Anda di halaman 1dari 2

Nabi Muhammad yang merupakan Nabi akhir zaman ini lahir di Makkah pada tahun gajah atau

sekitar 570 Masehi. Disebut tahun gajah karena saat itu ada pasukan gajah yang dipimpin oleh
Abharah Habasyah, yang ingin merobohkan Ka’bah.

Mengutip Sirah Nabawiyah karya Abdul Hasan ‘Ali Al-Hasani An-Nadwi’, beberapa sejarawan dan
pakar hadist mengatakan, menjelang kelahiran Nabi Muhammad, ada sejumlah peristiwa besar yang
terjadi.

Beberapa peristiwa besar itu, seperti singgasana Raja Persia Kisra Anusyirwan yang bergoyang dan
14 balkon istananya ikut runtuh. Selain itu, padamnya api sesembahan kaum Majusi di kuil pemujaan
di Persia (sekarang Iran), yang sebelumnya tak pernah padam.

Peristiwa besar lain menjelang kelahiran Nabi Muhammad, yaitu air Danau ‘A’ yang dikultuskan oleh
masyarakat Persia, tiba-tiba surut. Tasik Sava atau semenajung suci bagi masyarakat Persia pun
mendadak tenggelam.

Sementara di Makkah, pasukan gajah yang dipimpin Raja Yaman, Abrahah gagal menyerang Ka’bah.
Tak lama setelah itu, Nabi Muhammad lahir.

Nabi Muhammad lahir dari seorang ibu bernama Aminah, dan ayah, Abdullah. Abdullah meninggal
saat Nabi Muhammad berusia tiga bulan dalam kandungan Aminah, karena kelelahan berdagang dan
jatuh sakit.

Sang kakek, Abdul Mutalib yang merupakan pemimpin Makkah atau kaum Quraisy, memberikan
nama Muhammad kepada Rasulullah. Sang kakek membawa Nabi Muhammad masuk ke dalam
Ka’bah, lalu seekor kambing disembelih sebagai bentuk aqiqah dan Beliau dikhitan pada usia 7 hari.

Saat Nabi lahir tak ada yang mau menyusuinya karena termasuk golongan miskin. Tapi seorang ibu,
bernama Halima Sa’diyah dengan ikhlas menyusuinya, meski ASI yang dimilikinya pun sedikit.
Keikhlasannya dibalas oleh Allah SWT. Keledai miliknya menjadi berisi dan ASI miliknya menjadi
lancar.

Saat kanan-kanak, Nabi Muhammad SAW menghabiskan waktu yang tak lama bersama ibunya
karena di usia enam tahun, Aminah meninggal dunia. Setelah menjadi yatim piatu, Nabi Muhammad
tinggal dan diasuh oleh kakeknya.

Namun saat, Nabi Muhammad berusia 8 tahun, sang kakek meninggal dunia, sehingga pamannya,
Abu Thalib merawatnya. Mereka hidup dalam kekurangan. Meski begitu, Nabi Muhammad tumbuh
dengan baik. Saat kanak-kanak, Nabi Muhammad membantu menggembala binatang ternak dan
ketika sudah cukup dewasa, Nabi membantu pamannya berdagang.

Setelah tumbuh dewasa, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Siti Khadijah. Khadijah merupakan
wanita terpandang, cantik rupawan, dan berasal dari golongan orang berada di Arab.

Awalnya, Nabi Muhammad SAW dan Khadijah bekerja sama saat berdagang. Namun dengan pribadi
Nabi Muhammad SAW yang baik, jujur, dan patut diteladani, Khadijah pun jatuh hati dan meminta
sahabatnya, Nafisah binti Munyah, datang untuk meminang Nabi Muhammad SAW.

“Muhammad, aku Nafisah binti Munyah, datang membawa berita seorang wanita agung, suci, dan
mulia. Pokoknya ia sempurna, sangat cocok denganmu. Kalau kau mau, aku bisa menyebut namamu
di sisinya,” kata Nafisah kepada Muhammad, dikutip dari buku Bilik-bilik Cinta
Muhammad, karya Nizar Abazhah.
Nabi Muhammad menikah saat berumur 25 tahun. Sedangkan Khadijah saat itu berusia 40 tahun.
Khadijah disebut sebagai cinta pertama Nabi Muhammad SAW. Ini terbukti karena dalam pernikahan
mereka, Nabi Muhammad SAW tak pernah menikahi wanita lain.

Wahyu pertama yang diberikan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW datang melalui mimpi saat
ia berusia 40 tahun. Dalam mimpi tersebut, Nabi Muhammad berada seorang diri dalam Gua Hira di
Jabal Nur, Setelah mendapat wahyu dari Allah SWT, Nabi Muhammad SAW pun mulai melakukan
dakwah. Pada awalnya, dakwah yang disampaikan dengan cara bersembunyi-sembunyi.

“Kemudian, satu demi satu umat masyarakat masuk islam seperti Bilal bin Rabah, Abu Ubaidah Amin
bin Jarrah, Abu Salamah, Arqam bin Abi Arqam, Utsman bin Madz’un, Fatimah binti Khatab, dan
lainnya. Mereka semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi karena Nabi Muhammad
menyampaikan dakwahnya secara individu dan rahasia,”

Nabi Muhammad wafat saat berusia 63 tahun, Bunda. Kematiannya terjadi setelah mengalami sakit
dalam beberapa waktu. Lalu lima hari sebelum Nabi Muhammad menghembuskan napas terakhir,
sDi hari kematiannya dan dalam sakaratul maut, Nabi Muhammad SAW berada dalam pangkuan istri
ketiganya, Aisyah. Saat mata Nabi Muhammad SAW memandang ke arah langit-langit rumah,
bibirnya bergerak dan Aisyah pun berusaha mendengarkan apa yang diucapkannya.a begitu tinggi,
sehinggNabi Muhammad meninggal pada waktu Dhuha, Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah.

Nah, Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bisa dijadikan momentum untuk mendekatkan diri
kepada Rasulullah dengan meneladani sifat dan kisah perjuangannya.

Anda mungkin juga menyukai