Anda di halaman 1dari 6

"PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP HUBUNGAN

KESULITAN KEUANGAN DAN KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN


KONSERVATISME AKUNTANSI"
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia)

Komponen tugas:
Membuat critical review khusus untuk metode analisis data:
1. Tentukan dan jelaskan variabel dependen dan independen dalam penelitian
tersebut, sekaligus penjelasan definisi operasional dari setiap variabel yang
digunakan.
2. Tentukan dan jelaskan grand theory yang diangkat dalam penelitian tersebut
3. Tentukan dan jelaskan tujuan penelitian serta alat analisis yang digunakan utk
mencapai tujuan analisis tersebut
4. Jelaskan uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian
5. Jelaskan tentang model ekonometrika yang dibangun dalam penelitian tersebut,
dan bagaimana caranya model tersebut dibangun.
6. Kesimpulan dari penelitian tersebut.

Jawaban.
1. Variabel yang mungkin terdapat dalam jurnal "PENGARUH RISIKO LITIGASI
TERHADAP HUBUNGAN KESULITAN KEUANGAN DAN KONFLIK KEPENTINGAN
DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI" adalah:

• Variabel Independen:
a) Risiko Litigasi: Tingkat risiko yang dihadapi perusahaan terkait dengan tuntutan
hukum atau litigasi.
b) Kesulitan Keuangan: Tingkat kesulitan atau tekanan keuangan yang dihadapi
perusahaan.
c) Konflik Kepentingan: Adanya konflik antara berbagai pihak dalam perusahaan,
seperti manajemen dan pemegang saham.

 Variabel Dependen:
a) Konservatisme Akuntansi: Tingkat konservatisme dalam praktik akuntansi
perusahaan.
Selain itu, mungkin ada juga variabel kontrol atau variabel lain yang digunakan dalam
penelitian tersebut untuk mengontrol faktor-faktor lain yang dapat memengaruhi
hubungan antara risiko litigasi, kesulitan keuangan, konflik kepentingan, dan
konservatisme akuntansi. Variabel-variabel ini akan digunakan untuk menguji
hipotesis dan menganalisis dampaknya dalam konteks penelitian tersebut.

ATAU

1. Dalam penelitian dengan judul "PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP HUBUNGAN KESULITAN
KEUANGAN DAN KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI," kita dapat
mengidentifikasi variabel dependen dan independen serta definisi operasionalnya sebagai berikut:

 Variabel Dependent:
1) Konservatisme Akuntansi
Definisi operasional: Tingkat konservatisme akuntansi diukur dengan menggunakan
metrik tertentu seperti Indeks Konservatisme atau berdasarkan pendekatan
penilaian aset yang lebih konservatif dalam laporan keuangan.
 Variabel Independen:
1) Risiko Litigasi
Definisi operasional: Risiko litigasi dapat diukur dengan jumlah kasus litigasi yang
sedang berjalan atau yang telah selesai terhadap perusahaan, besarnya klaim yang
diajukan, atau tingkat keberhasilan perusahaan dalam menyelesaikan kasus litigasi.
2) Kesulitan Keuangan
Definisi operasional: Kesulitan keuangan dapat diukur dengan rasio-rasio keuangan
seperti rasio utang terhadap ekuitas, rasio lancar, atau peringkat kredit perusahaan.
3) Konflik Kepentingan
Definisi operasional: Konflik kepentingan dapat diukur dengan indikator seperti
jumlah transaksi dengan pihak-pihak terkait atau dengan mengidentifikasi kasus-
kasus di mana kepentingan manajemen berpotensi bertentangan dengan
kepentingan pemegang saham.

Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah "Konservatisme Akuntansi," yang akan dipengaruhi
oleh variabel independen seperti "Risiko Litigasi," "Kesulitan Keuangan," dan "Konflik Kepentingan."
Penelitian ini bertujuan untuk menilai bagaimana variabel-variabel independen tersebut dapat
memengaruhi tingkat konservatisme akuntansi dalam konteks perusahaan atau organisasi yang
diteliti.

2. Dalam penelitian tersebut, grand theory yang diangkat adalah Agency Theory. Teori ini
menyatakan bahwa perusahaan dapat dipandang sebagai "nexus of contract" atau pusat dari
berbagai kontrak. Perusahaan merupakan entitas yang melibatkan berbagai pihak, seperti manajer,
pemegang saham, kreditur, dan pemerintah, dalam berbagai jenis kontrak. Kontrak-kontrak ini sering
melibatkan variabel akuntansi dalam laporan keuangan sebagai alat untuk memonitor jalannya
kontrak tersebut.

Dalam konteks penelitian ini, Agency Theory digunakan untuk menjelaskan bagaimana manajer
dapat memiliki insentif untuk bertindak oportunistik dengan memilih kebijakan akuntansi yang hanya
untuk memenuhi tujuan pribadi mereka. Dengan kata lain, manajer mungkin cenderung memilih
kebijakan akuntansi yang memungkinkan mereka untuk meningkatkan bonus, gaji, dan manfaat
pribadi lainnya. Prinsip konservatisme akuntansi kemudian menjadi pilihan prinsip akuntansi yang
dapat mengurangi perilaku opportunistik ini. Konservatisme akuntansi memungkinkan untuk
mengakui biaya atau kerugian yang mungkin akan terjadi, tetapi tidak segera mengakui pendapatan
atau laba yang akan datang, sehingga mencegah manajer dari tindakan opportunistik.

Dalam konteks penelitian ini, penelitian dilakukan untuk menguji bagaimana faktor-faktor seperti
kesulitan keuangan, konflik kepentingan, dan risiko litigasi mempengaruhi tingkat konservatisme
akuntansi dalam perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa faktor-faktor ini memiliki pengaruh yang berbeda terhadap konservatisme
akuntansi, sesuai dengan prinsip-prinsip yang dibahas dalam Agency Theory.

3. Tujuan Penelitian:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh:

(1) kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi;

(2) konflik kepentingan terhadap konservatisme akuntansi;

(3) risiko litigasi terhadap hubungan kesulitan keuangan dengan konservatisme akuntansi;

(4) risiko litigasi terhadap hubungan konflik kepentingan dengan konservatisma akuntansi.

Tujuan penelitian dalam studi ini adalah untuk menginvestigasi pengaruh risiko litigasi terhadap
hubungan antara kesulitan keuangan dan konflik kepentingan dengan konservatisme akuntansi pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dalam konteks ini, berikut adalah penjelasan singkat tentang setiap tujuan:

1) Mengidentifikasi Pengaruh Risiko Litigasi:


Tujuan pertama adalah untuk mengidentifikasi apakah risiko litigasi memiliki pengaruh
signifikan terhadap praktik konservatisme akuntansi perusahaan manufaktur. Ini akan
membantu memahami apakah perusahaan lebih cenderung mengadopsi praktik akuntansi
yang konservatif ketika mereka berpotensi menghadapi risiko litigasi.
2) Menganalisis Hubungan antara Kesulitan Keuangan dan Konservatisme Akuntansi:
Tujuan kedua adalah untuk menganalisis hubungan antara kesulitan keuangan perusahaan
dan tingkat konservatisme akuntansi yang mereka terapkan. Ini akan membantu dalam
pemahaman apakah perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan cenderung
menerapkan metode akuntansi yang lebih konservatif.
3) Menganalisis Hubungan antara Konflik Kepentingan dan Konservatisme Akuntansi:
Tujuan ketiga adalah untuk menganalisis hubungan antara konflik kepentingan dalam
perusahaan dan praktik konservatisme akuntansi mereka. Hal ini akan memberikan wawasan
tentang bagaimana dinamika internal perusahaan dapat memengaruhi tingkat konservatisme
akuntansi.

Alat Analisis:
Dalam mencapai tujuan penelitian tersebut, penelitian ini mungkin akan menggunakan berbagai alat
analisis yang sesuai, termasuk:

1) Analisis Regresi: Untuk menguji pengaruh variabel independen (risiko litigasi, kesulitan
keuangan, dan konflik kepentingan) terhadap variabel dependen (konservatisme akuntansi).
2) Analisis Statistik Deskriptif: Untuk memberikan gambaran statistik tentang data yang
digunakan dalam penelitian, seperti rata-rata, deviasi standar, dan lainnya.
3) Uji Hipotesis: Untuk menguji hipotesis penelitian dan menentukan apakah pengaruh yang
diidentifikasi signifikan secara statistik.
4) Penggunaan Software Statistik: Software statistik seperti SPSS atau R mungkin digunakan
untuk melakukan analisis data yang lebih kompleks.
5) Penelitian Literatur: Untuk merujuk studi sebelumnya dan kerangka teoritis yang relevan.

Penggunaan alat analisis ini akan membantu peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian dan
menguji hipotesis yang diajukan dalam studi empiris ini.

4. Beberapa uji asumsi klasik yang umum digunakan adalah:

1) Uji Asumsi Normalitas Residu:


Asumsi ini menguji apakah residu (selisih antara nilai observasi dan nilai yang diprediksi oleh
model) memiliki distribusi normal. Salah satu cara untuk menguji normalitas adalah dengan
menggunakan uji seperti uji Kolmogorov-Smirnov atau uji Shapiro-Wilk.
2) Uji Asumsi Heteroskedastisitas:
Asumsi ini menguji apakah variabilitas dari residu berubah secara signifikan sepanjang
tingkat prediksi. Uji Breusch-Pagan atau White adalah contoh uji untuk mengidentifikasi
heteroskedastisitas.
3) Uji Asumsi Multikolinearitas:
Asumsi ini menguji apakah terdapat hubungan yang kuat antara variabel independen dalam
model. Uji VIF (Variance Inflation Factor) atau uji Tolerance adalah cara untuk
mengidentifikasi masalah multikolinearitas.
4) Uji Asumsi Independensi Residu:
Asumsi ini menguji apakah residu tidak memiliki pola atau korelasi yang sistematis. Uji
Durbin-Watson adalah salah satu uji yang digunakan untuk menguji independensi residu
dalam konteks regresi.
5) Uji Asumsi Linearitas:
Asumsi ini menguji apakah hubungan antara variabel independen dan dependen adalah
linear. Grafik residual atau uji t tidak beraturan adalah beberapa cara untuk mengidentifikasi
pelanggaran asumsi ini.

Setelah melakukan uji asumsi klasik ini, peneliti dapat mengevaluasi apakah model statistik yang
digunakan dalam penelitian memenuhi asumsi-asumsi dasar ini. Jika ada pelanggaran asumsi, perlu
dipertimbangkan tindakan koreksi atau transformasi data untuk memperbaiki masalah tersebut
sebelum melakukan analisis lebih lanjut

5. Dalam penelitian yang berjudul "PENGARUH RISIKO LITIGASI TERHADAP HUBUNGAN KESULITAN
KEUANGAN DAN KONFLIK KEPENTINGAN DENGAN KONSERVATISME AKUNTANSI," model
ekonometrika yang dibangun adalah model regresi linear berganda. Model ini digunakan untuk
memahami hubungan antara variabel-variabel yang sebutkan dalam penelitian tersebut.

Berikut adalah bagaimana model tersebut dibangun:

1) Variabel Dependennya (Y): Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah "Konservatisme
Akuntansi." Ini adalah variabel yang akan dijelaskan atau diprediksi oleh variabel-variabel
independen.
2) Variabel Independennya (X): Terdapat beberapa variabel independen yang digunakan dalam
penelitian tersebut :
o Kesulitan Keuangan (X1)
o Konflik Kepentingan (X2)
o Risiko Litigasi (X3)
3) Model Regresi Linear Berganda: Model ini dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + ε
 Y adalah variabel dependen (Konservatisme Akuntansi).
 α adalah koefisien konstanta.
 β1, β2, dan β3 adalah koefisien regresi yang mengukur pengaruh variabel
independen (Kesulitan Keuangan, Konflik Kepentingan, Risiko Litigasi) terhadap
variabel dependen (Konservatisme Akuntansi).
 ε adalah kesalahan acak.
4) Analisis Panel: Penulis menggunakan analisis panel, yang berarti penulis memeriksa data dari
beberapa perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama beberapa
tahun (time series cross-sectional data). Ini memungkinkan penulis untuk memahami
perubahan variabel-variabel tersebut dari waktu ke waktu dan antar perusahaan.
5) Uji Chow dan Hausman: Penulis melakukan uji Chow untuk menentukan apakah model
regresi yang digunakan adalah model Fixed Effect atau Random Effect yang paling tepat.
Selanjutnya, uji Hausman digunakan untuk memilih antara model Fixed Effect atau Random
Effect berdasarkan hasil uji Chow.
6) Hasil Analisis: Setelah membangun model regresi dan melakukan uji asumsi klasik, Penulis
menganalisis hasilnya. Penulis dapat melihat signifikansi koefisien regresi (β) untuk masing-
masing variabel independen dan menginterpretasikan dampaknya terhadap variabel
dependen (Konservatisme Akuntansi). Penulis juga dapat melihat nilai koefisien determinasi
(R-squared) untuk mengukur seberapa baik model penulis menjelaskan variasi dalam
variabel dependen.

Model ini digunakan untuk menguji hipotesis penulis tentang pengaruh Risiko Litigasi terhadap
hubungan Kesulitan Keuangan dan Konflik Kepentingan terhadap Konservatisme Akuntansi di
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis model ini akan
membantu penulis mengidentifikasi dan mengukur pengaruh variabel-variabel tersebut dalam
konteks penelitian penulis.

6. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor konflik kepentingan (X2) berpengaruh
signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi (Y), sementara faktor interaksi antara konflik
kepentingan (X2) dan risiko litigasi (X3) memperkuat hubungan dengan konservatisme akuntansi
(Y). Faktor kesulitan keuangan (X1) dan interaksi antara kesulitan keuangan (X1) dan risiko litigasi
(X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap konservatisme akuntansi (Y)
Berdasarkan hasil penelitian yang Anda sampaikan, berikut adalah kesimpulan dari penelitian
tersebut:

 Kesulitan keuangan (1) tidak memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap


konservatisme akuntansi (konservatisme diukur dengan Non Operating Accruals).
 Konflik kepentingan (2) berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Artinya,
semakin tinggi tingkat konflik kepentingan, semakin rendah tingkat konservatisme
akuntansi yang digunakan oleh perusahaan.
 Risiko litigasi (3) memperlemah hubungan antara kesulitan keuangan dan konservatisme
akuntansi. Dengan kata lain, risiko litigasi dapat mengurangi dampak kesulitan keuangan
terhadap konservatisme akuntansi.
 Risiko litigasi (4) memperkuat hubungan antara konflik kepentingan dan konservatisme
akuntansi. Ini berarti risiko litigasi meningkatkan dampak konflik kepentingan terhadap
penggunaan konservatisme akuntansi.

Kesimpulan ini mencerminkan temuan dari penelitian kausatif yang dilakukan pada sampel
perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2013. Hasil ini memberikan
wawasan tentang faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan konservatisme akuntansi dalam
konteks kesulitan keuangan, konflik kepentingan, dan risiko litigasi dalam industri manufaktur di
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai