Anda di halaman 1dari 16

Manajemen & Kewirausahaan, 2021, 2(2):20-35

MANAJEMEN & KEWIRAUSAHAAN

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN ASET, STRUKTUR AKTIVA


DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR PERTAMBANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Glorya Gebriela Mamahit1, Arie Kawulur2 dan Hennij Suoth3
123Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Manado, Indonesia
mamahitglorya@gmail.com1, ariekawulur@unima.ac.id2, hennijsuoth@unima.ac.id3

Diterima: 01-06-2021
Direvisi : 11-06-2021
Disetujui: 14-06-2021

Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat pertumbuhan aset, struktur
aktiva dan profitabilitas terhadap struktur modal. Objek penelitian yang diambil adalah perusahaan
manufaktur sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2019.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi atau archival. Dengan teknik data
panel metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Dengan aplikasi pengolahan data eviews 10.
Sampel penelitian sebanyak 41 perusahaan manufaktur sektor pertambangan periode 5 tahun. Hasil
penelitian menunjukkan tingkat pertumbuhan aset (TAG) dan struktur aktiva (FAR) berpengaruh positif
dan tidak signifikan terhadap struktur modal (DAR), sedangkan profitabilitas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap struktur modal (DAR).

Kata Kunci: Tingkat pertumbuhan; struktur aktiva; profitabilitas; struktur modal.

Abstract The purpose of this study was to determine the effect of asset growth rate, asset
structure and profitability on capital structure. The object of research taken is a mining sector
manufacturing company listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) for the 2015-2019 period. The
data collection technique in this research is documentation or archival. With the quantitative method
panel data technique with an associative approach. With the data processing application Eviews 10.
The sample of this research is 41 manufacturing companies in the mining sector for the period of 5
years. The results showed that the asset growth rate (TAG) and asset structure (FAR) has a positive
and insignificant effect on capital structure (DAR) while profitability has a positive and significant effect
on capital structure (DAR).

Keywords: asset growth rate; asset structure; profitability; capital structure

PENDAHULUAN persaingan yang semakin ketat. Hal ini


yang mendorong suatu perusahaan,
Perkembangan industri manufaktur dimana perusahaan tersebut harus mampu
yang terus mengalami peningkatan mengontrol dan mengelola perusahaan
dengan menyebabkan persaingan dalam dengan semaksimal mungkin dengan cara
dunia perekonomian yang semakin cepat dan tepat. Kebijakan perusahaan
meningkat. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan perusahaan
pengembangan perusahaan dituntut untuk tersebut tidak lepas dari permasalahan
terus berupaya semakin maju dan seberapa besar perusahaan dapat
berkembang dalam mengantisipasi

20
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

memenuhi kebutuhan pendanaan atau kontra dari berbagai hasil penelitian


permodalan perusahaan. sebelumnya membuat peneliti ini
termotivasi untuk mengkaji kembali
Pada penelitian ini sektor penelitian tentang bagaimana pengaruh
pertambangan yang menjadi objek tingkat pertumbuhan aset, struktur aktiva
penelitian, sektor pertambangan adalah dan profitabilitas terhadap struktur modal.
salah salah satu sektor primadona Populasi yang akan digunakan pada
dikalangan investor. Perusahaan penelitian ini yaitu perusahaan manufaktur
pertambangan di Indonesia dianggap sektor pertambangan yang terdaftar di
memiliki keunggulan yang tinggi dalam Bursa Efek Indonesia serta periode yang
pemanfaatan pertumbuhan yang tinggi. akan di gunakan dalam jangka waktu 5
Perusahaan-perusahaan pertambangan tahun yaitu tahun 2015 – 2019.
yang ada di Indonesia memiliki keunggulan
kompetitif di pasar global dimana dinilai
memiliki sumber daya alam yang TINJAUAN LITERATUR
menjanjikan.
Struktur Modal
Industri pertambangan merupakan Struktur modal merupakan
salah satu pilar pembangunan dalam perimbangan jumlah hutang jangka
mendorong perkembangan ekonomi pendek yang bersifat permanen, utang
nasional. Industri ini bergerak pada jangka panjang, saham preferen dan
pengelolaan Sumber Daya Alam (SDA) saham biasa (Sartono, 2001:225). Capital
dalam pemanfaatannya untuk structure adalah bauran (proporsi)
pembangunan dan kesejahteraan rakyat pendanaan permanen jangka panjang
Indonesia. Dalam sektor pertambangan perusahaan yang ditunjukan oleh utang,
salah satu pengelolaan yang harus saham preferen dan ekuitas saham biasa
diperhatikan adalah masalah finansial (Horne dan Wachowicz, 2007:232)
yang penting bagi kelangsungan hidup Struktur modal juga dapat diartikan
perusahaan, kaitanya yaitu dalam sebagai perimbangan atau perbandingan
pengelolaan sumber dana dan antara jumlah utang jangka panjang
penggunaanya. Agar dana dapat dengan modal sendiri (Riyanto, 2011:216).
memenuhi kebutuhan perusahaan perlu Struktur modal pada penelitian ini di
adanya pengelolaan dan penentuan ukur menggunakan debt to asset ratio
secara tepat terhadap sumber dana. (DAR), rasio tersebut ialah
Pendanaan atau permodalan dijadikan membandingkan total utang dengan total
kombinasi yang spesifik antara modal aset yang dimiliki.
sendiri dengan modal asing atau utang Total Utang
serta ekuitas dalam pembiayaan DAR =
Total Assets
perushaan disebut dengan struktur modal.
Tingkat Pertumbuhan Aset
Manajemen perusahaan yang baik
yaitu dapat memperhatikan struktur modal Tingkat pertumbuhan aset yang
perusahaannya dalam pengambilan menunjukkan pertumbuhan suatu
keputusan pendanaan. Struktur modal juga perusahaan untuk mengembangkan
dapat diartikan sebagai perimbangan atau perusahaannya di masa mendatang.
perbandingan antara jumlah utang jangka Tingkat pertumbuhan perusahaan dapat
panjang dengan modal sendiri (Riyanto, dicerminkan melalui pertumbuhan aset
2011:216). perusahaan. Menurut pecking order
theory, perusahaan dengan tingkat
Berdasarkan uraian latar belakang di pertumbuhan yang lebih tinggi akan
atas yang didasarkan pada fenomena mengandalkan sumber pendanaan
empirik perusahaan manufaktur sektor eksternal berupa hutang jangka panjang.
pertambangan dengan adanya pro dan Berdasarkan uraian tersebut, dapat
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat (Tuju et al., 2020). Lebih dari itu, studi
pertumbuhan perusahaan, semakin tinggi sebelumnya menunjukkan profitabilitas
tingkat penggunaan hutang oleh mampu berperan sebagai moderasi yang
perusahaan tersebut. menghubungkan kebijakan dividen dan
Tingkat pertumbuhan aset nilai perusahaan (Assa et al, 2021).
digambarkan dari pertumbuhan total aset Pada penelitian ini profitabilitas
perusahaan (tag) dari tahun ke tahun. diukur menggunakan ROA (Return On
Pengukuran ialah dengan perbandingkan Asset).
total aset tahun sebelumnya (t-1) dengan
tahun sekarang (t). Rumus TAG sebagai Laba Bersih setelah Pajak
berukut: ROA =
Total Aktiva

Total Asset (t) − Total Asset (t − 1)


TAG =
Total Asset (t − 1) Hipotesis Penelitian
Struktur Aktiva Hubungan Tigkat Pertumbuhan Aset
Struktur aktiva ialah perbandingan terhadap Struktur Modal
aktiva tetap dengan total aktiva yang
dimiliki perusahaan. Menurut Devi et al., Pecking order theory, Tingkat
(2017) perusahaan dengan struktur aktiva pertumbuhan aset perusahaan lebih tinggi
yang tinggi cenderung memilih mengandalkan pendanaan dari luar berupa
menggunakan dana dari pihak luar atau hutang dalam jangka panjang. Tingkat
hutang untuk mendanai kebutuhan pertumbuhan aset yang tinggi, perlu dana
modalnya. Tujuan dari penghitungan rasio yang relatif lebih besar untuk pembiayaan
ini adalah untuk mengetahui seberapa modalnya. Sumber pendanaan dari dalam
besar porsi aktiva tetap yang dapat mungkinan tidak dapat mencukupi, oleh
dijadikan perusahaan sebagai jaminan karena itu perusahaan membutuhkan dana
atas pinjaman yang dilakukannya. Rumus luar untuk membantu pengoperasional
FAR ialah: perusahaan tersebut. Perusahaan yang
mempunyai pertumbuhan sangat cepat
memungkinkan harus meningkatkan aset
Total Aktiva Tetap tetap, dikarenakan pertumbuhan dari aset
FAR =
Total Aktiva tetap sendiri dari satu periode ke periode
berikutnya memperlihatkan bahwa
perusahaan memiliki kinerja yang baik
Profitabilitas (Wahyuni & Ardini, 2017). Tingkat
pertumbuhan perusahaan yang tinggi
Profitabilitas merupakan seringkali membutuhkan penambahan
kemampuan perusahaan dalam mencapai aset dalam mendukung pertumbuhan
keuntungan serta menjadi ukuran tingkat penjualan sehingga perusahaan yang
efektivitas manajemen perusahaan, yang memiliki pertumbuhan yang tinggi
ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan oleh cenderung lebih banyak menggunakan
perusahaan dari hasil penjualan dan utang.
pendapatan investasi (Kasmir, 2011).
Dalam pecking order theory, perusahaan H1: Tingkat pertumbuhan aset
yang dengan tingkat profitabilitas tinggi berpengaruh terhadap struktur
cenderung untuk memanfaatkan sumber modal.
dana internal berupa laba ditahan terlebih
dahulu dan menggunakan pendanaan Hubungan Struktur Aktiva terhadap
eksternal yang relatif rendah. Struktur Modal
Profitabilitas sendiri merupakan Dalam penelitian ini struktur aktiva
variabel yang dipengaruhi oleh solvabilitas ialah perbandingan antara aktiva tetap
(Rajagukguk et al, 2021), modal kerja dan dengan total aktiva yang menunjukkan
leverage (Ratu et al, 2021) serta diprediksi besarnya aktiva yang dapat menjadi
mampu meningkatkan nilai perusahaan

22
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

jaminan bagi perusahaan ketika


perusahaan melakukan pinjaman kepada
pihak luar/ kreditur. Aktiva tetap yaitu aktiva
Tingkat H1
yang tingkat kepekaannya terhadap risiko
sangat besar dalam perputaran jangka Pertubuhan Aset
waktu yang panjang. Perusahaan yang H2
aktivanya cocok sebagai jaminan atas Sturktur
pinjaman cenderung lebih banyak Struktur Aktiva Modal
menggunakan utang jangka panjang untuk H3
memenuhi sturtur modal perusahaan
dengan jaminan aktiva tetap jenis umum
lebih banyak. Struktur aktiva dapat Profitabilitas
berpengaruh terhadap struktur modal
dikarenakan aktiva perusahaan yang besar
cenderung dapat memperoleh pinjaman Gambar 1
dalam meningkatkan aktivitas operasional Model Penelitian
perusahaan.
H2: Struktur aktiva berpengaruh
METODOLOGI PENELITIAN
terhadap struktur modal.
Desain Penelitian
Hubungan Profitabilitas terhadap
Struktur Modal Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah penelitian
Dalam kemampuan suatu
kuantitatif yang berupa angka-angka yang
perusahaan dalam menghasilkan laba/
menggunakan pendekatan asosiatif.
profit atau keuntungan adalah profitabilitas.
Penelitian kuantitatif ialah data berupa
Perusahaan pada tingkat pengembalian
angka-angka (Sugiyono, 2013:12).
yang cukup tinggi terhadap investasi
dengan penggunaan hutan dalam jumlah Tempat dan Waktu Penelitian
yang relatif rendah. Karena Profitabilitas
perusahaan yang baik sesuai dengan Tempat penelitian ini dilakukan di
pecking order teory menjelaskan bahwa Bursa Efek Indonesia kantor perwakilan
pendanaan dari dalam atau internal lebih sulawesi utara dalam rentang waktu bulan
dahulu diutamakan sebelum pendanaan oktober 2020 sampai januari 2021 pada
dari luar atau eksternal. Profitabilitas yang perusahaan manufaktur sektor
semakin tinggi berarti laba yang didapat pertambangan yang terdaftar di BEI
oleh perusahaan semakin besar, maka periode tahun 2015-2019.
dengan asumsi tersebut menjelaskan
bahwa perusahaan berada pada Populasi dan Sampel
penggunaan hutan yang lebih sedikit atau
kecil. Populasi dalam penelitian ini adalah
49 perusahaan manufaktur sektor
H3: Profitabilitas berpengaruh terhadap pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
struktur modal. Indonesia Periode 2015 s/d 2019. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 41
perusahaan dan ditentukan dengan
menggunakan purposive sampling dengan
pembatasan kriteria tertentu. Kriterianya
antara lain:
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

1. Perusahaan manufaktur sektor Keterangan:


pertambangan yang terdaftar di BEI. DAR = Debt to asset ratio
2. Menyediakan laporan tahunan yang TAG = Total assets growth
lengkap secara berturut-turut dari tahun FAR = Fixed asset ratio
2015 – 2019. ROA = Return on asset
3. Memiliki data yang lengkap dengan
variabel-variabel terkait. Gambaran hasil pengujian
descriptive statistic dapat dilihat variabel Y
HASIL PENELITIAN DAN (DAR) dengan jumlah 205 observasi
PEMBAHASAN dengan nilai mean 0,511066, median
0,484274, min 0,000613, max 1,897679,
Analisis Data std. dev 0.27536. Perusahaan dengan nilai
DAR terendah adalah PT Indika Energy
Analisis pembahasan yang disajikan Tbk (INDY) sedangkan perusahaan
dalam bab memiliki tujian untuk penentuan dengan nilai DAR tertinggi adalah PT Bumi
hasil analisis data dari hasil amatan Resources Tbk (BUMI).
variabel – variabel peda penelitian ini yang
mengalami pengujian pada model analisis Gambar 2
data panel yaitu untuk mengetahui apakah Nilai rata – rata DAR pada 41
pengaruh dari tingkat pertumbuhan aset, Perusahaan Sektor Pertambangan
struktur aktiva dan profitabilitas terhadap yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
struktur modal. Periode 2015 – 2019.
Aplikasi Eviews 10 yang dijadikan
DAR
bantuan untuk analisis data, sampel
penelitian terdiri dari 41 perusahaan sektor 1,4
1,2

pertambangan yang terdaftar di BEI 1


0,8
periode 2015 – 2019. 0,6
0,4
0,2
0
Analisis Deskriptif

PTBA
MYOH
INCO

PKPK
PSAB
APEX
ARTI

BSSR

DOID

KKGI
BIPI

DEWA

INDY

MDKA
BRMS
BUMI

ELSA
BYAN

IFSH
CITA
CTTH

DSSA

GEMS

MEDC
MTFN

RUIS

TINS
TOBA
ESSA

HRUM
ANTM

GTBO

SMRU
ADRO

ARII

MBAP

PTRO
DKFT

ITMG

MITI

SMMT
Pada bagian ini membahas tentang DAR

descriptive statistics, descriptive statistics


ialah suatu cara yang dipakai untuk Sumber: Data Olahan
mengetahui bagaimana awal dari
gambaran variabel juga karakter dari Dari gambar diatas dapat dilihat nilai
sampel pada penelitian ini. Descriptive DAR pada perusahaan manufaktur sektor
statistic, di antaranya terdiri dari Mean, terdaftar di BEI periode 2015–2019
Min, Max, dan jumlah sampel obsevasi dari
mengalami kenaikan dan penurunan atau
penelitian.
sering di sebut fluktuasi. Pada perusahaan
Tabel 1 ADRO nilai DAR sebesar 0.4190,
Statistik Deskriptif sedangkan pada perusahaan ANTM
mengalami penurunan sebesar 0.3946
DAR TAG FAR ROA
namun pada perusahaan APEX meningkat
sebesar 1.0312 dan pada perusahaan ARII
Mean 0.511066 0.080903 0.269727 0.112691
turun sebesar 0.8639 juga terus menurun
Median 0.484274 0.035385 0.239703 0.048842
pada perusahaan ARTI sebesar 0.3667.
Max 1.897679 2.148078 0.851528 3.933236
Nilai DAR pada perusahaan BIPI yaitu
Min 0.000613 -0.814736 0.001050 0.000231
Std.
sebesar 0.7222, dan penurunan terjadi
0.275361 0.304766 0.202220 0.308546 pada perusahaan BRMS sebesar 0.3449
Dev.
Obs 205 205 205 205 juga mengalami penurun pada perusahaan
Sumber: Olahan Eviews 10.0 BSSR sebesar

24
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

0.3396 namun mengalami kenaikan std. dev 0.304766. Dengan nilai TAG
pada perusahaan BUMI yaitu 1.2818. Pada terendah adalah perusahaan PT Capitalinc
perusahaan BYAN nilai DAR sebesar Investment Tbk (MTFN) dan perusahaan
0.5869 juga nilai DAR pada perusahaan dengan nilai TAG tertinggi adalah PT
CITA 0.5725 dan juga pada perusahaan Indika Energy Tbk (INDY).
CTTH sebesar 0.5413 namun pada
perusahaan DEWA menurun sebesar Gambar 3
0.4516 juga serupa dengan perusahaan Nilai rata – rata TAG pada 41
DKFT sebesar 0.4210 dan kenaikan terjadi Perusahaan Sektor Pertambangan
pada perusahaan DOID sebesar 0.8217. yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Nilai DAR perusahaan DSSA sebesar Periode 2015 – 2019.
TAG
0.4894, perusahaan ELSA sebesar 0.3955

MDKA
ESSA
dan mengalami kenaikan pada 0,6

perusahaan ESSA sebesar 0.6148 namun 0,5

IFSH
INDY
DSSA

GEMS
0,4

MBAP
MEDC
menurun pada perusahaan GEMS sebesar

TOBA
CTTH

TINS
0,3

DEWA

PTBA
DKFT

MTFN
ANTM

ELSA
BSSR

SMMT
DOID
CITA

PTRO
ADRO

BYAN

HRUM
0.4449, juga pada perusahaan GTBO 0,2

PSAB
KKGI
ARTI

RUIS
ARII
0,1
nilainya sebesar 0.1758 menurun juga 0
-0,1
pada perusahaan HRUM sebesar 0.1304.

MYOH
INCO
ITMG
BIPI

BUMI

SMRU
GTBO
-0,2

APEX

BRMS
Pada perusahaan IFSH memiliki nilai DAR -0,3

PKPK
MITI
-0,4
sebesar 0.5061, pada perusahaan INCO
nilai DAR berada di angka 0.1625 juga TAG

pada perusahaan INDY berada pada Sumber: Data Olahan


angka 0.6067, pada perusahaan ITMG
nilai DAR turun sebesar 0.2866 juga pada
perusahaan KKGI sebesar 0.2087. Dari gambar 3 dapat dilihat nilai TAG
Perusahaan MBAP mempunyai nilai DAR pada perusahaan sektor pertambangan
sebesar 0.2606, pada perusahaan MDKA yang terdaftar di BEI periode 2015 – 2019
berada pada angka DAR sebesar 0.3980 mengalami kenaikan dan penurunan atau
dan mengalami kenaikan pada MEDC sering di sebut fluktuasi. Pada perusahaan
pada angka sebesar 0.7499 namun pada ADRO nilai TAG sebesar 0.0253,
perusahaan MITI nilai DAR sebesar 0.7026 sedangkan pada perusahaan ANTM
juga pada perusahaan MTFN sebesar mengalami kenaikan sebesar 0.0769
0.8673 dan nilai pada perusahaan MYOH namun pada perusahaan APEX nilai TAG
menurun sebesar 0.2841. Nilai DAR pada sebesar 0.0831 dan pada perusahaan ARII
perusahaan PKPK berada pada angka mengalami penurunan sebesar 0.0152
0.6003 , juga pada perusahaan PSAB juga pada perusahaan ARTI nilai TAG
sebesar 0.6153 dan menurun sebesar sebesar 0.0289. Nilai TAG pada
0.3751 yaitu pada perusahaan PTBA perusahaan BIPI yaitu sebesar 0.0190,
namun pada perusahaan PTRO nilai DAR dan meningkat pada perusahaan BRMS
sebesar 0.6004. Perusahaan RUIS sebesar 0.1511 juga mengalami
memiliki nilai DAR sebesar 0.6340 dan penurunan pada perusahaan BSSR
menurun pada perusahaan SMMT sebesar sebesar 0.0859 juga pada perusahaan
0.3217 dan pada perusahaan SMRU BUMI menurun sebesar 0.0305. Pada
berada pada angka 0.3287, pada perusahaan BYAN nilai TAG sebesar
perusahaan TINS naik sebesar 0.5258 dan 0.0339 juga nilai TAG pada perusahaan
nilai DAR pada perusahaan TOBA sebesar CITA berada pada angka 0.0701 dan pada
0.5076. perusahaan CTTH sebesar 0.1743 namun
Gambaran hasil pengujian pada perusahaan DEWA menurun sebesar
descriptive statistic dapat dilihat variabel 0.0962, pada perusahaan DKFT nilai TAG
X1 (TAG) dengan jumlah 205 observasi sebesar 0.1221 dan pada perusahaan
dengan nilai mean 0.080903, median DOID sebesar 0.0598. Nilai TAG
0.035385, min -0.814736, max 2.148078, perusahaan DSSA sebesar 0.2766,
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

perusahaan ELSA sebesar 0.1025 serta (FAR) dengan menggunakan observasi


pada perusahaan ESSA berada pada sebanyak 205 memiliki nilai rata – rata
angka 0.5449 namun pada perusahaan (mean) sebesar 0.269727, nilai tengah
GEMS nilainya sebesar 0.2114, juga pada (median) 0.239703, nilai minimum sebesar
perusahaan GTBO nilainya sebesar - 0.001050, nilai maksimum sebesar
0.0675 perusahaan HRUM dengan nilai 0.851528, dan standar deviasi sebesar
0.0056. Pada perusahaan IFSH memiliki 0.202220. Perusahaan dengan nilai FAR
nilai TAG sebesar 0.3514, pada terendah adalah PT Garda Tujuh Buana
perusahaan INCO nilai TAG berada di Tbk (GTBO) sedangkan perusahaan
angka 0.0096 juga pada perusahaan INDY dengan nilai FAR tertinggi adalah PT
berada pada angka TAG sebesar 0.3237, Apexindo Pratama Duta Tbk (APEX).
pada perusahaan ITMG nilai TAG turun
sebesar 0.0106, pada perusahaan KKGI Dari gambar diatas dapat dilihat nilai
sebesar 0.0374. Perusahaan MBAP FAR pada Perusahaan Sektor
mempunyai nilai TAG sebesar 0.1989, Pertambangan yang terdapat di BEI
pada perusahaan MDKA berada pada periode 2015–2019 mengalami kenaikan
angka TAG sebesar 0.5351 dan dan penurunan atau sering di sebut
mengalami penurunan pada MEDC pada fluktuasi. Perusahaan ADRO nilai FAR
angka 0.1845 namun pada perusahaan 0.2341, sedangkan ANTM mengalami
MITI nilai TAG sebesar 0.2706 juga pada kenaikan 0.5070, APEX perusahaan FAR
perusahaan MTFN sebesar 0.0829 dan sebesar 0.6786 dan perusahaan ARII
nilai pada perusahaan MYOH menurun mengalami penurunan sebesar 0.2184
sebesar 0.0008. Nilai TAG pada juga pada perusahaan ARTI nilai FAR
perusahaan PKPK berada pada angka sebesar 0.3619. Nilai FAR pada
0.2303 , juga pada perusahaan PSAB perusahaan BIPI yaitu sebesar 0.0372 dan
sebesar 0.0305 dan naik sebesar 0.1198 pada perusahaan BRMS sebesar 0.0445
yaitu pada perusahaan PTBA namun pada juga pada perusahaan BSSR berada pada
perusahaan PTRO nilai TAG sebesar angka 0.3109 juga pada perusahaan BUMI
0.0407. Perusahaan RUIS memiliki nilai menurun sebesar 0.0332. Pada
TAG sebesar 0.0006 sedangkan pada perusahaan BYAN nilai FAR sebesar
perusahaan SMMT sebesar 0.0420 dan 0.2775 juga nilai FAR pada perusahaan
pada perusahaan SMRU berada pada CITA berada pada angka 0.2036 dan pada
angka 0.0414, pada perusahaan TINS naik perusahaan CTTH sebesar 0.1999 namun
sebesar 0.1670 dan nilai TAG pada pada perusahaan DEWA nilainya sebesar
perusahaan TOBA sebesar 0.1804. 0.4031, pada perusahaan DKFT nilai FAR
sebesar 0.4861 dan pada perusahaan
Gambar 4 DOID sebesar 0.4966. Nilai FAR
Rata – rata FAR pada 41 Perusahaan perusahaan DSSA sebesar 0.1920,
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di perusahaan ELSA sebesar 0.3226 serta
Bursa Efek Indonesia Periode 2015 – pada perusahaan ESSA berada pada
2019. angka 0.4266 namun pada perusahaan
GEMS nilainya sebesar 0.1162,
FAR
perusahaan GTBO dengan nilai 0.0254
0,8
0,7
dan perusahaan HRUM dengan nilai
0,6
0,5
0.1984. Pada perusahaan IFSH memiliki
0,4 nilai FAR sebesar 0.4932, pada
0,3
0,2 perusahaan INCO nilai FAR berada di
0,1
0 angka 0.6768 juga pada perusahaan INDY
MYOH
INCO

PKPK
PSAB
ARTI

BSSR

DOID

KKGI
BIPI

INDY
BRMS
BUMI

DEWA

ELSA

MDKA
BYAN

IFSH

MEDC

PTBA
CITA

MTFN

RUIS
CTTH

TINS
TOBA

berada pada angka FAR sebesar 0.2506,


DSSA

GEMS
ESSA

HRUM
ANTM
APEX

SMRU
ADRO

ARII

GTBO

MBAP

PTRO
DKFT

ITMG

MITI

SMMT

FAR
pada perusahaan ITMG nilai FAR turun
sebesar 0.1814, pada perusahaan nilai
Sumber: Data Olahan KKGI sebesar 0.1941. Perusahaan MBAP
mempunyai nilai FAR sebesar 0.2233,
Gambaran hasil pengujian statistik pada perusahaan MDKA nilainya berada
deskriptif dapat dilihat bahwa variabel X2 pada angka sebesar 0.2293 dan

26
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

mengalami penurunan pada MEDC pada fluktuasi. Pada perusahaan ADRO nilai
angka 0.0106 namun pada perusahaan ROA sebesar 0.0568, sedangkan pada
MITI nilai FAR juga menurun sebesar perusahaan ANTM sebesar 0.0173, pada
0.0053 juga pada perusahaan MTFN perusahaan APEX nilai ROA sebesar
memiliki nilai FAR sebesar 0.0154dan nilai 0.0953 dan pada perusahaan ARII
pada perusahaan MYOH menurun sebesar mengalami penurunan sebesar 0.0595
0.3365. Nilai FAR pada perusahaan PKPK juga pada perusahaan ARTI nilai ROA naik
berada pada angka 0.3749, juga pada sebesar 0.1174. Nilai ROA pada
perusahaan PSAB nilainya sebesar 0.3195 perusahaan BIPI yaitu sebesar 0.0462 dan
dan nilai sebesar 0.2978 yaitu pada pada perusahaan BRMS sebesar 0.1789
perusahaan PTBA namun pada juga pada perusahaan BSSR berada pada
perusahaan PTRO nilai FAR sebesar angka 0.2196 juga pada perusahaan BUMI
0.5822. Perusahaan RUIS memiliki nilai sebesar 0.1582. Pada perusahaan BYAN
FAR sebesar 0.4152 sedangkan pada nilai ROA sebesar 0.2256, nilai ROA pada
perusahaan SMMT sebesar 0.1120 dan perusahaan CITA berada pada angka
pada perusahaan SMRU berada pada 0.1219 dan pada perusahaan CTTH
angka 0.2243, pada perusahaan TINS sebesar 0.0170 namun pada perusahaan
sebesar 0.2121 dan nilai FAR pada DEWA mengalami penurunan sebesar
perusahaan TOBA sebesar 0.1285. 0.0045, pada perusahaan DKFT nilai ROA
sebesar 0.0.0326 dan pada perusahaan
Gambar 5 DOID nilainya sebesar 0.0365. Nilai ROA
Rata – rata ROA pada 41 Perusahaan perusahaan DSSA sebesar 0.0381,
Sektor Pertambangan yang Terdaftar di perusahaan ELSA sebesar 0.0628 serta
Bursa Efek Indonesia Periode 2015 – pada perusahaan ESSA berada pada
2019. angka 0.0154 namun pada perusahaan
ROA GEMS mengalami kenaikan dengan
1
nilainya sebesar 0.1061, perusahaan
0,8
GTBO dengan nilai 0.0948 dan
0,6 perusahaan HRUM dengan nilai 0.0685.
0,4 Pada perusahaan IFSH memiliki nilai ROA
0,2 sebesar 0.0574, pada perusahaan INCO
0
nilai ROA menurun berada pada angka
INCO

KKGI
BIPI

DEWA

MDKA
BRMS

ELSA

PTBA
BYAN

IFSH

MEDC
CITA

MTFN

RUIS
CTTH

TINS
TOBA
DSSA

MYOH
ESSA

HRUM
ANTM

PKPK
PSAB
APEX
ARTI

SMRU
ADRO

ARII

BSSR

DOID

GTBO

MBAP

PTRO
INDY
BUMI

DKFT

ITMG

MITI

SMMT
GEMS

0.0166 juga pada perusahaan INDY


ROA berada pada nilai sebesar 0.0484, pada
perusahaan ITMG nilai ROA meningkat
Sumber: Data Olahan sebesar 0.1262, perusahaan KKGI nilai
ROA menurun sebesar 0.0656.
Gambaran hasil uji descriptive Perusahaan MBAP mempunyai nilai ROA
statistic dapat dilihat variabel X3 (ROA) sebesar 0.2776, pada perusahaan MDKA
dengan jumlah 205 observasi dengan nilai nilainya berada pada angka 0.0600 dan
mean 0.112691, median 0.048842, min mengalami penurunan pada perusahaan
0.000231, max 3.933236, std. dev MEDC berada pada angka 0.0299 namun
0.308546. Dengan nilai ROA terendah pada perusahaan MITI nilai ROA juga
adalah perusahaan PT Surya Esa Perkasa sebesar 0.5023, juga pada perusahaan
Tbk (ESSA) dan perusahaan dengan nilai MTFN memiliki nilai ROA naik sebesar
ROA tertinggi adalah PT Capitalinc 0.8258 dan nilai pada perusahaan MYOH
Investment Tbk (MTFN). menurun sebesar 0.1511. Nilai ROA pada
Dari gambar diatas dapat dilihat perusahaan PKPK berada pada angka
nilai ROA pada perusahaan sektor 0.2266, juga pada perusahaan PSAB
pertambangan yang terdaftar di BEI nilainya sebesar 0.0207, dan nilai sebesar
periode 2015 – 2019 mengalami kenaikan 0.1606 yaitu pada perusahaan PTBA
dan penurunan atau sering disebut namun pada perusahaan PTRO nilai ROA
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

sebesar 0.0333. Perusahaan RUIS digunakan sehingga di terima, yang berarti


memiliki nilai ROA sebesar 0.0280 REM adalah model yang akan digunakkan.
sedangkan pada perusahaan SMMT Sebaliknya jika nilai prob < α 0,05 maka H0
sebesar 0.0555 dan pada perusahaan mendapat penolakan dengan
SMRU berada pada angka dengan nilai menggunakkan modal FEM.
ROA sebesar 0.0367, pada perusahaan
TINS sebesar 0.0289 dan nilai ROA pada Tabel 3
perusahaan TOBA sebesar 0.0940.
Hasil Uji Hausman
Pengujian Model
Correlated Random Effects - Hausman Test
1) Uji Chow Pool: PERUSAHAAN
Test cross-section random effects
Uji Chow test ialah suatu penentuan uji
model mana yang sangat tepat untuk
digunakan dalam pengestimasian data Test Summary Chi-Sq. Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
panel, diantaranya uji FEM dan CEM. Prob
Value < α 0,05, mengartikan model yang
Cross-section random 1.570808 3
tepat digunakan FEM juga sebaliknya 0.6660
seperti itu jika P-Value > α 0,05 model yang
tepat digunakkan ialah CEM. Sumber: Data diolah (Eviews 10)

Tabel 2 Berdasarkan hausman test yang


Hasil Uji Chow terdapat pada tabel dilihat nilai prob–cross
section 0,6660 > 5%. Maka hasil tersebut
Redundant Fixed Effects Tests menyimpulkan REM dianggap lebih baik
Pool: PERUSAHAAN dari FEM.
Test cross-section fixed effects
3) Uji Lagrange Multpilier

Effects Test Statistic d.f. Prob. Pada model ini Uji LM melakukan
perbandingan dengan mencari tahu model
Cross-section F 12.087837 (40,161) 0.0000
yang akan dipakan yang baik antaran
Cross-section model CEM dan REM. Dalam
Chi-square 284.353729 40 0.0000 perbandingan prob Breusch–Pagan
dengan nilai α = 0,05 (5%).
Sumber: Data diolah (Eviews 10)
Berdasarkan uji LM pada tabel di
Berdasarkan hasil chow test pada atas dilihat nilai prob – Breusch Pagan
tabel diketahui nilai prob – cross section 0,000 < 5%. Maka hasil tersebut
Chi- square 0,0000 < 0,05. Maka hasil menyimpulkan REM dianggap lebih baik
tersebut menyimpulkan H0 di tolak dan H1 digunakkan dari CEM.
di terima, oleh karena itu FEM adalah
model yang lebih baik dari CEM. Hasil Estimasi Model

2) Uji Hausman Hasil Estimasi model pada penelitian


digunakan untuk analisis pengaruh tingkat
Hausmant test ialah suatu pertumbuhan aset, struktur ativa dan
perbandingan model dalan menentukan profitabilitas terhadap struktur modal.
model mana yang paling baik dipakai intuk Maka model yang terpilih pada penelitian
regresi data panel, modelnya yaitu antara ini yaitu Random effect Model. Model
FEM dan REM. Dalam perbandingan penelitian ini dari estimasi dengan
probnya dengan α = 0,05 (5%). Maka penggunaan observasi kurun waktu
perbandingannya jika nilai prob > α 0,05 selama 5 tahun yaitu tahun 2015 s/d 2019.
maka H0 merupakan model yang terbaik
Berikut ini merupakan output dari REM

28
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

Tabel 5
Hasil Uji Random Effect Model (Model Terpilih)

Dependent Variable: DAR?


Method: Pooled EGLS (Cross-section random effects)
Date: 02/24/21 Time: 14:13
Sample: 1 5
Included observations: 5
Cross-sections included: 41
Total pool (balanced) observations: 205
Swamy and Arora estimator of component variances

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.453563 0.047270 9.595168 0.0000


TAG? 0.053061 0.043607 1.216796 0.2251
FAR? 0.137576 0.098100 1.402402 0.1623
ROA? 0.142884 0.040792 3.502731 0.0006
Random Effects (Cross)

Effects Specification
S.D. Rho

Cross-section random 0.233193 0.7021


Idiosyncratic random 0.151912 0.2979

Weighted Statistics

R-squared 0.064287 Mean dependent var 0.142948


Adjusted R-squared 0.050321 S.D. dependent var 0.155330
S.E. of regression 0.151371 Sum squared resid 4.605545
F-statistic 4.603160 Durbin-Watson stat 1.121595
Prob(F-statistic)
Sumber: Data diolah (Eviews 10) 0.003867

Unweighted Statistics

R-squared 0.027692 Mean dependent var 0.511066


Sum squared resid 15.03968 Durbin-Watson stat 0.343462

Ket: Taraf signifikan (<) 5 %


Taraf tidak signifikan (>) 5 %
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

Dari hasil pengujian REM dapat IFSH sebesar -0.038842, INCO sebesar -
dilihat bahwa tingkat pertumbuhan aset 0.355794, ITMG sebesar -0.192922, KKGI
dengan koefisien 0,053061, prob sebesar sebesar -0.260742, MBAP sebesar -
0,2251 > 5%. Oleh karena itu dapat 0.252445, MDKA sebesar -0.114322,
disimpulkan TAG berpengaruh positif dan MYOH sebesar -0.218698, PTBA sebesar
tidak signifikan terhadap struktur modal. -0.137093, SMMT sebesar -0.145059 dan
Berdasarkan hasil REM pada struktur SMRU sebesar -0.146284.
aktiva dengan koefisien 0,137576, prob
sebesar 0,1623 > 5%. Maka dapat Berdasarkan persamaan regresi
disimpulkan TAG berpengaruh positif dan yang telah diperoleh dengan
tidak signifikan terhadap struktur modal. menggunakan metode random effect dapat
Selanjutnya pada uji REM ditunjukkan prob ditafsir yaitu:
koefisien 0,142884, prob sebesar 0,0006 >
5%. Jadi dapat di lihat ROA memiliki 1. Konstanta
pengaruh positif dan signifikan terhadap Hasil dari analisis di atas yang
struktur modal. menunjukkan jika variabel tingkat
pertumbuhan aset, struktur aktiva dan
Dengan hasil yang diteliti pada profitabilitas = 0 (nol), oleh sebab itu
adjusted R2 0,050321, yang berarti struktur capital structure akan mengalami
modal dari variabel independen ialah TAG, peningkatan sebesar 0.453563.
FAR, ROA sebesar 5%. Sedangkan 95% 2. Tingkat Perumbuhan Aset (TAG)
dijelaskan oleh variabel lain diluar Hasil dari analisis di atas yang
penelitian ini. menunjukkan 0.053061 adalah nilai
Dari hasil pengujian tiap perusahaan koefisien variabel tingkat pertumbuhan
mendapatkan 19 perusahaan yang aset maka dengan ini menyatakan
mengalami peningkatan Struktur Modal dalam peningkatan 1% akan terjadi
yaitu pada perusahaan APEX sebesar penurunan 0.053061 terhadap struktur
0.437910, ARII sebesar 0.341960, BIPI modal.
sebesar 0.237802, BUMI sebesar 3. Struktur Aktiva (FAR)
0.739950, BYAN sebesar 0.056345, CITA Hasil dari analisis di atas yang
sebesar 0.064374, CTTH sebesar menunjukkan jika nilai koefisien regresi
0.044796, DOID sebesar 0.268685, ESSA variabel struktur aktiva (FAR) dengan
sebesar 0.065875, INDY sebesar nilai 0,137576 dapat dijelaskan jika ada
0.087197, MEDC sebesar 0.258845, MITI peningkatan 1% maka ada penurunan
sebesar 0.176011, MTFN sebesar sebesar 0,137576 yang akan terjadi
0.266636, PKPK sebesar 0.069134, PSAB pada struktur modal.
sebesar 0.104369, PTRO sebesar 4. Profitabilitas (ROA)
0.055160, RUIS sebesar 0.109692, TINS Hasil dari analisis yang dipaparkan jika
sebesar 0.027714 dan TOBA sebesar koefisian regresi variabel profitabilitas
0.012331, sedangkan ada 22 perusahaan (ROA) memiliki nilai 0,142884 maka
yang mengalami penurunan Struktur penjelasannya dalam peningkatan 1%
Modal yaitu pada perusahaan ADRO kan terjadi penurunan 0,142884 pada
sebesar -0.070269, ANTM sebesar - struktur modal sendiri.
0.124628, ARTI sebesar -0.142847, BRMS
sebesar -0.121937, BSSR sebesar - Hasil pengestimasian dengan
0.177527, DEWA sebesar -0.058170, metode REM, maka persamaan regresi
DKFT sebesar -0.101901, DSSA sebesar - data panel sebagai berikut:
0.009881, ELSA sebesar -0.107653,
GEMS sebesar -0.047015, GTBO sebesar
-0.268453, HRUM sebesar -0.332303,
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

Y = 𝛼 + 𝛽1TAG + 𝛽2FAR + 𝛽3ROA + e 2019. Perusahaan yang memiliki tingkat


pertumbuhan aset dalam taraf tinggi
DAR = 0.453563 + 0.053061 + 0.137576 membutuhkan pendanaan perusahaan
+ 0.142884 + e dalam jumlah besar. Dalam hal ini
memungkinkan dana dari dalam atau
Uji Parsial (T) internal perusahaan tidak bisa
Uji parsial untuk mengetahui mencukupkan kebutuhan yang dialami
pengaruh antar variabel independen perusahaan, oleh sebab itu perusahaan
terhadao variabel – variabel dependen mengambil jalan keluar untuk
dengan tingkat signifikan α = 5% (0,05) mencukupkan dana perusahaan dengan
dengan menggunakkan random effect penggunaan dana eksternal atau dana luar
model. untuk membantu pengoperasionalan
1. Tingkat Pertumbuhan Aset (TAG) perusahaan. Sehingga kita dapat melihat
terhadap Struktur Modal (DAR) jika pertumbuhan aset perusahaan tinggi
H1 yaitu tingkat pertumbuhan aset memungkinkan kemampuan perusahaan
berpengaruh positif dan tidak signifikan menghasilkan profit stabil. Dengan pecking
terhadap struktur modal. Dengan order theory perusahaan akan terlebih
melihat hasil uji pada tabel di atas dahulu menggunakan pendanaan dari
dengan REM dilihat bahwa H1 dengan dalam perusahaan yaitu berupa laba
nilai 0,053061, prob sebesar 0,2251 > ditahan dan beban penyusutan dan
0,05 menunjukan tingkat pertumbuhan kemudian memutuskan untuk penggunaan
aset hipotesisnya ditolak. dana dari luar eksternal perusahaan yaitu
2. Struktur Aktiva (FAR) terhadap Struktur berupa hutang dan jika penggunaan
Modal (DAR) hutang pun tidak dapat mencukupi maka
H2 yaitu Struktur Aktiva dimana struktur akan melakukan penerbitan ekuitas.
aktiva memiliki pengaruh yang positif Menurut Myers dan Majluf (1977),
dan tidak signfikan terhadap modal penggunaan utang yang akan dilakukan
structure. Melihat pada hasil uji di atas perusahaan yaitu fungsinya untuk
dengan REM dilihat bahwa H2 nilainya melakukan penekanan pada asimetri
0,137576, prob 0,1623 > 0,05 informasi yang terjadi dalam perusahaan.
menunjukan struktur aktiva hipotesisnya Menurut teori signal perusahaan dapat
ditolak. memberikan komunikasi mengenai
3. Profitabilitas (ROA) terhadap Struktur prospek suatu perusahaan untuk
Modal (DAR) perusahaan mengalami pertumbuhan di
H3 yaitu profitabilitas menjelaskan masa depan yaitu dengan penggunaan
bahwa profitabilitas berpengaruh positif hutang. Karena dapat kita ketahui bahwa
dan signifikan terhadap struktur modal. hutang sendiri dapat memberi sinyal positif
Dengan melihat hasil uji REM nilai untuk investor dan dapat memberi
probnya 0,0006 > 0,05 dan nilai keyakinan bahwa prospek perusahaan
profitabilitas 0,142884, maka H3 ditolak. akan baik di masa depan. Hasil penelitian
ini tidak sejalan baik dengan penelitian
terdahulu (Deviani & Sudjarni, 2018;
Pembahasan Meilyani et al., 2019) dimana hasil
penelitiannya menyatakan adanya
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset pengaruh negatif terhadap struktur modal.
Terhadap Struktur Modal
Dilihat dari pengujian dan hasilnya Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap
dapat diketahui tingkat pertumbuhan aset Struktur Modal
memiliki pengaruh positif tapi tidak Dalam hasil penelitian yang sudah
signifikan dengan struktur modal pada
diteliti bahwa struktur aktiva juga
perusahaan pertambangan yang terdaftar
di BEI dari tahun 2015 sampai dengan berpengaruh positif namun tidak
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

signifikan dengan struktur modal pada pendapatan melalui investasi yang


perusahaan sektor pertambangan ini dilakukan. Menurut Brigham dan
yang memiliki tengang waktu 2015- Houston (2011:189) profitabilitas yang
2019. Menurut Bringham dan Houston berada pada taraf yang tinggi yaitu
(2006) perusahaan yang memiliki penggunaan utang sangat rendah atau
aktiva yang jenisnya tetap umum relatif kecil. Dengan pecking order
seperti tanah dan bangunan dan theory perusahaan akan
jenisnya yang lain yang cocok untuk memanfaatkan sumber dananya yang
dijadikan jaminan atas penggunaan bersal dari internal perusahaan
utang, aktiva jenis tetap tersebut lebih sebelum menggunakkan pendanaan
banyak diminati oleh pemberi pinjaman eksternal dalam jumlah minimum atau
(contohnya pihak bank). Dengan kata kecil. Penelitian ini sejalan dengan
lain aktiva yang jenisnya khusus kurang (Wahyuni & Ardini, 2017) adanya
diminati untuk dijadikan jaminan karena pengaruh positif dan signifikan
aktiva jenis khusus tersebut kurang terhadap struktur modal. Dalam hal
bermanfaat untuk pihak pemberi yang dikemukaan bahwa profitabilitas
pinjaman ketika perusahaan tersebut yang tinggi dalam penggunaan utang
tidak mampu untuk memberikan dilakukan untuk bersifat perlindungan
pelunasan pada pihak peminjam. Hasil pajak perusahaan. Sedangkan
penelitian yang menunjukkan bahwa perbedaan hasil yang dikemukakan
struktur aktiva yang semakin besar oleh penelitian sebelumnya (Denziana
maka pendanaan atau dalam hal ini & Yunggo, 2017; Deviani & Sudjarni,
struktur modal akan berasal dari utang 2018; Kartika & Dana, 2019) bahwa
dan penggunaan utang tersebut akan profitabilitas berpengaruh negatif
mengalami peningkatan. Trade off terhadap struktur modal. Hal ini
theory menyatakan penambahan menjelaskan bahwa perusahaan yang
penggunaan utang akan dilakukan jika memiliki profitabilitas yang tinggi
masih terdapat aset tetap yang bisa menggunakan sedikit utang atau dana
dijadikan jaminan. Hasil penelitian ini eksternal dan lebih mengarah pada
sejalan dengan (Kanita, 2014) dan penggunaan dana internal perusahaan.
bertentangan dengan (Karimi, 2018)
dimana struktur aktiva tidak KESIMPULAN DAN SARAN
berpengaruh terhadap struktur modal. Kesimpulan
Pengaruh Profitabilitas Terhadap Sesuai dengan hasil penelitian yang
Struktur Modal telah diteliti pada perusahaan manufaktur
sektor pertambangan maka disimpulkan
Sesuai dengan hasil yang telah didapat bahwa:
bahwa profitabilitas (ROA) 1. Tingkat pertumbuhan aset
berpengaruh positif juga signifikan berpengaruh positif dan tidak
dengan struktur modal pada signifikan terhadap struktur modal
perusahaan pertambangan yang pada perusahaan manufaktur sektor
berada pada periode tahun 2015 pertambangan yang terdaftar di BEI
sampai 2019 dengan perusahaan yang tahun 2015-2019. Dalam hal ini
terdaftar di BEI. Profitabilitas ialah perusahaan yang mampu
suatu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan tingkat pertumbuhan
aset yang tinggi sangat cenderung
memperoleh keuntungan dan memerlukan dana yang lebih besar
merupakan suatu pengukuran yang maka dari itu perusahan pada
efektif bagi manajeman di suatu umumnya memerlukan tambahan
perusahaan yaitu dengan melihat profit dana eksternal berupa hutang untuk
hasil dari perusahaan serta dapat mencukupi modalnya. Hal ini

32
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

menjelaskan bahwa besarnya tingkat perusahaan menggunakan dana


pertumbuhan aset dapat internal perusahaan tidak lagi
menyebabkan tingkat penggunaan membutuhkan dana eksternal
hutang semakin kecil. Karena karena prospek pertumbuhan
perusahaan lebih cenderung perusahaan bagus dan mampu
mengutamakan pendanaan internal mendanai perusahaannya dengan
sebelum pendanaan ekternal keuntungan yang didapat, namun
(hutang). jika menggunakan dana eksternal
(hutang) untuk mendanai modal
2. Struktur aktiva berpengaruh positif
perusahaan juga mempunyai
dan tidak signifikan terhadap struktur
keuntungan tersendiri dimana ada
modal pada perusahaan manufaktur
pajak, dan secara umum juga
sektor pertambangan yang terdaftar
pembayaran bunga dikarenakan
di Bursa Efek Indonesia (BEI)
adanya hutang guna mengurangi
Periode 2015-2019. Hal ini ditandai
penghasilan karena pajak tersebut.
dengan semakin besar struktur
Wahyuni, Irma, and Lilis Ardini.
aktivanya maka struktur modal yang
(2017) adanya pengaruh positif dan
asalnya dari hutang akan mengalami
signifikan terhadap struktur modal.
peningkatan hal ini disebabkan
Dalam hal yang dikemukaan bahwa
karena pada umumnya perusahaan
profitabilitas yang tinggi dalam
jika memerlukan modal Bank
penggunaan utang dilakukan untuk
menjadi suatu tempat alternatif untuk
bersifat perlindungan pajak
mendapat pinjaman modal. Tetapi
perusahaan.
pihak Bank membutukan jaminan
bila mana sewaktu – waktu Saran
perusahaan tidak mampu
membayarnya perusahan dapat Hasil penelitian pengaruh tingkat
menyita aktiva yang dijaminkan pertumbuhan aset, struktur aktiva dan
misalnya aktiva tetap yang umum profitabilitas terhadap struktur modal pada
berupa tanah dan lain – lain maka perusahaan manufaktur sektor
dari itu untuk dapat memberikan pertambangan yang terdaftar di BEI, maka
modal pihak bank selalu dapat diajukan saran yaitu:
memperhatikan struktur aktiva dari 1. Bagi perusahaan sangat diharapkan
perusahaan tersebut. Pengaruh pada penentuan struktur modal
positif tersebut sesuai dengan Trade dengan adanya pertimbangan yang
Off Theory di mana penambahan cermat dikarenakan struktur modal
hutang akan terus dilakukan jika aset menjadi faktor yang perlu dalam
tetap masih tersedia untuk dijadikan melakukan penilaian dalam
jaminan untuk pemberi pinjaman. perusahaan dan bisa meningkatkan
3. Profitabilitas berpengaruh positif dan minat investor dalam memberikan
signifikan terhadap struktur modal investasi.
pada perusahaan manufaktur sektor 2. Bagi investor dapat dijadika acuan
pertambangan Yang Terdaftar di BEI karena dalam berinvestasi perlu
tahun periode 2015 – 2019. Hal ini adaya pertimbangan–pertimbangan
dikarenakan walaupun pada sehingga memperoleh return atau
umumnya perusahaan –perusahaan keuntungan seseuai dengan analisa
memiliki profitabilitas yang tinggi yang dilakukan sebelumnya.
tetap akan dihadapkan pada suatu
pilihan apakah menggunakkan 3. Bagi peneliti yang akan datang,
sumber dana dari dalam (internal) diharapkan dapat memberikan
atau memakai sumber dana dari luar manfaat untuk peneliti sebagai
(eksternal). Bila mana jika bahan referensi sesuai dengan
variabel penelitian. Selain itu juga
Mamahit, Kawulur, Suot (2021)

bisa menambahkan jumlah sampel


dalam waktu pengamatan dan bisa
menggunakan observasi lain dalam
penelitian.

34
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Aset, Struktur
Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Struktur
Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor
Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia

DAFTAR PUSTAKA wnloadArticleFile.do?attachType=PD


F&id=9987
Denziana, A., & Yunggo, E. D. (2017).
Pengaruh Profitabilitas, Struktur Meilyani, I. G. A. A., Suci, N. M., & Cipta,
Aktiva, dan Ukuran Perusahaan W. (2019). Pengaruh Risiko Bisnis,
Terhadap Struktur Modal Perusahaan Ukuran Perusahaan, dan
pada Perusahaan Real Estate And Pertumbuhan Penjualan terhadap
Property yang Terdaftar di Bursa Efek Struktur Modal pada Perusahaan
Indonesia Tahun 2015. Jurnal Properti dan Real Estate yang
Akuntansi Dan Keuangan, 8(1). Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
https://doi.org/10.36448/jak.v8i1.825 Jurnal Prospek, 1(2), 15–25.
Devi, N. M. N. C., Sulindawati, N. L. G. E., Tuju, G. C. M., Kawulur, A. F., & Hamenda,
& Wahyuni, M. A. (2017). Pengaruh B. (2020). Pengaruh Kebijakan
Struktur Aktiva, Profitabilitas, Ukuran Hutang dan Profitabilitas Terhadap
Perusahaan, Likuiditas, dan Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Kepemilikan Manajerial terhadap Manufaktur Sub Sektor Makanan dan
Struktur Modal Perusahaan (Studi Minuman yang Terdaftar di Bursa
Empiris pada Perusahaan Manufaktur Efek Indonesia Tahun 2013-2017.
yang Terdaftar di Bursa Efek Manajemen Dan Kewirausahaan,
Indonesia Periode 2013-2015). E- 1(1), 29–37.
Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, 7(1), 1–12. Wahyuni, I., & Ardini, L. (2017). Pengaruh
Growth Opportunity, Profitabilitas dan
Deviani, M. Y., & Sudjarni, L. K. (2018). Kebijakan Dividen terhadap Struktur
Pengaruh Tingkat Pertumbuhan, Modal. Jurnal Ilmu Dan Riset
Struktur Aktiva, Profitabilitas, dan Akuntansi, vol.6(No.4), 1308–1325.
Likuiditas Terhadap Struktur Modal
Perusahaan Pertambangan di BEI. E-
Jurnal Manajemen Universitas
Udayana, 7(3), 1222–1254.
Kanita, G. G. (2014). Pengaruh Struktur
Aktiva dan Profitabilitas terhadap
Struktur Modal Perusahaan Makanan
dan Minuman. Trikonomika, 13(2),
127.
https://doi.org/10.23969/trikonomika.v
13i2.608
Karimi. (2018). Pengaruh struktur aktiva
dan profitabilitas terhadap struktur
modal pada perusahaan
pertambangan. Jurnal Riset Finansial
Bisnis, 2(2), 91–97.
Kartika, I. K. S., & Dana, M. (2019). Analisis
Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas,
Ukuran Perusahaan, dan Tingkat
Pertumbuhan Terhadap Struktur
Modal Perusahaan Food and
Beverages yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia. E-Jurnal Manajemen
Universitas Udayana, 4(3), 606–626.
http://www.tjyybjb.ac.cn/CN/article/do

Anda mungkin juga menyukai