Anda di halaman 1dari 4

Nama : Kafra wirahim

‫َقاَل ٱْج َع ْلِنى َع َلٰى َخَزٓاِئِن ٱَأْلْر ِضۖ ِإِّنى َح ِفيٌظ َع ِليٌم‬

Artinya: Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku
adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan”.

ringkuk sekian tahun lamanya di penjara dengan aniaya dan cara yang jahat tidak
menggeser sedikit jua pun pendiriannya. Dan sikap-sikap hina yang dilakukan orang kepada
dirinya tidak menyebabkan sakit perihjiwa- nya, bahkan seluruhnya itu diserahkannya dengan
tawakal kepada Allah. Dia bersabar dan hatinya bertambah teguh, sehingga dan sebab kesucian
hatinya itu dia telah mencapai. suasana mahkota kemegahan, dan lidah ber- kata jujur betapa
pun pertukaran hari dan peredaran masa.

Demikianlah, budinya yang utama itu tidaklah dapat dihapus oleh pergantian hari dan
pergeseran waktu, dan tidak akan ber- henti lidah orang menyebutnya dan tahun. berganti tahun,
bahkan dia telah menjadi perbendaharaan budi yang akan jadi teladan, bagi kita yang datang di
belakang ini apabila pengalaman-pengalaman semacam itu pun menimpa pula kepada
percobaan-percobaan pahit dan musibah, yang akan teracung oleh kaki kita apabila kita
melangkah di dalam ke- hidupan yang banyak duri dan ranjau ini, sehingga kita dapat
menempuh jalan yang beliau tempuh itu dengan memupuk rasa takwa dan pakaian budi yang
baik, sehingga, di dunia kita capai kedudukan yang mulia dan di akhirat kita pun menang karena
ditempatkan di Darul Khuldi, tempat kediaman yang kekal. Setelah menerima limpahan karunia
yang demikian itu, Yusuf pun menunjukkan keinsaf- an bahwa kehormatan tertinggi ini
bukanlah semata-mata perhiasan hidup, tetapi tanggung jawab. Dia tidak mau hanya menerima
harta berlimpah-limpah, pakaian keemasan, ken- daraan yang mewah, kalau semua tidak se-
imbang dengan tanggung jawab. Sebab itu ber- datang sembahlah dia kepada Raja.

"Dia berkata: Jadikanlah aku (bertanggungjawab) atas perbendaharaan perbendaharaan negara."

Segala perbendaharaan atau sumber. sumber kekayaan, sumber ekonomi kata kita sekarang,
diminta Yusuf supaya dipercayakan seluruhnya kepadanya, supaya dapat diatur mana yang
patut dibelanjakan dan mana yang patut dihematkan. Dan dengan tidak me nyombong dia
menyatakan kesanggupannya.

"Sesungguhnya aku adalah seorang pengatur yang mengerti."


(ujung ayat 55)

Dalam ayat yang tersebut hafizh yang kita artikan pengatur, padahal perkataan itu mengandung
juga kesanggupan menjaga, me- melihara, tentu saja mengatur jangan harta tersia-sia. Karena di
dalam suatu kerajaan yang teratur, kesanggupan mengatur kekayaan negara itulah yang
menjadi pokok pangkaldari kekayaan negara. Niscaya permohonannya itu diperkenankan raja,
sehingga cincin stempel yang berada di jari raja, sudah pindah ke jari tangan Yusuf. Dan mulai
waktu itu dia tidak akan menyia-nyiakan kepercayaan dan tang- gung jawabyang dipikulkan
raja ke atas dirinya. menurut rencana yang telahdinyatakannya juga ketika utusan raja datang
menanyakan tabir mimpi raja kepadanya dalam penjara.

Dan sela-sela kisah, kita pun sudah me- nampak bertumbuhnya pribadi Yusuf karena
pengalaman. Sebelum masuk penjara dia di- pandang anak angkat oleh Aziz Mesir yang tua,
suami Zulaikha. Kalau kiranya tidaklah gangguan Zulaikha yang akhirnya menyebab- kan dia
masuk penjara, akan lama pengala- man memerintah itu dirasainya. Tetapi masukke dalam
penjara, meringkuk lebih kurang selama tujuh tahun pun menambah penga lamannya pula. Di
sana dia mendapati orang- orang teraniaya ditahan tidak bersalah atau orang-orang yang
memang bersalah tengah menjalani hukumannya. Di dalam ayat-ayat yang kita temui
orangorang itu mengaku bahwa Yusuf adalah Minal Muhsinin. Termasuk golongan orang baik-
baik, maka dalam penjara itulahdia menambah pengalaman pahit tapimahal nilainya, sampai
seorang yang dianggap- nya sahabat karib berjanji akan menolong dia kalau bertemu raja, tetapi
setelah sampai di luar dia pun lupa.

Semua pengalaman dengan ayah nya, saudara-saudaranya sendiri, dibuang ke dalam sumur,
dijual sebagai budak, hidup dalam istana orang besar kerajaan, dalam penjara sekian tahun,
semuanya membuatnya matang seh ingga seorang rasul Allah sanggup menjadi bendahara
sebuahkerajaan besar. Menjadi perbincangan di dalam kalangan ahli tafsir tentang sikap Nabi
Yusuf ini, yaitu dua perkara yang pada waktu itu bisa di- pandang kurang layak. Pertama beliau
diberi tanggung jawab, dan beliau meminta diberi pangkat, kedua beliau memuji diri sendiri.
Serahkan kepadaku seluruh perbendahara an bumi, sesungguhnya aku adalah seorang pengatur
yang mengerti. Lalu diperbincangkan pula, bolehkah se- orang Muslim melancarkan pekerjaan
dan tanggung jawabyang diserahkan oleh raja yang kafir? Tentang meminta suatu jabatan, sudah
tersebut dalam sebuah hadits yang demikian

Menurut az-Zamakhsyari, "Nabi Yusuf de- ngan terus terang menyebutkan bahwa dirinya bisa
dipercaya dan ada kesanggupan, karena itulah yang akan diperlukan bagijabatantinggi semacam
itu. Dia menampilkan dirinya jalah supaya dia mendapat kesempatan men- jalankan hukum
sepanjangyang ditentukan oleh Allah, dan mendirikan kebesaran dan menegakkan keadilan, dan
mendapat peluang untuk menjalankan peraturan-peraturan yang sebagai nabi dia diutus buat
melaksanakan- nya, dan beliau pun yakin bahwa orang lain di waktu itu tidak ada yang akan
sanggup meng- gantikan tempatnya. Sebab itu dimintanyalah agar dia diberi kekuasaan karena
semata-mata mengharapkan wajah Allah, bukan karena ingin pangkat kemegahan dunia."
Nabi Yusuf meminta pertanggungjawaban itu betul-betul karena merasakan dan hatinya yang
tulus ikhlas bahwa pekerjaan ini sangat berat, bukan sembarang orangyang dapat me- mikulnya.
Dia pun tidak mau hanya menerima penghormatan dan kebesaran, padahal tidak seimbang
dengan yang dikerjakan. Qatadah menerangkan pula dalam tafsir- nya bahwa "Perbuatan Nabi
Yusuf yang se- perti ini bukan meminta kemegahan, tetapi meminta pikulan tanggung jawab.
Kita menge- tahui betapa besar risiko yang akan ditang- gungkannya kalau pekerjaannya ini
gagal. Dan ini adalah dalil bahwa manusia boleh saja kalau merasa dirinya memang sanggup jika
dia meminta tanggung jawab itu daripada kepala negara yang memerintah dengan se mau-
maunya, dengan niathendak membela rakyat banyak. Salafus shalih ada memangyang berani
meminta jabatan qadhi dari raja- raja yang zalim. Maka kalau seorang nabi ataupun seorang alim
memandang tidak ada jalan untuk menegakkan hukum Allah dan menangkis kezaliman,
melainkan dengan me- nyokong raja yang kafir atau fasik, dia bekerja sama bersama mereka!"

Tentang hal Nabi Yusuf dengan raja ini, kita sudah melihat bahwa yang lebih dahulu
menyerahkan kekuasaan, menyerahkan cincin stempel kerajaan dan memakaikan pakaian.
persalinan orang berjabatan tinggi, dan meng-ucapkan bahwa dia mendapat kedudukan yang
mulia di sisi raja, ialah raja sendiri. Nabi Yusuf baru berani meminta pertanggungjawaban
perbendaharaan negara, ialah setelah per- kataan raja keluar lebih dahulu. Sehingga beberapa
ahli tafsir menerangkan bahwa raja telah menyatakan bahwa peraturan yang di- keluarkan Yusuf
itulah yang diakui oleh raja. Raja hanya tinggal menyetujui. Itulah sebabnya maka Abus Su'ud
dalam tafsirnya menjelaskan lagi, bahwa di dalam ayat tidak tersebut jawab raja mengabulkan
permintaan Yusuf diberi tanggung jawabberat itu, adalah sebagai per- makluman bahwa apa
yang diusulkan oleh Nabi Yusuf itu telah berlaku kuat kuasanya dengan sendirinya, sehingga
raja tidak perlu menjelaskannya lagi, sejak semula raja telah menyerahkan segala-galanya
kepada beliau, dengan titahnya, "Sesungguhnya engkau mulai hari ini adalahdi sisi kami
mendapat pangkat yang dipercaya.
Abus Su'ud menafsirkannya lebih men- dalam lagi, yaitu bahwasanya hal ini telah berlaku atas
kehendak dari Allah SWT sendiri, sedang raja hanyalah alat penyalur kehendak Allah
belaka.Menurut keterangan Muhammad bin Ishaq, setelah Yusuf menyatakan kesanggupannya
mengatur perbendaharaan negara itu, raja mengabulkannya, dan pada waktu itu juga bendahara
yang lama yang bernama Athfir dimakzulkan darijabatannya, dan di- gantikan oleh Yusuf. Tidak
berapa lama kemu- dian Athfir pun meninggal dunia, lalu Raja Mesir yang bernama ar-Rayyan
bin al-Walid itu menikahkan Yusuf dengan janda Athfir, perempuan yang dahulu telah
menggodanya itu. Dan setelah bergaul barulah ketahuan bahwasanya Athfir, seorangyang 'innin
tidak dapat menyetubuhi istrinya, yang menyebab- kan istrinya tergoda oleh Yusuf. Menurut
Ibnu Ishaq, Nabi Yusuf beroleh putra dari perem- puan itu dua orang, yaitu Afraisim bin Yusuf
dan Misya bin Yusuf.Demikianlah, telah Kami berikan ketetapan bagi Yusuf di negeri itu, dia
boleh menempati di mana dia suka."

Tafsir Surat Yusuf ayat 55 menyebutkan permintaan Yusuf kepada raja untuk diangkat
menjadi bendahara Mesir, bertanggung jawab mengelola kekayaan negara dan persediaan
pangan. Yusuf menyatakan bahwa dia dapat dipercaya dan berpengetahuan luas di bidang ini.
Raja menerima permintaan Yusuf dan memberinya kendali penuh atas segala urusan yang
berkaitan dengan perekonomian, termasuk pertanian dan urusan kenegaraan lainnya.
Kompetensi dan profesionalisme Yusuf dalam perannya menyebabkan kenaikan pangkatnya
menjadi al-Aziiz, serupa dengan perdana menteri, dan ia menjadi penguasa yang disegani dan
dicintai di Mesir. Ayat tersebut menunjukkan bahwa Yusuf mampu menduduki jabatan tinggi
karena kompetensi dan kepercayaannya. Ayat ini juga menekankan pentingnya berilmu dan
terampil dalam pekerjaan, serta pentingnya jujur dan dapat dipercaya. Secara keseluruhan,
ayat tersebut menekankan pentingnya pemerintahan yang baik dan peran pemimpin yang
kompeten dalam menjamin kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Asbabunnuzul

Surat Yusuf ayat 55 menceritakan bagaimana Yusuf meminta kepada raja agar semua
urusan yang berhubungan dengan perekonomian negara diserahkan kepadanya agar dia dapat
mengaturnya dengan sebaik-baiknya. Yusuf berkata kepada raja, “Berilah aku tugas sebagai
penjaga gudang-gudang kekayaan dan makanan di negeri Mesir. Karena aku adalah penjaga
yang terpercaya, sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi
berpengetahuan”. Dengan demikian, ayat ini menggambarkan bagaimana Yusuf meminta
tanggung jawab untuk mengatur kekayaan dan makanan di Mesir, karena dia merasa mampu
menjaga dan mengontrolnya dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai