Anda di halaman 1dari 11

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN

REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN


NOMOR 168 TAHUN 2023
TENTANG
ARAH KEBIJAKAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2024

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan efektivitas Rencana Kerja


dan Program Prioritas Badan Pengawas Obat dan
Makanan Tahun 2024, perlu disusun arah kebijakan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Tahun 2024;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang
Arah Kebijakan Badan Pengawas Obat dan Makanan
Tahun 2024;

Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang


Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
2. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 9
Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawas
Obat dan Makanan Tahun 2020-2024 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 446);
3. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor
21 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1002)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Badan
Pengawas Obat dan Makanan Nomor 13 Tahun 2022
tentang Perubahan atas Peraturan Badan Pengawas
Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan
Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 629);
4. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.02.02.1.2.12.21.467 Tahun 2021 tentang
Reviu Rencana Strategis Badan Pengawas Obat dan
Makanan Tahun 2020-2024;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN
MAKANAN TENTANG ARAH KEBIJAKAN BADAN PENGAWAS
OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2024.
Kesatu : Menetapkan Arah Kebijakan Badan Pengawas Obat dan
Makanan Tahun 2024 yang selanjutnya disebut Arah
Kebijakan BPOM Tahun 2024 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
-3-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR 168 TAHUN 2023
TENTANG
ARAH KEBIJAKAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
TAHUN 2024

ARAH KEBIJAKAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN TAHUN 2024

A. Tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2024 adalah “Mempercepat


Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan” dengan fokus 8
Arah Kebijakan yaitu:
1. Pengurangan kemiskinan dan penghapusan kemiskinan ekstrim.
2. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan.
3. Revitalisasi industri dan penguatan riset terapan.
4. Penguatan daya saing usaha.
5. Pembangunan rendah karbon dan transisi energi.
6. Percepatan pembangunan infrastruktur dasar dan konektivitas.
7. Percepatan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
8. Pelaksanaan Pemilu 2024.

B. Dalam rancangan RKP 2024 terdapat 7 (tujuh) Prioritas Nasional (PN)


yang juga merupakan Agenda Pembangunan dalam RPJMN 2020-2024,
yaitu:
1. Memperkuat ketahanan ekonomi untuk pertumbuhan berkualitas
dan berkeadilan.
2. Mengembangkan wilayah untuk mengurangi kesenjangan dan
menjamin pemerataan.
3. Meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya saing.
4. Revolusi mental dan pembangunan kebudayaan.
5. Memperkuat infrastruktur untuk mendukung pengembangan
ekonomi dan pelayanan dasar.
6. Membangun lingkungan hidup, meningkatkan ketahanan bencana,
dan perubahan iklim.
7. Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi pelayanan
publik.

C. Dalam rancangan RKP 2024, peran pengawasan Obat dan Makanan


mendukung 3 (tiga) prioritas nasional (PN) dan 2 (dua) major project (MP),
yaitu:
1. PN 1 - Memperkuat Ketahanan Ekonomi untuk pertumbuhan
berkualitas dan berkeadilan, melalui major project Pengelolaan
Terpadu UMKM.
2. PN 3 - Meningkatkan Sumberdaya Manusia Berkualitas dan Berdaya
Saing, melalui major project Reformasi Sistem Kesehatan Nasional.
3. PN 7 - Memperkuat stabilitas Polhukhankam dan transformasi
pelayanan publik.
-4-

D. Arah Kebijakan BPOM Tahun 2020-2024, yaitu:


1. Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengawasan pre-market dan
post-market Obat dan Makanan termasuk peningkatan kualitas
layanan publik.
2. Peningkatan kapasitas SDM BPOM dan pemangku kepentingan,
kualitas pengujian laboratorium, analisis/kajian kebijakan, serta
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengawasan Obat dan
Makanan.
3. Peningkatan regulatory assistance dan pendampingan terhadap
pelaku usaha termasuk UMKM dan lembaga riset dalam upaya
peningkatan keamanan dan mutu Obat dan Makanan dan fasilitasi
industri dalam rangka peningkatan daya saing Obat dan Makanan.
4. Peningkatan pemahaman, kesadaran, dan peran serta masyarakat
dalam pengawasan Obat dan Makanan.
5. Penguatan koordinasi pengawasan Obat dan Makanan dari hulu ke
hilir serta peningkatan kualitas tindak lanjut hasil pengawasan
bersama lintas sektor terkait.
6. Penguatan penindakan kejahatan Obat dan Makanan, termasuk
peningkatan cakupan dan kualitas penyidikan dengan
mengedepankan upaya pencegahan terjadinya perbuatan pidana
Obat dan Makanan.
7. Peningkatan akuntabilitas kinerja dan kualitas kelembagaan
Pengawasan Obat dan Makanan.
-5-

E. Arah Kebijakan dan Program Prioritas Badan Pengawas Obat dan


Makanan Tahun 2024 adalah sebagai berikut:
No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM
1 Peningkatan efektivitas 1. Pengawasan Peredaran Bahan Obat
pengawasan dan Beririsan dan penggunaannya yang
penindakan Obat dan luas termasuk yang berpotensi
Makanan, baik jalur mengandung cemaran.
legal dan ilegal melalui 2. Pengawasan berkala terhadap
penguatan regulasi Penyelenggara Sistem Elektronik
dan penggalangan Farmasi (PSEF) dalam rangka
stakeholder dari hulu pengawalan peredaran obat secara
ke hilir. daring.
3. Penguatan sistem farmakovigilans
yang efektif untuk mengawal
penggunaan obat dalam rangka
keselamatan pasien (patient safety),
termasuk peningkatan kolaborasi
lintas sektor.
4. Penguatan regulatory science
melalui penyusunan NSPK
berdasarkan isu strategis terkini
dalam rangka peningkatan
pengawasan pre dan post market
obat, serta mendukung
pengembangan obat dan vaksin.
5. Perkuatan Penanganan Obat
Tradisional mengandung Bahan
Kimia Obat dari hulu ke hilir
dengan melibatkan pentahelix.
6. Percepatan maturitas industri obat
tradisional melalui implementasi
CPOTB terkini.
7. Penyusunan Pedoman Safety
Assessor Kosmetika dan Pedoman
Good Regulatory Practice (GRP).
8. Intervensi Pelaku Usaha Garam dan
Minyak Goreng Sawit bersama K/L
terkait, dalam rangka pengawasan
pangan fortifikasi.
9. Penyusunan Sistem Manajemen
Keamanan Pangan Olahan (SMKPO)
untuk mendukung tren baru
produksi pangan berkelanjutan.
10. Intensifikasi pengawasan kosmetik
kontrak produksi.
11. Kajian antisipasi emerging issue
cemaran pangan olahan.
-6-

No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM


12. Pengukuran Efektivitas kegiatan
Prioritas Nasional (PN) di daerah
(desa, pasar, dan sekolah) terhadap
masyarakat.
13. Operasi Intelijen bersama lintas
sektor di wilayah Perbatasan dan
Penguatan Koordinasi Intelijen
melalui Rapat koordinasi dan Joint
Operation dengan stakeholder/lintas
sektor komunitas intelijen.
14. Kajian tentang Efek Jera terhadap
Pelanggaran pada Industri Obat dan
Makanan
15. Sosialisasi ISO 27037:2012 tentang
Digital Evidence Handling dan
Updating Pedoman Siber.
16. Penyusunan desain persiapan
implementasi Perencanaan Jangka
Panjang POM (Blue book) bidang
Penindakan.
17. Peningkatan efektivitas penindakan
melalui kegiatan bersama lintas
sektor dalam rangkaian ICJS.
18. Intensifikasi Operasi Tematik
Kejahatan Obat dan Makanan.

2 Peningkatan kualitas 1. Promosi dan sosialisasi program


layanan publik secara farmakovigilans secara masif melalui
berkelanjutan melalui kerja sama dengan telemedicine
simplifikasi dan platform.
digitalisasi layanan 2. Sosialisasi Fungsi dan Layanan
publik yang bersifat BPOM Digital Investigation Center.
proaktif. 3. Pengembangan Artificial Intelligence
(AI) untuk penerapan evaluasi
pemenuhan komitmen dan sistem
monitoring dan evaluasi pada Aplikasi
Registrasi Olahan Berbasis Risiko (e-
RBA).
4. Integrasi one apps (BPOM Mobile)
untuk masyarakat.
5. Pengembangan integrasi sistem
pengaduan dan informasi pelayanan
publik Registrasi Pangan Olahan.

3 Peningkatan regulatory 1. Asistensi regulatori terhadap industri


assistance atau farmasi bahan baku obat termasuk
pendampingan bagi fasilitas produksi bahan tambahan
pelaku usaha, obat pharmaceutical grade.
-7-

No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM


termasuk lembaga 2. Pendampingan Sertifikasi CDOB
riset dan UMKM secara intensif melalui program
tematik dan berbasis AKSELERASI CDOB (Rangkaian
kearifan lokal dalam Asistensi Penyelesaian CAPA
rangka peningkatan Sertifikasi CDOB).
hilirisasi, keamanan 3. Penyusunan Pedoman Mitigasi
dan mutu, serta daya Migrasi BPA dalam Galon Guna
saing Obat dan Ulang dan Pedoman masa simpan
Makanan. pangan olahan untuk UMK.
4. Asesmen mandiri keamanan pangan
pelaku usaha industri rumah tangga
pangan, sosialisasi dan implementasi
Peraturan BPOM tentang CPPB-IRT
dan Tata Cara Pemeriksaan Sarana
Produksi PIRT.
5. Forum Komunikasi Fasilitator
Registrasi dalam Rangka Perkuatan
Pendampingan UMKM Start-Up Obat
Tradisional dan Obat Kuasi.
6. Pemberdayaan Orang Tua Angkat
dan pelatihan tematik dalam rangka
Peningkatan UMKM berdaya Saing.
7. Peningkatan kemandirian dan
kepatuhan Pelaku Usaha melalui
pendampingan dan pelatihan tematik
dalam rangka peningkatan daya
saing (termasuk produk ekspor).
8. Pendampingan UMKM melalui
intensifikasi percepatan proses
perizinan/jemput bola (Coaching
Clinic, Desk Registration, Bimbingan
Teknis).
9. Perkuatan peran asosiasi pelaku
usaha dalam rangka peningkatan
kepatuhan dan penerapan
ketentuan.

4 Penguatan Sumber 1. Kaderisasi SDM BPOM melalui


Daya Manusia (SDM) Manajemen Talenta dan pengelolaan
BPOM melalui Talent Scouting BPOM.
peningkatan 2. Pengembangan Kompetensi SDM
kompetensi dan BPOM melalui Pendidikan Lanjutan
pendidikan berbasis dan Pelatihan.
sistem merit untuk 3. Pembinaan Jabatan Fungsional
mewujudkan SMART Pengawas Farmasi dan Makanan
ASN. (PFM).
4. Pengembangan kompetensi ruang
lingkup sertifikasi komptensi SDM
-8-

No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM


Pengawas Obat dan Makanan.
5. Sertifikasi Kompetensi SDM
Pengawasan Obat dan Makanan.
6. Peningkatan kapasitas pengawas
pangan dalam rangka pengawalan
pangan dan catering Ibadah Haji.
7. Peningkatan Kapasitas SDM
Penyidikan melalui pelatihan
(Cybercrime Investigations Workshop).
8. Perencanaan Kebutuhan ASN
berdasarkan hasil monev pemenuhan
kebutuhan dan gap kompetensi ASN
BPOM.

5 Penguatan 1. Pengembangan (master plan)


laboratorium Laboratorium Pengujian Obat dan
pengujian termasuk di Makanan di IKN.
daerah penyangga IKN. 2. Pendampingan pengembangan
Laboratorium di Balai baru.
3. Dukungan Pemindahan Kantor
BPOM ke IKN, termasuk roadmap
dan pengawalan pemenuhan sarana
prasarana kantor di lingkungan
BPOM.
6 Optimalisasi 1. Simplifikasi sistem laboratorium
pemanfaatan teknologi menggunakan teknologi 5.0 untuk
informasi dan melengkapi teknologi LIMS.
komunikasi dalam 2. Evaluasi penerapan 2D barcode
sistem pengawasan untuk perkuatan pengawasan post
Obat dan Makanan. market obat serta pilot project
penerapan e-labelling obat, termasuk
pengawalan implementasi di fasilitas
distribusi dan pelayanan.
3. Pengembangan aplikasi e-learning:
PINTeR SMKPO untuk meningkatkan
kompetensi pengawas pangan dan
pelaku usaha pangan.
4. Piloting peralihan Aplikasi Layanan
Publik BPOM melalui skema hak
akses OSS RBA.
5. Pembangunan Infrastructure as a
Service (cloud computing).
6. Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI)
dalam proses digital forensik.
-9-

No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM


7 Peningkatan 1. Pemberdayaan Duta Kosmetik
kesadaran dan peran /Jamu Aman melalui BPOM Goes To
serta masyarakat School /Campus, dan pemberdayaan
dalam pengawasan penyuluh/kader Obat Tradisional,
Obat dan Makanan, Suplemen Kesehatan dan Kosmetik
serta upaya preventif aman dalam BPOM Goes to
dan promotif Community.
kesehatan. 2. Peningkatan Literasi Sahabat Muda
Beauty Enthusiast untuk Mendukung
Pengawasan Kosmetik di Media
Sosial.
3. Pangan Aman Goes to Campus
“Fasilitator Keamanan Pangan
Pendampingan UMKM Pangan
Olahan” melalui platform Merdeka
Belajar-Kampus Merdeka (MBKM)
Kemendikbud Ristek dan platform
Perguruan Tinggi.
4. Sinergi peningkatan kapasitas
komunitas melalui PKK dan
Pramuka.
5. KIE melalui branding #kataBPOM.
6. Pengembangan strategi komunikasi
publik pengawasan Obat dan
Makanan, termasuk penguatan
komunikasi internal dan eksternal
BPOM.
7. Pengembangan direct patient
reporting untuk farmakovigilans.
8. Penguatan Strategi komunikasi
melalui patient engagement pada
komunitas pasien.
9. Kolaborasi mahasiswa dan UMKM
pangan olahan pada program KOMIK
(Kolaborasi Membuat Iklan
memenuhi Ketentuan) di wilayah
Jawa.

8 Penguatan koordinasi 1. Penyusunan dokumen Perencanaan


pengawasan Obat dan Tahunan DAK NF POM dan
Makanan termasuk Implementasi Monev DAK NF POM.
pengawalan 2. Supervisi dan pendampingan
percepatan penurunan terjadwal melalui Program “Tanya
stunting dan DAK” untuk meningkatkan peran
pemanfaatan Dana Dinkes Kab/Kota dalam Pengawasan
Alokasi Khusus Fasilitas Pelayanan Kefarmasian .
Nonfisik Pengawasan
Obat dan Makanan
-10-

No. Arah Kebijakan BPOM Program Prioritas BPOM


(DAK NF POM). 3. Sekretariat ASEAN Health Cluster-4,
dan Chair sidang ASEAN Health
Cluster-4.
4. Pencanangan Desa Wisata Jamu.
5. Fasilitasi dan koordinasi kerja sama
dalam negeri dan luar negeri, baik
secara bilateral maupun multilateral,
termasuk kerja sama Selatan-
Selatan.
6. Perluasan cakupan program Desa
Pangan Aman untuk mendukung
Percepatan Penurunan Stunting.

9 Penguatan regulasi 1. Penataan dan penguatan organisasi


dan kelembagaan serta BPOM sebagai dampak dari
peningkatan klasifikasi UPT dan Pembangunan
akuntabilitas kinerja IKN.
pengawasan Obat dan 2. Penguatan kelembagaan dan regulasi
Makanan dalam pengawasan Obat dan Makanan
rangka Reformasi melalui pengesahan PP dan
Birokrasi. Peraturan BPOM.
3. Peningkatan Produk dalam Negeri
(PDN) pada katalog sektoral alat
laboratorium.
4. Implementasi Sistem Informasi
Manajemen Kinerja Terintegrasi
(SIMETRIS) dengan Aplikasi KRISNA
dan SAKTI.
5. Penyusunan Indikator Kinerja
Pembangunan POM dan Renstra
Teknokratik 2025-2029 dalam
rangka penyusunan RPJMN 2025-
2029.
6. Intensifikasi implementasi PUG
BPOM melalui PPRG dan persiapan
evaluasi penghargaan Anugerah
Parahita Ekapraya tahun 2025.
7. Pengelolaan hibah terintegrasi.
8. Penerapan Indikator Risiko Utama
(IRU) dan Penguatan budaya
integritas BPOM.
9. Inovasi proses bisnis dalam
mendukung SPBE untuk perkuatan
sistem pengawasan dan peningkatan
layanan publik.
10. Perluasan penerapan sistem
manajemen anti penyuapan di
lingkungan BPOM.

Anda mungkin juga menyukai