Anda di halaman 1dari 12

BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif, yang

bertujuan untuk menguji pengaruh antar satu atau dua variabel dengan variabel

lainnya. Pada penelitian ini terdapat 4 variabel yang terdiri dari dua variabel

independen, satu variabel dependen, dan satu variabel moderasi.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Iindonesia tahun 2016-2018. Pemilihan sampel dalam penelitian ini

ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling dengan beberapa

kriteria. Adapun kriteria - kriteria yang digunakan yaitu sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang consumer goods

industry dan terdaftar di Bursa efek indonesia periode tahun 2016-2018.

2. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang mempublikasikan

laporan tahunan secara berturut-turut pada periode tahun 2016-2018.

3. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang telah melaporkan

pengungkapan tanggungjawab sosial secara lengkap pada periode tahun

2016-2018.

4. Perusahaan sub sektor consumer goods industry yang memiliki

kelengkapan data terkait dengan variabel penelitian.

22
23

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut (Sugiyono, 2014 : 58) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

independen, variabel dependen, dan variabel Moderasi, yaitu sebagai berikut :

1. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab berubahnya variabel dependen. Variabel independen dari penelitian

ini adalah Return on asset (ROA) dan Tingkat pertumbuhan penjualan .

a. Return On Asset (ROA)

Return on asset (ROA) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas

yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

mengoptimalkan keseluruhan dana yang ditanamkan untuk operasional

perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba yang maksimal (Anggita Sari,

2009 dalam (Alien Akmalia, 2017) . ROA dihitung dengan formula sebagai

berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
ROA = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡

b. Tingkat pertumbuhan penjualan (Growth of sales)

Pertumbuhan penjualan mencerminkan keberhasilan operasional

perusahaan pada periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi

pertumbuhan dimasa yang akan datang. Menurut Indrawati dan Suhendro

(2006) pertumbuhan penjualan dihitung sebagai berikut :


24

𝑆1 −𝑆𝑡−1
Pertumbuhan Penjualan = x 100%
𝑆𝑡−1

Keterangan :

𝑆1 = Penjualan pada tahun ke t

𝑆𝑡−1 = Penjualan pada periode sebelumnya

2. Variabel Dependen

Variabel dependen (variabel terikat) adalah variabel yang dipengaruhi,

akibat dari adanya variabel bebas. Dikatakan sebagai variabel terikat karena

variabel terikat dipengaruhi oleh variabel independen (variabel bebas).

Variabel dependen disebut juga dengan variabel terikat, variabel output,

Konsekuen, variabel tergantung, kriteria, variabel terpengaruh, dan variabel

efek. variabel dependen dalam penelitian ini yaitu nilai perusahaan.

Nilai perusahaan akan terlihat dari harga pasar sahamnya, semakin

tinggi harga saham semakin tinggi nilai dari sebuah perusahaan. Dalam

penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’s Q

(Wijaya, 2015). Tobin’s Q dihitung dengan formula:

𝑀𝑉𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇
Q=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡

Keterangan :

Q = Nilai perusahaan

MVE = Market Value of Equity atau biasa disebut nilai pasar

ekuitas MVE dihitung dengan cara (closing price

saham x jumlah saham beredar).


25

DEBT = Nilai buku total hutang perusahaan (hutang lancar +

hutang jangka panjang).

Total Asset = Total asset yang dimiliki perusahaan.

3. Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel yang memperkuat atau memperlemah

hubungan antar satu variabel dengan variabel lain. Variabel moderasi dalam

penelitian ini yaitu pengungkapan corporate social responsibility (CSR)

yang merupakan pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung

jawab sosial perusahaan dalam laporan tahunan perusahaan. Pengungkapan

diukur dengan corporate social responsibility index (CSRI) menggunakan

daftar pengungkapan yang telah dilakukan perusahaan, yaitu memberikan

skor “1” untuk item yang diungkapkan pada laporan tahunan serta nilai “0”

untuk item yang tidak diungkapkan dalam laporan tahunan. Berdasarkan

pedoman GRI Standar terdapat 77 item pengungkapan yang tercantum

dalam GRI standar, item pengungkapan tersebut diperoleh melalui website

www.globalreporting.org.

Langkah-langkah dalam pengungkapan corporate social responsibility

adalah sebagai berikut :

a) Membuat daftar pengungkapan sosial dengan nomor.

b) Membuat tabel item pengungkapan yang sudah disusun sebelumnya.

c) Membagi jumlah item yang diungkapkan dalam laporan tahunan

dengan jumlah item pengungkapan.


26

Menurut (Rika dan Islahudin, 2008) pengungkapan CSRI dihitung dengan

rumus :

∑ 𝑋𝑖𝑗
CSRIj =
𝑛𝑗

Dimana :

CSRIj : Corporate social responsibility index perusahaan.

𝑋𝑖𝑗: Jumlah skor item pengungkapan

1 = jika item diungkapkan ;

0 = jika item tidak diungkapkan.

𝑛𝑗: Jumlah maksimal item pengungkapan untuk perusahaan

D. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan data sekunder,

berupa Annual report dan Sustainability report yang diperoleh dari

perusahaan manufaktur consumer goods industry yang terdaftar di Bursa

efek indonesia yaitu melalui website Bursa efek indonesia www.idx.co.id,

dan melalui website masing-masing perusahaan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi, dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen/dokumentasi,

serta melakukan pencatatan secara sistematis berkaitan dengan return on

asset, tingkat pertumbuhan penjualan, nilai perusahaan dan pengungkapan

corporate social responsibility.


27

F. Teknik Analisis Data

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis stastistik deskriptif digunakan untuk memberikan deskripsi

tentang data setiap variabel-variabel penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini. Data yang dilihat adalah jumlah data, nilai minimum, nilai

maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi (Ghozali, 2008).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data untuk menguji apakah dalam sebuah regresi,

dependent variable dan Independent variable atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik

adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Rahmawati,

2014). Deteksi normalitas dalam penelitian ini dengan menggunakan

uji one sample kolmogrov smirnov dengan melihat Asym sig (2-tailed)

> 0,05 dikatakan berdistribusi normal, serta dengan menggunakan

normal probability plot dengan melihat penyebaran data (titik) pada

sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan dalam uji

normalitas adalah sebagai berikut (Rahmawati, 2014) :

1. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak

memenuhi asumsi Normalitas.


28

b. Uji Multikoleniaritas

Artinya antara independen variabel yang terdapat dalam model

memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna

(koefisien korelasinya tinggi atau = 1). Konsekuensinya kesalahan

standar estimasi cenderung meningkat dengan bertambahnya

independen variabel, tingkat signifikan untuk menolak hipotesis nol

semakin besar dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga

akan semakin besar. Akibatnya model regresi tidak valid untuk

menaksir nilai dependen variabel (Rahmawati, 2014).

c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi terjadi karena adanya korelasi antara anggota sampel

yang diurutkan berdasarkan waktu. Uji autokorelasi bertujuan

menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi,

maka dinamakan ada problem autokorelasi. Konsekuensinya

varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya.

Model regresinya tidak dapat untuk menaksir nilai variabel

dependen pada nilai variabel independen tertentu (Rahmawati,

2014). Secara umum untuk menguji serta mengetahui apakah

terdapat autokorelasi biasa dilakukan dengan uji Durbin-Watson.

Dasar penilaian dalam uji Durbin-Watson dalam melihat tidak


29

terjadinya autokorelasi ketika hasil berada diantara -2 sampai +2.

Kriteria pengujian Durbin-Watson adalah sebagai berikut :

1. Bila DW < -2 berarti ada autokorelasi yang positif.

2. Bila DW -2 sampai 2 berarti tidak ada autokorelasi.

3. Bila DW > 2 berarti ada autokorelasi yang negatif (Ghozali,

2010:110)

d. Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas artinya varians variabel dalam model tidak sama

(konstan). uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain (Ghozali I. , 2012). Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Konsekuensi adalah penaksir (estimator) yang

diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar.

3. Analisis regresi

a. Analisis regresi linier berganda

Alat analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2 adalah

regresi linier berganda. Analisis ini merupakan suatu analisis yang

digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)

mempunyai hubungan dengan variabel dependen (Y). Penelitian ini

menggunakan analisis regresi linier berganda karena menggunakan

dua variabel independen.


30

Persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

𝑄 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝑒
Keterangan:

Q = Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q periode t.

a = konstanta

β = Koefisien Regresi

𝑋1 = Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA periode t.

𝑋2 = Tingkat Pertumbuhan Penjualan

e = error term.

b. Analisis regresi moderasi (Moderated regression analysis

(MRA))

Moderated regression analysis (MRA) adalah analisis regresi yang

menggunakan pendekatan analitik yang mempertahankan integritas

sampel dan memberikan dasar untuk mengontrol pengaruh variabel

moderator. Variabel moderasi dapat dikatakan sebagai pure

moderator jika interaksi antara variabel moderasi dan variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen,

(Fachrurrozie GPD, 2014).


31

Berikut merupakan klasifikasi varibel moderasi :

Tabel 3.1
Klasifikasi variabel moderasi
No Tipe Moderasi Koefisien
1 Pure moderasi b2 non significant
b3 significant
2 Quasi moderasi b2 significant
b3 significant
3 Homologizer moderasi b2 nonsignificant
b3 nonsignificant
4 Predictor moderasi b2 significant
b3 nonsignificant

Didalam penelitian ini peran moderasi CSR adalah sebagai pure

moderasi, Pure moderasi merupakan variabel yang memoderasi

hubungan antara variabel prediktor/variabel independen dan

variabel tergantung/variabel dependen dimana variabel moderasi

murni berinteraksi dengan variabel prediktor tanpa menjadi variabel

prediktor. Dimana CSR memoderasi pengaruh ROA dan tingkat

pertumbuhan penjualan terhadap nilai perusahaan. CSR berinteraksi

dengan variabel prediktor tanpa menjadi variabel prediktor. Berikut

perersamaan regresinya yaitu sebagai berikut:

𝑄 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑍 + 𝛽4 𝑋1 𝑍 + 𝛽5 𝑋2 𝑍 + 𝑒

Keterangan:

Q = Nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins Q

periode t.

a = konstanta

𝛽1 − 𝛽5 = Koefisien Regresi
32

𝑋1 = Kinerja keuangan yang diukur dengan ROA

periode t

𝑋2 = Tingkat Pertumbuhan Penjualan

𝑍 = Corporate Social Responsibility

𝑋1 𝑋2 𝑍 = Interaksi antara ROA dan Tingkat pertumbuhan

penjualan terhadap CSR

e = error term.

4. Uji koefisien determinasi (𝑹𝟐 )

Menurut (Ghozali I. , 2012) koefisien determinasi merupakan alat

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

variasi variabel dependen, nilai koefisien determinasi adalah antara 0

atau 1 . Nilai koefisien determinasi yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas.Sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti

variabel - variabel independen memberikan hampir semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk

memprediksi variabel-variabel dependen.

5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis ini digunakan untuk melihat apakah variabel independen

yaitu Return On Asset, dan tingkat pertumbuhan penjualan, variabel

pemoderasi yaitu corporate social responsibility berpengaruh atau

tidak terhadap nilai perusahaan.


33

Uji hipotesis ini meliputi:

a. Uji signifikansi simultan (Uji F)

Uji signifikansi simultan (Uji F) Pengujian hipotesis Uji F dalam

penelitian ini secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya

pengaruh variabel bebas yaitu, ROA (X1), Tingkat pertumbuhan

penjualan (X2), secara simultan (bersama) terhadap variabel terikat

yaitu nilai perusahaan (Y). Menentukan kriteria pengujian hipotesis

penelitian.

a) Hipotesis diterima jika F signifikan< 0,005

b) Hipotesis ditolak jika F signifikan> 0,005

b. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian

secara parsial (uji t). Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui secara

parsial variabel independen berpengaruh secara signifikan atau tidak

terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan sebagai

berikut :

1). Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t > 0,05. Artinya variabel

bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

tersebut.

2). Ho diterima dan Ha ditolak apabila sig t < 0,05. Artinya variabel

bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat.

Anda mungkin juga menyukai