Anda di halaman 1dari 4

Nama: Rocky Alfredo Panjaitan

Nim: D1D021069

Cara Menanam Dan Budidaya Pohon Cendana


Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Santalales

Famili: Santalaceae

Genus: Santalum

Spesies: Santalum album

Kayu Cendana atau Cendana wangi ini kini sudah sangat langka dan sangat mahal harganya. Jadi
menanam cendana atau membudidayakannya bisa menjadi prosprk usaha yang menjanjikan.
Berdasarkan sejumlah referensi yang diketahui, Rujiman (1987), melukiskan pohon cendana sebagai
berikut: pohon kecil sampai sedang dapat mencapai 20 m dan diameter batang 40 cm. Menggugurkan
daun, bentuk tajuk ramping hingga melebar, batang bulat, agak berlekuk-lekuk; tanpa banir; system
perakaran tunggang dengan akar-akar cabang yang panjang dapat mencapai beberapa puluh meter dan
apabila diputus dapat membentuk trubusan (tunas). Daun tunggal, berhadapan, agak bersilangan,
bertangkai daun tak berstipula, tangkai daun 0,75-1 cm; helaian daun berbentuk elips, 3,5-5,25 x 2-3 cm,
kadang-kadang lebih kecil, tepi daun rata atau sedikit bergelombang, lancip pada bagian ujung
kadangkadang tumpul atau membundar, berbentuk pasak atau decurrent pada pangkalnya, kedua
permukaan gundul dengan titik-titik tembus cahaya. Perbungaan terminal (di ujung) atau axiller (di
ketiak), tersusun dalam malai atau payung, 2-7 cm, 15-30 bunga; bunga pedicel 3-5 m. Buah drupe,
berbentuk bola, kurang lebih 1 x 0,75 cm diameternya, gundul terdapat 1 biji, sering dengan sisa tangkai
putik yang pendek. Buah yang masak berwarna gelap coklat muda, 5 x 3 mm, menggantung.

Sifat-sifat arsitektur pohon cendana sebagai berikut: batang monopodial, arthotropis (mengarah ke
atas), pertumbuhan kontinyu; cabang monopodial, plagiotropis (arah mendatar), pertumbuhan
kontinyu; perbungaan di ujung dan atau di ketiak daun

Berikut adalah cara Budidaya atau Menanam Cendana:


a. Syarat Tumbuh

Secara umum, Cendana dapat tumbuh di daerah dengan ketinggian sekitar 0-12.000 mdpl dengan curah
hujan sekitar 600-2000 mm/tahun dan suhu sekitar 10°C-35°C. Tanah yang baik untuk menanam
cendana adalah tanah humus, tanah vulkanis gembur dan berbatu atau juga tanah tanah lempung,
dangkal, berbatu, memiliki kadar nitrogen tinggi. Ph yang baik untuk menanamcendana adalah pH netral
hingga alkali.

b. Pemilihan Bibit Cendana

Bibit diperoleh dari biji, pilihlah biji benih yang berkualitas baik agar cendana yang dihasilkan juga
berkualitas. Untuk memilih biji yang baik, rendam dahulu biji dalam air selama sekitar 48 jam atau 2 hari.
Ambillah biji yang tenggelam saja dan buang biji yang mengapung karena biji yang mengapung berarti
memiliki kualitas yang kurang baik.

c. Tehnik ekstraksi

Ekstraksi

Kayu cendana (520 gram) yang telah dijemur kering, dipotong kecil-kecil, diserbuk kemudian
diekstraksi dengan metanol pada suhu 50-60 oC selama 3 jam sebanyak 4 kali. Ekstrak yang diperoleh
disaring panas-panas dan diuapkan pada penguap berpusing dengan tekanan rendah dan diperoleh
ekstrak gubal sebanyak 25 gram.

d. Pemecahan Dornansih

Upaya pematahan dormansi benih cendana telah banyak dilakukan, namun hasil yang diperoleh relatif
belum memuaskan.Benih cendana mempunyai dormansi morfofisiologi yaitu kombinasi dari 2 tipe yakni
dormansi fisik dan fisiologis. Dormansi fisik disebabkan oleh kulit benih yang keras dan strukturnya
terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal dipermukaan luar dan bagian dalamnya
mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula. Sedangkan. Dormansi fisiologis disebabkan zat pengatur
tumbuh yang berupa penghambat maupun perangsang tumbuh dan benih mempunyai embrio yang
kurang matang dan kurang panjang sehingga perlu diberi perlakuan terlebih dahulu sebelum
pengecambahan. Salah satu permasalahan dalam perbanyakan tanaman cendana secara generatif yaitu
perkecambahan biji yang lambat karena biji mengalami dormansi sehingga diperlukan upaya untuk
mempercepat perkecambahan dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk mengatur
pertumbuhan dan perkembangan cendana.

Air kelapa, simplisia tauge, simplisia tomat dan asam giberelat (GA3) merupakan beberapa sumber
hormon tumbuh (auksin, sitokinin dan giberelin) yang berperan dalam memacu pembelahan sel dan
merangsang pertumbuhan sel [3, 4, 5].

Penggunaan beberapa hormon diatas untuk mempercepat perkecambahan biji cendana belum pernah
dilakukan, sehingga perlu penelitian tentang pengaruh jenis zat pengatur tumbuh terhadap
perkecambahan biji cendana. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh jenis zat pengatur
tumbuh terhadap perkecambahan benih cendana. Penggunaan jenis zat pengatur tumbuh (air kelapa
muda (P1), simplisia tauge (P2), simplisia tomat (P3), dan GA3 (P4)) terhadap perkecambahan benih
cendana berpengaruh secara signifikan terhadap parameter kecepatan berkecambah, daya kecambah,
panjang plumula dan berat basah benih cendana. Penggunaan GA3 memiliki rata-rata tertinggi
sedangkan penggunaan air tanah memeliki rata-rata paling rendah pada semua parameter.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis zat pengatur terhadap perkecambahan benih
cendana berpengaruh nyata terhadap parameter kecepatan berkecambah, daya kecambah, panjang
plumula dan berat basah benih cendana. Penggunaan Zat pengatur tumbuh GA3 menghasilkan
pertumbuhan terbaik pada parameter kecepatan berkecambah sebesar 5,0% etmal dan berat basah
sebesar 1,6 gram dan berbeda nyata dengan perlakuan yang lain.

Pada parameter panjang plumula, penggunaan GA3 menghasilkan rata-rata sebesar 55,34 cm dan tidak
berbeda nyata dengan perlakuan air kelapa yang menghasilkan rata-rata sebesar 52,82 cm. Sedangkan
untuk parameter daya kecambah, penggunaan GA3 menghasilkan rata-rata sebesar 100%, tidak berbeda
nyata dengan penggunaan air kelapa muda (96%) dan penggunaan simplisia tomat (86%).

Perlakuan yang menghaslikan rata-rata terendah adalah penggunaan air tanah (kontrol) pada parameter
daya kecambah, panjang plumula dan berat basah benih, sedangkan untuk parameter kecepatan
berkecambah tidak berbeda nyata dengan penggunaan simplisia tauge.

e. Penyemaian

setelah memilih biji benih selanjutnya lakukan penyemaian. Pertama, siapkan dahulu lahan semai dari
tanah hitam, lalu taburkan atau semai biji benih diatas tanah lahan tanam kemudian tutup kembali
bagian atas biji dengan tanah hitam tapi jangan menutupi seluruh bagian biji.. Lakukan penyiraman
secara rutin pada pagi dan sore hari agar biji cepat berkecambah. Setelah berkecambah pindahkan ke
polybag segera, jika telah memiliki tinggi sekitar 15 cm pindahkan bibit pada lahan tanam sesungguhnya.

f. Penanaman Cendana

Pilihlah lahan tanam yang memiliki cukup air. Setelah lahan tanam telah dipilih maka bersihkan gulma
atau tanaman pengganggu yang ada di lahan bila perlu tebang pohon yang menghalangi sinar matahari
untuk cendana. Lalu lakukan penggemburan. Buatlah lubbang tanam dengan ukuran 40cmx40cmx50cm
dan jarak antar lubang tanam minimal sekitar 2,5 meter. Bila lubang tanam telah jadi, masukkan pupuk
organik atau pupuk kandang setinggi 10 cm, barulah tanam bibit dalam lubang dan timbun kembali
dengan tanah. sisakan 5 cm untuk menampung air penyiraman agar tidak melebar keluar. Setelah bibit
ditanam, beri penanda dengan menancapkan ajir. Penanaman sebaiknya dilakukan pada sore hari.

g. Perawatan Tanaman

Penyiraman

Lakukan penyiraman secara rutin 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari. Jangan terlalu banyak memberi
air karena cendana tidak membutuhkan banyak air, Cukup siram sebanyak 3-4 gelas atau 800 cc air.

Penyiangan
Lakukan penyiangan terhadap gulma atau tanaman pengganggu lainnya sebanyak 2 kali dalam setahun
atau menyesuaikan frekuensi gulma yang ada.

Pemupukan

Pada awal penanaman lakukan pemupukan dengan pupukn kandang yang dicampur dengan pupuk urea
dengan dosis 500 gram pupuk kandang dan 5 gram pupuk urea / tanaman. Lakukan pemupukan
sebanyak 2 kali yaitu pada awal musim hujan dan akhir musim hujan, cara pemberian pupuk yaitu
dengan cara membuat lubang melingkari tanaman dengan kedalaman sekitar 35 cm lalu masukan pupuk
dalam lubang dan timbun dengan tanah kembali hingga padat.

Pemangkasan

Lakukan pemangkasan pada cabang yang tumbuh berlebih atau sudah tua, tujuannya agar cendana
dapat meningkatkan kualitas batang serta tanaman inang tidak mengganggu pertumbuhan cendana
serta untuk memacu pertumbuhan tunas baru.

Anda mungkin juga menyukai