Disusun Oleh
Kelompok 2 Sistem Informasi 2022 B :
DAFTAR ISI................................................................................................................................
BAB I........................................................................................................................................3
PENDAHULUAN......................................................................................................................3
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................3
1.2 Tujuan........................................................................................................................... 3
1.3 Ruang Lingkup..............................................................................................................3
BAB II.......................................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA............................................................................................................. 5
2.1 Landasan Teori............................................................................................................. 5
2.1.1 Pengertian Model Jaringan..................................................................................5
2.1.2 Jenis Jenis Mode Jaringan.................................................................................. 5
2.1.3 Aplikasi Model Jaringan dalam Riset Operasional.............................................. 6
BAB III......................................................................................................................................8
PEMBAHASAN........................................................................................................................8
3.1 Model Jaringan Asiklis.................................................................................................. 8
3.1.1 Pengertian Model Jaringan Asiklis.......................................................................8
3.1.2 Metode Penyelesaian Model Asiklis.................................................................... 9
3.1.3 Contoh Soal Dan Penyelesaian Model Asiklis.....................................................9
3.2 Model Jaringan Maximal Flow.................................................................................... 11
3.2.1 Pengertian Model Jaringan Maximal Flow......................................................... 11
3.2.2 Metode Penyelesaian Model Maximal Flow...................................................... 12
3.2.3 Contoh Soal Dan Penyelesaian Model Maximal Flow....................................... 13
BAB IV................................................................................................................................... 27
PENUTUP.............................................................................................................................. 27
4.1 Kesimpulan................................................................................................................. 27
4.2 Saran.......................................................................................................................... 27
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................... 28
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mempelajari dan memahami model asiklis dan
model maximal flow dalam riset operasional, serta untuk mengetahui cara menyelesaikan
masalah yang berkaitan dengan model jaringan tersebut. Laporan ini juga bertujuan untuk
memberikan contoh soal dan penyelesaiannya untuk tiap model jaringan, sehingga dapat
membantu dalam mempraktikkan dan mengaplikasikan model jaringan dalam riset
operasional.
3
dari sumber ke tujuan. Laporan ini akan menjelaskan pengertian, metode penyelesaian, dan
contoh soal dan penyelesaiannya untuk tiap model jaringan. Laporan ini tidak akan
membahas model jaringan lain yang ada dalam riset operasional, seperti model shortest path,
model minimal spanning tree, model maximal matching, dan lain-lain. Laporan ini juga tidak
akan membahas aspek-aspek lain dari riset operasional, seperti program linier, teori antrian,
teori permainan, dan lain-lain. Laporan ini hanya berfokus pada model asiklis dan model
maximal flow sebagai model jaringan yang sering digunakan dalam riset operasional.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Model Transportasi
Model ini digunakan untuk mengoptimalkan distribusi sumber daya dari
beberapa lokasi awal ke beberapa lokasi tujuan dengan biaya yang rendah. Contoh
penggunaan model ini termasuk distribusi barang, pengaturan transportasi, dan
manajemen rantai pasokan. Model ini menggunakan faktor-faktor seperti biaya
transportasi dan kapasitas setiap jalur, yang meningkatkan efisiensi dan mengurangi
5
biaya operasional.
2. Model Alokasi
Model alokasi membantu dalam menentukan cara terbaik untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas ke sejumlah kegiatan atau proyek dengan
tujuan memaksimalkan keuntungan atau mengurangi biaya. Model ini dapat
digunakan untuk pengalokasian anggaran, alokasi tenaga kerja, dan alokasi sumber
daya, dan membantu organisasi membuat keputusan alokasi yang efektif dan efisien.
6
Aplikasi Model Transportasi: Model Transportasi digunakan untuk
merencanakan dan mengoptimalkan distribusi barang dari pabrik ke gudang, dari
gudang ke toko atau bahkan dari produsen langsung ke konsumen. Hal ini membantu
mengurangi biaya transportasi dan meningkatkan efisiensi rantai pasokan.
Penerapan model jaringan ini terus berkembang seiring dengan kemajuan teknologi
dan kompleksitas permasalahan di berbagai industri. Penggunaan model jaringan
7
dalam riset operasi memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan efisiensi,
pengurangan biaya, dan optimalisasi pengelolaan sumber daya.
BAB III
PEMBAHASAN
8
3.1.2 Metode Penyelesaian Model Jaringan Asiklis
Untuk menyelesaikan sebuah permasalahan terkait pencarian aliran maksimal dapat
digunakan beberapa langkah berikut :
1. Langkah 1: Identifikasi Titik Awal dan Jarak Terpendek
a. Identifikasi Simpul Awal: Pilih simpul awal dari mana perhitungan
jarak terpendek dimulai.
b. Inisialisasi Jarak Terpendek: Tetapkan nilai jarak terpendek dari simpul
awal ke dirinya sendiri sebagai 0.
2. Langkah 2: Perhitungan Jarak Terpendek untuk Setiap Simpul
a. Iterasi Melalui Setiap Simpul: Untuk setiap simpul dalam jaringan:
● Perhitungan Jarak Terpendek: Hitung jarak terpendek dari
simpul awal ke simpul tersebut dengan mempertimbangkan
jarak dari simpul awal ke simpul sebelumnya dan jarak antara
simpul tersebut dengan simpul sebelumnya.
● Penyimpanan Nilai Jarak Terpendek: Simpan nilai jarak
terpendek yang telah dihitung.
3. Langkah 3: Penentuan Rute Terpendek dengan Penelusuran Mundur
a. Penelusuran Mundur dari Simpul Tujuan: Mulai dari simpul tujuan,
lakukan penelusuran mundur (backtracking) dengan memilih simpul
yang memiliki jarak terpendek.
b. Penentuan Rute Terpendek: Catat simpul-simpul yang telah dilewati
hingga mencapai simpul awal sebagai rute terpendek.
Carilah Rute Yang memiliki nilai jarak terpendek dari simpul A (pabrik) ke simpul F
(kota) berikut berdasarkan perhitungan algoritma asiklik.
9
Penyelesaian :
Dalam Contoh 2, kita diberikan suatu jaringan kerja yang merepresentasikan distribusi
barang dari pabrik ke kota. Dikarenakan jaringan ini tidak memiliki loop atau siklus,
kita menggunakan algoritma asiklik untuk menemukan rute terpendeknya. Berikut
adalah langkah-langkah dan penyelesaian lebih rinci menggunakan algoritma asiklik:
1. Langkah 1: Identifikasi Jarak Terpendek dari Simpul Awal
1) Simpul A: Jarak terpendek dari simpul A (pabrik) ke dirinya sendiri
adalah 0, dinotasikan sebagai (ua = 0).
2) Simpul B: Jarak terpendek dari A ke B adalah minimum dari jarak
sebelumnya dan jarak dari A ke B, sehingga ub = min { ua + dab } =
min { 0 + 4 } = 4.
3) Simpul C: Jarak terpendek dari A ke C adalah minimum dari jarak
sebelumnya dan jarak dari A ke C, sehingga uc = min { ua + dac } =
min { 0 + 3 } = 3.
2. Langkah 2: Perhitungan Jarak Terpendek ke Setiap Simpul
1) Simpul D: Jarak terpendek dari B ke D adalah minimum dari jarak
sebelumnya dan jarak dari B ke D, sehingga ud = min { ub + dbd } =
min { 4 + 3 } = 7.
2) Simpul E: Jarak terpendek dari B atau C ke E adalah minimum dari
jarak sebelumnya dan jarak antara simpul B dan E atau simpul C dan
E, sehingga ue = min { ub + dbe, uc + dce } = min { 4 + 2, 3 + 3 } = 6.
3) Simpul F: Jarak terpendek dari D atau E ke F adalah minimum dari
jarak sebelumnya dan jarak antara simpul D dan F atau simpul E dan F,
sehingga uf = min { ud + ddf, ue + def } = min { 7 + 2, 6 + 2 } = 8.
3. Langkah 3: Penentuan Rute Terpendek dengan Penelusuran Mundur
a. Penelusuran Mundur dari Simpul F ke A:
Dengan menggunakan hasil perhitungan di atas, rute terpendek dari
simpul A (pabrik) ke simpul F (kota) dapat ditentukan dengan melakukan
penelusuran mundur:
10
1) Pada simpul F, nilai minimal 8 diperoleh dari rumus ue + def,
sehingga simpul sebelum simpul F pada rute terpendek adalah
simpul E.
2) Pada simpul E, nilai minimal 6 diperoleh dari rumus ub + dbe
dan uc + dce, sehingga simpul sebelum simpul E pada rute
terpendek adalah simpul B atau simpul C.
3) Pada simpul B, nilai minimal 4 diperoleh dari rumus ua + dab,
sehingga simpul sebelum simpul B adalah simpul A.
4) Pada simpul C, nilai minimal 3 diperoleh dari rumus ua + dac,
sehingga simpul sebelum simpul C adalah simpul A.
b. Hasil Penelusuran Mundur
Secara sederhana, hasil penelusuran mundur dapat digambarkan sebagai
berikut:
Rute terpendek: F ➔ E ➔ C ➔ A atau F ➔ E ➔ B ➔ A.
Dengan menggunakan algoritma asiklik, kita berhasil menemukan jarak
terpendek dari simpul A (pabrik) ke simpul F (kota) sebesar 8, dan rute
terpendeknya adalah F ➔ E ➔ C ➔ A atau F ➔ E ➔ B ➔ A. Algoritma
ini memberikan panduan sistematis untuk menentukan jalur terpendek
dalam jaringan kerja yang memungkinkan perusahaan mengoptimalkan
proses distribusi barang.
11
● Kapasitas, yaitu aliran yang mengalir pada setiap tepi tidak boleh melebihi kapasitas
maksimum yang ditentukan pada tepi tersebut.
● Konservasi, yaitu jumlah aliran yang masuk pada setiap simpul selain sumber dan
tujuan harus sama dengan jumlah aliran yang keluar dari sebuah simpul tersebut.
Maksimal flow dapat digunakan untuk memodelkan berbagai macam permasalahan, seperti
distribusi barang, alokasi sumber daya, perencanaan jadwal, pemadaman listrik, dan berbagai
permasalahan lainnya. Secara umum tujuan utama dari permasalahan aliran maksimum yakni
untuk memaksimalkan total aliran dari sumber ke sasaran dalam suatu jaringan/network.
12
1. Pilih lintasan garis pada sebuah jaringan yang menghubungkan titik awal ke
titik tujuan.
2. Pilih kapasitas minimum pada lintasan tersebut.
3. Update setiap f[u,v] untuk setiap (u,v) dalam path sesuai dengan aliran
tersebut.
4. Hitung proses cr(u, v) = c(u, f) - f(u, v) untuk setiap (u,v) dalam path sebagai
residual baru.
5. Ulangi iterasi hingga tidak ada lintasan residual titik awal dengan titik tujuan.
13
Penyelesaian Menggunakan Algoritma Djikstra
Sebelum menentukan langkah-langkah dalam menyelesaikan masalah aliran maksimum
diatas, dapat kita ketahui bahwa terdapat 5 lintasan yang menghubungkan simpul awal (A)
dengan simpul tujuan (G). Lintasan-lintasan tersebut adalah :
1. Lintasan A − B − E − G
2. Lintasan A − C − E − G
3. Lintasan A − C − F − G
4. Lintasan A − C − D − F − G
5. Lintasan A − D − F − G
Berdasarkan 5 lintasan diatas, kita bisa mencari solusi untuk mencari masalah aliran
maksimum pada permasalahan diatas. Ada 3 langkah yang akan diselesaikan dalam masalah
aliran maksimum dengan menggunakan Algoritma Djikstra, yaitu :
● Langkah 1 : Pada jaringan diatas didapat lintasan A − B − E − G yang
menghubungkan antara mess karyawan (A) ke kantor tempat mereka bekerja (G)
● Langkah 2 : Nilai kapasitas sisi yang didapat pada lintasan tersebut adalah ( 6,4,7 = 4.
) sedangkan nilai kapasitas minimum sisa nya adalah 4
● Langkah 3 : Alirkan arus sejumlah 4 satuan pada lintasan A − B − E − G
Berdasarkan langkah-langkah yang telah diselesaikan, maka arus lintasan yang diperoleh
adalah
Dari gambar tersebut kemudian akan dicari lagi solusi untuk penyelesaian masalah aliran
maksimum lain yang bisa menghubungkan titik A ke G dengan langkah-langkah berikut:
● Langkah 1 : Lintasan yang dipilih berikutnya adalah lintasan A − C − E − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas sisinya adalah :( 2,1,4 sedangkan nilai kapasitas minimum
sisa ) yang diperoleh adalah 1
● Langkah 3 : Alirkan arus sejumlah 1 satuan pada lintasan A − C − E − G .
14
Berdasarkan langkah-langkah yang dilakukan diatas, maka arus lintasan yang diperoleh untuk
menghubungkan antara mess ke tempat mereka bekerja adalah :
Dari data tersebut akan dilakukan langkah-langkah untuk menyelesaikan masalah aliran
maksimum yang menghubungkan simpul awal dengan simpul akhir, langkah-langkah nya
adalah :
● Langkah 1 : Jalur atau lintasan yang masih memungkinkan untuk dilewati adalah
Lintasan A − C − F − G
● Langkah 2 : Dari lintasan ini diperoleh nilai kapasitas sisinya : ( 9,5,3 sedangkan nilai
) kapasitas minimum sisa yang diperoleh pada lintasan tersebut adalah 3
● Langkah 3 : Alirkan arus sejumlah 3 satuan pada lintasan A − C − F − G
Dari langkah-langkah tersebut akan diperoleh lintasan sebagai berikut:
Berdasarkan data tersebut maka akan dicari lagi lintasan yang dapat menghubungkan antara
simpul awal dengan simpul tujuan, dengan langkah-langkah sebagai berikut :
● Langkah 1 : Lintasan yang dipilih berikutnya adalah lintasan A − C − D − F − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas sisi adalah : ( 6,4,3,0 ), dan nilai kapasitas minimum sisa
adalah 0
● Langkah 3 : Tidak dapat dialiri arus lagi karena nilai kapasitas minimum nya adalah 0
Karena nilai kapasitas minimum sisanya adalah 0, maka lintasan yang diperoleh sama
dengan lintasan sebelumnya.
15
Berdasarkan gambar diatas, maka diperoleh lintasan terakhir yang menghubungkan antara
mess dengan kantor karyawan, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
● Langkah 1 : Kemudian Pilih lintasan A − D − F − G sebagai lintasan terakhir yang
menghubungkan mess karyawan dengan kantor tempat mereka bekerja.
● Langkah 2 : Kapasitas sisi nya adalah : ( 6,4,1 ) dan kapasitas sisa minimumnya
adalah 1
● Langkah 3 : Alirkan arus sejumlah 1 satuan pada lintasan A − D − F − G .
Pada langkah ini tidak ada lagi jalur atau lintasan yang dapat menghubungkan arus dari A ke
G. Sehingga solusi dari masalah aliran maksimum menggunakan Algoritma Dijkstra adalah:
Karena tidak ada lagi arus yang dapat mengalir dari A ke G, maka proses telah mencapai
penyelesaian yang optimum. Dari hasil diatas dapat kita ketahui bahwa jumlah aliran
maksimum yang dapat mengalir dari Network tersebut adalah 9, artinya arus maksimum yang
menghubungkan antara lokasi mess karyawan dengan kantor tempat mereka bekerja adalah 9
atau 900 mobil/jam.
16
Penyelesaian Menggunakan Algoritma Ford-Fulkerson
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum menyelesaikan permasalahan
maksimal flow, yakni menentukan nilai kapasitas, aliran yang mengalir pada tiap lintasan, dan
kapasitas yang tersisa dari lintasan yang menghubungkan antara Mess tempat karyawan
dengan tempat mereka bekerja.Nilai kapasitas tersebut akan disajikan dalam bentuk tabel.
Berdasarkan data tersebut maka akan diperoleh nilai kapasitas, aliran dan kapasitas sisa dari
network yang mengalir pada lintasan, ke 3 nilai tersebut dapat disajikan dalam bentuk tabel
berikut:
A - 7 4 1 0 0 0
B 0 - 0 0 4 0 0
C 0 0 - 3 1 5 0
D 0 0 0 - 4 0
E 0 0 0 0 - 0 6
F 0 0 0 0 0 - 9
G 0 0 0 0 0 0 -
17
Aliran yang Mengalir dari Network tersebut
f A B C D E F G
A - 0 0 0 0 0 0
B 0 - 0 0 0 0 0
C 0 0 - 0 0 0 0
D 0 0 0 - 0 0 0
E 0 0 0 0 - 0 0
F 0 0 0 0 0 - 0
G 0 0 0 0 0 0 -
A - 7 4 1 0 0 0
B 0 - 0 0 4 0 0
C 0 0 - 3 1 5 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 0 0 0 - 0 6
F 0 0 0 0 0 - 9
G 0 0 0 0 0 0 -
Setelah menentukan nilai kapasitas, aliran, dan kapasitas sisa pada lintasan, langkah
berikutnya yakni pencarian dari masing-masing lintasan(path). Pencarian Path dilakukan
dengan memperhatikan masing-masing simpul yang menghubungkan antara mess dengan
kantor. Berdasarkan gambar sebelumnya, terdapat 5 lintasan yang menghubungkan A ke G,
maka akan terdapat 5 Path.
18
1) Path 1
Terdapat beberapa langkah penyelesaian dalam pencarian path 1, yakni:
● Langkah 1 : Cari nilai dari arus kendaraan yang mengalir dari A menuju G
melalui Lintasan A − B − E − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas dari lintasan A − B − E − G adalah ( 6,4,7 ),
sedangkan nilai kapasitas minimum nya adalah 4
● Langkah 3 : Update setiap [ ,vuf ] untuk setiap ( ,vu )dalam lintasan sesuai
dengan nilai kapasitas minimum yaitu 4
● Langkah 4 : [ ,uvf ] −= [ ,vuf ] untuk setiap ( ,vu ) dalam path.
Dari pencarian path 1 yaitu lintasan A − B − E − G, di peroleh nilai kapasitas
minimum nya adalah 4. maka aliran yang mengalir dari lintasan tersebut ditambah 4.
A - 4 0 1 0 0 0
B -4 - 0 0 4 0 0
C 0 0 - 0 0 0 0
D 0 0 0 - 0 0 0
E 0 -4 0 0 - 0 4
F 0 0 0 0 0 - 0
G 0 0 0 0 -4 0 -
Oleh karena arus maksimum yang mengalir pada lintasan A − B − E − G adalah 4 atau
400 mobil/jam, maka tiap arus yang menuju ke G dikurangi 4, dan arus yang berlawanan arah
ditambah 4, sehingga nilai kapasitas sisa yang diperoleh adalah :
A - 3 4 1 0 0 0
B 4 - 0 0 4 0 0
C 0 0 - 3 1 5 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 4 0 0 - 0 2
F 0 0 0 0 0 - 9
G 0 0 0 0 4 0 -
19
Dari pencarian path 1, diperoleh lintasan yang menghubungkan A - B - E - G dengan
menggunakan algoritma Ford-Fulkerson
2) Path 2
Pada pencarian path 2, akan dipilih lagi lintasan yang dapat menghubungkan A ke G,
dedengan melakukan langkah berikut:
● Langkah 1 : Ambil Lintasan A − C − E − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas dari lintasan A − C − E − G adalah ( 2,1,4 ,
sedangkan nilai ) kapasitas minimum nya adalah : 1
● Langkah 3 : Update setiap [ , untuk setiap vuf ] ( , dalam lintasan sesuai
dengan nilai vu ) kapasitas minimum yaitu 1.
● Langkah 4 : [ ,uvf ] −= [ ,vuf ] untuk setiap ( , dalam path.
Berdasarkan langkah diatas, diperoleh aliran A - C - E - G sebesar 1 satuan, kemudian
alirkan arus tersebut ke lintasan.
Tabel Aliran A - C - E - G
f A B C D E F G
A - 4 1 0 0 0
B -4 - 0 0 4 0 0
C -1 0 - 0 1 0 0
D 0 0 0 - 0 0 0
E 0 4 0 0 - 0 5
F 0 0 0 0 0 - 0
G 0 0 0 0 -5 0 -
20
Oleh karena arus maksimum minimum yang mengalir pada lintasan A − C − E − G
adalah 1 atau 100 mobil/jam, maka tiap arus yang menuju ke G dikurangi 1, dan arus yang
berlawanan arah ditambah 1, sehingga nilai kapasitas sisa yang diperoleh adalah. Tabel 4.7
Nilai Kapasitas sisa yang diperoleh dari lintasan A − C − E − G.
C A B C D E F G
A - 3 3 1 0 0 0
B 4 - 0 0 0 0 0
C 1 0 - 3 0 5 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 4 1 0 - 0 1
F 0 0 0 0 0 - 9
G 0 0 0 0 5 0 -
3) Path 3
Berdasarkan gambar maka akan kita pilih lagi lintasan yang dapat menghubungkan
antarara simpul A ke simpul G, dengan melakukan langkah-langkah sebagai berikut
● Langkah 1 : Pilih Lintasan A − C − F − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas dari lintasan A − C − F − G adalah ( 9,5,3 ,
sedangkan nilai ) kapasitas minimum nya adalah : 3
● Langkah 3 : Update setiap [ , untuk setiap vuf ] ( , dalam lintasan sesuai
dengan nilai vu ) kapasitas minimum yaitu 3
● Langkah 4 : [ ,uvf ] −= [ ,vuf ] untuk setiap ( , dalam path. vu )
21
Berdasarkan langkah-langkah tersebut diatas, diperoleh aliran yang mengalir dari A −
C − F − G sebesar 3 satuan, dan bila berlawanan arah, ditambah -3 kemudian alirkan arus
tersebut ke lintasan.
Aliran lintasan A - C - F - G
f A B C D E F G
A - 4 4 0 0 0 0
B -4 - 0 0 4 0 0
C -4 0 - 0 1 3 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 -4 -1 0 - 0 1
F 0 0 -3 0 0 - 3
G 0 0 0 0 0 -3 -
A - 3 0 1 0 0 0
B 4 - 0 0 0 0 0
C 4 0 - 3 0 2 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 4 1 0 - 0 1
F 0 0 3 0 0 - 6
G 0 0 0 0 0 3 -
22
Dari pencarian path 1, diperoleh lintasan yang menghubungkan A − C − F − G yaitu:
4) Path 4
Berdasarkan gambar, akan dipilih lintasan yang dapat menghubungkan simpul A ke G
dengan melakukan langkah-langkah berikut:
● Langkah 1 : Pilih Lintasan A − C − D − F − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas dari lintasan A − C − D − F − G adalah ( 5,4,3,0 ,
sedangkan nilai ) kapasitas minimum nya adalah 0
● Langkah 3 : Update setiap [ , untuk setiap vuf ] ( , dalam lintasan sesuai
dengan nilai vu ) kapasitas minimum yaitu 0
● Langkah 4 : [ ,uvf ] −= [ ,vuf ] untuk setiap ( , dalam path.
Karena nilai kapasitas minimum pada lintasan ini adalah 0, maka arus dan nilai
kapasitas sisa juga 0.
A - 4 4 0 0 0 0
B 4 - 0 0 4 0 0
C 4 0 - 3 1 3 0
D 0 0 0 - 0 0 0
E 0 -4 -1 0 - 0 0
F 0 0 -3 0 0 - 3
G 0 0 0 0 0 -3 -
23
Nilai Kapasitas sisa yang diperoleh dari lintasan A - C - D - F - G
cf A B C D E F G
A - 3 0 1 0 0 0
B 4 - 0 0 0 0 0
C 4 0 - 3 0 2 0
D 0 0 0 - 0 4 0
E 0 4 1 0 - 0 1
F 0 0 3 0 0 - 6
G 0 0 0 0 0 3 -
5) Path 5
Berdasarkan gambar, akan dipilih lintasan lain yang masih memungkinkan untuk
dikunjungi dari simpul A ke simpul G dengan melakukan langkah berikut:
● Langkah 1 : Jalur lain atau lintasan lain yang masih memungkinkan untuk
dilewati adalah jalur A − D − F − G
● Langkah 2 : Nilai kapasitas dari lintasan A − D − F − G adalah ( 6,4,1 ,
sedangkan nilai ) kapasitas minimum nya adalah : 1
● Langkah 3 : Update setiap [ , untuk setiap vuf ] ( , dalam lintasan sesuai
dengan nilai vu ) kapasitas minimum yaitu 1
● Langkah 4 : [ ,uvf ] −= [ ,vuf ] untuk setiap ( , dalam path.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut diatas, diperoleh aliran yang mengalir dari A −
D − F − G sebesar 1 satuan, dan bila berlawanan arah, tambahkan -1, kemudian alirkan arus
tersebut ke lintasan.
A - 4 4 1 0 0 0
B -4 - 0 0 4 0 0
C -4 0 - 3 1 3 0
D -1 0 0 - 0 1 0
E 0 -4 -1 0 - 0 0
F 0 0 -3 -1 0 - 4
G 0 0 0 0 0 -4 -
24
Oleh karena arus maksimum minimum yang mengalir pada lintasan A − D − F − G
adalah 1 atau 100 mobil/jam, maka tiap arus yang menuju ke G dikurangi 1, dan arus yang
berlawanan arah ditambah 1, sehingga nilai kapasitas sisa yang diperoleh adalah
A - 3 0 0 0 0 0
B 4 - 0 0 4 0 0
C 4 0 - 3 0 2 0
D 1 0 0 - 0 3 0
E 0 4 1 0 - 0 0
F 0 0 3 1 0 - 5
G 0 0 0 0 0 4 -
Berdasarkan langkah-langkah diatas, maka diperoleh lintasan terakhir yang menghubungkan
antara A – G. Lintasan nya dapat dilihat seperti gambar dibawah ini:
Karena tidak ada lagi arus yang dapat mengalir dari A ke G, maka proses pencarian
masalah aliran maksimum telah selesai dilakukan, disini dapat dilihat hasil akhir dari masalah
aliran maksimum kendaraan menggunakan Algoritma Ford-Fulkerson adalah
25
Berdasarkan gambar diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa arus maksimum yang
menghubungkan antara mess karyawan ke tempat mereka bekerja dengan menggunakan
Algoritma Ford-Fulkerson adalah sebesar 9 atau 900 mobil/jam.
26
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jaringan asiklis dan maksimal flow dapat digunakan untuk memodelkan
berbagai macam masalah, seperti struktur organisasi, hubungan keluarga, sistem
kelistrikan, sistem komunikasi, distribusi barang, pengalokasian sumber daya,
perencanaan jadwal, pemadaman listrik, dan lain-lain.
Algoritma Ford-Fulkerson adalah salah satu algoritma yang dapat digunakan
untuk mencari maksimal flow dalam suatu jaringan. Algoritma ini menggunakan
proses pelabelan untuk menentukan jalur peningkatan aliran dari simpul sumber ke
simpul tujuan. Algoritma dijkstra adalah algoritma yang dapat digunakan untuk
mencari jarak terpendek dari simpul sumber ke simpul tujuan dalam suatu graf
berbobot.
Algoritma dijkstra dapat dimodifikasi untuk mencari jalur peningkatan aliran
(augmenting path) dari simpul sumber ke simpul tujuan dalam suatu jaringan aliran
dengan menggunakan konsep kapasitas residual.
4.2 Saran
Penulis artikel dapat memberikan contoh-contoh nyata dari masalah-masalah
yang dapat dimodelkan dengan menggunakan jaringan asiklis dan maksimal flow,
serta menunjukkan bagaimana cara menerapkan model dan algoritma tersebut untuk
menyelesaikan masalah tersebut.
Penulis artikel dapat memberikan saran-saran untuk pengembangan lebih
lanjut dari model jaringan asiklis dan maksimal flow, serta mengidentifikasi
tantangan-tantangan dan peluang-peluang yang ada dalam bidang riset operasional.
27
DAFTAR PUSTAKA
Edudetik. (2020, April 11). Makalah Riset Operasional (Operation Research) - Lengkap
https://www.edudetik.com/2018/09/makalah-riset-operasional-operation.html
28