Anda di halaman 1dari 59

PENGEMBANGAN TTG DAN

KELEMBAGAAN POSYANTEK
Kabupaten Bekasi
21 Februari 2023

Kepala Bidang Pengembangan Potensi Desa


Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Jawa Barat
Pendahuluan
Teknologi dan Inovasi

Dasar Hukum dan Perkembangan TTG


Contents

Pengelolaan Posyantek
Penutup
PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

❖ Pengelolaan data dengan kemudahan teknologi Pemanfaatan TTG diyakini


di revolusi industri 4.0 dapat dimanfaatkan oleh dapat meningkatkan
komunitas masyarakat di desa yang identik
dengan daerah yang konservatif
pendapatan masyarakat,
❖ masyarakat desa tidak perlu kesulitan untuk memberikan nilai tambah
mengelola dan menjaga arsip-arsip desa dengan produk, perbaikan mutu
adanya kemudahan penyimpanan dan sistem
dan membantu dalam
❖ Dapat melakukan pengembangan potensi yang
ada di desa dan dapat mempromosikan suatu mewujudkan usaha
kawasan tertentu produktif yang efisien.

Sumber: Pedoman Umum


Pembentukan, Pengelolaan Dan Pengembangan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek).
Undang Undang RI tentang Desa Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa
a) Pasal 26 (2 l)
dalam menyelenggarakan tupoksinya Kepala Desa memanfaatkan teknologi tepat guna
b) Pasal 80 (4d)
prioritas program kegiatan dirumuskan berdasarkan penilaian kebutuhan masyarakat yg
meliputi …….. pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan
ekonomi
c) Pasal 83 (3c)
Pembangunan Kawasan perdesaan meliputi pembangunan infrastruktur, peningkatan
ekonomi perdesaan, dan pengembangan teknologi tepat guna;
d) Pasal 112 (3a)
Pemerintah, PemProv, PemKab/kota memberdayakan masyarakat dengan menerapkan
hasil pengembangan Iptek, teknologi tepat guna, dan temuan baru untuk kemajuan
ekonomi dan pertanian masyarakat Desa;
VISI & MISI
PROVINSI JAWA BARAT
DESA JUARA
D A S A R H U K U M
UU NO. 6 TAHUN 2014
INSTRUKSI PRESIDEN NO. 3 TAHUN 2001
Pembangunan desa dan kawasan perdesaaan tentang Penerapan dan Pengembangan
dilaksanakan dengan memperhatikan potensi lokal yang Teknologi Tepat Guna
didukung dengan pemanfaatan teknologi tepat guna.

PENCAPAIAN TARGET SDGS DESA PERMENDESA NO. 23 TAHUN 2017

membantu capaian SDGs Desa khususnya capaian : tentang Pengembangan dan Penerapan Teknologi Tepat
Guna dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Desa
✓ DESA EKONOMI TUMBUH MERATA
Pedoman Umum Posyantek

✓ DESA PEDULI KESEHATAN

✓ DESA PEDULI LINGKUNGAN

✓ DESA BERJEJARING

✓ DESA TANGGAP BUDAYA


BAB 1 PENDAHULUAN
Latar Belakang

“Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil “peranan pengembangan dan


dan Makmur” pemanfaatan inovasi teknologi tepat guna
visi pembangunan nasional, yaitu untuk kemajuan ekonomi dan pertanian
sebagaimana ditetapkan dalam Undang- masyarakat desa”
Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Undang-Undang Nomor 6 Tahun
Rencana Pembangunan Jangka Panjang 2014 tentang Desa
Nasional Tahun 2005-2025

➢ Salah satu upaya untuk mewujudkan peningkatan daya saing bangsa diperlukan strategi dengan
memanfaatkan Teknologi Tepat Guna Pedesaan secara optimal sebagai upaya peningkatan kualitas
hidup dan kehidupan kesejahteraan masyarakat.
➢ Revolusi industri terkini mendorong sistem otomatisasi di dalam semua proses aktivitas. Teknologi
internet telah menjadi basis bagi transaksi perdagangan secara online. Hal ini sangat berpengaruh
pada penyimpanan sebuah data daerah.
✓ Pengelolaan Data diharapkan lebih efisien
✓ mengelola dan menjaga arsip-arsip desa dengan adanya kemudahan penyimpanan dan sistem
Perkembangan TTG :
a) Pemahaman Awal TTG
teknologi sederhana, mudah & murah dibuat, mudah
pengoperasiannya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,
padat karya, memberikan nilai tambah ekonomi, tidak merusak
lingkungan
a) TTG adalah teknologi yang sesuai dengan kebutuhan, dapat
menjawab permasalahan masyarakat, ramah lingkungan,
fungsional, sosial, budaya dan dapat dimanfaatkan secara
mudah serta menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi
dan aspek lingkungan hidup
INOVASI & INVENSI
TEKNOLOGI
Pengertian Teknologi itu sendiri secara harafiah adalah segala daya upaya yang dapat dilaksanakan oleh
manusia untuk mendapatkan taraf hidup yang lebih baik. Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa tujuan
akhir dari penggunaan teknologi adalah kesejahteraan hidup, tetapi teknologi sering berdampak
negatif terhadap usaha, sistem dan lingkungan.

Menurut Tjakratmadja (1997) terdapat 5 sifat pokok Teknologi yaitu :


1. Ilmu pengetahuan dan praktek/percobaan merupakan prasyarat untuk tumbuh dan berkembangnya
teknologi
2. Teknologi dapat berupa kompetensi yang melekat pada diri manusia ( human embedded tecnology ) ,
dapat berwujud fisik yang melekat pada mesin atau peralatan ( object embedded technology) serta
informasi yang diwadahi oleh sistem dan organisasi ( document embedded technology )
3. Teknologi tidak memberikan nilai guna jika tidakditerapkan
4. Sebagai salah satu aset perusahaan, teknologi dapat ditemukan, dikembangkan, dibeli, dijual,
dicuri atau tidak bernilai guna jika teknologi kedaluwarsa.
5. Teknologi digunakan untuk kesejahteraan masyarakat atau meningkatkan kualitashidup.
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Penerapan dan pembuatan teknologi tepat guna dapat dilakukan dengan memperhatikan
beberapa elemen dibawah ini :
a. Ketersediaan sumber daya yang ada
b. Kemampuan pengguna
c. Ketersediaan bahan baku lokal
d. Kemudahan pembuatan danperawatan
e. Kemudahan pengoperasian
f. Biaya pengoperasian dikaitkan dengan kemampuanpengguna
g. Perbandingan produktivitas bila dibandingan dengan alat/teknologi yang digantikan
h. Keberlanjutan teknologi yangdiintroduksikan
i. Rekayasa sosial terkait dengan introduksi peralatan
INOVASI
Sesungguhnya visi teknologi adalah inovasi.
Selama ini masyarakat lebih banyak mengartikan inovasi teknologi hanya dalam bentuk fisik
seperti penciptaan produk baru , penciptaan mesin baru atau peralatan canggih.

Sebenarnya inovasi dapat berarti inovasi proses produksi, inovasi organisasi atau
kelembagaan dan inovasi pengetahuan. Iniovasi-inovasi tersebut diciptakan dan
dioriantasikan kepada konsumen dan pengurangan biaya produksi yang pada akhirnya dihasilkan
suatu produk yang memiliki daya saing yang tinggi.

Pada era-era sebelumnya, inovasi yang digunakan untuk mengubah suatu ide baru menjadi
suatu produk baru yang komersial adalah inovasi dengan lintasan proses yang linier. Proses linier ini
mempunyai sasaran hanya pada proses yang berkaitan dengan teknologi. Pelaku inovasinya hanya teknolog
yang dipimpin oleh seorang pakar fungsional serta proses inovasi dilakukan secaraperiodik.
Inovasi
Hak Kekayaan
Intelektual (HKI)
Pengelolaan
Sumber Daya
Teknologi Tepat Alam Desa
Guna, Teknologi Hak memperoleh
Tinggi, dan pelindungan
Teknologi Digital secara hukum atas
Komoditas
kekayaan
ekonomi dengan
Tahapan Inovasi intelektual sesuai
memperhatikan
dengan ketentuan
keberlanjutan
Sebagai media ide peraturan
1. Tahapan (sustainable)
inovasi dan perundang-
pengetahuan kreativitas undangan
2. Tahapan Rujukan
(persuasi)
3. Tahapan Keputusan
4. Tahapan
Implementasi
5. Tahapan konfirmasi
STRATEGI
MEMBUDAYAKAN INOVASI
TAHAP PEMANFAATAN
INOVASI
BENTUK INOVASI
Berdasarkan PP 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah

INOVASI PELAYANAN PUBLIK INOVASI TATA KELOLA INOVASI DAERAH LAINNYA


Meliputi proses pemberian layanan PEMERINTAHAN Segala bentuk inovasi daerah dalam
barang/jasa public, yang memberi penyelenggaraan urusan pemerintahan,
Meliputi penataan tata laksana internal
pelayanan langsung kepada masyarakat seperti: inovasi dalam bidang urusan
dalam pelaksanaan fungsi manajemen
seperti: inovasi dalam pelayanan perijinan, pekerjaan umum, lingkungan hidup,
dan pengelolaan unsur manajemen,
kesehatan, pendidikan, dsb pertanian, dsb.
seperti: E-Planning, E-Budgeting, dsb
KRITERIA INOVASI
Berdasarkan PP 38 Tahun 2017 tentang Inovasi Daerah
SIKLUS PEMECAHAN MASALAH MELALUI INOVASI
DI JAWA BARAT
ISU STRATEGIS INOVASI
Permasalahan yang sedang dihadapi oleh Inovasi adalah hasil pemikiran,
Provinsi Jawa Barat. Penelitran, Pengembangan, Pengkajian,
dan/atau Penerapan, yang mengandung
unsur kebaruan dan telah diterapkan
serta memberikan
kemanfaatan,ekonomi dan atau sosial

LAYANAN PERLINDUNGAN INOVASI


/
UJI TERAP INOVASI / INTERMEDIASI
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
TEKNOLOGI SERTA DISEMINASI
Intermediasi teknologi adalah kegiatan untuk Hak yang diberikan oleh negara (kepada
membantu proses alih teknologi yang berperan pencipta/ inventor/ desainer) atas karya
penting dalam menumbuhkan inovasi, khususnya di yang dihasilkan dengan mencurahkan
sektor industri/UMKM melalui upaya membangun kemampuan intelektual manusia yang
jaringan komunikasi dan kolaborasi antara memiliki dampak/manfaat bagi masyarakat
penyedia dan pengguna teknologi
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Teknologi tepat guna yaitu suatu bentuk teknologi yang dapat melayani kebutuhan
manusia dengan prinsip yang sederhana namun cukup handal dalam bekerja
dengan harga yang relatif terjangkau. Perkembangan teknologi tepat guna sangat
tergantung pada tingkat perkembangan masyarakat sehingga tidak stagnan.

Dalam konteks pembangunan dan pemberdayan masyarakat, pengembangan teknologi


tepat guna ini sangat diperlukan, karena dengan adanya introduksi teknologi tepat guna
ini, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat secara sosial ekonomi dengan
mengolah sumber daya alam yang tersedia secara arif tanpa merusak lingkungan disekitarnya.
Dalam mengintroduksikan teknologi tepat guna, patutdiperhatikan:
a. Teknologi tersebut memang diperlukan oleh kelompok pengguna
b. Aplikasi teknologi tersebut memberikan daya ungkit dalam pengolahan ataudalam
suatu proses
c. Teknologi tepat guna diharapkan dapat memberikan lompatan pemahaman
pengolahan sumber daya alam yang ada
TEKNOLOGI TEPAT GUNA
Tahapan dalam perancangan dan penerapan teknologi tepat guna, secara garis besardapat
dijelaskan sebagai berikut,
a. Pengumpulan informasi mengenai permasalahan yang terkait dengan teknologi tepat
guna yang akan diterapkan
b. Desain teknologi tepat guna yang akan diterapkan, dengan mempertimbangkan masukan
dari pengguna
c. Pembuatan/manufakturing peratalan tepat guna yang dirancangdisertai dengan diskusi
guna menyempurnakan peralatan yangdibuat
d. Uji coba peralatan yang telah dibuat dengan melibatkan calon pengguna supaya bilaada proses
perbaikan dapat sesuai dengan keinginan calonpengguna
e. Proses install peralatan
f. Uji coba peralatan dalam aplikasi riil
g. Serah terima peralatan yang diintroduksikan disertai dengan pelatihan mengenai cara
pengoperasian, cara perawatan dan cara perbaikan bila ada kerusakan disertaipenyerahan gambar
desain peralatan
h. Rekayasa sosial agar kegiatan introduksi peralatan tepat guna bisaberkelanjutan
ASPEK STRATEGIS PENGEMBANGAN
DAN PENERAPAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA

1. PENGOLAHAN PANGAN

5 (LIMA) ASPEK 2. PEMANFAATAN ENERGI

STRATEGIS
PENGEMBANGAN DAN 3. PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR
PENERAPAN
TEKNOLOGI TEPAT
GUNA 4. PENGELOLAAN LINGKUNGAN

5. PEMAMPUAN EKONOMI
POSYANTEK
PERMASALAHAN

Untuk itu, diperlukan


Teknologi Tepat Guna yang bukan
hanya bentuk atau wujud fisik berupa
Permasalahan teknologi, melainkan juga konsep pikir
komunitas masyarakat desa minim sekali yang dan aktualisasinya bertujuan untuk:
mengerti perkembangan teknologi terbarukan.
mengoptimalkan pendayagunaan
Hal ini dapat dikarenakan kondisi geografis yang semua aspek sumberdaya lokal
jauh dari pusat kota sehingga masyarakat desa
(alam, manusia, teknologi, sosial)
lebih sering menggunakan teknologi
konvensional. secara berkelanjutan sehingga
mampu memberikan nilai tambah
untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.
Sumber: Pedoman Umum
Pembentukan, Pengelolaan Dan Pengembangan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek).
Visi dan Misi Posyantek
Misi Pembentukan
Perangkat kelembagaan alih teknologi yang
berdaya guna di masyarakat yang diharapkan ❖ mendekatkan masyarakat dengan
dibentuk di setiap kecamatan dan desa : sumber-sumber teknologi tepat guna
(Permendes No. 23 Tahun 2017) ❖ apabila kebijakan ini secara efektif
diimplementasikan oleh semua daerah
di Indonesia, akan terjadi gelombang
Pos Pelayanan Teknologi Desa peningkatan penguasaan iptek secara
atau Posyantekdes nasional

❖ Posyantek diharapkan mampu


menjembatani kebutuhan masyarakat
Pos Pelayanan Teknologi Antar dengan pihak-pihak terkait dan dengan
Desa atau Posyantek Antar Desa keterhubungan tersebut.
❖ kreatifitas masyarakat akan menjadi
pemicu terwujudnya inovasi teknologi
tepat guna yang memberdayakan.
Sumber: Pedoman Umum
Pembentukan, Pengelolaan Dan Pengembangan Pos Pelayanan Teknologi (Posyantek).
BAB 1 PENDAHULUAN
Tujuan Penyusunan Pedoman umum pembentukan, pengelolaan dan pengembangan Posyantek*

melaksanakan operasionalisasi dan pengembangan Posyantek desa dan Posyantek


1 antar desa

memberikan petunjuk, pengarahan, bimbingan dan pengendalian terhadap


pelaksanaan Posyantek desa dan Posyantek antar desa, serta meningkatkan dan
2 memantapkan koordinasi keterpaduan pelaksanaannya dengan dinas/instansi terkait
yang ada di daerah

menetapkan pola pembinaannya;


3
mengalokasikan dana/anggaran yang bersumber dari APBD Provinsi dan
4 Kabupaten/Kota, dana desa serta dana lainnya yang sah dan tidak mengikat; dan

5 sistem pelaporan hasil pelaksanaannya.

*Dirjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
Pengertian Umum

Pos Pelayanan Teknologi Pos Pelayanan Teknologi Teknologi Tepat Guna /


Inovasi TTG
Tepat Guna Antar Desa / Tepat Guna Desa / Sumber daya alam TTG
Posyantek Posyantek desa kegiatan penelitian,
teknologi yang sesuai
lembaga pelayanan TTG dengan kebutuhan pengembangan, dan/atau
lembaga pelayanan TTG di perekayasaan yang
antar desa yang masyarakat, dapat menjawab
desa semua benda, daya, bertujuan mengembangkan
berkedudukan di kecamatan permasalahan masyarakat,
Tugas: memberikan keadaan, fungsi alam, dan penerapan praktis nilai dan
Tugas: memberikan tidak merusak lingkungan,
pelayanan teknis, informasi makhluk hidup, yang konteks ilmu pengetahuan
pelayanan teknis, informasi dapat dimanfaatkan dan
dan orientasi berbagai jenis merupakan hasil proses baru, atau cara baru untuk
dan orientasi berbagai jenis dipelihara oleh masyarakat
TTG dengan tujuan alamiah, baik hayati maupun menerapkan ilmu
TTG dengan tujuan secara mudah, serta
percepatan proses alih nonhayati, terbarukan pengetahuan dan teknologi
percepatan proses alih menghasilkan nilai tambah
teknologi yang berdaya guna maupun tidak terbarukan yang telah ada ke dalam
teknologi yang berdaya guna dari aspek ekonomi dan
kepada masyarakat produk atau proses produksi
kepada masyarakat. aspek lingkungan

Pemasyarakatan TTG Penerapan TTG Perekayasaan TTG


Penelusuran TTG

upaya menyebarluaskan kegiatan dalam bentuk


Pengembangan TTG TTG kepada masyarakat desain dan rancang bangun
agar dapat dipahami, pemanfaatan hasil penelitian, untuk menghasilkan nilai proses, cara, perbuatan
diterapkan dan pengembangan, dan/atau tambah produk, dan/atau menelaah untuk mencari,
dikembangkan melalui ilmu pengetahuan dan proses produksi dengan menyeleksi, dan memilih
suatu cara, proses, teknologi yang telah ada ke
kegiatan Gelar TTG, mempertimbangkan TTG yang diperlukan melalui
perbuatan atau upaya untuk dalam kegiatan
Percontohan, fasilitasi keterpaduan sudut pandang indentifikasi, verifikasi dan
pemanfaatan TTG secara perekayasaan, inovasi, serta
inkubasi, publikasi, edukasi dan/atau konteks teknikal, validasi dan dapat dilakukan
berkelanjutan. difusi teknologi
dan pembentukan pos fungsional, bisnis, sosial melalui penyelenggaraan
pelayanan TTG. budaya dan estetika lomba Inovasi TTG
Pengertian Umum (2)

Pemetaan TTG Pemetaan Aspek Pemanfaatan TTG Pengkajian TTG Pendokumentasian

peningkatan peranan TTG kegiatan atau proses


Sumberdaya Lokal adalah pekerjaan mencatat atau
untuk pemberdayaan proses, cara, perbuatan
suatu proses terpadu yang suatu proses terpadu untuk merekam suatu peristiwa dan
masyarakat melalui mengkaji, penyelidikan,
mencakup pengumpulan, pengumpulan data dan objek atau aktifitas yang
(a). penyediaan/pengolahan pelajaran yang mendalam
pengolahan dan visualisasi informasi yang dilakukan dianggap berharga dan
pangan, dan penelaahan terhadap
data spasial (keruangan) secara partisipatif, survei, penting melalui pengumpulan,
(b). pemanfaatan energi baru TTG, dilakukan melalui
serta data pendukung wawancara melalui pemilahan dan
dan terbarukan, penlusuran inovasi teknologi
lainnya guna identifikasi, verifikasi dan pemilihan, pengkajian,
(c). penyediaan dan dan sumberdaya lokal untuk
menggambarkan suatu validasi sumberdaya alam penetapan identitas dan
pemeliharaan infrastruktur, pengembangan dan
kondisi status TTG yang dan manusia dengan penyimpanan data/informasi
(d). pengelolaan lingkungan penyempurnaan hasil inovasi
sudah dimanfaatkan oleh prioritas lima (5) aspek TTG dan atau sumberdaya
(e). pemampuan ekonomi. TTG serta pengembangan
masyarakat. pemanfaatan TTG. lokal.
produk TTG Unggulan.

Pemasyarakatan TTG Penerapan TTG Perekayasaan TTG


Penelusuran TTG

Pemasaran upaya menyebarluaskan kegiatan dalam bentuk


TTG kepada masyarakat desain dan rancang bangun
agar dapat dipahami, pemanfaatan hasil penelitian, untuk menghasilkan nilai proses, cara, perbuatan
proses, cara, perbuatan pengembangan, dan/atau
diterapkan dan tambah produk, dan/atau menelaah untuk mencari,
memasarkan suatu barang ilmu pengetahuan dan
dikembangkan melalui proses produksi dengan menyeleksi, dan memilih
dagangan atau perihal teknologi yang telah ada ke
kegiatan Gelar TTG, mempertimbangkan TTG yang diperlukan melalui
menyebarluaskan ke dalam kegiatan
Percontohan, fasilitasi keterpaduan sudut pandang indentifikasi, verifikasi dan
masyarakat yang dilakukan perekayasaan, inovasi, serta
inkubasi, publikasi, edukasi dan/atau konteks teknikal, validasi dan dapat dilakukan
melalui fasilitasi jaringan dan difusi teknologi
dan pembentukan pos fungsional, bisnis, sosial melalui penyelenggaraan
akses modal
pelayanan TTG. budaya dan estetika lomba Inovasi TTG
BAB 2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Memberikan arah dan petunjuk kepada aparat pemerintah pusat dan daerah, dinas/instansi
terkait, lembaga riset, perguruan tinggi, kepala desa, dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

Tujuan
Memberikan pedoman pembentukan dan pengelolaan Posyantek desa dan Posyantek bagi para pemangku
A kepentingan terutama di Pemerintahan Daerah Tingkat Provinsi, Kabupaten dan Kota serta Pengurus Posyantek
dan Posyantek desa seluruh Indonesia.
Mendorong tercapainya kesinambungan pengelolaan dan partisipasi kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek
B antar desa yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah tertinggal, dan Transmigrasi
No 23 Tahun 2017.
Memberikan kemudahan akses informasi atas inovasi TTG untuk masyarakat dan mendorong pemberdayaan fungsi
C dan orientasi pelayanan TTG dari para pengurus dan pembina mulai dari tingkat daerah sampai ke pusat.

Mendorong tumbuhnya kesadaran dan tanggung jawab sosial pengurus Posyantek desa dan Posyantek terhadap
D permasalahan teknologi yang dihadapi masyarakat dan kelestarian sumberdaya alam di sekitar lokasi organisasi.

Mengembangkan sikap dan perilaku yang sesuai dengan tuntutan perkembangan dan perubahan lingkungan
E menuju budaya melayani yang lebih baik.
BAB 3 TENTANG POSYANTEK

VISI, MISI, DAN SASARAN


VISI
Seluruh Provinsi di Indonesia sudah terbentuk dan memiliki kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek antar desa secara
Nasional pada akhir tahun 2020 untuk memberikan pelayanan inovasi teknologi yang berdaya guna di Pedesaan.

MISI
1. Membangun kemitraan strategis dengan berbagai lembaga riset negara, perguruan tinggi, swasta penyedia inovasi teknologi tepat guna dan
mendorong peningkatan partisipasi masyarakat dalam memanfaatkan TTG;
2. Membangun sistem informasi dan komunikasi inovasi teknologi tepat guna secara nasional bersama dengan lembaga-lembaga kompeten
dibidang Inovasi TTG untuk mendukung keseluruhan operasionalisasi Posyantek desa dan Posyantek;
3. Membangun kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek yang efektif berlandaskan prinsip-prinsip tata kelola organisasi yang baik dan
meningkatkan kompetensi para pengurus;
4. Menjembatani kebutuhan masyarakat pemanfaat/pengguna TTG dengan sumber TTG;
5. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan teknis, pelayanan informasi dan promosi berbagai jenis TTG kepada
masyarakat.

SASARAN TATA NILAI ORGANISASI


❖ Tercapainya pembentukan kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek 1. Integritas
merupakan prinsip dalam menjalankan setiap tugas dan tanggung jawab melalui keselarasan
di seluruh wilayah Provinsi di Indonesia yang optimal dan
berpikir, berkata dan berperilaku sesuai keadaan sebenarnya
berkesinambungan; 2. Profesional
❖ Tercapainya kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek yang mandiri merupakan karakter dalam menjalankan tugas dengan kesungguhan, sesuai dengan kompetensi
dan bersinergi dengan BUM Desa dan BUM Desa bersama serta dan tanggung jawab yang diberikan
Lembaga-lembaga Pemerintah dan Swasta 3. Pelayanan Prima
❖ Terciptanya kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek yang handal, merupakan tekad dalam memberikan perlayanan terbaik dengan ikhlas kepada masyarakat yang
membutuhkan informasi dan pendampingan TTG
unggul dan terpercaya. 4. Effisensi Operasional
merupakan upaya untuk mencapai kinerja oprimal melalui perencanaan yang tepat dan effisien.
BAB 4 PEMBENTUKAN LEMBAGA POSYANTEK
PEMBENTUKAN
Lembaga pelayanan teknologi tepat guna
PEMBENTUKAN POSYANTEK DAN POSYANTEK DESA
PEMBENTUKAN POSYANTEK
❖ Pembentukan Posyantek dilakukan dengan berdasarkan hasil musyawarah
masyarakat yang berasal dari para utusan inovator TTG dan Posyantek Desa yang
berada dalam lingkup suatu wilayah kecamatan.
❖ Hasil musyawarah pembentukan Posyantek dengan kelengkapan pengurus
disampaikan kepada Camat untuk ditetapkan dengan Surat Keputusan
Bupati/Walikota*.
Peraturan Menteri
Desa, PEMBENTUKAN POSYANTEK DESA
Pembangunan ❖ Pembentukan Posyantek desa dilakukan melalui musyawarah masyarakat desa yang
Daerah tertinggal, berdasarkan pada kebutuhan masyarakat terhadap suatu teknologi tepat guna
dan Transmigrasi pedesaan untuk mendorong kemajuan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
No 23 Tahun 2017 ❖ Kesepakatan antara Pemerintah Desa dan masyarakat untuk mendirikan Posyantek
desa yang disertai dengan kepengurusan lengkap dapat sebagai dasar penetapan
Surat Keputusan Kepala Desa.

PENGAKUAN STATUS HUKUM


❖ Dalam rangka mendapatkan kemudahan untuk menerima bantuan atau hibah dari pihak
lain, diperlukan surat keterangan terdaftar yang dikeluarkan oleh Organisasi Perangkat
Daerah yang menangani bidang politik dalam negeri di kabupaten/kota setempat.
❖ Berdasarkan hal tersebut, pembentukan Posyantek khususnya Posyantek Antar Desa
* Pengurus Posyantek Desa dan Antar Desa tidak boleh berasal
dari unsur Aparatur Sipil Negara dan unsur partisipan atau
perlu dilengkapi dengan Surat Keputusan Bupati/Walikota dan didaftarkan pada
pengurus organisasi politik/partai politik (Permendesa PDTT Organisasi Perangkat Daerah yang menangani bidang politik dalam negeri di
No 23/2017 Pasal 29) kabupaten/kota sepanjang memenuhi ketentuan dan peraturan yang berlaku.
BAB 4 PEMBENTUKAN LEMBAGA POSYANTEK

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


➢ Ketentuan untuk pengelolaan sebuah organisasi dan memenuhi persyaratan
mendapatkan SKT diperlukan adanya Anggaran Dasar dan Anggaran a nama dan lambang

Rumah Tangga (AD-ART).


b tempat kedudukan

➢ AD-ART adalah aturan tertulis organisasi yang dibuat dan disepakati


bersama oleh seluruh anggota c asas, tujuan dan fungsi

➢ AD-ART berfungsi sebagai pedoman organisasi dalam mengambil d kepengurusan

kebijakan serta menjalankan aktivitas dalam rangka mencapai tujuan yang


telah ditetapkan bersama. e hak dan kewajiban anggota

➢ Sifat dari AD-ART adalah mengikat bagi setiap komponen organisasi dan f pengelolaan keuangan

bersifat melindungi kepentingan bersama mekanisme penyelesaian

❑ Info TTG
g sengketa dan penawasan
internal, dan
❑ Pameran Produk
❑ Radio Komunitas
❑ Website
h pembubaran organisasi.

Posyantekdes/ Masyarakat
Masyarakat Posyantek Antar Desa
Penghasil TTG ❑ Info Kemasan Pengguna TTG
❑ Konsultasi
❑ Info Pasar
❑ Teknologi
❑ Pemasaran Produk
Bagan Alur Tujuan Posyantek Desa/Posyantek Antar Desa
PENGELOLAAN POSYANTEK BAB 5 PENGELOLAAN POSYANTEK

STATUS DAN KEDUDUKAN


Posyantek desa dan Posyantek antar desa ditinjau dari aspek status
dan kedudukannya adalah sebagai berikut:
❖ a. Posyantek desa dan Posyantek antar desa merupakan lembaga
kemasyarakatan desa;
❖ b. Posyantek desa berkedudukan di desa atau sebutan nama lain;
dan
❖ c. Posyantek antar desa berkedudukan di kecamatan.
TUGAS POSYANTEK DESA (POSYANTEKDES)
Tugas yang harus dilaksanakan adalah: Bagan Alur Transfer/Alih
Teknologi Tepat Guna
1. Menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek
antar desa; TUGAS POSYANTEK ANTAR DESA
2. Memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi Tugas yang harus dilaksanakan adalah:
jenis/spesifikasi TTG;
3. Memfasilitasi Posyantek desa/kelurahan dalam menganalisis 1. Menyusun program dan rencana kerja pengelolaan Posyantek
dan mendesain pengembangan dan kebutuhan TTG; desa;
4. Memfasilitasi identifikasi/penelusuran inovasi TTG; 2. Memberikan pelayanan teknis, informasi dan promosi
5. Menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan jenis/spesifikasi TTG;
sumber TTG; 3. Memfasilitasi pemetaan kebutuhan dan pengkajian TTG di
6. Memotivasi penerapan TTG di masyarakat; desanya;
7. Memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada 4. Menjembatani masyarakat sebagai pengguna TTG dengan
masyarakat dalam penerapan TTG; sumber TTG;
8. Mengkoodinir dan memfasilitasi pemasaran produk 5. Memotivasi penerapan TTG di masyarakat;
pengembangan dan pemanfaatan TTG hasil dari posyantek- 6. Memberikan layanan konsultasi dan pendampingan kepada
posyantek desa; masyarakat dalam penerapan TTG;
9. Menyusun laporan pengelolaan posyantek desa. 7. Memfasilitasi penerapan TTG; dan
PENGELOLAAN POSYANTEK BAB 5 PENGELOLAAN POSYANTEK

Prinsip Pengelolaan
Kooperatif.
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek harus mampu melakukan kerjasama
yang baik demi pengembangan dan keberlanjutan program/kegiatannya.

Partisipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek harus bersedia secara
sukarela atau diminta memberikan dukungan dan kontribusi yang dapat mendorong kemajuan
Posyantekdesa dan Posyantek

Emansipatif
Semua komponen yang terlibat di dalam Posyantek desa dan Posyantek antar
desa harus diperlakukan sama tanpa memandang golongan, suku, dan agama.

Transparan
Aktivitas yang berpengaruh terhadap kepentingan masyarakat umum harus dapat
diketahui oleh segenap lapisan masyarakat dengan mudah dan terbuka.

Akuntabel
Seluruh kegiatan usaha harus dapat dipertanggung jawabkan secara
teknis maupun administratif

Sustainable
Kegiatan usaha harus dapat dikembangkan dan
dilestarikan oleh masyarakat dalam wadah Posyantek
desa dan Posyantek
BAB 6 ORGANISASI DAN TATA KERJA

ORGANISASI DAN TATA KERJA Kepengurusan


Dengan mengacu pada struktur organisasi Posyantek desa dan Posyantek antar desa, maka
STRUKTUR kepengurusan Posyantek desa dan Posyantek antar desa sebagai berikut:
a. Pengurus Posyantek desa dipilih berdasarkan hasil musyawarah desa yang dihadiri para
ORGANISASI inovator TTG, pelaku/pemanfaat TTG, penggiat TTG dan tokoh masyarakat di desa atau antar
desa yang secara sukarela/swadaya membentuk lembaga pelayanan TTG;
b. Jumlah dan susunan pengurus posyantek desa paling sedikit berjumlah 5 (lima) orang terdiri
dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi pengembangan dan seksi pelayanan atau disesuaikan
dengan kebutuhan;
c. Penetapan pengurus Posyantek desa ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
Ketua d. Penetapan pengurus Posyantek Antar Desa ditetapkan dengan Keputusan Bupati/Walikota;
e. Pengurus Posyantek desa dan Posyantek antar desa harus memiliki kriteria sebagai berikut:
1. Mewakili unsur masyarakat;
2. Bukan dari kalangan ASN di lingkup Organisasi Pemerintah Daerah (OPD), TNI/Polri, atau
aparatur pemerintah desa setempat;
Bendahara Sekretaris 3. Bukan partisipan, anggota/pengurus organisasi pendukung (sayap), anggota atau pengurus
partai politik tertentu;
4. Memahami adat istiadat masyarakat setempat;
5. Berdomisili di desa atau kecamatan lokasi Posyantek desa dan Posyantek antar desa
Seksi Pelayanan
Seksi setempat;
Seksi Kemitraan Pengembangan 6. Peduli terhadap masyarakat sekitarnya dalam mendayagunakan TTG;
dan Usaha
TTG
7. Aktif, kreatif dan inovatif;
8. Memiliki kemampuan manajerial;
9. Memiliki jiwa/spirit pengabdian dan pemberdayaan masyarakat yang baik;
10. Memiliki motivasi untuk mengembangkan TTG;
11. Memiliki kemampuan berkomunikasi secara baik dengan masyarakat setempat;
12. Berpengalaman dalam mengelola dana dari berbagai sumber;
13. Memiliki sifat jujur, disiplin, tidak tercela, rendah hati dan sabar; serta
14. Berpengalaman dalam menjalin kerjasama dan kemitraan dengan lembaga terkait.
Uraian Tugas BAB 6 ORGANISASI DAN TATA KERJA
KETUA SEKSI KEMITRAAN
dan Tanggung
Jawab

1. Bertindak sebagai manajer 1. Melaksanakan rencana kerja


pelaksana kegiatan harian sesuai bidang tugasnya;
Posyantek desa dan Bendahara bertugas 2. Menjalin & menjaga hubungan 1. Melaksanakan rencana
Posyantek antar desa; mencatat, mengelola kerjasama dengan sumber TTG kerja sesuai dengan bidang
2. Menyusun dan menjalankan dan melaporkan serta pemanfaat/pengguna TTG tugasnya;
rencana kegiatan dan seluruh penggunaan 3. Mengidentifikasi potensi dan 2. Melakukan sosialisasi SEKSI PENGEMBANGAN
rencana anggaran yang telah dana/keuangan peluang pemasaran bagi usaha kepada masyarakat dalam TTG
tetapkan oleh pengurus; masyarakat; rangka pengenalan dan
lembaga Posyantek 1. Melaksanakan
3. Menjalankan kebijakan dan 4. Melakukan sosialisasi pada penggunaan TTG;
desa dan Posyantek masyarakat untuk pengenalan rencana kerja sesuai
ketentuan yang berlaku di antar desa. 3. Memberikan dengan bidang tugasnya;
Posyantek desa dan dan Penggunaan TTG pendampingan dan
5. Mengidentifikasi kebutuhan 2. Mengidentifikasi
Posyantek antar desa; BENDAHARA bimbingan teknis kepada kebutuhan masyarakat
4. Mengatur dan mengkoordinir
SEKRETARIS masyarakat akan TTG; pemanfaat/pengguna TTG; akan TTG;
kegiatan yang dilakukan oleh 6. Melakukan kajian dan 4. Mengelola kegiatan
Sekretaris bertanggung pengembangan terhadap TTG 3. Melakukan kajian dan
setiap seksi; usaha produktif posyantek pengembangan terhadap
5. Mempertanggung jawabkan jawab atas seluruh yang sudah ada/dipakai oleh yang berkaitan dengan
masyarakat; TTG yang sudah
kegiatan harian Posyantek dokumentasi kegiatan, pelayanan TTG, dan
7. Melakukan tentang penggunaan ada/dipakai oleh
desa dan Posyantek antar seperti surat menyurat 5. Uraian tugas lainnya masyarakat;
desa kepada pengurus dan dokumen & kebutuhan TTG; dirumuskan sesuai dengan
8. Memberikan pendampingan dan 4. Melakukan pendataan
(laporan kegiatan dan kerjasama. kondisi dan kebutuhan tentang penggunaan dan
laporan keuangan); bimbingan teknis kepada masing-masing daerah dan
pemanfaat/ pengguna TTG; kebutuhan TTG; dan
6. Memberikan masukan perkembangan organisasi. 5. Uraian tugas lainnya
kepada pengurus dalam 9. Mengelola kegiatan usaha
produktif Posyantek desa dan dirumuskan sesuai
rangka menyusun rencana SEKSI PELAYANAN TTG
Posyantek antar desa yang dengan kondisi dan
kegiatan dan rencana DAN USAHA
berkaitan dengan pelayanan kebutuhan masing-
anggaran tahunan; dan masing daerah dan
7. Uraian tugas lainnya TTG; dan
10. Uraian tugas lainnya perkembangan
dirumuskan sesuai dengan organisasi.
kondisi dan kebutuhan dirumuskan sesuai dengan
masing-masing daerah dan kondisi dan kebutuhan masing-
perkembangan organisasi. masing daerah.
HUBUNGAN KERJA BAB 6 ORGANISASI DAN TATA KERJA
Posyantek desa dan Posyantek antar desa perlu menjalin hubungan
kerjasama dengan lembaga lain. Adapun mekanisme hubungan Sedangkan mekanisme hubungan kerja pada Posyantek antar desa
kerjasama Posyantek desa dimaksud sebagai berikut : dimaksud sebagai berikut:

A Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan Pemerintah Desa


bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif. A Hubungan kerja antara Posyantek antar desa dengan Kecamatan
bersifat kemitraan, konsultatif dan koordinatif.

B Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan lembaga penyedia


inovasi teknologi bersifat kemitraan, koordinatif dan konsultatif. B Hubungan kerja antara Posyantek antar desa dengan lembaga
penyedia inovasi teknologi bersifat kemitraan, koordinatif dan
konsultatif.

C Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan lembaga


kemasyarakatan lainnya di desa bersifat konsultatif dan koordinatif. C Hubungan kerja antara Posyantek antar desadengan BUMDesa
dan BUMDesa bersama bersifat kemitraan.

D Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan BUMDesa bersifat


kemitraan. D Hubungan kerja antara Posyantek antar desa dengan posyantek
desa bersifat konsultatif dan koordinatif.

E Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan Organisasi


Perangkat Daerah bersifat konsultatif, koordinatif dan kemitraan E Hubungan kerja antara Posyantek antar desa dengan Organisasi
Perangkat Daerah bersifat konsultatif, koordinatif dan kemitraan

F Hubungan kerja antara Posyantek desa dengan pihak ketiga di


desa dan/ atau di daerah bersifat kemitraan. F Hubungan kerja antara Posyantek antar desa dengan pihak ketiga
di kecamatan dan/atau di daerah bersifat kemitraan.
BAB 7 KEGIATAN
mengacu pada tugas Posyantek desa dan Posyantek antar desa, maka
kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:
Pelayanan Informasi TTG Kursus Pelatihan TTG
Inventarisasi TTG
❖ bertujuan agar Posyantek desa dan Posyantek antar ❖ Pelayanan informasi TTG dilakukan melalui ❖ Kegiatan ini dimaksudkan untuk
desa memiliki informasi/data yang terkait dengan penyuluhan, pemberian informasi langsung meningkatkan pemahaman dan kemampuan
sumber daya alam, jenis-jenis TTG yang telah kepada masyarakat yang datang ke Posyantek masyarakat dalam menerapkan,
ada/dimanfaatkan masyarakat (TTG eksisting) dan desa dan Posyantek antar desa, pembuatan menggunakan dan mengembangkan TTG.
jenis-jenis kebutuhan TTG oleh masyarakat sebagai leaflet, brosur, spanduk, iklan layanan ❖ Materi, waktu, frekuensi dan peserta
bahan acuan untuk memberikan pelayanan masyarakat melalui radio, dan sejenisnya. kursus/pelatihan didasarkan pada kebutuhan
informasi/teknis TTG kepada masyarakat. ❖ Dapat disediakan juga informasi pasar TTG masyarakat di wilayah desa/kecamatan
❖ TTG yang diinventarisasi dapat berasal dari dalam yang merupakan layanan informasi pemasaran, setempat.
dan luar desa/daerah tersebut, yang meliputi bidang harga, permintaan dan penawaran TTG dan ❖ Kegiatan ini dijadwalkan secara teratur
pertanian, kelautan dan perikanan, perkebunan, hasil produk TTG yang diproduksi masyarakat. dengan memperhatikan kebutuhan teknologi
kehutanan, industri pengolahan, infrastruktur/sipil ❖ Layanan ini dapat dibuka setiap hari atau oleh masyarakat
bangunan, dan lain sebagainya dijadwalkan secara teratur.

Peragaan TTG Pendampingan Pemanfaatan TTG Pengembangan TTG


❖ Keputusan untuk menggunakan suatu jenis TTG perlu ❖ Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempercepat ❖ Kegiatan ini dilakukan melalui kajian dan
adanya bukti dan atau fakta empirik. Oleh karena itu, dalam proses alih teknologi kepada masyarakat perekayasaan TTG, yang dapat dilakukan
rangka mensosialisasikan suatu jenis TTG kepada (pemanfaat TTG) dalam rangka pendayagunaan secara mandiri maupun menjalin kerjasama
masyarakat diperlukan peragaan TTG. Peragaan TTG
sumberdaya alam dan sumberdaya lokal di dengan swasta, lembaga penelitian dan
dapat dilakukan melalui:
daerah. pengembangan pemerintah/pemda,
➢ Pameran TTG di tingkat Kecamatan, Kabupaten/Kota
dan Provinsi pada kesempatan tertentu, seperti misalnya ❖ Diharapkan akan terjadi peningkatan kualitas perguruan tinggi/sekolah kejuruan, bengkel
pada peringatan 17 Agustus, kebangkitan nasional, dan dan kuantitas dalam proses produksi barang rekayasa teknologi, dan sejenisnya.
event sejenisnya; maupun jasa, yang pada akhirnya dapat ❖ Sedangkan dalam rangka mendorong karsa
➢ Demonstrasi penggunaan TTG ke desa/kelurahan. meningkatkan daya saing produk yang dan cipta masyarakat dalam pengembangan
Dalam rangka peragaan TTG, Posyantek dihasilkan serta menumbuh kembangkangkan TTG, Posyantek dapat menyelenggarakan
desa/Posyantek dapat bekerjasama dengan pihak kewirausahaan dan industry mikro kecil di desa- lomba cipta TTG kerjasama dengan
pembuat/pencipta TTG desa. Pemerintah Kabupaten/Kota dan pihak ketiga.
BAB 8 SARANA DAN PRASARANA
A Bangunan

1 Posyantek desa dan Posyantek antar desa mempunyai bangunan sekretariat yang
mudah diakses oleh masyarakat pemanfaat/pengguna TTG.

Keberadaannya harus dapat diketahui oleh masyarakat dengan mudah. Untuk itu,
2 lokasi yang strategis adalah di sisi jalan raya, setidaknya di jalan kecamatan

Suatu nilai tambah apabila jalan tersebut dapat menghubungkan ke banyak


3 desa/kelurahan.

4 bangunan Posyantek desa dan Posyantek antar desa sedapat mungkin berada di lantai
satu/dasar. Jika memang harus berada di lantai dua, akses menuju ruang harus mudah
dan nyaman.
Denah
Tata Ruang Posyantek desa atau Posyantek
Ruangan
B Ruang yang ditata dengan baik dan sesuai dengan estetika dapat membuat Keterangan Gambar :
pengguna nyaman 1 = Meja Layanan Elektronik
2 = Rak Displai Publikasi Tercetak
3 = Rak Displai Expose Produk
1 Ruang pelayanan teknologi yang dilengkapi dengan ruang membaca berbagai
koleksi yang tersimpan dalam rak-rak buku dan peragaan/pamer produk teknologi
4 = Meja Pengelola
5 = Meja Konsultasi/Diskusi/Transaksi

2 Ruang pertemuan dan tempat pelatihan;

Ruang pengurus (apabila dimungkinkan), diperuntukkan bagi pengurus dalam


3 melakukan pengelolaan maupun pengembangan. Selain itu, dapat digunakan untuk
menyimpan arsip-arsip administrasi.
BAB 8 SARANA DAN PRASARANA
C Perlengkapan
diperlukan perlengkapan perangkat kesekretariatan, terdiri dari:

1 alat kantor untuk administrasi

2 perangkat layanan terknologi informasi dan komunikasi

yang disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan daerah.

Contoh kebutuhan sarana dan prasarana:

Contoh Rak Buku Contoh Area Penempatan Alat Contoh Area Pengurus Contoh Area Diskusi/Pelayanan
BAB 9 INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan pengelolaan Posyantek Desa
atau Posyantek adalah

a) Aturan organisasi;
b) Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
a) Produk/jenis informasi yang diberikan;
c) Surat Keterangan Terdaftar (SKT)
b) Cakupan layanan informasi yang
Bupati/walikota, jika dimungkinkan;
diberikan;
d) Struktur dan kelengkapan organisasi;
c) Jenis media pelayanan informasi;
e) Administrasi umum dan keuangan.
d) Jumlah pengguna.
f) Data terkait program kerja, potensi SDA, TTG
eksisting dan kebutuhan TTG.

a) Jumlah orang yang telah dilatih;


b) Jumlah pelatihan yang diselenggarakan;
a) Persentase pembiayaan dari swadaya c) Jumlah jasa jenis pelatihan yang dimiliki;
masyarakat terhadap total pembiayaan; d) Jumlah pelatih/instruktur TTG yang dimiliki;
b) Jumlah kegiatan yang menghasilkan dana. e) Kemitraan berupa jumlah badan/lembaga
yang dijalin kerjasama pelatihan.
BAB 9 INDIKATOR KEBERHASILAN

Indikator yang digunakan untuk menilai atau mengevaluasi keberhasilan pengelolaan Posyantek Desa
atau Posyantek adalah

a) Jumlah TTG yang telah diciptakan; dan


b) Jumlah TTG yang telah dimodifikasi atau
a) Persen penduduk yang menggunakan
dikembangkan
TTG dalam usahanya;
b) b. Jumlah jenis TTG yang digunakan
oleh masyarakat.

a) Jumlah dan frekuensi Kemitraan dengan a) Jumlah sektor industri kecil dan usaha lainnya
BUMDesa dan Posyantek lainnya; berkembang akibat pelayanan Posyantek desa
b) Jumlah dan frekuensi Kemitraan dan dan Posyantek antar desa;
Pembinaan/pendampingan Posyantek desa dan b) Jumlah pengguna yang meningkat produksi,
Posyantek antar desa; mutu/kualitas produk dan daya saing usahanya.
c) Jumlah lembaga pelayanan TTG yang telah
menjalin kerjasama/kemitraan;
d) Jumlah Instansi Pemerintah (diluar Dinas PMD),
Perguruan Tinggi/Lembaga pendidikan yang
telah menjalin kerjasama/kemitraan;
e) Jumlah lembaga swasta lainnya atau LSM yang
telah menjalin kerjasama/ kemitraan.
BAB 10 PENDANAAN APBN

Sumber Dana
1 APBN digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan TTG, penyediaan sarana dan
perlengkapan kantor sekretariat Posyantek desa/Posyantek.

APBD Provinsi

2 APBD Provinsi digunakan untuk membiayai operasional kegiatan inventarisasi, sosialisasi atau
diseminasi TTG, pengembangan TTG, administrasi, pemantauan dan pembinaan Tim Pembina
Provinsi

APBD Kabupaten/Kota
3 APBD Kabupaten/Kota digunakan untuk membiayai kegiatan inventarisasi, sosialisasi atau
desiminasi informasi TTG, pengembangan TTG, dan pelatihan masyarakat, serta administrasi dan
pemantauan Tim Pembina Kabupaten/Kota dan Tim Koordinasi Kecamatan

APBDes/Dana Desa
APBDesa/Dana Desa dapat digunakan untuk membiayai operasional kegiatan Posyantek desa/Posyantek
4 dalam rangka penguatan kapasitas masyarakat atau pendampingan bagi masyarakat Desa yang terkait
dengan pendayagunaan Sumber Daya Alam (SDA) untuk kegiatan ekonomi produktif dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat desa melalui pengembangan dan penerapan TTG.

Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat


5 Bantuan dapat bersumber dari lembaga, perusahaan atau pihak lain baik dari dalam maupun luar
negeri.

Usaha produktif yang mungkin dapat dikembangkan sebagai unit usaha:

6 1. Membuka bengkel/perbaikan alat-mesin;


2. Membuka dan melayani jasa rumah kemasan;
5. Jasa pelayanan konsultasi;
6. Hasil komisi atas penjualan barang dan kegiatan lain;
3. Menyelenggarakan kursus/pelatihan TTG; 7. Royalti atas HAKI yang dimiliki Posyantek desa atau Posyantek;
4. Menyediakan/menyewakan TTG 8. Kegiatan usaha lainnya yang tidak melanggar hukum.
BAB 10 PENDANAAN

Pengelolaan Dana
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian dalam rangka pengelolaan dana adalah sebagai berikut:

a. Dana yang dimiliki Posyantek desa dan b. Setiap pengeluaran harus direncanakan
Posyantek antar desa harus dikelola secara dan disepakati melalui musyawarah;
transparan dan dapat dipertanggung
jawabkan;

c. Setiap pemasukan dan pengeluaran dana d. Bila lokasi Posyantek desa dan Posyantek
harus dicatat dalam buku kas harian dan antar desa dekat dengan lembaga keuangan
laporan keuangan oleh bendahara; atau bank, sebaiknya sebagian besar dana
Posyantek desa dan Posyantek disimpan di
bank;

e. Setiap bulan sekali bendahara melaporkan f. Setiap tiga bulan sekali pengurus harus
perkembangan keuangan kepada pengurus melaporkan perkembangan keuangan kepada
dalam rapat pengurus; Bupati/Walikota, melalui Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten/Kota.
BAB 11 PEMBINAAN

Tanggung Jawab

Pembinaan Posyantek desa dan Posyantek antar Pembinaan skala provinsi menjadi
desa secara nasional menjadi tanggungjawab tanggungjawab Gubernur, yang dalam
Menteri Desa PDTT, yang dalam pelaksanaannya pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Dinas
dilakukan oleh Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa, dengan Pemerintahan Desa Provinsi atau sebutan
mengadakan koordinasi dengan kementerian dan nama lain.
lembaga terkait lainnya.

Pembinaan di kecamatan menjadi tanggungjawab Pembinaan skala kabupaten/kota menjadi


Camat sesuai dengan pelimpahan ugas tyang tanggung jawab Bupati/Walikota, yang
diberikan oleh Bupati/Walikota. Pelaksanaan pelaksanaannya dilakukan oleh Kepala Dinas
pembinaan dilakukan oleh Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan
Pembangunan/Pemberdayaan Masyarakat atau Desa Kabupaten/Kota atau sebutan nama lain.
sebutan lain
BAB 11 PEMBINAAN
Kegiatan
Kegiatan Posyantek desa dan Posyantek antar desa dilakukan
secara berjenjang sebagai berikut

PUSAT PROVINSI KABUPATEN/KOTA KECAMATAN


Pembinaan dilaksanakan dalam Pembinaan dilaksanakan dalam Pembinaan dilaksanakan dalam Bupati/Walikota dapat melimpahkan pembinaan
skala Pusat melalui kegiatan skala provinsi melalui kegiatan skala Kabupaten/Kota melalui kepada Camat, dengan kegiatan pembinaan
sebagai berikut: sebagai berikut: kegiatan sebagai berikut: sebagai berikut:
1. Koordinasi dan fasilitasi 1. Koordinasi dan fasilitasi 1. Koordinasi dan fasilitasi 1. Koordinasi dan fasilitasi penguatan
penguatan kelembagaan penguatan kelembagaan penguatan Kelembagaan kelembagaan Posyantek desa dan Posyantek
Posyantek desa dan Posyantek Posyantek desa dan Posyantek Posyantek desa dan Posyantek antar desa;
antar desa; antar desa; antar desa; 2. Supervisi pengelolaan Posyantek desa dan
2. Pemberian pedoman 2. Pemberian pedoman teknis 2. Supervisi pengelolaan Posyantek Posyantek antar desa;
pengelolaan Posyantek desa pengelolaan Posyantek desa dan desa dan Posyantek antar desa; 3. Monitoring dan evaluasi Posyantek desa dan
dan Posyantek antar desa; Posyantek antar desa; 3. Monitoring dan evaluasi Posyantek antar desa;
3. Supervisi pengelolaan 3. Supervisi pengelolaan Posyantek pengelolaan Posyantek desa dan
Posyantek desa dan Posyantek desa dan Posyantek antar desa; Posyantek antar desa;
antar desa; 4. Monitoring dan evaluasi 4. Pemberian penghargaan atas
4. Monitoring dan evaluasi pengelolaan Posyantek desa dan prestasi pengelolaan Posyantek
pengelolaan Posyantek desa Posyantek antar desa; desa dan Posyantek antar desa;
dan Posyantek antar desa; 5. Pemberian penghargaan atas 5. Penyelenggaraan pendidikan dan
5. Pemberian penghargaan atas prestasi pengelolaan Posyantek pelatihan pengelolaan Posyantek
prestasi pengelolaan Posyantek desa dan Posyantek antar desa; desa dan Posyantek antar desa.
desa dan Posyantek antar desa; 6. Penyelenggaraan pendidikan dan
6. Penyelenggaraan pendidikan pelatihan pengelolaan Posyantek
dan pelatihan pengelolaan desa dan Posyantek antar desa.
Posyantek desa dan Posyantek
antar desa.
BAB 12 PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Kegiatan
Pengurus Posyantek desa dan Posyantek antar desa melaporkan
kegiatan Posyantek desa/Posyantek kepada Bupati/Walikota
melalui Kepala Dinas PMD Kabupaten/Kota.

Pelaporan
Operasional kegiatan dan penggunaan dana Posyantek desa dan
Posyantek antar desa dimonitor secara berjenjang oleh
Pemerintah desa, Kecamatan dan Dinas PMD Kabupaten/Kota.

Monitoring dan Evaluasi


Pengendalian dan evaluasi dilakukan melalui rapat koordinasi yang
diselenggarakan secara:
a. Bulanan: Pengurus melaksanakan rapat koordinasi minimal 1
bulan sekali.
b. Semesteran: dilakukan evaluasi atas perencanaan yang telah
disusun, mencakup tingkat pencapaian, kendala, dan tindakan
yang diperlukan.
c. Tahunan: merupakan pertemuan tahunan sebagai bentuk
pertanggung jawaban pengurus kepada Bupati/Walikota Cq Dinas
Pemberdayaan Masyarakat Desa yang sebelumnya dilakukan
evaluasi oleh masing-masing Posyantek desa dan Posyantek
antar desa. Pertemuan ini diikuti oleh seluruh Posyantek
BAB 12 PENGENDALIAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

Monitoring dan Evaluasi


d. Pengendalian dan evaluasi dilakukan melalui pelaporan dengan mekanisme
sebagai berikut:
1. Ketua Posyantek desa dan Posyantek antar desa melaporkan
perkembangan pelaksanaan kegiatan Posyantek desa atau Posyantek
setiap triwulan kepada Bupati/Walikota melalui Institusi Dinas PMD
Kabupaten/Kota dengan tembusan kepada:
a. Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi;
b. Kepala Dinas PMD Provinsi.
2. Bupati/Walikota melaporkan pelaksanaan kegiatan Posyantek desa dan
Posyantek antar desa di wilayahnya kepada Gubernur dengan tembusan
Direktur Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa,
Kementeria Desa PDT dan Transmigrasi.

3. Gubernur melaporkan pelaksanaan kegiatan Posyantek desa dan


Posyantek antar desa di wilayahnya kepada Menteri Desa PDT dan
Transmigrasi.
4. Laporan Ketua Posyantek desa dan Posyantek antar desa harus terkirim
selambat lambatnya pada setiap minggu pertama bulan April, Juli,
Oktober dan akhir Desember tahun berjalan.
5. Laporan Bupati/Walikota dibuat dan disampaikan setiap enam bulan
(semester).
6. Laporan Gubernur dibuat setiap tahun dan disampaikan pada saat
pelaksanaan Rapat Koordinasi Nasional.
7. Format laporan sesuai dengan Lampiran yang tercantum dalam Panduan
Umum Posyantek desa dan Posyantek antar desa.
Contoh
Katalog
Surat Permohonan Data
Kelembagaan Posyantek
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH STATUS

1 KOTA BOGOR 6 TERBENTUK


2 KOTA SUKABUMI 0 BELUM TERBENTUK
3 KOTA DEPOK 0 BELUM TERBENTUK
4 KABUPATEN SUKABUMI 7 TERBENTUK
5 KABUPATEN BOGOR 0 BELUM TERBENTUK
6 KABUPATEN CIANJUR 32 TERBENTUK
7 KOTA BEKASI 0 BELUM TERBENTUK
8 KABUPATEN BEKASI 0 BELUM TERBENTUK
9 KABUPATEN KARAWANG 0 BELUM TERBENTUK
10 KABUPATEN SUBANG 0 BELUM TERBENTUK
11 KABUPATEN PURWAKARTA 17 TERBENTUK
DATA 12
13
KOTA CIREBON
KABUPATEN CIREBON
5 TERBENTUK
0 BELUM TERBENTUK
POSYANTEK 14
15
KABUPATEN KUNINGAN
KABUPATEN INDRAMAYU
0 BELUM TERBENTUK
0 BELUM TERBENTUK
JAWA BARAT 16
17
KABUPATEN MAJALENGKA
KOTA BANDUNG
26 TERBENTUK
30 TERBENTUK
2022 18 KOTA CIMAHI 3 BELUM TERBENTUK
19 KOTA TASIKMALAYA 0 BELUM TERBENTUK
20 KOTA BANJAR 4 TERBENTUK
21 KABUPATEN BANDUNG 0 BELUM TERBENTUK
22 KABUPATEN BANDUNG BARAT 1 TERBENTUK
23 KABUPATEN SUMEDANG 178 TERBENTUK
24 KABUPATEN GARUT 188 TERBENTUK
25 KABUPATEN CIAMIS 0 BELUM TERBENTUK
26 KABUPATEN TASIKMALAYA 0 BELUM TERBENTUK
27 KABUPATEN PANGANDARAN 0 BELUM TERBENTUK
JUMLAH 497
Data Alat
Hasil Inovator

No. Inventor Alamat Nama Alat Fungsi Spesifikasi dan Bahan Keterangan Dokumentasi Alat

1 2 3 4 5 6 7 8
Data Profil
Posyantek

Nomor Legalitas Aktifitas


Nama
No. Ketua Pengurus (Bup/Walikota/ Alamat Sekretariat Keterangan
Posyantek
Kades) Modal Usaha Jenis Usaha

1 2 3 4 5 6 7 8
PEMERINTAH DAERAH PROVINSI SEBAGAI HAK CIPTA
PEMEGANG HAK CIPTA

PERATURAN DAERAH JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2018


TENTANG PENGELOLAAN KEKAYAAN INTELEKTUAL
BAB II HAK CIPTA DAN EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL
PASAL 5

(1) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pemegang Hak Cipta atas Ciptaan
yang dihasilkan oleh Pencipta:
a. Dalam Hubungan Dinas; atau
b. Dalam hubungan kerja dengan Pemerintah Daerah Provinsi sebagai
pemberi kerja, kecuali diperjanjikan lain.
(2) Pencipta dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
b, dapat menggunakan data dan/atau prasarana dan sarana yang
disediakan oleh Pemerintah Daerah Provinsi.
(3) Pemerintah Daerah Provinsi sebagai pemegang Hak Cipta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), berhak mendapatkan imbalan berupa Royalti Hak
Cipta atas Ciptaan yang dihasilkan dalam hal Ciptaan dikomersilkan.
LAMPIRAN

Format I Laporan Posyantek Desa atau Posyantek Antar Desa Format II Laporan Semester Pembina Kabupaten/Kota
LAMPIRAN

Format III Laporan Evaluasi Perkembangan Posyantek desa/Posyantek Antar Desa Format IV Laporan Tahunan Pembina Provinsi
LAMPIRAN

KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH


TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK
INDONESIA
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBANGUNAN DAN PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DESA
No. 461 tahun 2020

Tentang

PEDOMAN UMUM PEMBENTUKAN, PENGELOLAAN


DAN PENGEMBANGAN
POS PELAYANAN TEKNOLOGI (POSYANTEK)
TAHUN ANGGARAN 2020
TERIMA KASIH!
HATUR NUHUN!

Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Provinsi Jawa Barat
Jalan Soekarno-Hatta no 466
Kota Bandung
Website :
www.dpmdesa.jabarprov.go.id

60

Anda mungkin juga menyukai