KELEMBAGAAN POSYANTEK
Kabupaten Bekasi
21 Februari 2023
Pengelolaan Posyantek
Penutup
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
membantu capaian SDGs Desa khususnya capaian : tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
✓ DESA EKONOMI TUMBUH MERATA
Pedoman Umum Posyantek
✓ DESA BERJEJARING
➢ Salah satu upaya untuk mewujudkan peningkatan daya saing bangsa diperlukan strategi dengan
memanfaatkan Teknologi Tepat Guna Pedesaan secara optimal sebagai upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan kesejahteraan masyarakat.
➢ Revolusi industri terkini mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi
internet telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan secara online. Hal ini sangat berpengaruh
pada penyimpanan sebuah data daerah.
✓ Pengelolaan Data diharapkan lebih efisien
✓ mengelola dan menjaga arsip-arsip desa dengan adanya kemudahan penyimpanan dan sistem
Perkembangan TTG :
a) Pemahaman Awal TTG
teknologi sederhana, mudah & murah dibuat, mudah
pengoperasiannya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
padat karya, memberikan nilai tambah ekonomi, tidak merusak
lingkungan
a) TTG adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, dapat
menjawab permasalahan masyarakat, ramah lingkungan,
fungsional, sosial, budaya dan dapat dimanfaatkan secara
mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi
dan aspek lingkungan hidup
INOVASI & INVENSI
TEKNOLOGI
Pengertian Teknologi itu sendiri secara harafiah adalah segala daya upaya yang dapat dilaksanakan oleh
manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup, tetapi teknologi sering berdampak
negatif terhadap usaha, sistem dan lingkungan.
Sebenarnya inovasi dapat berarti inovasi proses produksi, inovasi organisasi atau
kelembagaan dan inovasi pengetahuan. Iniovasi-inovasi tersebut diciptakan dan
dioriantasikan kepada konsumen dan pengurangan biaya produksi yang pada akhirnya dihasilkan
suatu produk yang memiliki daya saing yang tinggi.
Pada era-era sebelumnya, inovasi yang digunakan untuk mengubah suatu ide baru menjadi
suatu produk baru yang komersial adalah inovasi dengan lintasan proses yang linier. Proses linier ini
mempunyai sasaran hanya pada proses yang berkaitan dengan teknologi. Pelaku inovasinya hanya teknolog
yang dipimpin oleh seorang pakar fungsional serta proses inovasi dilakukan secaraperiodik.
Inovasi
Hak Kekayaan
Intelektual (HKI)
Pengelolaan
Sumber Daya
Teknologi Tepat Alam Desa
Guna, Teknologi Hak memperoleh
Tinggi, dan pelindungan
Teknologi Digital secara hukum atas
Komoditas
kekayaan
ekonomi dengan
Tahapan Inovasi intelektual sesuai
memperhatikan
dengan ketentuan
keberlanjutan
Sebagai media ide peraturan
1. Tahapan (sustainable)
inovasi dan perundang-
pengetahuan kreativitas undangan
2. Tahapan Rujukan
(persuasi)
3. Tahapan Keputusan
4. Tahapan
Implementasi
5. Tahapan konfirmasi
STRATEGI
MEMBUDAYAKAN INOVASI
TAHAP PEMANFAATAN
INOVASI
BENTUK INOVASI
Berdasarkan PP 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
1. PENGOLAHAN PANGAN
STRATEGIS
PENGEMBANGAN DAN 3. PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENERAPAN
TEKNOLOGI TEPAT
GUNA 4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
5. PEMAMPUAN EKONOMI
POSYANTEK
PERMASALAHAN
*Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pengertian Umum
Tujuan
Memberikan pedoman pembentukan dan pengelolaan Posyantek desa dan Posyantek bagi para pemangku
A kepentingan terutama di Pemerintahan Daerah Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota serta Pengurus Posyantek
dan Posyantek desa seluruh Indonesia.
Mendorong tercapainya kesinambungan pengelolaan dan partisipasi kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek
B antar desa yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi
No 23 Tahun 2017.
Memberikan kemudahan akses informasi atas inovasi TTG untuk masyarakat dan mendorong pemberdayaan fungsi
C dan orientasi pelayanan TTG dari para pengurus dan pembina mulai dari tingkat daerah sampai ke pusat.
Mendorong tumbuhnya kesadaran dan tanggung jawab sosial pengurus Posyantek desa dan Posyantek terhadap
D permasalahan teknologi yang dihadapi masyarakat dan kelestarian sumberdaya alam di sekitar lokasi organisasi.
Mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dan perubahan lingkungan
E menuju budaya melayani yang lebih baik.
BAB 3 TENTANG POSYANTEK
MISI
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga riset negara, perguruan tinggi, swasta penyedia inovasi teknologi tepat guna dan
mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan TTG;
2. Membangun sistem informasi dan komunikasi inovasi teknologi tepat guna secara nasional bersama dengan lembaga-lembaga kompeten
dibidang Inovasi TTG untuk mendukung keseluruhan operasionalisasi Posyantek desa dan Posyantek;
3. Membangun kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan
meningkatkan kompetensi para pengurus;
4. Menjembatani kebutuhan masyarakat pemanfaat/pengguna TTG dengan sumber TTG;
5. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan teknis, pelayanan informasi dan promosi berbagai jenis TTG kepada
masyarakat.
➢ Sifat dari AD-ART adalah mengikat bagi setiap komponen organisasi dan f pengelolaan keuangan
❑ Info TTG
g sengketa dan penawasan
internal, dan
❑ Pameran Produk
❑ Radio Komunitas
❑ Website
h pembubaran organisasi.
Posyantekdes/ Masyarakat
Masyarakat Posyantek Antar Desa
Penghasil TTG ❑ Info Kemasan Pengguna TTG
❑ Konsultasi
❑ Info Pasar
❑ Teknologi
❑ Pemasaran Produk
Bagan Alur Tujuan Posyantek Desa/Posyantek Antar Desa
PENGELOLAAN POSYANTEK BAB 5 PENGELOLAAN POSYANTEK
Prinsip Pengelolaan
Kooperatif.
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek harus mampu melakukan kerjasama
yang baik demi pengembangan dan keberlanjutan program/kegiatannya.
Partisipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek harus bersedia secara
sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan
Posyantekdesa dan Posyantek
Emansipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek antar
desa harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.
Transparan
Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat
diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.
Akuntabel
Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis maupun administratif
Sustainable
Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah Posyantek
desa dan Posyantek
BAB 6 ORGANISASI DAN TATA KERJA
1 Posyantek desa dan Posyantek antar desa mempunyai bangunan sekretariat yang
mudah diakses oleh masyarakat pemanfaat/pengguna TTG.
Keberadaannya harus dapat diketahui oleh masyarakat dengan mudah. Untuk itu,
2 lokasi yang strategis adalah di sisi jalan raya, setidaknya di jalan kecamatan
4 bangunan Posyantek desa dan Posyantek antar desa sedapat mungkin berada di lantai
satu/dasar. Jika memang harus berada di lantai dua, akses menuju ruang harus mudah
dan nyaman.
Denah
Tata Ruang Posyantek desa atau Posyantek
Ruangan
B Ruang yang ditata dengan baik dan sesuai dengan estetika dapat membuat Keterangan Gambar :
pengguna nyaman 1 = Meja Layanan Elektronik
2 = Rak Displai Publikasi Tercetak
3 = Rak Displai Expose Produk
1 Ruang pelayanan teknologi yang dilengkapi dengan ruang membaca berbagai
koleksi yang tersimpan dalam rak-rak buku dan peragaan/pamer produk teknologi
4 = Meja Pengelola
5 = Meja Konsultasi/Diskusi/Transaksi
Contoh Rak Buku Contoh Area Penempatan Alat Contoh Area Pengurus Contoh Area Diskusi/Pelayanan
BAB 9 INDIKATOR KEBERHASILAN
Indikator yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan pengelolaan Posyantek Desa
atau Posyantek adalah
a) Aturan organisasi;
b) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
a) Produk/jenis informasi yang diberikan;
c) Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
b) Cakupan layanan informasi yang
Bupati/walikota, jika dimungkinkan;
diberikan;
d) Struktur dan kelengkapan organisasi;
c) Jenis media pelayanan informasi;
e) Administrasi umum dan keuangan.
d) Jumlah pengguna.
f) Data terkait program kerja, potensi SDA, TTG
eksisting dan kebutuhan TTG.
Indikator yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan pengelolaan Posyantek Desa
atau Posyantek adalah
a) Jumlah dan frekuensi Kemitraan dengan a) Jumlah sektor industri kecil dan usaha lainnya
BUMDesa dan Posyantek lainnya; berkembang akibat pelayanan Posyantek desa
b) Jumlah dan frekuensi Kemitraan dan dan Posyantek antar desa;
Pembinaan/pendampingan Posyantek desa dan b) Jumlah pengguna yang meningkat produksi,
Posyantek antar desa; mutu/kualitas produk dan daya saing usahanya.
c) Jumlah lembaga pelayanan TTG yang telah
menjalin kerjasama/kemitraan;
d) Jumlah Instansi Pemerintah (diluar Dinas PMD),
Perguruan Tinggi/Lembaga pendidikan yang
telah menjalin kerjasama/kemitraan;
e) Jumlah lembaga swasta lainnya atau LSM yang
telah menjalin kerjasama/ kemitraan.
BAB 10 PENDANAAN APBN
Sumber Dana
1 APBN digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan TTG, penyediaan sarana dan
perlengkapan kantor sekretariat Posyantek desa/Posyantek.
APBD Provinsi
2 APBD Provinsi digunakan untuk membiayai operasional kegiatan inventarisasi, sosialisasi atau
diseminasi TTG, pengembangan TTG, administrasi, pemantauan dan pembinaan Tim Pembina
Provinsi
APBD Kabupaten/Kota
3 APBD Kabupaten/Kota digunakan untuk membiayai kegiatan inventarisasi, sosialisasi atau
desiminasi informasi TTG, pengembangan TTG, dan pelatihan masyarakat, serta administrasi dan
pemantauan Tim Pembina Kabupaten/Kota dan Tim Koordinasi Kecamatan
APBDes/Dana Desa
APBDesa/Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai operasional kegiatan Posyantek desa/Posyantek
4 dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat atau pendampingan bagi masyarakat Desa yang terkait
dengan pendayagunaan Sumber Daya Alam (SDA) untuk kegiatan ekonomi produktif dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan dan penerapan TTG.
Pengelolaan Dana
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka pengelolaan dana adalah sebagai berikut:
a. Dana yang dimiliki Posyantek desa dan b. Setiap pengeluaran harus direncanakan
Posyantek antar desa harus dikelola secara dan disepakati melalui musyawarah;
transparan dan dapat dipertanggung
jawabkan;
c. Setiap pemasukan dan pengeluaran dana d. Bila lokasi Posyantek desa dan Posyantek
harus dicatat dalam buku kas harian dan antar desa dekat dengan lembaga keuangan
laporan keuangan oleh bendahara; atau bank, sebaiknya sebagian besar dana
Posyantek desa dan Posyantek disimpan di
bank;
e. Setiap bulan sekali bendahara melaporkan f. Setiap tiga bulan sekali pengurus harus
perkembangan keuangan kepada pengurus melaporkan perkembangan keuangan kepada
dalam rapat pengurus; Bupati/Walikota, melalui Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota.
BAB 11 PEMBINAAN
Tanggung Jawab
Pembinaan Posyantek desa dan Posyantek antar Pembinaan skala provinsi menjadi
desa secara nasional menjadi tanggungjawab tanggungjawab Gubernur, yang dalam
Menteri Desa PDTT, yang dalam pelaksanaannya pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Dinas
dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, dengan Pemerintahan Desa Provinsi atau sebutan
mengadakan koordinasi dengan kementerian dan nama lain.
lembaga terkait lainnya.
Kegiatan
Pengurus Posyantek desa dan Posyantek antar desa melaporkan
kegiatan Posyantek desa/Posyantek kepada Bupati/Walikota
melalui Kepala Dinas PMD Kabupaten/Kota.
Pelaporan
Operasional kegiatan dan penggunaan dana Posyantek desa dan
Posyantek antar desa dimonitor secara berjenjang oleh
Pemerintah desa, Kecamatan dan Dinas PMD Kabupaten/Kota.
No. Inventor Alamat Nama Alat Fungsi Spesifikasi dan Bahan Keterangan Dokumentasi Alat
1 2 3 4 5 6 7 8
Data Profil
Posyantek
1 2 3 4 5 6 7 8
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SEBAGAI HAK CIPTA
PEMEGANG HAK CIPTA
(1) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pemegang Hak Cipta atas Ciptaan
yang dihasilkan oleh Pencipta:
a. Dalam Hubungan Dinas; atau
b. Dalam hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai
pemberi kerja, kecuali diperjanjikan lain.
(2) Pencipta dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, dapat menggunakan data dan/atau prasarana dan sarana yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi.
(3) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pemegang Hak Cipta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berhak mendapatkan imbalan berupa Royalti Hak
Cipta atas Ciptaan yang dihasilkan dalam hal Ciptaan dikomersilkan.
LAMPIRAN
Format I Laporan Posyantek Desa atau Posyantek Antar Desa Format II Laporan Semester Pembina Kabupaten/Kota
LAMPIRAN
Format III Laporan Evaluasi Perkembangan Posyantek desa/Posyantek Antar Desa Format IV Laporan Tahunan Pembina Provinsi
LAMPIRAN
Tentang
60