dan mengorganisasi tenaga kerja
Penyedia dan memelihara catatan catatan serta dokumentasi proyek.

Sebelum pematokan dan pengukuran dilapangan (setting cut) Penyedia harus mempelajari gambar
gambar kontrak dan bersama sama dengan direksi teknik mengadakan pemeriksaan daerah
proyek,dan khusus mengukur /memasang lebar jalan ,daerah milik jalan ,alinyemen untuk setiap
pelebaran atau rekontruksi drainase tepi jalan , dan gorong gorong, serta melakukan satu
pemeriksaan yang terinci semua banunan jembatan yang diusulkan.Perubahan Tempat/volume dari
pemeriksaan tersebut diatas harus dicatat pada Shop Drawing.

Patok patok kilo meter dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila diperlukan.

Pada daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan /atau lapis permukaan harus dibangun
satu profil memanjang sepanjan g sumbu jalan harus diukur serta penampang melintang diambil pada
interval tertentu untuk menentukan kelandaian dan kemirigan melintang dan untuk menentukan
pengukuran ketebalan serta lebarnya kontruksi baru.

Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan spesifikasi dan harus disetujui oleh direksi teknis.
B. BAHU JALAN
Pekerjaan ini terdiri dari peningkatan kembali dan pembentukan kembali bahu jalan yang
ada,termasuk pembersihan tumbu tumbuhan,memotong ,perapihan, pengurugan dan bahan terpilih
serta pemadatan untuk mengembalikan bahu jalan mencapai garis,kemirigan dan dimensi yang
benaryang ditunjukkan pada gambar.

Toleransi ukuran.
a). Permukaan bahu jalan yang telah dipadatkan tidak boleh berbeda lebih dari 2 cm di atas atau
dibawahpermukaan rencana pada setiap titik.
b). Kemiringan melintang bahu jalan direncanakan sebesar 5 % dimana perkerasan diberi lapis
lindung dan 6% dimana perkerasan tidak diberi lapis lindung serta sesuai dengan gambar standard.
Kemiringan Melintang bahujalan setelah rehabilitasi tidak boleh berbeda lebih dari 1% terhadap
kemiringan melintang rencana .

PELAKSANAAN PEKERJAAN

Semua tumbutumbuhan harus dibomgkar dari bahu jalan yang ada, rumput, alang alang semak
semak dan tumbuhan lainya harus dipotong ulang seperlunya sebelum pembentukan kembali.
Bahu jalan yang harus dibentukan kembali dengan menggunakan tenaga kasar ,traktor atau
motorgrader
Pekerjaan ini mencakup pembongkaran daerah yang tinggi ,pengurugan daerah daerah rendah
dengan bahan lebihan,dan pembentukan kembali bahu jalan tersebut sampai memenuhi
kelandaian,garis batas dan ketinggian menurut permintaan direksi teknik beserta penyelesaian
akhir rata dengan tepi perkerasan ,peningkatan harus dilaksanakan dengan motorgrader atau trktor
yang dipasangi dengan satu pisau grader dan diperlukan paling sedikit dua lintasan perapihan dan
pembuangan bahan bahan lebihan.
Seluruh pembentukan kembali dan perataan bahu jalan harus diikuti pemadatan dengan mesin
gilas roda ban peralatan pemadatan lain yang cocok dan disetujui oleh direksi teknik .Pemadatan
harus dilaksanakan sampai memenuhi syarat kepadatan normal untuk mempersiapka tanah dasar
dan harus ditambahkan air seperlunya.
C. LAPISAN PONDASI BAWAH DAN LAPISAN PONDASI ATAS

A. LAPISAN PONDASI BAWAH


1. Umum
Lapis pondasi bawah adalah lapisan konstruksi yang meneruskan beban dari lapis pondasi atas
kepada tanah dasar yang berupa bahan berbutir diletakkan di atas lapis tanah dasar yang telah
dibentuk dan dipadatkan, serta langsung berada di bawah lapis pondasi atas perkerasan.

Pekerjaan lapis pondasi bawah terdiri dari mengadakan, memproses, mengangkut,


menebarkan, membasahi dan memadatkan bahan lapis pondasi bawah berbutir yang disetujui
sesuai dengan gambar-gambar dan seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.
Catatan : Suatu lapisan pondasi bawah tidak diperlukan bilamana CBR lapis tanah dasar
adalah 24% atau lebih.
a. Permukaan akhir lapis pondasi bawah harus diberi punggung atau kemiringan melintang
yang ditetapkan atau ditunjukkan pada gambar-gambar. Tidak boleh ada ketidakteraturan
dalam bentuk, dan permukaan tersebut harus rata dan seragam.
b. Kemiringan dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1,5 cm kurang
dari yang di tunjukkan pada gambar atau diatur di lapangan dan disetujui oleh Direksi
Teknik.
c. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
dan harus disertai dengan hasil-hasil data pengujian sesuai dengan persyaratan Spesifikasi
untuk kualitas dan bahan-bahan seperti diuraikan dalam Spesifikasi ini.
d. Tidak ada perubahan mengenai sumber atau pengadaan bahan lapis pondasi bawah akan
dibuat tanpa persetujuan Direksi Teknik, dam setiap perubahan harus atas dasar penyeraha
contoh-contoh bahan dan laporan pengujian untuk pemeriksaan lebih lanjut dari persetujuan
diatas.
2. Bahan-Bahan
(1) Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan Lapis Pondasi Bawah
(LPB) terdiri dari bahan-bahan berbutir dipecah (A), atau bahan berbutir dibelah dan
kerikil (B), atau kerikil, pasir dan lempung alami (C) seperti yag diuraikan pada gambar
rencana dicantumkan dalam Daftar Penawaran.

1. Lapisan pondasi bawah (LPB) kelas A, berupa agregat batu pecah disaring dan
digradasi semuanya lolos saringan 3” atau 75.00 mm, memenuhi tabel di bawah ini.

2. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas B, terdiri dari campuran batu belah dengan kerikil,
pasir dan lempung yang lolos saringan 2,5” atau 62.5 mm, memenuhi tabel di bawah
ini.

3. Lapis Pondasi Bawah (LPB) kelas C, terdiri dari kerikil, pasir dan lempung alami
yang lolos saringan 1.5” atau 37.5 mm, memenuhi tabel berikut.

b. Bahan untuk pekerjaan lapis pondasi bawah harus bebas dari debu, zat organic, serta
bahan-bahan lain yang harus dibuang, dan harus memiliki kualitas bila bahan tersebut
telah di tempatkan akan siap saling mengikat membentuk satu permukaan yng stabil
dan mantap.

c. Bila perlu dan sesuai dengan perintah Direksi Teknik , bahan-bahan dari berbagai
sumber atau pemasokan dapat disatukan (dicampur) dalam perbandingan yang diminta
oleh Direksi Teknik atau seperti yang ditunjukkan dengan pengujian-pengujian, untuk
dapat memenuhi persyaratan Spesifikasi bahan lapis pondasi bawah.
(2) Gradasi Lapis Pondasi Bawah

Persyaratan gradasi untuk bahan lapis pondasi bawah kelas A, kelas B dan kelas C
diberikan dalam tabel di bawah ini.

TABEL PERSYARATAN GRADASI UNTUK LAPISAN PONDASI BAWAH

UKURAN % LOLOS ATAS BERAT


SARINGAN KELAS A KELAS B KELAS C
mm ( <75 mm) ( < 62,5 mm)
75.0 100. -
62.5 - 100
37.5 60-90 67-100 Maks. 100
25.0 46-78 -
19.0 40-70 40-100
9.5 24-56 25-80
4.75 13-45 16-66
2.36 6-36 10-55 Maks. 80
1.18 - 6-45
0.60 2-22 -
0.425 2-18 3-33
0.075 0-10 0-20 Maks. 15

(3) Syarat- syarat Kualitas


Bahan-bahan yang digunakan untuk lapis pondasi bawah harus memenuhi syarat-syarat
yang diberikan pada tabel di bawah ini.

TABEL SYARAT KUALITAS UNTUK BAHAN LAPIS PONDASI BAWAH


URAIAN BATAS TEST
Batas cair Maksimum 35%
Indeks plastisitas 4% - 12%
Ekivalensi Pasir( bahan halus plastis) Minimum 25
CBR terendam Minimum 30%
Kehilangan berat karena Abrasi (500 putaran) Maksimum 40%

3. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penyiapan lapis Tanah Dasar


a. Lapis tanah dasar atau formasi harus disiapkan dan diselesaikan sesuai dengan pekerjaan yang
ditetapkan di bawah “Pekerjaan Tanah”. Semua bahan sampai kedalaman 30 cm dibawah
permukaan lapis tanah dasar harus dipadatkan sampai 100% kepadatan kering maksimum yang
ditentukan oleh pengujian laboratorium PB-011-76 ( AASHTO T99, Standart Proctor)
b. Bahan lapis pondasi bawah harus ditempatkan dan ditimbun di tempat yang bebas dari lalu lintas
serta aliran dan lintasan air disekitarnya.

2. Pencampuran dan Pemasangan Lapis Pondasi Bawah

a. Lapis pondasi bawah tersebut harus dicampur di lapangan ruar jalan yang bersangkutan,
terkecuali diperintahkan lain, dengan menggunakan tenaga krja atau motor grader. Pengadukan
yang merata diperlukan dan bahan tersebut harus dipasang dalam lapisan-lapisan tidak melebihi
20 cm tebalanya atau ketebalan lain seperti diperintahkan oleh Direksi Teknik agar dapat
mencapai tingkat pemadatan yang ditetapkan.
b. Penyiraman dengan air, bila diperlukan demikian selama pen-campuran dan penempatan harus
dikontrol dengan cermat, dan dilaksanakan hanya bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
c. Ketebalan lapis pondasi bawah terpasang harus sesuai dengan gambar rencana dan seperti
dinyatakan dalam Daftar Penawaran, atau seperti yang diperintahkan oleh Direksi Teknik di
lapangan sesuai kondisi tanah dasar sebenarnya.

3. Penghamparan dan Pemadatan

a. Penghamparan akhir LPB sampai ketebalan dan kemiringan melintang jalan yang diminta,
harus dilaksanakan dengan kelonggaran penurunan ketebalan kira-kira 15% untuk pemadatan
lapisan-lapisan lapis pondasi bawah. Segera setelah penghamparan dan pembentukan akhir,
masing-masing lapisan harus dipadatkan sampai lebar penuh lapis pondasi bawah
perkerasan, dengan menggunakan mesin gilas roda baja atau mesin gilas roda ban pneumatic
atau peralatan pemadatan lain yang disetujui oleh Direksi Teknik.
b. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan bahan lapis pondasi bawah akan bergerak
secara gradual (sedikit demi sedikit) dari pinggir ke tengah, sejajar dengan garis sumbu jalan
sampai seluruh permukaan telah dipadatkan secara merata. Pada bagian-bagian superelevasi,
kemiringan melintang jalan atau kelandaian yang terjal, penggilasan harus bergerak dari
bagian yang lebih rendah ke bagian jalan yang lebih tinggi. Setiap ketidak-teraturan atau
bagian ambles yang mungkin terjadi, harus dibetulkan dengan menggaru atau meratakan
dengan menambahkan bahan lapis pondasi bawah untuk membuat permukaan tersebut
mencapai bentuk dan ketinggian yang benar.

Bagian-bagian yang sempit di sekitar kereb atau dinding yang tidak dapat dipadatkan dengan
mesin gilas, harus dipadatkan dengan pemadat atau mesin tumbuk yang disetujui.

c. Kandungan kelembaban untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% kurang dari
kadar air optium sampai 1% lebih dari kadar air optium dengan penyemprotan air atau
pengeringan seperlunya, dan bahan lapis pondasi bawah harus dipadatkan untuk
menghasilkan kepadatan yang disyaratkan pada seluruh ketebalan tiap lapisan dan mencapai
100% kepadatan kering maksimum yang di tetapkan yang sesuai dengan AASHTO T99 (PB
0111)

LAPIS PONDASI ATAS AGREGAT


1. Umum

(1) Uraian

Lapis pondasi atas jalan merupakan lapisan struktur utama diatas lapis pondasi bawah (atau di
atas lapis tanah dasar dimana tidak dipasang lapis pondasi bawah). Pembangunan lapis
pondasi atas terdiri dari pengadaan, pemrosesan, pengangkutan, penghamparan, penyiraman,
dengan air dan pemadatan agregat batu atau kerikil alami pilihan dalam lapis pondasi atas, di
atas satu lapis pondasi bawah atau di atas lapis tanah dasar yang telah disiapkan.

(2) Toleransi Ukuran

a. Bahan agregat lapis pondasi atau harus dipasang sampai ketebalan padat maksimum 20
cm atau ketebalan yang kurang, sebagaimana diperlukan untuk memenuhi persyaratan
disain seperti ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh Direksi Teknik.
b. Permukaan lapis pondasi atas harus diselesaikan mencapai lebar, kelandaian, punggung
dan kemiringan melintang jalan seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana, tidak boleh
ada ketidak-teraturan dalam bentuk, dan permukaan harus rata dan seragam.
c. Kelandaian dan ketinggian akhir sesudah pemadatan tidak boleh lebih dari 1 cm kurang
dari yang di tunjukkan pada gambar rencana atau seperti diatur lapangan dan disetujui
oleh Direksi Teknik.
d. Penyimpangan maksimum dalam kehalusan permukaan jika diuji dengan satu mistar
panjang 3,0 m yang diletakkan sejajar atau melintang terhadap garis sumbu jalan tidak
boleh melebihi 1,5 cm.
(3) Contoh Bahan
a. Contoh bahan yang digunakan untuk lapis pondasi atas harus diserahkan kepada Direksi
Teknik untuk mendapatkan persetujuan paling sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai,
beserta hasil-hasil test laboratorium sesuai dengan persyaratan spesifikasi untuk kualitas
dan bahan sebagaimana di uraikan dalam spesifikasi ini.
b. Tidak boleh ada perubahan sumber pemasokan atau kualitas bahan lapis pondasi atas
yang diizinkan tanpa persetujuan Direksi Teknik, dan setiap perubahan demikian harus
disertai penyerahan tambahan contoh bahan dan hasil-hasil test yang telah dilakukan
serta persetujuan seperti di atas.
c. Bilamana Direksi Teknik menganggap perlu, kotntraktor akan diminta untuk melakukan
test tersebut lebih lanjut sebagaimana diperlukannya untuk memastikan bahwa bahan-
bahan tersebut memenuhi persyaratan Spesifikasi, sebelum menempatkan bahwa lapis
pondasi atas pada pekerjaan di lapangan.

(4) Perbaikan Pekerjaan yang tidak memuaskan


i. Setiap bahan lapis pondasi ats yang tidak memenuhi spesifikasi ini, apakah dipasang
atau belum, harus di tolak dan diletakkan di samping ( pinggir ) untuk digunakan sebgai
bahan penimbunan, atau dengan cara lain dibuang seperti diperintahkan oleh Direksi
Teknik.

ii. Setiap bagian pekerjaan lapus pondasi atas yang menunjukkan ketidak teraturan atau
kerusakan dikarenakan penganganan yang jelek atau kegagalan Kontaktor untuk
mematuhi persyaratan spesifikasi atau gambar rencana harus dibetulkan dengan
perbaikan atau penggantian atas beban biaya Penyedia sehingga memuaskan Direksi
Teknik.

2. Bahan- bahan
1. Persyaratan Umum
a. Bahan-bahan yang dipilih dan digunakan untuk pembangunan lapis pondasi atas
agregat terdiri dari satu atau dua kelas bahan sebagaimana yang diperlukan dalam
kontrak tertentu seperti yang dinyatakan dalam daftar Penawaran.

i. Lapis pondasi atas kelas A, adalah agregat batu pecah, disaring dan digradasi
yang merupakan batu pecah keras dan bersih serta semuanya lolos saringan
37,5 mm.
ii. Lapis pondasi atas kelas B- Makadam ikat basah, terdiri dari agregat pecah
yang berupa batu fraksi tunggal dengan ukuran nominal antara 25 mm dan
62,5 mm dan agregat halus dan kerikil pasir alami, disaring dan digradasi serta
semuanya lolos saringan 9.5 mm.

b. Semua lapisan lapis pondasi atas harus memenuhi persyaratan spesifikasi inidan
harus sesuai dengan gambar kontrak dan seperti yang diuraikan sebelumnya dalam
daftar penawaran.

c. Bahan lapisan lapis pondasi atas terdiri dari potongan batu bersudut tajam yang keras,
awet dan bersih tanpa potongan-potongan yang terlalu tipis atau memanjangn dan
bebas dari batu-batu yang lunak, tidak merupakan satuan batu bata pecah atau
bercerai berai,kotor, mengandung zat organic atau zat-zat lain yang harus dibuang.
Bahan yang bercerai berai bila secara alternative dibasahi dan dikeringkan, tidak
boleh digunakan.
2. Makadam Ikat Basah

Bahan lapis pondasi atas kelas B juga meliputi:

a) Agregat kasar yang tertshsn pada saringan 4,75 mm, bilamana dihasilkan
kerikil tidak kurang dari 50% terhadap berat, merupakan pertikel-partikel yang
memiliki paling sedikit satu bidang pecah.
b) Agregat halus lolos saringan 4,75 mm terdiri dari kerikil halus dan pasir alami
atau debu crusher.
c) Prosentase berat agregat tipis/pipih ( perbandingan tebal dengan panjang lebih
dari 1:5) maksimum 5%.

3. Gradasi Lapis Pondasi Atas

Persyaratan gadasi untuk bahan lapisan lapis pondasi atas kelas A dan kelas B diberikan
dalam tabel berikut.

GRADASI AGREGAT GRADASI AGREGAT LAPIS PONDASI


LAPIS PONDASI ATAS KELAS B- MAKADAM IKAT BASAH

KELAS A UKURAN SARINGAN LOLOS ATAS


MM BERAT
UKURAN LOLOS ATAS Aggr. Kasar/ pokok
SARINGAN BERAT % 75.0 100
MM 62.5 95-100
37.5 100 50.0 35-70
19.0 64-81 37.5 0-15
9.5 42-60 25.0 0-5
4.75 27-45 19.0 -
2.36 18-33
1.18 11-25 Aggr. halus/pengisi
0.60 - 9.5 100
0.425 6-16 4.75 70-95
0.075 0-8 2.36 45-65
1.18 33-60
0.425 22-45
0.15 -
0.075 10-28

4. Syarat-syarat Kualitas

Bahan-bahan yang harus digunakan untuk pekerjaan lapis pondasi atas harus memenuhi kualitas
pada tabel berikut.

TABEL SYARAT-SYARAT KUALITAS BAHAN-BAHAN LAPIS PONDASI ATAS

JENIS PENGUJIAN BATAS PENGUJIAN


KELAS A KELAS B
Agregat Kasar Agregat
Halus
Batas cair Mak.25% Tidak perlu Mak. 35%
Indeks Plastisitas Mak.8% Tidak perlu 4-12%
Ekivalensi Pasir Min. 35% Tidak perlu Min. 30%
California Bearing Ratio (direndam) Min. 60% Min. 55% Min. 55%
Penyerapan air Tidak perlu Tidak perlu Tidak perlu
Kehilangan berat karena abrasi(500 Mak. 40% Mak.40% Tidak perlu
putaran)

Catatan : Pengujian diatas adalah jumlah minimum pengujian kualitas yang diperlukan. Bila
Direksi Teknik menganggap perlu, pengujian yang lebih kuas dapat diminta untuk menentukan
kekerasan dan kebagusan kualitas batu dan bagian yang halus.
3. Pelaksanaan Pekerjaan

(1) Penyiapan Lapisan Pondasi Bawah

a. Jika lapis pondasi atas harus diletakkan diatas lapis pondasi bawah , permukaan lapis pondaai
bawah harus diselesaikan sesuai dengan pekerjaan-pekerjaan yang di tentukan dibawah dan
harus diatur serat dibersihakan dari kotoran-kotoran dan setiap bahan lain yang merugikan untuk
penghamparan lapis pondasi atas.
b. Agregat lapis pondasi atas harus ditempatkan dan ditimbun bebas dari lalu-lintas secara
drainase dan lintasan air disekitarnya.

(2) Pencampuran dan Penghamparan Lapis Pondasi Atas

a. Agregat LPA Kelas A


i. Agregat harus ditempatkan pada lokasi diatas L.P.B. yang sudah disiapkan
dalam volume yang cukum untuk menyediakan penghamparan dan
pemadatan ketebalan yang diperlukan.
ii. Agregat harus dihampar dengan tangan oleh pekerja atau dengan motor
grader sampai satu campuran yang merata, dengan batas kelembaban yang
optium, sebagaimana di tentukan dibawah spesifikasi.
b. Makadam Ikat Basah
i. Sebelum lapisan macadam dipasang permukaan yang akan dilapisi dengan
macadam haus diperiksa dan disetujui oleh Tim Supervisi.
ii. Sebelum menghampar batu kasar/pokok, buatlah bangunan penunjang sampng
pinggir (lebar+ 30 cm), misalnya dengan material timbunan bah jalan, agar
pemadatan batu pokok yang digilas tidak dapat terdorong ke pinggir.
iii. Dengan menggunakn suatu bahan yang ukuran maksimumnya adalah A cm,
ketebalan daripada lapisan harus dibatasi sampai A+2 cm setelah pemadatan.
iv. Penempatan batu pokok harus dikerjakan dengan hati-hati sekali untuk membentuk
permukaan jalan sedekat mungkin mendekati kemiringan dan tebal yang disyaratkan.
Oleh karena itu tebal lapisan, bentuk dan kehalusan permukaan harus sering kali
diperiksa selama penghamparan agregat-agregat. Jika diperlukan bahan harus
ditambah atau dikurangi.

(3) Penghamparan Dan Pemadatan


a. Agregat LPA Kelas A
i. Penghamparan akhir samapai ketebalan dan kemiringan melintang yang diperlukan,
harus dilaksanakan dengan cadangan pengurangan ketebalan sekitar 10% untuk
pemadatan bahan L.P.A. Segera setelah penghampran dan pembentukan akhir
setiap lapisan L.P.A, bahan tersebut harus dipadatkan dengan baik dengan alat
pemadat yang sesuai meliputi mesin gilas roda rtam mesin gilas jenis pneumatic atau
mesin gilas bergetar.
ii. Penggilasan untuk pembentukan dan pemadatan harus maju secara gradual( sedikit
demi sedikit) dari pinggir ke tengah dari perkerasan, sejajar dengan sumbu jalan dan
harus dilaksanakan dalam operasi yang menerus untuk membuat pemadatan matang
yang merata. Pada bagian superelevasi, miring melintang atau kemiringan yang
terjal, penggilasan harus bejalan dari bagian jalan yang lebih rendah menuju ke
bagian atas.

Setiap ketidakaturan atau penurunan setempat yang mungkin terjadi, harus


diperbaiki dengan membongkar permukaan yang sudag dipadatkan,
menggaruk,menambah atau membuang bahan pondasi, membentuk kembali dan
memadatkan sampai permukaan akhir dan kemiringan melintang yang betul.

Bagian-bagian perkerasan yang sempit di sekitar batu tepi atau dinding-dinding yang
tidak dapat dimasuki mesin gilas, harus dipadatkandengan kompactor (mesin
pemadat) atau penumbuk mekanikal (stamper).
iii.Kadar air untuk pemasangan harus dijaga di dalam batas-batas 3% lebih rendah dari
kadar air optium sampai 1% lebih tinggi dari kadar optium dengan penyiraman air
atau pengeringan bila perlu, dan bahan L.P.A tersebut harus dipadatkan sampai
menghasilkan kepadatan 100% maksimum kepadatan kering yang diperlukan, yang
ditetapkan sesuai dengan AASHTO T99 (PB 0111-76)
b. Makadam Ikat Basah
i. Sesudah penghamparan batu pokok, basahi agregat-agregat untuk melumasi
permukaan dari butir-butir untuk mendapatkan sifat saling mengunci yang lebih
mudah dan lebih baik untuk penggilasan.

ii. Padatkanlah lapisan batu pokok dengan cara berikut: Pada jalan lurus penggilasan
harus dimulai dengan bagian-bagian pinggir, diteruskan kea rah tengah menurut
suatu arah sejajar dengan garis tengah jalan. Pada bagian superelevasi tikungan dan
tanjakan yang tajam, pemadatan dimulai pada bagian rendah sejajar dengan as jalan
menuju bagian tinggi, mesin harus mulai kembali menggilas pada bagian yang sama
sebelumnya. Setiap gilasan harus menutupi sebagian daripada yang sebelumnya
kira-kira 20cm. kecepatan mesin gilas harus sekitar 1.5 km/jam pada masa akhir
pemadatan.

Lapisan macadam memperoleh kekuatan terutama dari sifat saling mengunci antara
butir yang satu dengan butir yang lainnya. Oleh karena itu pemadatan harus
dilanjutkan sampai agregat-agregat tidak bergerak lagi dibawah roda-roda mesin
gilas.

iii. Bahan pengisi/halus dihamparkan tipis dan rata diatas permukaan batu pokok
langsung dari truk-truk atau dari tempat penimbunan. Untuk membantu bahn halus
mengisi rongga-rongga di antara agregat-agregat batu pokok, maka air disiramkan
diatas bahan pengisi dan bahas halus didorong terus menerus dengan sapu ke dalam
rongga di anatra agregat-agregat. Tanggul-tanggul kecil atau gundukan-gundukan
dari bahan pengisi dapat ditimbun pada pinggir lapisan agar air diatas tidak hilang
melalui alur-alur atau selokan.

Penggilasan dengan mesin gilas roda besi dilakukan selama penghamparan bahan
pengisi dan air. Kecepatan mesin gilas dapat dinaikkan samapai 3km/jam.
Bahan pengisi harus ditambahkan yaitu setiap timbul rongga diantara agregat-
agregat. Penempatan bahan pengisi/halus dan penggilasan harus diteruskan sampai
isian berikut tidak dapat dimasukkan lagi. Pada akhir pekerjaan, permukaan lapisan
macadam harus menyerupai batu mozaik yang padat dan bebas dari rongga-rongga.

iv. Karena LPA kelas B mengandung agregat >50 mm. Sandoone untuk test kepadatan
tidak dapat dilaksanakan. Tabel akan dipakai sebagai persyaratan pemadatan
dengan mesin gilas.

TABEL PERSYARATAN PEMADATAN DENGAN MESIN GILAS


ALAT PEMADAM KATEGORI AGREGAT GRADISI BAIK
Tebal maksimum Minimum jumlah
lapisan yang Lintasan
dipadatkan (cm)
Mesin gilas beroda rata Ton/m.lebar
2.25-2.70 12.5 10
2.71-5.50 12.5 8
Lebih dari 5.50 12.0 8
Mesin gilas dengan Beban roda (ton)
bahan pneumatic 2.01-2.50 12.5 12
2.51-4.00 12.5 10
4.01-6.00 12.5 10
6.01-8.00 15.0 8
8.01-12.00 15.0 8
Lebih dari 12.00 17.5 6
Mesin gilas bergetar Beban statistic (ton/ m)
0.27-0.45 7.5 16
0.46-0.70 7.5 12
0.71-1.75 12.5 12
1.26-1.80 15.0 8
1.81-2.30 15.0 4
2.31-2.90 17.5 4
2.91-3.60 20.0 4
3.61-4.30 22.5 4
4.31-5.00 25.0 4

D. LAPIS ASPAL RESAP PENGIKAT DAN LAPIS ASPAL PENGIKAT (PRIME COAT AND TACK
COAT)

Untuk Lapis aspal resap pengikat (prime coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian
suatu bahan pengikat aspal dengan kekentalan rendah yang tepilih diatas satu lapis pondasi jalan
atau permukaan perkerasan tanpa lapis penutup yang sudah disiapkan, untuk menutup permukaan
tresebut yang akan menyediakan adhesi (pelekatan)untuk satu lapis permukaan beraspal seperti
penetrasi macadam, lapis tipis aspal beton panas(lataston HRS) atau lapisan permukaan beraspal
lainnya.

Untuk lapis aspal pengikat (tack coat), pekerjaan ini terdiri dari pengadaan dan pemakaian satu
lapisan sangat tipis bahan aspal pengikat yang terpilih diatas satu permukaan yang sudah ber aspal
sebelumnya dalam persiapan untuk pemasangan satu lapis permukaan aspal baru.
Lapis aspal resap pengikat hanya digunakan diatas permukaan yang kering atau sedit lembab.
Lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pengikat yang akan digunakan selama ada angin juat
atau hujan deras,atau jika hujan mungkin turun.

Syarat syarat pekerjaan.

a) Tidak boleh ada bahan aspal yang dibuang kedalam saluran tepi,parit atau jalan air.
b) Permukaan permukaan struktur,pohon pohon atau hak milik disekitar permukaan jalan yang
sedang dilapisi harus dilindungi dari kerusakan akibat pekerjaan penyemprotan aspal.
c) Penyedia harus menyediakan dan memelihara dilapangan dimana aspal sedang dipanaskan, alat
pengendalian dan pencegahan kebakaran yang memadai ,dan juga peralatan dan sarana untuk
pertolongan pertama.
d) Kecuali diperoleh satu pengalihan ( alternatif) lalulintas, pekerjaan harus dilaksanakan sedemikian
rupa sehingga memungkinkan satu jalur lalu lintas,dengan diadakan pengaturan pengendalian
lalu lintas sehingga mendapatkan persetujuan dari Direksi teknik.

Penyedia harus bertangung jawab terhadap semua konsekuensi (akibat) lalu lintas yang terlalu dini di
izinkan melewati lapis aspal pengikat atau lapis aspal resap pelekat yang baru dipasang dan harus
melindungi permukaan tersebut.

BAHAN BAHAN
1. Bahan untuk lapis aspal resap pengikat
a). Bahan bitumen untuk lapis aspal resap pengikat akan dipilih dari 2 jenis aspal semen gradasi
kental,diencerkan dengan kerosin (minyak tanah) dalam perbandingan 80 bagian minyak
tanah terhadap 100 bagian aspal semen , atau seperti diperintah kan lain oleh direksi teknik
atas dasar suatu percobaan yang dilaksanakan atau (tekstur)permukaan jalan pemilihan lapis
aspal resap pelekat.

- Gradasi kekentalan AC- 10( sama dengan Pen 80/100)


- Gradasi Kekantalan AC -20 (sama dengan Pen 60/70)
b). Agregat penutup untuk lapis aspal resap pengikat harus batu pecah alami disaring ,
selanjutnaya bebas dari partikel partikel lunak dan setiap lempung,lanau atau zat zat organic.

Persyaratan gradasi untuk agregat penutup adalah :

- Tidak kurang dari 95 % lolos saringan standard 9.5 mm


- Tidak lebih dari 2 % lolos saringan standard 2.36 mm

2. Bahan bahan untuk lapis aspal pengikat

Bahan bitumen untuk lapis aspal pengikat harus dipilih dari jenis aspal berikut:

- Aspal semen gradasi kental (AASHTO M226) jenis AC – 10 atau AC 20, Aspal
harus diencerkan dengan 25 – 30 bagian minyak tanah terhadap 100 bagian aspal
semen
- Aspal emulsi cationic mengendap lambat , dengan kandungan aspal antara 40% -
60% ,sesuai dengan AASTO M208.Bila diprlukan dan sesuai permintaan direksi
teknik aspal emulsi harus dilunakkan ,diencerkan dengan air bersih dengan
perbandingan yang sama.

PELAKSANAAN PEKERJAAN .

Jenis alat dan cara pengoperasian akan berdasarkan intruksi intruksi yang diberikan direksi teknik dan
sesuai dengan daftar unit intlasi dan peralatan disetujui untuk kontrak tertentu.Secara umum akan
dipilih jenis peralatan berikut ini:

1. Distributor aspal bertekanan beserta penyemprot


2. Peralatan untuk memenaskan aspal
3. Mesin gilas ban peneumatik
4. Sapu sikat untuk penyapuan manual

Distributor aspal harus memenuhi standard rencana internasional yang disetujui dengan roda
peneumatik dan dilengkapi dengan sebuah batang penyemprot.Alat harus dapat menyemprotkan
bahan aspal pada tingkat yang tekendali dan seragam dan pada suhu yang ditentukan . Peralatan
termasuk Tacho Meter, ukuran tekanan ,batang kali brasi tangki,thermometer untuk pengukur suhu
aspal dalam tangki,dan alat alat untuk pengukuran kecepatan secara tepat pada kecepatan rendah

Tingkat Penggunaan Lapis Aspal Pengikat dan Lapis Aspal Resap Pengikat
Jika diminta demikian oleh direksi teknik ,percobaan lapangan harus dilaksanakan untuk menetapkan
tingkat pemakaian yang memadai untuk berbagai kondisi permukaan.
Lapis aspal resap pengikat: (aspal keras kekentalan rendah)

- Untuk pondasi agregat, antara 0.6- 1,6 L/m2


- Untuk pondasi tanah semen antara 0.3 – 1.0 L/m2

Lapis aspal pelekat aspal keras/emulsi.

Tingkat pemakaian harus sesuai dengan batas batas yang diberikan dalam berikut.

JENIS BAWAH PENGKAT TINGKAT PENYEMPROTAN TINGKAT PENYEMPROTAN


Permukaan baru /kaya Permukaanporous/lama
Liter/m2 Liter /m2
Aspal keras (cut back) 0.15 0.20 – 0.50
25: 100
Aspal emulsi 0.25 0.25 – 0.60
Aspal emulsi 0.50 0.50 – 1.20
(diencerkan 1 : 1)
E. LAPIS ASPAL PERMUKAAN PENETRASI MACADAM(LAPEN)

Lapis pemukaan penetral macadam terdiri dari pembangunan diatas lapis pondasi atas atau
permukaan dengan penutup yang ada yang sebelumnya disiapkan,satu lapisan permukaan
perkerasan yang tebalnya antara 5 – 7 cm dari penetrasi batu pecah yang bersih dengan pemakaian
aspal pengikat panas.Biasanya untuk pekerjaan jalan kabupaten akan diperlukan lapis permukaan
tebal 5 cm dengan lapis penutup aspal.

TOLERANSI UKURAN.

a) Tebal rata rata yang sebenarnya dipasang harus sama dengan atau lebih tebal dari tebal
nominal rencana.
Dalam beberapa contoh, Direksi Teknik atas keputusannya sendiri dapat menyetujui atau
menerima ketebalan rata rata yang lebih tipis dari tebal nominal rencana ,asalkan
penetrasi macadam terpasang pada ketebalan baru itu memenuhi segala persyaratan,
Tidak ada satu titikpun akan memiliki tebal lapis padat yang lebih dari 5 mm dibawah tebal
nominal rencana.
b) Permukaan akhir harus memenuhi garis, ketinggian dan penampang melintang tipikal
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau yang disetujui Direksi teknik. Bila diuji
dengan satu mal dan batang lurus, permukaan akhir tidak boleh menunjukkan variasi terhadap
permukaan akhir yang ditentukan lebih besar dari 6 mm pada panjang 3 meter.

Syarat syarat Pekerjaan dan Pegendalian Lalu lintas.

- Tidak boleh ada bahan aspal dibuang kedalam saluran tepi ,parit atau jalan air
- Permukaan bangunan bangunan,pohon pohon ,atau hak milik disekitar pekerjaan jalan
harus dilindungi dari setiap keruakan yang diakibatkan oleh pekerjaan penyemprotan
aspal
- Penyedia harus melengkapi dan memelihara dilapangan pekerjaan bilamana aspal
sedang dipanaskan ,perlengkapan pengendalian dan pencegah kebakaran,dan juga
persediaan dan sarana pertolongan pertama .
- Pengendalian lalu lintas harus dilakukan Penyedia yang sesuai dengan syarat syarat
umum kontrak , serta atas persetujuan direksi teknik
- Harus disiapkan sarana untuk melaksanakan pekerjaan denagan separuh lebar jalan ,
kecuali satu jalan pengalihan (alternative) disediakan dengan mendapat persetujuan
direksi teknik.
- Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan diatas permukaan jalan yang baru
diselesaikan sampai permukaan penetrasi macadam dipadat penuh dan dilapis tutup
hingga memuaskan Direksi Teknik.Penyedia harus bertanggung jawab terhadap semua
akibat ( konsekuensi) lalu lintas yang diizinkan lewat, sementara pekerjaan jalan
sedang berlangsung.

BAHAN BAHAN

1. Agregat
Agregat terdiri dari batu pecah berupa agregatkasar,agregat kunci dan agregat penutup, yang bersih
keras dengan kualitas seragam dan bebas dari kotoran , lempung , bahan bahan tumbu – tumbuhan
atau bahan lainnya yang harus dibuang.
Batas ukuran agregat
- Agregat kasar berupa lapisan utama yang berada dalam batas batas ukuran nominal 2,5 cm –
6,25 cm ,yang tergantung pada ketebalan lapisan dengan ukuran maksimum kurang lebih 2/3
tebal rencana.
- Agregat kunci untuk lapisan utama (pokok) harus lolos saringan 25 mm tetapi tidak boleh lebih
dari 5 % akan lolos dari saringan 9,5 mm.
- Bila disediakan dalam daftar penawaran , satu lapisan penutup aspal harus diletakkan diatas
permukaan penetrasi macadam menggunakan agregat ukuran tunggal nominal 12,5 mm
2. Gradasi Agregat
Gradisi agregat bersama dengan tebal yang terpakai ditunjukkan dalam tabel berikut.

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS


mm Tebal lapisan 5.0 – 7 cm Tebal lapisan 4 – 5 cm
Agregat pokok
62.5 100 -
50 95 – 100 100
40 35 – 70 95 – 100
25 0 – 15 -
19 0 -5 0-5
Agregat Kunci
25 100 100
19 95 – 100 95 – 100
9.5 0-5 0-5
Lapis penutup
12.5 100
9.5 85 – 100
4.75 10 – 30
2.36 0 -1

3. Bahan Pengikat Beraspal


Aspal yang digunakan harus aspal semen gradasi kentak atau aspal keras yang diencerkan
(cut back) ,Jika diminta demikian untuk kontrak khusus yang digunakan menurut perintah
direksi teknik.
- Aspal Semen (AASHTOO M 226)
AC -10 (ekivalen dengan pen 80/100)
AC -20 (ekivalen dengan pen 60 /70)
- Aspal Keras yang diencerkan (cut back)
AC – 10
AC – 20

PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jenis alat dan metoda pengoperasian harus sesuai dengan daftar unit produksi dan peralatan serta
program kerja yang disetujui dan menurut petunjuk selanjutnaya oleh direksi teknik.Pada umumnya
akan dipilih jenis peralatan berikut :
- Distributor / penyemprot aspal bertekanan
- Alat untuk pemanasan aspal
- Mesin Gilas termasuk : Tandem 6 – 8 ton, Roda baja rata 6 – 8 T, Ban peneumatik 10 –
12 T
- Sejumlah Dum truk yang cukup, Lebih baik besreta LOADER
- Tanki air ( jika musim kemarau )
- Sapu ,Garu , Gerobak dorongan , semua untuk pekerjaan manual.

Penghamparan agregat kasar dalam lapisan pokok


Agregat kasar akan dihampar dengan tangan atau mesin yang dipasang dengan keseragaman yang
merata hingga mencapai garis, profil dan kemiringan yang dikehendaki.Sebuah mal pengujian
mengikuti kemiringan melintang rencana perkerasan selesai , harus digunakan untuk memperoleh
keseregaman permukaan akhir.
Penaburan tidak boleh dilakukan lebih lanjut melebiki dari operasi penggilasan dan penebaran
panjang yang dapat diselesaikan dalam rata rata satu hari kerja .Agregat segregasi atau agregat
bercampur dengan tanah atau bahan asing lainnya, harus disingkirkan dan diganti dengan agregat
bergradasi yang benar

Penggilasan dan pemadatan lapisan pokok


Lapisan agregat kasar pokok harus digilas kering dengan mesin gilas roda baja 6 – 8 ton sampai
terpadatkan seluruhnya.Penggilasan Awal akan dimulai daro sebelah pinggir,melapis tindih bahu jalan
selebar paling sedikit 30 cm, dan akan berlangsung menuju tengah perkerasan.
Pinggiran Roda Mesin Gilas Akan melapis tindih hamparan sebelumnya denagn sekitar 1/3 lebar roda.
Setelah penggilasan awal, permukaan tersebut harus diperiksa dengan mal punggung dan batang
lurus 3 m, dan harus mematuhi toleransi ukuran yang ditetapkan,dengan cadangan diberikan untuk
kebutuhan pemadatan berikutnya.Semua Ketidak rataan permukaan yang melebihi batas diatas harus
dibetulkan dengan membuang atau menambah agregat sebelumnya.

Penggilasan akan berhenti sebelum rongga rongga dalam agregat tertutup sedemikain jauh sehingga
mencegah penetrasi yang bebas dan merata dari aspal dan agregat kunci.

Pemakaian bahan aspal (Sebelum Agregat Kunci)


Seteah agregat kasar digilas dandiperiksa , bahan bahan pengikat aspal akan disemprotkan pada
suatu suhu yang cocok pada jenis dan mutu bahan pengikat aspal.
Suhu pemanasan dan penyemprotan yang diperlukan untuk bahan pengikat aspal harus berada
dalam batas batas berikut :
- Aspal keras :
AC – 10 (PEN 80/100) ; batas suhu 125 - 180 derajat celcius
AC – 20 (PEN 60 /100) ; batas suhu 135 – 185 derajat celcius
- Aspal Cair (cut back) :
MC – 800 ; batas suhu 77 – 115 derajat celcius
MC – 300 : batas suhu 60 - 100 derajat celcius

Setiap bahan pengikat aspal yang telah dipanaskan sampai suhu penyemprotan lebih dari 10 jam atau
telah dipanas kan sampai satu panas yang melebihi suhu maksimum.
Sebelum menyemprotkan bahan pengikat aspal, bahan agregat harus kering dari permukaan sampai
seluruh kedalamannya.
Bahan aspal akan disemprotkan secara lebih baik dengan distributor bertekanan merata keatas
permukaan pada tingkat yang sudah ditetapkan diatas luas yang kecil,dimana pemakaian batang
penyemprot tidak praktis, bahan tersebut akan disemprotkan dengan selang tangan.
Sebuah ceret curah hanya dapat digunakan bilamana diberikan direksi teknik

Penggunaan Agregat Kunci


Secepatnya setelah pemakaian aspal ,agregat kunci akan ditabur kan merata diatas permukaan dgn
alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui ,digilas,dibersihkan dengan sapu seret untuk
menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan
tangan, dimana diperlukan serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat
tesebut tertanam denagn baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan sapu.

Penggunaan agregat penutup


Secepat setelah pemakaian aspal , agregat kunci akan ditaburkan merata diatas permukaan dengan
alat mesin penabur atau cara manual yang disetujui , digilas , dibersihkan dengan sapu seret untyuk
menjamin distribusi yang merata dan digilas lagi.Agregat kunci ekstra akan ditambahkan dengan
tangan,dimana diperlukan, serta penggilasan dan pembersihan akan berlanjut sehingga agregat
tersebut tertanam dengan baik. Setiap batu lebihan harus disingkirkan dengan disapu.

F. LAPIS TIPIS ASPAL BETON (LATASTON-HRS)

1. Umum
(1) Uraian
Pekerjaan ini terdiri dari penyediaan lapis aus permukaan yang tipis, awet dan padat berupa
campuran aspal yang dikenal sebagai Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON-HRS), terdiri dari agregat,
filler(bahan halus sebagai pengisi) dan aspal semen dalam jumlah tertentu yang, dilhasilkan dalam
satu unit pencampuran pusat dan dipasang sesuai dengan spesifikasi ini samapai satu ketebalan 2.5
cm-3 cm sebagaimana ditentukan dalam daftar penawaran. Campuran aspal LATASTON (HRS) akan
diletakkan sebagai satu lapis permukaan baru di atas lapis pondasi atas yang sudah dibangun
sebelumnya atau sebagai satu lapis ulang di atas perkerasan dengan lapis penutup yang ada.
(2) Toleransi Ukuran
a. Tebal terpasang rata-rata harus sama dengan atau lebih tebal nominal rencana. Tidak boleh
ada satu titikpun dengan ketebalan HRS padat kurang dari 90% tebal rencana. Akan tetapi
rencana dapat disesuaikan menurut kebutuhan di lapangan atas keputusan Direksi Teknik
serta diberitahukan kepada Penyedia secara tertulis.
b. Perbedaan permukaan HRS yang sudah jadi, jika diukur dengan mal pengukur kerataan
sepanjang 3 m tidak boleh melebihi 5 mm pada suatu titik.
(3) Contoh Bahan
Penyedia harus menyerahkan hal-hal berikut kepada Direksi Teknik paling sedikit 14 hari
sebelum pekerjaan dimulai.
a. Contoh bahan campuran aspal beserta rincian sumber pengadaan
b. Formula campuran pelaksaan beserta data uji yang di dapat dari laboratorium Instalasi
Campuran Pusat (CMP) yang menunjukkan kecocokannya dengan persyaratan kualitas
Spesifikasi ini.

(4) Pembatasan Cuaca


LATASTON (HRS) tersebut hanya boleh dipasang dibawah kondisi cuaca kering dan
bilamana permukaan perkerasan kering.

(5) Pengendalian Lalu Lintas


a. Pengendalian lalu lintas harus dilakukan oleh Penyedia yang sesuai dengan syarat-syarat
umum kontrak dan mendapat persetujuan Direksi Teknik serta tindakan pencegahan yang
memadai harus diambil untuk member petunjuk dan mengendalikan lalu lintas selama
pelaksanaan pekerjaan.
b. Harus disediakan sarana penyediaan untuk pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakan
dengan pelaksanaan separuh lebar, kecuali disediakan satu jalan pengalihan (alternatif) yang
sesuai, yang disetujui oleh Direksi Teknik.
c. Tidak boleh ada lalu lintas yang diizinkan lewat atas permukaan jalan yang baru diselesaikan
sampai lapis permukaan LATASTON (HRS) tersebut dipadatkan benar dan memuaskan
Direksi Teknik. Kecepatan lalulintas diatas permukaan yang baru terpasang akan dibatasi
sampai 15 km/jam untuk paling sedikit selama 3 hari sesudah penyelesaian. Penyedia harus
bertanggung jawab semua akibat lalulintas yang diizinkan, sementara pekerjaan jalan sedang
berlangsung.

2. Bahan-bahan
(1) Persyaratan umum
a. Semua bahan-bahn yang diperlukan untuk LATASTON (HRS) diperoleh dari P.U. Provinsi,
Departemen P.U. ( atas nama Kabupaten) dan dipasok langsung ke tempat Instalasi Campur
Pusat (CMP), keculai DPUK mengadakan pengaturan alternatif.
b. Tanggung jawab untuk menyetjui semua sumber pengadaan dan melaksanakan pengujian
laboratorium yang berhubungan dengan campuran pelaksanaan serta pengendalian mutu
produksi akan berada pada Tenaga Ahli (Engineer) yang bertugas pada C.M.P. ( Instalasi
Campur Pusat )
c. Kualitas HRS harus memenuhi persyaratan umum Spesifikasi dari Spesifikasi Umum Bina
Marga, bulan Maret 1989.

(2) Agregat
a. Agregat kasar
Agregat kasar tersebut harus terdiri dari batu atau kerikil pecah ataupun campuran batu pecah
dengan kerikil alam bersih yang sesuai.

Gradasi agregat kasar harus sesuai dengan Tabel berikut.


TABEL. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT KASAR

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT


mm
19.0 100
12.5 30-100
9.5 0-55
4.75 0-10
0.075 0-1

b. Agregat Halus
Agregat halus akan terdiri dari pasir alam dan/atau batu disaring dalam kombinasi yang cocok
dan halus bersih serta bebas dari gumpalan-gumpalan lempung dan benda-benda lain yang
harus dibuang. Gradasi agregat halus harus sesuai dengan tabel berikut.

TABEL. PERSYARATAN GRADASI AGREGAT HALUS

UKURAN SARINGAN PERSENTASI LOLOS ATAS BERAT


mm
9.5 100
4.75 90-100
2.36 80-55
0.60 25-100
0.075 3-11

c. Filler ( bahan halus sebagai pengisi )


Bahan filler akan terdiri dari debu batu kapur atau semen dan harus bebas dari setiap benda
yang harus dibuang. Ia akan berisi ukuran partikel yang 100% dan 0,6 mm dan tidak kurang
dari 75% berat partikel yang lolos saringan 0,075 mm (saringan basah).
d. Syarat-syarat Kualitas Agregat Kasar
Agregat kasar yang digunakan untuk LATASTON (HRS), harus mematuhi syarat-syarat
kualitas yang di berikan pada table di bawah.

TABEL. SYARAT-SYARAT KUALITAS AGREGAT KASAR


URAIAN BATAS TEST
Kehilangan berat karena abrasi (500 Maksimum 40%
putaran)
Bahan aspal setelah pelapisan dan Minimum 95%
pengelupasan

(3) Bahan Aspal


a. Bahan aspal harus AC-10, aspal semen gradasi kental ( kurang lebih ekivalen kepada pen
80/100) memenuhi pesyaratan AASHTO M226- Tabel 2
b. Suatu bahan adhesi (pengikat) dan anti pengelupasan harus ditambahkan kepada bahan-
bahan aspal, bila diperintahkan demikian oleh ahli Teknik yang bertugas dan bertanggung
jawab pada CMP ( Instalasi campuran Pusat) Bahan additive (tambahan ) harus dari satu jenis
yang disetujui oleh ahli teknik yang bertugas dan akan ditambahkan serta dicampur sesuai
dengan petunjuk pabrik pembuat.

3. Pelaksanaan Pekerjaan
(1) Alat Pelaksaan
a. Jenis alat dan method operasi harus seuai dengan daftar Alat dan Unit Produksi yang di setujui
dan menurut petunjuk selanjutnya dari Direksi Teknik.
Pada umumnya alat yang harus dipilih untuk penghamparan dan penyelesaian harus paver
(perata) bertenaga mesin sendiri yang disetujui, mampu bekerja sampai garis dan ketinggian
yang diperlukan, dengan persediaan pemanasan, screeding dan perataan sambungan
campuran aspal. Akan tetapi, dimana alt paver (perata) tidak dapat diperoleh tergantung
kepada Perintah Direksi Teknik, meletakkan dan menghampar campuran harus dilakukan
dengan tenaga kerja, menggunakan garukan, sekop dan kereta dorong.
b. Jenis peralatan berikut, akan dipilih untuk penghamparan, pemadatan dan penyelesaian
i. Alat Pengangkutan
Sejumlah truk angkutan yang cukup harus disediakan untuk mengangkut campuran
aspal, yang sesuai dengan program kerja yang disetujui. Truk-truk tersebut harus
dilengkapi dengan alas logam rata rapat, bersih dan sebelumnya dilapisi dengan
minyak pelumas.
ii. Peralatan untuk penghamparan dan Penyelesaian
Bilamana diminta demikian di bawah daftar Penawaran dan Daftar Peralatan Kontrak,
peralatan untuk penghamparan dan penyelesaian harus sebuah paver (perata)
bertenaga mesin sendiri yang disetujui mampu bekerja sampai ke garis, tingkat
kemiringan dari penampang melintang yang diminta dan mampu memenuhi
persyaratan mengenai volume dan kualitas penanganan.
iii. Peralatan Pemadatan
Untuk pemadatan lapis permukaan, peralatan berikut diperlukan.
 Dua buah mesin gilas roda baja ( mesin gilas tiga roda atau mesin gilas roda
tandem dengan total berat 6 ton- 10 ton)
 Sebuah mesin gilas ban pneumatic dengan tekanan angin dalam ban 8,5 kg/cm2
(120 lbs/sq.in) dan dengan penyediaan untuk ballas dari 1500 kg-2500 kg beban
per roda.
iv. Peralatan untuk Penyemprotan Lapis Aspal Resap Pengikat atau Lapis Aspal
Pengikat.
Sebuah distributor/penyemprot aspal bertekanan harus disediakan dengan
penyediaan untuk pemanasan aspal.

(2) Penyiapan Lapangan


a. Pemasangan di atas Lapis Pondasi Atas
i. Bila memasang di atas pondasi jalan, pondasi tersebut telah memiliki bentuk dan profil
yang diminta tepat benar dengan penampang melintang rencana dan dipadatkan
sepenuhnya sehingga disetujui oleh Direksi Teknik, yang sesuai dengan persyaratan
pemadatan dibawah. Pondasi tersebut harus disapu bersih dari setiap benda lepas
atau harus dibuang.
ii. Sebelum meletakkan LATASTON (HRS), pondasi jalan tersebut harus dilapisi dengan
lapis Aspal Resap Pengikat pada suatu tingkat pemakaian 0,6 l/m2atau tingkat
pemakaian yang lkain menurut petunjuk Direksi Teknik.

b. Pemasangan di atas Permukaan dengan Lapis Penutup yang ada


i. Bilamana pemasangan sebagai lapis ulang terhadap permukaan beraspal yang ada,
setiap kerusakan pada permukaan perkerasan lama, termasuk lubang-lubang, bagian-
bagian ambles, pinggiran runtuh dan cacat permukaan lainnya, harus dibuat betul dan
diperbaiki sampai disetujui oleh Direksi Teknik.
ii. Sebelum memasang LATASTON (HRS) permukaan lama harus kering dan disapu
bersih dari semua batu lepas serta bahan-bahan lainnya yang harus dibuang dan
disemprot dengan lapis aspal pengikat yang dismeprotkan pada satu tingkat pemakaian
tidak melebihi 0,5 l/m2

(3) Penghamparan
a. Screed samping atau cetakan lain yang disetujui akan dipasang di pinggir perkerasan
bahu jalan mencapai garis dan ketinggian yang diperlukan.
b. Penghamparan dengan Mesin
i. Sebelum permulaan operasi pengaspalan, screed pada paver harus dipanaskan,
dan campuran aspal harus di tuangkan ke dalam paver pada satu temperature di
dalam batas-batas 140°C- 110°C.
ii. Selama operasi paver, campuran aspal akan dihampar dan diturunkan sampai
tingkat ketinggian dan bentuk penampang melintang yang diperlukan di atas seluruh
lebar perkerasan atau sebagian lebar perkerasan yang praktis.
iii. Paver akan dioperasikan pada satu kecepatan yang tidak menyebabkan retak-retak
permukaan, robek-robek atau suatu ketidak teraturan alinnya pada permukaan.
Tingkat penghamparan harus mendapat persetujuan Direksi Teknik, memenuhi
persyaratan tebal rencana.
iv. Bila suatu segregasi, penyobekan atau pencungkilan permukaan terjadi, paver
tersebut harus dihentikan dan tidak boleh mulai kerja lagi sampai penyebabnya telah
ditemukan dan dilakukan perbaikan. Bagian-bagian kasar atau bahan-bahan yang
terpisah (segregasi), harus dikoreksi dengan penyebaran fines ( bagian halus) serta
di garuk dengan baik. Akan tetapi, penggarukan sedapat mungkin dihindarkan, dan
partikel-partikel kasar tidak boleh disebarkan di atas permukaan yang discreed.
v. Harus dijaga supaya campuran tidak terkumpul dan mendingin di tempat sisi hopper
atau dimana saja dalam paver.
vi. Bilamana jalan tersebut diperkeras separuh lebar pada satu waktu, perkerasan pada
separuh lebar yang pertama tidak boleh lebih dari 1 km di depan pelapisan separuh
lebar yang kedua.

c. Penghamparan dengan tenaga Manusia


i. Harus disediakan tenaga kerja yang cukup untuk memungkinkan truk pengangkut
dibongkar muatannya dan campuran aspal panas tersebut harus dihampar dengan
minimum penundaan. Bilamana digunakan truk bak rata untuk pengiriman,
campuran tersebut harus dibongkar dengan sekop dan dituang tegak di atas lintasan
jalan demikian sehingga sangat sedikit segregasi. Tidak boleh ada usaha
menebarkan campuran secara langsung dari truk.
ii. Campuran aspal tersebut harus diratakan dengan sekop dan garu hanya digunakan
untuk merapikan permukaan. Mistar lengkung di tengah atau batang lurus harus
digunakan untuk mengatur permukaan diantara papan screed.
iii. Bila diperlukan untuk penghamparan dengan tangan kedua sisi dan papan pembuat
punggung jalan di tengah harus dipasang dan campuran aspal akan disebar pekerja
dari papan pinggir ke papan tengah, dank e depan dari sambungan melintang.
Penghamparan harus dilaksanakan sehingga menghasilkan permukaan yang
seragam tanpa segregasi. Bila terjadi segregasi, partikel-partikel kasar harus
disingkirkan dari permukaan sebelum pemadatan, dan dibuang. tidak boleh ada
coba-coba dengan tangan.

(4) Pemadatan permukaan LATASTON (HRS)


a. Pengendalian temperature
i. Secepatnya setelah campuran selesai dihampar dan diratakan, permukaan harus
diperiksa dan ketidakrataan dibetulkan.
ii. Suhu campuran lepas terpasang harus dipantau dan penggilasan akan dimulai
bilamana suhu campuran turun dibawah 110°C serta diselesaikan sebelum suhu
turun dibawah 65°C.
iii. Penggilasan campuran tersebut akan terdiri dari tiga penggelasan secara berturut-
turut dengan urutan sebagai berikut.
Waktu sesudah Suhu

Dihampar Penggilasan

1. Tahap awal penggilasan 0-10 menit 110°C-100°C


2. Penggilasan antara atau kedua 10-20 menit 110°-80°C
3. Penggilasan akhir 20-45 menit 80°C-65°C
b. Prosedur Pemadatan
i. Tahap awal penggilasan dan penggilasan akhir akan dilaksanakan dengan mesin
gilas roda baja. Penggilasan kedua atau penggilasan anatara akan dilaksanakan
dengan mesin gilas ban. Mesin gilas awal akan beroperasi dengan roda kemudi
dekat paver.
ii. Kecepatan mesin gilas tidak bileh melebihi 4 km/jam untuk mesin gilas roda baja dan
6 km/jam untuk mesin gilas pneumatic dan akan selalu berjalan selambat mungkin
untuk menghindari pergeseran campuran panas. Garis penggilasan tidak boleh
terlalu berubah-ubah atau arah penggilasan berbalik secara mendadak, yang
mungkin mengakibatkan pergeseran campuran.
iii. Penggilasan kedua atau penggilasan antara harus mengikuti sedekat mungkin di
belakang penggilasan awal dan akan dikerjakan sementara campuran tersebut
masih dalam temperature yang akan menghasilkan pemadatan maksimum.
Penggilasan akhir akan dilakukan ketika bahan tersebut masih dalam kondisi yang
cukup dapat dikerjakan untuk menghapus/membuang tanda-tanda bekas injakan
mesin gilas.
iv. Penggilasan akan dimulai secara memanjang pada sambungan dan dari pinggir luar
dan berjalan sejajar dengan sumbu jalan menuju bagian tengah perkerasan, kecuali
pada penggilasan lengkungan superelevasi akan dimulai pada sisi bawah dan
bergerak menuju ke sisi yang tinggi. Lintasan-lintasan berikutnya dari mesin gilas
harus berlapis tindih pada paling sedikit setengah lebar mesin gilas serta lintasan
tidak boleh berhenti pada titik-titik di tempat satu meter dari ujung lintasan
sebelumnya.
v. Ketika menggilas sambungan memanjang, penggilasan awal pertama-tama bergerak
ke atas jalur yang sudah dilapisi permukaan sebelumnya sehingga tidak lebih dari 15
cm roda kemudi berjalan diatas ujung perkerasan yang belum dipadatkan. Mesin
gilas tersebut akan melanjutkan sepangjang jalur ini menggeser posisinya sedikit-
sedikit melintang sambungan dengan lintasan berikutnya, sehingga diperoleh
sambungan yang rapih terpadatkan secara menyeluruh.
vi. Penggilasan akan bergerak maju menerus sebagaimana diperlukan untuk
mendapatkan pemadatan yang seragam selama waktu bahwa campuran tersebut
dalam kondisi dapat dikerjakan dan sampai semua bekas-bekas injakan mesin gilas
serta ketidak teraturan lainnya dihapus. Untuk mencegah melekatnya campuran
tersebut ke mesin gilas, roda-roda tersebut harus selalu dijaga tetap basah, namun
air yang berlebihan tidak diizinkan.

(5) Penyelesaian
a. Alat berat atau mesin gilas tidak diizinkan berdiri diatas permukaan yang baru selesai sampai
permukaan tersebut seluruhnya dingin dan memadat.
b. Permukaan LATASTON (HRS) sesudah pemadatan harus halus dan rata sampai punggung
jalan yang ditetapkan dan tingkat kemiringannya berada dalam toleransi yang kotoran, atau
yang tidak sempurna, harus segera dipadatkan supaya sama dengan sekitarnya dan setiap
luas yang menunjukkan suatu kelebihan atau kekurangan bahan beraspal, atas perintah
Direksi Teknik harus disingkirkan dan diganti. Semua tempat-tempat tinggi, sambungan-
sambungan tinggi, bagian ambles dan berongga harus diperbaiki menurut permintaan Direksi
Teknik.
c. Sementara permukaan tersebut sedang dipadatkan dan diselesaikan, Penyedia akan
merapihkan pinggiran-pinggiran dengan baik. Setiap bahan lebihan harus dipotong tegak
setelah penggilasan akhir, dan dibuang oleh Penyedia menurut petunjuk Direksi Teknik.
G. Ijin Badan Usaha
Klarifikasi Jasa Pelaksana Kontruksi (SI003) Sub Bidang Jasa Pelaksana Konstruksi Jalan Raya, Jalan,
Rel Kereta Api dan Landas Pacu Bandara atau KBLI 42101 BS001 : Kontruksi Bangunan Sipil Jalan.
H. TENAGA AHLI

Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pengadaan pekerjaan konstruksi


a. Pelaksana Pekerjaan Jalan (TS28)
b. Pelaksana K3 Konstruksi (K3 Konstruksi)
I. Jangka Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan selama 15 ( lima belas ) hari kalender.
J. Peralatan Yang Dibutuhkan
Peralatan utama yang diperlukan untuk pengadaan pekerjaan kontruksi :
- Tandem Roller / baby roller
- Stamper

K. Identifikasi Bahaya
Uraian Pekerjaan Identifikasi Bahaya

(Skenario
Resiko Bahaya)
terkena bahan/
Pekerjaan Kontruksi
material aspal panas
material aspal panas
material aspal panas

Anda mungkin juga menyukai