Anda di halaman 1dari 1

Asalamualaikumwarohmatullahiwabarokatuh

Haloo teman teman di seluruh desa banyubiru perkenalkan nama saya ………
Saya utusan dari dusun pancuran ,dewan juri yang saya hormati teman teman yang saya
cintai udah tau belum cerita apa yang saya bawakan hari ini?....... hmmm belum.beli sandal di
toko daerah sleman saya akan bercerita tentang jendral suderman.cerita ini saya baca dari
buku yang berjudul Sudirman biografi singkat karangan Taufik Adi Susilo.Begini ceritanya
teman teman..
Kukuruyuk kukuruyuk…
Disuatu pagi pada tanggal 24 Januari 1916 Terdengar suara owek owek …Lahirlah anak kecil yang
bernama Soedirman. Ia merupakan anak dari pasangan Karsid Kartawiraji dan Siyem. Karena
permasalahan ekonomi, Soedirman kecil diasuh oleh pamannya yang bernama Raden Cokrosunaryo.
Sejak saat itu, Soedirman besar dengan didikan etika dan tata krama priyayi serta kesederhanaan
sebagai rakyat biasa. Berkat didikan awal tersebut, Soedirman tumbuh menjadi anak yang rajin dan
aktif. Pendidikan Soedirman Pada usia 7 tahun, Soedirman bersekolah di (HIS) di Cilacap. Setelah
selesai, Soedirman melanjutkan pendidikannya di (MULO) yang setingkat SMP. Soedirman kemudian
pindah sekolah ke Perguruan Parama Wiwowo Tomo. Setelah itu, ia kemudian melanjutkan
pendidikannya di Sekolah Guru atau Kweekschool yang diselenggarakan oleh organisasi
Muhammadiyah di Surakarta. Ia kemudian kembali ke Cilacap dan menjadi guru di Sekolah Dasar
Muhammadiyah. Selain mengajar, Soedirman juga aktif di kegiatan Muhammadiyah, yakni menjadi
anggota Kelompok Pemuda Muhammadiyah.Saat itu, Soedirman yang dipandang sebagai tokoh
masyarakat diminta untuk memimpin sebuah tim di Cilacap dalam menghadapi serangan Jepang. Pada
1944, Soedirman diminta bergabung dengan tentara Pembela Tanah Air (PETA) dan diangkat
menjadi komandannya. Setelah Jepang meyerah kalah dalam Perang Dunia II dan Indonesia merdeka
pada 17 Agustus 1945, Jenderal Soedirman memerintahkan rekan-rekannya untuk kembali ke daerah
asal mereka. Sementara itu, Jenderal Soedirman pergi ke Jakarta. Di sana, ia menemui Presiden
Soekarno yang memintanya untuk memimpin perlawanan Jepang di kota. Namun, permintaan itu
ditolak oleh Jenderal Soedirman karena ia merasa tidak menguasai medan di Jakarta. Jenderal
Soedirman kemudian menawarkan diri kepada Presiden Soekarno untuk memimpin pasukan di Kroya
yang masuk ke wilayah Kabupaten Cilacap saat ini. Setelah itu, Jenderal Soedirman kembali dan
bergabung dengan pasukannya. Saat itu, Belanda tengah berupaya kembali ke Indonesia bersama
tentara Inggris. Sementara itu, Jenderal Soedirman mendirikan divisi lokal dalam BKR dan kemudian
pasukannya dijadikan bagian dari Divisi V Panglima Sementara Oerip Soemohardjo. Akhir perjuangan
Soedirman Pada November 1945, dilaksanakan pemilihan panglima besar Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) di Yogyakarta. Saat itu terdapat dua kandidat, yakni Soedirman dan Oerip Soemohardjo.
Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR, sedangkan Oerip Soemohardjo menjadi kepala
staffnya. Saat itu, meski belum dilantik secara resmi, Soedirman mengerahkan pasukannnya untuk
menyerang Inggris dan Belanda di Ambarawa..dor dor dorrr….
Selain melawan Sekutu dan Belanda yang ingin menjajah kembali Indonesia, Berbagai perlawanan
dilalui oleh Jenderal Sudirman hingga ia menderita penyakit tuberkoliosis. Namun, meski dalam
keadaan kurang sehat, Jenderal Sudirman tetap memimpin perlawanan Indonesia melawan Belanda
yang melakukan Agresi Militer II. Sudirman masih berkeinginan untuk terus melawan Belanda, tetapi
ditolak oleh Presiden Soekarno karena mempertimbangkan masalah kesehatan sang jenderal. Dalam
kondisi sakit, Jenderal Sudirman diangkat menjadi panglima besar TNI di negara baru Republik
Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Hingga akhirnya, Jenderal Soedirman meninggal dunia
pada 29 Januari 1950 di usia yang ke-34 tahun. Jenderal Soedirman kemudian dimakamkan di Taman
Makam Pahlawan Semaki, Yogyakarta.Oleh pemerintah Indonesia diakui jasa jasanya dengan
memberikan gelar pahlawan nasional
saya sebagai generasi milenial akan membangun bangsa ini dan mengukir prestasi.
Demikian cerita saya hari ini semoga menjadi panutan kita semua .
Wasalamualaikum wr wb.

Anda mungkin juga menyukai