ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
dijalankan dengan tujuan untuk menentukan layak atau tidaknya bisnis/usaha untuk
dijalankan.
6) Sidang Skripsi sebagai salah satu bentuk ujian, diikuti oleh mahasiswa yang telah
menyelesaikan skripsi dan mendapatkan persetujuan dari Dosen Pembimbing.
Sidang Skripsi merupakan tahapan akhir yang harus dilalui oleh peneliti
(mahasiswa) untuk mempertahankan hasil penelitian yang telah dilakukannya.
7) Dosen Pembimbing merupakan dosen yang ditunjuk oleh Ketua Program Studi
bertugas untuk mengarahkan mahasiswa dalam menyelesaikan skripsi atau KB agar
sesuai dengan kaidah dan ketentuan yang berlaku.
3
BAB II
PENYUSUNAN PROPOSAL SKRIPSI
2.1 Tujuan
4
10) Bagi mahasiswa yang dinyatakan tidak lulus dalam seminar proposal diharuskan
mengikuti seminar proposal susulan dengan perbaikan proposal atau penyusunan
ulang proposal.
11) Prosedur seminar proposal skripsi pengulangan sama seperti seminar proposal
normal.
Proposal skripsi berisi gambaran umum tentang rencana penelitian yang akan
dilakukan setelah melewati Seminar Proposal Penelitian. Isi dan sistematika proposal
laporan penelitian (contoh untuk penelitian kuantitatif) adalah sebagai berikut:
JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (bila ada)
DAFTAR GAMBAR (bila ada)
DAFTAR LAMPIRAN (bila ada)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah (opsional)
Rumusan Masalah
Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Deskripsi Konseptual
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis Data
Teknik Pengumpulan Data
Definisi Operasional Variabel
Teknik Analisis Data
Hipotesis Statistika
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
5
Isi dan sistematika proposal Studi Kelayakan Bisnis adalah sebagai berikut:
JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Produk
Referensi Model Bisnis
Landasan Syariah
METODE PENELITIAN
Waktu dan tempat Penelitian
Pengumpulan Data dan Analisis Data
Ekstrasi Hipotesis Model Bisnis
7
BAB III
PENYUSUNAN SKRIPSI
8
6) Laporan penelitian sekurang-kurangnya didukung dengan 15 referensi; 5 jurnal
internasional dan maksimal 2 skripsi. Sementara Studi Kelayakan Bisnis, sekurang-
kurangnya didukung dengan 5 referensi.
9
menggeluti profesi akuntansi, perilaku dalam memanfaatkan ilmu akuntansi dan
sebagainya.
10
JUDUL
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ABSTRACT
ABSTRAK
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL (bila ada)
DAFTAR GAMBAR (bila ada)
DAFTAR LAMPIRAN (bila ada)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Identifikasi Masalah (opsional)
Rumusan Masalah
Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
LANDASAN TEORI
Deskripsi Konseptual
Penelitian Terdahulu
Kerangka Pemikiran
Pengembangan Hipotesis
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis Data
Teknik Pengumpulan Data
Definisi Operasional Variabel
Teknik Analisis Data
Hipotesis Statistika
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan (untuk data time series)
Deskripsi Data
Uji Persyaratan
Pengujian Hipotesis
Pembahasan
PENUTUP
Simpulan
Saran
Keterbatasan Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
11
Isi dan sistematika studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut:
JUDUL
PERNYATAAN TENTANG KEASLIAN KARYA TULIS
HALAMAN PENGESAHAN
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
ABSTRACT
ABSTRAK
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Batasan Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Sistematika Penulisan
TINJAUAN PUSTAKA
Gambaran Produk
Referensi Model Bisnis
Landasan Syariah
METODE PENELITIAN
Waktu dan tempat Penelitian
Pengumpulan Data dan Analisis Data
Ekstrasi Hipotesis Model Bisnis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Penelitian
Analisis Industri
Ukuran Pasar (Market Size)
Uji Masalah
Pembaharuan Model Bisnis
Uji Solusi
Verifikasi Model Bisnis
PENUTUP
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
Penjelasan untuk halaman awal terlampir dan untuk bagian isi terdapat pada bab
berikutnya.
12
3.10 Sidang Skripsi
Sidang Skripsi sebagai salah satu bentuk ujian, dapat diikuti oleh mahasiswa
yang telah menyelesaikan skripsi dan mendapatkan persetujuan dari Dosen
Pembimbing.
1) Dalam mengikuti Sidang Skripsi, Mahasiswa harus memenuhi syarat:
a. Telah menyelesaikan semua mata kuliah sesuai kurikulum atau jumlah sks yang
ditetapkan dengan IPK min 2,75 nilai D maksimal 1 mata kuliah dan bukan mata
kuliah inti program studi.
b. Telah menyelesaikan dan menyerahkan laporan magang.
c. Telah lulus TOEFL atau IELTS sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
d. Melampirkan hasil lulus pengecekan plagiarisme
e. Mengikuti program Boarding mahasiswa tingkat akhir yang dibuktikan dengan
sertifikat. Dikecualikan bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan skripsi
sebelum program boarding berjalan.
f. Telah lulus ujian tahfidz juz ‘Amma dan ujian komprehensif
2) Dalam Sidang Skripsi, Mahasiswa:
a. Hadir di depan ruang sidang paling lambat 15 menit sebelum sidang dimulai.
Apabila pada waktu sidang dibuka yang bersangkutan talah ditunggu 10 menit
tidak hadir, maka dianggap absen. Sidang dinyatakan batal dan selanjutnya
mahasiswa yang bersangkutan harus mengikuti prosedur pendaftaran sidang
ulang
b. Berpakaian sopan dan rapi. Bagi Ikhwan, harus memakai kemeja putih lengan
panjang, jas almamater, dan celana berwarna hitam. Bagi Akhwat, harus
memakai kemeja putih, jas almamater, rok hitam dan Jilbab putih.
c. Bersikap sopan dalam menjawab pertanyaan penguji
3) Sidang Skripsi dapat dihadiri oleh mahasiswa lain dengan ketentuan:
a. Bersikap sopan dan berpakaian rapi(tidak memakai kaos dan sandal)
b. Tidak boleh keluar masuk ruang sidang selama sidang berjalan .
4) Sidang dihadiri oleh:
a. Ketua Sidang yaitu dosen yang bertindak sebagai penguji .
b. Pembimbing, minimal ketua apabila ada dua pembimbing
c. Dosen penguji dari Program Studi
13
BAB IV
KARYA ILMIAH
14
dengan menggunakan instrumen (data primer) yang disusun atau data sekunder
berdasarkan indikator dari variabel yang diteliti, kemudian menghasilkan data
kuantitatif. Penelitian kuantitatitif pada umumnya memiliki karakteristik sebagai
berikut: bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan hubungan antar variabel
yang diukur, data numerik, hasilnya dapat digeneralisasikan, validitas dan
reliabilitas dapat diketahui, teknik analisis data menggunakan analisis statistik, dan
kajian teoretik sangat penting untuk menjelaskan dan menjawab pertanyaan
penelitian atau rumusan masalah.
Analisis statistik yang bisa digunakan ada dua yaitu statistik deskriptif dan statistik
inferensial.Statistik deskriptif berkenaan dengan mendeskripsikan data berupa
mean, median, modus dan lainnya yang bisa disajikan dalam bentuk grafik,
sedangkan yang dimaksud dengan statistik inferensial lebih kepada proses untuk
menguji hipotesis untuk penarikan kesimpulan penelitian.
Berdasarkan metode yang digunakan penelitian kuantitatif untuk tingkat sarjana
(skripsi) dapat digolongkan; pertama, penelitian kuantitatif komparatif yang
bertujuan untuk membandingkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain;
kedua, penelitian kuantiatif asosiatif yang terdiri dari penelitian asosiasi
korelasional dan penelitian asosiasi kausal. Penelitian asosiasi korelasional
bertujuan untuk melihat hubungan antara variabel sedangkan penelitian asosiasi
kausal bertujuan untuk melihat pengaruh variabel dependen terhadap variabel
independen.
2) Penelitian Kualitatif
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berisi pandangan atau keyakinan yang
berfokus pada kualitas. Peneliti berusaha melakukan pendekatan dengan partisipan
dalam pengumpulan data. Penelitian menggunakan gaya penulisan naratif,
penggunaan istilah kualitatif, dan jelas batasan definisi-definisi yang digunakan,
menggunakan logika induktif, bekerja secara rinci, deskripsi rinci tentang konteks
studi yang diteliti, dan disain penelitian fleksibel atau dapat berubah.Peneliti masuk
dan menghabiskan waktu di tempat penelitian (misal bank, kelompok masyarakat,
dan lokasi-lokasi lain) untuk mempelajari setiap aspek yang menjadi fokus
penelitian. Peneliti dapat dilengkapi alat perekam, transkrip wawancara, catatan
lapangan, dokumen pribadi, memo, dan rekaman-rekaman resmi lainnya. Penelitian
15
kualitatif pada umumnya terdiri dari penelitian studi kasus, penelitian grounded
theory, penelitian analisis isi, penelitian biografi dan lain-lain.
Masing-masing pendekatan mempunyai kelebihan dan juga kelemahan,
sehingga untuk menentukan pendekatan yang akan digunakan dalam melakukan suatu
penelitian tergantung pada beberapa hal, antara lain:
1) Jika ingin melakukan suatu penelitian yang lebih rinci yang menekankan pada
aspek detail yang bersifat kritis dan kasus, maka pendekatan yang sebaiknya
dipakai adalah pendekatan kualitatif. Jika penelitian yang dilakukan untuk
mendapat kesimpulan umum dan hasil penelitian didasarkan pada pengujian secara
empiris, maka sebaiknya digunakan pendekatan kuantitatif,
2) Jika penelitian ingin menjawab pertanyaan yang penerapannya luas dengan obyek
penelitian yang banyak, maka pendekatan kuantitatif lebih tepat, dan jika penelitian
ingin menjawab pertanyaan yang mendalam dan detail khusus untuk satu obyek
penelitian saja, maka pendekatan kualitatif lebih baik digunakan, dan
3) Jika penelitian yang dilakukan untuk mendapat pemahaman tentang suatu
fenomena secara komprehensif baik proses maupun hasilnya, peneliti dapat
menggunakan kedua pendekatan tersebut.
16
peneliti. Untuk mampu merumuskan latar belakang masalah secara runtut,
jelas dan tajam, maka mahasiswa dituntut untuk mampu membaca dan
memaknakan gejala-gejala yang muncul dalam masyarakat. Untuk itu
pengetahuan mahasiswa yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan hasil-
hasil penelitian terdahulu yang terkait merupakan syarat mutlak. Ini
merupakan alasan lain mengapa penelaahan terhadap jurnal-jurnal hasil
penelitian terdahulu yang terkait harus sejak awal dilakukan.
2) Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan pekerjaan yang sukar bagi setiap peneliti.
Hal yang dapat menolong mahasiswa keluar dari kesulitan merumuskan judul
masalah adalah pengetahuan yang luas dan terpadu mengenai teori-teori dan
hasil-hasil penelitian para pakar terdahulu dalam bidang-bidang yang terkait
dengan masalah yang akan diteliti. Dalam rumusan dan analisis masalah
sekaligus juga diidentifikasi variabel-variabel dalam penelitian. Untuk
mempermudah, maka rumusan masalah dapat dinyatakan dalam bentuk
kalimat tanya.
Dalam penelitian kuantitatif, umumnya rumusan masalah berupa pernyataan
apakah terdapat pengaruh positif atau negatif variabel independen terhadap
variabel dependen atau pada penelitian kuantitatif komparatif, apakah ada
perbedaan antara variabel dependen antara kelompok satu dengan kelompok
yang lain. Peneliti merumuskan masalah dalam bentuk pertanyaan penelitian
yang berkaitan dengan perbedaan variabel Y antara kelompok-kelompok yang
dibentuk berdasarkan variabel independen dan dependen.
Contoh rumusan masalah untuk penelitian korelasi kausal dengan banyak
variabel.
Apakah X1 berpengaruh terhadap Y?
Apakah X2 berpengaruh terhadap Y?
Apakah X3 berpengaruh terhadap Y?
Apakah X1, X2, X3 secara bersama-sama mempunyai hubungan atau
berpengaruh terhadap Y?
Contoh rumusan masalah untuk penelitian asosiatif komparatif:
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara A1 dan A2?
17
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara B1 dan B2?
Apakah terdapat pengaruh interaksi antara variabel perlakuan (A) dan variabel
moderator (B) terhadap variabel terikat Y?
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara A1B1 dan A2B1 (simple effect
A)?
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara A1B2 dan A2B2 (simple effect
A)?
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara A1B1 dan A1B2 (simple effect
B)?
Apakah terdapat perbedaan variabel Y antara A2B1 dan A2B2 (simple effect
B)?
Sedangkan rumusan masalah untuk penelitian kualitatif berupa kalimat tanya
yang bersifat umum sebagai pertanyaan utama. Kemudian rumusan masalah
dikembangkan menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sepesifik (research
question) sesuai dengan sub-subfokus penelitian atau batasan penelitian.
3) Membuat Batasan Penelitian
Batasan penelitian dimaksudkan agar penelitian terfokus pada masalah yang
dirumuskan, sehingga pembahasan menjadi sempit dan tidak melebar. Perlu
dibedakan antara batasan masalah dengan batasan objek penelitian. Jika
masalah sudah terfokus di judul, sehingga tidak diperlukan batasan masalah,
sedangkan batasan objek penelitian dicantumkannya di pengambilan sampel.
Peneliti membatasi penelitian yang akan diteliti sesuai dengan tujuan
penelitian.
Dalam penelitian kualitatif, peneliti menetapkan batasan penelitian berupa
fokus penelitian, yaitu area sepesifik yang akan diteliti. Setelah fokus
ditentukan, selanjutnya ditetapkan sudut tinjauan dari fokus tersebut sebagai
sub-subfokus penelitian.
4) Menentukan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian
selesai dilakukan. Oleh sebab itu, tujuan harus konsisten dengan rumusan
masalah dan mencerminkan pula proses penelitiannya. Tujuan penelitian tidak
18
sama dengan rumusan maksud penulisan skripsi yang ditulis pada halaman
Sampul Dalam.
5) Mendefinisikan Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian menjelaskan manfaat penelitian bagi beberapa pihak yang
berkepentingan. Peneliti mengungkapkan secara spesifik manfaat
(signifikansi penelitian) yang akan dicapai dan dapat disumbangkan dalam:
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan pemecahan masalah
praktis dalam ekonomi untuk pihak-pihak terkait antara lain mahasiswa yang
bersangkutan, akademisi, institusi atau perusahaan yang dijadikan objek
penelitian, dan masyarakat luas.
6) Membuat Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan merupakan gambaran utuh isi skripsi dari pendahuluan
sampai kesimpulan. Dalam sistematika penulisan hendaknya diuraikan
keterkaitan antara satu bab dengan bab yang lainnya sehingga tulisan tersebut
mencerminkan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
19
Kajian konseptual dimulai dari variabel terikat (Y) dan variabel tidak terikat
(X), variabel dan variabel moderator (jika ada). Setiap variabel penelitian
dituntut menggunakan minimal 3 (tiga) rujukan konsep para ahli Kajian
konseptual tidak sekedar mencantumkan konsep-konsep secara runtut dari
berbagai sumber tetapi juga memuat hasil analisis dan sintesis dari berbagai
konsep. Setelah menganalisis, dilanjutkan dengan membandingkan antar
konsep untuk menemukan persamaan dan perbedaan. Persamaan menjadi
dasar sintesis dari konsep-konsep variabel yang dianalisis yang bermuara pada
konstruk variabel penelitian.
Untuk penelitian kualitatif, peneliti mendeskripsikan konsep-konsep yang
dapat dijadikan landasan penelitian yang berhubungan dengan fokus dan
subfokus penelitian. Konsep tersebut didasarkan pada tinjauan pustaka dari
berbagai buku dan jurnal yang berkaitan dengan topik penelitian. Deskripsi
konseptual diperlukan untuk memberikan gambaran tentang fokus penelitian
dan bagaimana fokus penelitian dikembangkan menjadi subfokus penelitian.
Tinjauan syariah yang terdiri dari rujukan utama (Al-Quran dan Sunnah) dan
pemikiran ulama klasik terkait tema yang dibahas perlu ditambahkan
deskripsi konseptual sehingga terlihat kaitan antara variabel yang dibahas
dengan aspek syariahnya.
2) Menentukan Penelitian Terdahulu
Peneliti mendeskripsikan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya dan relevan dengan masalah yang diteliti. Kemudian
merangkumnya dalam sebuah tabel. Selanjutnya peneliti menjelaskan posisi
penelitiannya dengan cara mendeskripsikan persamaan dan perbedaan
penelitian yang dilakukan dengan penelitian-penelitian relevan yang disajikan.
3) Membuat Kerangka Pemikiran
Hasil penting lainnya dari kajian teori adalah didapatnya kerangka konseptual
menurut penulis, yang didalamnya tergambar konstruk dari variabel yang akan
diukur. Kerangka pemikiran berangkat dari rumusan masalah, teori yang
mendasarinya, cara menganalisisnya sampai pada hipotesis yang diajukan.
4) Mengembangkan Hipotesis
20
Hipotesis penelitian adalah suatu proposisi yang merupakan jawaban
sementara dari pertanyaan penelitian yang terdapat dalam perumusan masalah
yang bersifat pernyataan apriori. Pada pengembangan hipotesis, peneliti
membandingkan variabel terikat dengan variabel tidak terikat berdasarkan
kajian konsep-konsep yang diuraikan pada deskripsi konseptual. Peneliti
merumuskan hipotesis penelitian berdasarkan teori yang sudah ada,
berdasarkan penelitian yang relevan dan berdasarkan argumentasi logis
peneliti sendiri. Peneliti mendeskripsikan kajian berupa penalaran yang
bersifat deduktif dari konsep-konsep setiap variabel, yang mengarah ke
hubungan sebab akibat antara variabel perlakuan dengan variabel terikat.
Kemudian baru dapat dirumuskan hipotesis. Proses untuk merumuskan
hipotesis tersebut dimaksud dengan kerangka teoritik. Kerangka teoretik ini
dijadikan sebagai dasar dalam mengarahkan penyusunan hipotesis penelitian.
Banyaknya subjudul pada pengembangan hipotesis sama dengan banyaknya
butir pada perumusan masalah. Banyaknya hipotesis sama dengan banyaknya
subjudul pada kerangka teoretik dan banyaknya butir pada perumusan
masalah.
21
proposal sampai pada penulisan laporan penelitian. Khusus penelitian analisis
isi tidak terikat dengan tempat tertentu.
2) Jenis Penelitian
Peneliti menjelaskan pendekatan, metode penelitian, teknik penelitian dan
disain penelitian yang digunakan. Contohnya, jika penelitian menggunakan
pendekatan kuantitatif, dengan metode survei dan teknik korelasional, variabel
terikat adalah Y dan variable bebasnya adalah X 1, X2,dan X3, maka disain
penelitiannya:
B A
A1 A2
B1 A1B1 A2B1
B2 A1B2 A2B2
23
hasil telaahnya secara kualitatif. Selanjutnya peneliti menjelaskan prosedur
telaah dan hasil validasi panel secara kuantitatif. Kemudian dilanjutkan
dengan menjelaskan uji validitas empiris dan perhitungan koefisien
reliabilitas.
Untuk sumber data sekunder, peneliti menjelaskan definisi yang terukur yang
dilengkapi dengan rincian indikator penelitian (terukur) dan cara mengukur
data tersebut sehingga menjadi data numerik.
Pada penelitian kualitatif, tidak terdapat definisi operasional variabel.
7) Teknik Analisis Data
Peneliti mendeskripsikan teknik analisis data yang digunakan meliputi analisis
data dengan statistika deskriptif, analisis data dengan statistika inferensial dan
uji persyaratan analisisnya. Analisis data dengan statistika deskriptif dapat
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, histogram, steam and leaf
(diagram batang daun) atau box plot (diagram kotak garis). Analisis data
dengan statistika inferensial sesuai dengan hipotesis penelitian yang akan
diuji.
Pada penelitian kualitatitif, peneliti menjelaskan prosedur analisis data, baik
selama proses pengumpulan data maupun setelah data terkumpul. Prosedur
analisis dapat menggunakan salah satu dari model-model analisis data
kualitatif yang sesuai dengan jenis (metode) penelitian kualitatif yang
digunakan.
8) Hipotesis Statistika
Untuk penelitian kuantitatif dengan statistik inferensial, maka peneliti
membuat hipotesis statistika. Peneliti menuliskan hipotesis statisika berupa
simbol atau lambang parameter statistika yang menggambarkan pernyataan
tentang karakteristik populasi yang merupakan jawaban sementara atas
pertanyaan penelitian. Pernyataan tersebut berbentuk proposisi sebagai hasil
dari kerangka teoretik. Jumlah hipotesis statistika sesuai dengan hipotesis
penelitian.
Contoh hipotesis statistika untuk pnelitian hipotesis korelasi asosiatif.
Hipotesis pertama
Ho. : ρy1≤0
H1. : ρy1> 0
24
Hipotesis kedua
Ho. : ρy2≤ 0
H1. : ρy2> 0
Hipotesis ketiga
Ho. : ρy.123≤ 0
H1. : ρy.123> 0
25
data. Banyaknya penyajian data variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X)
sesuai dengan banyaknya variabel penelitian.
Untuk penelitian kualitatif, peneliti mendeskripsikan hasil analisis dan temuan
penelitian sesuai dengan fokus dan subfokus penelitian.
3) Uji Persyaratan
Peneliti menjelaskan hasil uji persayaratan analisis data.Uji persyaratan analisis
disesuaikan dengan statistika inferensial yang digunakan. Untuk analisis
korelasi dan analisis jalur persyaratan analisis yang harus diuji adalah
normalitas galat taksiran regresi dan linearitas regresi sederhana.
4) Pengujian Hipotesis
Peneliti menyajikan hasil perhitungan statistika uji dan hasil pengujian hipotesis
statistika. Banyaknya subjudul sebagai penjelasan hasil pengujian hipotesis
disesuaikan dengan banyak hipotesis penelitian.
26
BAB V
TEKNIK PENULISAN
5.1 Teknik Pengetikan Skripsi
Penulisan Skripsi menggunakan kertas HVS 80 gram ukuran A4 (210 x 297
mm) dengan jumlah halaman untuk isi maksimal 30 halaman. Pengetikan skripsi perlu
mengikuti aturan-aturan berikut ini.
1) Judul maksimal 15 kata.
2) Diketik dengan menggunakan huruf jenis Times New Roman 12 pt. Cover luar
huruf jenis Times New Roman 14 pt.
3) Jarak antara baris satu dengan baris berikutnya pada isi Bab adalah 1.15 spasi
dengan before-after spasi 0 pt. Jarak pengetikan 1.15 spasi ini berlaku pula bagi
jarak penulisan pada Daftar Isi.
4) Format halaman romawi cetak satu sisi untuk cover, Pernyataan Keaslian – Daftar
Gambar. Batas tepi kiri 4cm, tepi atas 3cm, tepi kanan 3cm, dan tepi bawah 3 cm,
dan gutter 0 cm.
5) Format halaman cetak dua sisi (bolak-balik). Batas tepi kiri, tepi atas, tepi kanan,
dan tepi bawah masing-masing 3 cm, dan gutter 1 cm.
6) Setting halaman bolak-balik.
7) Pengetikan paragraf baru dimulai dengan awal kalimat yang menjorok masuk ke
dalam dengan jarak 1.25 cm dari kiri atau 0.5” (0.5 Inchi).
8) Posisi nomer halaman Pernyataan Keaslian Penulisan sampai Daftar Gambar ditulis
dengan format (i, ii, iii,…. Dst) di tengah bawah.
9) Penomeran halaman dimulai dari bab Pendahuluan dengan menggunakan angka
arab 1, 2, 3, dan seterusnya.
10) Judul bab diketik dengan menggunakan HURUF KAPITAL SEMUA, dicetak tebal
(bold), tanpa garis bawah dan tanpa titik, boleh menggunakan angka arab tanpa
titik, dan terletak di tengah-tengah (centered).
11) Judul subbab diketik dengan huruf kapital pada setiap awal kata, kecuali kata
hubung (seperti; dan, serta, oleh, dengan, untuk) dan kata depan (seperti: di, ke,
dari, pada). Judul subbab berjarak 3 spasi dari judul bab atau dari paragraf di atasnya
dan 2 spasi dengan paragraph di bawahnya. Judul subbab diketik di tengah.
27
12) Judul subsubbab diketik seperti pengetikan judul subbab. Jarak dengan paragraf di
atasnya adalah 2 spasi, sedangkan dengan paragraph di bawahnya adalah 1,15 spasi.
Judul subsubbab diketik di tepi kiri.
13) Judul tabel ditulis di sebelah atas tabel, ditengah dengan 1 spasi dan ditebalkan
dengan ukuran huruf 12, sedangkan judul untuk gambar, ditulis di sebelah bawah,
ditengah dengan 1 spasi dan ditebalkan dengan ukuran huruf 12.
14) Isi dalam tabel terdiri dari 1 spasi dan hurufnya menyesuaikan hingga ukuran 10.
15) Posisi tabel dan gambar terletak di tengah halaman dari sudut pandang judul, sub
judul atau sub judul. Garis pinggir kiri tabel mengikuti sisi kalimat pada sub judul
dan garis pinggir kanan tabel mengikuti batas akhir margin sehingga komposisi
tabel terlihat simetris.
28
Beberapa aturan yang perlu diketahui dalam penulisan kutipan dan sumber kutipan
didasarkan kepada sistem Harvard sebagai berikut:
a. Kutipan ditulis dengan menggunakan “dua tanda petik” jika kutipan ini
merupakan kutipan pertama atau dikutip dari penulisannya secara langsung.
Jika kutipan itu diambil dari kutipan, maka kutipan tersebut ditulis dengan
menggunakan ‘satu tanda petik’.
b. Jika bagian yang dikutip terdiri atas tiga baris atau kurang, kutipan ditulis
dengan menggunakan tanda petik (sesuai dengan ketentuan pertama) dan
penulisannya digabung ke dalam paragraf yang ditulis oleh pengutip dan diketik
dengan jarak 1.5 spasi.
Contoh.
Salah satu dimensi kehidupan afektif-emosional ialah kemampuan memberi dan menerima
cinta, bukan cinta dalam arti yang penuh romantik atau memberikan perlindungan yang
berlebihan, melainkan cinta dalam arti “… a relationship that nourishes us as we give, and
enriches us we spend, and permints ego and alter ego to grow in mutual harmony” (Cole 1993
: 832).
c. Jika bagian yang dikutip terdiri atas empat baris atau lebih, maka kutipan ditulis
tanpa tanda kutip dan diketik dengan jarak satu spasi. Baris pertama diketik
mulai pada 1” (1 inchi atau 1.25 cm)begitu juga dengan baris kedua.
Contoh.
Lindgren (1976 : 225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa : Ego strength
is a general “omnibus” type of factor that positively related to success of all kinds, in the
classroom, as well as elsewhere. Other personality factors are specific in terms of the kind of
school performance to which they are related.
d. Jika bagian dari yang dikutip ada bagian yang dihilangkan, maka penulisan
bagian itu diganti dengan tiga buah titik. Contoh penulisan tampak pada butir
kedua di atas.
Contoh.
Lindgren (1976 : 225) memandang faktor kepribadian sebagai ego strength yang
mempengaruhi keberhasilan seseorang, sebagaimana dikemukakannya bahwa : Ego strength
is a general “omnibus” type of factor that positively related to success of all kinds, in the
classroom, as well as elsewhere. …
29
(1) Jika sumber dikutip mendahului kutipan, cara penulisannya adalah nama
penulis yang dikutip dengan tahun penerbitan, dan nomor halaman yang
dikutip yang keduanya diletakkan di dalam kurung.
Contoh :
Sebagaimana dikemukakan oleh Sternberg (1984 : 41) bahwa “In Piaget’s theory,
children’s intellectual functioning is represented in terms of symbolic logic.”
(2) Jika sumber kutipan ditulis setelah kutipan, maka nama penulis, tahun
penerbitan, dan nomor halaman yang dikutip semuanya diletakkan di dalam
kurung dan antara nama penulis dengan tahun terbit tidak dipisahkan tanda
koma. Tanda koma digunakan jika terdiri dari dua atau tiga orang.
Contoh :
“The personality patten is inwardly determined by and closely associated with the
maturation of the physical and mental characteristics which constitute the individual’s
hereditary endowment” (Hurlock 1979 : 19).
(3) Jika sumber kutipan merujuk sumber lain atas bagian yang dikutip, maka
sumber kutipan yang ditulis tetap sumber kutipan yang digunakan pengutip
tetapi dengan menyebut siapa yang mengemukakan pendapat tersebut.
Contoh :
Chomsky (Yelon dan Weistein 1977 : 62) mengemukakan bahwa “…..children are born
with innate understanding of the structure of language.”
(4) Jika penulis terdiri atas dua orang, maka nama keluarga kedua penulis
tersebut harus disebutkan. Misalnya, Sharp dan Green (1996 : 1). Kalau
penulisannya lebih dari dua orang maka yang disebutkan nama keluarga dari
penulis pertama dan diikuti oleh et al. Misalnya, Mc Clelland et al. (1960 :
35).
(5) Jika masalah yang diikuti dibahas oleh beberapa orang dalam sumber yang
berbeda maka cara penulisan sumber kutipan itu adalah seperti berikut.
Contoh.
Beberapa studi tentang anak-anak yang mengalami kesulitan belajar (Dunkey 1972, Miggs
1976, Parmenter 1976) menunjukkan bahwa (tulis intisari rumusan yang dipadukan dari
ketiga sumber tersebut).
(6) Jika sumber kutipan itu adalah beberapa karya tulis dari penulis yang sama
pada tahun yang sama maka cara penulisannya adalah dengan menambah
huruf a, b, dan seterusnya pada tahun penerbitan.
30
Contoh : (Bray 1998a, 1998b).
(7) Jika sumber kutipan itu tanpa nama, maka penulisannya adalah : (Tn. 1972
: 18).
(8) Jika kutipan diambil dari sebuah buku yang ditulis oleh sebuah organisasi.
Contoh.
… in the case of an institution (Australian Government Publishing Service 1987)
(9) Jika yang diutarakan pokok-pokok pikiran seorang penulis, tidak perlu ada
kutipan langsung, cukup dengan menyebut sumbernya .
(10) Jika kutipan diambil dari hasil wawancara atau komunikasi dengan
pakar.
Contoh.
Ketika diinterview pada tanggal 15 Juni 1995, Dr. Muhammad Syafi’i Antonio
menjelaskan bahwa …
(11) Jika kutipan diambil dari terjemahan Al’Quran dan Hadist, cara
pengutipan sama dengan pengutipan langsung namun miring.
Contoh.
Ketika diinterview pada tanggal 15 Juni 1995, Dr. Muhammad Syafi’i Antonio
menjelaskan bahwa …
5.6 Cara Menulis Daftar Pustaka Berdasarkan Jenis Sumber yang Digunakan.
5.6.1 Penulisan Buku
Kalau sumber tertulisnya berupa buku maka urutan-urutan
penulisannya adalah: nama belakang penulis, nama depan, tahun
penerbitan, judul buku ditulis miring, edisi, penerbit, kota asal penerbit.
Daftar Pustaka berupa buku tulis dengan memperhatikan
keragaman berikut.
1) Jika buku ditulis oleh seorang saja, contohnya:
32
Hafidhuddin, Didin, 2000, Tafsir Al Hijri; Kajian Tafsir Al Qur’an Surat An-Nisa,
Yayasan Kalimah Thayyibah-Logos, Tangerang.
2) Jika buku ditulis dua atau tiga orang, maka semua nama ditulis, contohnya:
Chirot, David dan Merton, Karton,1986, Social Change In The Modern era. Harcourt
Brace Jovanovich Publishers, San Diego.
3) Jika buku ditulis oleh lebih dari tiga orang, digunakan et. al. (dicetak
miring), contohnya:
Hafidhuddin, Didin, et al., 2000, Pemimpin Ideal dalam Islam, Pustaka Zaman, Jakarta.
4) Jika buku ditulis tanpa diketahui penulisnya, maka digunakan tanpa nama,
contohnya:
Tanpa nama,2000, Modern dan Postmodern Islam, Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
5) Jika penulis menulis lebih dari satu buku maka buku yang kedua diganti
dengan garis sampai satu tab, contohnya:
Saefuddin, Didin, 2003,Pemikiran Modern dan Postmodern Islam, Gramedia Widiasarana
Indonesia, Jakarta.
7) Jika sumber terdiri dari beberapa buku dengan penulis yang sama namun
tahun berbeda maka disebutkan referensinya satu persatu secara berurut.
Willmott, WF 2004, Rocks and landscapes of the national parks of southern Queensland,
Geological Society of Australia, Queensland Division, Brisbane.
Willmott, WF 2006, Rocks and landscapes of the national parks of central Queensland,
Geological Society of Australia, Queensland Division, Brisbane.
8) Jika sumber terdiri dari beberapa buku dengan penulis yang sama namun
tahun berbeda maka disebutkan referensinya satu persatu secara berurut.
Dawkins, R 1996a, Climbing Mount Improbable, Viking, London.
Dawkins, R 1996b, River out of Eden, Phoenix, London.
9) Jika sumber itu merupakan karya tulis seseorang dalam suatu kumpulan
tulisan banyak orang :
Saifuddin, 2000, “Mengakui Kekeliruan”, dalam Hafidhuddin, Didin, et al., 2000, Pemimpin Ideal
dalam Islam, Pustaka Zaman, Jakarta.
10) Jika buku itu beredisi
Gabriel, J., 1970, Children Growing Up: Development of Children’ Personality,third ed.,
University of London Press, London.
33
11) Jika buku ditulis oleh sebuah organisasi
Australian Government Publishing Service, 1987, Commonwealth Pprinting and
Publishing Manual, 2nd edn, A.G.P.S., Canberra.
34
Mujahidin, Endin., 2004, Pengembangan Nilai-nilai Spiritual Berbasis Pesantren
Kilat (Studi Pengembangan Model Pembelajaran Pesantren Kilat yang Inovatif dan
Efektif untuk Siswa Lanjutan Sekolah Tingkat Atas), Disertasi Doktor pada PPS UPI
Bandung: tidak diterbitkan.
Exelby, HRA, 1997, ‘Aspects of gold and mineral liberation’, PhD Thesis, University of
Queensland, Brisbane.
f. Berupa makalah
Mujahidin, E., “Perencanaan Program Kerja Lembaga Pendidikan Islam”. Makalah
pada Basik Al Huda, Bogor 8 April 2005 .
35
g. Berupa surat kabar, contohnya:
Fahmi, A., 2004, “Media Terus Memicu Faktor Negatif”, Republika, 29 Mei 2004.
h. Berupa DVD atau Video, contohnya:
Smith, S 2009, Excellence in teaching: lesson planning, DVD, Sunburst Media,
Plainview, NY.
36
BAB VI
ETIKA PENELITIAN
Seorang peneliti dalam rangka melakukan penelitian selayaknya memiliki
kesadaran yang tinggi terhadap:
1) Status dan perannya sebagai ilmuwan di masyarakat.
2) Konteks sosial dari proses, hasil dan produk dari laporan hasil penelitiannya yang
akan dibaca oleh komunitasatau masyarakat akademis.
3) Adanya norma-norma ilmiah yang harus dipatuhi.
Kesadaran tersebut membawa seorang peneliti kepada pertanggung-
jawabannya kepada: diri sendiri, masyarakat peneliti, dan kepada masyarakat luas.
Etika penelitian memberikan patokan apa yang sah dikerjakan dan apa yang
tidak sah atau dilarang dilakukan serta nilai-nilai moral yang harus dipatuhi oleh
seorang peneliti dalam melakukan pelaksanaan proses penelitian.
Etika penelitian yang termasuk pelanggaran ilmiah yaitu :
1) Plagiarism: mencuri ide orang lain (mengutip tanpa menunjukkan sumbernya).
2) Memalsukan data (merubah hasil-hasil penelitian yangsesungguhnya ditemukan di
lapangan).
3) Berbohong mengenai metode yang digunakan (dalam penentuan sampel, dalam
penentuan randomisasi subjek dalam eksperimen dst.)
4) Membuat data sendiri.
5) Mengklaim penelitian orang lain.
6) Mengubah data asli dari lapangan.
7) Di samping itu peneliti selama melakukan penelitian selayaknya :
8) Tidak menghasilkan kerugian pada responden atau subjek penelitian.
9) Harus mendapat persetujuan dari objek atau subjek penelitian dalam pengumpulan
data.
10) Jangan merendahkan, melecehkan, menyinggung perasaan, membuat stress
responden, membuat malu, atau menggelisahkan responden.
11) Jangan menimbulkan kesan atau informasi yang keliru merugikan.
12) Jangan menimbulkan kerugian, gangguan psikis, sosial, fisik, hukum, karir
responden.
13) Memberikan jaminan anonimitas dan konfidentalitas bagi subjek atau responden.
37
14) Menjaga kerahasiaan pribadi responden(privacy responden).
15) Perhatikan akibat-akibat negatif terhadap subjek atau objek penelitian.
16) Tidak boleh memaksakan pihak yang diteliti.
38