770 122
Ind
p
PEDOMAN PENYUSUNAN
PROFIL KESEHATAN KABUPATEN/KOTA
Pengarah
DR Bambang Hartono, SKM, MSc
Kepala Pusat Data dan Informasi Depkes
Ketua
Bob Susilo Kusumobroto, SKM, MPH
Anggota
Sunaryadi, SKM, MKes
Sugito, SKM, MKes
Nuning Kurniasih, SSi, Apt
Boga Hardhana, SSi, MM
Evida Manullang, SSi
Wardah, SKM
Marlina Indah Susanti, SKM
Sariyono
Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI
351.770 122
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Pusat Data dan
p Informasi
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota. - - Jakarta
Departemen Kesehatan RI, 2008
Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap
pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan
pelayanan minimal adalah Profil Kesehatan Kabupaten/Kota. Dengan demikan dapat
dikatakan bahwa profil kesehatan Kabupaten/Kota ini pada intinya berisi berbagai
data/informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di
Kabupaten/Kota.
Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu dicermati dan sedapat mungkin diusahakan kesesuaian
(kompatibilitas)-nya satu sama lain. Itulah salah satu tujuan dari diterbitkannya buku
Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini.
Buku ini adalah penyederhanaan dari buku Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota tahun 2004, dimana sebelumnya Indikator Indonesia Sehat 2010 dan
Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal dibuat masing-masing satu set, sehingga
ada indikator yang redundant satu dengan yang lainnya. Pada edisi ini indikator-
indikator tersebut digabung sehingga tidak ada indikator yang redundant satu dengan
yang lain dan setiap indikator dibuat definisi operasional beserta formula
perhitungannya.
Pedoman ini disajikan dalam bentuk hard copy (pencetakan buku) dan soft copy (CD)
sehingga memudahkan para pengelola data dalam pembuatan Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota dan dengan harapan semoga bermanfaat bagi Kabupaten/Kota dalam
memantau dan mendukung visi Kabupaten/Kota Sehat.
Jakarta, 2008
Kepala Pusat Data dan Informasi
KATA PENGANTAR i
BAB I : PENDAHULUAN 1
LAMPIRAN
***
Tabel 8 JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA
DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIPERINCI MENURUT
KECAMATAN
KECAMATAN
Tabel 25 JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1 DAN Fe3 MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
Tabel 31 JUMLAH PENDERITA DAN SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN JUMLAH DESA
YANG TERSERANG KLB
DAN
KECAMATAN
BERSIH
***
A. TUJUAN
B. RUANG LINGKUP
1. Jenis Data/Informasi
Periode data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Kabupaten/Kota adalah periode
Januari sampai dengan Desember tahun Profil. Dengan demikian Profil Kesehatan
Kabupaten/Kota X Tahun 2006 berisi data/informasi tahun 2006.
Periode penyusunan profil kesehatan kabupaten/kota dibagi dalam dua tahap yaitu
tahap pertama berupa tabel lampiran (draf awal : Maret) dan tahap kedua berupa
narasi dan tabel (finalisasi : April).
Mengingat Profil Kesehatan Kabupaten/Kota merupakan sarana menyusun rencana
tahunan Kesehatan Kabupaten/Kota tahun berikutnya. dan untuk memantau,
mengevaluasi pencapaian Kabupaten/Kota Sehat dan Pelaksanaan SPM bidang
Kesehatan, maka diharapkan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota telah selesai disusun
bulan April. Ini berarti bahwa Profil Kesehatan Kabupaten/Kota Tahun 2006
diharapkan telah selesai disusun pada bulan April 2007.
Jadwal Tentative Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota
A. PENGUMPULAN DATA
Data untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota ini dapat dikumpulkan dengan
dua macam cara, yaitu secara pasif dan secara aktif. Secara pasif artinya petugas
pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menunggu laporan yang berasal
dari Puskesmas, dari seksi-seksi di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang merupakan
laporan hasil kegiatan Program/ Proyek dan dari Rumah Sakit serta UPT di wilayah kerja
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota tersebut. Sedangkan pengumpulan data secara aktif
berarti petugas pengelola data di Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berupaya aktif
mengumpulkan data ke Puskesmas, ke Rumah Sakit, ke Instansi Dinas Kabupaten/Kota
terkait.
Tingkat keberhasilan pengumpulan data secara aktif jauh lebih besar dibandingkan
dengan pengumpulan data secara pasif. Oleh karena itu diharapkan di Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu memiliki tenaga pengelola data yang mempunyai kecakapan
dalam teknik-teknik pengumpulan data. Hal ini mengingat data/informasi yang
dihasilkan akan akurat apabila data yang dikumpulkan juga akurat.
Sedangkan ditinjau dari metode pengumpulan data, terdapat dua metode yaitu: (a)
metode rutin, dan (b) metode non-rutin. Pengumpulan data metode rutin dilakukan
secara terus menerus yang merupakan kegiatan pengelolaan data harian. Data ini
dikumpulkan dari catatan kegiatan harian atau rekam medik pasien baik yang
berkunjung ke Puskesmas maupun Rumah Sakit serta catatan kegiatan pelayanan
kesehatan di luar gedung Puskesmas. Pengumpulan data metode rutin umumnya
dilakukan oleh petugas unit kesehatan, namun demikian juga dapat dilakukan oleh
kader kesehatan yang melakukan pencatatan kegiatan di Posyandu atau lainnya.
Dengan demikian pengumpulan data secara rutin dapat dilakukan dengan periode waktu
mingguan, bulanan, triwulan, semester atau tahunan.
Pengumpulan data metode non rutin adalah pengumpulan data sewaktu, yang dilakukan
melalui survei, dengan lingkup Kabupaten/Kota, Provinsi atau Nasional yang periodenya
bisa tahunan, tiga tahunan atau lima tahunan. Masing-masing metode ini mempunyai
kelebihan dan kekurangan. Survei misalnya, membutuhkan biaya yang besar dan tidak
diulang dalam periode yang pendek sehingga sulit untuk menggambarkan tren.
Sebaliknya catatan kegiatan rutin mampu menggambarkan tren dengan periode pendek
misalnya bulanan, namun karena kualitas datanya sangat tergantung pelaksanaan
pencatatan di masing-masing unit kerja maka gambaran tren tidak terpola dengan
benar. Idealnya data rutin merupakan backbone (tulang punggung) sumber data. Di
negara maju misalnya, vital registration merupakan catatan yang sangat diandalkan
untuk menghitung angka kelahiran, angka kematian dan angka harapan hidup,
sedangkan medical record diandalkan untuk menghitung angka kesakitan. Dengan
demikian di masa mendatang upaya mengembang-kan vital registration dan medical
Data yang telah dikumpulkan tersebut, kemudian dientri ke dalam format tabel profil
yang telah disediakan, sebagaimana tercantum pada lampiran pedoman ini.
Berdasarkan data yang ada pada tabel-tabel kemudian dilakukan analisis. Terdapat
empat jenis analisis data Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, yaitu:
Untuk mendapatkan hasil analisis data yang baik diperlukan pengetahuan tentang
kesehatan, khususnya epidemiologi. Oleh karena itu, penyusun Profil Kesehatan tidak
cukup hanya para ahli statistik atau informasi kesehatan, melainkan juga ahli-ahli bidang
kesehatan. Akan lebih baik apabila melibatkan para profesional yang ada di
Kabupaten/kota tersebut seperti dokter, sarjana kesehatan masyarakat, apoteker, bidan,
perawat, ahli gizi, ahli kesehatan lingkungan, dan lainnya dalam pelaksanaan analisis
data.
Kegiatan analisis data tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengemasan informasi.
Terdapat berbagai macam bentuk sajian informasi, antara lain dalam bentuk teks, tabel,
grafik, peta atau kombinasinya. Masing-masing bentuk tersebut mempunyai kelebihan
dan kekurangannya yang akan disesuaikan dengan jenis informasi yang disajikan.
Grafik Batang, yaitu sajian distribusi frekuensi yang digambarkan dalam bentuk
bar (batang) untuk membandingkan satu satu nilai atau lebih dari beberapa kategori
140
120 110
102 103 105
99
100 90
80
60 50
38 38 39 40
35
40
202122 22 23 23
20
0
Puskesmas A Puskesmas B Puskesmas C Puskesmas D Puskesmas E Puskesmas F
Sumber: ……………..
8000
7000 6844
2000
1000
0
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Sumber: …………………..
84,06%
Sumber : …………….
Scatter Diagram, yaitu grafik yang berupa kumpulan titik-titik yang berserak yang
menyajikan sepasang pengamatan (data) dari suatu hal/keadaan (yang diletakkan
pada sumbu horisontal dan sumbu vertikal) untuk memperlihatkan ada/tidaknya
hubungan antara keduanya (lihat gambar berikut).
180
170
Tinggi badan dalam cm
160
150
140
50
60 70 80
2001
208,405 Juta
Jumlah penduduk
Sumber : …………………….
Peta, yaitu grafik yang diwujudkan dalam bentuk peta suatu daerah di mana
bagian-bagiannya menunjukkan distribusi frekuensi. Peta ini terutama digunakan
untuk menunjukkan distribusi sesuatu dikaitkan dengan geografi (lihat gambar
berikut).
Sumber : ………………..
A. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Sistematika penyajian Profil Kesehatan adalah sebagai berikut.
Bab-1 : Pendahuluan
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan Profil Kesehatan dan sistematika
dari penyajiannya.
Bab-6 : Kesimpulan
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari Profil Kesehatan Kabupaten/Kota di tahun yang bersangkutan. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang
dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran
Pada lampiran ini berisi resume/angka pencapaian Kab/Kota dan 63 tabel data yang
merupakan gabungan Tabel Indikator Kabupaten sehat dan Indikator pencapaian kinerja
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan.
Profil Kesehatan dapat disajikan dalam bentuk tercetak (berupa buku) atau dalam
bentuk lain (disket, cd-rom, tampilan di situs internet, dan lain-lain).
***
A. GAMBARAN UMUM
1. Luas Wilayah.
2. Jumlah Kecamatan.
3. Jumlah Desa/Kelurahan.
4. Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur.
5. Jumlah Rumah Tangga/Kepala Keluarga.
6. Kepadatan Penduduk.
7. Rasio Beban Tanggungan.
8. Rasio Jenis Kelamin.
9. Persentase Penduduk Laki-laki dan Perempuan berusia 10 Tahun ke Atas menurut
Tingkat Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan.
10. Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melek Huruf.
B. DERAJAT KESEHATAN
C. UPAYA KESEHATAN
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
Pada Pedoman Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota dalam bentuk soft copy
(CD) dilengkapi dengan rumus-rumus sehingga petugas cukup mengisikan data maka
secara otomatis akan tampil jumlah kabupaten/kota, persentase dari indikator yang
ditampilkan dan link data antar tabel satu dengan yang lainnya. Adapun langkah-
langkah pengoperasiannya adalah sebagai berikut :
1. JUDUL
Pada Tabel 1, tulis nama Kabupaten/Kota dan tahun pembuatan profil kesehatan
pada kolom titik-titik (...........) maka untuk tabel-tabel selanjutnya akan tertulis
seperti di Tabel 1.
2. NAMA KECAMATAN
Pada Tabel 1, tulis nama kecamatan yang terdapat di kabupaten/kota, maka untuk
tabel selanjutnya yang ada nama kecamatan akan tertulis seperti pada Tabel
1 (untuk tabel yang hanya memiliki kolom kecamatan saja, tanpa kolom
puskesmas). Tersedia 50 baris nama kecamatan, bila lebih 50 maka dapat meng-
insert baris sesuai dengan jumlah kecamatan yang ada pada Tabel 1. Untuk tabel
selanjutnya setelah meng-insert baris selanjutnya copy nama kecamatan di atasnya
untuk tambahan nama kecamatan tambahan maka akan tampil seperti Tabel 1.
Sedangkan untuk mengurangi baris sesuai dengan kebutuhan, baris terakhir (Jumlah
Kab/Kota) jangan didelete. Seperti contoh Gambar 5.2 di bawah, bila di Kabupaten
hanya terdapat 10 Kecamatan maka baris ke 11 dan 50 dapat didelete.
Gambar 5.2
PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN NO.URUT
Gambar 5.3
PENULISAN NAMA KECAMATAN DAN PUSKESMAS
***
DEFINISI
Desa : Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan istiadat setempat yang diakui dalam sistem pemerintahan
nasional dan berada di bawah kabupaten
Kelurahan : Suatu wilayah lurah sebagai perangkat daerah kabupaten dan/atau daerah kota di bawah kecamatan
Rumah Tangga : Seorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan fisik, dan biasanya tinggal
bersama serta makan dari satu dapur
FORMULA
Rata-rata Jiwa
Rumah Tangga Jumlah penduduk di suatu wilayah tertentu selama 1 tahun x 1.000
Jumlah kepala keluarga (KK) di wilayah dan pada kurun wakt u yang
sama
DEFINISI
Rasio Beban Tanggungan : Perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif (umur di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas)
dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif
Beban Jenis Kelamin : Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu
daerah dan waktu tertentu
FORMULA
Jumlah penduduk usia 15 tahun dan 64 tahun di wilayah dan pada kurun
waktu yang sama x 1.000
Rasio Beban Tanggungan Jumlah penduduk usia 15 - 64 tahun di suatu wilayah tertentu selama 1
tahun
Jumlah penduduk
laki - laki di suatu wila yah terten tu selama 1 tahun x 100
Rasio Jenis Kelamin Jumlah penduduk perempuan di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI
Melek Huruf : Penduduk berusia 10 tahun ke atas yang mampu membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya
FORMULA
Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas yang melek huruf di suatu wilayah pada kurun
Persentase Penduduk waktu tertentu
x 100%
Yang Melek Huruf Jumlah penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayah dan pada kurun waktu yang sama
TABEL
DEFINISI
Lahir Hidup : Suatu kelahiran seorang bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan, dimana bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan, misal: bernafas, ada denyut jantung atau gerakan otot
Lahir mati : Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Kematian Bayi : Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun
Kematian Balita : Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun
FORMULA
DEFINISI
Kematian Ibu : Kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan, dan masa nifas
FORMULA
Angka Kematian Ibu Jumlah ibu hamil yang meninggal karenahami l, bersalin, dan nifas di suatu wila
per 100.000 Kelahiran yah
Hidup x 100.000
tertent u selama 1 tahun
Jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI
Kasus Kecelakaan Kasus kecelakaan lalu lintas adalah jumlah korban (meninggal dunia, cedera berat, cedera sedang, dan cedera
ringan) sebagai akibat dari kecelakaan lalu lintas
: Lalu Lintas
FORMULA
Angka Kecelakaan
Lalu Lintas per
Jumlah korban akibat kecelakaan lalu lintas di suatu wilayah selama 1 tahun
100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayah dan pada kurun waktu yang sama x 100.000
Rasio Korban
per Kejadian Jumlah korban akibat kecelakaan (keadaan luka dan mati)
Jumlah kejadian kecelakaan
Kecelakaan
TABEL 9
DEFINISI OPERASIONAL
AFP rate per 100.000 pddk < Jumlah kasus AFP Non Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 Tahun per tahun di satu wilayah kerja
15 th : pada kurun waktu tertentu.
Penemuan penderita TB Paru Penemuan penderita TB Paru melalui pemeriksaan dahak dan diberikan tatalaksana dan OAT di satu wilayah pada
BTA (+) : kurun waktu tertentu
Penderita TB Paru (+) : Penderita TB Paru yang setelah menerima pengobatan anti TB paru dinyatakan sembuh (hasil pemeriksaan dahaknya
sembuh menunjukkan 2 kali negatif)
Penemuan penderita Penemuan dan tatalaksana penderita pneumonia yang mendapat antibiotik sesuai standar atau pneumonia berat
pneumonia : dirujuk ke RS di satu wilayah pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Acute Flacid Paralysis (AFP) Jumlah kasus AFP Non Polio pada penduduk 15 tahun di satu wilayah kerja pada
rate per 100.000 pddk < 15 th satu
(>=2) x 100.000
kurun waktu tertentu
Jumlah penduduk 15 tahun di satu wilayah kerja pada satu kurun waktu tertentu
Angka Penemuan penderita
TB Paru BTA positif (CDR) JumlahpenderitabaruTBParu BTA yangditemukan
x100%
JumlahpenderitabaruTBParu BTA yangdiperkirakan
ada dalamwilayah et rsebut
Penemuan penderita
Jumlah penderita Pneumonia yang ditangani dalam kurun waktu tertentu 100%
pneumonia Jumlah perkiraan penderita Pneumonia di satu wilayah dalam kurun waktu tertentu
TABEL
DEFINISI
HIV yang ditangani : Klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
IMS ditangani : Kasus Iinfeksi Menular Seksual (IMS) yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta ditangani/diobati sesuai
standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Penderita DBD : Penderita demam tinggi yang mendadak, terus menerus berlangsung 2-7 hari tanpa sebab yang jelas, tanda-tanda
perdarahan dari atau pembesaran hati, serta hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif DBD
Penderita DBD yang Persentase penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP di wilayah kerja pada kurun waktu tahun
ditangani : berjalan
Penderita diare yang Penderita diare yang ditangani adalah jumlah penderita yang diberikan tatalaksana diare pada periode waktu tertentu
ditangani :
FORMULA
Infeksi Menular Seksual (IMS) Jumlah kasus IMS yang ditangani 100 %
yang ditangani Jumlah kasus IMS pada waktu yang sama
Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditangani sesuai SOP
Penderita DBD yang ditangani di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tahun berjalan 100 %
Jumlah penderita penyakit DD dan DBD yang ditemukan
di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u yang sama
Jumlah penderita Diare yang diberikan tatalaksana diare pada periode/kurun waktu tertentu
Penderita Diare yang ditangani Jumlah perkiraan penderita Diare yang ditemukan di sarana kesehatan dan kader 100%
pada periode/kurun waktu tertentu
Jumlah
penderita DBD/Diare 100 .000 / 1000
Angka Kesakitan DBD/Diare Jumlah penduduk pada tempat dan waktu yang sama
TABEL
DEFINISI
Malaria klinis : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil)
Malaria Positif : Kasus dengan gejala klinis malaria (demam tinggi disertai menggigil) dengan pemeriksaan sediaan darah di
laboratorium
Malaria diobati : Kasus malaria yang ditemukan berdasarkan syndrome dan etiologi serta diobati sesuai standar di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
FORMULA
Angka Kesakitan (API/AMI) Jumlah penderita tersangka malaria dan atau positif malaria
1000
Jumlah penduduk pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI
Penderita kusta : Kulit dengan bercak putih atau kemerahan disertai mati rasa atau anestesi
Penebalan saraf tepi yang disertai gangguan fungsi saraf berupa mati rasa dan
kelemahan/kelumpuhan pada otot tangan, kaki dan mata, kulit kering serta pertumbuhan rambut
yang terganggu
Pada pemeriksaan kerokan jaringan kulit (slit=skin=smear) didapatkan adanya kuman M. Leprae
RFT Penderita Kusta yang selesai berobat adalah Penderita kusta yang menyelesaikan pengobatan tepat
: waktu (RFT rate) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
(Release From Treatment)
FORMULA
Penderita Kusta yang Jumlah penderita kusta yang menyelesai kan pengobatan sesuai standar 100 %
selesai berobat (% RFT)
Jumlah penderita kusta yang ditemukan pada periode yang sama
Angka kesakitan
Jumlah penderita kusta
penyakit kusta Jumlah penduduk yang sama 100.000
TABEL
DEFINISI
Penderita filariasis diobati : Kasus filariasis yang mendapatkan tatalaksana di unit pelayanan dan diikuti tatalaksana rumah tangga
FORMULA
DEFINISI
Penyakit Difteri : Infeksi akut yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae ditandai dengan pembentukan membran di
kerongkongan dan aliran udara lainnya yang menyebabkan sulit bernapas
Penyakit Pertusis : Penyakit membran mukosa pernapasan dengan gejala demam ringan, bersin, hidung berair, dan batuk kering
Penyakit Tetanus : Penyakit infeksi akut dan sering fatal yang mengenai sistem saraf yang diisebabkan infeksi bakteri dari luka
terbuka. Ditandai dengan kontraksi otot tetanik dan hiperrefleksi, yang mengakibatkan trismus (rahang terkunci),
spasme glotis, spasme otot umum, opistotonus, spasme respiratoris, serangan kejang dan paralisis
Penyakit : Suatu bentuk tetanus infeksius yang berat, dan terjadi selama beberapa hari pertama setelah lahir. Disebabkan oleh
T. Neonatorum faktor-faktor seperti tindakan perawatan sisa tali pusat yang tidak higienis, atau pada sirkulasi bayi laki-laki dan
kekurangan imunisasi maternal
Penyakit Campak : Penyakit akut yang disebabkan Morbilivirus ditandai dengan munculnya bintik merah (ruam), terjadi pertama kali
saat anak-anak
Penyakit Polio : Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Dapat menyerang semua umur, tetapi biasanya menyerang anak-anak
usia kurang dari 3 tahun yang menyebabkan kelumpuhan sehingga penderita tidak dapat menggerakkan salah satu
bagian tubuhnya
Penyakit Hepatitis B : Peyakit yang disebabkan oleh virus Hepatitis (A, B, C, D, dan E).
FORMULA
DEFINISI
Cakupan Kunjungan : Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) yang
Bayi memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Bayi lahir ditimbang : Jumlah bayi lahir hidup yang ditimbang segera setelah lahir
BBLR : Bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir sampai dengan 24 jam pertama setelah
lahir
BBLR ditangani : Penanganan BBLR meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia,
pemberian ASI dini dan ekslusif, pencegahan infeksi berupa perawatan mata, talipusat, kulit, dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen terpadu bayi muda (MTBM); penanganan penyulit/komplikasi/masalah
pada BBLR dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah menggunakan Buku KIA
FORMULA
Jumlah bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar, paling sedikit
4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu 100.000
Cakupan kunjungan bayi : Seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama. Jika tidak ada
data
dapat digunakan angka estimasi jumlah bayi lahir hidup berdasarkan data BPS/perhitungan
CBR dikalikan jumlah penduduk
Persentase ditimbang :
Jumlah bayi yang ditimbang ketika lahir 100%
Jumlah bayi lahir hidup
Persentase BBLR :
Ditangani Jumlah BBLR ditangani pada satu wilayah dan periode tertentu 100%
Jumlah BBLR pada periode waktu yang sama
TABEL
DEFINISI
Balita yang Naik Balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di luar posyandu yang berat badannya naik di satu wilayah kerja pada
Berat: Badannya kurun waktu tertentu
BGM Balita yang ditimbang berat badannya berada pada garis merah atau di bawah garis merah pada KMS
:
(Bawah Garis Merah)
Gizi Buruk : status gizi menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score < −3, dan atau dengan tanda-tanda klinis
(marasmus, kwasiorkor, dan marasmuskwasiorkor).
Kecamatan bebas Kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita <15% pada kurun waktu tertentu
: rawan gizi
FORMULA
% Balita ditimbang
Jumlah balita yang ditimbang di posyandu maupun diluar posyandu
Jumlah seluruh balita pada periode waktu yang sama
100%
Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu yang berat badannya
% Balita BB Naik naik di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu 100 %
Jumlah balita yang ditimbang diposyandu maupun diluar posyandu di satu wilay ah kerja
terten tu pada kurun wakt u yang sama
Jumlah balita
BGM/Gizi Buruk 100 %
% BGM/%Gizi Buruk Jumlah seluruh balita yang ditimbang
Jumlah
kecamatan dengan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk pada balita 15%
% Kecamatan bebas di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu 100 %
rawan gizi Jumlah kecamatan disatu wil ayah kerja pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan kunjungan ibu hamil K-1 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar yang pertama kali pada masa kehamilan di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 : Cakupan ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar paling sedikit empat kali, dengan distribusi
pemberian pelayanan minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada
triwulan ketiga umur kehamilan dan mendapat 90 tablet Fe selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu.
Cakupan Ibu Nifas : Ibu nifas 6 jam pasca persalinan sampai dengan 42 hari yang telah memperoleh 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
Jumlah sasaran ibu hamil di satu wilayah kerja dalam kurun waktu yang sama = Perkiraan ibu hamil di wilayah kerja yang sama dapat dihitung dengan formula: 1,1 x
CBR Kabupaten/Kota x Jumlah penduduk di wilayah kerja.
FORMULA
Jumlah ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari yang telah memperoleh 3 kali
Persentase cakupan ibu nifas pelayanan nifas sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun wakt u tertentu 100%
Jumlah seluruh ibu nifas 6 jam pasca persalinan s.d 42 hari di satu wilayah
kerja
pada kurun wakt u tertentu
TABEL 18
DEFINISI OPERASIONAL
Cakupan deteksi dini : Cakupan anak umur 0-5 tahun yang dideteksi kesehatan dan tumbuh kembangnya sesuai dengan standar oleh Dokter, Bidan
tumbuh kembang anak dan Perawat, paling sedikit 2 kali per tahun, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
balita (pra sekolah)
Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih (guru
kesehatan siswa SD UKS/dokter kecil) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
dan setingkat
Cakupan pemeriksaan : Cakupan siswa kelas 1 SLTP, kelas 1 SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga
kesehatan siswa terlatih (guru UKS/kader kesehatan sekolah) melalui penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
SMP/SMU
FORMULA
Jumlah anak umur 0 - 5 tahun yang di DDTK oleh nakes sesuai dengan
Cakupan deteksi dini standar,
tumbuh kembang anak 100%
balita dan pra sekolah paling sedikit 2 kali, di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah balita di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama.
Jika tidak ada data dapat digunakan angka estimasi jumlah balita sekitar 10% dari jumlah
penduduk
Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat yang diperiksa kesehatannya melalui penjaringan
Cakupan pemeriksaan kesehatan
kesehatan siswa SD dan 100%
oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
setingkat Jumlah murid kelas 1 SD dan setingkat di satu wilayah kerja pada
kurun waktu yang sama
Jumlah murid kelas1SLTP dan setingkat murid kelas1SMU/SMK dan setingkat yang diperiksa kesehatannya
Cakupan pemeriksaan
kesehatan siswa SMP/SMU melalui penjaringan kesehatan oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Jumlah murid kelas1SLTP dan setingkat murid kls1SMU/SMK dan setingkat 100%
dan setingkat
di satu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama
TABEL
DEFINISI
Pasangan Usia Subur (PUS) : Pasangan suami istri yang pada saat ini hidup bersama, baik bertempat tinggal resmi dalam satu rumah ataupun
tidak, dimana umur istrinya antara 15 tahun sampai 44 tahun
Peserta KB Baru : Pasangan usia subur yang baru pertama kali menggunakan salah satu cara/alat dan/atau pasangan usia subur
yang menggunakan kembali salah cara/alat kontrasepsi setelah mereka berakhir masa kehamilannya
Cakupan Peserta Aktif KB : Cakupan peserta aktif KB dibandingkan dengan jumlah Pasangan Usia Subur suatu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
FORMULA
DEFINISI
MKJP : Metode kontrasepsi jangka panjang yang meliputi IUD, MOP/MOW, dan implant
Non MKJP : Metode kontasepsi jangka pendek yang meliputi suntik, pil, kondom, dan obat
vagina MOW : Medis Operatif Pria
MOP : Medis Operatif Wanita
TABEL
DEFINISI
Desa /kelurahan Universal
Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana 80% dari jumlah bayi yang
Child Immunization (UCI):
ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu
tertentu
FORMULA
DEFINISI
DO (drop out) : Bayi yang tidak mendapat imunisasi lengkap dengan mendeteksi bayi yang mendapat imunisasi DPT 1 tetapi
tidak terdeteksi pada imunisasi campak
Bayi diimunisasi lengkap : Bayi yang mendapatkan imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, HB 3 kali, Polio 4 kali, dan Campak 1 kali
FORMULA
Jumlah
bayi yang mendapat imunisasi DPT1 - imunisasi campak
di satu wilay ah selama satu
tahun
x 100%
Persentase DO Jumlah bayi yang mendapat imunisasi DPT1 yang ada
di wilayah dan pada tahun yang sama
DEFINISI
Cakupan pemberian MP- Pemberian Makanan pendamping ASI dengan porsi 100 gr/hari selama 90 hari.
ASI pada anak 6-24 bln :
Gakin
Cakupan Balita mendapat : Cakupan bayi 6-11 bln mendapat kapsul vitamin A 1 kali dan anak umur 12-59 bln mendapat kapsul vitamin A
kapsul Vit.A 2 kali/tahun dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Balita Gizi buruk Bila gizi buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana gizi buruk di satu wilayah kerja
mendapat perawatan pada kurun waktu tertentu.
:
FORMULA
Jumlah
anak BGM usia 6 – 24 bulan dari Gakin yang mendapat MP - ASI
Cakupan Pemberian MP- di suatu wila yah kerja pada kurun wakt u tertentu 100 %
ASI pada anak 6-24 bln Jumlah seluruh anak 6 - 24 bln BGM dari Gakin di suatu wila yah kerja
Gakin pada kurun wakt u tertentu
Cakupan Balita mendapat Jumlah Balita mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi
kapsul Vit.A 2 kali per di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
100 %
tahun Jumlah Balita yang ada di satu wilay ah kerja
pada kurun wakt u yang sama
DEFINISI OPERASIONAL
Fe1 : Ibu hamil yang mendapat 30 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
Fe3 : Ibu hamil yang mendapat 90 tablet Fe (suplemen zat besi) selama periode kehamilannya di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu
FORMULA
DEFINISI OPERASIONAL
Imunisasi TT WUS : Pemberian imunisasi TT pada Wanita Usia Subur (15-39 th) sebanyak 5 dosis dengan interval tertentu berguna bagi
kekebalan seumur hidup
Pemberian TT2 : Selang waktu pemberian minimal 4 minggu setelah TT1 dengan masa perlindungan 3 tahun
Pemberian TT3 : Selang waktu pemberian minimal 6 bulan setelah TT2 dengan masa perlindungan 5 tahun
Pemberian TT4 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT3 dengan masa perlindungan 10 tahun
Pemberian TT5 : Selang waktu pemberian minimal 1 tahun setelah TT4 dengan masa perlindungan 25 tahun
FORMULA
Cakupan WUS
Jumlah WUS mendapat imunisasi (TT1 -
mendapat Imunisasi 100 %
Jumlah WUS TT5)
(TT1-TT5)
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Akses terhadap ketersediaan darah Ibu hamil dan post partum yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya
di rumah sakit pemerintah dan swasta
: dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan bumil
Akses terhadap ketersediaan darah Neonatus yang dirujuk dan mendapatkan darah yang aman dan sesuai kebutuhannya di rumah sakit
pemerintah dan swasta
: dan komponen yang aman untuk
menangani rujukan neonatus
FORMULA
Jumlah bumil dan post partum rujukan yang mendapatka n darah dan komponen yang aman
Ibu Hamil Risti/komp : Ibu hamil Risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
yang tertangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED
dan PONEK (Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Emergensi
Komprehensif).
Neonatus Risti / Cakupan neonatus risti/komplikasi di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas Perawatan dan RS pemerintah/swasta.
: komplikasi yang
tertangani
FORMULA
Jumlah bumil risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
Ibu Hamil Risti di puskesmas perawatan & RS pemerintah /swasta
/Komplikasi yang 100 %
Jumlah seluruh ibu hamil risti/komp likasi di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u
ditangani
yang sama (20% dari total bumil)
Jumlah neonatus risti/komp likasi yang tertangan i dari satu wilay ah kerja
Neonatus risti / Perawatan dan RS pemerintah /swasta
komplikasi yang pada kurun wakt u tertentu di Puskesmas 100 %
Neonatus risti yang datang dan atau dirujuk dari satu wilay ah kerja pada kurun wakt u
tertangani
yang sama di Puskesmas Perawatan dan RS Pemerintah /swasta
TABEL
DEFINISI
Sarana Kesehatan Cakupan sarana kesehatan (Rumah Bersalin, Puskesmas dan Rumah Sakit) yang telah mempunyai kemampuan
untuk melaksanakan pelayanan gawat darurat sesuai standar dan dapat diakses oleh masyarakat dalam kurun waktu
: Dengan Kemampuan tertentu.
Pelayanan Gawat
Darurat yang dapat di
akses masyarakat
FORMULA
DEFINISI
Kejadian Luar Biasa : Timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan atau kematian yang bermakna secara epidemiologis pada
suatu desa /kelurahan dalam waktu tertentu.
Desa/ kelurahan KLB : Terjadi peningkatan kesakitan atau kematian penyakit potensial KLB, penyakit karantina atau keracunan makanan
Ditangani < 24 jam : Penyelidikan dan penanggulangan KLB kurang dari 24 jam sejak laporan W1 diterima sampai penyelidikan
dilakukan dengan catatan selain formulir W1 dapat juga berupa faximili atau telepon
Desa/kelurahan
Mengalami KLB yang : Desa/Kelurahan yang mengalami KLB dan dilakukan penyelidikan < 24 jam oleh Kabupaten/Kota terhadap
ditangani < 24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) pada periode/kurun waktu tertentu.
FORMULA
Persentase Desa Terkena Jumlah KLB di desa/kelur ahan yang ditanggula ngi
Kejadian Luar Biasa =
24 jam pada periode/ku run waktu tertentu
(KLB) Yang Ditangani x 100%
Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelur ahan
<24 jam
pada periode/ku run waktu yang sama
TABEL
DEFINISI
Penduduk Terancam : Penduduk yang tinggal di daerah (kelurahan/desa) yang terkena kejadian luar biasa
Attack Rate : Angka pengukuran yang dipakai untuk menghitung insidens kasus baru selama kejadian wabah. Angka serangan
sekunder dihitung berdasarkan jumlah kasus baru yang sebelumnya mengadakan kontak dengan kasus primer
(kasus yang menjadi sumber penularan) dalam masa inkubasi penyakit tersebut. Penyebut merupakan jumlah total
orang yang terpapar dengan kasus primer pada masa yang sama
CFR Persentase orang yang meninggal karena suatu penyakit terhadap seluruh kasus penyakit yang sama
:
(Case Fatality Rate)
FORMULA
DEFINISI
Bayi yang mendapat : Bayi yang hanya mendapat ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu
ASI Eksklusif tertentu.
FORMULA
Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir sampai
Persentase Bayi Yang
usia 6 bulan di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu x 100%
Mendapat ASI Jumlah seluruh bayi usia 0 - 6 bulan di satu wilay ah kerja
Eksklusif
pada kurun wakt u yang sama
TABEL
DEFINISI
Desa dengan Garam Desa/kelurahan dengan 21 sampel garam konsumsi yang diperiksa hanya ditemukan tidak lebih dari satu sampel
garam konsumsi dengan kandungan yodium kurang dari 30 ppm pada kurun waktu tertentu
: Beryodium Baik
FORMULA
DEFINISI
Pemeriksaan Gigi bentuk upaya promotif, preventif, dan kuratif sederhana seperti pencabutan gigi sulung, pengobatan, dan
penambalan sementara, yang dilakukan baik di sekolah maupun dirujuk ke Pus-kesmas minimal 2 kali dalam
: dan Mulut setahun
UKGS : Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
FORMULA
DEFINISI
Upaya Penyuluhan : Semua usaha secara sadar dan berencana yang dilakukan untuk memperbaiki perilaku manusia sesuai
prinsip- prinsip pendidikan dalam bidang kesehatan.
Penyuluhan Massa : Penyuluhan yang dilakukan dengan sasaran massal, seperti pameran, pemutaran film, melalui media massa
(cetak dan elektronik)
TABEL
DEFINISI
Jaminan Pemeliharaan : Suatu cara penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan azas usaha bersama dan
Kesehatan Pra-Bayar kekeluargaan, berkesinambungan, dengan mutu yang terjamin dan biaya yang terkendali
Askes : Asuransi kesehatan yang dikelola oleh PT Askes Indonesia yang para anggota utamanya merupakan para pegawai
negeri baik sipil maupun non-sipil ternasuk anak-anak mereka juga dijamin sampai dengan usia 21 tahun. Juga para
pensiunan beserta istri ataupun suami juga dijamin seumur hidup.
Jamsostek Program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu
: dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial
(jaminan sosial tenaga
kerja)
Askeskin : Kartu yang dikeluarkan oleh PT. ASKES dengan maksud membantu masyarakat miskin yang digunakan berobat
ke fasilitas kesehatan pemerintah tanpa dipungut biaya
Cakupan JPK
Proporsi penduduk terlindungi JPK (PT. Askes, PT. Jamsostek,Askeskin, dan Asuransi Komersial) di satu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu
: Pra-bayar
FORMULA
DEFINISI
Masyarakat Miskin : Masyarakat yang berdasarkan kriteria pemerintah ditetapkan sebagai kategori miskin
Masyarakat Miskin
Masyarakat miskin yang memperoleh pelayanan kesehatan (rawat jalan/inap) di sarana pelayanan kesehatan
: Mendapat Yankes pemerintah dan swasta, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
Persentase Masyarakat Proporsi penduduk miskin yang terlindungi oleh JPK (subsidi Pemerintah dan Pemda) di satu wilayah kerja pada
Miskin dicakup JPKM : kurun waktu tertentu
Bayi Masy.kin BGM Pemberian (Makanan Pendamping ASI) MP-ASI pada bayi BGM dari penduduk miskin dengan porsi 100 gram per
Mendapat MP ASI hari selama 90 hari
FORMULA
Persentase Masyarakat Jumlah kunjungan pasien baru dan lama rawat jalan/kunj ungan rawat inap masyarakat miskin
Miskin Mendapat Yankes
di sarana kesehatan pemerintah dan swasta pada kurun wakt u
(rawat jalan/inap) 100%
tertentu Jumlah masyarakat miskin di wilayah dan periode waktu
yang sama
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Pelayanan Kesehatan : Suatu upaya pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat pekerja, baik berupa kegiatan
Kerja peningkatan/promotif kesehatan kerja, pencegahan/preventif dan penyembuhan/kuratif penyakit akibat kerja (PAK)
dan atau penyakit akibat hubungan kerja (PAHK), serta pemulihan/rehabilitatif penyakit PAK dan PAHK yang
dilakukan oleh institusi pelayan kesehatan (Poliklinik, atau di kontrakkan kepada Pihak ketiga dan atau di
Puskesmas/Balai Kesehatan Kerja/ Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)) di satu wilayah kerja tertentu
Pekerja Formal : Tenaga kerja yang melakukan pekerjaannya pada suatu instansi/unit usaha yang mempunyai izin dan terstruktur
seperti : karyawan Pemerintah/BUMN/TNI/Kepolisian, karyawan perusahaan baik berskala besar, menengah, dan
kecil yang mempunyai izin usaha
FORMULA
Cakupan pelayanan Pra usia lanjut dan usia lanjut yang memperoleh pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada pada pedoman, di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
: kesehatan pra usia
lanjut dan usia lanjut
FORMULA
Desa/ Kelurahan Desa/ kelurahan yang penduduknya ada yang menderita GAKY
: Endemis Yodium
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Darah Donor diskrining : Darah donor diskrining dengan menggunakan reagen yang sensitivity > 90 % di satu wilayah kerja pada kurun
terhadap HIV/AIDS waktu tertentu.
FORMULA
Darah Donor Positif HIV Darah donor diskrining positif HIV 100%
Jumlah seluruh darah donor yang diskrining
TABEL
DEFINISI OPERASIONAL
Kunjungan Rawat : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik tanpa tinggal
Jalan di ruang rawat inap pada sarana kesehatan
Cakupan Rawat Jalan : Cakupan kunjungan rawat jalan baru di sarana kesehatan pemerintah dan swasta di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
Kunjungan pasien baru: Seseorang yang baru berkunjung ke sarana kesehatan dengan kasus penyakit baru
Kunjungan Rawat Inap : Pelayanan keperawatan kesehatan perorangan yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, rehabilitasi medik dan tinggal di
ruang rawat inap pada sarana kesehatan
Cakupan Rawat Inap: Cakupan kunjungan rawat inap baru di sarana pelayanan kesehatan swasta dan pemerintah di satu wilayah kerja pada kurun
waktu tertentu
Sarana kesehatan : Tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain; rumah sakit pemerintah dan swasta, puskesmas, balai pengobatan pemerintah
dan swasta, praktek bersama dan perorangan
Kunjungan Gangguan :
Jiwa Kunjungan pasien yang mengalami gangguan kejiwaan, yang meliputi gangguan pada perasaan, proses pikir dan perilaku, yang
menimbulkan penderitaan pada individu dan atau hambatan dalam melaksanakan peran sosialnya
FORMULA
Jumlah kunjungan pasien baru rawat jalan
Persentase Rawat Jalan
di sarana kesehatan dalam kurun wakt u 100%
tertentu Jumlah penduduk di satu wilayah
dalam
kurun waktu yang sama
Jumlah kunjungan rawat inap baru yang mendapatka n
Persentase Rawat Inap
pelayanan kesehatan di Poli Umum, baik dalam dan luar
gedung di satu wilay ah kerja pada kurun wakt u tertentu
100 %
Jumlah penduduk di satu wilay ah
kerja pada kurun wakt u yang sama
Jumlah kunjungan kasus gangguan jiwa yang terlayani
Persentase Kunjungan di Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta 100 %
Gangguan Jiwa
Jumlah seluruh kunjungan baru dan lama di
Puskesmas dan Rumah Sakit Pemerintah dan Swasta
TABEL 43
DEFINISI OPERASIONAL
4 Spesialis Dasar : Pelayanan-pelayanan kandungan dan kebidanan, bedah, penyakit dalam, dan anak
FORMULA
DEFINISI
Ketersediaan Obat : Tingkat persediaan obat di instalasi farmasi Kabupaten/Kota untuk memenuhi kebutuhan pelayanan dasar di suatu
sesuai kebutuhan Kab/Kota pada kurun waktu tertentu
Kebutuhan Obat : Jumlah item obat yang dibutuhkan untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan
Kesehatan Kabupaten/Kota di satu wilayah kerja, pada kurun waktu yang sama.
Pengadaan Obat : Pengadaan item obat untuk pelayanan kesehatan dasar di Unit Pengelola Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
FORMULA
DEFINISI
Rumah Tangga ber : Rumah tangga yang seluruh anggotanya berperilaku hidup bersih dan yang meliputi 10 indikator, yaitu
PHBS (Perilaku Hidup pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, balita diberi ASI eksklusif, mempunyai jaminan pemeliharaan
Bersih dan Sehat) kesehatan, tersedia air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, lantai rumah
bukan dari tanah (indikator terpilih); tidak merokok, melakukan aktivitas fisik setiap hari, makan sayur dan
buah setiap hari.
FORMULA
DEFINISI
Posyandu Aktif :
Posyandu aktif adalah jumlah posyandu aktif yang ada di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Posyandu aktif adalah posyandu yang melaksanakn kegiatan hari buka dengan frekuensi lebih dari 8 kali per tahun,
rata-rata jumlah kader yang bertugas 5 orang atau lebih, cakupan utama (KIA,KB,Gizi,imunisasi lebih dari 50% dan
sudah ada atau lebih program tambahan, serta cakupan dana sehat < 50%.
Posyandu Pratama : Posyandu yang kegiatan pelayanannya belum rutin dan jumlah kader masih terbatas
Posyandu Madya : Posyandu dengan kegiatan lebih teratur dibandingkan posyandu pratama dan jumlah kader 5 orang
Posyandu Purnama : Posyandu dengan frekuensi kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya yaitu KB, KIA, Gizi dan Imunisasi lebih dari 50%, serta sudah ada program tambahan
Posyandu Mandiri : Sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur, cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan
Dana Sehat telah menjangkau 50% KK
FORMULA
DEFINISI
Rumah Sehat : Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan yaitu rumah yang memiliki jamban
sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik,
kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah.
FORMULA
DEFINISI
Air Bersih : Sumber air untuk keperluann minum/masak serta mandi/cuci sebagian besar penduduk
Air Ledeng : Air yang diproduksi melalui proses penjernihan dan penyehatan sebelum dialirkan kepada konsumen melalui suatu
instalasi berupa saluran air. Sumber air ini diusahakan oleh PAM, PDAM, atau BPAM, baik dikelola pemerintah
maupun swasta
SPT : Sumur Pompa Tangan
Air Kemasan : Air yang diproduksi dan didistribusikan oleh suatu perusahaan dalam kemasan botol dan kemasan gelas serta air
minum isi ulang
FORMULA
Sarana Air Bersih yang Jumlah SAB yang diperiksa pada periode/kurun
memenuhi syarat
kesehatan di lingkungan waktu tertentu
pemukiman Jumlah SAB yang ada pada periode/kurun x 100%
waktu tertentu
TABEL
DEFINISI
Jamban : Tempat buang air besar yang pembuatannya memenuhi syarat-syarat kesehatan, antara lain menggunakan tangki
septik
Sarana Sanitasi Dasar : Jumlah sarana sanitasi dasar yang memenuhi syarat kesehatan dibagi dengan sarana sanitasi dasar yang diperiksa
yang memenuhi syarat periode/kurun waktu tertentu
kesehatan di
lingkungan pemukiman
FORMULA
Sarana Sanitasi Dasar Jumlah sarana sanitasi dasar yang diperiksa pada periode/ku run
yang memenuhi syarat waktu tertentu x 100%
kesehatan di lingkungan Jumlah sarana sanitasi dasar yang ada pada periode/ku run
pemukiman waktu tertentu
TABEL
DEFINISI
Tempat-tempat Suatu tempat yang dimanfaatkan oleh masyarakat umum seperti hotel, terminal, pasar, pertokoan, depot air isi ulang,
bioskop, jasa boga, tempat wisata, kolam renang, tempat ibadah, restoran dan lain-lain
: umum
Tempat umum yang : Terpenuhinya akses sanitasi dasar (air, jamban, limbah, sampah), terlaksananya pengendalian vektor, higiene sanitasi
memenuhi syarat makmin, pencahayaan dan ventilasi sesuai dengan kriteria, persyaratan dan atau standar kesehatan
FORMULA
TABEL
DEFINISI
Institusi yang Dibina : Unit kerja yang dalam memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan risiko/dampak kesehatan; mencakup RS,
Puskesmas, Sekolah, Instalasi pengolahan air minum, perkantoran, industri rumah tangga, dan industri kecil serta
tempat penampungan pengungsi.
Instalasi Pengolahan : Instalasi yang telah melaksanakan pengawasan internal dan eksternal (oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) sesuai
Air Minum dengan KepMenkes 907/SK/VII/2002 dengan jumlah sample air yang diperiksa memenuhi persyaratan bakteriologis
95% , dan tidak ada parameter kimia yang berdampak langsung terhadap kesehatan.
Sarana Pelayanan Sarana Pelayanan Kesehatan yang effluentnya memenuhi baku mutu limbah cair, mengelola limbah padat dengan
baik, tersedia air cukup kuantitas dan kualitas, higiene sanitasi makanan dan minuman, pengendalian vektor serta
: Kesehatan binatang pengganggu.
Sarana Pendidikan dan Sarana Pendidikan dan Perkantoran yang mempunyai sarana pengolahan limbah cair, limbah padat dengan baik,
tersedia air cukup (kuantitas dan kualitas), penerangan, ventilasi, pengendalian vector dan binatang pengganggu
: Perkantoran lainnya.
TABEL
DEFINISI
Rumah/bangunan bebas : Rumah/bangunan yang bebas jentik nyamuk Aedes di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
jentik nyamuk Aedes
FORMULA
FORMULA
TABEL
DEFINISI
TABEL
DEFINISI
Dokter yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
Dokter spesialis yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
Dokter keluarga yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan keluarga di suatu wilayah
Dokter gigi yang dimaksud adalah yang memberi-kan pelayanan kesehatan gigi dan mulut di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
FORMULA
TABEL 56
DEFINISI OPERASIONAL
Apoteker yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kefarmasian di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
Ahli Gizi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang gizi di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D4/S1
FORMULA
TABEL
DEFINISI
Bidan yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
Perawat yang dimaksud adalah yang memberikan pelayanan kesehatan di suatu wilayah (PNS maupun bukan)
FORMULA
TABEL
DEFINISI
Ahli Sanitasi yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan lingkungan di suatu wilayah dengan pendidikan D1 – D3
Ahli Kesehatan Masyarakat yang dimaksud adalah yang bertugas di bidang kesehatan masyarakat di suatu wilayah dengan
pendidikan S1 – S3
FORMULA
Rata-rata Ahli Jumlah ahli sanitasi yang bertugas di bidang
Sanitasi per
100.000 Penduduk kesehatan lingkungan di suatu wilayah x 100.000
Jumlah penduduk di wilayah dan pada
tahun yang sama
TABEL 59
DEFINISI OPERASIONAL
Pranata Anastesi : Seorang yang ahli yang melakukan anastesi (bius) sebelum pasien dirawat
Fisioterapis : Seorang terapis yang mengobati kecelakaan atau disfungsi dengan latihan dan pengobatan fisik lainnya bagian
tubuh yang mengalami kerusakan
FORMULA
sama
Jumlah Fisioterapis Masyarakat yang
Rata-rata Fisioterapis
bertugas di suatu wilayah
per 100.000 Penduduk Jumlah penduduk di wilayahdan pada tahun yang
TABEL
DEFINISI
x 100.000
TABEL
DEFINISI
Persentase Anggaran
Dana yang disediakan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan yang dilalokasikan melalui APBD
: Kesehatan Dalam
APBD Kabupaten/Kota
Anggaran Kesehatan Jumlah anggaran yang dialokasikan oleh Pemerintah (melalui APBN, APBD, dan PHLN) untuk biaya
penyelenggaraan upaya kesehatan per kapita per tahun
: Pemerin-tah per Kapita
per tahun
FORMULA
Jumlah
alokasi anggaran kesehatan pemerintah
Anggaran Kesehatan dalam 1 tahun (ribuan rupiah)
Peme-rintah per Kapita
Jumlah penduduk pada tahun yang sama
per tahun (ribuan rupiah)
TABEL
DEFINISI
Desa Siaga : Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki sekurang-kurangnya sebuah Pos Kesehatan Desa
(Poskesdes)
TABEL
DEFINISI
BOR : (Bed Occupancy Rate) Persentase pemakaian tempat tidur pada satu-satuan waktu tertentu
TOI : (Turn Over Interval) Rata-rata hari tempat tidur tidak ditempati dari saat terisi ke saat terisi
berikutnya GDR : (Gross Death Rate) angka kematian umum untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
NDR : (Net Death Rate) angka kematian · 48 jam setelah dirawat untuk tiap-tiap 1000 penderita keluar
FORMULA
LOS
Jumlah hari perawatan pasien keluar x 100%
Length of Stay
Jumlah pasien keluar (hidup mati)
TOI (Jumlah te mpat tidur x hari) - hari perawatan rumah sakit x 100%
Turn Over Interval
Jumlah pasien keluar (hidup mati)
NDR
Jumlah pasien mati 48 jam dirawat
Net Death Rate Jumlah pasien keluar (hidup mati) x 1000
RESUME PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
A. GAMBARAN UMUM
1 Luas Wilayah ………. Km2 Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan ………. Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk ………. Jiwa Tabel 1
4 Kepadatan Penduduk /Km2 ………. Jiwa/Km2 Tabel 1
5 Jumlah Penduduk Laki-laki ………. Jiwa Tabel 2
6 Jumlah Penduduk Perempuan ………. Jiwa Tabel 2
7 Rasio Beban Tanggungan ………. Tabel 2
8 Rasio Jenis Kelamin ………. Tabel 2
9 Pddk 10 th keatas Melek Huruf ………. % Tabel 5
10 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) ………. % Tabel 5
11 Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan) ………. % Tabel 5
B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
12 Jumlah Lahir Hidup ………. Bayi Tabel 6
13 Jumlah Bayi Mati ………. Bayi Tabel 6
14 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) ………. Tabel 6
15 Jumlah Balita Mati ………. Balita Tabel 6
16 Angka Kematian Balita (dilaporkan) ………. Tabel 6
17 Jumlah Kematian Ibu Maternal ………. Ibu Tabel 7
18 Angka Kematian Ibu (dilaporkan) ………. Tabel 7
C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
47 Kunjungan Ibu Hamil (K1) ………. % Tabel 17
48 Kunjungan Ibu Hamil (K4) ………. % Tabel 17
49 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan ………. % Tabel 17
50 Deteksi Dini Tumbang Anak Balita ………. % Tabel 18
51 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI ………. % Tabel 18
52 Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU ………. % Tabel 18
53 Peserta KB Baru ………. % Tabel 19
54 Peserta KB Aktif ………. % Tabel 19
55 Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) ………. % Tabel 20
56 Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) ………. % Tabel 21
57 Desa/Kelurahan UCI ………. % Tabel 22
58 Cakupan Imunisasi Campak Bayi ………. % Tabel 23
59 Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak ………. % Tabel 23
60 MP-ASI Bayi BGM ………. % Tabel 24
61 Anak Balita Mendapat Vit.A 2x ………. % Tabel 24
62 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan ………. % Tabel 24
63 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 ………. % Tabel 25
64 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 ………. % Tabel 25
65 WUS dg imunisasi TT5 ………. % Tabel 26
66 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk ………. % Tabel 27
67 Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk ………. % Tabel 27
68 Bumil Risti/Komplikasi ………. % Tabel 28
69 Bumil Risti/Komplikasi ditangani ………. % Tabel 28
70 Neonatal Risti dirujuk ………. % Tabel 28
71 Neonatal Risti dirujuk dan ditangani ………. % Tabel 28
72 Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar ………. % Tabel 29
73 Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam ………. % Tabel 30
74 Bayi yang diberi ASI Eksklusif ………. % Tabel 32
75 Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik ………. % Tabel 33
76 Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap ………. % Tabel 34
77 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) ………. % Tabel 34
78 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) ………. % Tabel 34
79 Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar ………. % Tabel 36
80 Penduduk Miskin dicakup JPKM ………. % Tabel 37
81 Penduduk Miskin Mendapat Yankes ………. % Tabel 37
82 Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI ………. % Tabel 37
NO INDIKATOR ANGKA/NILAI No. Lampiran
83 Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila ………. % Tabel 39
84 WUS yang diberi Kapsul Yodium ………. % Tabel 40
D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Tenaga Kesehatan
102 Jumlah Tenaga Medis ………. Orang Tabel 53
103 Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan ………. Orang Tabel 53
104 Jumlah Tenaga Farmasi ………. Orang Tabel 53
105 Jumlah Tenaga Gizi ………. Orang Tabel 53
106 Jumlah Tenaga Tehnisi Medis ………. Orang Tabel 53
107 Jumlah Tenaga Sanitasi ………. Orang Tabel 53
108 Jumlah Tenaga Kesmas ………. Orang Tabel 53
109 Jumlah Tenaga Kesehatan ………. Orang Tabel 53
110 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis ………. Orang Tabel 55
111 Jumlah Tenaga Dokter Umum ………. Orang Tabel 55
112 Jumlah Tenaga Dokter Gigi ………. Orang Tabel 55
JUMLAH (KAB/KOTA)
RASIO
JUMLAH PENDUDUK RASIO
JUMLAH BEBAN
NO KECAMATAN LAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN) JENIS
PENDUDUK TANG
KELAMI
<1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML GUNGAN
N
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN
1 2 3 4 5
1 <1
2 1-4
3 5-9
4 10 - 14
5 15 - 19
6 20 - 24
7 25 - 29
8 30 - 34
9 35 - 39
10 40 - 44
11 45 - 49
12 50 - 54
13 55 - 59
14 60 - 64
15 65 - 69
16 70 - 74
17 75+
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.......................(sebutkan)
TABE
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT
TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
LAKI-LAKI PEREMPUAN
TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/ TIDAK/
AK/ AK/
NO KECAMATAN BELUM BELU SLTP/ SLTA/ UNIVERSI BELUM BELU SLTP/ SLTA/ UNIVERSI
SD/MI DIPLO JUMLAH SD/MI DIPLO JUMLAH
PERNAH M MTs MA TAS PERNAH M MTs MA TAS
MA MA
SEKOLAH TAMA SEKOLAH TAMA
T SD T SD
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.......................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH
JUMLAH JUMLAH JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAHIR HIDUP+ % LAHIR
LAHIR HIDUP LAHIR MATI BAYI BALITA BALITA
MATI
LAHIR MATI MATI MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)
Sumber:................(sebutkan)
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN)
Sumber:................(sebutkan)
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH
PENDUDUK DIRINCI MENURUT KECAMATAN
TAHUN …………………
Sumber:................(sebutkan)
TABEL
AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
TB PARU
CAKUPAN TAHUN INI CAKUPAN TAHUN LALU PNEUMONIA
AFP <
NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+) % JML JML PEND BALITA % BALITA
15 TH KLINIS BTA (+) SEMBUH
DIOBATI SEMBUH PENDERITA BALITA DITANGANI DITANGANI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN
Sumber:.........................(sebutkan)
Keterangan:
- Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL
HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN
Sumber:.........................(sebutkan)
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
TABEL 11
MALARI
NO KECAMATAN PUSKESMAS A
% POSTIF
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK
Sumber:.........................(sebutkan)
Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk) AMI
untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)
TABEL
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
KUSTA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..........................(sebutkan)
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:................(sebutkan)
TABEL 16
STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KECAMATAN RAWAN GIZI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS
KABUPATEN/KOTA 0
TAHUN 0
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..............................(sebutkan)
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 22
1 2 3 4 5 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH IMUNISASI DO
NO KECAMATAN PUSKESMAS BAYI BCG DPT1+HB1 DPT3+HB3 POLIO3 CAMPAK HEPATITIS B3 (%)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
JUMLAH (KAB/KOTA)
% BAYI DIIMUNISASI LENGKAP
Sumber:.........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:............................(sebutkan)
TABEL 25
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
TT 1 TT 2 TT 3 TT 4 TT 5
NO KECAMATAN PUSKESMAS WUS
JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
1 RUMAH SAKIT
2 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
BUMIL NEONATAL
BUMIL RISTI/ NEONATAL
JUMLAH RISTI/KOMPLIKASI JUMLAH RISTI/KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KOMPLIKASI RISTI/KOMPLIKASI
IBU DITANGANI NEONATAL DITANGANI
HAMIL JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
4 PUSKESMAS
5 SARANA YANKES.LAINNYA
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT
KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:..................................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN
SERTA JUMLAH KECAMATAN DAN DESA YANG TERSERANG KLB
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:
TABEL
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH DESA/KEL
% DESA/KEL DG
JUMLAH DESA/KEL DG GARAM
NO KECAMATAN PUSKESMAS GARAM BERYODIUM
DISURVEI BERYODIUM YG
YG BAIK
BAIK
1 2 3 4 5 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:
TABEL 34
Sumber:........................(sebutkan)
TABEL 35
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
PENYULUHAN KESEHATAN
JUMLAH SELURUH
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEGIATAN JUMLAH KEGIATAN
JUMLAH
PENYULUHAN PENYULUHAN MASSA
KELOMPOK
1 2 3 4 5 6
SUB JUMLAH I
1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
2 Rumah Sakit
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:........................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
PERSENTASE
Sumber:..............................(sebutkan)
Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
TABEL
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN
KABUPATEN/KOTA …………
TAHUN …………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 38
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL
PRA USILA (45-59 TH) USILA (60TH+) PRA USILA DAN USILA
NO KECAMATAN PUSKESMAS DILAYAN DILAYAN DILAYAN
JUMLAH I
% JUMLAH I
% JUMLAH I
%
KES KES KES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.................(sebutkan)
TABEL
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:
TABEL
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
DONOR DARAH
JML SAMPEL
NO UNIT TRANSFUSI DARAH JUMLAH JML POSTIF % POSITIF HIV-
DARAH
PENDONOR HIV/AIDS AIDS
DIPERIKSA
1 2 3 4 5 6
JUMLAH
Sumber:
TABEL
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
SUB JUMLAH I
1 RS ….
SUB JUMLAH II
1 Sarana Yankes lainnya
JUMLAH (KAB/KOTA)
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA
JUMLAH PELAYANAN
CAKUPAN KUNJUNGAN (%)
Sumber:............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
4 PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
TABEL
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
KETERSEDIAAN
NO JENIS OBAT* KEBUTUHAN
JUMLAH %
1 2 3 4 5
1
2
RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
BER PHBS * %
DIPANTAU
1 2 3 4 5 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber ……
*) DO lihat ……
TABEL 46
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:....................................(sebutkan)
TABEL 47
RUMAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %
SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT
1 2 3 4 5 6 7 8
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.................................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
KEMASAN
KEMASAN
JUMLAH JUMLAH %
LAINNYA
LAINNYA
JUMLAH
JUMLAH
LEDENG
LEDENG
NO KECAMATAN PUSKESMAS KELUARGA KELUARGA KELUARGA
PAH
PAH
SGL
SGL
SPT
SPT
YANG ADA DIPERIKSA DIPERIKSA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
MEMILIKI
MEMILIKI
MEMILIKI
DIPERIKSA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
MEMILIK
MEMILIK
MEMILIK
% SEHAT
% SEHAT
% SEHAT
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
SEHAT
SEHAT
SEHAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KK
% KK
% KK
% KK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
KK
KK
KK
KK
KK
KK
I
I
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:...............................(sebutkan)
TABEL
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
JUMLAH YG
JUMLAH YG
JUMLAH YG
JUMLAH YG
JUMLAH YG
DIPERIKSA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
% SEHAT
% SEHAT
% SEHAT
% SEHAT
% SEHAT
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
SEHAT
SEHAT
SEHAT
SEHAT
SEHAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ADA
ADA
ADA
ADA
ADA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 24
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.....................................(sebutkan)
TABEL 51
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
SARANA KESEHATAN SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAIN JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA % JUMLAH DIBINA %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:.....................................(sebutkan)
TABEL 52
JUMLAH ( KAB/KOTA)
Sumber:..................................(sebutkan)
TABEL
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
TENAGA KESEHATAN
PERAWAT &
NO UNIT KERJA MEDIS FARMASI GIZI TEKNISI MEDIS SANITASI KESMAS
BIDAN JUMLAH %
JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
PUSKESMAS
1
(termasuk PUSTU dan POLINDES)
2 RUMAH SAKIT
3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES
5 DINKES KAB/KOTA
JUMLAH
Sumber:........................(sebutkan)
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi
Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
TABEL
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
TENAGA KESEHATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT TEKNISI
MEDIS FARMASI GIZI SANITASI KESMAS JUMLAH
& BIDAN MEDIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 PUSKESMAS ………
Sumber:.......................(sebutkan)
Keterangan:
Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, d
Perawat : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan Lingkunga
Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dll
Gizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
TABEL
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
Sumber:............................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
TENAGA KEPERAWATAN
NO UNIT KERJA PERAWAT BIDAN
SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN BIDAN JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas ………
Sumber:...........................(sebutkan)
TABEL
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
Sumber:............................(sebutkan)
Keterangan: [a] Termasuk S2 dan S3
TABEL
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA …………………
TAHUN …………………
Sumber:..........................(sebutkan)
TABEL 60
1 APBD KAB/KOTA
2 APBD PROVINSI
3 APBN :
- ASKESKIN
- DLL (Sebutkan)
TOTAL APBD
KAB/KOTA
Sumber:.............................(sebutkan)
TABEL 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN/KOTA ………..
TAHUN ………..
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH
NO KECAMATAN DESA/
DESA SIAGA POLINDES POSYANDU
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:................(sebutkan)
TABEL 63
Sumber:...........................(sebutkan)
Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta