Anda di halaman 1dari 155

351.

770 122
Ind
p

PEDOMAN PENYUSUNAN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

PUSAT DATA DAN INFORMASI


DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
2008
TIM PENYUSUN

Pengarah
DR Bambang Hartono, SKM, MSc
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes

Ketua
Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH

Anggota
Sunaryadi, SKM, MKes
Sugito, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Boga Hardhana, SSi, MM
Evida Manullang, SSi
Wardah, SKM
Marlina Indah Susanti, SKM
Sariyono
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
351.770 122
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan
p Informasi
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota. - - Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2008

I. Judul 1. HEALTH STATISTICS

Buku ini diterbitkan oleh


Departemen Kesehatan Republik Indonesia
Jalan HR. Rasuna Said Blok X-5 Kav 4-9, Jakarta 12950
Telepon no: 62-21-5229590, 5221432
Fax no: 62-21-5203874
E-mail: pusdatin@depkes.go.id
Web site: http://www.depkes.go.id
KATA PENGANTAR

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap
pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan demikan dapat
dikatakan bahwa profil kesehatan Kabupaten/Kota ini pada intinya berisi berbagai
data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di
Kabupaten/Kota.

Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu dicermati dan sedapat mungkin diusahakan kesesuaian
(kompatibilitas)-nya satu sama lain. Itulah salah satu tujuan dari diterbitkannya buku
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini.

Buku ini adalah penyederhanaan dari buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2004, dimana sebelumnya Indikator Indonesia Sehat 2010 dan
Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal dibuat masing-masing satu set, sehingga
ada indikator yang redundant satu dengan yang lainnya. Pada edisi ini indikator-
indikator tersebut digabung sehingga tidak ada indikator yang redundant satu dengan
yang lain dan setiap indikator dibuat definisi operasional beserta formula
perhitungannya.

Pedoman ini disajikan dalam bentuk hard copy (pencetakan buku) dan soft copy (CD)
sehingga memudahkan para pengelola data dalam pembuatan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota dan dengan harapan semoga bermanfaat bagi Kabupaten/Kota dalam
memantau dan mendukung visi Kabupaten/Kota Sehat.

Jakarta, 2008
Kepala Pusat Data dan Informasi

DR. Bambang Hartono, SKM, MSc


NIP.140 058 225

Pedoman Profil Kesehatan i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI iii

BAB I : PENDAHULUAN 1

BAB II : TUJUAN DAN RUANG LINGKUP


A. TUJUAN 2
B. RUANG LINGKUP 2
1. Jenis Data 2
2. Sumber Data 3
3. Periode Data dan Jadwal Penyusunan 3

BAB III : MEKANISME KERJA PENGELOLAAN DATA


A. Pengumpulan Data 4
B. Pengolahan dan Analisis Data 5

BAB IV : SISTEMATIKA DAN DISTRIBUSI


A. Sistematika Penyajian 9
B. Distribusi Profil Kesehatan 10

BAB V : INDIKATOR KESEHATAN PADA PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


A. Gambaran Umum 11
B. Derajat Kesehatan 11
C. Upaya Kesehatan 12
D. Sumber Daya Kesehatan 13

LAMPIRAN

***

Pedoman Profil Kesehatan i


DAFTAR TABEL

Tabel 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK,


JUMLAH RUMAH TANGGA DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT
KECAMATAN

Tabel 2 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,


RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN DAN
KECAMATAN

Tabel 3 JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR

Tabel 4 PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN


KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
DITAMATKAN DAN KECAMATAN

Tabel 5 PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG


MELEK HURUF

Tabel 6 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT


KECAMATAN

Tabel 7 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN

Tabel 8 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA
DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIPERINCI MENURUT
KECAMATAN

Tabel 9 AFP RATE, PERSENTASE TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA


BALITA DITANGANI

Tabel 10 HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA


BALITA DITANGANI

Tabel 11 PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI

Tabel 12 PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT

Tabel 13 KASUS PENYAKIT FILARIA DITANGANI

Tabel 14 JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG


DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)

Tabel 15 CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR


YANG DITANGANI

Pedoman Profil Kesehatan i


Tabel 16 STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI

Tabel 17 CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DAN PERSALINAN


DITOLONG TENAGA KESEHATAN

Tabel 18 CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA,


PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD DAN PELAYANAN KESEHATAN
REMAJA

Tabel 19 JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB


AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 20 JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI

Tabel 21 PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN

Tabel 22 PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT

KECAMATAN Tabel 23 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT

KECAMATAN

Tabel 24 CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 25 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1 DAN Fe3 MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 26 JUMLAH WANITA USIA SUBUR YANG MENDAPATKAN IMUNISASI TT


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 27 PRESENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN


NEONATUS YANG DIRUJUK

Tabel 28 JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO


TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Tabel 29 PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN PELAYANAN


KEMAMPUAN GAWAT DARURAT (GADAR)

Tabel 30 JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB


YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KECAMATAN DAN
PUSKESMAS

Tabel 31 JUMLAH PENDERITA DAN SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN JUMLAH DESA
YANG TERSERANG KLB

Tabel 32 JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF

Pedoman Profil Kesehatan i


Tabel 33 PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG
BAIK MENURUT KECAMATAN

Pedoman Profil Kesehatan v


Tabel 34 PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS

Tabel 35 JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN

Tabel 36 CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR

Tabel 37 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

Tabel 38 PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL

Tabel 39 CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA

Tabel 40 CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM

Tabel 41 PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS

Tabel 42 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN


GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 43 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES


DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR

Tabel 44 KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN


PELAYANAN KESEHATAN DASAR

Tabel 45 PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH

SEHAT Tabel 46 JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA

DAN
KECAMATAN

Tabel 47 PERSENTASE RUMAH TANGGA SEHAT MENURUT

KECAMATAN Tabel 48 PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR

BERSIH

Tabel 49 KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR


MENURUT KECAMATAN

Tabel 50 PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN


(TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN

Tabel 51 PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA

Tabel 52 PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS


JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS

Pedoman Profil Kesehatan v


Tabel 53 PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA

Pedoman Profil Kesehatan v


Tabel 54 JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 55 JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN

Tabel 56 JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN

Tabel 57 JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN

Tabel 58 JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA


KESEHATAN DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN

Tabel 59 JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN

Tabel 60 ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA

Tabel 61 JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel 62 UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

Tabel 63 INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT

***

Pedoman Profil Kesehatan v


BAB I
PENDAHULUA

Untuk mengukur keberhasilan pembangunan kesehatan sesuai dengan Visi Departemen


Kesehatan “Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat” dengan Misinya “Membuat
Rakyat Sehat” diperlukan indikator. Indikator yang tercantum dalam pedoman ini
merupakan penggabungan indikator Indonesia Sehat 2010 dan indikator kinerja Standar
Pelayanan Minimal yang meliputi : (1) Indikator Derajat Kesehatan yang terdiri atas
indikator-indikator untuk Mortalitas, Morbiditas, dan Status Gizi; (2) Indikator -indikator
untuk Keadaan Lingkungan, Perilaku Hidup, Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan; serta
(3) Indikator-indikator untuk Pelayanan Kesehatan, Sumber Daya Kesehatan,
Manajemen Kesehatan, dan Kontribusi Sektor Terkait.
Buku ini penyederhanaan Pedoman Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2004,
dimana Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Indikator Kinerja Standar Pelayanan
Minimal dibuat satu set, sehingga tidak ada indikator yang redundant satu dengan yang
lainnya dimana setiap indikator dilengkapi dengan resume, definisi operasional serta
formula perhitungan.
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini membahas tentang cara
pengumpulan, pengolahan dan analisis serta penyajian, mekanisme, penjadwalan,
format data serta cara pengisiannya selain memuat keterkaitan indikator antar file juga,
sehingga diharapkan isi dan bentuk Profil Kesehatan Kabupaten/Kota menjadi selaras
dengan Profil Kesehatan Provinsi dan Profil Kesehatan Indonesia, sehingga mudah
dikompilasi dan dikomparasikan. Untuk masa mendatang penyusunan profil dapat
disajikan dalam 2 (dua) tahap yaitu tahap pertama berupa kumpulan lampiran-lampiran
dan tahap kedua berupa narasi dan lampiran (finalisasi).
Pedoman Penyusunan Profil Kabupaten/Kota edisi ini, selain dalam bentuk hard copy
(buku) juga dilengkapi dengan soft copy/CD (yang berisi link data antar tabel dan
formula indikator) sehingga memudahkan pengelola data di Kabupaten/Kota dalam
penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.

Pedoman Profil Kesehatan 1


BAB II
TUJUAN DAN RUANG

A. TUJUAN

Tujuan umum Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini adalah


sebagai acuan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menyusun Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.

Sedangkan tujuan khusus yang ingin dicapai adalah:


1. Tersedianya acuan mekanisme kerja pengumpulan, pengolahan untuk penyusunan
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota.
2. Tersedianya acuan untuk analisis dan penyajian data Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.
3. Tersedianya acuan tabel-tabel yang diperlukan untuk Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.
4. Tersedianya acuan penjadwalan kegiatan penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota.

B. RUANG LINGKUP

1. Jenis Data/Informasi

Data yang dikumpulkan untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah:


a. Data Umum meliputi data geografi, kependudukan dan sosial ekonomi.
b. Data Derajat Kesehatan yang meliputi data kematian, data kesakitan dan data
status gizi.
c. Data Kesehatan Lingkungan dan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat, meliputi data
air bersih, data rumah sehat, data tempat-tempat umum, dan data perilaku
hidup sehat.
d. Data Pelayanan Kesehatan, antara lain data pemanfatan Rumah Sakit,
pemanfaatan Puskesmas, data pelayanan kesehatan ibu dan anak, data
pemberantasan penyakit, data pelayanan kesehatan Gakin, data
penanggulangan KLB, dan data pelayanan kesehatan lainnya.
e. Data Sumber Daya Kesehatan yang meliputi data sarana kesehatan, data tenaga
kesehatan, data obat dan perbekalan kesehatan, serta data pembiayaan
kesehatan.
f. Data lainnya.

Pedoman Profil Kesehatan 2


2. Sumber Data

Data untuk Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota diperoleh dari:


a. Catatan Kegiatan Puskesmas baik untuk kegiatan dalam gedung maupun luar
gedung.
b. Catatan kegiatan Rumah Sakit yang berada di wilayah Kabupaten/Kota tersebut.
c. Catatan Kegiatan yang dilaksanakan langsung oleh Dinas Kesehatan termasuk
Unit Pelaksana Teknis Kesehatan di wilayah Kabupaten/Kota tersebut termasuk
GFK.
d. Dokumen Kantor Statistik Kabupaten/Kota, Kantor BKKBN Kabupaten/Kota,
Bappeda Kabupaten/Kota, Dinas Pendidikan, dan Kantor Pengolahan Data
Elektronik Kabupaten/Kota.
e. Dokumen Hasil Survei Kabupaten/Kota, Survei Provinsi atau Survei Nasional.

3. Periode Data dan Jadwal Penyusunan

Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah periode
Januari sampai dengan Desember tahun Profil. Dengan demikian Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota X Tahun 2006 berisi data/informasi tahun 2006.
Periode penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota dibagi dalam dua tahap yaitu
tahap pertama berupa tabel lampiran (draf awal : Maret) dan tahap kedua berupa
narasi dan tabel (finalisasi : April).
Mengingat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sarana menyusun rencana
tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota tahun berikutnya. dan untuk memantau,
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Pelaksanaan SPM bidang
Kesehatan, maka diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota telah selesai disusun
bulan April. Ini berarti bahwa Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2006
diharapkan telah selesai disusun pada bulan April 2007.
Jadwal Tentative Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

NO KEGIATAN Jan Feb Mar Apr Mei

Pengumpulan data dari Puskesmas dan


1
Rumah Sakit dan Instansi terkait

Kompilasi/konfirmasi dan data entry serta


2
pemutakhiran data

Pengolahan, analisis dan penulisan serta


3
pembahasan draft awal

4 Finalisasi, Penggandaan/ Pencetakan

Distribusi ke Bupati, DPRD, Kantor-kantor


5 Dinas Kab/Kota, RS, Puskesmas, Dinkes
Prov., Depkes Pusat

Pedoman Profil Kesehatan 3


BAB III
MEKANISME KERJ A PENGELOLAAN DATA

A. PENGUMPULAN DATA

Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini dapat dikumpulkan dengan
dua macam cara, yaitu secara pasif dan secara aktif. Secara pasif artinya petugas
pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menunggu laporan yang berasal
dari Puskesmas, dari seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan pengumpulan data secara aktif
berarti petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berupaya aktif
mengumpulkan data ke Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota
terkait.
Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh lebih besar dibandingkan
dengan pengumpulan data secara pasif. Oleh karena itu diharapkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu memiliki tenaga pengelola data yang mempunyai kecakapan
dalam teknik-teknik pengumpulan data. Hal ini mengingat data/informasi yang
dihasilkan akan akurat apabila data yang dikumpulkan juga akurat.
Sedangkan ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu: (a)
metode rutin, dan (b) metode non-rutin. Pengumpulan data metode rutin dilakukan
secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan data harian. Data ini
dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik yang
berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan kegiatan pelayanan
kesehatan di luar gedung Puskesmas. Pengumpulan data metode rutin umumnya
dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga dapat dilakukan oleh
kader kesehatan yang melakukan pencatatan kegiatan di Posyandu atau lainnya.
Dengan demikian pengumpulan data secara rutin dapat dilakukan dengan periode waktu
mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan.
Pengumpulan data metode non rutin adalah pengumpulan data sewaktu, yang dilakukan
melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Provinsi atau Nasional yang periodenya
bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan. Masing-masing metode ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak
diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren.
Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek
misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan
pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan
benar. Idealnya data rutin merupakan backbone (tulang punggung) sumber data. Di
negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan yang sangat diandalkan
untuk menghitung angka kelahiran, angka kematian dan angka harapan hidup,
sedangkan medical record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan. Dengan
demikian di masa mendatang upaya mengembang-kan vital registration dan medical

Pedoman Profil Kesehatan 4


record harus lebih keras. Sehingga upaya mencari angka kematian dan angka kesakitan
yang pengumpulannya melalui survei frekuensinya perlu dikurangi. Upaya ini hendaknya
merupakan upaya substitusi.

B. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

Data yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian dientri ke dalam format tabel profil
yang telah disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran pedoman ini.

Berdasarkan data yang ada pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis. Terdapat
empat jenis analisis data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu:

1. Analisis Deskriptif adalah upaya menggambarkan/menjelaskan data yang


terdapat dalam tabel sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk angka
rata-rata, angka minimum dan maksimum. Misalnya nilai rata-rata cakupan imunisasi
bayi, kisaran cakupan imunisasi bayi.
2. Analisis Komparatif adalah upaya menjelaskan data dengan membandingkan
karakteristik data wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau perbandingan data
antar waktu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur. Misalnya perbandingan
cakupan K4 antara Puskesmas A dengan Puskesmas B.
3. Analisis Kecenderungan adalah upaya untuk menjelaskan data dengan
membandingkan data antar waktu dalam periode yang relatif panjang. Misalnya
kecenderungan jumlah penderita DBD selama lima tahun terakhir.
4. Analisis Hubungan adalah upaya untuk menjelaskan hubungan/keterkaitan
antara variabel yang satu dengan variabel lainnya, misalnya cakupan K4 dengan
pemberian 90 tablet Fe.

Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, khususnya epidemiologi. Oleh karena itu, penyusun Profil Kesehatan tidak
cukup hanya para ahli statistik atau informasi kesehatan, melainkan juga ahli-ahli bidang
kesehatan. Akan lebih baik apabila melibatkan para profesional yang ada di
Kabupaten/kota tersebut seperti dokter, sarjana kesehatan masyarakat, apoteker, bidan,
perawat, ahli gizi, ahli kesehatan lingkungan, dan lainnya dalam pelaksanaan analisis
data.

Kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengemasan informasi.
Terdapat berbagai macam bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel,
grafik, peta atau kombinasinya. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangannya yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan.

Pedoman Profil Kesehatan 5


Berikut ini adalah contoh-contoh sajian dalam bentuk grafik.

 Grafik Batang, yaitu sajian distribusi frekuensi yang digambarkan dalam bentuk
bar (batang) untuk membandingkan satu satu nilai atau lebih dari beberapa kategori

TENAGA MEDIS DI KABUPATEN A


TAHUN 2006

140

120 110
102 103 105
99
100 90

80

60 50
38 38 39 40
35
40
202122 22 23 23
20

0
Puskesmas A Puskesmas B Puskesmas C Puskesmas D Puskesmas E Puskesmas F

Dr. Spesialis Dokter Umum Dokter Gigi

Sumber: ……………..

 Grafik Garis, yaitu grafik yang berbentuk garis untuk menggambarkan


trends/perkembangan suatu nilai dari waktu ke waktu.
JUMLAH PENDERITA MALARIA PER BULAN DI KABUPATEN B
TAHUN 2006

8000

7000 6844

6000 6028 5956


5336
5000 4776 4709
4361 4315 4423
4192
4000
3738
3500
3000

2000

1000

0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des

Sumber: …………………..

Pedoman Profil Kesehatan 6


 Pie (Lingkaran), yaitu grafik berbentuk lingkaran yang terbagi ke dalam beberapa
bagian untuk membandingkan suatu nilai (proporsi) dari beberapa kategori.

STATUS GIZI MASYARAKAT DI KABUPATEN


C TAHUN 2006

84,06%

2,59% 1,41% 11,94%

Lebih Baik Kurang Buruk

Sumber : …………….

 Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-titik yang berserak yang
menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan (yang diletakkan
pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal) untuk memperlihatkan ada/tidaknya
hubungan antara keduanya (lihat gambar berikut).

HUBUNGAN ANTARA TINGGI BADAN DAN BERAT BADAN


PENDUDUK DI KABUPATEN X TAHUN 2006
190

180

170
Tinggi badan dalam cm

160

150

140
50
60 70 80

Berat badan dalam kg


Sumber : ………………..

Pedoman Profil Kesehatan 7


 Pictogram, yaitu grafik yang berupa gambar bentuk-bentuk nyata seperti gambar
orang, gambar tempat tidur, dan lain-lain (lihat gambar berikut).

JUMLAH PENDUDUK INDONESIA


TAHUN 2001 - 2004
Tahun

2001
208,405 Juta

2002 211,000 Juta

2003 214,347 Juta

2004 217,072 Juta

Jumlah penduduk
Sumber : …………………….

 Peta, yaitu grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu daerah di mana
bagian-bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi. Peta ini terutama digunakan
untuk menunjukkan distribusi sesuatu dikaitkan dengan geografi (lihat gambar
berikut).

PERSENTASE PENDUDUK MISKIN


PROVINSI MALUKU UTARA, TAHUN 2004

Sumber : ………………..

Pedoman Profil Kesehatan 8


BAB IV
SISTEMATIKA DAN DISTRIBUSI

A. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut.
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika
dari penyajiannya.

Bab-2 : Gambaran Umum


Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten/Kota. Selain uraian tentang
letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga mengulas faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misal
kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

Bab-3 : Situasi Derajat Kesehatan


Bab ini berisi uraian tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan, dan
angka status gizi masyarakat.

Bab-4 : Situasi Upaya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan
dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat
kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan
yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang
diselenggarakan oleh Kabupaten/Kota.

Bab-5 : Situasi Sumber Daya Kesehatan


Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 63 tabel data yang
merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam
bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain).

Pedoman Profil Kesehatan 9


B. DISTRIBUSI PROFIL KESEHATAN
Distribusi Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
 Bupati/Walikota
 DPRD Kabupaten/Kota
 Instansi tingkat Kabupaten/Kota termasuk Bappeda
 Puskesmas, dan UPT Kesehatan lainnya termasuk GFK
 Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
 Dinas Kesehatan Provinsi
 Departemen Kesehatan c.q Pusat Data dan Informasi
 LSM Kesehatan di Kabupaten/Kota

***

Pedoman Profil Kesehatan 1


BAB V
INDIKATOR KESEHATAN PADA PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA

Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan salah satu sarana untuk menggambarkan


situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Kabupaten/Kota dan merupakan salah satu
sarana untuk mengevaluasi hasil penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Untuk itu
diperlukan adanya indikator-indikator kesehatan dan indikator lainnya yang terkait.

Adapun indikator-indikator tersebut dikelompokkan menjadi :

A. GAMBARAN UMUM
1. Luas Wilayah.
2. Jumlah Kecamatan.
3. Jumlah Desa/Kelurahan.
4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.
5. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga.
6. Kepadatan Penduduk.
7. Rasio Beban Tanggungan.
8. Rasio Jenis Kelamin.
9. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas menurut
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan.
10. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf.

B. DERAJAT KESEHATAN

B.1. ANGKA KEMATIAN


11. Angka Kematian Bayi per-1.000 Kelahiran Hidup.
12. Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup.
13. Jumlah Kematian Ibu.
14. Angka Kecelakaan Lalu-lintas per-100.000 penduduk.

B.2. ANGKA KESAKITAN


15. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada Anak Usia <15 Tahun per-100.000 Anak.
16. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+.
17. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani.
18. Persentase HIV/AIDS Ditangani.
19. Prevalensi HIV (Persentase Kasus terhadap Penduduk Berisiko).
20. Persentase Infeksi Menular Seksual Diobati.
21. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per-100.000 Penduduk.
22. Persentase DBD Ditangani.
23. Persentase Balita dengan Diare Ditangani.

Pedoman Profil Kesehatan 1


24. Angka Kesakitan Malaria per-1.000 Penduduk.
25. Persentase Penderita Malaria Diobati.
26. Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat.
27. Kasus Penyakit Filaria Ditangani.
28. Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah
dengan Imunisasi (PD3I).

B.3. STATUS GIZI


29. Persentase Kunjungan Neonatus.
30. Persentase Kunjungan Bayi.
31. Persentase BBLR Ditangani.
32. Balita dengan Gizi Buruk.
33. Kecamatan Bebas Rawan Gizi.

C. UPAYA KESEHATAN

C.1. PELAYANAN KESEHATAN


34. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-1.
35. Persentase Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4.
36. Persentase Persalinan Oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki kompetensi
kebidanan.
37. Persentase Ibu nifas mendapat Pelayanan
38. Persentase Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Balita (Pra Sekolah).
39. Persentase Siswa SD/MI yang Diperiksa Kesehatannya.
40. Persentase Siswa SMP/SMU yang Diperiksa Kesehatannya.
41. Persentase Peserta KB Baru.
42. Persentase Peserta KB Aktif.
43. Persentase Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi.
44. Persentase Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi.
45. Persentase Desa yang Mencapai “Universal Child Immunization” (UCI).
46. Persentase Cakupan Imunisasi Bayi.
47. Persentase Drop Out Imunisasi DPT1-Campak.
48. Persentase Bayi BGM Keluarga Miskin.
49. Persentase Balita Mendapat Vitamin A 2 Kali.
50. Persentase Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan.
51. Persentase Ibu Hamil yang Mendapatkan Tabelt Fe.
52. Persentase WUS yang Mendapatkan Imunisasi TT.
53. Persentase Akses Ketersediaan Darah untuk Ibu Hamil dan Neonatus Dirujuk.
54. Ibu Hamil Risti/Komplikasi yang Ditangani.
55. Neonatal Risti/Komplikasi yang Ditangani.
56. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat.
57. Persentase Desa Terkena Kejadian Luar Biasa (KLB) yang Ditangani <24 jam.
58. Attack Rate dan CFR menurut Jenis KLB, Jumlah Kecamatan/Desa yang Terserang.
56. Persentase Bayi yang Mendapat ASI Eksklusif.
57. Persentase Desa/Kelurahan dengan Garam Beryodium yang Baik.
58. Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap.
59. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang Mendapat Pemeriksaan
Gigi dan Mulut.

Pedoman Profil Kesehatan 1


60. Persentase Murid Sekolah Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah yang Mendapat Perawatan
Gigi dan Mulut.
61. Upaya Penyuluhan Kesehatan.
62. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar.
63. Cakupan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan.
64. Persentase Keluarga Miskin yang Mendapat Pelayanan Kesehatan.
65. Cakupan Pelayanaan Kesehatan Kerja pada Pekerja Formal.
66. Cakupan Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut.
67. Cakupan Wanita Usia Subur yang Mendapatkan Kapsul Yodium.
68. Darah Donor Diskrining terhadap HIV-AIDS.

C.2. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN:


69. Cakupan Rawat Jalan.
70. Cakupan Rawat Inap.
71. Persentase Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan.
72. Persentase Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Kesehatan Spesialis
Dasar.
73. Ketersediaan Obat Esensial dan Generik Sesuai Kebutuhan.
74. Pengadaan Obat Esensial/Generik.
75. Persentase Obat Generik Berlogo dalam Persediaan.

C.3. PERILAKU HIDUP MASYARAKAT:


76. Persentase Rumah Tangga Ber-PHBS.
77. Persentase Posyandu Aktif.

C.4. KEADAAN LINGKUNGAN


78. Persentase Rumah Sehat.
79. Persentase Keluarga yang Memiliki Akses terhadap Air Bersih.
80. Persentase Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasar.
81. Persentase Tempat-tempat Umum Sehat.
82. Persentase Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya.
83. Persentase Rumah/Bangunan yang Diperiksa Jentik Nyamuk Aedes.
84. Persentase Rumah/Bangunan Bebas Jentik Nyamuk Aedes.

D. SUMBERDAYA KESEHATAN

D.1. SARANA KESEHATAN


85. Data Dasar Puskesmas.
86. Indikator Pelayanan Rumah Sakit.
87. Jumlah Sarana Pelayanan Kesehatan menurut Kepemilikan/Pengelola.
88. Sarana Pelayanan Kesehatan Swasta.
89. Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM).

D.2. TENAGA KESEHATAN


90. Persebaran Tenaga Kesehatan menurut Unit Kerja.
91. Jumlah Tenaga Kesehatan di Puskesmas dan Rumah Sakit.
92. Rasio Dokter Spesialis per-100.000 Penduduk.
93. Rasio Dokter per-100.000 Penduduk.

Pedoman Profil Kesehatan 1


94. Rasio Dokter Gigi per-100.000 Penduduk.
95. Rasio Dokter Keluarga per-1.000 Keluarga.
96. Rasio Apoteker per-100.000 Penduduk.
97. Rasio Ahli Gizi per-100.000 Penduduk.
98. Rasio Perawat per-100.000 Penduduk.
99. Rasio Bidan per-100.000 Penduduk.
100. Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per-100.000 Penduduk.
101. Rasio Ahli Sanitasi per-100.000 Penduduk.
102. Rasio Tenaga Teknisi Medis per-100.000 Penduduk.

D.3. PEMBIAYAAN KESEHATAN


103. Persentase Anggaran Kesehatan dalam APBD Kabupaten/Kota.
104. Alokasi Anggaran Kesehatan Pemerintah per-Kapita per-Tahun (ribuan rupiah).

Keterkaitan indikator antar tabel, yaitu :

JUMLAH PENDUDUK : TABEL 1, 2 dan 3


JUMLAH DESA/KELURAHAN : TABEL 1, 22, 30 dan 33
JUMLAH LAHIR HIDUP : TABEL 6, 7 dan 15
JUMLAH BALITA : TABEL 6, 16 dan 24
JUMLAH IBU HAMIL : TABEL 17, 25 dan 28
JUMLAH BAYI : TABEL 15, 23 dan 32
JUMLAH SISWA SD/MI : TABEL 18 dan 34
JUMLAH RUMAH : TABEL 47 dan 52
JUMLAH KELUARGA/KK : TABEL 48 dan 49

Pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk soft copy
(CD) dilengkapi dengan rumus-rumus sehingga petugas cukup mengisikan data maka
secara otomatis akan tampil jumlah kabupaten/kota, persentase dari indikator yang
ditampilkan dan link data antar tabel satu dengan yang lainnya. Adapun langkah-
langkah pengoperasiannya adalah sebagai berikut :

1. JUDUL
Pada Tabel 1, tulis nama Kabupaten/Kota dan tahun pembuatan profil kesehatan
pada kolom titik-titik (...........) maka untuk tabel-tabel selanjutnya akan tertulis
seperti di Tabel 1.

Pedoman Profil Kesehatan 1


Gambar 5.1
PENULISAN NAMA KABUPATEN/KOTA DAN TAHUN PEMBUATAN PROFIL

2. NAMA KECAMATAN
Pada Tabel 1, tulis nama kecamatan yang terdapat di kabupaten/kota, maka untuk
tabel selanjutnya yang ada nama kecamatan akan tertulis seperti pada Tabel
1 (untuk tabel yang hanya memiliki kolom kecamatan saja, tanpa kolom
puskesmas). Tersedia 50 baris nama kecamatan, bila lebih 50 maka dapat meng-
insert baris sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada pada Tabel 1. Untuk tabel
selanjutnya setelah meng-insert baris selanjutnya copy nama kecamatan di atasnya
untuk tambahan nama kecamatan tambahan maka akan tampil seperti Tabel 1.
Sedangkan untuk mengurangi baris sesuai dengan kebutuhan, baris terakhir (Jumlah
Kab/Kota) jangan didelete. Seperti contoh Gambar 5.2 di bawah, bila di Kabupaten
hanya terdapat 10 Kecamatan maka baris ke 11 dan 50 dapat didelete.

Gambar 5.2
PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN NO.URUT

3. JUMLAH PENDUDUK DAN LAIN-LAIN (KETERKAITAN INDIKATOR ANTAR


TABEL DI ATAS)
Akan otomatis terisi sama pada tabel selanjutnya.

Pedoman Profil Kesehatan 1


4. NAMA PUSKESMAS
Pada Tabel 6, tulis nomor urut, nama kecamatan dan puskesmas yang ada pada
kabupaten maka tabel selanjutnya yang memiliki kolom kecamatan dan puskesmas
akan mengikuti.

Gambar 5.3
PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN PUSKESMAS

***

Pedoman Profil Kesehatan 1


TABEL

DEFINISI
Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di bawah kabupaten

Kelurahan : Suatu wilayah lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan

Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya tinggal
bersama serta makan dari satu dapur

Kepadatan Penduduk : Jumlah penduduk di satu wilayah per-km2

FORMULA

Rata-rata Jiwa
Rumah Tangga Jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun x 1.000
 Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah dan pada kurun wakt u yang
sama

Jumlah penduduk di suatu wila yah terten tu selama 1


tahun
 x 1.000
Kepadatan Penduduk Luas wilayah yang sama (km 2 )
TABEL

DEFINISI
Rasio Beban Tanggungan : Perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas)
dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif

Beban Jenis Kelamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu

FORMULA

Jumlah penduduk usia  15 tahun dan  64 tahun di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama x 1.000
Rasio Beban Tanggungan  Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di suatu wilayah tertentu selama 1
tahun

Jumlah penduduk
 laki - laki di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun x 100
Rasio Jenis Kelamin Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Melek Huruf : Penduduk berusia 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya

FORMULA

Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf di suatu wilayah pada kurun
Persentase Penduduk waktu tertentu
 x 100%
Yang Melek Huruf Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot

Lahir mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan

Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun

Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun

FORMULA

Jumlah bayi (berumur  1 tahun) yg meninggal di suatu wila yah terten


tu
Angka Kematian Bayi per x 1.000
selama 1 tahun
1000 Kelahiran Hidup  Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama

Jumlah anak berumur  5 tahun yg meninggal di suatu wila yah terten tu


Angka Kematian Balita selama 1 tahun x 1.000
per-1.000 Kelahiran  Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
Hidup
TABEL

DEFINISI
Kematian Ibu : Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas

FORMULA

Angka Kematian Ibu Jumlah ibu hamil yang meninggal karenahami l, bersalin, dan nifas di suatu wila
per 100.000 Kelahiran yah
Hidup x 100.000
tertent u selama 1 tahun
 Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Kasus Kecelakaan Kasus kecelakaan lalu lintas adalah jumlah korban (meninggal dunia, cedera berat, cedera sedang, dan cedera
ringan) sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas
: Lalu Lintas

FORMULA

Angka Kecelakaan
Lalu Lintas per
Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas di suatu wilayah selama 1 tahun
100.000 Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama x 100.000

Rasio Korban
per Kejadian Jumlah korban akibat kecelakaan (keadaan luka dan mati)
 Jumlah kejadian kecelakaan
Kecelakaan
TABEL 9

DEFINISI OPERASIONAL
AFP rate per 100.000 pddk < Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 Tahun per tahun di satu wilayah kerja
15 th : pada kurun waktu tertentu.

Penemuan penderita TB Paru Penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan OAT di satu wilayah pada
BTA (+) : kurun waktu tertentu

Penderita TB Paru (+) : Penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya
sembuh menunjukkan 2 kali negatif)

Penemuan penderita Penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat
pneumonia : dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu

FORMULA

Acute Flacid Paralysis (AFP) Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk 15 tahun di satu wilayah kerja pada
rate per 100.000 pddk < 15 th satu
(>=2) x 100.000
kurun waktu tertentu
 
Jumlah penduduk 15 tahun di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
Angka Penemuan penderita
TB Paru BTA positif (CDR) JumlahpenderitabaruTBParu BTA yangditemukan
 x100%
JumlahpenderitabaruTBParu BTA yangdiperkirakan
ada dalamwilayah et rsebut

Angka Kesembuhan Penderita


TB Paru BTA positif Jumlah penderita TB Paru BTA  yang sembuh di suatu wila yah selama 1 tahun x 100%
 Jumlah penderita TB Paru BTA  yang diobati di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama

Penemuan penderita
Jumlah penderita Pneumonia yang ditangani dalam kurun waktu tertentu  100%
pneumonia  Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
TABEL

DEFINISI
HIV yang ditangani : Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

IMS ditangani : Kasus Iinfeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta ditangani/diobati sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Penderita DBD : Penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda
perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD

Penderita DBD yang Persentase penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP di wilayah kerja pada kurun waktu tahun
ditangani : berjalan

Penderita diare yang Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang diberikan tatalaksana diare pada periode waktu tertentu
ditangani :

FORMULA

Klien yang mendapatkan Jumlah klien yang mendapatkan penanganan HIV/AIDS


 100%
penanganan HIV/AIDS Jumlah seluruh klien HIV/AIDS yang datang ke sarana
kesehatan

Infeksi Menular Seksual (IMS) Jumlah kasus IMS yang ditangani  100 %
yang ditangani  Jumlah kasus IMS pada waktu yang sama
Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP

Penderita DBD yang ditangani di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tahun berjalan  100 %
 Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditemukan
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u yang sama

Jumlah penderita Diare yang diberikan tatalaksana diare pada periode/kurun waktu tertentu
Penderita Diare yang ditangani  Jumlah perkiraan penderita Diare yang ditemukan di sarana kesehatan dan kader 100%
pada periode/kurun waktu tertentu
Jumlah
 penderita DBD/Diare  100 .000 / 1000
Angka Kesakitan DBD/Diare Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Malaria klinis : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil)

Malaria Positif : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di
laboratorium

Malaria diobati : Kasus malaria yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

FORMULA

Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria


Penderita Malaria diobati diobati sesuai standar
  100 %
Jumlah penderita dengan gejala malaria

Angka Kesakitan (API/AMI) Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria
 1000
Jumlah penduduk pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Penderita kusta :  Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi

 Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan
kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut
yang terganggu

 Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan adanya kuman M. Leprae

RFT Penderita Kusta yang selesai berobat adalah Penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat
: waktu (RFT rate) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
(Release From Treatment)

FORMULA

Penderita Kusta yang Jumlah penderita kusta yang menyelesai kan pengobatan sesuai standar  100 %
selesai berobat (% RFT) 
Jumlah penderita kusta yang ditemukan pada periode yang sama

Angka kesakitan
Jumlah penderita kusta
penyakit kusta  Jumlah penduduk yang sama 100.000
TABEL

DEFINISI

Penderita filariasis diobati : Kasus filariasis yang mendapatkan tatalaksana di unit pelayanan dan diikuti tatalaksana rumah tangga

FORMULA

Kasus Filariasis yang  Jumlah kasus filariasis yang ditangani 100%


ditangani Jumlah kasus filariasis yang ditemukan pada waktu yang sama

Jumlah kasus filariasis


 100 .000
Angka Kesakitan Filariasis Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Penyakit Difteri : Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di
kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas

Penyakit Pertusis : Penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering

Penyakit Tetanus : Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka
terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci),
spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis

Penyakit : Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh
T. Neonatorum faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan
kekurangan imunisasi maternal

Penyakit Campak : Penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali
saat anak-anak

Penyakit Polio : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak
usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu
bagian tubuhnya

Penyakit Hepatitis B : Peyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).

FORMULA

Angka Kesakitan penyakit Jumlah penderita (difteri/p ertusis/te tanus/T. Neonartum/


(difteri/pertusis/tetanus/T.
Neonartum/campak/polio/ campak/pol io/hepatit is B)  100.000
Hepatitis B)  Jumlah penduduk pada periode waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Cakupan Kunjungan : Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang
Bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir

BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir

BBLR ditangani : Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit, dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda (MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah
pada BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA

FORMULA

Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, paling sedikit
4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu  100.000
Cakupan kunjungan bayi :  Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jika tidak ada
data
dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS/perhitungan
CBR dikalikan jumlah penduduk

Persentase ditimbang :
Jumlah bayi yang ditimbang ketika lahir 100%
 Jumlah bayi lahir hidup

Persentase BBLR :
Ditangani Jumlah BBLR ditangani pada satu wilayah dan periode tertentu 100%
 Jumlah BBLR pada periode waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Balita yang Naik Balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik di satu wilayah kerja pada
Berat: Badannya kurun waktu tertentu

BGM Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS
:
(Bawah Garis Merah)

Gizi Buruk : status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor).

Kecamatan bebas Kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita <15% pada kurun waktu tertentu
: rawan gizi

FORMULA

% Balita ditimbang
Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun diluar posyandu
 Jumlah seluruh balita pada periode waktu yang sama 
100%

Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu yang berat badannya
% Balita BB Naik  naik di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu  100 %
Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu di satu wilay ah kerja
terten tu pada kurun wakt u yang sama

Jumlah balita
 BGM/Gizi Buruk  100 %
% BGM/%Gizi Buruk Jumlah seluruh balita yang ditimbang

Jumlah
kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita  15%
% Kecamatan bebas  di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu  100 %
rawan gizi Jumlah kecamatan disatu wil ayah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.

Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.

Cakupan pertolongan persalinan :


Cakupan pertolongan persalinan oleh Bidan atau Tenaga Kesehatan adalah cakupan ibu bersalin yang mendapat
oleh bidan atau nakes yg
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun
memiliki kompetensi kebidanan
waktu tertentu.

Cakupan Ibu Nifas : Ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar

Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,1 x
CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja.

FORMULA

Persentase Cakupan kunjungan Ibu


Hamil
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar
K-1 yang pertama kali pada masa kehamilan di satu wilayah kerja, pada kurun waktu tertentu  100%
 Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Persentase Cakupan kunjungan Ibu


Hamil
Jumlah ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai standar minimal 4 kali dan
K-4 mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja, pada kurun waktu tertentu  100
 Jumlah seluruh ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama

Persentase cakupan pertolongan


persalinan oleh bidan atau tenaga
Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja pada kurun wakt u tertentu, yang persalinan nya
kesehatan yang memiliki kompetensi memperoleh pertolonga n dari tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
kebidanan   100%
Jumlah ibu bersalin di satu wilayah kerja yang sama pada kurun wakt u tertentu yang sama

Jumlah ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari yang telah memperoleh 3 kali
Persentase cakupan ibu nifas pelayanan nifas sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun wakt u tertentu  100%
 Jumlah seluruh ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari di satu wilayah
kerja
pada kurun wakt u tertentu
TABEL 18

DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan deteksi dini : Cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan
tumbuh kembang anak dan Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
balita (pra sekolah)
Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
kesehatan siswa SD UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dan setingkat

Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SLTP, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga
kesehatan siswa terlatih (guru UKS/kader kesehatan sekolah) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SMP/SMU

FORMULA
Jumlah anak umur 0 - 5 tahun yang di DDTK oleh nakes sesuai dengan
Cakupan deteksi dini standar,
tumbuh kembang anak  100%
balita dan pra sekolah paling sedikit 2 kali, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
 Jumlah balita di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
Jika tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah balita sekitar 10% dari jumlah
penduduk

Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan
Cakupan pemeriksaan kesehatan
kesehatan siswa SD dan  100%
oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
setingkat  Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama

Jumlah murid kelas1SLTP dan setingkat  murid kelas1SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SMP/SMU melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
 Jumlah murid kelas1SLTP dan setingkat  murid kls1SMU/SMK dan setingkat  100%
dan setingkat
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun
tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun

Peserta KB Baru : Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur
yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya

Cakupan Peserta Aktif KB : Cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu

FORMULA

Jumlah Pasangan Usia Subur peserta KB baru di suatu wilayah


pada kurun waktu tertentu x 100%
Peserta KB Baru  Jumlah Pasangan Usia Subur yang ada di wilayah dan
pada kurun waktu yang sama

JumlahPasangan Usia Subur


Cakupan Peserta Aktif yangmemperolehpelayanankontrasepsi
KB x 100%
standardi suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
 JumlahPasangan Usia Subur diwilayahkerja
dan kurun waktu yangsama
TABEL

DEFINISI
MKJP : Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW, dan implant
Non MKJP : Metode kontasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat
vagina MOW : Medis Operatif Pria
MOP : Medis Operatif Wanita
TABEL

DEFINISI
Desa /kelurahan Universal
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana  80% dari jumlah bayi yang
Child Immunization (UCI):
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu
tertentu

FORMULA

Desa /kelurahan Universal


Jumlah desa/kelurahan UCI di satu wilayah pada kurun waktu tertentu x 100%
Child Immunization (UCI)  Jumlah desa/kelurahan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
TABEL

DEFINISI
DO (drop out) : Bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 tetapi
tidak terdeteksi pada imunisasi campak

Bayi diimunisasi lengkap : Bayi yang mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali, dan Campak 1 kali

FORMULA

Jumlah
bayi yang mendapat imunisasi DPT1 - imunisasi campak
di satu wilay ah selama satu
tahun
 x 100%
Persentase DO Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 yang ada
di wilayah dan pada tahun yang sama

Jumlah bayi yang mendapat imunisasi campak


Persentase Bayi
di suatu wila yah selama 1 tahun
Diimunisasi Lengkap  Jumlah bayi pada wilayah dan tahun yang sama x 100%
TABEL

DEFINISI
Cakupan pemberian MP- Pemberian Makanan pendamping ASI dengan porsi 100 gr/hari selama 90 hari.
ASI pada anak 6-24 bln :
Gakin
Cakupan Balita mendapat : Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A 1 kali dan anak umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A
kapsul Vit.A 2 kali/tahun dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu

Balita Gizi buruk Bila gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja
mendapat perawatan pada kurun waktu tertentu.
:

FORMULA

Jumlah
anak BGM usia 6 – 24 bulan dari Gakin yang mendapat MP - ASI
Cakupan Pemberian MP-  di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu  100 %
ASI pada anak 6-24 bln Jumlah seluruh anak 6 - 24 bln BGM dari Gakin di suatu wila yah kerja
Gakin pada kurun wakt u tertentu

Cakupan Balita mendapat Jumlah Balita mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi
kapsul Vit.A 2 kali per di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
  100 %
tahun Jumlah Balita yang ada di satu wilay ah kerja
pada kurun wakt u yang sama

Jumlah Balita gizi buruk yang dirawat di sarana pelayanan kesehatan


Balita Gizi Buruk sesuai standar di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
  100 %
Mendapat Perawatan Jumlah seluruh Balita gizi buruk yang ditemukan di satu wilay ah
kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI OPERASIONAL

Fe1 : Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Fe3 : Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu

FORMULA

Cakupan Ibu Jumlah ibu hamil mendapat 30/90


Hamil mendapat
(30/90 tablet) tablet 100%
Fe selama periode kehamilannya
 Jumlah ibu hamil
TABEL

DEFINISI OPERASIONAL

Imunisasi TT WUS : Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (15-39 th) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu berguna bagi
kekebalan seumur hidup

Pemberian TT2 : Selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun

Pemberian TT3 : Selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun

Pemberian TT4 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun

Pemberian TT5 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun

FORMULA

Cakupan WUS
Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1 -
mendapat Imunisasi   100 %
Jumlah WUS TT5)
(TT1-TT5)
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL

Akses terhadap ketersediaan darah Ibu hamil dan post partum yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya
di rumah sakit pemerintah dan swasta
: dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan bumil

Akses terhadap ketersediaan darah Neonatus yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit
pemerintah dan swasta
: dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan neonatus

FORMULA

Jumlah bumil dan post partum rujukan yang mendapatka n darah dan komponen yang aman

Akses terhadap di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu


ketersediaan darah   100 %
Jumlah bumil dan post partum rujukan yang membutuhka n darah dan komponen yang aman
di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama
Jumlah neonatus rujukan yang mendapatka n darah dan komponen yang aman
Akses terhadap
di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
  100 %
Jumlah neonatus rujukan yang membutuhka n darah dan komponen yang aman
ketersediaan darah
di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Risti/Komplikasi : Keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi,
meliputi: (Hb < 8 g%, tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90 mmHg, oedema nyata, eklampsia,
perdarahan pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak sungsang pada
primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan prematur

Ibu Hamil Risti/komp : Ibu hamil Risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
yang tertangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED
dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif).

Neonatus Risti / Cakupan neonatus risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta.
: komplikasi yang
tertangani

FORMULA

Jumlah bumil risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
Ibu Hamil Risti di puskesmas perawatan & RS pemerintah /swasta
/Komplikasi yang   100 %
Jumlah seluruh ibu hamil risti/komp likasi di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u
ditangani
yang sama (20% dari total bumil)

Jumlah neonatus risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja
Neonatus risti / Perawatan dan RS pemerintah /swasta
komplikasi yang pada kurun wakt u tertentu di Puskesmas  100 %
 Neonatus risti yang datang dan atau dirujuk dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u
tertangani
yang sama di Puskesmas Perawatan dan RS Pemerintah /swasta
TABEL

DEFINISI
Sarana Kesehatan Cakupan sarana kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu
: Dengan Kemampuan tertentu.
Pelayanan Gawat
Darurat yang dapat di
akses masyarakat

FORMULA

Sarana Kesehatan Jumlah sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat


Dengan Kemampuan darurat
Pelayanan Gawat 100%
Darurat yang dapat di di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
akses masyarakat  Jumlah sarana kesehatan yang ada di satu wilayah kerja
pada
kurun waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu.

Desa/ kelurahan KLB : Terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan

Ditangani < 24 jam : Penyelidikan dan penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan
dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon
Desa/kelurahan
Mengalami KLB yang : Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap
ditangani < 24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.

FORMULA

Persentase Desa Terkena Jumlah KLB di desa/kelur ahan yang ditanggula ngi
Kejadian Luar Biasa =
 24 jam pada periode/ku run waktu tertentu
(KLB) Yang Ditangani x 100%
Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelur ahan
<24 jam
pada periode/ku run waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa

Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah. Angka serangan
sekunder dihitung berdasarkan jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus primer
(kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit tersebut. Penyebut merupakan jumlah total
orang yang terpapar dengan kasus primer pada masa yang sama

CFR Persentase orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
:
(Case Fatality Rate)

FORMULA

Jumlah penderita akibat penyakit


Attack Rate dalam periode waktu tertentu 100%
 Jumlah penduduk terancam
dalam periode waktu yang sama

Jumlah kematian akibat penyakit


CFR dalam periode waktu tertentu 100%
 Jumlah penyakit yang terdiagnosa
dalam periode waktu yang sama
TABEL

DEFINISI
Bayi yang mendapat : Bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
ASI Eksklusif tertentu.

FORMULA

Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir sampai
Persentase Bayi Yang
usia 6 bulan di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu x 100%
Mendapat ASI  Jumlah seluruh bayi usia 0 - 6 bulan di satu wilay ah kerja
Eksklusif
pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Desa dengan Garam Desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel
garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu
: Beryodium Baik

FORMULA

Jumlah desa dengan garam beryodium baik


Desa dengan di satu wilayah kerja pada kurun wakt u tertentu
garam beryodium  Jumlah seluruh desa yang diperiksa di satu 100%
wilayah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Pemeriksaan Gigi bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan
penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Pus-kesmas minimal 2 kali dalam
: dan Mulut setahun
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah

Murid SD Diperiksa : Murid SD yang diperiksa keadaan gizinya


(UKGS)

FORMULA

Jumlah murid SD yang mendapat perawatan


% Murid SD Mendapat dari hasil pemeriksaan UKGS 100%
Perawatan  Jumlah muridSD yang
memerlukanperawatan
TABEL

DEFINISI
Upaya Penyuluhan : Semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai
prinsip- prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.

Penyuluhan Kelompok: Penyuluhan yang dilakukan pada kelompok sasaran tertentu

Penyuluhan Massa : Penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa
(cetak dan elektronik)
TABEL

DEFINISI
Jaminan Pemeliharaan : Suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan
Kesehatan Pra-Bayar kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali
Askes : Asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia yang para anggota utamanya merupakan para pegawai
negeri baik sipil maupun non-sipil ternasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Juga para
pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.

Jamsostek Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu
: dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial
(jaminan sosial tenaga
kerja)

Askeskin : Kartu yang dikeluarkan oleh PT. ASKES dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat
ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya
Cakupan JPK
Proporsi penduduk terlindungi JPK (PT. Askes, PT. Jamsostek,Askeskin, dan Asuransi Komersial) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
: Pra-bayar

FORMULA

Jumlah penduduk yang memiliki


Cakupan JPK Pra Bayar kartu peserta JPK  100 %

Jumlah seluruh penduduk
TABEL

DEFINISI
Masyarakat Miskin : Masyarakat yang berdasarkan kriteria pemerintah ditetapkan sebagai kategori miskin
Masyarakat Miskin
Masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap) di sarana pelayanan kesehatan
: Mendapat Yankes pemerintah dan swasta, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif

Persentase Masyarakat Proporsi penduduk miskin yang terlindungi oleh JPK (subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu wilayah kerja pada
Miskin dicakup JPKM : kurun waktu tertentu

Bayi Masy.kin BGM Pemberian (Makanan Pendamping ASI) MP-ASI pada bayi BGM dari penduduk miskin dengan porsi 100 gram per
Mendapat MP ASI hari selama 90 hari

FORMULA

Persentase Masyarakat Jumlah kunjungan pasien baru dan lama rawat jalan/kunj ungan rawat inap masyarakat miskin
Miskin Mendapat Yankes
 di sarana kesehatan pemerintah dan swasta pada kurun wakt u
(rawat jalan/inap)  100%
tertentu Jumlah masyarakat miskin di wilayah dan periode waktu
yang sama
TABEL

DEFINISI OPERASIONAL

Pelayanan Kesehatan : Suatu upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pekerja, baik berupa kegiatan
Kerja peningkatan/promotif kesehatan kerja, pencegahan/preventif dan penyembuhan/kuratif penyakit akibat kerja (PAK)
dan atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), serta pemulihan/rehabilitatif penyakit PAK dan PAHK yang
dilakukan oleh institusi pelayan kesehatan (Poliklinik, atau di kontrakkan kepada Pihak ketiga dan atau di
Puskesmas/Balai Kesehatan Kerja/ Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)) di satu wilayah kerja tertentu

Pekerja Formal : Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur
seperti : karyawan Pemerintah/BUMN/TNI/Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar, menengah, dan
kecil yang mempunyai izin usaha

FORMULA

Jumlah pekerja yang mendapat pelayanan kesehatan


Persentase Pekerja
Yang Mendapat kerja di suatu wila yah selama 1 tahun
 Jumlah pekerja yang ada di wilayah dan x 100%
Pelayanan Kesehatan
Kerja pada tahun yang sama
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL

Cakupan pelayanan Pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman, di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
: kesehatan pra usia
lanjut dan usia lanjut

FORMULA

Jumlah pra usila dan usila


Cakupan yankes Pra memperoleh yankes  100 %
usila dan usila  Jumlah seluruh pra usila
dan usila
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL

Desa/ Kelurahan Desa/ kelurahan yang penduduknya ada yang menderita GAKY
: Endemis Yodium
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL

Darah Donor diskrining : Darah donor diskrining dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90 % di satu wilayah kerja pada kurun
terhadap HIV/AIDS waktu tertentu.

FORMULA


Darah Donor Positif HIV Darah donor diskrining positif HIV  100%
Jumlah seluruh darah donor yang diskrining
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Kunjungan Rawat : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal
Jalan di ruang rawat inap pada sarana kesehatan

Cakupan Rawat Jalan : Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Kunjungan pasien baru: Seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit baru
Kunjungan Rawat Inap : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan
Cakupan Rawat Inap: Cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Sarana kesehatan : Tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah
dan swasta, praktek bersama dan perorangan
Kunjungan Gangguan :
Jiwa Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya

FORMULA
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan
Persentase Rawat Jalan
di sarana kesehatan dalam kurun wakt u  100%
 tertentu Jumlah penduduk di satu wilayah
dalam
kurun waktu yang sama
Jumlah kunjungan rawat inap baru yang mendapatka n
Persentase Rawat Inap
pelayanan kesehatan di Poli Umum, baik dalam dan luar
gedung di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
  100 %
Jumlah penduduk di satu wilay ah
kerja pada kurun wakt u yang sama
Jumlah kunjungan kasus gangguan jiwa yang terlayani
Persentase Kunjungan di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta  100 %
Gangguan Jiwa 
Jumlah seluruh kunjungan baru dan lama di
Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
TABEL 43

DEFINISI OPERASIONAL

Kemampuan Labkes : Mampu menyelenggarakan pelayanan laboratorium kesehatan sesuai standar

4 Spesialis Dasar : Pelayanan-pelayanan kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam, dan anak

FORMULA

Jumlah sarana kesehatan dengan kemampuan


Persentase Sarana Kesehatan laboratori um kesehatan di suatu wila yah x 100%
Dengan Kemampuan Lab  Jumlah sarana kesehatan yang ada di wilayah
Kesehatan dan pada tahun yang sama

Jumlah rumah sakit yg menyelengg arakan


Persentase Rumah Sakit 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar di
Yang Menyelenggarakan suatu wila yah pada kurun wakt u tertentu x 100%
4 Pelayanan Kes. Spesialis  Jumlah rumah sakit yang ada di wilayah
Dasar dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Ketersediaan Obat : Tingkat persediaan obat di instalasi farmasi Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di suatu
sesuai kebutuhan Kab/Kota pada kurun waktu tertentu

Kebutuhan Obat : Jumlah item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Kabupaten/Kota di satu wilayah kerja, pada kurun waktu yang sama.

Pengadaan Obat : Pengadaan item obat untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan

FORMULA

Jumlah item obat yang dapat disediakan


oleh pemerintah daerah guna menunjang pelayanan kesehatan dasar
Ketersediaan Obat disuatu Kab/Kota pada kurun wakt u tertentu
 x 100%
sesuai kebutuhan Jumlah item obat yang dibutuhkan oleh pelayanan kesehatan dasar
di suatu Kab/Kota pada kurun wakt u tertentu
TABEL

DEFINISI
Rumah Tangga ber : Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu
PHBS (Perilaku Hidup pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan
Bersih dan Sehat) kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah
bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan
buah setiap hari.

FORMULA

Jumlah rumah tang ga berperilak u hidup bersih dan


Persentase Rumah
Tangga Berperilaku sehat di suatu wila yah pd kurun wakt u tertentu
 Jumlah rumah tang ga yang dipantau/s urvei di x 100%
Hidup Bersih dan Sehat
wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Posyandu Aktif :
Posyandu aktif adalah jumlah posyandu aktif yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakn kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun,
rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA,KB,Gizi,imunisasi lebih dari 50% dan
sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%.
Posyandu Pratama : Posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas

Posyandu Madya : Posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang

Posyandu Purnama : Posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan

Posyandu Mandiri : Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan
Dana Sehat telah menjangkau 50% KK

FORMULA

Jumlah Posyandu (Purnama  Mandiri) di suatu


Persentase Posyandu wi layah pada kurun wakt u tertentu
aktif  x 100%
Jumlah seluruh posyandu yang ada di wilayah
dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Rumah Sehat : Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.

FORMULA

Jumlah rumah sehat di suatu wila yah terten tu


% Rumah Sehat
pada kurun wakt u tertentu x 100%
 Jumlah seluruh rumah yang ada di wilayah dan
pada kurun wakt u yang sama
TABEL

DEFINISI
Air Bersih : Sumber air untuk keperluann minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk

Air Ledeng : Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu
instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah
maupun swasta
SPT : Sumur Pompa Tangan

SGL : Sumur Galian

PAH : Penampungan Air hujan

Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air
minum isi ulang

FORMULA

Sarana Air Bersih yang Jumlah SAB yang diperiksa pada periode/kurun
memenuhi syarat
kesehatan di lingkungan waktu tertentu
pemukiman  Jumlah SAB yang ada pada periode/kurun x 100%
waktu tertentu
TABEL

DEFINISI
Jamban : Tempat buang air besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki
septik

Sarana Sanitasi Dasar : Jumlah sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan sarana sanitasi dasar yang diperiksa
yang memenuhi syarat periode/kurun waktu tertentu
kesehatan di
lingkungan pemukiman

FORMULA

Sarana Sanitasi Dasar Jumlah sarana sanitasi dasar yang diperiksa pada periode/ku run
yang memenuhi syarat waktu tertentu x 100%

kesehatan di lingkungan Jumlah sarana sanitasi dasar yang ada pada periode/ku run
pemukiman waktu tertentu

TABEL
DEFINISI
Tempat-tempat Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang,
bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain
: umum

Tempat umum yang : Terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi
memenuhi syarat makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan

FORMULA

Jumlah tem pat umum yang diawasi


% TUPM Sehat
yang memenuhi syarat hygiene sanitasi
 Jumlah tem pat umum yang diawasi x 100%

TABEL
DEFINISI
Institusi yang Dibina : Unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS,
Puskesmas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta
tempat penampungan pengungsi.

Instalasi Pengolahan : Instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal dan eksternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sesuai
Air Minum dengan KepMenkes 907/SK/VII/2002 dengan jumlah sample air yang diperiksa memenuhi persyaratan bakteriologis
95% , dan tidak ada parameter kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan.

Sarana Pelayanan Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan
baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta
: Kesehatan binatang pengganggu.

Sarana Pendidikan dan Sarana Pendidikan dan Perkantoran yang mempunyai sarana pengolahan limbah cair, limbah padat dengan baik,
tersedia air cukup (kuantitas dan kualitas), penerangan, ventilasi, pengendalian vector dan binatang pengganggu
: Perkantoran lainnya.

TABEL
DEFINISI
Rumah/bangunan bebas : Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jentik nyamuk Aedes

FORMULA

Jumlah rumah/bang unan yang


Rumah/ bangunan bebas
bebas jentik nyamuk aedes
jentik nyamuk Aedes  Jumlah rumah / bangunan yang diperiksa  100%
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL

Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis


Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Kesmas : SKM, MPH, dll

FORMULA

Persentase (Medis/ Jumlah (medis/perawat & bidan/farmasi/gizi/T. medis/sanitasi/kesmas)


Perawat &Bidan/
Farmasi/Gizi/T Medis/ yang bertugas di satu instansi (puskesmas/institusi/RS/sarkes lain/dinkes kab kota)
 Jumlah tenaga (medis/perawat & bidan/farmasi/gizi/T. medis/sanitasi/kesmas) 100%
Sanitasi/Kesmas)
di seluruh instansi tersebut

TABEL
DEFINISI

Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis


Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Kesmas : SKM, MPH, dll

TABEL
DEFINISI
 Dokter yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Dokter spesialis yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Dokter keluarga yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan keluarga di suatu wilayah
 Dokter gigi yang dimaksud adalah yang memberi-kan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di suatu wilayah (PNS maupun bukan)

FORMULA

Jumlah dokter yang memberikan


Rata-rata Dokter per pelayanan kesehatan di suatu wilayah x 100.000
100.000 Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama
Rata-rata Dokter
Jumlah dokter spesialis yg memberikan
Spesialis per 100.000
pelayanan kesehatan di suatu wila yah
Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada x 100.000
tahun yang sama
Rata-rata Dokter
Jumlah dokter keluarga yang memberikan
Keluarga per 1.000
Keluarga pelayanan kesehatan di suatu wilayah x 1.000
 Jumlah keluarga di wilayah dan pada
tahun yang sama
Rata-rata Dokter Gigi
Jumlah dokter gigi yang memberikan
per 100.000 pelayanan kesehatan di suatu wila yah
Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada x 100.000
tahun yang sama

TABEL 56

DEFINISI OPERASIONAL
 Apoteker yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kefarmasian di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Ahli Gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D4/S1

FORMULA

Jumlah apoteker yang memberikan


Rata-rata Apoteker pelayanan kefarmasia n di suatu wila yah
 x 100.000
per 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada
Penduduk tahun yang sama

Jumlah ahli gizi yang bertugas di bidang


Rata-rata Ahli Gizi gizi di suatu wila yah
 x 100.000
per 100.000 Jumlah penduduk di wilayah dan pada
Penduduk tahun yang sama

TABEL

DEFINISI
 Bidan yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
 Perawat yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)

FORMULA

Jumlah bidan yang memberikan


Rata-rata Bidan per pelayanan kesehatan di suatu wila yah x 100.000

100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

Jumlah perawat yang memberikan


Rata-rata Perawat per pelayanan kesehatan di suatu wilayah
100.0 Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada x 100.000
tahun yang sama

TABEL

DEFINISI
 Ahli Sanitasi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D3
 Ahli Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di suatu wilayah dengan
pendidikan S1 – S3

FORMULA
Rata-rata Ahli Jumlah ahli sanitasi yang bertugas di bidang
Sanitasi per
100.000 Penduduk kesehatan lingkungan di suatu wilayah x 100.000
 Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama

Rata-rata Ahli Jumlah Sarjana Kesehatan Masyarat yang


Kesehatan Masya-
rakat per 100.000 bertugas di suatu wilayah x 100.000
 Jumlah penduduk di wilayah dan
Penduduk pada
tahun yang sama

TABEL 59

DEFINISI OPERASIONAL

Analisis Laboratorium : Seorang yang bertugas di laboratorium


TEM : Teknisi Medis

Pranata Anastesi : Seorang yang ahli yang melakukan anastesi (bius) sebelum pasien dirawat

Fisioterapis : Seorang terapis yang mengobati kecelakaan atau disfungsi dengan latihan dan pengobatan fisik lainnya bagian
tubuh yang mengalami kerusakan

FORMULA

Jumlahanalislaboratorium yang bertugasdi bidang


Rata-rata Analisis Lab
kesehatanlingkungandi suatu wilayah x 100.000
per 100.000 Penduduk  Jumlahpendudukdi wilayahdan pada tahun yangsama

Jumlah (TEM  P Rontgen) yang bertugas di bidang


Rata-rata TEM+ kesehatan lingkungan di suatu wila yah
Penata Rontgen  Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang sama x 100.000
per 100.000 Penduduk
Jumlah P Anastesi yang bertugas di bidang
Rata-rata P Anastesi
kesehatan lingkungan di suatu wilayah x 100.000
per 100.000 Penduduk  Jumlah penduduk di wilayah dan pada tahun yang
sama

sama
Jumlah Fisioterapis Masyarakat yang
Rata-rata Fisioterapis
bertugas di suatu wilayah
per 100.000 Penduduk  Jumlah penduduk di wilayahdan pada tahun yang

TABEL

DEFINISI
x 100.000

TABEL

DEFINISI
Persentase Anggaran
Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilalokasikan melalui APBD
: Kesehatan Dalam
APBD Kabupaten/Kota

Anggaran Kesehatan Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
: Pemerin-tah per Kapita
per tahun

FORMULA

Jumlah alokasi APBD Kabupaten/ Kota untuk


Persentase Anggaran kesehatan dalam 1 tahun
Kes Dalam APBD  x 100%
Total anggaran APBD pada tahun yang sama
Kab/Kota

Jumlah
alokasi anggaran kesehatan pemerintah
Anggaran Kesehatan dalam 1 tahun (ribuan rupiah)
Peme-rintah per Kapita 
Jumlah penduduk pada tahun yang sama
per tahun (ribuan rupiah)

TABEL

DEFINISI
Desa Siaga : Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)

Polindes : (Pondok Persalinan Desa)

Posyandu : (Pos Pelayanan Terpadu)

TABEL

DEFINISI
BOR : (Bed Occupancy Rate) Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu

LOS : (Length of Stay) Rata-rata lama rawatan seorang pasien

TOI : (Turn Over Interval) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi

berikutnya GDR : (Gross Death Rate) angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar

NDR : (Net Death Rate) angka kematian · 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar

FORMULA

BOR Jumlah hari perawatan rumah sakit


 Jumlah tempat tidur x jumlah hari x 100%
Bed Occupancy Rate
dalam satu satuan waktu

LOS
Jumlah hari perawatan pasien keluar x 100%
Length of Stay 
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)

TOI (Jumlah te mpat tidur x hari) - hari perawatan rumah sakit x 100%
Turn Over Interval 
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)

GDR Jumlah pasien mati seluruhnya x 1000


Gross Death Rate 
Jumlah pasien keluar (hidup  mati)

NDR
Jumlah pasien mati 48 jam dirawat
Net Death Rate  Jumlah pasien keluar (hidup  mati) x 1000
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran

A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah ………. Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan ………. Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk ………. Jiwa Tabel 1
4 Kepadatan Penduduk /Km2 ………. Jiwa/Km2 Tabel 1
5 Jumlah Penduduk Laki-laki ………. Jiwa Tabel 2
6 Jumlah Penduduk Perempuan ………. Jiwa Tabel 2
7 Rasio Beban Tanggungan ………. Tabel 2
8 Rasio Jenis Kelamin ………. Tabel 2
9 Pddk 10 th keatas Melek Huruf ………. % Tabel 5
10 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) ………. % Tabel 5
11 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan) ………. % Tabel 5

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
12 Jumlah Lahir Hidup ………. Bayi Tabel 6
13 Jumlah Bayi Mati ………. Bayi Tabel 6
14 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) ………. Tabel 6
15 Jumlah Balita Mati ………. Balita Tabel 6
16 Angka Kematian Balita (dilaporkan) ………. Tabel 6
17 Jumlah Kematian Ibu Maternal ………. Ibu Tabel 7
18 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) ………. Tabel 7

B.2 Angka Kesakitan


19 AFP Rate < 15 th ………. Tabel 9
20 TB Paru Sembuh ………. % Tabel 9
21 Pneumonia Balita Ditangani ………. % Tabel 9
22 HIV/AIDS ditangani ………. % Tabel 10
23 Infeksi Menular Seksual ditangani ………. % Tabel 10
24 Angka Kesakitan DBD ………. Tabel 10
25 DBD ditangani ………. % Tabel 10
26 Angka Kesakitan Diare ………. Tabel 10
27 Diare pada Balita ditangani ………. % Tabel 10
28 Angka Kesakitan Malaria ………. Tabel 11
29 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat ( ………. % Tabel 12
30 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat ( ………. % Tabel 12
31 Kasus Penyakit Filariasis ditangani ………. % Tabel 13
32 Jumlah Kasus Difteri ………. Kasus Tabel 14
33 Jumlah Kasus Pertusis ………. Kasus Tabel 14
34 Jumlah Kasus Tetanus ………. Kasus Tabel 14
35 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum ………. Kasus Tabel 14
36 Jumlah Kasus Campak ………. Kasus Tabel 14
37 Jumlah Kasus Polio ………. Kasus Tabel 14
NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran
38 Jumlah Kasus Hepatitis B ………. Kasus Tabel 14
NO INDIKATOR ANGKA/ No. Lampiran
NILAI

B.3 Status Gizi


39 Kunjungan Neonatus (KN2) ………. % Tabel 15
40 Kunjungan Bayi ………. % Tabel 15
41 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) ………. % Tabel 15
42 BBLR ditangani ………. % Tabel 15
43 Balita ditimbang ………. % Tabel 16
44 Balita BB Naik ………. % Tabel 16
45 BGM ………. % Tabel 16
46 Balita Gizi Buruk ………. % Tabel 16

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
47 Kunjungan Ibu Hamil (K1) ………. % Tabel 17
48 Kunjungan Ibu Hamil (K4) ………. % Tabel 17
49 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan ………. % Tabel 17
50 Deteksi Dini Tumbang Anak Balita ………. % Tabel 18
51 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI ………. % Tabel 18
52 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU ………. % Tabel 18
53 Peserta KB Baru ………. % Tabel 19
54 Peserta KB Aktif ………. % Tabel 19
55 Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) ………. % Tabel 20
56 Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) ………. % Tabel 21
57 Desa/Kelurahan UCI ………. % Tabel 22
58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi ………. % Tabel 23
59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak ………. % Tabel 23
60 MP-ASI Bayi BGM ………. % Tabel 24
61 Anak Balita Mendapat Vit.A 2x ………. % Tabel 24
62 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ………. % Tabel 24
63 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 ………. % Tabel 25
64 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 ………. % Tabel 25
65 WUS dg imunisasi TT5 ………. % Tabel 26
66 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk ………. % Tabel 27
67 Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk ………. % Tabel 27
68 Bumil Risti/Komplikasi ………. % Tabel 28
69 Bumil Risti/Komplikasi ditangani ………. % Tabel 28
70 Neonatal Risti dirujuk ………. % Tabel 28
71 Neonatal Risti dirujuk dan ditangani ………. % Tabel 28
72 Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar ………. % Tabel 29
73 Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam ………. % Tabel 30
74 Bayi yang diberi ASI Eksklusif ………. % Tabel 32
75 Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik ………. % Tabel 33
76 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap ………. % Tabel 34
77 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) ………. % Tabel 34
78 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) ………. % Tabel 34
79 Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar ………. % Tabel 36
80 Penduduk Miskin dicakup JPKM ………. % Tabel 37
81 Penduduk Miskin Mendapat Yankes ………. % Tabel 37
82 Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI ………. % Tabel 37
NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran
83 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila ………. % Tabel 39
84 WUS yang diberi Kapsul Yodium ………. % Tabel 40

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


85 Sarkes yang memiliki Labkes ………. % Tabel 43

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


86 Rumah Tangga ber-PHBS ………. % Tabel 45
87 Posyandu Aktif ………. % Tabel 46

C.4 Keadaan Lingkungan


88 Rumah yang diperiksa kesehatannya - % Tabel 47
89 Rumah Sehat ………. % Tabel 47
90 Keluarga yang diperiksa air bersihnya ………. % Tabel 48
91 Keluarga yang memiliki akses air bersih ………. % Tabel 48
92 KK memiliki Jamban ………. % Tabel 49
93 KK memiliki Jamban Sehat ………. % Tabel 49
94 KK memiliki Tempat Sampah ………. % Tabel 49
95 KK memiliki Tempat Sampah Sehat ………. % Tabel 49
96 KK memiliki Pengelolaan Air Limbah ………. % Tabel 49
97 KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat ………. % Tabel 49
98 TUPM Sehat ………. % Tabel 50
99 Institusi dibina Keslingnya ………. % Tabel 51
100 Rmh/Bangn diperiksa Jentik Nyamuk Aedes ………. % Tabel 52
101 Rmh/Bangn bebas Jentik Nyamuk Aedes ………. % Tabel 52

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Tenaga Kesehatan
102 Jumlah Tenaga Medis ………. Orang Tabel 53
103 Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan ………. Orang Tabel 53
104 Jumlah Tenaga Farmasi ………. Orang Tabel 53
105 Jumlah Tenaga Gizi ………. Orang Tabel 53
106 Jumlah Tenaga Tehnisi Medis ………. Orang Tabel 53
107 Jumlah Tenaga Sanitasi ………. Orang Tabel 53
108 Jumlah Tenaga Kesmas ………. Orang Tabel 53
109 Jumlah Tenaga Kesehatan ………. Orang Tabel 53
110 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis ………. Orang Tabel 55
111 Jumlah Tenaga Dokter Umum ………. Orang Tabel 55
112 Jumlah Tenaga Dokter Gigi ………. Orang Tabel 55

D.2 Pembiayaan Kesehatan


113 Total Anggaran Kesehatan ………. Rp. Tabel 60
114 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota ………. % Tabel 60
115 Anggaran Kesehatan Perkapita ………. % Tabel 60

D.3 Sarana Kesehatan


116 Jumlah Desa Siaga ………. Desa Tabel 62
117 Jumlah Polindes ………. Polindes Tabel 62
118 Jumlah Posyandu ………. Psyd Tabel 62
TABE

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

LUAS JUMLAH JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


NO KECAMATAN WILAYA PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA KELURAHAN DESA+KEL.
H TANGGA TANGGA /km 2
(km 2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota


TABEL
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,
RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

RASIO
JUMLAH PENDUDUK RASIO
JUMLAH BEBAN
NO KECAMATAN LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN) JENIS
PENDUDUK TANG
KELAMI
<1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML GUNGAN
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota

Catatan : Jumlah kolom 10 + kolom 17 = kolom 3 ;[


TABEL 3

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5

1 <1
2 1-4
3 5-9
4 10 - 14
5 15 - 19
6 20 - 24
7 25 - 29
8 30 - 34
9 35 - 39
10 40 - 44
11 45 - 49
12 50 - 54
13 55 - 59
14 60 - 64
15 65 - 69
16 70 - 74
17 75+

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.......................(sebutkan)
TABE
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

LAKI-LAKI PEREMPUAN
TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/
AK/ AK/
NO KECAMATAN BELUM BELU SLTP/ SLTA/ UNIVERSI BELUM BELU SLTP/ SLTA/ UNIVERSI
SD/MI DIPLO JUMLAH SD/MI DIPLO JUMLAH
PERNAH M MTs MA TAS PERNAH M MTs MA TAS
MA MA
SEKOLAH TAMA SEKOLAH TAMA
T SD T SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.......................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS


NO KECAMATAN LAKI- PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI
JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAHIR HIDUP+ % LAHIR
LAHIR HIDUP LAHIR MATI BAYI BALITA BALITA
MATI
LAHIR MATI MATI MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

Sumber:................(sebutkan)

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL


JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN JUMLAH
LAHIR HIDUP
IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN)

Sumber:................(sebutkan)
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH
PENDUDUK DIRINCI MENURUT KECAMATAN
TAHUN …………………

JUMLAH JUMLAH KORBAN % KORBAN RASIO KORBAN


NO KECAMATAN KEJADIAN % THD TOTAL PER KEJADIAN
KECELAKAAN MATI LUKA BERAT LUKA JML KORBAN MATI LUKA BERAT LUKA JML KECELAKAAN
RINGAN RINGAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) #DIV/0!
RASIO PER 100.000 PENDUDUK

Sumber:................(sebutkan)
TABEL
AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TB PARU
CAKUPAN TAHUN INI CAKUPAN TAHUN LALU PNEUMONIA
AFP <
NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) % JML JML PEND BALITA % BALITA
15 TH KLINIS BTA (+) SEMBUH
DIOBATI SEMBUH PENDERITA BALITA DITANGANI DITANGANI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN

Sumber:.........................(sebutkan)
Keterangan:
- Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL
HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

HIV/AIDS IMS DBD DIARE


JML DIARE
NO KECAMATAN PUSKESMAS JML % JML % JML % JML DIARE PADA %
DITANGANI DITANGANI DITANGANI
KASUS DITANGANI KASUS DITANGANI KASUS DITANGANI KASUS PADA BALITA DITANGANI
BALIT DITANGAN
I
A
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 16

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN

Sumber:.........................(sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL 11

PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

MALARI
NO KECAMATAN PUSKESMAS A
% POSTIF
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK

Sumber:.........................(sebutkan)

Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI
untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
TABEL
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

KUSTA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB
1 2 3 4 5 6 7 8 9

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..........................(sebutkan)

Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X =


tahun data.
TABEL 13

KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

PENDERITA PENY. FILARIASIS


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI % DITANGANI
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH KASUS PD3I


NO KECAMATAN PUSKESMAS TETANUS
DIFTERI PERTUSIS TETANUS CAMPAK POLIO HEPATITIS B
NEONATORUM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

NEONATUS BAYI BAYI LAHIR


NO KECAMATAN PUSKESMAS JML LAHIR % BBLR % BBLR
JUMLAH KN2 % JML KUNJ % DITIMBANG BBLR % BBLR
HIDUP DITIMBANG DITANGAN DITANGAN
BAYI
I I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:................(sebutkan)
TABEL 16
STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH % BALITA KEC


BALITA BEBAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS BALIT RAWA
DITIMBAN
A BB NAIK BGM Gizi Buruk DITIMBANG BB NAIK BGM Gizi Buruk N GIZI
G
YANG
ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 0

IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS


NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPA
DITOLONG
JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH % JUMLAH T %
NAKES
YAN.NIFAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

ANAK BALITA (PRA SEKOLAH) SISWA SD/MI SISWA SMP/SMU


NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DIDETEKSI % JUMLAH DIPERIKSA % JUMLAH DIPERIKSA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH PESERTA KB AKTIF % PESERTA KB AKTIF


MKJP NON MKJP MKJP + MKJP NON MKJP MKJP +
NO KECAMATAN
MOP/ IMP OBAT LAI NON MOP/ IMP OBAT LAIN NON
IUD SUNTIK PIL KONDOM
MKJP IUD SUNTIK PIL KONDOM
MKJP
MOW LANT VAGINA N MOW LANT VAGINA NYA
NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..............................(sebutkan)

Cat : Jumlah Peserta KB Aktif = Jumlah Peserta KB Aktif Tabel 19


TABEL
PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH PESERTA KB BARU % PESERTA KB BARU


MKJP NON MKJP MKJP + MKJP NON MKJP MKJP +
NO KECAMATAN
MOP/ IMP SUN OBAT LAIN NON MOP/ IMP SUN KONDO OBAT LAI NON
IUD PIL KONDOM VAGINA MKJP IUD PIL MKJP
MOW LANT TIK NYA MOW LANT TIK M VAGIN N
A NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 22

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI

1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH IMUNISASI DO
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BCG DPT1+HB1 DPT3+HB3 POLIO3 CAMPAK HEPATITIS B3 (%)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

JUMLAH (KAB/KOTA)
% BAYI DIIMUNISASI LENGKAP

Sumber:.........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

BAYI BGM ANAK BALITA (1-4TAHUN) BALITA GIZI BURUK

NO KECAMATAN PUSKESMAS MENDAPAT MENDAPAT


JUMLAH MP ASI % JUMLAH VIT A 2X
% JUMLAH PERAWATAN
%

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:............................(sebutkan)
TABEL 25

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH Fe1 Fe3


NO KECAMATAN PUSKESMAS
IBU JUMLAH % JUMLAH %
HAMIL
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
NO KECAMATAN PUSKESMAS WUS
JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL

PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN MEMERLUKAN MENDAPAT MEMERLUKAN MENDAPAT
% %
DARAH DARAH DARAH DARAH
1 2 3 4 5 6 7 8

1 RUMAH SAKIT

2 PUSKESMAS

JUMLAH (KAB/KOTA)

SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )


TABEL
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

BUMIL NEONATAL
BUMIL RISTI/ NEONATAL
JUMLAH RISTI/KOMPLIKASI JUMLAH RISTI/KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KOMPLIKASI RISTI/KOMPLIKASI
IBU DITANGANI NEONATAL DITANGANI
HAMIL JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM

2 RUMAH SAKIT JIWA

3 RUMAH SAKIT KHUSUS

4 PUSKESMAS

5 SARANA YANKES.LAINNYA

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

DESA/KEL TERKENA KLB


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DITANGANI
JUMLAH %
<24 JAM
1 2 3 4 5 6 7

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:..................................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN
SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN DESA YANG TERSERANG KLB
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

YANG TERSERANG JUMLAH


JENIS KEJADIAN LUAR JUMLAH JUMLAH ATTACK
NO JUMLAH PENDUDUK CFR (%)
BIASA JUMLAH KEC DESA PENDERITA KEMATIA RATE (%)
TERANCAM
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH BAYI YANG


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI DIBERI
ASI EKSKLUSIF
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:
TABEL
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH DESA/KEL
% DESA/KEL DG
JUMLAH DESA/KEL DG GARAM
NO KECAMATAN PUSKESMAS GARAM BERYODIUM
DISURVEI BERYODIUM YG
YG BAIK
BAIK
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:
TABEL 34

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

PELAYANAN DASAR GIGI UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)


MURID SD/MI DIPERIKSA MURID SD/MI
PENCABUTA RASIO JUMLAH %
NO KECAMATAN PUSKESMAS TUMPATAN JUMLAH PERLU
N GIGI JUMLAH TAMBAL/ MENDAPAT MENDAPAT
GIGI TETAP MURID SD JUMLAH % PERAWATA
TETAP CABUT PERAWATA PERAWATA
N
N N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

JUMLAH (KAB/ KOTA)

Sumber:........................(sebutkan)
TABEL 35
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEGIATAN JUMLAH KEGIATAN
JUMLAH
PENYULUHAN PENYULUHAN MASSA
KELOMPOK
1 2 3 4 5 6

SUB JUMLAH I
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR


NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDUDUK* ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN LAINNYA JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE

Sumber:..............................(sebutkan)

Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
TABEL
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN
KABUPATEN/KOTA …………
TAHUN …………

MASYARAKAT PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN


MISKIN
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI MASY.MISKIN
DICAKUP ASKESKIN MENDAPAT YANKES JUMLAH
JUMLAH BGM MENDAPAT MP-
BAYI
YANG ASI
MASY.MISKI
ADA Rawat N BGM
JUMLAH % % Rawat Inap % JUMLAH %
Jalan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 38
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PEKERJA JUMLAH YANG
%
FORMAL DILAYANI
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN


KABUPATEN/ ………………
TAHUN

PRA USILA (45-59 TH) USILA (60TH+) PRA USILA DAN USILA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DILAYAN DILAYAN DILAYAN
JUMLAH I
% JUMLAH I
% JUMLAH I
%
KES KES KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT


NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KEL JUMLAH YANG
% YANG DIBERI
ENDEMIS JUMLAH WUS DIBERI KAPSUL
YODIUM KAPSUL YODIUM
1 2 3 4 5 6 7

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:
TABEL
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

DONOR DARAH
JML SAMPEL
NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH JML POSTIF % POSITIF HIV-
DARAH
PENDONOR HIV/AIDS AIDS
DIPERIKSA
1 2 3 4 5 6

JUMLAH

Sumber:
TABEL
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN
RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 Puskesmas …..

SUB JUMLAH I
1 RS ….

SUB JUMLAH II
1 Sarana Yankes lainnya

JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
JUMLAH PELAYANAN
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)

Sumber:............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH YANG MEMILIKI % YANG MEMILIKI


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH 4 (EMPAT) 4 (EMPAT)
LABKES LABKES
SPESIALIS DASAR SPESIALIS DASAR
1 2 3 4 5 6 7

1 RUMAH SAKIT UMUM

2 RUMAH SAKIT JIWA

3 RUMAH SAKIT KHUSUS

4 PUSKESMAS

JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

KETERSEDIAAN
NO JENIS OBAT* KEBUTUHAN
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1
2

Sumber: Gudang Farmasi Kabupaten Ket :


* Jenis obat : jenis obat yang harus tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar
TABEL 45
PERSENTASE RUMAH TANGGA BER PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
BER PHBS * %
DIPANTAU
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber ……

*) DO lihat ……
TABEL 46

JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU %


NO KECAMATAN PUSKESMAS POSYANDU
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH
AKTIF
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:....................................(sebutkan)
TABEL 47

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

RUMAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.................................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

AKSES AIR BERSIH % AKSES AIR BERSIH

KEMASAN

KEMASAN
JUMLAH JUMLAH %

LAINNYA

LAINNYA
JUMLAH

JUMLAH
LEDENG

LEDENG
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA KELUARGA KELUARGA

PAH

PAH
SGL

SGL
SPT

SPT
YANG ADA DIPERIKSA DIPERIKSA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH

MEMILIKI

MEMILIKI

MEMILIKI
DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
MEMILIK

MEMILIK

MEMILIK
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
SEHAT

SEHAT

SEHAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK

% KK

% KK

% KK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
KK

KK

KK
KK

KK

KK
I

I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR TUPM LAINNYA JUMLAH TUPM

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG

JUMLAH YG
DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA

DIPERIKSA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT

% SEHAT
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT

SEHAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS

ADA

ADA

ADA

ADA

ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.....................................(sebutkan)
TABEL 51
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

SARANA KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:.....................................(sebutkan)
TABEL 52

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES


MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH RUMAH/ RUMAH/BANGUNAN


NO KECAMATAN PUSKESMAS RUMAH/BANGUNAN BANGUNAN BEBAS JENTIK
YANG ADA DIPERIKSA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8

JUMLAH ( KAB/KOTA)

Sumber:..................................(sebutkan)
TABEL
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA KESEHATAN
PERAWAT &
NO UNIT KERJA MEDIS FARMASI GIZI TEKNISI MEDIS SANITASI KESMAS
BIDAN JUMLAH %
JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

PUSKESMAS
1
(termasuk PUSTU dan POLINDES)

2 RUMAH SAKIT

3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES

4 SARANA KESEHATAN LAIN

5 DINKES KAB/KOTA

JUMLAH

Sumber:........................(sebutkan)
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
TABEL
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA KESEHATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT TEKNISI
MEDIS FARMASI GIZI SANITASI KESMAS JUMLAH
& BIDAN MEDIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PUSKESMAS ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RUMAH SAKIT …..

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

Sumber:.......................(sebutkan)
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, d
Perawat : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkunga
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
TABEL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH TENAGA MEDIS


NO UNIT KERJA DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI JUMLAH
KELUARGA
1 2 3 4 5 6 7
1 Puskesmas ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI


NO UNIT KERJA
APOTEKER S1 FARMASI D-III FARMASI ASS APOTEKER JUMLAH D-IV/S1 GIZI D-III GIZI D-I GIZI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah dan
swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

Sumber:............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA KEPERAWATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT BIDAN
SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN BIDAN JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA KESMAS TENAGA SANITASI


NO UNIT KERJA
SARJANA KESMAS [a] D-III KESMAS JUMLAH DIII SANITASI DI SANITASI JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah dan
swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

Sumber:............................(sebutkan)
Keterangan: [a] Termasuk S2 dan S3
TABEL
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA
ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI FISIOTERAPIS JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
1 Puskesmas ………

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)


1 RS …………
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
SARANA KESEHATAN LAIN
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK

Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL 60

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA

2 APBD PROVINSI

3 APBN :

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

- ASKESKIN

- DLL (Sebutkan)

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

TOTAL APBD
KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA ………..
TAHUN ………..

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM


2 RUMAH SAKIT JIWA
3 RUMAH SAKIT BERSALIN
4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA
5 PUSKESMAS PERAWATAN
6 PUSKESMAS NON PERAWATAN
7 PUSKESMAS KELILING
8 PUSKESMAS PEMBANTU
9 RUMAH BERSALIN
10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK
11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA
12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN
13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL
14 POLINDES
15 POSKESDES
16 POSYANDU
17 APOTEK
18 TOKO OBAT
19 GFK
20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL
21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
TABEL 62

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………

JUMLAH
NO KECAMATAN DESA/
DESA SIAGA POLINDES POSYANDU
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6

JUMLAH (KAB/KOTA)

Sumber:................(sebutkan)
TABEL 63

INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT


KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 0

JUMLAH JUMLAH PASIEN


JENIS PELAYANAN JUMLAH HARI
NO NAMA RUMAH SAKIT[a] TEMPAT KELUAR MATI MATI >= 48 BOR LOS TOI GDR NDR
UMUM/KHUSUS PERAWATAN
TIDUR (HIDUP + MATI) SELURUHNYA JAM
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Sumber:...........................(sebutkan)
Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta

Anda mungkin juga menyukai